• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keterbukaan Diri Terapis Perempuan Kepada Publik: Studi Kasus Manajemen Privasi Komunikasi Terapis Perempuan di Odyseus SPA Semarang T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keterbukaan Diri Terapis Perempuan Kepada Publik: Studi Kasus Manajemen Privasi Komunikasi Terapis Perempuan di Odyseus SPA Semarang T1 BAB II"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1.Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang

secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi

orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk

khusus dari komunikasi interpersonal ini ialah komuniaksi diadik yang

hanya melibatkan dua orang. Komunikasi diadik biasanya memiliki ciri-ciri:

1. Komunikasi dilakukan dalam jarak yang dekat.

2. Komunikator dan omunikan menerima pesan scara simultan dan

spontan baik secara verbal maupun non verbal.

Keberhasilan dari komunikasi interpersonal bergantung kepada para

peserta komunikasi. Kedekatan hubungan seseorang akan tercermin pada

jenis-jenis pesan atau respons nonverbal mereka seperti mimik wajah,

intonasi, gestur tubuh. Dalam komunikasi interpersonal dapat dengan bebas

mengubah topik pembicaraa mereka akan tetapi, biasnaya akan ada salah

satu yang mendominasi dalam percakapan tersebut. Dalam komunikasi, kita

biasanya hanya menganggap pendengaran dan penglihatan merupakan aspek

yang sangat penting, akan tetapi dalam komunikasi interpersonal seluruhh

indrawi yang kita miliki adalah aspek penting dalam komunikasi ini, dengan

komunikasi yang memiliki unsur yang paling lengkap dan sempurnaa,

komunikasi interpersonal akan berperan sangat penting dalam kehidupan

kita. Kenyataan lainnya, dengan komunikasi ini akan membuat manusia

(2)

9 2.1.2. Keterbukaan Diri

2.1.2.1 Teori Manajemen Privasi Komunikasi

a) Asumsi Dasar Teori Manajemen Privasi Komunikasi

Teori ini tertarik untuk menjelaskan proses-proses negosiasi

orang seputar pembukaan informasi privat. Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa “apa yang membuat suatu hal privat adalah sebagian besarnya merupakan pentignnya hal ini bagi onsepsi kita akan diri kita sendiri dan dengan orang lain.” (Schoeman, 1984, hal.406). Petronio (2000) menyatakan bahwa orang-orang

medefinisikan informasi privat sebagai informasi mengenai hal-hal

yang sangat berarti bagi mereka. Oleh karena itu, proses

mengkomunikasikan informasi pribadi dalam hubungan dengan

orang lain menjadi pembukaan diri.

Penekanan yang menjauhi pembukaan diri membuat

perbedaan yang jelas antara definisi teori manajemen privasi

komunikasi dengan penelitian tradisinonal mengenai keterbukaan.

Teori memandang definisi ini dibedakan dengan 3 cara yaitu:

1. Pembukaan pribadi memberikan penekanan lebih pada isi

personal dari pembukaan itu sendiri dibandingkan dengan

literatur tradisional mengenai pembukaan diri,

2. Memberikan penekanan lebih pada substansi dari pembukaan

diri. Serta mempelajari bagaimana orang melakukan

pembukaan melalui sistem yang didasarkan pada aturan.

3. Tidak melihat bahwa pembukaan hanyalah berkaitan dengan

diri.

Sebagaimana yang diamati oleh Petronio (2002), “Untuk

dapat benar-benar memahami dalam dan luasnya sebuah

pembukaan teori ini tidak membatasi proses ini hanya kepada diri,

tetapi memperluasnya mencakup banyak level pembukaan

(3)

10 privasi komunikasi menawarkan sistem manajemen yang

mengidentifikasikan cara-cara batasan privasi dikoordinasikan

diantara individu-individu”

Teori manajemen privasi komunikasi mencapai

tujuan-tujuan ini dengan mengajukan lima asumsi dasar yang dapat dilihat

melalui lima asumsi yaitu:

1. Informasi Privasi

Informasi privat merujuk pada cra radisional untuk

berpikir mengenai pembukaan: ini merupakan pengungkapan

informasi privat. Petronio (2002) melihat bahwa berfokus

pada isi dari pembukaan memungkinkan kita untuk

menguraikan konsep-konsep mengenai privasi dan keintiman

serta mempelajari bagaimana mereka saling berhubungan.

2. Batasan Privat

Teori ini bergantung pada metafora batasan untuk

menjelaskan bahwa terdapat garis antara bersikap publik dan

bersikap privat. Pada satu sisi batasan ini, orang menyimpan

informasi privat untuk diri mereka sendiri (Petronio, Giles,

Gallois, & Ellemers, 1998); daan pada sisi yang lain, orang

membuka beberapa informasi privat kepada orang lain dalam

relasi sosial mereka. Ketika informasi privat dibagikan,

batasan di sekelilingnya disebut batasan kolektif, daan

informasi itu tidak hanya mengenai diri; informasi ini

menjadi milik hubungan yang ada. Ketika informasi privat

tetap disimpan oleh seorang individu dan tidak dibuka, maka

batasannya disebut batasan personal. Batasan ini juga dapat

bervariasi, ada yang mudah ditembus dan ada juga yang

susah atau kaku, hal ini berkaitan dengan isu masa hidup.

3. Kontrol dan Kepemilikan

Asumsi ketiga ini bergantung pada ide bahwa orang

(4)

11 sendiri. sebagai pemilik informasi ini, mereka percaya bahwa

mereka harus ada dalam posisi untuk mengontrol siapa saja

yang boleh mengakses informasi ini.

4. Sistem Manajemen berdasarkan Aturan

Sistem ini adalah kerangka untuk memahami keputusan

yang dibuat orang mengenai informasi privat. Sistem

manajemen berdasarkan auran memungkinkan pengelolaan

pada level individual dan kolektif serta merupakan

pengaturan rumit yang terdiri dari tiga proses: karakteristik

aturan privasi, koordinasi batasan, dan turbulensi batasan.

5. Dialetika Manajemen

Dialetika manajemen berfokus pada

ketegangan-ketegangan antara keinginan untuk mengungkapkan

informasi privat dan keinginan untuk menutupinya. Petronio menyatakan bahwa “tesis dasar dari teori ini berdasarkan

kesatuan dialetika”, yag merujuk pada ketegangan

-ketegangan yang dialami oleh orang sebagai akibat daari

oposisi dan kontradiksi

1.Informasi Privat

2. Batasan Privat

3. Kontrol dan Kepemilikan

4.Sistem Manajemen berdasarkan aturan

5. Dialetika Manajemen

Karakteristik aturan privasi

1. Pengembangan aturan

2. Atribut-atribut aturan

Koordinasi Batasan:

1.Pertalian batasan

2.Hak-hak kepemilikan batasan

3. Permeabilitas(daya tembus) batasan. Turbulensi batasan

Gambar 2.1.2.1 sumber: Introducing Communication Theory: Analysis and

(5)

12 2.2. Penelitian Sebelumnya

Peneliti:

Natalia Konradus ( 11509346 – Universitas Gunadarma)

Judul:

KETERBUKAAN DIRI REMAJA PENGGUNA TWITTER

BERDASARKAN TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA (REMAJA

AWAL, REMAJA TENGAH, DAN REMAJA AKHIR)

Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan

keterbukaan diri pada remaja pengguna twitter ditinjau berdasarkan tahapan

perkembangan remaja yang meliputi remaja awal, remaja tengah, dan

remaja akhir.

Metode Penelitian:

metode penelitian kuantitatif.

Teori:

Self Disclousure – Magno, Cuaso dan Figuera & Tahapan Perkembangan

(6)

13 Hasil Penelitian:

Hasil analisis menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada keterbukaan diri antara remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir

pengguna twitter. Keterbukaan diri subjek dalam ketiga kelompok, yaitu

kelompok remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir pada penelitian ini

berada pada tingkat sedang.

Peneliti:

Wuwuh Buana (08730045 – Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga)

Judul:

Komunikasi Interpersonal Dalam Dimensi Self Disclouser

Tujuan Penelitian:

Untuk mengetahui komunikasi interpersonal dalam dimensi keterbukaan

diri (self disclosure) remja di SMKN 2 Kasihan, Bantul Yogyakarta.

Teori:

Self Disclosure Devito dan Psikologi Perkembangan Remaja

Metodologi Penelitian:

Metedologi dalam penelitian yang dipakai dalam penelitian ialah penelitian

kualitatif dengan mengguankan metode studi deskriptif.

Hasil Penelitian:

Pengungkapan diri dilakukan komunikator kepada 1 -4 komunikan, dimana

keterbukaan diri sudah mencangkup menceritakan pengalaman, yang

kemudian para mahasiswa sudah mulai mengikuti membuka diri untuk lebih

dikenal dan merasakan kenyamanan dan ketenangan mereka.

Peneliti:

Widyan Ningsih (666201206 – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

Judul:

(7)

14 Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana self disclosure

pengguna, dimensi, fungsi, faktor-faktor, dan efek yang terjadi pada media

sosial anonim LegaTalk.

Metodelogi Penelitian:

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang

digunakan adalah studi deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan

wawancara, observasi dan dokumentasi

Teori:

Self Disclosure – Johari Window

Hasil Penelitian:

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa self disclosure pada media

anonim menjadikan individu lebih nyaman untuk terbuka mengenai dirinva.

dimensi atau aturan dalam pengungkapan diri yang terjadi oleh informan

LegaTalk ini berkaitan dengan aspek frekuensi (tingkat keseringan) dan

durasi (lama akses) yang dibutuhkan oleh informan untuk mengungkapkan

diri sangat tidak menentu dan tidak dapat diprediksi. Fungsi self disclosure

yang terjadi pada LegaTalk ini diantaranya yakni memiliki fungsi sebagai

bentuk ekspresi. Faktor-faktor self disclosure seperti besaran kelompok

mempengaruhi pengungkapan di LegaTalk. serta efek self disclosure yang

terjadi pada LegaTalk tidak ditemukan yang berkaitan dengan teori.

Penelitian sebelumnya hanya dijadikan acuan dalam Penelitian Skripsi

(8)

15 2.3. Kerangka Pemikiran

Terapis Perempuan

Komunikasi

Interpersonal

Teori Manajemen

Privasi Komunikasi

Gambar

Gambar 2.1.2.1 sumber: Introducing Communication Theory: Analysis and

Referensi

Dokumen terkait

Karakter yuridis yang spesifik dari sistem pendaftaran akta ( Registration of deeds) atau sistem pendaftaran negatif ini adalah bahwa dokumen tertulis atau akta yang dibuat oleh

Am J Matern Child Nurs. Ludington Hoe SM, Anderson GC, Simopson S, et al. Skin-to-skin contact beginning in the delivery room for Colombian mothers and their preterm infants.

Peer Feedback Through E-Mail and Students’ Improvement In Writing Narrative Text.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Begitu juga dengan negeri Perak yang mana pendapatan zakat telah meningkat daripada RM 5.84 juta (tahun 1990) kepada RM 11.41 juta (tahun 1995) iaitu peningkatan sebanyak 95.4

Untuk menghindari risiko tuntutan hukum, sebaiknya penjual memberikan informasi yang lengkap dan benar sebagai- mana diatur dalam Pasal 9 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Demikian pengumuman ini untuk di ketahui umum dan apabila ada pihak-pihak yang keberatan dengan terbitnya pengumuman ini dapat mengajukan keberatannya. SEKAYU, 03

Oleh yang demikian, perkara yang akan dibincangkan di dalam penulisan ini adalah lebih memfokuskan kepada isu dan cabaran dari aspek sumber manusia, globalisasi, imbuhan,

Analisis ekspektasi pihak berkepentingan iaitu guru yang dibimbing (GDB), pihak pentadbir di sekolah (Guru Besar dan Pengetua) dan Pegawai Pejabat Pendidikan Daerah telah