BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kusuma dan Dwitagama (2012, hlm. 9) mengatakan “Penelitian Tindakan Kelas atau
Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action Research)
yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas”. Kunandar (2008, hlm. 46) mengemukakan bahwa PTK mengandung pengertian bahwa:
PTK adalah sebuah bentuk kegiatan sebuah refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Adapun yang mendasari pemilihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai
jenis penelitian yang digunakan karena objek permasalahan penelitian berkaitan
dengan proses pembelajaran yang merupakan permasalahan faktual. Permasalahan
ini muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru dari
proses mengajar. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas
dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan pembelajaran. Untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi maka kerjasama (kolaborasi) antara guru
sebagai pengajar dengan peneliti sebagai pengamat menjadi hal yang sangat
penting. Penelitian ini bersifat kolaborasi karena masalah yang ditemukan timbul
dan dirasakan guru sendiri sebagai pengajar penjas. Guru dan peneliti kemudian
saling bekerjasama untuk mencari solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada
di kelas tersebut. Melalui kolaborasi, maka secara bersama dapat menggali dan
mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi siswa di sekolah.
Rochiati (Kunandar, 2008, hlm. 46) mengemukakan mengenai penelitian
tindakan kelas, bahwa:
deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Ada beberapa desain yang diterapkan dalam
penelitian tindakan kelas (PTK) tetapi yang biasa digunakan adalah desain yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart.
Wijaya K dan Dedi D (2012, hlm. 21) mengemukakan bahwa:
Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.
Desain penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart
Sumber:
Ke empat langkahtersebut merupakansatusiklus atau putaran, artinya sesudah
langkah ke empatatausatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah
adanya refleksi, kemudian kembali ke langkah satu
yangdilaksanakandalambentuksiklustersendiri.
C. Subjek dan Objek Penelitian
SubjekpadapenelitianiniadalahsiswakelasVIII H SMP Negeri 1 Kotabaru,
Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang.
Objekpenelitian ini adalah peningkatanpartisipasi belajar dalam Pendidikan
Jasmani melalui penerapan model- odel permainan pada pembelajaran aktivitas
permainan Roundersdi kelas VIII H SMP Negeri 1 Kotabaru, Kecamatan
Kotabaru Kabupaten Karawang.
D. Tempatdan Waktu Penelitian 1.Tempat Penelitian
Penelitianini dilaksanakandi SekolahMenengah Pertama Negeri 1 Kotabaru,
yang beralamat di Jalan. Ir. H. Juanda Kecamatan Kotabaru Kabupaten
Karawang.
2.WaktuPenelitian
Penelitian tindakankelasini dilakukandi SekolahMenengah Pertama Negeri 1
Kotabaru padasemesterIItahunajaran 2015/2016.Pelaksanaan penelitiantindakan
kelasinidilaksanakansesuaijadwalmatapelajaran Pendidikan Jasmani,sehingga
tidakada waktu khusus.Halinidimaksudkanagartidak mengganggupembelajaran
Pendidikan Jasmani di SekolahMenengah Pertama Negeri 1 Kotabaru. Setiap
siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan.
E. RencanaTindakan
Pembelajaran Pendidikan Jasmani padasiklusIdilakukandalamtiga
kalipertemuan. Padapenelitianinisetiapsiklus terdiridariempatlangkahseperti model
penelitiantindakan yangdikemukakan olehKemmisdanMcTaggart (Wijaya K dan
selanjutnyadilakukan apabilapadasiklussebelumnyatidakmencapai
indikatorkeberhasilan.
1. TahapPerencanaan(Planning)
Kegiatanyangdilakukan penelitipadatahapperencanaansebagai berikut.
a. Menyusun perangkatpembelajaran
1)Menyusun RencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)
Penelitimenyusunrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP)
tentangmateriyangakandiajarkan sesuaidengan penerapan model-model
permainan pada aktivitas permainan rounders.RPPdisusunpenelitidengan
pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang
bersangkutan.RPPinibergunasebagaipedoman gurudalam
melaksanakankegiatanpembelajarandikelas.
2)Mempersiapkan kegiatan belajar Pendidikan Jasmani dengan
model-model permainan pada aktivitas permainan rounders
Padalangkahini peneliti mempersiapkansaranadan media pembelajaranyang
akandigunakandalamsetiapkegiatanbelajar.
b. Menyusun instrumenpenelitian
Penelitimenyusuninstrumenyangdigunakandalampenelitianini
yaitulembarobservasi. Lembar observasi siswa
digunakanuntukmengetahuipartisipasisiswadalamkegiatanbelajar di
kelasdenganmodel-model permainan pada aktivitas permainan rounders.
c. Diskusi bersama teman sejawat (guru pamong)
Peneliti berdiskusi dengan teman sejawat mengenai rencana tindakan,
pengamatan dan evaluasi pembelajaran. Proses ini dilakukan agar terdapat
kepahaman antara peneliti dan teman sejawat sebagai obserfer.
2. TahapTindakan(Acting)
Padatahaptindakan,gurumelaksanakan kegiatanbelajardengan menggunakan
model-model permainan pada aktivitas permainan rounders. Langkah-langkah
yangdilaksanakangurupada tahaptindakanadalahsebagaiberikut.
menyampaikantujuanpembelajaran.
b. Memberikan pemahaman mengenai permainan rounders.
c. Menunjukkan gerakan-gerakan dalam permainan rounders.
d. Membagi siswa dalam kelompok heterogen(kemampuan
akademiknya).
e. Memberikan tugas gerak yang disusun menyerupai sirkuit
Trainingyang dilakukan secara bergantian.
f. Melakukan games sederhana yang sesuai dengan permainan
rounders.
g. Melakukan permainan rounders sesuai kelompoknya.
h. Menutup pembelajaran dengan memberikan pesan moral dan
motivasi kepadasiswa.
3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasidilakukanoleh penelitiselamaproses pembelajaran
di kelas dengan menggunakan lembar observasi.
Observasidigunakanuntukmengetahuiproses kegiatanpembelajarandi
kelasdenganmenggunakanmodel-model permainan pada pembelajaran aktivitas
permainan rounders. Observasidilakukan
olehpenelitiuntukmengamatipelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi
Padatahap refleksipeneliti mengingat, mencermati, mengumpulkan,
danmenganalisiskembalipelaksanaantindakan dandatayangdiperoleh
selamaobservasididalam kelas.Hasil refleksipadasiklus1 dijadikan
acuandalammemutuskan rencana yang akandilakukanpadasiklus2.
F. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2015, hlm.308) mengatakan mengenai teknik pengumpulan data,
bahwa:
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi,
wawancara, catatan lapangan sebagai alat utama dalam Penelitian Tindakan Kelas
dan dokumentasi berupa rekaman foto.
1. Observasi
Nasution (dalam Sugiyono, 2015,
hlm.310)mengemukakanbahwa“observasiadalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi”.Observasiataupengamatan
sebagaialatpenilaianbanyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu
ataupun proses terjadinya suatukegiatan yangdapatdiamati.
Sanafiah Faisal (dalam Sugiyono, 2015, hlm.310) mengklasifikasikan
observasi menjadi mengklasifikan observasi menjadi “observasi berpartisipasi
(participant observation), observasi terang-terangan dan tersamar (overt
observation and covert observation), dan observasi yang tak berstruktur
(unstructured observation)”.
Observasi dalampenelitianini adalahpartisipasi siswadalam
mengikutipembelajaranpendidikan jasmani dengan penerapan model-model
permainan pada pembelajaran aktivitas permainan rounders.
2. Wawancara
Esterberg (dalam Sugiyono, 2015, hlm.319) mengemukakan bahwa terdapat “beberapa macam wawancara, yaituwawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur”.
Dalam penelitian ini peneliti tidak menutup kemungkinan untuk
menggunakan 3 macam wawancara dalam pengumpulan data. Pengumpulan data
menggunakan wawancara ini untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran
dan permasalahan pembelajaran yang terjadi sebelum, selama dan sesudah
penelitian.
3. Catatan Lapangan
David (2011, hlm. 181) menjelaskan bahwa “membuat catatan lapangan (field
terhadap masalah-masalah kelas”. Catatan lapangan merupakan alat yang penting
dalam penelitian pendidikan kelas karena dalam catatan tersebut berisi deskripsi
hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan. Catatan lapangan di gunakan untuk memperoleh data dari
permasalahan yang terjadi saat pembelajaran, selain itu mencatat perilaku
interaksi guru dengan siswa. Permasalahan lalu di analisis sebagai refleksi
pembelajaran selanjutnya.
4. Dokumentasi
Sugiyono (2015, hlm.329)mengemukakan bahwa “dokumentasi merupakan
catatan peristiwa yangsudahberlalu,bisaberbentuktulisan, gambaratau karya-karya
monumental dariseseorang”.Dalampenelitianinidokumentasi dijadikan sebagai
bukti hasil dari penelitian.Dokumentasi digunakanuntuk memberikan gambaran
konkret mengenaipartisipasisiswapadasaat proses pembelajaran berlangsunguntuk
memperkuatdata yang diperoleh.
Dokumentasidilakukandengancaramengambilfotosiswapada saat proses
pembelajaran berlangsung dan menyimpulkan hasil tes
yangtelahdiberikan.Fotoberfungsiuntukmerekamberbagai kegiatan
pentingdidalamkelasdanmenggambarkan partisipasisiswaketika
prosesbelajarmengajar berlangsung.
G. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2015, hlm. 148) mengatakan bahwa “instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati”.Selanjutnya, Sugiyono (2015, hlm. 307) mengemukakan bahwa:
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Instrumen pengumpulandatadalampenelitianiniadalahlembarobservasi, wawancara
Untuk mengukur tingkat partisipasi, penulis menggunakan teori dari Hamzah,
dkk, (2014, hlm. 333) dalam bukunya “Variabel Penelitian dalam Pendidikan dan
Pembelajaran“ yang menyatakan bahwa tingkat partisipasi seseorang dapat dilihat dari:
a. Kehadiran
b. Ketaatan pada tugas dan kewajiban c. Suka rela
d. Daftar layanan partisipasi; dan e. Aktifitas kelompok
Kemudian dari unsur tersebut dalam melihat tingkat partisipasi siswa dalam
pembelajaran, diuraikan yaitu: Keikutsertaan, keterlibatan, kesediaan, kemauaan
dan keaktifan. Dari unsur tersebut mengandung aspek-aspek sebagai berikut:
1. Keikutsertaan yang terdiri dari ikut serta dalam pembelajaran, semangat
dalam pembelajaran, totalitas dalam pembelajaran.
2. Keterlibatan yang terdiri dari terlibat dalam pembelajaran, paham akan
kegiata pembelajaran, percaya diri dalam mengikuti pembelajaran.
3. Kesediaan yang terdiri dari dapat menerima dengan baik tugas gerak
yang diberikan guru, dapat menampilkan tugas gerak yang
diinstruksikan, dapat menyesuaikan dalam pembelajaran.
4. Kemauan yang terdiri dari senang melakukan tugas gerak, melakukan
tugas pembelajaran dengan kesadaran diri sendiri, ingin mendapatkan
hasil yang baik.
5. Keaktifan yang terdiri dari ingin menjadi pusat perhatian, melaksanakan
tugas gerak yang diberikan, berperan aktif dalam pembelajaran.
1. Lembar Observasi/LembarPengamatan
Nasution (dalam Sugiyono, 2015, hlm.310) menyatakan bahwa “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.”
Observasi ini menelitipartisipasi siswadalam mengikutipembelajaran
pendidikan jasmani dengan penerapan model-model permainan pada
Lembarobservasiataulembarpengamatandigunakan untuk mengumpulkan data
melalui aspek-aspek yang sudah di jelaskan pada instrumen penelitian. Aspek
instrumen partisipasi disajikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Komponen Partisipasi
No Aspek Indikator
1. Keikutasertaan a. Ikut serta dalam pembelajaran. b. Semangat dalam pembelajaran. c. Totalitas dalam pembelajaran. 2. Keterlibatan a. Terlibat dalam pembelajaran.
b. Paham akan kegiata pembelajaran.
c. Percaya diri dalam mengikuti pembelajaran. 3. Kesediaan a. Dapat menerima dengan baik tugas gerak
yang diberikan guru.
b. Dapat menampilkan tugas gerak yang diinstruksikan.
c. Dapat menyesuaikan dalam pembelajaran.
4. Kemauan a. Senang melakukan tugas gerak.
b. Melakukan tugas pembelajaran dengan kesadaran diri sendiri.
c. Ingin mendapatkan hasil yang baik.
5. Keaktifan a. Ingin menjadi pusat perhatian
b. Melaksanakan tugas gerak yang diberikan
c. Berperan aktif dalam pembelajaran.
Adapun format observasi partisipasi siswa yang digunakan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa
2. Lembar Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti tidak menutup kemungkinan untuk
menggunakan 3 macam wawancara dalam pengumpulan data. Pengumpulan data
menggunakan wawancara ini untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran
dan permasalahan pembelajaran yang terjadi sebelum, selama dan sesudah
penelitian.
Adapun format wawancara yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Lembar Wawancara
3. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat yang penting dalam penelitian pendidikan
kelas. Catatan tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Interaksi yang teramati dan tercatat
memuat perilaku praktis saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan
dengan kesulitan perilaku yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang
termuat dalam perencanaan yang tersusun. Adapun perilaku siswa yang
diharapkan sebagai indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Format catatan lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika
Wawancara
Hari/Tanggal :
Tempat :
Narasumber :
No Pertanyaan Jawaban
1. 2. 3. 4. 5.
...,...2016
melaksanakan pembelajaran.
Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Lembar Catatan Lapangan
B. TeknikAnalisis Data
Nasution (dalam Sugiyono, 2015, hlm. 336) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulis hasil penelitian”.
Tujuananalisisdalampenelitian tindakan kelasadalahuntukmemperolehbukti
kepastianapakah terjadi perbaikan, peningkatan, atau perubahan sebagaimana
yang diharapkan untukmembuatgeneralisasi/pengujianmateri.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif
dan kuantitatif. Secara garis besar teknik analisis data dilakukan dalam
tahapan-tahapan berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah terkumpul, (2)
Penghitungan/pengolahan data, (3) Penjabaran hasil data, (4) evaluasi hasil data.
Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal :
Tempat :
Siklus ...
Permasalahan yang Muncul
1. Menelaah seluruh data yang telah terkumpul
Penelaahan dilakukan dengan menghitung data dari lembar observasi,
serta di dukung dengan wawancara, catatan lapangan dan di perkuat
dengan bukti berupa dokumentasi rekaman foto.
2. Penghitungan/pengolahan data
Datahasil observasiyangdiperoleh kemudian dihitunguntuk mengetahui
sejauh mana persentase peningkatan. Datayangdiperoleh dapatdihitung
dengan menggunakanrumus:
Tabel 3.5 Penghitungan Observasi
Sumber: Nur Asma (dalam Kurniasari, 2013, hlm.54)
Peneliti menetapkan batas penguasaan minimum 60% sehingga terjadi 3
klasifikasi partisipasi dari jumlah skor lembar observasi partisipasi siswa. Dari
penguasaan minimum maka peneliti mengklasifikasi partisipasi siswa:
Tabel 3.6 Klasifikasi Penilaian Partisipasi
No Jumlah Nilai Klasifikasi Partisipasi
1. 15 – 26 30 – 59 Partisipasi Kurang
2. 27 – 36 60 – 80 Partisipasi Cukup
3. 37 – 45 81 – 100 Partisipasi Baik
Dalam penilitian ini peneliti menetapkan keberhasilan peningkatan partisipasi
siswa yang mendapatkan klasifikasi partisipasi baik sebanyak 80% dari
keseluruhan siswa yang ada. Untuk mengetahui kenaikan partisipasi siswa adalah
dengan menghitung prosentase siswa dari setiap klasifikasi partisipasi. Prosentase
yang didapat akan dibandingkan dalam setiap siklusnya, apabila prosentase
partisipasi baik mencapai 80% atau lebih maka dapat dikatakan bahwa penerapan
model permainan pada pembelajaran aktivitas roundersdapat meningkatkan P = Jumlah Skor yang dipilih
Jumlah Skor Maksimal
P = f
N
x100
partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas. Rumus untuk menghitung prosentasi
klasifikasi partisipasi siswa menggunakan :
Tabel 3.7 Perhitungan Prosestase
Ket :
P = angka presentase yang dicari
f = frekuensi yang sedang dicari(dalam hal ini adalah jumlah siswa
yang terdapat pada klasifikasi)
N = Jumlah Frekuensi
Sudijono, (dalam Kurniasari, 2013, hlm.56)
Data yang sudah dihitung kemudian dimasukkan kedalam grafik berbentuk
presentase untuk mempermudah membaca hasil penelitian.
3. Penjabaran hasil data
Hasil data yang sudah ditampilkan berbentuk presentase, selanjutnya
diperjelas dalam bentuk kalimat yang disesuaikan dengan hasil dari analisis data.
4. evaluasi hasil data
Mengevaluasi dan mendiskusikan hasil penelitian, tentang kekurangan atau
gejala-gejala yang terjadi pada saat penelitian berlangsung serta untuk diperbaiki