• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman Strategi Pembelajaran di SD Mo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rangkuman Strategi Pembelajaran di SD Mo"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Rangkuman Strategi Pembelajaran di SD

A. Kegiatan Prapembelajaran

Kegiatan prapembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran dan biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik

Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran. Guru juga perlu mempersiapkan dan menata alat fasilitas kelas yang memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas serta memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa sebelum pelajaran dimulai.

2. Memeriksa Kehadiran Siswa

Dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya.

3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa

Kesiapan (readiness) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam menciptakan kesiapan dan semangat siswa dalam mengajar, diantaranya adalah:

a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan

fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.

b.Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.

c. Menunjukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.

d.Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.

e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan minat siswa.

f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat

melakukannya.

(2)

Guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performance) serta harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas.

B. Kegiatan Awal Pembelajaran

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran serta untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dan materi yang akan dipelajari.

1. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa

Misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga.

2. Memberi Acuan

Memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung diantaranya dengan cara :

a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis

besar materi yang dipelajari.

b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.

3. Membuat kaitan

Membuat kaitan adlah salah satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Kegiatan membuat kaitan pada awal pembelajaran biasanya dikenal dengan melakukan apersepsi.

Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan diantaranya :

a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah

dipelajari sebelumnya.

b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari

c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan

materi yang akan dibahas.

4. Melaksanakan Tes Awal

Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa dan digunakan oleh guru untuk menentukan darimana pembahasan materi baru akan dimulai. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa.

(3)

a. Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa.

b. Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian

siswa terpusat pada pelajaran yang diikutinya.

c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun

individu.

d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa

merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan.

e. Memberikan penguatan pada siswa.

f. Menanamkan disiplin pada siswa.

KEGIATAN BELAJAR 2

KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN

Kegiatan inti pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum karena merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experince) siswa.

Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.

Guru perlu mengupayakan bagaimana caranya supaya siswa dapat mengoptimalkan kegiatan dalam belajar sehingga siswa tidak hanya diharapkan memiliki kemampuan yang merupakan dampak instruksional (langsung berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang dirancang sesuai kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran (sebagai dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran).

Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakikatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan implementasi strategi pendekatan belajar.

A. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal

Kegiatan Pembelajaran Klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif) dan lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa.

Keunggulannya adalah memberikan kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam diberikan pada siswa dan dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta serta ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran.

(4)

Pembelajaran klasikal dapat dimanfaatkan untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyimak (mendengarkan) dan bertanya.

1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal

a. Sistematis

Bahan pelajaran harus disajikan berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan, mulai dari yang mudah sampai pada yang sulit atau dari yang sifatnya konkret sampai pada yang abstrak.

b. Perhatian dan aktivitas

Guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas dan harus mampu membangkitkan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung, juga perlu lebih banyak membimbing dan mengarahkan aktivitas siswa serta memberikan stimulus-stimulus dalam pembelajaran sehingga siswa dapat melakukan aktivitas dan merespons semua kegiatan yang dilakukan guru.

c. Guru Media pembelajaran

Keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran yang dianggap efektif adalah pembelajaran yang berbasis kontekstual artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran dapat digunakan guru menjadi media maupun sumber belajar siswa.

d. Latihan atau penugasan

Guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas pada siswa tetapi tidak boleh berlebihan karena latihan dan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa, akan menjadikan beban bagi siswa dan dapat menyebabkan siswa frustasi sehingga tujuan pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.

2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal

Setelah melakasanakan pendahuluan, tahapan selanjutnya dalam kegiatan inti pembelajaran klasikal adalah :

a. Menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.

b. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan

pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.

(5)

a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis

atau lisan misalnya siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal atau menjawab pertanyaan.

b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini

sebaiknya dibuat siswa di bawah bimbingan guru.

B. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok

Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Dalam pembelajaran kelompok sangat memungkinkan siswa untuk mengumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara bekerja sama. Pembelajaran kelompok sering disebut dengan pembelajaran kooperatif (coopertif learning). Kegiatan belajar secara kelompok perlu dikembangkan dalam pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan sosial, seperti kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bermusyawarah, dan kemampuan berinteraksi yang dibentuk melalui kelompoknya.

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok, diantaranya adalah diskusi, kerja kelompok, pemecahan masalah, inkuiri, diskaveri, simulasi, dan penelitian sederhana (observasi).

1. Prinsip-prinsip Pembelajaran kelompok

a. Adanya topik dan permasalahan

Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi pembelajaran kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung jawab sehingga materi pelajarannya mengandung permasalahan maupun proyek yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama.

Tugas guru pada prinsipnya adalah mengarahkan/mengkondisikan kegiatan belajar sehingga siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan permasalahan atau mengkaji bahan pelajaran atau dalam mengerjakan suatu tugas maupun proyek yang ditugaskan guru.

b. Pembentukan kelompok

Pembelajaran kelompok harus didasarkan pada pengelompokan siswa sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.

c. Kerja sama

(6)

perhatian yang diberikan oleh guru akan dapat membangkitkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompoknya.

e. Motivasi

Guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa secara individu dalam kelompok. Motivasi belajar belajar siswa akan muncul apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif.

f. Sumber belajar dan fasilitas

Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang diperlukan akan menunjang keberhasilan pencapian tujuan pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu, sumber belajar dan fasilitas belajar harus diupayakan oleh pihak sekolah guna menunjang optimalisasi belajar secara kelompok.

g. Latihan dan tugas

Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu yang di organisasi secara efektif dalam belajar kelompok.

2. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran Kelompok

pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok.

b. Guru mengelompokan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan

memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar.

Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan

pembelajaran.

2) Mengidentifikasi masalah atau sub-submasalah berdasarkan

permasalahan yang telah dirumuskan.

3) Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah.

4) Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.

(7)

Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampun siswa secara individu. Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan.

Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan pada siswa yang memiliki prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya.

Kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang berhasil atau yang prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman sekelasnya. Program perbaikan juga disediakan untuk siswa yang ketinggalan pelajarannya karena tidak masuk dengan alasan izin atau sakit.

Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian tugas dan atau latihan. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang tahapan atau teknik yang harus ditempuh oleh siswa (kegiatan awal pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran) yang dilakukan guru adalah sebagai berikut :

1) Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan

ditugaskan atau yang akan dilatihkan pada siswa.

2) Memberikan lembaran kerja atau tugas.

3) Memantau dan menilai kegiatan siswa

4) Memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh

siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa.

5) Membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran

yang telah ditugaskan. kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir pembelajaran adalah memberikan tes, baik lisan maupun tulisan. Guru hendaknya melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.

1. Meninjau Kembali Penguasaan Siswa

Meninjau kembali penguasaan siswa dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran.

(8)

a. Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.

b. Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.

c. Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah

Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran untuk mengetahui tercapai tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa.

Guru dapat memberikan tes, atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas.

Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post-test) yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

B. Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran

Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru akan mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun kelas. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran, sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.

Berikut ini kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa.

1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah

Dalam memberikan tugas dan latihan guru perlu memperhatikan waktu yang tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa.

Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa, sebab memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan akan menurunkan motivasi serta minat belajarnya.

Pemberian tugas pada siswa harus berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan terpadu, artinya setiap pemberian tugas harus berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai dan bermanfaat bagi siswa.

Tugas yang diberikan pada siswa harus bersifat fleksibel dan perlu diintegrasikan (terpadu) dengan mata pelajaran yang lain.

(9)

a. Guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat

tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa.

b. Guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus

dikerjakan berdasarkan lembaran tugas dan memberikan gambaran alternatif penyelesaian tugas tersebut.

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

tugas yang belum dipahaminya dan guru hendaknya menegaskan tentang kriteria dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut.

d. Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas

dapat dilaksanakan di rumah atau di sekolah, sesuai dengan karakteristik tugas yang bersangkutan.

e. Siswa diminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan.

f. Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.

2. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa

Ada 2 kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk dapat memahami materi yang dibahas, sementara siswa yang sudah menguasai kompetensi ditugaskan membaca buku sumber lain untuk memperluas wawasan siswa terhadap topik yang telah dipelajari.

4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

Guru hendaknya memberikan bimbingan kepada siswa agar mereka mampu memperbaiki kekurangannya dan dapat menjadi dorongan atau motivasi kepada siswa untuk terus belajar.

Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk yang jelas kepada siswa sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara optimal oleh siswa.

5. Mengemukakan tentang topik yang harus dibahas pada waktu yang

akan datang

(10)

Diharapkan siswa akan mencari informasi melalui media maupun sumber belajar lainnya untuk dibahas dalam pertemuan tersebut.

Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan waktu yang direncakan maka langkah selanjutnya guru harus menutup pelajaran. Apabila pelajaran berlangsung pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup pelajaran dengan berdoa.

Referensi

Dokumen terkait

o Clip, digunakan untuk ‘memotong’ dan ’menggunting’ suatu layer (layer yang bertindak sebagai objek) berdasarkan (batas- batas yang di miliki oleh) layer yang lain

Batuan yang ada di goa Seropan pada umumnya adalah batugamping, berdasarkan Klasifikasi Massa Batuan Rock Mass Rating (Bieniawski, 1989) atau dikenal

Dari hasil pengamatan didapat lama penyimpanan telur ayam merawang (Gallusgallus) menunjukkan berpengaruh sangat nyata (P<0.05) terhadap berat tetas, hal ini

Pada pengujian ini menggunakan alat uji kekerasan Vickers (HV) dengan model DHV-50D. Alat ini digunakan untuk menguji kekerasan yang terdapat pada material baja AISI

Hal tersebut berarti rerata luas daun tanaman kedelai menurun sebesar 35.7% pada tanaman kedelai yang mengalami cekaman kekeringan dengan kadar air 60% kapasitas lapang dan

Analisis ini digunakan dengan tujuan mengetahui hubungan antara kualitas udara fisik (pencahayaan, suhu, kelembaban, dan laju ventilasi), kualitas udara biologi

Jika AC bekerja pada kondisi kelembaban nisbi udara yang tinggi, uap putih dapat muncul sebagai akibat dari kelembaban yang tinggi dan perbedaan suhu antara saluran masuk dan