• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pemeriksaan Mandibula Pada Kasus Post Trauma Menggunakan Bone Window Dan 3D Pada Alat CT-SCAN64 SLICE (MSCT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pemeriksaan Mandibula Pada Kasus Post Trauma Menggunakan Bone Window Dan 3D Pada Alat CT-SCAN64 SLICE (MSCT)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sinar – X

Sinar- X merupakan gelombang elektromagnetik, dimana dalam proses

terjadinya memiliki energi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut didasarkan

pada energi kinetik elektron. Sinar-X yang terbentuk ada yang memiliki energi

rendah sekali sesuai dengan energi elektron pada saat timbulnya sinar-X. Juga ada

yang berenergi tinggi, yakni berenergi sama dengan energi kinetik elektron pada

saat menumbuk target anode.

Terbentuknya sinar-X dapat terjadi apabila partikel bermuatan, elektron

misalnya, mengalami perlambatan yang diakibatkan adanya interaksi dengan

suatu material. Sinar-X yang terbentuk dengan cara demikian disebut sebagai

sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X bremsstrahlung memiliki energi yang tinggi,

yang besarnya sama dengan energi kinetik partikel bermuatan pada awal

terjadinya perlambatan.

Selain itu sinar-X juga dapat terbentuk melalui proses perpindahan

elektron dari tingkat energi tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah.

Sinar-X yang terbentuk dengan cara seperti itu mempunyai energi yang sama

dengan perbedaan energi antara kedua tingkatan elektron. Energi tersebut

merupakan besaran energi yang khas untuk setiap jenis atom. Sehingga sinar-X

yang terbentuk disebut sinar-X karakteristik.

Pada dasarnya pesawat sinar-X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung

sinar-X, sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua

elektrode dalam tabung sinar-X, dan unit pengatur bagian pesawat sinar-X.

Tabung pesawat sinar-X yang biasanya terbuat dari bahan gelas yang terdapat

filamen. Filamen tersebut berfungsi sebagai katode dan target yang berfungsi

sebagai anode. Gambar 2.1menunjukkan skema dari tabung pesawat sinar-X,

tabung tersebut dibuat hampa udara agar elektron yang berasal dari filamen tidak

terhalang oleh molekul udara sewaktu menuju ke anode. Filamen yang di panasi

(2)

akan makin tinggi suhu filamen dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan

persatuan waktu. (Kane S.A, 2005)

Gambar 2.1Skema Tabung Pesawat Sinar-X

Elektron-elektron yang dibebaskan oleh filamen tertarik menuju anode

karena adanya beda potensial yang besar antara katode dan anode (potensial

katode beberapa puluh hingga beberapa ratus KV atau MV lebih rendah

dibandingkan potensial anode). Selanjutnya elektron-elektron tersebut akan

menumbuk bahan target yang umumnya bernomor atom dan bertitik cair tinggi

(misalnya tungsten) dan terjadilah proses bremsstrahlung.

Khusus pada pemercepat partikel energi tinggi beberapa elektron atau

partikel yang dipercepat dapat sedikit menyimpang dan menabrak dinding

sehingga menimbulkan bremsstrahlung pada dinding. Beda potensial atau

tegangan antara kedua elektrode menentukan energi maksimum sinar-X yang

terbentuk. Sedangkan fluks sinar-X bergantung pada jumlah elektron persatuan

waktu yang sampai ke bidang anode. Namun demikian dalam batas tertentu,

tegangan tabung juga dapat mempengaruhi arus tabung. Arus tabung dalam sistem

pesawat sinar-X biasanya hanya mempunyai tingkat besaran dalam milliampere

(mA), berbeda dengan arus filamen yang besarnya dalam tingkat ampere.

Sumber radiasi yang sebenarnya adalah bidang target dalam tabung

sinar-X, bidang ini disebut bidang fokus. Pada proses bremsstrahlung sinar-X

(3)

dalam tabung atau di sekitar tabung, misalnya logam penghantar anode gelas

tabung dan juga rumah tabung yang biasanya terbuat dari logam berat menyerap

sebagian besar sinar-X yang dipancarkan sehingga sinar-X yang keluar dari rumah

tabung, kecuali yang mengarah ke jendela tabung sudah sangat sedikit. Sinar-X

yang dimanfaatkan adalah berkas yang mengarah ke jendela bagian yang tipis dari

tabung.

Pesawat sinar-X energi tinggi (orde MV) biasanya lebih dikenal dengan

nama pemercepat partikel. Dalam pesawat ini percepatan elektron dilakukan

bertingkat-tingkat sehingga pada waktu mencapai target mempunyai energi sangat

tinggi, misalnya ada yang sampai setinggi 20 MV atau lebih. Energi sinar-X yang

dipancarkan sudah tentu juga sangat tinggi. Sinar-X yang dipancarkan dari

pesawat pemercepat partikel memiliki energi yang lebih seragam dibandingkan

dengan yang dipancarkan melalui pesawat sinar-X energi rendah. Sasaran pada

pesawat pemercepat partikel biasanya sangat tipis, sehingga energi sinar-X yang

dipancarkan juga hampir sama. (Kane S.A, 2005).

2.2 Kualitas Citra

Kualitas citra dapat digunakan untuk mengindikasikan keakuratan detail

yang diperoleh dari sebuah citra atau sebagai informasi dari sebuah citra yang

dapat terlihat sebagai kontras dan detail.Kualitas citra sangat penting dalam

menentukan keakuratan dari diagnosis objek.Oleh karena itu, perlu diperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat diperoleh citra yang cukup baik

dan bisa memberikan informasi yang tepat untuk mengenali kelainan yang

terdapat pada objek yang diperiksa. Kualitas citra terdiri dari beberapa komponen

utama yaitu ketajaman, kontras dan noise radiografi.( Tiago, A. dkk, 2011 ).

2.2.1 Ketajaman dan kontas radiografi

Ketajaman radiografi berkaitan dengan ukuran dari perubahan kerapatan

optik dari suatu media. Kerapatan optik sering disebut sebagai kerapatan fotografi

yang terkait dengan kehitaman dari kehitaman dari citra film. Ketajaman

radiografi dipengaruhi oleh kontras radiografi yang menunjukkan besar perbedaan

(4)

Faktor yang mempengaruhinya adalah perbedaan penyerapan atau atenuasi

jaringan, kualitas radiasi dan radiasi hambur.Kontras radiografi juga dipengaruhi

oleh reseptor kontras yang merupakan komponen yang menentukan seberapa

banyak intensitas sinar-X yang berhubungan dengan pola kehitaman optik pada

suatu citra. Untuk screen-film hal ini dipengaruhi oleh jenis film yang digunakan.(

Tiago, A. dkk, 2011 )

2.2.2 Noise radiografi

Noise radiografimerupakan fluktuasi yang tidak diharapkan dalam

kehitaman optik pada screen-film, dan dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu

mottle dan artefak. Mottle radiografi adalah variasi kerapatan optik yang

memberikan paparan sinar-X yang seragam sedangkan artefak adalah variasi

kehitaman optik yang tidak diharapkan dalam bentuk kerusakan dalam suatu citra.

2.3 Dasar-Dasar CT-Scan

CT-Scan merupakan perpaduan antara teknologi sinar-X, komputer dan

televisi.Prinsip kerjanya yaitu berkas sinar-X yang terkolimasi dan adanya

detektor. Didalam komputer terjadi proses pengolahan dan perekonstruksian

gambar dengan menerapkan prinsip matematika atau yang lebih dikenal dengan

rekonstruksi algoritma. Setelah proses pengolahan selesai maka data yang telah

diperoleh berupa data digital yang selanjutnya diubah menjadi data analog untuk

ditampilkan kelayar monitor. Gambar yang ditampilkan dalam layar monitor

berupa informasi anatomis irisan tubuh (Rasad, 1992). Pada CT-Scan prinsip

kerjanya hanya dapat men-scaning tubuh dengan irisan melintang tubuh. Namun

dengan memanfaatkan teknologi komputer maka gambaran axial yang telah

didapatkan dapat direformat kembali sehingga didapatkan gambaran koronal,

sagital, oblik, diagonal bahkan bentuk 3 dimensi dari obyek tersebut ( Tortorici,

(5)

2.3.1 Komponen dasar CT-Scan

Menurut Tortorici (1995) CT-Scan memiliki tiga komponen utama yaitu :

gantry, meja pemeriksaan (couch), dan konsul. Gantry dan couch berada didalam

ruang pemeriksaan sedangkan konsul diletakkan terpisah dalam ruang kontrol.

Gambar 2.1 Komponen CT-Scan (Bontrager, 2001)

CT-Scan mempunyai 2 komponen utama yaitu scan unit dan operator konsul.

Scan unit biasanya berada di dalam ruang pemeriksaan sedangkan konsul letaknya

terpisah dalam ruang kontrol. Scan unit terdiri dari 2 bagian yaitu meja

pemeriksaan (couch) dan gantry (Bontrager, 2001).

Bagian – bagian dari scan unit :

2.3.1.1 Gantry

Merupakan suatu tempat dimana di dalamnya terdiri dari x ray tube (pembangkit

sinar x), filter, collimator, lampu indicator, dan DAS (Data Acquistion System).

Di dalam CT-Scan, pasien berada di atas meja pemeriksaan dan meja tersebut

bergerak menuju gantry. Gantry ini terdiri dari beberapa perangkat yang

keberadaannya sangat diperlukan untuk menghasilkan suatu gambaran, perangkat

keras tersebut antara lain tabung sinar-X, kolimator, dan detektor.

2.3.1.2 Tabung sinar-X

Berdasarkan stukturnya tabung X sangat mirip dengan tabung

(6)

menahan panas dan output yang tinggi. Panas yang cukup tinggi disebabkan

karena perputaran anoda yang tinggi dengan elektron-elektron yang

menumbuknya. Ukuran fokal spot yang kecil (kurang dari 1 mm) sangat

dibutuhkan untuk menghasilkan resolusi yang tinggi.

2.3.1.3 Kolimator

Kolimator berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur, membatasi jumlah

sinar yang sampai ke tubuh pasien serta untuk meningkatkan kualitas

gambar.CT-Scan menggunakan 2 buah kolimator yaitu pre pasien kolimator dan pre detektor

kolimator.

2.3.1.4 Detektor

Selama eksposi berkas sinar-X (foton) menembus pasien dan mengalami

perlemahan (atenuasi).Sisa-sisa foton yang telah teratenuasi kemudian ditangkap

oleh detektor.Ketika detektor-detektor menerima sisa-sisa foton tersebut, foton

berinteraksi dengan detektor dan memproduksi sinyal dengan arus yang kecil

yang disebut sinyal output analog.Sinyal ini besarnya sebanding dengan intensitas

radiasi yang diterima. Kemampuan penyerapan detektor yang tinggi akan

berakibat kualitas gambar lebih optimal. Ada 2 tipe detektor yaitu solid state dan

isian gas.

2.3.1.5 Meja pemeriksaan (couch)

Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk memposisikan pasien.Meja ini

biasanya terbuat dari fiber karbon.Dengan adanya bahan ini maka sinar-X yang

menembus pasien tidak terhalangi jalannya untuk menuju ke detektor.Meja ini

harus kuat dan kokoh mengingat fungsinya untuk menopang tubuh pasien selama

meja bergerak ke dalam gantry.

2.3.1.6 Sistem konsul

Konsul tersedia dalam berbagai variasi.Model yang lama masih

menggunakan dua system konsul yaitu untuk pengoperasian CT-Scan sendiri dan

(7)

system satu konsul dimana memiliki banyak kelebihan dan banyak fungsi. Bagian

dari system konsul ini yaitu :

1. Sistem Kontrol

Pada bagian ini petugas dapat mengontrol parameter-parameter yang

berhubungan dengan beroperasinya CT-Scan seperti pengaturan kV, mA, waktu

scaning, ketebalan irisan (slice thicknes), dan lain-lain.Juga dilengkapi dengan

keyboard untuk memasukan data pasien dan pengontrolan fungsi tertentu dalam

komputer.

2. Sistem Pencetakan Gambar

Setelah gambaran CT-Scan diperoleh, gambaran tersebut dipindahkan ke

dalam bentuk film.Pemindahan ini dengan menggunakan kamera multiformat.

Cara kerjanya yaitu kamera merekam gambaran di monitor dn memindahkannya

kedalam film. Tampilan gambar di film dapat mencapai lebih dari 2 – 24 gambar

tergantung ukuran filmnya (biasaya 8 x 10 inchi atau 35 x 43 cm)

3. Sistem Perekaman Gambar

Merupakan bagian penting yang lain dari CT-Scan. Data – data pasien

yang telah ada disimpan dan dapat dipanggil kembali dengan cepat. Biasanya

system perekaman ini beupa disket optik dengan kemampuan penyimpanan

sampai ribuan gambar.Ada pula yang menggunakan magnetic tape dengan

kemampuan penyimpanan data yang sampai melebihi 200 gambar.

2.3.2 Parameter CT-Scan

Dalam CT-Scan dikenal beberapa parameter untuk pengontrolan eksposi

dan output gambar yang optimal. Adapun parameternya adalah :

2.3.2.1 Slice thickness

Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari obyek yang

diperiksa. Nilainya dapat dipilh antara 1 mm-10 mm sesuai dengan keperluan

klinis. Ukuran yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail yang rendah

sebaliknya ukuran yang tipis akan menghasilkan detail yang tinggi. Jika ketebalan

(8)

2.3.2.2 Range

Range adalah perpaduan/kombinasi dari beberapa slice thickness.

Pemanfaatan range adalah untuk mendapatkan ketebalan irisan yang berbeda pada

satu lapangan pemeriksaan.

2.3.2.3 Faktor eksposi

Faktor eksposi adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi

meliputi tegangan tabung (KV) dengan besaran tegangan tabung 125 KV, arus

tabung (mA) sebesar 250mAdan waktu eksposi 2,75 (s). Besarnya tegangan

tabung dapat dipilih secara otomatis pada tiap-tiap pemeriksaan.

2.3.2.4 Field of View (FOV)

FOV adalah diameter maksimal dari gambaran yang akan direkonstruksi.

Besarnya bervariasi dan biasanya berada pada rentang 12-50 cm. FOV yang kecil

akan meningkatkan resolusi karena FOV yang kecil mampu, mereduksi ukuran

pixel, sehingga dalam rekonstruksi matriks hasilnya lebih teliti. Namun bila

ukuran FOV lebih kecil maka area yang mungkin dibutuhkan untuk keperluan

klinis menjadi sulit untuk dideteksi.

2.3.2.5 Gantry Tilt

Gantry tilt adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal dengan

gantry (tabung sinar-X dan detektor). Rentang penyudutan antara -25 sampai +25

derajat.Penyudutan gantry bertujuan untuk keperluan diagnosa dari

masing-masing kasus yang dihadapi.Disamping itu bertujuan untuk mengurangi dosis

radiasi terhadap organ-organ yang sensitif.

2.3.2.6 Rekonstruksi matriks

Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom dari picture element

(pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Rekonstruksi matriks ini

(9)

umtuk merekonstruksi gambar.Pada umumnya matriks yang digunakan berukuran

512 x 512 yaitu 512 baris dan 512 kolom.Rekonstruksi matriks berpengaruh

terhadap resolusi gambar.Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin

tinggi resolusinya.

2.3.2.7 Rekonstruksi Algorithm

Rekonstruksi algorithm adalah prosedur metematis yang digunakan dalam

merekonstruksi gambar.Penampakan dan karakteristik dari gambar CT-Scan

tergantung pada kuatnya algorithma yang dipilih. Semakin tinggi resolusi

algorithma yang dipilih maka semakin tinggi resolusi gambar yang akan

dihasilkan. Dengan adanya metode ini maka gambaran seperti tulang, soft tissue,

dan jaringan-jarringan lain dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.

2.3.2.8 Window width

Window width adalah rentang nilai computed tomography yang dikonversi

menjadi gray levels untuk ditampilkan dalam TV monitor. Setelah komputer

menyelesaikan pengolahan gambar melalui rekonstruksi matriks dan algorithma

maka hasilnya akan dikonversi menjadi skala numerik yang dikenal dengan nama

nilai computed Tomography. Nilai ini mempunyai satuan Hu (Hounsfield Unit).

2.3.2.9 Window level

Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk

penampilan gambar. Nilainya dapat dipilih dan tergantung pada karakteristik

perlemahan dari struktur obyek yang diperiksa. Window level menentukan

(10)

2.4 MSCT (Multi Slice Computed Tomography)

Gambar 2.3 MSCT

MSCT Scan merupakan alat diagnosis radiologi dengan menggunakan

komputer untuk mendeteksi suatu gangguan atau kelainan suatu organ tubuh

secara detail.

Alat ini bukan hanya untuk melakukan pemeriksaan rut in sepert i

pemeriksaankepala, dada, perut, dan leher, tetapi bisa pula untuk memeriksa

pembuluh darah berupaCT Angiography dan rekonstruksi gambaran tiga dimensi

(3-D).

MSCT dapat memberikan gambaran circulus wilis i, pembuluh dara h

koroner,carot is, aorta, dan cabang- cabangnya serta arteri

perifer.MSCT juga bisa digunakanu n t u k m e l a k u k a n p e m e r i k s a a n

C T v i r t u a l c o l o n o s c o p y d a n m a m p u m e l a k u k a n pemeriksaan

CT perfusi yang berfungsi sebagai deteksi stroke.Gambar-gambar beresolusi

tinggi ini memberikan gambaran akurat akan adanyakelainan pada pembulu h

darahnya. Dengan deteksi dini, pasien dapat segera ditangani

Keunggulan :

denga n

benar, sehingga dapat mengurangi resiko kecacatan maupu n

(11)

1. D a p a t m e n g u r a n g i d o s i s r a d i a s i s e b a n y a k k u r a n g l e b i h

7 0 % t a n p a mengurangi akurasi hasil pemeriksaan untuk CT Scan

jantung dengan menggunakan'Prospective ECG gating'.

2. Deteksi awal stroke non pendarahan dengan 'CT perfusion' sehingga

pasien dapat ditangani pada 'golden period' dan gejala sisa (sekuele)

stroke dapatdiminimalkan.

3. Dengan 'CT perfusion', perfusi jaringan otak dan pembuluh darah otak

dapat dinilai pada saatyang bersamaan dengan area yang lebih

luas. H a l i n i menghindarkan anda dari pemberian kontras dan dosis

radiasi ulangan yang berlebihan. Dapat mendeteksi 3 penyebab nyeri

dada akut secara bersamaan dengan menggunakan 'Tiple Rule Out'.

Tiga kelainan tersebut yaitu penyakit jantung koroner, emboli paru dan

dissecting aorta.

4. Pemeriksaan usus besar tanpa memasukkan alat ke dalam usus yang

diperiksa(CT colonscopy).

5. Evaluasi ukuran benjolan / tumor jinak atau ganas secara 3 dimensi dengan akurat.

2.4. 1 Komponen-Komponen MSCT

Meja Pemeriksaan

Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk

dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva dan terbuat dariCarbon

Graphite Fiber . Setiap scanning satu slice selesai, maka meja pemeriksaan akan

bergeser sesuai ketebalan slice ( slice thickness ).

Meja pemeriksaan terletak dipertengahan gantry denga n

posisihorizontal dan dapat digerakkan ma ju, mundur, naik dan turun

dengan cara menekantombol yang melambangkanmaju, mundur, naik, san

(12)

b. Gantry

Gambar 2.4 Gantry

G a n t r y m e r u p a k a n k o mp o n e n p e s a w a t C T - S c a n y a n g

d i d a l a m n y a t e r d a p a t tabung sinar-x, filter, detektor , DAS ( Data

Acquisition System ).

Serta lampu indicator u n t u k s e n t r a s i . P a d a g a n t r y i n i j u g a

d i l e n g k a p i d e n g a n i n d i k a t o r d a t a d i g i t a l y a n g memberi informasi

tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi objek dan kemiringan gantry.Pada

pertengahan gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-x dan detektor

yangletaknya selalu berhadapan didalam gantry akan berputar mengelilingi objek

yang akan dilakukan scanning

2.5 Dosimetri

Dosimetri radiasi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari besaran

dan satuan dosis radiasi, sedang pengertian dosis adalah kuantisasi dari proses

yang ditinjau sebagai akibat radiasi mengenai materi (Dwi Seno, 2008).

Besaran radiasi untuk pertana kali diperkenalkan adalah penyinaran

(terjemahan dari istilah exposure) dengan simbol X, yang pada Kongres Radiologi

(13)

untuk menimbulkan ionisasi di udara. Satuannya adalah roentgen atau R, di mana

1R adalah besarnya penyinaran yang dapat menyebabkan terbentuknya muatan

listrik sebesar 1 esu (electro-static-unit) pada suatu elemen volume udara sebesar

1cc, pada kondisi temperatur dan tekanan normal (Dwi Seno, 2008).

Apabila radiasi mengenai bahan, maka akan terjadi penyerapan energi di

dalam bahan tersebut melalui berbagai macam proses/interaksi. Dosis serap (D)

didefenisikan sebagai energi rata-rata yang diserap bahan per satuan massa bahan

tersebut. Satuan yang digunakan sebelumnya adalah rad yang didefenisikan

sebagai:

1 rad = 100 erg/g

Satuan baru yaitu gray (Gy) di mana:

1 gray (Gy) = 1 joule/kg

Dengan demikian dapat diperoleh hubungan:

1 gray (Gy) = 100 rad

Besaran dosis serap ini berlaku untuk semua jenis radiasi dan semua jenis

bahan yang dikenainya, namun bila menyangkut akibat penyinaran terhadap

mahluk hidup, maka informasi yang diperoleh tidak cukup. Jadi diperlukan

besaran lain yang sekaligus memperhitungkan efek radiasi untuk jenis radiasi

yang berbeda.

Dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda

ternyata memberikan akibat/efek yang berbeda pada sistem tubuh mahluk hidup.

Pengaruh interaksi yang terjadi sepanjang lintasan radiasi di dalam jaringan tubuh

yang terkena radiasi terutama berasal dari besaran proses yang disebut sebagai

alih energi linier. Yang paling berperan dalam hal ini adalah peristiwa ionisasi

yang terjadi sepanjang lintasan radiasi di dalam materi yang dilaluinya. Dengan

demikian, jenis radiasi yang memiliki daya ionisasi besar akan dapat

menyebabkan akibat/kerusakan biologik yang besar pula. Besaran yang

merupakan kuantisasi dari sifat tersebut dinamakan faktor kualitas (Q), maka

dosis serap (H) yang disebut dosis ekivalen, yaitu perkalian antara dosis serap dan

faktor kualitas radiasi Q atau faktor bobot radiasi Wr atau radiation weighting

factor dapat ditulis :

(14)

Dengan :

H = Dosis ekivalen

Q = Faktor kualitas radiasi

D = Dosis serap.

N merupakan suatu faktor modifikasi, misalnya pengaruh laju dosis, distribusi zat

radioaktif dalam tubuh, dan sebagainya. Untuk keperluan Proteksi Radiasi: faktor

N tersebut selalu dianggap N = 1

Satuan dosis ekivalen adalah rem, yang dalam falsafah baru – menurut Publikasi

ICRP No.26 Tahun 1977, diganti menjadi sievert (Sv), dimana:

1 sievert (Sv) = 100 rem

Satuan sievert (Sv), menggantikan satuan lama rem (rontgen equivalent man).

2.6 Mandibula

Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang paling

besar dan kuat.Mandibula merupakan satu – satunya tulang pada tengkorak yang

dapat bergerak.Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan

menutup mulut.Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan

dari kiri ke kanan dan sebaliknya sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah

(Pearce, 2002). Pada perkembangannya tulang ini terdiri dari dua belahan tulang

yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental, persatuan kedua belahan

tulang ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuah korpus yang letaknya

horisontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke muka serta mempunyai

dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior korpus (Bajpai,

(15)

Gambar 2.4 Anatomi mandibula

Bagian – bagian mandibula, yaitu (Bajpai, 1991) :

A. Korpus

Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu :

1) Permukaan eksternus

Permukaan eksternus kasar dan cembung.Pada bagian ini terdapat suatu linea

oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah

dan ke muka serta berakhir pada tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan

terdapat juga foramen montale yang terletak di atas linea oblikum dan simpisis

menti yang merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di bagian atas pada

tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus mandibula.

2) Permukaan internus

Permukaan internus agak cekung.Pada permukaan ini terletak sebuah linea

milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga menuju ke bawah

(16)

muskulus milohyodeus.Linea milohyoidea membagi fossa sublingualis dari fossa

submandibularis.

Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu :

1) Pinggir atas (alveolaris)

Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing –

masing belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk

gigi premolar dan tiga untuk gigi molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi

tanggal lekuk – lekuk ini tidak tampak karena atropi tulang yang mengakibatkan

berkurangnya lebar corpus mandibula.

2) Pinggir bawah (basis)

Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan

pinggir bawah ramus.Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas gigi

molar ke tiga, di tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis.Fossa digastrika yang

merupakan lekukan oval terletak pada masing – masing sisi dari garis

tengah.Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus.Sepanjang

seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di atasnya (superfasialis)

dilekatkan platisma.

B. Ramus

Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu :

1) Permukaan eksternus (lateralis)

Permukaan ini kasar dan datar.Bagian posterior atas licin yang berhubungan

dengan glandula parotis.Sisa dari permukaan merupakan insersio dari muskulus

masseter.

2) Permukaan internus (medialis)

Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal dari

kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh – pembuluh

(17)

Pinggir – pinggir pada ramus, yaitu :

Pinggir superior, merupakan insisura – insisura tajam dan cekung mandibularis di

antara prosesus – prosesus koronoideus dan prosesus kondiloideus.

Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah dengan garis oblik.

Pinggir posterior, tebal dan alur – alur merupakan permukaan medialis dari

glandula parotis.

Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan bersama –

sama membentuk basis mandibular.

2.7 Fraktur mandibula

Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula . Hilangnya

kontinuitas pada rahang bawah (mandibula), dapat berakibat fatal bila tidak

ditangani dengan benar .Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia

dan berfungsi sebagai tempat menempelnya gigi geligi . faktor etiologi utama

terjadinya fraktur mandibula bervariasi berdasarkan lokasi geografis, namun

kecelakaan kendaraan bermotor menjadi penyebab paling umum. Beberapa

penyebab lain berupa kelainan patologis seperti keganasan pada mandibula,

kecelakaan saat kerja dan kecelakaan akibat olahraga Fraktur mandibula

merupakan fraktur kedua tersering pada kerangka wajah, hal inidisebabkan

kondisi mandibula yang terpisah dari kranium. Diagnosis fraktur mandibula dapat

ditunjukkan dengan adanya : rasa sakit, pembengkaan, nyeri tekan, dan maloklusi

. Patahnya gigi, adanya gap, tidak ratanya gigi, tidak simetrisnya arcus dentalis,

adanya laserasi intra oral, gigi yang longgar dan krepitasi menunujukkan

kemungkinan adanya fraktur mandibula. Selain hal itu mungkin juga terjadi

trismus (nyeri waktu rahang digerakkan) . Evaluasi radiografis pada mandibula

mencakup foto polos, bila perlu dilakukan foto waters, CT Scan dan

pemeriksaan panoreks Secara khusus penanganan fraktur mandibula dan tulang

pada wajah (maksilofasial) mulai diperkenalkan olah Hipocrates (460-375 SM)

dengan menggunakan panduan oklusi (hubungan yang ideal antara gigi bawah dan

(18)

Pada perkembangan selanjutnya oleh para klinisi menggunakan oklusi sebagai

konsep dasar penanganan fraktur mandibula dan tulang wajah (maksilofasial)

terutama dalam diagnostik dan penatalaksanaannya. Hal ini diikuti dengan

perkembangan teknik fiksasi mulai dari penggunaan pengikat kepala ( head

bandages ), pengikat rahang atas dan bawah dengan kawat (intermaxilari fixation

), serta fiksasi dan imobilisasinfragmen fraktur dengan menggunakan plat tulang (

plate and screw )

2.8 Klasifikasi fraktur

Banyak klasifikasi fraktur yang ditulis dalam berbagai buku, namun secara praktis

dapat dikelompokkan menjadi :

a. Menurut Penyebab Terjadinya Fraktur

1. Fraktur traumatik • Trauma langsung (direk)

Trauma itersebut langsung mengenai anggota tubuh penderita. Contohnya seperti

pada antebrakhii yang menahan serangan pukulan dari lawan yang mengakibatkan

terjadinya fraktur pada ulna atau kedua tulang tersebut (radius dan ulna).

Trauma tidak langsung (indirek)

Terjadi seperti pada penderita yang jatuh dengan tangan menumpu dan lengan

atas-bawah lurus, berakibat fraktur kaput radii atau klavikula. Gaya tersebut

dihantarkan melalui tulang-tulang anggota gerak atas dapat berupa gaya berputar,

pembengkokan (bending) atau kombinasi pembengkokan dengan kompresi yang

berakibat fraktur butterfly, maupun kombinasi gaya berputar, pembengkokan dan

kompresi seperti fraktur oblik dengan garis fraktur pendek. Fraktur juga dapat

terjadi akibat tarikan otot seperti fraktur patela karena kontraksi quadrisep yang

mendadak.

2. Fraktur fatik atau stress

Trauma yang berulang dan kronis pada tulang yang mengakibatkan tulang

menjadi lemah. Contohnya pada fraktur fibula pada olahragawan.

(19)

Pada tulang telah terjadi proses patologis yang mengakibatkan tulang tersebut

rapuh dan lemah. Biasanya fraktur terjadi spontan. Penyebab fraktur patologi

adalah :

1. Umum (general)

Tumor dissemineted (myelomatosis), osteoporosis penyakit metabolis seperti

: ricket dan ostoemalasia, adrenal hiperkortikolisme atau terapi kortikosteroid

yang lama, hiperparatiroidisme, penyakit paget dan kondisi neuropati seperti

sipilis dan siringomelia, osteogenesis imperfekta.

2. Lokal

Tumor sekunder seperti : tumor mammae, prostat, tiroid, ginjal dan paru-paru.

Tumor ganas primer pada tulang, tumor jinak pada tulang, hiperemi dan infektif

dekalsifikasi seperti osteitis misalnya :

2. Menurut Hubungan dengan Jaringan Ikat Sekitarnya

1. Fraktur simpel

Disebut juga fraktur tertutup, oleh karena kulit di sekeliling fraktur sehat dan tidak

sobek.

2. Fraktur terbuka

Kulit di sekitar fraktur sobek sehingga fragmen tulang berhubungan dengan dunia

luar (bone expose) dan berpotensi untuk menjadi infeksi. Fraktur terbuka dapat

berhubungan dengan ruangan di tubuh yang tidak steril seperti rongga mulut.

3. Fraktur komplikasi

Fraktur tersebut berhubungan dengan kerusakan jaringan atau struktur lain seperti

saraf, pembuluh darah, organ visera atau sendi.

3. Menurut Bentuk Fraktur

1. Fraktur komplit

Garis fraktur membagi tulang menjadi dua fragmen atau lebih. Garis fraktur bisa

transversal, oblik atau spiral. Kelainan ini dapat menggambarkan arah trauma dan

menentukan fraktur stabil atau unstabile.

2. Fraktur inkomplit

Kedua fragmen fraktur terlihat saling impaksi atau masih saling tertancap.

3. Fraktur komunitif

(20)

4. Fraktur kompresi

Fraktur ini umumnya terjadi di daerah tulang kanselus.

Tersebut diatas merupakan klasifikasi fraktur secara umum. Sedangkan klasifikasi

fraktur mandibula diantaranya adalah:

1. Menunjukkan regio-regio pada mandibula

2. Menunjukkan frekuensi fraktur di masing-msing regio tersebut

Frekuensi terjadinya fraktur pada mandibula adalah : 2% pada regio koronoid,

36% pada regio kondilus, 3% pada regio ramus, 20% pada regio angulus, 21%

pada regio korpus,12% pada regio simfisis, 3% pada regio alveolus.

3. Berdasarkan ada tidaknya gigi

Klasifikasi berdasarkan gigi pasien penting diketahui karena akan menentukan

jenis terapi yang akan kita ambil. Dengan adanya gigi, penyatuan fraktur dapat

dilakukan dengan jalan pengikatan gigi dengan menggunakan kawat. Penjelasan

gambar tentang klasifikasi fraktur di atas :

1. Fraktur kelas 1 : gigi terdapat di 2 sisi fraktur, penanganan pada fraktur

kelas 1 ini dapat melalui interdental wiring (memasang kawat pada gigi)

2. Fraktur kelas 2 : gigi hanya terdapat di salah satu fraktur

3. Fraktur kelas 3 : tidak terdapat gigi di kedua sisi fraktur, pada keadaan

ini dilakukn melalui open reduction, kemudian dipasangkan plate and

screw, atau bisa juga dengan cara intermaxillary fixation.

Berdasarkan tipe fraktur mandibula:

- Simple

Dengan melihat cara perawatan, maka pola fraktur mandibula dapat digolongkan

menjadi :

1. Fraktur Unilateral

Fraktur ini biasanya hanya tunggal, tetapi kadang terjadi lebih dari satu fraktur

(21)

didapatkan pemindahan frakmen secara nyata. Suatu fraktur korpus mandibula

unilateral sering terjadi

2. Fraktur Bilateral

Fraktur bilateral sering terjadi dari suatu kombinasi antara kecelakaan langsung

dan tidak langsung. Fraktur ini umumnya akibat mekanisme yang menyangkut

angulus dan bagian leher kondilar yang berlawanan atau daerah gigi kanius dan

angulus yang berlawanan.

3. Fraktur Multipel

Gabungan yang sempurna dari kecelakaan langsungdan tidak langsung dapat

menimbulkan terjadinya fraktur multipel. Pada umumnya fraktur ini terjadi karena

trauma tepat mengenai titik tengah dagu yang mengakibatkan fraktur pada

simpisis dan kedua kondilus.

4. Fraktur Berkeping-keping (Comminuted)

Fraktur ini hampir selalu diakibatkan oleh kecelakaan langsung yang cukup keras

pada daerah fraktur, seperti pada kasus kecelakaan terkena peluru saat perang.

Dalam sehari-hari, fraktur ini sering terjadi pada simfisis dan parasimfisis. Fraktur

yang disebabkan oleh kontraksi muskulus yang berlebihan. Kadang fraktur pada

prosesus koronoid terjadi karena adanya kontraksi refleks yang datang

sekonyong-konyong mungkin juga menjadi penyebab terjadinya fraktur pada leherkondilar.

Oikarinen dan Malstrom (1969), dalam serangkaian 600 fraktur mandibula menemukan 49,1% fraktur tunggal, 39,9% mempunyai dua fraktur, 9,4%

mempunyai tiga fraktur, 1,2% mempunyai empat fraktur, dan 0,4% mempunyai

Gambar

Gambar 2.1Skema Tabung Pesawat Sinar-X
Gambar 2.1  Komponen CT-Scan (Bontrager, 2001)
Gambar 2.3 MSCT
Gambar 2.4 Gantry
+2

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan pengujian pada las listrik Falcon120e dan membandingkan hasil pengujian dengan kondisi tanpa beban dimana kondisi ini dianggap normal tidak ada

Utang luar negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, terdiri dari utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing dan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PROMKES SURVEY PHBS TATANAN INSTITUSI TEMPAT KERJA.. SURVEY PHBS TATANAN INSTITUSI TEMPAT KERJA NO DOK

Sebagaimana halnya sebuah permainan musik yang terdiri atas berbagai alat musik, kehidupan nyata yang penuh dengan perbedaan pun dapat berdampingan dengan baik, asalkan setiap

&ejala ADHD lebih jelas terlihat pada akti'itas-akti'itas yang membutuhkan usaha mental yang ter1okus. Agar dapat didiagnosa dengan ADHD tanda dan gejalanya harus

[r]

pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan peraturan kepala daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dengan Kepolisian Negara

Setelah berumur 64 tahun, Kong Shu Liang He menikah lagi dengan Nyonya Yuan, yang di kemudian hari tepatnya pada tahun 551 SM melahirkan seorang putra yang diberi nama Zhongni atau