• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran Pupuk Organik pada PT. Roma Asi Jaya di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran Pupuk Organik pada PT. Roma Asi Jaya di Medan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, strategia (stratos = militer; dan ag = memimpin), strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi,secara umum dapat diartikan sebagai rencana yang disusun oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr. (1995) dalam Tjiptono (2008:3), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua prespektif yang berbeda, yaitu (1) dari prespektif mana suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), dan (2) dari prespektif apa yang akhirnya organisasi dilakukan (eventually does).

Berdasarkan prespektif pertama, strategi dapat difenisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Maksudnya adalah bahwa para manajer memainkan peran yang aktif, sadar, dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan.

(2)

hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.

2.1.2 Tipe-tipe Strategi

David (2012:251) menyatakan ada dua belas tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan dalam empat bagian, yaitu:

1. Strategi Intergrasi

Strategi ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, atau pesaing. Strategi integras terbagi atas tiga bagian, yaitu :

a. Integrasi ke depan, yaitu memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan skeunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar.

b. Integrasi ke belakang, yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini terutama tepat bila perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

(3)

2. Strategi Intensif

Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:

a. Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi strategi lain.

b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru.

c. Pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan produk atau jasa yang baru.

3. Strategi Diversifikasi

Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat.

a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan secara signifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada.

b. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba menurun. c. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan

(4)

4. Strategi Defensif

Strategi defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis dari strategi ini adalah sebagai berikut:

a. Retrechment (Penciutan), yaitu mengubah pengelompokkan lewat penghematan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.

b. Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan gagal menghasilkan perbaikan yang diperlukan.

c. Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan divestasi, dan tidak ada yang berhasil.

2.1.3 Tingkatan Strategi

Dalam suatu perusahaan terdapat tiga tingkatan strategi, (Hayes dan Wheelwright (1984) dalam Tjiptono (2008:4), yaitu:

1. Strategi Level Korporasi

Strategi level korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau unit bisnis lebih dari satu. Pertanyaan-pertanyaan pokok yang muncul pada strategi korporasi adalah bisnis apa yang seharusnya digeluti perusahaan? Apa sasaran dan harapan atas masing-masing bisnis? Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut?

2. Strategi Level Unit Bisnis

(5)

yang sebaiknya digunakan oleh suatu bisnis terhadap pasarnya dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan dalam kondisi pasar tertentu.

3. Strategi Level Fungsional

Strategi level fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-fungsi manajemen (terdiri atas riset dan pengembangan, keuangan, produksi dan operasi, pemasaran, serta sumber daya manusia) yang dapat mendukung strategi korporasi dan strategi bisnis. Strategi fungsional umumnya lebih terperinci dan memiliki jangka waktu yang lebih pendek daripada strategi korporasi. Tujuan pengembangan strategi fungsional adalah untuk mengkomunikasikan tujuan jangka pendek, menentukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan jangka pendek, dan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pencapaian tujuan tersebut. Stratetegi fungsional perlu dikoordinasikan satu sama lain untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam organisasi.

2.2 Manajemen Strategi

2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi

(6)

keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi computer untuk mencapai keberhasilan organisasi.

2.2.2 Proses Manajemen Strategi

Menurut David (2012:6), proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap, diantaranya :

1. Perumusan Strategi

Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

2. Penerapan Strategi

Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.

Penerapan strategi sering disebut “tahap aksi” dari manajemen strategi. Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan.

3. Penilaian Strategi

(7)

2.3 Pemasaran

2.3.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Disamping kegiatan pemasaran, perusahaan juga perlu mengkombinasikan fungsi-fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar perusahaan berjalan dengan baik.

Menurut Kotler (2005:10) pemasaran adalah “proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk dan jasa yang bernilai kepada pihak lain”. Menurut Swastha dan Sukotjo (2002:179), pemasaran adalah “sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran mempunyai arti yang lebih luas daripada penjualan, pemasaran mencakup usaha perusahaan yang ditandai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara promosi dan penjualan produk tersebut. Jadi, pemasaran juga merupakan kegiatan saling berhubungan sebagai suatu sistem untuk menghasilkan laba. Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat falsafah dalam pemasaran yang disebut sebagai konsep pemasaran.

(8)

kebutuhan konsumen. Perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen harus menyusun kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi yang tepat sesuai dengan keadaan konsumen sasarannya.

2.3.2 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan demi tercapainya tujuan pemasaran. Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi, dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh perusahaan.

Menurut Assauri (2007:168) strategi pemasaran adalah “serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan, serta alokasinya sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah”.

(9)

Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan, (Corey, dalam Tjiptono (2008:6), diantaranya adalah :

1. Pemilihan Pasar

Yaitu memilih pasar yang akan dijalani. Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor, yaitu :

a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasai.

b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan atau fokus yang lebih sempit.

c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error di dalam menanggapi pelung dan tantangan.

d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi.

2. Perencanaan Produk

Meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan, dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk diantara pembeli dan penjual.

3. Penetapan Harga

(10)

4. Sistem Distribusi

Yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.

5. Komunikasi Pemasaran

Yaitu meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relation.

Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan analitis. Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor berikut, diantaranya :

1. Faktor Lingkungan

Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkannya pada bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan.

2. Faktor Pasar

(11)

3. Persaingan

Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing.

4. Analisis Kemampuan Internal

Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki.

5. Peilaku Konsumen

Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis, karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penetuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelititan (riset pasar), baik observasi maupun survey.

6. Analisis Ekonomi

(12)

2.3.3 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2002:18), bauran pemasaran (marketing mix) adalah “seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek”.

Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yang biasa disebut 4P pemasaran, yakni produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place). Adapun penjelasan dari unsur-unsur bauran pemasaran 4P adalah sebagai berikut: 1. Produk (product)

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk merupakan elemen pertama dan yang paling penting dari bauran pemasaran.

2. Harga (price)

Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau pengguna barang dan jasa.

3. Promosi (promotion)

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menigkatkan volume penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Kotler (2005:626), bauran promosi terdiri dari lima cara utama, yaitu : a. Periklanan, yaitu semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang

(13)

b. Promosi penjualan, yaitu insentif jangka panjang untuk mendorong keinginan untuk mencoba atau membeli produk atau jasa.

c. Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi atau mendapatkan respon dari pelanggan. d. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli

dengan tujuan melakukan pembelian.

e. Hubungan masyarakat dan publisitas melalui berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan produk atau melindungi citra perusahaan.

4. Distribusi (distribution)

Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi pemasaran dengan menyalurkan, mengirim atau menyampaikan produk dari produsen ke konsumen.

Saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian melalui jauh pendeknya rantai distribusi, yaitu :

a. Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana dari produsen langsung ke konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur.

b. Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen.

2.4 Pelanggan

2.4.1 Pengertian Pelanggan

Pelanggan adalah instansi, lembaga, organisasi ataupun orang yang membeli

produk (barang atau jasa) perusahaan secara rutin atau berkesinambungan karena

(14)

merupakan orang-orang yang memberikan perhatian penuh terhadap produk yang

dihasilkan oleh perusahaan. Pelanggan bukan hanya orang yang mendatangkan

keuntungan bagi perusahaan saja, akan tetapi pelanggan juga adalah orang yang

memiliki rasa ingin dihormati dan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan.

Kepuasan para pelanggan merupakan respon yang emosional dari para pelanggan pada

evaluasi terhadap pengalaman saat mengkonsumsi suatu produk.

Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performa perusahaan. Maine dkk (dalam Nasition, 2004:101) memberikan beberapa definisi tentang pelanggan yaitu:

1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang tergantung padanya

2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa keinginannya

3. Tidak ada seorangpun yang pernah menang beradu argumentasi dengan pelanggan 4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan

2.4.2 Jenis-jenis Pelanggan

Pada dasarnya terdapat 3 (tiga) jenis pelanggan, yaitu :

1. Pelanggan Eksternal

Merupakan kelompok ataupun orang yang berada di luar perusahaan yang

menerima produk. Pelanggan eksternal pada setiap perusahaan merupakan masyarakat

umum yang menerima produk perusahaan. Adapun beberapa hal yang

diperhatikan pelanggan eksternal diantaranya: kesesuaian dengan kebutuhan produk,

(15)

2. Pelanggan Internal

Merupakan kelompok ataupun orang di dalam perusahaan yang memiliki

pengaruh pada peforma pekerjaan. Adapun hal-hal yang diperlukan pada pelanggan

internal diantaranya seperti: kerjasama, kerja kelompok, sistem dan struktur kerja yang

efesien, pekerjaan yang berkualitas serta pengiriman yang tepat waktu.

3. Pelanggan Antara

Merupakan kelompok ataupun orang yang bertindak sebagai perantara produk,

akan tetapi bukan sebagai pemakai akhir dari produk perusahaan. Misalnya seperti agen

perjalanan yang bertindak sebagai pemesan kamar penginapan untuk para pemakai akhir

atau seperti distributor yang bertindak dalam mendristibusikan produk-produk

perusahaan.

2.5 Analisis Lingkungan Perusahaan 2.5.1 Faktor-faktor Lingkungan Eksternal

(16)

dari peluang usaha dan meminimalkan terjadinya risiko kerugian yang ditimbulkan oleh ancaman.

Menurut Amir (2005:29) aspek luar perusahaan/eksternal biasanya dibagi dalam dua pengelompokan utama. Kelompok pertama disebut sebagai lingkungan makro, sedangkan kelompok kedua adalah lingkungan mikro.

2.5.1.1 Lingkungan Makro

Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung. Lingkungan makro terdiri atas faktor demografi, ekonomi, teknologi, politik, dan sosial budaya.

1. Demografi

Demografi adalah telaah mengenai populasi manusia dalam arti jumlah, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamain, dan pekerjaan. Berbagai gejala yang terjadi pada aspek demografi dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk dijadikan dasar dalam membuat strategi dan program pemasarannya.

2. Ekonomi

Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan daya beli masyarakat.

3. Teknologi

(17)

4. Politik

Lingkungan politik turut mempengaruhi keputusan pemasaran perusahaan. Lingkungan ini terdiri dari Undang-Undang, lembaga pemerintahan, dan golongan yang berpengaruh atau kelompok pembela kepentingan publik.

5. Sosial Budaya

Sosial budaya merupakan kekuatan yang mempengaruhi nilai-nilai dasar masyarakat, persepsi, dan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, sosial budaya memberi pengaruh yang sangat kuat kepada perusahaan.

2.5.1.2 Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro adalah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara langsung. Lingkungan mikro terdiri atas faktor pemasok/supplier, konsumen, dan pesaing.

1. Pemasok/supplier

Pemasok memegang peranan penting dalam menjamin suksenya pemasaran. Pemasok berkaitan dengan sistem pengadaan input pada perusahaan. Perusahaan berhubungan dengan pemasok agar perusahaan itu dapat menyediakan produk secara efisien kepada pasar.

2. Konsumen

(18)

3. Pesaing

Konsep pemasaran menyatakan bahwa agar sukses, sebuah perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan, yang lebih besar dibanding para pesaingnya.

2.5.2 Faktor-faktor Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam perusahaan tersebut dan secara formal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan. Analisis terhadap lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Lingkungan internal perusahaan dapat dianalisis dengan mengkaji aspek bauran pemasaran dan Sumber Daya Manusia (SDM). Unsur-unsur bauran pemasaran terdiri dari empat variable (4P), yakni produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place).

2.6 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah salah satu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi suatu masalah berdasarkan faktor internal, yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness), serta faktor eksternal, yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam suatu usaha/bisnis. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dijalankan.

Analisis SWOT terdiri atas 4 (empat) faktor, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan (Strength)

(19)

keunggulan-2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan (Weakness)merupakan keterbatasan yang terdapat dalam suatu organisasi/perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya, dan keterampilan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang (Opportunities) merupakan situasi yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman (Threats) merupakan situasi yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

Dengan analisis SWOT, perusahaan diharapkan dapat menyusun strategi bersaing berdasarkan perpaduan antara faktor-faktor tersebut. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa strategi perusahaan yang efektif adalah strategi yang memaksimalkan kekuatan perusahaan dengan peluang yang ada serta meminimalkan kelemahan perusahaan dan ancaman yang dihadapi.

2.7 Pupuk

2.7.1 Pengertian Pupuk

(20)

hormon tumbuhan yang membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, sejumlah material suplemen dapat ditambahkan ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan.

2.7.2 Klasifikasi Pupuk

Dalam pengelompokannya, pupuk dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber bahan pembuatan, kandungan unsur hara, kadar kandungan unsur hara, reaksi kimia, kelarutan, dan berdasarkan index garam. Adapaun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu : a. Pupuk organik

Pupuk organik berasal dari materi mahluk hidup, seperti limbah mahluk hidup atau sisa sisa jasad mahluk hidup, contoh: Kompos dan pupuk kandang.

b. Pupuk anorganik

Pupuk yang dibuat berasal dari bahan-bahan kimia melalui tahapan reaksi kimia, contoh: Urea, ZA, KCL.

2. Berdasarkan kandungan unsur hara, yaitu : a. Pupuk tunggal (single fertilizer)

Pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur hara, contoh: Urea, KCL, dan TSP.

b. Pupuk majemuk (compound fertilizer)

Pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara, contoh: NPK, Gandasil. 3. Berdasarkan kadar kandungan unsur hara, yaitu :

(21)

Pupuk yang kandungan unsur haranya lebih dari 30 persen, contoh: TSP (45% P2O5), Urea (45% N), dan KCL (60% K2O).

b. Berkadar hara sedang

Pupuk yang kandungan unsur haranya 20 sampai 30 persen, contoh: Abu dapur è 10 - 30% K2O

c. Berkadar hara rendah

Pupuk yang kandungan unsur haranya 20 persen, contoh: FMP è 19% K 4. Berdasarkan reaksi kimia, yaitu :

a. Pupuk masam, contoh: ZA dan Urea

b. Pupuk netral, contoh: Kapur Ammonium Sendawa CaCO3 c. Pupuk basa, contoh: NaNO3

5. Berdasarkan kelarutannya, yaitu :

a. Pupuk yang larut dalam air, contoh: Pupuk Nitrogen (N): Urea 45% N (+), ZA 20% N (+). Pupuk Kalium (K): KCl 60% K2O (+), ZK 50% K2O (+). Pupuk Posfat (P): DS 36% P2O5 (+), TSP 45%P2O5 (+)

b. Larut dalam asam citrat (=), contoh: FMP (Fused Magnesium Phospate) & Phospate alam (=)

c. Larut dalam asam keras (x), contoh: HCl 25% (x) 6. Berdasarkan index garam

Indeks ini menunjukkan kepekatan elektrolit setelah terjadi pelarutan pupuk, diukur dengan kenaikan tekanan osmotik. Semakin tinggi index garam, maka pupuk akan cenderung merusak biji tanaman. Berdasarkan index garam, pupuk dibagi menjadi:

(22)

c. Pupuk dengan IG (indek garam) rendah, contoh: TSP 2.8 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini, peneliti mencoba mencari referensi yang mendukung dan berhubungan dengan permasalahan yang ingin diteliti. Referensi berasal dari hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pembanding dan bahan pertimbangan dalam penelitian.

Ali, Hamzah Muhammad (2011) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara Jakarta” hasil penelitian ini menyebutkan bahwa berdasarkan Matriks IE posisi perusahaan berada pada kuadran “V” sehingga strategi yang sesuai dengan kuadran tersebut adalah jaga dan pertahankan (hold and maintain) melalui pengembangan dana penetrasi pasar.

Fatimah, Siti (2013) dengan judul “Analisis Pelaksanaan Strategi Distribusi Pupuk (Studi Evaluasi Pupuk Urea Bersubsidi PT. Pupuk Iskandar Muda Perwakilan Riau dan Kepri, Kasus Wilayah Kampar)” menyimpulkan bahwa secara garis besar, Pelaksanaan Distribusi yang dilakukan oleh PT Pupuk Iskandar Muda Perwakilan Rian dan Kepri Kasus Kampar yang terdiri dari kegiatan pengudangan, transportasi, tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, tepat mutu sudah berada pada kategori cukup efektif, namun ada beberapa indikator yang masih perlu mendapat perbaikan dari perusahaan, baik distributor maupun pengecernya untuk melakukan perbaikan yaitu pada tepat tempat, transportasi dan tepat waktu.

(23)

strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan dalam jangka pendek. Setelah melaksanakan strategi ini perusahaan dapat melaksanakan strategi WT dan SO. Sedangkan strategi WO dapat dijalankan oleh perusahaan untuk jangka panjang.

Syam, Syaiful (2014) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk Organik Cair Pada GAPOKTAN Sipakainge” menyimpulkan bahwa alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan adalah strategi WO (strategi meminimalkan kelemahan organisasi sehingga dapat merebut peluang). Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi turn-around. Dalam hal ini kelemahan organisasi perlu diperbaiki untuk memperoleh peluang yang besar.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menindaklanjuti pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang berada di wilayah Kota Padang dalam bentuk pengaturan Peraturan Daerah Kota Padang

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam menyusun Laporan Kerja Praktek ini antara lain : menggunakan metode fundamental serta riset ke perpustakaan dan riset lapangan,

Dewan Pimpinan Cabang/Dewan Pimpinan Daerah Partai Politik yang selanjutnya disingkat DPC/DPD atau sebutan lainnya adalah pengurus partai politik tingkat Kota

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ilmiah ini adalah untuk menganalisis perhitungan pajak penghasilan pasal 21 untuk pegawai tetap yang diterapkan perusahaan apakah sudah

[r]

Santrock (2007) memberi suatu gagasan bahwa penalaran ( reasoning ) adalah pemikiran logis yang menggunakan logika induksi dan deduksi untuk menghasilkan kesimpulan.

Dengan demikian, pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yaitu strategi pembelajaran yang mengakomodasi potensi kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa, sehingga guru dapat