• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LAGU JEPANG TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA SISWA DI SMAN 1 CISARUA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LAGU JEPANG TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA SISWA DI SMAN 1 CISARUA."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LAGU JEPANG TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA DI

SMAN 1 CISARUA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Disusun oleh :

Chandra Raditya Halimawan

0902411

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Penggunaan Media Lagu

Jepang Terhadap Kemampuan

Membaca Huruf Hiragana dan

Katakana di SMAN 1 Cisarua

Oleh

Chandra Raditya Halimawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Chandra Raditya Halimawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Penggunaan Media Lagu Jepang Terhadap Kemampuan

Membaca Huruf Hiragana Dan Katakana Siswa Di SMAN 1 Cisarua.

Nama : Chandra Raditya Halimawan

NIM : 0902411

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Melia Dewi J, M.Pd, M.Hum Dra. Renariah, M. Hum

NIP. 196105061987032001 NIP. 195804061985032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum

(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LAGU JEPANG TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA SISWA

DI SMAN 1 CISARUA

CHANDRA RADITYA HALIMAWAN

0902411

ABSTRAK

Di dalam keterampilan baca tulis bahasa Jepang, pembelajar pertama kali harus mempelajari huruf hiragana dan katakana terlebih dahulu. Tetapi kenyataannya, tidak sedikit pembelajar yang merasa kesulitan saat mempelajari hiragana dan katakana. Tapi, bagaimanapun juga bagi pembelajar bahasa Jepang bisa membaca huruf hiragana dan katakana merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, agar kemampuan membaca hiragana dan katakana siswa meningkat, diperlukan suatu media yang sesuai. Salah satunya dengan menggunakan media lagu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membaca hiragana dan katakana siswa sebelum dan setelah menggunakan media lagu Jepang. Selain itu untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa. Dan yang terakhir, untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media lagu Jepang .

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain eksperimen yaitu pretest and posttest design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X anggota nihon kurabu SMAN 1 Cisarua sebanyak 12 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, angket dan observasi.

Dari hasil analisis data, diketahui nilai hiragana sebesar 26.96 dan

katakana sebesar 19.83. Nilai untuk db= 11adalah 3.11 untuk taraf signifikansi 1%. Dengan demikian, karena lebih besar dari , hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa setelah menggunakan media lagu jepang. Selain itu, Dari hasil analisis angket, diketahui pembelajar memberikan tanggapan yang positif terhadap penggunaan media lagu Jepang.

(5)

THE INFLUENCE OF THE USE OF JAPAN SONG MEDIA AGAINST READING ABILITY HIRAGANA AND KATAKANA LETTER STUDENT AT SMAN I CISARUA

CHANDRA RADITYA HALIMAWAN

0902411

ABSTRACT

In the read and write the language skills of Japan, learners must first learn the hiragana and katakana letter first. But in fact, there's little learners who feel difficulty when learning the hiragana and katakana. But, however for the Japan language learners can read hiragana and katakana letter is a very important factor. Therefore, in order for the hiragana and katakana reading ability of students increased, required an appropriate media. One of them is by using the medium of song.

The aim of this research is to find out lessons hiragana and tell by the use of the media song japan. In addition to know the effects of the use of the media song japan against ability to read the letter hiragana and tell the students. And the latter, to know responses students against the use of the media song japan.

This research using methods quasi of his experiments with a design experiment namely pretest and posttest design. A sample of this research is a member of a student of class x nihon kurabu sman 1 cisarua as many as 12 people. An instrument used in this research is the test, questionnaire and observation.

From the analysis of data; known value hiragana tcount of 26.96 and 'tcount say it as much as 19.83. The value of ' ttable to db = 11adalah 3.11 to standard significance 1 %. Thus, because ' tcount larger than ' ttable, it goes to show that there is significant influence of ability to read the letter hiragana and tell students after using media song japan. In addition, analysis of the results of the questionnaire, known learner give a positive response against the use of the media song japan.

(6)

チ 第 国立高等学校 学習者 ひ カタカ 読 能力 対す

本研究 方法 Kuasi Eksperimen 法 ン Pretest and Posttest

(7)

DAFTAR ISI

1.2.Identifikasi Masalah (Rumusan dan Batasan Masalah) ...3

1.2.1. Rumusan Masalah ...3

1.2.2. Batasan Masalah ...4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...5

1.3.1. Tujuan Penelitian ...5

1.8.Populasi dan sampel penelitian ...10

1.8.1. Populasi penelitian ... 10

1.8.2. Sampel Penelitian ...10 2.1.1. Pengertian Media ... 13

(8)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian ...31

3.2.Variabel Penelitian ...34

3.3.Tempat dan waktu penelitian ...35

3.4.Populasi dan sampel penelitian ... 35

3.4.1. Populasi penelitian ... 35

3.4.2. Sampel penelitian ... 36

3.5.Instrument penelitian ... 36

3.5.1. Tes, pretest, dan posttest ... 37

3.5.2. Angket ... 39

3.5.3. Observasi ... 41

3.6.Teknik pengumpulan data ... 43

3.7.Uji kelayakan instrument ... 47

3.7.1. Uji validitas ... 47

3.7.2. Uji reliabilitas ... 47

3.8.Teknik pengolahan data ... 47

3.9.Rancangan eksperimen ... 51

BAB IV ANALISIS DATA 4.1.Deskripsi data ... 59

4.2.Analisis data ... 62

4.2.1. Analisis data tes ...62

4.2.2. Analisis jawaban soal tes ... 70

4.2.2.1.Analisis jawaban soal pretest ...70

4.2.2.2.Analisis jawaban soal postest ... 76

4.2.3. Analisis angket ...81

4.3.Pembahasan ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 94

5.2.Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Media ... 14

Tabel 2.2 Daftar Huruf Hiragana ... 21

Tabel 2.3 Daftar Huruf Katakana ... 26

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Pretest ... 38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Posttest ... 38

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket yang Diberikan pada Responden ... 40

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 45

Tabel 3.5 Penafsiran Data Angket ... 50

Tabel 4.1 Hasil Pretest Hiragana ... 58

Tabel 4.2 Hasil Pretest Katakana ... 59

Tabel 4.3 Nilai Posttest Hiragana ... 60

Tabel 4.4 Nilai Posttest Katakanan ... 60

Tabel 4.5 Perhitungan nilai mean pretest ( Mx ) dan posttest ( My ) hiragana... 62

Tabel 4.6 Mencari nilai mean pretest ( Mx ) dan posttest ( My) katakana... 62

(10)

Tabel 4.8 Perhitungan Nilai Gain Pretest Dan Posttest Katakana ... 64

Tabel 4.9 Perhitungan Nilai Kuadrat Deviasi Hiragana ... 65

Tabel 4.10 Perhitungan Nilai Kuadrat Deviasi Katakana ... 66

Tabel 4.11 Analisis Jawaban Soal Pretest Hiragana ... 69

Tabel 4.12 Analisis Jawaban Soal Pretest Katakana ... 72

Tabel 4.13 Analisis Jawaban Soal Posttest Hiragana ... 75

Tabel 4.14 Analisis Jawaban Soal Posttest Katakana ... 77

Tabel 4.15 Klasifikasi Perhitungan Persentasi Tiap Kategori ... 81

Tabel 4.16 Hasil Angket No.1 ... 82

Tabel 4.17 Hasil Angket No.2 ... 83

Tabel 4.18 Hasil Angket No.3 ... 84

Tabel 4.19 Hasil Angket No.4 ... 85

Tabel 4.20 Hasil Angket No.5... 85

Tabel 4.21 Hasil Angket No.6 ...86

Tabel 4.22 Hasil Angket No.7 ... 87

Tabel 4.23 Hasil Angket No.8 ... 88

(11)

Tabel 4.25 Hasil Angket No.10 ... 90

Tabel Nilai Latihan Soal I Hiragana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal I Katakana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal II Hiragana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal II Katakana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal III Hiragana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal III Katakana ... Lampiran

Tabel Penghitungan Hasil Belajar Hiragana Siswa Keseluruhan ... Lampiran

Tabel Penghitungan Hasil Belajar Katakana Siswa Keseluruhan ... Lampiran

Tabel Penghitungan Nilai Gain Hiragana Siswa Keseluruhan ... Lampiran

Tabel Penghitungan Nilai Gain Katakana Siswa Keseluruhan ... Lampiran

Tabel Lembar Observasi Siswa ... Lampiran

Tabel Lembar Observasi Keadaan Kelas ...Lampiran

(12)

Daftar Gambar

Gambar Grafik Perubahan Kemampuan Hiragana Siswa ... Lampiran

Gambar Grafik Perubahan Kemampuan Katakana Siswa ... Lampiran

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang semakin diminati oleh

masyarakat Indonesia selain bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.

Perkembangan Bahasa Jepang di indonesia sangatlah pesat. Menurut survey dari

Japan Foundation (JF) pada tahun 2009 lalu, pembelajar bahasa Jepang dari 125

negara di 5 benua yang berhasil disurvey berjumlah 3.651.761 orang. Dari jumlah

tersebut, pembelajar bahasa Jepang di Indonesia menduduki peringkat ke-3

setelah Korea dan Cina, yaitu sebanyak 716,353 orang. Dengan jumlah itu juga,

Indonesia menempati urutan pertama se-ASEAN dalam jumlah pembelajar bahasa

Jepang. Berdasarkan data itu, maka tidak heran kalau sekarang ini, bahasa Jepang

dijadikan sebagai satu mata pelajaran pilihan di banyak Sekolah Menengah Atas

(SMA) di Indonesia.

Di tingkat SMA, pelajaran bahasa Jepang yang di berikan pada pembelajar

masih dalam taraf atau tingkat dasar dari mulai memperkenalkan diri dalam

bahasa Jepang, mengucapkan salam dalam bahasa Jepang, pengenalan

kosakata-kosakata dan tata bahasa dalam bahasa Jepang, pengenalan huruf dalam bahasa

Jepang, yaitu hiragana dan katakana, sampai melakukan percakapan sederhana

(14)

pembelajar bahasa Jepang di tingkat SMA, yaitu kemampuan dasar berbicara,

mendengar/menyimak, menulis, dan membaca.

Membaca huruf Jepang yaitu huruf hiragana dan katakana adalah salah

satu kemampuan dasar yang harus dimiliki pembelajar sebelum menguasai

keterampilan pada bahasa Jepang lainnya, seperti keterampilan berbicara,

menyimak, dan menulis. Apabila siswa dapat membaca huruf hiragana dan

katakana dengan baik, maka akan mudah untuk menguasai keterampilan bahasa

Jepang yang lainnya. Tapi dalam kenyataanya, minat dan motivasi pembelajar

untuk belajar membaca huruf hiragana dan katakana yang sangat rendah, menjadi

salah satu masalah utama yang sering dihadapi pembelajar.

Selain itu, sampai saat ini, masih sedikit media yang bisa membantu

proses belajar membaca huruf hiragana katakana, seperti media visual (kartu, dan

gambar) dan multimedia. Padahal, untuk menambah minat, dan motivasi

pembelajar dalam belajar membaca hiragana dan katakana dibutuhkan media yang

lebih variatif dan cocok dengan psikologis dan usia pembelajar sehingga bisa

menciptakan suasana kelas yang lebih menarik. Nababan seperti yang

diungkapkan Dewanti (2005:16), mengungkapkan bahwa kegunaan alat bantu

media seperti radio, tape, recorder, lagu, film, laboratorium bahasa, untuk

pembelajaran bahasa sebagai berikut :

1. Memberikan kesempatan pada pembelajar untuk berlatih secara mandiri

didalam maupun diluar kelas.

(15)

3. Mendengarkan suara penutur asli, sehingga pembelajar dapat mebedakan

suara pria, wanita, anak, dan seterusnya.

Bercermin dari permasalahan di atas, maka penulis akan mencoba

menggunakan media lagu Jepang, beserta lirik hiragana dan katakana nya dalam

proses belajar membaca huruf hiragana dan katakana. Belajar membaca huruf

hiragana dan katakana menggunakan lagu Jepang, sangat menarik, karena sambil

mendengarkan dan menikmati lagu, pembelajar bisa belajar membaca hiragana

dan katakana, jadi bisa menciptakan suasana kelas yang lebih menarik, sehingga

bisa meningkatkan motivasi pembelajar dalam belajar membaca hiragana dan

katakana. Dan lagi dengan media lagu, siswa tidak hanya bisa belajar membaca

huruf hiragana dan katakana di dalam kelas saja, tapi siswa juga bisa berlatih

membaca huruf hiragana dan katakana secara mandiri diluar kelas, sehingga

membantu pembelajar untuk lebih cepat bisa membaca hiragana dan katakana.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Lagu Jepang Terhadap Kemampuan Membaca Huruf Hiragana dan Katakana Siswa di SMAN 1 Cisarua.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH (RUMUSAN DAN BATASAN

MASALAH )

1.2.1. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis akan merumuskan

(16)

1. Bagaimanakah kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa

kelas X anggota “nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua sebelum dan sesudah

digunakannya media lagu Jepang?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang

terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa kelas X

anggota “nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua?

3. Bagaimanakah respons atau tanggapan siswa kelas X anggota “nihon

kurabu” di SMAN 1 Cisarua terhadap penggunaan media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana?

1.2.2. BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas

sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya akan meneliti tentang bagaimanakah kemampuan

membaca huruf hiragana dan katakana siswa kelas X anggota “nihon

kurabu” di SMAN 1 Cisarua sebelum dan sesudah digunakannya media lagu Jepang.

2. Penelitian ini hanya akan meneliti tentang apakah ada pengaruh yang

signifikan dari penggunaan media lagu Jepang terhadap kemampuan

(17)

3. Penelitian ini hanya akan meneliti tentang bagaimanakah respons atau

tanggapan siswa kelas X anggota “nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua terhadap belajar membaca huruf hiragana dan katakana menggunakan

media lagu Jepang.

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjawab pertanyaan yang telah

dirumuskan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan membaca huruf hiragana

dan katakana antara sebelum dan sesudah menggunakan media lagu

Jepang.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari penggunaan

media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan

katakana siswa kelas X anggota “nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua. 3. Untuk mengetahui respons siswa kelas X anggota “nihon kurabu” di

SMAN 1 Cisarua terhadap penggunaan media lagu Jepang sebagai media

pembelajaran dalam belajar membaca huruf hiragana dan katakana.

1.3.2. MANFAAT PENELITIAN

(18)

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat memberikan jawaban atas permasalahan

– permasalahan yang telah dikemukakan. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembelajar, diharapkan dapat menjadi cara baru bagi siswa

agar dapat melatih kemampuan membaca hiragana dan katakana

baik pada saat KBM, maupun pada saat belajar sendiri di rumah.

b. Bagi pengajar, dengan menggunakan media lagu ini, diharapkan

proses belajar mengajar akan berjalan lebih menarik dan efektif.

Selain itu, media ini juga bisa dijadikan sebagai tolak ukur demi

tercapainya kondisi belajar mengajar yang baik di dalam kelas.

c. Bagi pihak sekolah, diharapkan media lagu ini merupakan salah

satu upaya yang kreatif dan inovatif yang mendukung kemajuan

terhadap proses belajar mengajar dalam program pembelajaran di

sekolah.

d. Bagi umum, karena media ini mudah dibuat, jadi siapa saja bisa

membuat media ini, sehingga bermanfaat bagi setiap orang yang

ingin belajar membaca huruf hiragana dan katakana.

e. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan

lebih mengenai pemanfaatan penggunaan media lagu Jepang

sebagai upaya dalam melatih keterampilan membaca hiragana dan

(19)

1.4. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan

sebab-akibat antara penggunaan media lagu terhadap kemampuan membaca

huruf hiragana dan katakana pada siswa SMAN 1 Cisarua.

2. Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media lagu Jepang,

yaitu lagu jepang beserta lirik hiragana dan katakananya.

3. Lagu Jepang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lagu Jepang yang

menarik, dan liriknya tidak terlalu panjang dan tidak sulit, serta

mempunyai aliran musik yang enak didengar di telinga (easy listening),

dan dianggap cocok di kalangan siswa SMA.

4. Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kefasihan dan

kelancaran siswa dalam membaca huruf hiragana dan katakana.

5. Huruf kana adalah huruf yang meliputi hiragana dan katakana. Hiragana

digunakan untuk menulis kata-kata asli bahasa Jepang. Sedangkan

katakana digunakan untuk menulis kata-kata serapan, termasuk

didalamnya nama Negara, nama orang, dan nama tempat.

1.5. ANGGAPAN DASAR

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :

a. Dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana

siswa-siswi kelas X anggota nihon kurabu di SMAN 1 Cisarua tahun

(20)

b. Dapat menumbuhkan minat dan motivasi yang sangat tinggi bagi siswa

untuk belajar membaca huruf hiragana dan katakana bukan hanya didalam

kelas, tapi secara mandiri diluar kelas.

c. Dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, menarik, dan lebih

aktif.

1.6. HIPOTESIS

Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137),

hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya)

sehingga harus diuji secara empiris. Berdasarkan hipotesis tersebut, dapat dirumuskan

hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang

terhadap kemampuan membaca hiragana dan katakana pada siswa kelas X

anggota nihon kurabu di SMAN 1 Cisarua.

Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang terhadap

kemampuan membaca hiragana dan katakana pada siswa kelas X anggota nihon

(21)

1.7. METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2010:6), Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi

masalah dalam bidang pendidikan. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah metode eksperimen Pre Experimental Design, dengan model pretest and

posttest one group before after design yaitu jenis eksperimen yang menggunakan

satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Metode ini

digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang

digunakan untuk penelitian.

Skema yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan :

O1 : Pretest yang dilakukan sebelum latihan dengan menggunakan

media lagu

(22)

media lagu.

O2 : Postest yang digunakan setelah latihan dengan menggunakan

media lagu.

1.8. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Data yang diperoleh dengan mengumpulkan populasi dan sampel yang

dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data. Populasi dan sampel yang

dijadikan sumber data dalam penelitian ini antara lain :

1.8.1. POPULASI

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61). Dalam

penelitian ini, populasinya adalah siswa – siswi kelas X yang mengikuti kegiatan

“nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua sebanyak 20 orang. 1.8.2. SAMPEL

Sampel merupakan perwakilan dari populasi. Sampel diambil dengan

menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan

atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud dan tujuan tertentu yang

(23)

sampel dari penelitian ini adalah siswa – siswi kelas X yang mengikuti kegiatan

“nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua sebanyak 12 orang.

1.9. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.9.1. TES

Menurut Sutedi (2009:157), tes merupakan alat ukur yang biasanya

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program

pengajaran tertentu. Tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 2 tahap,

yaitu :

1. Pretest, tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan

perlakuan.

2. Posttest, tes untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media “lagu

berbahasa Jepang” dapat menghafal dan membaca huruf hiragana dan katakana dengan waktu yang singkat, dan dilakukan diakhir penelitian,

sehingga dapat mengukur keberhasilan media yang diujicobakan.

1.9.2. ANGKET

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data yang diberikan

(24)

bertujuan untuk mengetahui respon dari siswa tentang latihan membaca huruf

hiragana dan katakana dengan menggunakan media lagu Jepang.

1.9.3. OBSERVASI

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, (2010:203), mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan ( Sutrisno Hadi dalam Sugiyono,

2010:203). Observasi yang dilakukan adalah untuk mengamati siswa, yaitu

keadaan, sikap, dan respons siswa terhadap penggunaan media lagu Jepang dalam

pembelajaran huruf hiragana dan katakana, situasi pembelajaran, yaitu situasi saat

penggunaan media lagu jepang dalam proses belajar membaca huruf hiragana dan

katakana, dan media lagu yang digunakan dalam proses belajar membaca huruf

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitan merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap

perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai pada tahap

pengambilan kesimpulan ( Sutedi, 2009 :45 )

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Menurut Sukardi (2003:179), “Metode penelitian eksperimen

merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian

tersebut berjalan dengan baik, dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan

dengan hubungan sebab-akibat”.

Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre

Experimental Design, yang seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak

sebenarnya, atau yang sering disebut juga quasi eksperiment atau eksperimen

pura-pura ( Arikunto, 2010:123). Quasi eksperimen digunakan karena tidak

dilakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel yang diikutkan dalam

eksperiment atau untuk memperoleh dari suatu perlakuan tanpa adanya kelompok

kontrol ( Arikunto, 2006 : 160 ). Dengan kata lain, subjek dalam penelitian ini

(26)

Yang membedakan penelitian eksperimen sejati ( true eksperimental)

dengan Quasi eksperimental adalah harus berhati-hati dalam menarik hubungan

kasual yang terjadi, karena dalam penelitian kuasi eksperimen, kita tidak dapat

mengontrol dan memanipulasi secara bebas dan intensif ( Hamid Darmadi,

2011:36).

Model Pre Experimental Design yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pretest and posttest one group before after design. Makna dari pretest and

posttest one group before after design adalah desain yang diadakan dengan

melakukan pengamatan langsung terhadap satu kelompok subjek dengan dua

kondisi observasi yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding,

sehingga setiap subjek merupakan kelas kontrol untuk dirinya ( Arikunto,

1997:80). Model ini di gunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan

kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Alur dari model pretest and posttest one group before after design

ditunjukkan sebagai berikut :

(27)

Ket : O1 = Pretest

X = Perlakuan / treatment ( perlakuan disini yaitu belajar membaca huruf

hiragana dan katakana menggunakan media lagu jepang).

O2 = Post test

( Arikunto, 2010 : 124 )

Dalam desain ini, pengukuran dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan

sesudah eksperimen / treatment. Pengukuran yang dilakukan sebelum eksperimen

disebut Pretest ( O1), sedangkan pengukuran yang dilakukan setelah eksperiment di sebut Posttest ( O2 ). Perlakuan atau treatment disini yaitu belajar membaca

hiragana dan katakana menggunakan media lagu Jepang. Alur penelitian di atas

dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Sedangkan

untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotorik dengan

cara membuat angket dan melakukan observasi selama perlakuan / treatment

berlangsung atau dengan kata lain observasi dilakukan saat siswa belajar

membaca huruf hiragana dan katakana menggunakan media lagu Jepang.

Adapun langkah – langkah yang akan dilakukan dalam desain penelitian

ini adalah :

1. Menentukan kelas eksperimen

2. Memberikan pretest dengan maksud mengetahui kemampuan awal siswa

(28)

3. Memberikan perlakuan pada kelas ekperimen sebanyak 4 kali pertemuan

untuk belajar hiragana, dan 4 kali pertemuan untuk belajar katakana

menggunakan media lagu Jepang.

4. Memberikan posttest di akhir pertemuan, untuk mengetahui hasil belajar

setelah adanya perlakuan.

5. Menganalisis hasil pretest dan posttest, untuk melihat apakah ada

pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang sebagai

media pembelajaran terhadap kemampuan membaca hiragana katakana

siswa.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, atau sifat atau nilai dari orang,

objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2010:61).

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel

independen ( variabel bebas) , dan satu variabel dependen ( variabel terikat ).

Menurut Sugiyono (2010:61), Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel

terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas.

(29)

Variabel bebas (x) : Penggunaan media lagu Jepang dalam proses belajar

membaca huruf hiragana dan katakana.

Variabel terikat (y) : Kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa

setelah belajar membaca huruf hiragana dan katakana

menggunakan media lagu Jepang.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat

tahun ajaran 2012/2013. Dilaksanakan mulai tanggal 13 April sampai dengan 18

Mei 2013.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2010 : 117 ).

Penentuan populasi bisa dispesifikasikan menurut karakteristiknya dan atas

kuantitasnya yang diperlukan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa - siswi kelas X yang mengikuti kegiatan Japan Club di SMAN 1 Cisarua

(30)

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi ( Sugiyono, 2010 : 118 ). Ada beberapa teknik penyampelan, yaitu teknik

random, stratafikasi, purposif, area, sampel simetri, sampel berlapis, dan teknik

quota ( Sutedi, 2009 : 180 ). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik purposif, yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2010 : 124 ). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah siswa – siswi kelas X yang mengikuti kegiatan Japan Club di

SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat sebanyak 12 orang.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2010 : 148 ), karena pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian

( Sugiyono, 2010 : 148 ).

Dalam penelitian pendidikan, secara garis besar instrumen penelitian dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu yang berbentuk tes dan nontes. Instrumen yang

berupa tes terdiri dari tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Sedangkan instrumen

non tes dapat berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala, dan

(31)

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Tes ( Pre test dan Post test )

Menurut Sutedi (2009:157), tes merupakan alat ukur yang biasanya

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program

pengajaran tertentu. Serupa dengan yang dikemukakan Riduwan (2008:105), tes

adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis berupa daftar

huruf dan kosakata bahasa Jepang bertuliskan hiragana dan katakana yang

kemudian dikosongkan cara baca huruf romaji atau latinnya. Tes seperti ini

diberikan pada saat Pre test maupun pada saat Post test tentunya dengan jumlah

huruf dan tingkat kesukaran yang berbeda. Kegiatan pretest dilakukan mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum adanya perlakuan, sedangkan kegiatan posttest

dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana

siswa setelah adanya perlakuan atau treatment. Tes yang diberikan pada siswa

berkaitan dengan huruf hiragana dari huruf あ sampai ん dan huruf katakana

(32)

Di bawah ini dapat dilihat bentuk soal untuk Pre test dan Post test :

Tabel 3.1

Kisi – Kisi soal Pre test :

No Indikator Jumlah soal

1 Siswa dapat membaca huruf hiragana あ sampai ん

dengan pelafalan yang benar dari daftar kosakata

bahasa Jepang yang di tulis memakai huruf hiragana. 50

2 Siswa dapat membaca huruf katakana ア sampaiン

dengan pelafalan yang benar dari daftar kosakata

bahasa Jepang yang ditulis memakai huruf katakana

60

Total 110

Tabel 3.2

Kisi-kisi soal Post test :

No Indikator Jumlah soal

1 Siswa dapat membaca huruf hiragana あ sampai ん

dengan pelafalan yang benar dari daftar kosakata bahasa

Jepang yang di tulis memakai huruf hiragana.

50

2 Siswa dapat membaca huruf katakana ア sampai ン

(33)

Jepang yang ditulis memakai huruf katakana

Total 110

3.5.2 Angket

Menurut Riduwan (2008:99), angket adalah daftar pertanyaan yang

diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons ( responden)

sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket adalah mencari

informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan respons tanpa merasa

khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan

dalam pengisian daftar pertanyaan (Riduwan,2008:99).

Menurut Walgito (1999:35-37), angket dibedakan menjadi :

1. Angket tertutup

Angket tertutup merupakan angket yang menyediakan alternatif jawaban

atas pertanyaan atau pernyataan yang diberikan, sehingga responden tidak

mempunyai kebebasan untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan di luar

alternatif jawaban yang disediakan dalam angket tersebut.

2. Angket terbuka

Angket terbuka, merupakan angket yang tidak menyediakan jawaban atas

pertanyaan atau pernyataan yang diberikan, sehingga responden mempunyai

(34)

3. Angket tertutup-terbuka (kombinasi)

Angket tertutup-terbuka, merupakan kombinasi dari angket tertutup dan

angket terbuka.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup-terbuka atau kombinasi, karena angket ini dirasakan lebih optimal dalam

mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti. Angket ini digunakan untuk

mengetahui respon atau pendapat siswa mengenai penggunaan media lagu Jepang

terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana.

Tabel 3.3

Kisi-kisi angket yang diberikan pada responden adalah :

No Indikator angket Nomor

soal

5 Kesulitan yang dialami selama belajar membaca

huruf menggunakan media lagu

(35)

6 Respon atau pendapat siswa tentang penelitian

ini

8, 9,10 3

Total 10 soal

3.5.3 Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan ( Riduwan,

2008:104 ). Menurut Sugiyono (2010:204), dari segi proses pelaksanaan

pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation

( observasi berperan serta), dan non participant observation, selanjutnya dari segi

instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi

terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non participant observation, yaitu observasi dimana peneliti

hanya sebagai pengamat independen saja ( Sugiyono, 2010:204 ), sementara itu,

dilihat dari segi instrumentasi yang digunakan, observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi terstruktur, yaitu observasi yang telah dirancang

secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya

( Sugiyono, 2010:205). Adapun hal-hal yang diobservasi adalah sebagai berikut :

a. Siswa

(36)

1. Kesiapan untuk mengikuti kegiatan belajar membaca huruf hiragana dan

katakana dengan menggunakan media lagu.

2. Reaksi siswa terhadap penggunaan media lagu dalam belajar membaca

huruf hiragana dan katakana.

3. Aktivitas siswa saat proses belajar berlangsung.

4. Perhatian siswa terhadap media yang diberikan.

5. Pemahaman terhadap materi pembelajaran

6. Keberanian mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

7. Perubahan kemampuan siswa setelah pembelajaran berakhir.

8. Kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran.

b. Keadaan/situasi kelas

aspek yang di observasi dari situasi kelas saat dalam pembelajaran adalah :

1. Keadaan kelas selama belajar membaca huruf hiragana dan katakana

dengan menggunakan media lagu.

2. Aktivitas selama belajar membaca huruf hiragana dan katakana dengan

menggunakan media lagu.

c. Sedangkan aspek yang di observasi dari penggunaan media lagu sebagai

media dan materi pembelajaran dalam proses belajar membaca huruf hiragana

dan katakana, antara lain :

(37)

3. Ketepatan media dengan tujuan pembelajaran.

4. Pengaturan suara (teknis).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan

seperti berikut :

1. Tahap Awal ( Persiapan Penelitian)

 Studi pendahuluan

Dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan atau

kondisi subjek dilapangan. Hal ini dilakukan dengan cara berkonsultasi pada guru

pengajar tentang kemampuan siswa kelas X dalam membaca hiragana dan

katakana.

 Menetapkan subjek penelitian

Setelah mempunyai gambaran tentang kondisi subjek, peneliti mencari

subjek dan menetapkan subjek, dalam hal ini subjeknya adalah siswa kelas X

yang mengikuti kegiatan “nihon kurabu” tahun pelajaran 2012/2013 di SMAN 1

Cisarua.

 Memilih dan membuat media lagu Jepang untuk proses pembelajaran

Memilih lagu Jepang yang tepat dilihat dari segi lirik, irama, dan huruf

hiragana yang ada di dalam lirik tersebut, untuk belajar membaca huruf hiragana.

(38)

“shiawase na ketsumatsu”,“ashita hareru kana”,“mirai e”, dan “summer rain”.

serta membuat 4 lagu dan lirik lagu Jepang yang terdiri dari semua huruf katakana

untuk belajar membaca huruf katakana.

 Pembuatan instrumen penelitian

Membuat instrumen penelitian, yaitu tes yang terdiri dari soal untuk

pretest, soal untuk post test, dan soal evaluasi untuk setiap pertemuan. Selain itu,

instrumen yang disusun adalah angket, yang diberikan setelah perlakuan selesai

dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media lagu

jepang dalam proses belajar membaca huruf hiragana dan katakana.

Judgment

Melakukan judgment terhadap instrumen penelitian yaitu tes dan angket

kepada dosen pembimbing. Pada saat pertama melakukan judgment, dosen

merevisi dan memberikan masukan-masukan untuk diperbaiki. Setelah direvisi

dan diperbaiki, diperiksa kembali oleh dosen pembimbing, untuk kemudian

disetujui.

2. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 13 april sampai

dengan 27 mei 2013. Selama kurang lebih 6 minggu, dihimpun data mencakup

pretest, proses pembelajaran, evaluasi tiap pertemuan, posttest, hingga

(39)

Tabel 3.4

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/tanggal Waktu Kegiatan

1 Sabtu,13 april

2013

13.00-13.30 Pretest hiragana dan pretest katakana

dan perkenalan

2 Rabu, 17 april

2013

13.00-15.00 Pertemuan ke 1 belajar membaca

hiragana dengan media lagu ue wo

muite, dan ookina furu dokei lalu

diberikan latihan soal 1

3 Sabtu, 20 april

2013

13.00-14.00 Pertemuan ke 1 belajar membaca

katakana dengan lagu katakana 1, lalu

diberikan latihan soal 1

4 Rabu, 24 april

2013

14.30-16.30 Pertemuan ke 2 belajar membaca

hiragana dengan media lagu true love

dan shiawase na ketsumatsu,lalu

diberikan latihan soal 2

5 Sabtu, 27 april

2013

13.00-14.00 Pertemuan ke 2 belajar membaca

katakana dengan media lagu katakana

2, lalu diberikan latihan soal 2

6 Rabu, 1 meil 2013 14.30-16.30 Pertemuan ke 3 belajar membaca

hiragana dengan media lagu ashita

(40)

latihan soal 3

7 Sabtu, 4 mei 2013 13.00-14.00 Pertemuan ke 3, belajar membaca

katakana dengan media lagu katakana

3, lalu diberikan latihan soal 3

8 Rabu, 8 mei 2013 14.30-16.30 Pertemuan ke 4, belajar membaca

hiragana dengan media lagu summer

rain, lalu diberikan latihan soal 4.

9 Sabtu, 11 mei

2013

13.00-14.00 Pertemuan ke 4, belajar membaca

katakana dengan media lagu katakana

4.

10 Senin, 18 mei

2013

13.00-14.00 Posttest hiragana dan katakana

11 Senin, 27 mei

2013

13.00-13.30 Pemberian angket ke siswa, dan

penyerahan angket dari siswa

3. Tahap Pengambilan Kesimpulan

Mengumpulkan data hasil penelitian berupa tes dan angket.

 Analisis data statistik

 Menguji hipotesis

(41)

3.7 Uji Kelayakan Instrumen

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Danasasmita dan Sutedi ( 1996:8) bahwa valid berarti shahih.

Instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Untuk mengetahui apakah suatu tes telah mempunyai suatu keshahihan isi, alat tes

tersebut dikonsultasikan dan dievaluasikan kepada orang yang ahli dalam bidang

yang bersangkutan (expert judgment).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221). Berdasarkan pendapat

tersebut, sebelum memberikan tes pada sampel terlebih dahulu tes dikonsultasikan

kepada Dosen Pembimbing I untuk memberikan pertimbangan dan penilaian

terhadap instrumen tes tersebut (expert judgment).

3.8 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

1. Mencari Gain (d) antara pretest dan posttest, dengan rumus

(42)

2. Mencari Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest, dengan

menggunakan rumus :

3. Mencari Ʃ x2 d = jumlah kuadrat deviasi

2

d =

2

4.

Mencari dengan rumus

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pre test dengan post test (post test – pre test)

Xd = Deviasi masing-masing subjek (d Md)

∑ = jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

(43)

d.b = ditentukan dengan N-1

5. memberikan interprestasi berdasarkan ttabel

Ha diterima apabila nilai >

Ha ditolak apabila nila <

6. Menguji hipotesis

Ho = hipotesis ditolak apabila tidak ada pengaruh yang signifikan dari

penggunaan media lagu jepang terhadap kemampuan membaca huruf

hiragana dan katakana siswa.

Ha = hipotesis diterima apabila ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan

media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan

katakana siswa.

Selain mengolah data yang diperoleh dari hasil tes, peneliti juga mengolah

data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 10 responden. Adapun

rumus yang digunakan untuk menghitung data angket minat siswa adalah sebagai

berikut :

(44)

Keterangan :

% = prosentase frekuensi dari setiap jawaban responden

f = frekuensi setiap jawaban dari responden

N = jumlah responden

Klasifikasi interprestasi perhitungan prosentase setiap kategori adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.6

Penafsiran Data Angket

Interval Prosentase Keterangan

0% Tidak seorang pun

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Lebih dari setengahnya

76% - 99% Sebagian besar

(45)

3.9 Rancangan Eksperimen

1. Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 13 april 2013. Berikut tahapan

kegiatannya.

 Pemberian soal pretest sebanyak 110 soal, yang terdiri 60 soal huruf

katakana, serta 50 soal huruf hiragana.

 Menjelaskan kepada sample tentang maksud dan tujuan penelitian yang

dilakukan penulis.

2. Eksperimen pertama dilakukan pada tanggal 17 april. Berikut tahapan

kegiatannya :

Pembelajaran pertama membaca hiragana menggunakan media lagu “ ue

wo muite” yang diciptakan oleh Rokusuke Ei dan Hachidai Nakamura,

dan di populerkan oleh Kyuu Sakamoto, dan lagu “ookina furudokei”,

yang diciptakan oleh Taku Tada, dan Masahito Nakano, dan dipopulerkan

oleh Hirai Ken. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “ue wo muite”

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “ue wo muite” sebanyak dua

kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

(46)

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu ookina furudokei”.

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “ookina furudokei” sebanyak

dua kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Memberikan evaluasi kepada sampel.

3. Eksperimen kedua dilakukan pada tanggal 20 april 2013. Berikut tahapan

kegiatannya :

Pembelajaran pertama membaca katakana menggunakan media lagu

“katakana 1”. Lagu katakana 1 yaitu lagu yang musiknya berasal dari

lagu “ ue wo muite” ciptaan Rokusuke Ei dan Hachidai Nakamura yang

diubah liriknya hanya untuk kepentingan pembelajaran.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik katakana lagu yang digunakan

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “katakana 1” sebanyak dua

kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

(47)

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

lirik katakana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Memberikan evaluasi kepada sampel.

4. Eksperimen ketiga dilakukan pada tanggal 24 april 2013. Berikut tahapan

kegiatannya :

Pembelajaran kedua membaca hiragana menggunakan media lagu “ true

love”, yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Fuji Fumiya, lalu lagu

“shiawasena ketsumatsu” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Ohtaki

Eiichi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “true love”

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “true love” sebanyak 2 kali,

agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “shiawasena

ketsumatsu”

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “shiawasena ketsumatsu”

(48)

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Memberikan evaluasi pada sampel.

5. Eksperimen keempat dilakukan pada tanggal 1 mei 2013. Berikut tahapan

kegiatannya :

Pembelajaran kedua membaca katakana menggunakan media lagu

“katakana 2”. Lagu katakana 2 yaitu lagu yang musiknya berasal dari

lagu OST Doraemon yang berjudul “ Doraemon no Uta “ yang diciptakan

oleh Komiko Osugi yang diubah liriknya hanya untuk kepentingan

pembelajaran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik katakana lagu yang digunakan

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “katakana 2” sebanyak dua

kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf katakana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

lirik katakana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

(49)

6. Eksperimen kelima dilakukan pada tanggal 4 mei 2013. Berikut tahapan

kegiatannya :

Pembelajaran ketiga membaca hiragana menggunakan media lagu

“ ashita hareru kana” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Kuwata

Keisuke, lalu lagu “mirai e” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh

Kiroro. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “ashita hareru kana”

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “ashita hareru kana”

sebanyak dua kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “mirai e”

- Memberitahukan dan memperdengarkan lagu “mirai e” sebanyak dua kali,

agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

(50)

7. Eksperimen keenam dilakukan pada tanggal 8 mei 2013. Berikut tahapan

kegiatannya :

 Pembelajaran ketiga membaca katakana menggunakan media lagu

“katakana 3”. Lagu katakana 3 adalah lagu yang musiknya berasal dari

lagu “ookina furudokei” yang diciptakan oleh Taku Tada, dan Masahito

Nakano yang diubah liriknya hanya untuk kepentingan pembelajaran.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik katakana lagu yang digunakan

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “katakana 3” sebanyak dua

kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf katakana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

lirik katakana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Memberikan evaluasi kepada sampel.

8. Eksperimen ketujuh dilakukan pada tanggal 11 mei 2013. Berikut tahapan

kegiatannya :

Pembelajaran keempat membaca hiragana menggunakan media lagu

“summer rain” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Kobukuro.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

(51)

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “summer rain” sebanyak

dua kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

9. Eksperimen kedelapan dilakukan pada tanggal 15 mei 2013. Berikut

tahapan kegiatannya:

 Pembelajaran keempat membaca katakana menggunakan media lagu

“katakana 4”. Lagu katakana 4 adalah lagu yang musiknya berasal dari

lagu OST Crayon Shinchan yang berjudul “ Doubutsuen wa Taihen da”,

yang diubah liriknya hanya untuk kepentingan pembelajaran.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik katakana lagu yang digunakan

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “katakana 4” sebanyak dua

kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali

perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait,

sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf katakana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca

(52)

10. Pertemuan kesepuluh tanggal 18 mei 2013. Berikut tahapan kegiatannya :

- Pemberian posttest hiragana dan katakana, terdiri dari 50 soal hiragana,

dan 60 soal katakana.

11. Pertemuan kesebelas, tanggal 27 mei. Berikut tahapan kegiatannya :

- Pemberian angket mengenai penggunaan media lagu kepada siswa serta

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Hasil belajar siswa yang menjadi sampel penelitian sebelum dilakukan

treatment yang diukur dari rata- rata hasil pretestnya adalah 1.33 untuk

kemampuan membaca hiragana, dan 0.97 untuk kemampuan membaca

katakana. Kemudian hasil belajar siswa setelah dilakukan treatment yang

diukur dari rata – rata hasil posttest nya adalah 80.33 untuk kemampuan

membaca hiragana, dan 61.25 untuk kemampuan membaca katakana.

2. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang dalam

pengajaran huruf hiragana dan katakana terhadap kemampuan membaca

huruf hiragana dan katakana siswa. Terbukti dari nilai hasil >

yang berarti terdapat pengaruh yang cukup signifikan terhadap hasil

belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

3. Tanggapan atau respons siswa terhadap penggunaan media lagu Jepang

dalam pembelajaran huruf hiragana dan katakana adalah menyenangkan

dan memberikan pengaruh yang baik terhadap kemampuan membaca

(54)

5.2 Saran

1. Saran Untuk Pengajar

Penggunaan media lagu Jepang sebagai media pembelajaran dalam belajar

membaca huruf hiragana dan katakana dimaksudkan agar siswa lebih tertarik dan

lebih termotivasi dalam mempelajari bahasa Jepang, khususnya huruf hiragana

dan katakana. Tetapi dibalik kelebihan yang dimilikinya, peran guru tetaplah

menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu, dalam penggunaan media lagu

Jepang ini, guru sebaiknya terus memberikan bimbingan dan dorongan terhadap

siswanya. Selain itu, guru diharapkan bisa lebih memanfaatkan penggunaan media

lagu Jepang tidak hanya untuk pembelajaran huruf hiragana dan katakana saja,

tapi untuk pembelajaran bahasa Jepang yang lainnya seperti untuk pembelajaran

kanji, kosakata, pengenalan kata kerja dalam bahasa Jepang, dan sebagainya.

2. Saran Untuk Siswa

Diharapkan siswa dapat mengaplikasikan penggunaan media lagu Jepang

pada saat pembelajaran huruf hiragana dan katakana baik di dalam kelas maupun

di luar kelas. Sehingga kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa

mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Selain itu media lagu Jepang

tidak hanya bisa digunakan pada pembelajaran huruf hiragana dan katakana,

melainkan dapat digunakan pada pembelajaran mendengar ( choukai ), kanji, dan

kosakata, sehingga dapat membantu siswa yang ingin belajar bahasa Jepang

(55)

3. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, media lagu Jepang tidak hanya dapat digunakan

pada pembelajar tingkat SMA saja, tetapi dapat juga digunakan pada tingkat

pembelajar yang lebih tinggi. Karena penggunaan media lagu Jepang tidak hanya

dapat digunakan dalam pembelajaran huruf hiragana dan katakana saja, jadi

diharapkan penggunaan media lagu Jepang bisa menjadi acuan untuk penelitian

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Adimihardja, Mulyana. (2000). Bahasa Jepang Terkini. Bandung : Pustaka

Grafika.

Adityani, Meirina. (2010). Efektivitas Penggunaan Lagu Berbahasa Jepang

Terhadap Penguasaan Kata Kerja Bentuk Biasa dan Bentuk Te Pada

Mahasiswa Tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Skripsi pada

FPBS UPI. Tidak Diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad Azhar. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Basuki Wibawa, Farida Mukti. (1991). Media Pengajaran. Jakarta: Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamalik. (1982). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya.

http://kbbi.web.id. [5 April 2013]

http://masdikdas-med.blogspot.com/p/ajarkan-bahasa-inggris-dengan-lagu.html.

[4 November 2012 ]

(57)

bahasa.html. [14 April 2011]

http://www.englishfirst.co.id/englishfirst/englishstudy/lagu-inggris/belajar

bahasa-inggris-lewat-musik-dan-lagu.aspx. [12 Juni 2008]

http://www.jpf.or.id/event/bahasa/lomba-pidato-bahasa-jepang-bagi-siswa-slta

tingkat-nasional-ke-11-tahun-2012. [2011]

Kumalasari, Novi. (2011). Efektivitas Media Lagu Dalam Meningkatkan

Penguasaan Hiragana Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Temanggung. Skripsi pada

Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.

Purwanti, Rina. (2011). Pengaruh Penggunaan Teknik STARS Terhadap

Kemampuan Membaca Hiragana dan Katakana Siswa SMA PGRI I Bandung.

Skripsi pada FPBS UPI. Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2008). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Rivai Ahmad. (2003). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.

Sudjianto, Dahidi Ahmad. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.

(58)

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung:

Humaniora.

Gambar

Gambar Grafik Perubahan Kemampuan Katakana Siswa ........... Lampiran
gambar) dan  multimedia. Padahal, untuk menambah minat, dan motivasi
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal Post test :
 Tabel 3.3  Kisi-kisi angket yang diberikan pada responden adalah :
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pembuatan cara penulisan huruf katakana, pertama kita membuat hurufnya menjadi samar dengan menekan CTRL + B pada keyboard dan mulai menghapus hurufnya

Hasil yang diperoleh adalah bahwa respon mahasiswa terhadap bahasa Jepang sangat baik tetapi pada penerimaan huruf hiragana dan katakana mahasiswa mengalami

Kesimpulan yang bisa didapat dari penelitian ini adalah perancangan aplikasi pengenalan huruf hiragana dan katakana yang akan dibuat dengan menggunakan Vuforia SDK, pada Unity Game

EFEKTIVITAS METODE READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MODEL PENGGUNAAN APLIKASI WRITING ORDER HIRAGANA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS

PENGGUNAAN MEDIA LIRIK LAGU JEPANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF KANJI. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR

Dari hasil perancangan aplikasi Game edukasi tebak huruf Hiragana dan Katakana berbasis android menggunakan metode Linear Congruent Method ini dapat diambil

Bunyi bahasa asing tidak dapat dinyatakan dengan tepat sekali dalam kata-kata bahasa Jepang, karena dalam bahasa Jepang kadang kadang tidak terdapat huruf untuk