• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1100536 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1100536 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

52 Novia Anggraeni, 2016

LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis beserta

dengan rekomendasi berdasarkan pembahasan hasil penelitian seluruhnya akan

dibahas pada bab ini.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan

pada penelitian ini, maka peneliti dapat menarik beberapa simpulan sebagai

berikut:

1. Layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik tunanetra di

sekolah pada umumnya disamakan dengan peserta didik umum. Hal ini

mengacu kepada penggunaan kurikulum yang sama dan belum adanya

kurikulum berdiferensiasi. Namun terdapat beberapa penyesuaian yang

terkait dengan penggunaan metode, media, dan evaluasi pembelajaran.

Penyesuaian tersebut berupa penjelasan audio terhadap materi-materi

visual atau grafik, tenggat waktu dalam mengerjakan tugas, dan

penyesuaian kriteria penilaian.

2. Support system di sekolah masih berada dalam tahap pengembangan awal.

Sekolah belum memiliki fasilitas SENCO ataupun kerja sama rutin dengan

pusat sumber yang ada di Kota Bandung. Kerja sama dengan Pusat

Sumber Bandung akan mulai dirintis pada tahun ajaran 2016/2017.

Sekolah belum menyediakan layanan guru pendamping khusus maupun

tutor sebaya yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik tunanetra.

3. Tidak ada modifikasi lingkungan secara khusus di sekolah untuk peserta

didik tunanetra. Sekolah juga belum memiliki program pendampingan

orientasi dan mobilitas bagi peserta didik tunanetra. Peserta didik tunanetra

di sekolah masih memiliki sedikit kesulitan dalam hal mengakses beberapa

fasilitas sekolah khususnya tangga.

4. Proses sosialisasi peserta didik tunanetra di sekolah tidak terlalu

(2)

53

Novia Anggraeni, 2016

LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bersosialisasi seringkali muncul pada tahun awal mereka berada di

sekolah. Seringkali peserta didik tunanetralah yang menginisiasi dalam

melakukan komunikasi dengan peserta didik pada umumnya. Secara

umum peserta didik tunanetra diterima dengan sangat baik oleh

lingkungan sosial sekolah tersebut meskipun masih ada beberapa peserta

didik pada umumnya yang masih menunjukkan sikap skeptis terhadap

keberadaan mereka.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan di atas penulis merumuskan beberapa

rekomendasi sebagai berikut:

1. Layanan pendidikan bagi peserta didik tunanetra di sekolah dapat lebih

optimal dan sistematis apabila kurikulum berdiferensiasi ini diterapkan.

Kurikulum yang mempertimbangkan karakteristik peserta didik ini dapat

menunjang performansi belajar peserta didik tunanetra dengan lebih

optimal.

2. Kerjasama antara sekolah dengan Pusat Sumber Bandung dapat

mengembangkan potensi-potensi yang telah ada di sekolah dengan sumber

daya yang ada di Pusat Sumber Bandung. Pengembangan layanan

pendidikan ini dapat bergerak dari pendampingan oleh guru kunjung

(itinerant teacher) atau guru pendamping khusus untuk layanan belajar

individual peserta didik tunanetra, pendampingan oleh guru pembimbing

khusus untuk mengembangkan kurikulum berdiferensiasi bagi peserta

didik tunanetra dan pendirian SENCO di sekolah.

3. Sedikit modifikasi dapat diterapkan pada komponen-komponen tertentu di

lingkungan sekolah seperti penanda pada tangga dan label-label ruangan

dalam huruf braille untuk memudahkan peserta didik tunanetra dalam

mengenali lingkungan sekolah. Program pendampingan orientasi dan

mobilitas bagi peserta didik tunanetra yang disediakan sekolah di tahun

pertama (Kelas X) dapat menjadi solusi bagi peserta didik tunanetra dalam

mempelajari dan mengenali lebih mendalam tentang lingkungan

(3)

54

Novia Anggraeni, 2016

LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Untuk mengurangi rasa canggung atau segan dalam bersosialisasi antara

peserta didik tunanetra dan peserta didik pada umumnya dapat dikurangi

dengan melibatkan partisipasi peserta didik tunanetra dan peserta didik

pada umumnya sedini dan seaktif mungkin mungkin pada setiap kegiatan

dan program sekolah, khususnya pada saat Masa Pengenalan Lingkungan

Sekolah (MPLS). Kesempatan untuk berinteraksi dan bersosialisasi pada

awal-awal masa masuk sekolah ini diharapkan cukup memiliki dampak

yang positif dalam membangun situasi sosial yang akrab antara peserta

didik tunanetra dan peserta didik pada umumnya bahkan setelah masa

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Pedoman Kualifikasi Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Eksperimen ini melibatkan penembakan partikel alfa (Inti atom helium atau ion helium dengan muatan positif ) yang diemisikan oleh unsur. Radium pada lempengan logam emas tipis

IT Expenditures IT Assets IT Impacts Organizational Performance SOA Governance & Conversion Activities Appropriate Use & Reuse.

Pemilihan moda merupakan suatu tahapan proses perencanaan angkutan yang bertugas dalam menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam arti proporsi) orang dan

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja (Studi Kasus : Kelurahan Mabar, Medan Deli), Universitas Sumatera Utara. Teknik Lalu Lintas, Traffic

Ada pun beberapa penelitian yang menggunakan lagu sebagai media, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Risti Puji Yanti yang berjudul “Pembelajaran Menulis

(1) Atas dasar penetapan dari Menteri Agraria tersebut pada pasal 1 ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah tingkat II yang bersangkutan, dalam desa-desa mana dan berapa

Ada kemungkinan sesuatu perusahaan modal asing yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat membuktikan bahwa kelonggaran-kelonggaran perpajakan