BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pupuk
Pupuk di defenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau
tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan
pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan
tanaman, dan arang kayu (Novizan, 2005).
Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik
maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara
dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam
keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik (Sutejo, 1999).
Pupuk bagi tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman,
pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Jika dalam makanan
manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri
dari bermacam-macam jenis, bentuk, warna, dan merek. Namun, berdasarkan cara
aplikasinya hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk
adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah
untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat
pupuk ini dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih
unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Pupuk mengenal
istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung
makin beragam dengan aneka merek, kita tidak akan terkecoh dan tetap
berpedoman kepada kandungan antara unsur makro dan mikro yang digunakan
(Lingga, 2001).
2.2 Klasifikasi Pupuk 2.2.1 Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa mahluk hidup yang
diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.
Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari
sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap
jenis unsur hara tersebut rendah. Kelebihan dari pupuk organik, sehingga sangat
disukai para petani, yaitu :
1. Memperbaiki struktur tanah, terjadi karena organisme tanah pada saat
penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat
mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.
2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air, bahan organik memiliki daya
serap yang besar terhadap air tanah.
3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, disebabkan oleh organisme
dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.
4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman, pupuk organik mengandung
zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk
2.2.2 Jenis-jenis Pupuk Organik
Pupuk organik dibagi berdasarkan asal bahan terbentuknya sebagai berikut:
a. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik
berupa kotoran padat (feses) yang tercampur sisa makanan maupun air
kencing (urine). Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena
masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri.
b. Kompos
Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan,
jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota, dan sebagainya.
Proses pelapukan bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan
manusia.
c. Pupuk hijau
Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagi pupuk adalah
hijauan, yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman
tertentu yang masih muda. Tujuannya, untuk menambah bahan organik
dan unsur-unsur lainnya ke dalam tanah, terutama nitrogen (Sutejo, 2002).
d. Pupuk Bokashi
Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan
organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisme 4) atau disebut
dengan hasil fermentasi. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah
pupuk organik dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat
EM4 (Effective Microorganisme 4) mengandung ragi, bakteri fotosintetik,
jamur pengurai, selulosa azotobacter sp. Dan Lactobacillus sp. Bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar
lahan pertanian seperti jerami, sekam (kulit padi), dan seterusnya. Tetapi yang
paling baik digunakan sebagai bahan pokok adalah dedak (bekatul) karena
kandungan zat gizinya sangat baik untuk mikro-organisme. Ada beberapa jenis
pupuk bokashi yaitu :
1. Bokashi Jerami dan Bokashi Pupuk Kandang
Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses
pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi
jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah. Sedangkan
penggunaan bokashi pupuk kandang baik digunakan dalam pembibitan
tanaman. Dan dapat diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1.
2. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang
Pembuatan Bokashi model ini sangat mudah dilakukan di lingkungan
pertanian dan peternakan. Jadi, mudah untuk mendapatkan bahan yaitu
kotoran hewan (pupuk kandang) dan sekam (kulit gabah beras), dimana
untuk sekam diarangkan terlebih dahulu. Beberapa cara untuk membuat
Arang sekam diantaranya yaitu :
- Pembuatan Arang Sekam dengan cara di bakar dalam tong
3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah
Bokashi pupuk kandang tanah dipergunakan di dalam pembuatan tanaman.
Dalam hal ini tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan
tanah pada perbandingan 1:1.
4. Bokashi Pupuk Kandang Ekspres (24 jam)
Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman
sayuran dan buah-buahan.(www.deptan.go.id/feati/teknologi/bokashi.pdf).
2.2.3 Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh
pabrik dengan cara mencampurkan berbagai bahan kimia sehingga memiliki
persentase, misalnya, pupuk urea berkadar nitrogen 45-46%, (setiap 100 kg urea
terdapat 45-46 kg hara nitrogen). Jenis-jenis pupuk anorganik menurut unsur hara
yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua yaitu, pupuk tunggal dan pupuk
majemuk.
a. Pupuk tunggal
Dikatakan pupuk tunggal karena hara yang dikandungnya hanya satu. Ke
dalam kelompok pupuk tunggal ini ada tiga macam pupuk yang dikenal
dan banyak beredar di pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama
nitrogen (N), hara utama fosfor (p), dan hara utama kalium (K). Selain itu,
b. Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh
pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Misalnya,
pupuk Nitrogen dicampurkan dengan phospat menjadi pupuk NP, dan di
campur lagi dengan kalium menjadi pupuk NPK. Kandungan hara dari
pupuk ini lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk tunggal.
2.3 Jenis-jenis Pupuk Anorganik 2.3.1 Pupuk Sumber Nitrogen
a. Ammonium nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan
daerah panas. Amonium nitrat bersifat hidroskopis sehingga tidak dapat di
simpan terlalu lama.
b. Ammonium sulfat (NH4)2SO4
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen
dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.
c. Kalsium nitrat
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut dalam air,
dan sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat
d. Urea (CO(NH2)2) Struktur Urea
Gambar 2. 3. 1. 1Urea
Nama IUPAC : Diaminomethanal
Rumus Molekul : (NH2)2CO
Rumus Bangun : NC(=O)N
Massa Atom : 60, 07 g / mol
Sifat-sifat Pupuk Urea :
- Berat jenis 1, 33 × 103 kg/m3
- Kelarutan di dalam air 108 g/ 100 ml (200C)
- Titik lebur 132, 7 0C (406 K)
- Keasaman (Pka) 0, 18
- Kebasaan (Pkb) 13, 82
- Kelembaban 81% (20 0C) (http://id.wikipedia.org/wiki/Urea)
Pupuk urea mengandung 45-46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang
tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea dibuat
dari gas amoniak dan gas asam arang. Sifat lainnya adalah mudah tercuci
oleh air, mudah terbakar oleh sinar matahari dan bereaksi secara endoterm.
Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap tanaman.
Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada
yang miskin hara akan berubah ke wujud atau bahan awalnya, yakni
amonia dan karbondioksida yang mudah menguap. % N urea secara teori
adalah 46,666 % dapat dihitung dengan cara mengalikan 2 x Ar N/ Mr
Urea x 100%. Pupuk Urea bukan hanya untuk pertanian, tapi bisa untuk
tambak, industri, makanan dan masih banyak lainnya. Makanya sangat
dibutuhkan, kalau warnanya sama maka akan ada kecurangan. Pupuk
berwarna disebut pupuk bersubsidi untuk menghindari kecurangan,
pencurian, dan penimbunan. Pupuk Urea yang tidak berwarna disebut
pupuk nonsubsidi. Kemurnian pupuk Urea dapat diketahui dengan cara %
N secara praktek / % N secara teori x 100%. Berdasarkan bentuk fisiknya
maka urea dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu urea prill dan urea
nonprill.
d.1 Urea prill
Urea prill merupakan urea yang berbentuk butiran halus berwarna putih.
Dibandingkan dengan bentuk lainnya, urea prill mempunyai beberapa
kelebihan yakni:
a.Dikenal luas di kalangan petani sehingga menjadi prioritas utama
pemupukan
b.Mudah didapatkan di Koperasi Unit Desa(KUD), pengecer pupuk dan
kios petani
c.Harga terjangkau petani
d.Mudah diaplikasikan, yaitu dengan disebar atau dilarutkan
f. Dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti memupuk tambak,
untuk campuran ransum atau pakan ternak
g.Selain kelebihan yang dimilikinya, urea bentuk prill mempunyai
kekurangan sebagai berikut:
a. Sangat higroskopis sehingga unsur hara mudah hilang
b. Sangat mudah larut sehingga unsur hara mudah dicuci
c. Mudah basah dan hancur sehingga butuh perlakuan khusus dalam
penyimpanan dan packing
d. Unsur hara yang termanfaatkan hanya 30-50% saja
d.2 Urea nonprill
Urea nonprill terdiri dari beberapa jenis, diantaranya ialah urea ball
fertilizer, urea super granule, urea briket, dan urea tablet.
1. Urea ball fertilizer
Gambar 2. 3. 1. 2 Pupuk Urea Ball Fertilizer (http://detiktani.blogspot.
com/2013/06/pupuk-urea-non-prill.html)
Pupuk urea dengan bentuk bola-bola kecil ini memiliki daya respon
cukup tinggi terhadap pertumbuhan tanaman unsur N-nya dapat
dilepas secara lambat dan diikat kuat oleh partikel tanah dan kemudian
2. Urea super granule (USG)
Gambar 2. 3. 1. 3 Pupuk Urea Super Granule (https://www.flickr.com
/photos/ifdcphotography/4587345394)
Bentuk USG hampir sama dengan urea prill hanya ukuran butirannya
sedikit lebih besar. USG mampu meningkatkan produksi tanaman
(padi) 3,4-20,4% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan urea
prill.
3. Urea briket
Gambar 2. 3. 1. 4 Pupuk Urea Briket (http://cvkresnaetamsejahtera.
com/bpupuksni_Jual_Pupuk_Jual_Bibit_Kacangan_
CV_Kresna_Eta_Sejahtera.html)
Urea briket dihasilkan dari proses pemadatan urea prill dan
penyempurnaan urea granule. Bentuknya pipih seperti cakram, bersifat
rapuh, mudah ecah, dan cepat lengket. Kelebihan urea briket, yaitu
4. Urea tablet
Gambar 2. 3. 1. 5 Pupuk Urea Tablet (http://www.loong-
2000.com/poolchem.htm)
Urea tablet juga berbahan dasar urea prill. Dengan proses pengempaan
bertekanan tinggi, urea prill berubah bentuk mejadi tablet. Bila
dibandingkan dengan urea prill, urea tablet lebih banyak memiliki
keunggulan seperti efisien, gulma, mengurangi terjadinya pencemaran
mikro, dan menciptakan usha baru bagi usahawan pupuk.
Urea padat lebih stabil pada temperatur kamar dan juga pada tekanan
atmosfer. Bila urea padat ini dipanaskan dengan mengalirkan gas
ammonia pada tekanan dan suhu tertentu maka urea akan mengalami
sublimasi dan terurai sebagian menjadi asam sianida dan amonium
sianat. Bila urea padat dilarutkan di dalam ammonia cair akan
membentuk senyawa urea-amonia yang tidak stabil dan akan terurai
2.3.2 Pupuk Sumber Fosfor
a. SP36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari
fosfat alam dan sulfat. Berbentuk btiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya
agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu
digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak
higroskopis, dan tidak bersifat membakar.
b. Amonium phosphat
Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal
tanaman (starter fertilizer). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat
kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air.
2.3.3 Pupuk Sumber Kalium
a. Kalium klorida (KCL)
Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat
higroskopis. Khlor berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak
membutuhkannya, misalnya kentang, wortel , dan tembakau.
b. Kalium sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar
48-52%.Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya
agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah
tanam.
c. Kalium nitrat (KNO3)
Mengandung 13% N dan 44% K2O. Berbentuk butiran berwarna putih
2.3.4 Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder
a. Kapur dolomit
Rumus kimianya adalah CaCO3.MgCO3. berasal dari hasil
penambangan bahan galian batuan dolomit. Kelarutannya dalam air
cukup baik. Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Bersifat basa
sehingga kalau rutin digunakan dapat meningkatkan pH tanah. Dolomit
adalah sumber Ca (30%) dan Mg(19%) yang cukup baik. Semakin
halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.
b. Magnesium-sulfat (kiserit)
Rumus kimianya adalah MgSO4.H2O. Bahan dasar yang digunakan
dalam pembuatan pupuk ini adalah Mg(OH)2 yang disebut brucit dan
MgCO3 yang disebut magnesit. Kandungan kiserit murni terdiri dari
29% MgO dan 23% S. Kiserit berbentuk hablur berwarna putih
keabu-abuan dan agak sukar larut dalam air.
2.4 Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur hara terutama bagi pertumbuhan tanaman, yaitu
untuk pembentukan asam amino yang akan diubah menjadi protein. Kekurangan
nitrogen akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan
ketidakseimbangan serapan unsur hara. Tanaman yang kekurangan nitrogen
ditandai oleh daun-daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan dan
kecepatan produksi daun menurun. Sebaliknya kelebihan nitrogen menghasilkan
daun yang lebih besar, batang menjadi lunak dan berair sehingga mudah rebah
Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman
2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun
3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman
4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan
5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah
Gejala kekurangan unsur hara nitrogen :
1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan
2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna
ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai
dari daun bagian bawah terus ke bagian atas dan Pertumbuhan tanaman
lambat dan kerdil
4. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik
2.5 Metode Analisa Kandungan Nitrogen
Adapun beberapa metode analisa kandungan nitrogen pada pupuk urea yaitu :
2.5.1 Metode Lowry
Protein dengan asam fosfotungstat-fosfomolibdat pada suasana alkalis
akan memberikan warna biru yang intensitasnya bergantung pada konsentrasi
protein yang ditera. Konsentrasi protein diukur berdasarkan optikal density pada
panjang gelombang 600 mm. Larutan lowry ada dua macam yaitu larutan A yang
terdiri dari fosfotungstat-fosfomolibdat(1:1) dan larutan B yang terdiri dari
2.5.2 Metode Biuret
Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan
larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang
mengandung gugus arnida asam (-CONH2) yang berada bersama gugus arnida
asam yang lain gugus yang lain. Penentuan protein secara Biuret adalah dengan
mengukur optical density pada panjang gelombang 560-580 nm.
2.5.3 Metode Spektrofotometer UV
Kebanyakan protein mengabsorbsi sinar ultraviolet maximum pada 280
nm. Hal ini terutama oleh adanya asam amino tirosin triptophan dan fenilanin
yang ada pada protein tersebut. Pengukuran protein berdasarkan absorbsi sinar U
adalah cepat, mudah dan tidak merusak bahan.
2.5.4 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan
Kekeruhan akan terbentuk dalam larutan yang mengandung protein
apabila ditambahkan bahan pengendap protein misalnya Tri Chloro Acetic acid
(TCA). Tingkat kekeruhan diukur dengan alat Turbidimeter.
2.5.5 Metode Pengecatan
Beberapa bahan pewarna misalnya Orange G, Orang 12 dan Amino Black
dapat membentuk senyawaaan berwarna dengan protein dan menjadi tidak larut.
Dengan mengukur sisa bahan pewarna yang tidak bereaksi dalam larutan (dengan
colorimeter), maka jumlah protein dapat ditentukan dengan cepat. Penentuan
protein dengan titrasi formol akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya
dimethilol berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi
reaksi antara asam (gugus karboksil) dengan basa (NaOH) sehingga akhir titrasi
2.5.6 Metode Kjedahl
Metode kjedahl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan
kadar nitrogen. Pada dasarnya analisa nitrogen cara kjeldahl dapat dibagi menjadi
tiga tahapan yaitu tahap destruksi, destilasi, dan titrasi.
a. Prinsip Dasar
Metode Kjedahl berdasarkan pada destruksi basah pada sampel, yakni
dengan memanaskan sampel dengan asam sulfat pekat dengan
menggunakan suatu katalis dimana hasil destruksi yang diperoleh
dibasakan terlebih dahulu, lalu didestilasi. Amonia yang dibebaskan
ditamung dalam suatu larutan asam sulfat 0,25 N. Jumlah amonia
diketahui dengan cara menitrasi destilat tersbut dengan suatu larutan basa
dengan menggunakan indikator campuran (merah metil+ metil biru). Cara
Kjeldahl umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan
cara semimikro. Cara makro digunakan untuk contoh yang sukar
dihomogenisasi dan berukuran besar, sedang cara semimikro dirancang
untuk sampel yang berukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan
yang homogen.
b. Prosedur Kjedahl
Metode ini pada dasarnya dibagi atas tiga tahapan, yaitu :
b.1 Tahap destruksi
Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga
terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen
teroksidasi menjadi CO,CO2. Dan H2O sedangkan nitrogennya
destruksi berkisar antara 370-410oC. Proses destruksi sudah selesai
apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna. Agar analisa lebih
tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan pula perlakuan blanko
yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal dari reagen yang
digunakan. Tahap destruksi dapat dilihat pada reaksi gambar 2.5.6.1(
Sudarmadji, S. 1989) :
NOrganik + 2H2SO4(p) Katalis (Se) (NH4)2SO4 + SO2 +CO2 + H2O
Gambar 2. 5. 6. 1 Reaksi tahap destruksi (Sudarmadji, S. 1989)
b. 2 Tahap destilasi
Pada tahap ini, ammonium sulfat dipecah menjadi amonia (NH3)
dengan penambahan NaOH 40% sampai alkalis lalu dipanaskan. Agar
selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan
atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan
logam Zinkum (Zn). Amonia yang dibebaskan selanjutnya ditangkap
oleh larutan standar asam. Asam standar yang dapat digunakan adalah
asam sulfat 0,25 N dalam jumlah lebih. Untuk mengtahui jika asam
dalam keadaan berlebih maka diberi indikator campuran (merah metil
+ metil biru ). Destilasi diakhiri bila semua amonia sudah terdestilasi
sempurna yang ditandai destilat tidak lagi basa. Tahap destilasi dapat
dilihat pada reaksi gambar 2.5.6.2 (Sudarmadji, S. 1989) :
(NH4)2SO4 + 2NaOH 2NH3 + 2H2O + Na2SO4
2NH3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4
b. 3 Tahap titrasi
Apabila penampung destilasi digunakan asam sulfat 0,25 maka sisa
asam yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH
standar. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah
ekuivalen nitrogen. Apabila penampung destilasi digunakan asam
borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia
dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam. Selisih jumlah
titrasi sampel dan blanko merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.