• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HAMBATAN GURU BIOLOGI SMA DI KOTA SEMARANG DAN PEMECAHANNYA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS HAMBATAN GURU BIOLOGI SMA DI KOTA SEMARANG DAN PEMECAHANNYA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HAMBATAN GURU BIOLOGI SMA DI

KOTA SEMARANG DAN PEMECAHANNYA DALAM

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Sinta Ayuningrum

4401410086

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Hambatan Guru Biologi SMA di Kota Semarang dan Pemecahannya dalam Implementasi Kurikulum 2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah merelakan waktu, tenaga, dan pikiran yang tersita demi membantu penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi Strata 1 di Jurusan Biologi FMIPA Unnes.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dalam hal administrasi penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Chasnah Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis demi meningkatkan kualitas skripsi ini.

6. Sri Sukaesih, S.Pd., M.Pd. Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis demi meningkatnya kualitas skripsi ini.

(5)

v

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unnes yang telah memberi ilmu, semangat, dan motivasi selama penulis menempuh perkuliahan.

9. Masrifah, S.Pd., SP Guru Biologi SMA N 2 Semarang yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian. 10. Suprihationo, S.Pd., M.Si. Guru Biologi SMA N 5 Semarang yang telah

berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.

11. Dra. Nina Marlinda, M.Pd. Guru Biologi SMA N 13 Semarang yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.

12. Drs. Maryanta Guru Biologi SMA Kesatrian 1 Semarang yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian. 13. Undang Lukman Hakim, S.Pd. Guru Biologi SMA Kesatrian 2 Semarang

yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.

14. Siswa dan siswi SMA di kota Semarang yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.

15. Kedua orangtua Bapak Agung Dwi Sistiyanto dan Ibu Any Sutrisni, kakak Sindy Bayu Sasmita, dan Eko Achmad Yunanto yang selalu memberikan doa, dukungan, kasih sayang, serta menjadi motivasi utama penulis selama ini. 16. Sahabat-sahabat rombel 3 Pendidikan Biologi 2010 terima kasih atas

semangat dan dukungannya selama ini.

(6)

Tidak ada sesuatupun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan kecuali doa, semoga semua amal baik yang telah diberikan berbagai pihak kepada penulis mendapatkan pahala yang berkah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis berterimakasih terhadap saran dan kritik dari pembaca yang akan dijadikan masukan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis. Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, Januari 2016

(7)

vii

ABSTRAK

Ayuningrum, S. 2016. Analisis Hambatan Guru Biologi SMA di Kota Semarang dan Pemecahannya dalam Implementasi Kurikulum 2013. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Endah Peniati, M.Si.

Kata kunci: evaluasi pembelajaran, hambatan, Kurikulum 2013, pelaksanaan pembelajaran, perencanaan pembelajaran

Keberhasilan Kurikulum 2013 terutama dipengaruhi oleh kemampuan guru yang mengaktualisasikan kurikulum. Hambatan yang ditemui guru dapat berpengaruh pada kinerja guru dalam pembelajaran. Kinerja guru penting dalam mewujudkan pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013 secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hambatan dan mendeskripsikan pemecahan hambatan guru Biologi SMA di kota Semarang dalam implementasi Kurikulum2013. Hasil observasi awal di sekolah yang telah mengimplementasikan Kurikulum 2013 di kota Semarang menunjukkan guru Biologi kelas X mengalami hambatan pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hambatan dan mendeskripsikan upaya pemecahan hambatan guru Biologi SMA di kota Semarang dalam implementasi Kurikulum 2013

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Fokus Penelitian ...3

1.3 Rumusan Masalah ...3

1.4 Penegasan Istilah ...3

1.5 Tujuan Penelitian ...5

1.6 Manfaat Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hambatan Guru Biologi Kelas X Sekolah Menengah Atas(SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) beserta Pemecahannya ...6

2.2 Peran Guru ...9

2.3 Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) ...10

(9)

ix BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...17

3.2 Pendekatan Penelitian ...17

3.3 Sumber Data ...17

3.4 Prosedur Penelitian ...18

3.5 Metode Pengumpulan Data ...24

3.6 Metode Analisis Data ...26

3.7 Pengujian Keabsahan Data ...26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...29

4.2 Pembahasan ...40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...57

5.2 Saran ...57

DAFTAR PUSTAKA ...59

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Deskriptif Persentase Hambatan Guru Biologi Kelas X dalam

Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 ...20 3.2 Kriteria Deskriptif Persentase Hambatan Guru Biologi Kelas X dalam

Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 ...21 3.3 Kriteria Deskriptif Persentase Hambatan Guru Biologi Kelas X dalam

Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013 ...22 3.4 Kriteria Deskriptif Persentase Tanggapan Siswa Kelas X terhadap

Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 ...22 3.5 Kriteria Deskriptif Persentase Tanggapan Siswa Kelas X terhadap

EvaluasiPembelajaran Kurikulum 2013 ...23 3.6 Kriteria deskriptif Persentase Kualitas RPP Kurikulum 2013 Guru Biologi

Kelas X di Kota Semarang Semester Gasal 2014/2015 ...24 3.7 Dimensi, Instrumen, Sumber Data, dan Data yang Diperoleh ...25 4.1 Kualitas RPP Kurikulum 2013 Guru Biologi Kelas X di Kota Semarang

Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015 ...29 4.2 Hambatan Guru Biologi Kelas Xdan Upaya Pemecahannya dalam

menyusun RPP Kurikulum 2013 ...31 4.3 Hambatan Guru Biologi Kelas X dan Upaya Pemecahannya dalam

Menerapkan Model Pembelajaran Kurikulum 2013 ...33 4.4 Hambatan Guru Biologi Kelas X dan Upaya Pemecahannya dalam

Menerapkan Metode Pembelajaran Kurikulum 2013 ...34 4.5 Hambatan Guru Biologi Kelas X dan Upaya Pemecahannya dalam

Memanfaatkan Media Pembelajaran Kurikulum 2013 ...35 4.6 Hambatan Guru Biologi Kelas X dan Upaya Pemecahannya dalam

Memanfaatkan Sumber Belajar ...36 4.7 Hambatan Guru Biologi Kelas X dan Upaya Pemecahannya dalam

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Prosedur Memecahkan Masalah/ Hambatan ...8 2.2 Kerangka Berpikir Analisis Hambatan Guru Biologi SMA di Kota

Semarang dan Pemecahannya dalam Implementasi kurikulum 2013 ...15 4.1 Persentase Kualitas RPP Tahun Ajaran 2014/2015 dan Hambatan Guru

Biologi Kelas X dalam Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 ...32 4.2 Hasil Analisis Angket Hambatan Guru Biologi dan Tanggapan Siswa

Kelas X pada Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 ...37 4.3 Hasil Analisis Angket Hambatan Guru Biologi dan Tanggapan Siswa

Kelas X pada Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013 ...39 4.4 Hambatan Guru Biologi SMA di Kota Semarang dalam Implementasi

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Pedoman Analisis RPP...65

2. Pedoman Analisis RPP ...66

3. Kisi-kisi Kuesioner Guru ...68

4. Pedoman Kuesioner Guru ...69

5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru...81

6. Pedoman Wawancara...82

7. Hasil Analisis Wawancara Guru ...83

8. Kisi-kisi Kuesioner Siswa...84

9. Lembar Kuesioner Siswa ...85

10. Data Identitas Guru sebagai Sampel Penelitian ...87

11. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Guru ...88

12. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Siswa...89

13. Tabulasi Hasil Analisis RPP Guru Biologi ...90

14. Tabulasi Hasil Analisis Angket Guru pada Dimensi Perencanaan Pembelajaran...91

15. Tabulasi Hasil Analisis Angket Guru pada Dimensi Pelaksanaan Pembelajaran...92

16. Tabulasi Hasil Analisis Angket Siswa pada Dimensi Pelaksanaan Pembelajaran...93

17. Tabulasi Hasil Analisis Angket Guru Biologi pada Dimensi Evaluasi Pembelajaran...94

18. Tabulasi Hasil Analisis Angket Siswa pada Dimensi Evaluasi Pembelajaran...95

19. Contoh RPP Kurikulum 2013 Guru Biologi Kota Semarang ...96

20. Contoh Hasil Pedoman Angket/ Kuesioner Guru ...105

21. Contoh Hasil Pedoman Angket/ Kuesioner Siswa ...114

22. Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi ...117

23. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ...118

(13)

xiii

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada era globalisasi yang semakin maju, Indonesia dituntut untuk dapat mencetak lulusan pendidikan yang mampu menghadapi tantangan zaman. Kementerian dan Kebudayaan (Kemdikbud) terus melakukan usaha dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan untuk membentuk lulusan yang berkualitas. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan penyempurnaan atau pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan dalam sistem pendidikan agar tetap relevan dengan tuntutan zaman (Supriadi 2004).

Pada tahun ajaran 2013/ 2014 terdapat kurikulum baru pada sistem pendidikan Indonesia yang disebut dengan Kurikulum 2013. Faktor-faktor yang melandasi dikembangkannya Kurikulum 2013 yaitu tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, dan penguatan materi (Permendikbud 2013c). Tahun ajaran pertama implementasi Kurikulum 2013 diujicobakan di beberapa sekolah pada mata pelajaran Matematika, Sejarah, dan Bahasa Indonesia. Mulai tahun ajaran kedua implementasi Kurikulum 2013 yaitu pada tahun ajaran 2014/ 2015dilaksanakan pada seluruh mata pelajaran termasuk Biologi.

(15)

2

Penyusunan silabus dilakukan oleh pemerintah karena kemampuan pedagogik yang dimiliki setiap guru untuk menyusun silabus tidaklah sama dan juga agar guru mempunyai acuan rancangan pembelajaran yang tepat. Selain silabus, pemerintah juga telah menyiapkan permendikbud sebagai pedoman guru mengimplementasikan Kurikulum 2013.

Observasi dilakukan di enam sekolah di kota Semarang yang telah mengimplementasikan Kurikulum 2013 yaitu SMA N 2, SMA N 5, SMA N 7, SMA N 13, SMA Kesatrian 1, dan SMA Kesatrian 2, guru Biologi menyatakan masih mengalami hambatan dalam pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013. Guru Biologi masih mengalami hambatan meskipun pemerintah telah menyiapkan permendikbud dan menyusun silabus sebagai pedoman guru melaksanakan proses pembelajaran. Hambatan guru Biologi yang didapatkan berdasarkan hasil observasi awal pada tujuh guru menyatakan satu guru mengalami hambatan pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), satu guru mengalami hambatan pada fasilitas sekolah, dan lima guru mengalami hambatan pada evaluasi belajar karena banyaknya aspek penilaian sedangkan alokasi waktu untuk melaksanakan pembelajaran terbatas.

Hambatan guru dapat berpengaruh pada kinerja guru dalam pembelajaran. Kinerja guru penting dalam memuwujudkan pelaksanaan implementasi kurikulum yang maksimal (Susanto 2012). Menurut Asriati (2009), perubahan kurikulum bukanlah perubahan dokumen semata, namun juga merupakan perubahan paradigma (pola pikir dan pola bertindak) serta otoritas dalam pelaksanaanya. Johnson (2011) menambahkan, perlu adanya kesiapan dari para guru untuk dapat menjalankan kurikulum baru. Berfungsinya kurikulum terletak pada bagaimana pelaksanaan kurikulum di sekolah, terutama di kelas dalam berbagai kegiatan pembelajaran.

(16)

3

pemecahannya dilihat dari segi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui apa saja hambatan yang dialami guru Biologi dan alternatif pemecahannya serta dapat menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan Kurikulum 2013. Evaluasi perlu dilakukan dalam proses pengembangan kurikulum agar kurikulum baru sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional (Hussain 2011).

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah:

1. Hambatan guru Biologi SMA kelas X di kota Semarang yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Kurikulum 2013.

2. Upaya pemecahan dari hambatan guru Biologi SMA kelas X di kota Semarang yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Kurikulum 2013.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Apa saja hambatan yang dialami guru Biologi SMA di Kota Semarang dalam implementasi Kurikulum 2013?

2. Apa saja upaya pemecahan hambatan guru Biologi SMA di Kota Semarang dalam implementasi Kurikulum 2013?

1.4Penegasan Istilah

Untuk menegaskan istilah-istilah dan untuk membatasi penelitian ini, maka penegasan istilah dalam penelitian ini:

1.4.1 Hambatan Guru Biologi

(17)

4

segala bentuk keadaan yang tidak mendukung yang menyebabkan guru Biologi tidak dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 secara maksimal sehingga dilakukan usaha untuk mengatasinya agar kegiatan belajar mengajar berlangsung lancar. Hambatan guru Biologi dalam penelitian ini dilihat dari segi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

1.4.1.1 Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran yang dianalisis berupa angket guru dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru Biologi kelas X di SMA N 2, SMA N 5, SMA N 13, SMA Kesatrian 1, dan SMA Kesatrian 2 kota Semarang. Indikator yang dianalisis adalah hambatan guru dalam menyusun RPP, identitas RPP, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan sumber belajar, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan penilaian hasil belajar. Perencanaan pembelajaran dianalisis dengan berpedoman pada Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses dan Permendikbud No.81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

1.4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang dianalisis berupa angket guru Biologi dan angket siswa kelas X di SMA N 2, SMA N 5, SMA N 13, SMA Kesatrian 1, dan SMA Kesatrian 2 kota Semarang. Indikator yang dianalisis adalah penerapan pendekatan saintifik, penerapan model pembelajaran, penerapan metode pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, dan pemanfaatan sumber belajar. Pelaksanaan pembelajaran dianalisis dengan berpedoman pada Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

1.4.1.3 Evaluasi Pembelajaran

(18)

5

1.4.2 Pemecahan Hambatan Guru Biologi

Pemecahan hambatan/ masalah adalah suatu pemikiran terarah secara langsung untuk menemukan solusi dari masalah yang spesifik (Solso 2007). Pemecahan hambatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan oleh guru Biologi untuk mengatasi hambatan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 dari segi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti juga memberikan upaya pemecahan alternatif hambatan yang dialami guru Biologi dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis hambatan guru Biologi SMA di Kota Semarang dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.

2. Mendeskripsikan upaya pemecahan hambatan guru Biologi SMA di Kota Semarang dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tentang hambatan guru Biologi dan pemecahannya dalam implementasi Kurikulum 2013 ini adalah:

1. Bahan acuan atau evaluasi bagi Dinas Pendidikan untuk menentukan kebijakan selanjutnya terutama tentang kurikulum.

2. Guru Biologi dapat meningkatkan kemampuannya sesuai dengan tuntutan yang ada pada Kurikulum 2013.

3. Sekolah dapat mengelola implementasi Kurikulum 2013 secara efektif.

(19)

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hambatan Guru Biologi Kelas X Sekolah Menengah Atas

(SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) beserta Pemecahannya

Setiap orang pasti mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Menurut Imran (2010), hambatan merupakan segala bentuk keadaan yang tidak mendukung sehingga menyebabkan tidak terlaksananya dengan baik suatu kegiatan yang diharapkan. Hambatan adalah keterbatasan yang terjadi pada individu yang menyebabkan penurunan kualitas kegiatan yang dilakukan (Patterson 2001). Hambatan adalah segala hal yang membatasi tingkah laku seseorang.Terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya hambatan, yaitu hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal merupakan hambatan yang berasal dari dalam diri manusia yang berkaitan dengan emosi dan psikologis, sedangkan hambatan eksternal berasal dari lingkungan sekitar yang berkaitan dengan struktural. Hambatan bagi para pendidik/ guru adalah tentang meningkatkan relevansi pendidikan. Hambatan yang biasanya dialami guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah (Igbemi 2011):

2.1.1 Fasilitas dan peralatan

Fasilitas dan peralatan yang kurang baik, tidak memadai, atau tidak cukup untuk kegiatan pembelajaran yang efektif di sekolah. Bahkan beberapa alat-alat penting dalam keadaan rusak dan tidak berfungsi karena perawatan yang kurang baik.

2.1.2 Pendanaan

(20)

7

menyebabkan guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kesulitan dalam menyampaikan materi secara lengkap.

2.1.3 Kesejahteraan guru

Guru dengan kesejahteraan pekerjaan yang kurang baik akan menyebabkan motivasi guru untuk mengajar menjadi rendah. Jika motivasi guru untuk mengajar rendah, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

2.1.4 Kegaduhan kelas

Jumlah siswa yang terlalu banyak didalam kelas akan menimbulkan terjadinya kegaduhan. Jika guru tidak dapat mengatasi hal ini, maka guru tidak dapat memberikan perhatiannya pada setiap siswa dengan karakter yang berbeda-beda. Hal ini akan menyebabkan guru tidak mengetahui seberapa paham siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Menurut Permendikbud (2014), dalam pengajaran Biologi ketika perangkat penunjang kegiatan pembelajaran tersedia masih mungkin terdapat sejumlah kendala/ hambatan sehingga proses pembelajaran tidak berjalan seperti yang diharapkan, hambatan-hambatan tersebut adalah objek sebagai sumber fakta terbatas, prosesnya sulit diamati, terbatasnya sarana laboratorium, dan proporsi siswa dan guru tidak seimbang (siswa terlalu banyak).

Sutarji (2010) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan guru mengalami hambatan yaitu faktor sarana terutama penggunaan media dan kondisi kelas; kemampuan siswa terutama tingkat perhatian, minat, dan motivasi siswa; metode seperti penyiapan materi dan aktivitas siswa; relasi; sertakompetensi dan profesionalisme guru terutama tentang penyampaian materi oleh guru dan aktivitas siswa.

(21)

8

wawasan yang luas diharapkan guru mampu memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dengan mempertimbangkan kondisi sekarang dan pengalaman masa lalu. Guru yang berwawasan luas mampu mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi, inovatif dan kreatif, serta mempunyai pandangan yang realistik dan optimistik (Sunaryo 2009).

Hambatan dapat diatasi jika dilakukan cara untuk menanggapi, memilih, dan menguji respon yang didapat untuk memecahkan hambatan yang ada. Pemecahan masalah/ hambatan selalu melingkupi setiap aktifitas manusia seiring dengan adanya hambatan, baik dalam ilmu pengetahuan, hukum, pendidikan bisnis, olahraga, kesehatan, industri, dan lain sebagainya. Pemecahan masalah/ hambatan adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi/ jalan keluar untuk masalah yang spesifik (Solso 2007). Berapa besar sumber yang digunakan untuk penyelesaian masalah/ hambatan sering dapat dianggap sebagai indikator tentang pentingnya suatu masalah, atau menjadi ukuran seberapa penting masalah tersebut.

Gambar 2.1 Prosedur memecahkan masalah/ hambatan Sumber : Hamalik (2009)

Prosedur yang dilakukan untuk memecahkan masalah atau hambatan yaitu: pertama, mengidentifikasikan sistem untuk merumuskan masalah input/ output

secara baik. Kedua, merumuskan masalah sebagai dua hal yang berbeda secara tajam antara keadaan yang ada (nyata) dengan keadaan yang diinginkan. Ketiga,berusaha menghitung nilai yang digunakan sebagai tolok ukur bagi pemecahan yang berhasil.

Apa yang ada Apa yang harus ada

(22)

9

2.2 Peran Guru

Pelaku utama dalam pendidikan adalah guru. Tantangan pengajaran dan pembelajaran saat ini telah berubah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perubahan struktur masyarakat, semakin majunya pengetahuan, serta munculnya beberapa teori pembelajaran telah mengubah esensi dan tugas pokok seorang guru. Menurut Agung (2009), guru merupakan seorang pembelajar yang mandiri dan mampu memanfaatkan atau mengaitkan pengetahuan dengan pemahaman yang dimiliki sebelumnya. Guru di lembaga pendidikan formal menjalankan tugas pokok dan fungsi yang bersifat multiperan, yaitu guru sebagai sumber belajar, pendidik, dan agen pembaharu (Nurhalisah 2010).

Pertama, guru sebagai sumber belajar berkaitan dengan penguasaan materi ajar. Guru pada era seperti sekarang ini bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan. Akan lebih tepat jika guru berlaku sebagai fasilitator bagi para siswanya sehingga siswa memiliki kepandaian dalam memperoleh informasi, kecakapan memecahkan masalah, menarik kesimpulan, menuliskan, dan mengekspresikan apa yang diketahuinya (Murwani 2006). Hal tersebut akan membuat siswa menjadi seorang pembelajar yang luar biasa.

Kedua, guru sebagai pendidik memiliki peranan penting dalam membentuk kepribadian siswa. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi yang mencakup tanggungjawab, berwibawa, mandiri, dan disiplin. Guru bertanggungjawab terhadap perilaku siswa dalam pembelajaran disekolah. Berkaitan dengan wibawa, guru harus memiliki kelebihan merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya serta guru harus memiliki kelebihan pemahaman dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Seorang guru yang memahami dirinya akan mudah menempatkan diri dalam proses belajar mengajar memberikan pengaruh besar bagi perkembangan siswa.

(23)

10

implementasi kurikulum yang didukung dengan sarana yang memadai. Pelaksanaan kurikulum akan berlangsung maksimal jika isi dan misi kurikulum sesuai kemampuan guru untuk dapat memahaminya (Indriyanto 2012).

Beberapa hal yang harus dipahami guru dari siswa adalah kemampuan, sikap, latar belakang, serta kegiatan siswa di sekolah. Implementasi Kurikulum 2013 dapat berhasil jika guru memperhatikan perbedaan individual siswa, maka hal-hal yang perlu dilakukan guru adalah sebagai berikut (Mulyasa 2013): menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran, memahami bahwa siswa tidak berkembang dalam kecepatan yang sama, mengembangkan situasi belajar yang memotivasi setiap siswa bekerja dengan kemampuan masing-masing, dan mengusahakan keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran.

2.2Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah

Aliyah (MA)

2.3.1 Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Anonim 2013). Menurut Hamalik (2009), kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa sesuai tujuan pendidikan. Hamalik (2008) menyatakan kurikulum merupakan alat pendidikan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

(24)

11

2.3.2 Karakteristik Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 disusun bertujuan untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintregasi. Perubahan dan pengembangan kurikulum harus memiliki maksud yang jelas, akan dibawa kemana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut. Pengembangan kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter siswa.

Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut (Permendikbud 2013c): mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; sekolah adalah bagian masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana siswa dapat menerapkan apa yang dipelajari ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat menjadi sumber belajar; mengembangkan tiga ranah kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; memberikan waktu yang leluasa untuk dapat mengembangkan berbagai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan; kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar matapelajaran dan jenjang pendidikan.

2.3.3 Komponen Standar Proses Kurikulum 2013

(25)

12

evaluasipembelajaran. Undang-undang nomor 15 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, salah satu kewajiban guru adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2.3.3.1 Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Perencanaan pembelajaran juga harus mempertimbangkan keadaan lingkungan sekolah dan kondisi siswa sebagai subjek pembelajar. Setiap guru di seluruh instansi pendidikan wajib menyusun RPP untuk kelas dimana guru tersebut mengajar. Pengembangan RPP dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun ajaran baru yang dimaksudkan agar RPP telah siap tersedia dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. RPP dapat dikembangkan guru secara individu maupun tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).

Guru dapat mengembangkan RPP dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut (Permendikbud 2013d): RPP disusun guru sebagai terjemahan ide kurikulum dan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional, RPP dikembangkan sesuai silabus dengan menyesuaikan kondisi satuan pendidikan (kemampuan awal siswa, gaya belajar, latar belakang budaya, dan lingkungan peserta didik), mendorong partisipasi aktif siswa, mengembangkan budaya membaca dan menulis, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

2.3.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran

(26)

13

dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan inti Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang ditunjang dengan model pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning. Pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan. Pada kegiatan mengamati, guru memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan pengamatan. Pada kegiatan menanya, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat. Selanjutnya adalah siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan mengolah informasi untuk menemukan keterkaitan antara informasi satu dan lainnya. Hasil yang diperoleh disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa.

Discovery Learning adalah model pembelajaran yang membuat siswa dapat menemukan pengetahuan sendiri yang sebelumnya belum diperoleh dari kegiatan pembelajaran (Rahman 2014). Menurut Wulandari (2013), Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna bagi siswa. Peran guru dalam kegiatanPBLadalah memberikan berbagai masalah autentik sehingga jelas bahwa siswa dituntut untuk aktif sehingga dapat menyelesaikan masalah. Siswa dapat merumuskan masalah yang kemudian dipecahkan secara bersama melalui diskusi. Pada saat pemecahan masalah, akan terjadi pertukaran informasi antar siswa. Model pembelajaranProject Based Learningmenuntut siswa untuk dapat terbiasa memecahkan persoalan nyata, melakukan penyelidikan, dan penemuan pengetahuan. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi tanya jawab berdasarkan pada kehidupan nyata yang diharapkan dapat mengembangkan kompetensi siswa (Santi 2011).

(27)

14

lanjut dalam bentuk pemberian tugas, dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

2.3.3.3 Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu dari tiga pilar utama yang menentukan kegiatan pembelajaran. Ketiga pilar tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/ penilaian yang berjalan secara berkesinambungan. Oleh karena itu evaluasi pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran karena evaluasi pembelajaran sebagai penentu kualitas pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan penilaian autentik yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil pembelajaran secara utuh dengan menilai aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik siswa. Pelaksanaan penilaian autentik memiliki karakteristik yaitu proses penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, penilaian harus mencerminkan dunia nyata yang tidak hanya mengenai sekolah, penilaian menggunakan beberapa teknik dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar, penilaian bersifat holistik yang mencakup aspek dari tujuan pembelajaran kognitif, afektik, dan psikomotorik (Muchtar 2010).

(28)

15

2.3.4 Faktor Keberhasilan Kurikulum 2013

(29)

16

2.4 Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Kerangka berpikir analisis hambatan guru Biologi SMA di kota Semarang dan pemecahannya dalam implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 diterapkan pada mata pelajaran Biologi mulai tahun ajaran 2014/ 2015 di SMA kelas X kota Semarang

Guru Biologi SMA di kota Semarang mengalami hambatan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013

Mempengaruhi kinerja guru Biologi SMA di kota Semarang: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan

evaluasi pembelajaran

Perlu dianalisis jenis hambatan guru Biologi SMA di kota Semarang dan upaya pemecahannya agar implementasi Kurikulum 2013 berjalan maksimal

Persiapan dari pemerintah berupa buku teks Kurikulum 2013

kurang maksimal

Fasilitas sekolah kurang mendukung & kemampuan pedagogik yang dimiliki setiap guru Biologi SMA di

(30)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Hambatan perencanaan pembelajaran yang paling banyak dialami guru BiologiSMA di kota Semarang adalah menyesuaikan alokasi waktu dengan jumlah materi untuk keperluan pencapaian KD dan beban belajar serta perbedaan kualitas dan daya serap siswa untuk penetuan metode pembelajaran di RPP. Hambatan pelaksanaan pembelajaran yang paling banyak dialami guru Biologi SMA di kota Semarang adalah dimana siswa belum bisa menerapkan model pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan baik. Hambatan evaluasi pembelajaran yang paling banyak dialami guru Biologi SMA di kota Semarang adalah kesulitan menilai kompetensi afektif siswa karena jumlah siswa pada tiap kelas cukup banyak.

2. Upaya yang dilakukan guru Biologi SMA di kota Semarang pada hambatan perencanaan pembelajaran adalah dengan menyesuaikan alokasi waktu dengan Kaldik dan pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan heterogen; pada pelaksanaan pembelajaran guru mengatasi hambatannya dengan melaksanakan tutor sebaya, remidi, pengelompokan siswa secara heterogen, dan pemberian

rewardbagi siswa yang aktif; pada evaluasi pembelajaran guru Biologi mengatasi hambatannya dengan cara melaksanakan penilaian diri, penilaian antar teman, dan penggunaanname tag.

5.2 Saran

Saran dari penelitian ini adalah:

1.

Mengingat hasil penelitian yang menunjukkan guru masih mengalami

(31)

58

2.

Perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis implementasi Kurikulum 2013

dengan sampel yang lebih luas setelah semua sekolah menerapkan Kurikulum 2013 agar hasil yang diperoleh lebih objektif.

3.

Penelitian mengenai hambatan guru dalam implementasi Kurikulum 2013

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Agung TW. 2009. Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah.Jurnal Pendidikan Penabur8 (13):56-63.

Ali M. 1993.Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Anonim. 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Asriati N. 2009. Implementasi KTSP dan Kendalanya (Antara Harapan dan Kenyataan).Jurnal Visi Ilmu Pendidikan3 (2):243-256.

Fauziah R, AG Abdullah & DL Hakim. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah.Invotec9 (2):165-178.

Hamalik O. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

______. 2009. Perencanaan Pengajaran (Berdasarkan Pendekatan Sistem). Jakarta: Bumi Aksara.

Hussain A,AH Dogar, M Azeem & A Shakoor. 2011. Evaluation of Curriculum Development Process. International Journal of Humanities and Social Science1 (14):263-271.

Igbemi MJ. 2011. Constraints in Teacher Education and Effects on Teaching and Learning of Home Economics in Primary Schools.Journal of Educational and Social research1 (3):25-30

Imran A. 2010. Studi tentang Hambatan Siswa Kelas I Listrik di SMK Negeri 2 Makassar dalam Pelaksanaan Praktikum Pekerjaan Mekanik Elektro (PME).Jurnal Medtek2 (1).

Indriyanto B. 2012. Pengembangan Kurikulum sebagai Intervensi Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 18 (4):440-453.

Johnson JA. 2011. Principles of Effective Change: Curriculum Revision that Works.The journal of Research for Educational Leaders1 (1):5-18.

(33)

60

[Kemdikbud] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kurikulum 2013 Justru Tak Lagi Buat Guru Repot. KOMPAS.com. 12 Desember 2012. Online at http://edukasi.kompas.com /read/2012/12/22 /08504066 /Kurikulum.2013.Justru.Tak.Lagi. Buat. Guru. Repot[diakses tanggal 18 Maret 2014].

Lunenburg FC. 2011. Curriculum Development: Inductive Models. Schooling

2(1):1-8.

Machin A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia3 (1):28-35.

Maisaroh & Roestriningsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor.

Jurnal Ekonomi & Pendidikan8 (2):157-172.

Miles BM & AM Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.

Moleong LJ. 2007.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muchtar H. 2010. Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu

Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur14 (9):68-76.

Mulyasa HE. 2013.Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Murwani ED. 2006. Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Kritis Siswa.

Jurnal Pendidikan Penabur6 (5):59-68.

Nouri H &A Shahid. 2005. The Effect of Powerpoint Presentations on Student Learning and Attitudes. Global Perspective on Accounting Education

2:53-73.

Nugroho A, Suwahyo & Winarno. 2009. Kesiapan dan Kendala Guru SMK Program Keahlian Otomotif di Kota Semarang dalam Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jurnal PTM9 (2):65-70.

(34)

61

Nurhayati. 2013. Pemberdayaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Ramah Lingkungan.Jurnal Saintech5 (1):50-57.

Patterson TS. 2001. Constraints: An Integrated Viewpoint.Illuminare7 (1):30-38.

[Permendikbud] Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2013a.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

______. 2013b.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

______. 2013c.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

______. 2013d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

______. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pertiwi SP, G Sedanayasa & NM Antari. 2014. Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Pemberian Reward untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII A3 SMP Negeri 2 Sawan Tahun Ajaran 2013/ 2014. E-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling2 (1).

Rahman R & S Maarif. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery terhadap Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung3 (1):33-58.

Santi TK. 2011. Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Pemahaman Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.Jurnal Ilmiah Progresif7 (21):74-83.

Setyawan B. Pengaruh Media Power Point terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas IX-G SMP Negeri 39 Surabaya. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya4:1-12.

(35)

62

Subarnia IDP, P Artawan & S Wahyuni. 2014. Analisis Kebutuhan Tata Laksana Laboratorium IPA SMP di Kabupaten Buleleng. Jurnal Pendidikan Indonesia3 (2):446-459.

Sudarisman S. Tugas Rumah Berbasis Home Science Process Skill (HSPS) pada Pembelajaran Biologi untuk Mengembangkan Literasi Sains Siswa. Dalam: Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNS. Surakarta. Hlmn 253-260.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharno. 2014. Implementasi Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Tulungagung.

Jurnal Humanisty10 (1):147-157.

Sukmadinata NS. 2006. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sunaryo. 2009. Peningkatan Kemampuan dan Kreativitas Guru dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas.Minibar Pendidikan28 (2):116-128.

Suprapto. 2006. Peningkatan Kualitas Pendidikan melalui Media Pembelajaran Menggunakan Teknologi Informasi di Sekolah. Jurnal Ekonomi & Pendidikan3 (1):34-41.

Supriadi D. 2004. Membangun Bangsa melalui Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suraji I, Wamugi & A Nurkhamidi. 2013. Kemampuan Guru MI yang Bersertifikat Pendidik dalam Menyusun Rencana Pembelajaran (Kasus Kota Pekalongan).Jurnal Penelitian10 (1):43-62.

Susanto H. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan.Jurnal Pendidikan Vokasi2 (2):197-212.

Sutarji. 2010. Hambatan Pembelajaran Geografi pada Materi Peta Tematik di SMA.Jurnal Geografi7 (2):116-126.

Syukri. 2014. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di MA Quraniyah Batu Kuta Narmada Lombok Barat.Transformasi10 (1):125-139.

(36)

63

[UU RI] Undang-undang Republik Indonesia. 2005.Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang: Guru dan Dosen. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia.

Gambar

Gambar 2.1 Prosedur memecahkan masalah/ hambatan
Gambar 2.2 Kerangka berpikir analisis hambatan guru Biologi SMA di kotaSemarang dan pemecahannya dalam implementasi Kurikulum 2013

Referensi

Dokumen terkait

LOKASI KEGIATAN Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab.. GRESIK, JUMLAH ANGGARAN

(2012), serangga yang banyak merusak hasil pertanian khususnya beras terutama dari jenis kumbang Coleoptera yaitu Sitophilus oryzae L. dan Tribolium castaneum Herbst.

Dasar teori yang digunakan antara lain : teori aliran panas pada material, konsep tegangan sisa dalam material tubular DT-Joint akibat pengelasan, konsep distorsi

Pada pasien LLA yang mengalami malnutrisi pada saat ditegakkan diagnosis, ditemukan bahwa kemoterapi lebih berbahaya dan tidak begitu efektif dibandingkan dengan pasien LLA yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap audit switching pada perusahan LQ45 yang terdaftar di BEI

The 2008 revision of the World Health Organization (WHO) classification of myeloid neoplasms and acute leukemia: rationale and important changes. Widiaskara, I.M., Permono,

Masukan dari IFFT ini adalah 2 titik yang berasal dari data yang telah disimpan pada RAM yang alamat data yang masuk disesuaikan dengan urutan masukan pada IFFT dan

NO NUPTK NAMA JENJANG TEMPAT TUGAS KECAMATAN KUALIFIKASI - PRODI S1 USIA [MASA KERJA] BIDANG STUDI SERTIFIKASI 115 4441764665200023 Qiras Wijayanto SD SD NEGERI PACARKELING VII Kec..