• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Lexicographic Dalam Masalah Transportasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode Lexicographic Dalam Masalah Transportasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

2.1

Masalah Transportasi

Masalah transportasi pertama kali digunakan pada awal perang dunia kedua un-tuk menenun-tukan bagaimana mengirimkan pasukan yang terletak disuatu tempat

latihan Amerika Serikat ke medan perang di Eropa dan Asia, kemudian dikem-bangkan oleh F. L. Hitchcock sejak 1941 sebagai persoalan distribusi atau

trans-portasi produk dari gudang ke pelanggan. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Jaringan Masalah Transportasi

Sebuah perusahaan memiliki sejumlah gudang penyedia suatu produk yang

tersebar di beberapa daerah. Pada daerah tersebut, juga tersebar pelanggan yang masing-masing membutuhkan sejumlah produk pada saat yang sama.

Masing-masing pelanggan membutuhkan produk dengan jumlah yang berbeda-beda. Dalam distribusi produk dari gudang ke suatu pelanggan, perusahaan

memer-lukan biaya tertentu. Biaya distribusi bergantung pada jumlah produk yang didistribusikan. Oleh karena itu, Manajer harus mengatur distribusi dari setiap

gudang agar biaya transportasi minimal dan seluruh permintaan pelanggan ter-penuhi. Nunkeaw et al (2009) menyatakan model masalah transportasi dalam

(2)

Model 2.1

Persamaan (2.1) adalah fungsi tujuan model transportasi untuk

memini-mumkan total biaya transportasi. Total jumlah barang yang diangkut dari suatu gudang untuk didistribusikan tidak lebih dari kapasitas gudang tersebut, seperti

yang dinyatakan oleh persamaan (2.2). Persamaan (2.3) adalah persamaan yang menunjukkan bahwa total jumlah barang yang diangkut dari setiap gudang ke

suatu pelanggan tepat memenuhi jumlah barang kebutuhan setiap pelanggan. Persamaan (2.4) menunjukkan bahwa total jumlah produk yang tersedia di

selu-ruh gudang harus sama dengan total jumlah permintaan seluselu-ruh pelanggan, dan persamaan (2.5) menunjukkan bahwa persamaan (2.2), persamaan (2.3), dan

persamaan (2.4) adalah kendala yang tak negatif.

Nunkeawet al (2009) juga menilai bahwa penggunaan hanya satu fungsi tu-juan dalam masalah transportasi tidak cukup karena itu akan kurang mendekati

solusi optimal di dunia nyata. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertim-bangkan beberapa fungsi tujuan lain. Fungsi-fungsi tersebut dapat berkaitan

(3)

2.2

Program Tujuan Ganda dan Solusi Pareto-Optimal

Dalam Caramiaet al, sebuah persoalan optimisasi dengan fungsi tujuan tunggal

dapat diformulasikan sebagai berikut:

minf(x)

x∈S

di manaf adalah sebuah fungsi skalar dan S adalah daerah fisibel yang didefin-isikan sebagai

S ={x∈Rm :

Ax

= 0}.

di mana

A

adalah matriks koefisien

x

pada kendala. Program Tujuan Ganda dapat dimodelkan secara matematis sebagai berikut:

min [f1(x), f2(x), . . . , fn(x)]

x∈S,

di mana n > 1. Definisikan Ruang Objektif adalah ruang yang mengandung seluruh fungsi tujuan, dan definisikan

C ={y∈R:y=f(x), x∈S}.

Konsep skalar dari ”optimalitas” tidak dapat langsung diaplikasikan pada Program Tujuan Ganda. Di sini, notasi optimalitas Pareto akan diperkenalkan

sebagai berikut:

• Sebuah titikx∗

dikatakan Pareto optimum lemah atau sebuah solusi efisien lemah untuk masalah Program Tujuan Ganda jika dan hanya jika tidak

terdapat x∈S sehingga fi(x)< fi(x∗

) untuk setiap i∈ {1, . . . , n}.

• Sebuah titik x∗

dikatakan Pareto optimum kuat atau sebuah solusi efisien

yang tepat untuk masalah Program Tujuan Ganda jika dan hanya jika tidak terdapat x∈S sehingga fi(x)≤fi(x∗) untuk setiap i∈ {1, . . . , n}.

(4)

disebut Pareto front atau Kurva Pareto. Bentuk dari permukaan Pareto meng-indikasikan hubungan antara setiap fungsi tujuan. Sebuah contoh kurva Pareto

ditampilkan pada Gambar 2, di mana setiap titik di antara (f2(ˆx), f1(ˆx)) dan

(f2(˜x), f1(˜x)) disebut Pareto front. Titik-titik tersebut disebut titik non-inferior

atau titik tak-terdominasi.

Gambar 2. Contoh Kurva Pareto

Contoh Pareto optimum lemah dan kuat ditunjukkan pada Gambar 3: titikp1 dan p5 adalah Pareto optimum lemah; titik p2, p3, danp4 adalah Pareto

optimum kuat.

(5)

2.3

Metode

Lexicographic

Mathias Ehrgott mengemukakan bahwa dalam optimisasi lexicographic, setiap

fungsi tujuan akan dipertimbangkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pri-oritas. Sebuah solusi optimal ˆxdari suatu masalah disebut optimallexicographic dan ˆy = f(ˆx) adalah sebuah vector minimal lexicographicdalam Y = f(X), di manaX adalah himpunan vektorxyang memenuhi kendala (fisibel). Optimisasi lexicographicjuga dapat ditulis dengan notasi “lexmin” sebagai berikut:

lexmin

x∈X (f1(x), f2(x), . . . , fp(x)) 2.6

Notasi “lexmin” pada persamaan (3.4) di atas menunjukkan proses

meminimum-kan setiap fungsi tujuan secaralexicographi atau berurutan, yaitu dari fungsi tu-juan 1 hingga fungsi tutu-juanp. Algoritma optimisasilexicographicakan dijelaskan lebih rinci pada Bab 3. Berikut diberikan definisi solusi dari sebuah optimisasi lexicographic.

Definisi 2.1.

Sebuah solusi fisibel xˆ∈ X adalah solusi lexicographic, jika tidak terdapat x∈ X sehinggaf(x)<lex f(ˆx).

fungsi tujuan telah diurutkan secara lexicographic. Pada definisi di atas, dapat

dinyatakan bahwa ˆx∈ X adalah optimal lexicographic, jika

f(ˆx)≤lexf(x),∀x∈ X.

Dalam tulisannya, Isermann menggunakan notasi%untuk menggambarkan ketidaksamaanlexicographicseperti notasi≥lexpada Mathias Ehrgott. Ia

menje-laskan optimisasilexicographic dengan memisalkanRadalah himpunan bilangan real, R0 adalah himpunan bilangan real non-negatif, Rm adalah ruang vektor

bilangan real dengan dimensi m, dan Rm0 adalah Rm dengan unsur non-negatif.

(6)

diaplikasikan: untuka, b∈Rm, ketidaksamaan lexicographic kuat (the strict lex-icographic inequality)a≻bdipenuhi, jika dan hanya jika,ai ≻bi dipenuhi untuk

i = min{1, . . . , m | ak 6= bk}; dan ketidaksamaan lexicographic lemah (the weak lexicographic inequality) a %b dipenuhi, jika dan hanya jika, a ≻ b atau a =b. Untuk setiap dua matriks berorde (m×n),A = (a1, . . . , an), B = (b1, . . . , bn).

A ≻ B dipenuhi jika dan hanya jika aj ≻ bj untuk setiap j = 1, . . . , n.

Gambar

Gambar 1. Jaringan Masalah Transportasi
Gambar 3. Contoh Pareto optimum lemah dan kuat

Referensi

Dokumen terkait

Adanya pengecekan bersama antara bagian gudang dengan bagian pengiriman untuk setiap perngiriman barang (Kartu Perdana XL) ke pelanggan sehingga kesalahan pencatatan antara

Kasus pelanggan: (untuk mahasiswa dengan NIM ganjil) kebutuhan untuk entri pelanggan dan perhitungan total pembelian 2 jenis barang.. Program akan membaca kode pelanggan,

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa metode fuzzy zero suffix merupakan salah satu metode optimisasi untuk mencari pengalokasian barang yang tepat sehingga

VRPTW memiliki beberapa kriteria yaitu rute setiap kendaraan pasti berawal dan berakhir di depot, setiap pelanggan dilewati tepat oleh satu rute, jumlah

Model optimisasi masalah transportasi adalah menentukan jumlah semen yang harus didistribusikan dari pabrik sumber ke gudang tujuan supaya biaya transportasi

Barang – barang yang sudah dikeluarkan dari gudang pelabuhan dan telah diterima oleh penerima barang (consignee) dengan baik dan dalam keadaan utuh dianggap telah memenuhi

a) Bersedia membantu setiap keinginan dan kebutuhan pelanggan. b) Memberikan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. c) Menghargai kepentingan dan kebutuhan pelanggan. d)

mengalokasikan suatu tujuan fiktif dengan kebutuhan supplies sebesar selisih antara total kebutuhan dari setiap lokasi dengan total kapasitas dari setiap sumber dan alokasi biaya