• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA Menguji Ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA Menguji Ke"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA

“Menguji Kenaikan Titik Didih dan

Penurunan Titik Beku pada Larutan”

Oleh:

Ayuna Santika Putri Dea Afianingrum Dimas Agung Prabowo

Evy Isnaeni

Shinta Wulandari Sholikhah

Guru Pembimbing:

Ali Amron, S.Pd

(2)
(3)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA

Menguji Sifat Koligatif pada Larutan

(Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku)

A. Tujuan :Menyelidiki hubungan antara besarnya kenaikan titik

didih dan penurunan titik beku dua larutan sejenis namun berbeda molalitas

B. Dasar teori :

Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Ada empat macam sifat koligatif pada larutan, yaitu:

a. Penurunan tekanan uap larutan (ΔP) b. Kenaikan titik didih larutan (ΔTb)

c. Penurunan titik beku larutan (ΔTf)

d. Tekanan osmosis larutan (π)

Keempat harga di atas (ΔP, ΔTb, ΔTf, π) hanya ditentukan oleh

banyaknya partikel zat terlarut. Semakin banyak partikel zat terlarut, keempat harga di atas semakin besar.

1. Penurunan Tekanan Uap Larutan (ΔP)

Apabila suatu zat cair seperti pelarut diuapkan pada suhu dan tekanan tertentu, maka akan terjadi tekanan yang disebut tekanan uap jenuh pelarut murni (P0). Tekanan uap terjadi karena adanya

partikel-partikel zat cair yang meninggalkan permukaan zat cair dan berubah menjadi uap. Makin mudah partikel-partikel zat cair berubah menjadi uap, makin besar tekanan uapnya. Jika terdapat zat terlarut, maka proses penguapan akan berkurang karena sebagian permukaan pelarut tertutup oleh zat terlarut sehingga tekanan uap yang terjadi semakin kecil. Menurut hukum Raoult, hubungan antara P dan P0 dirumuskan sebagai berikut:

ΔP ¿ P0

. Xp P ¿ P0 ― ΔP

Di mana P = tekanan uap larutan ΔP = penurunan tekanan uap P0 = tekanan uap pelarut

(4)

2. Kenaikan Titik Didih Larutan (ΔTb)

Titik didih adalah suhu di mana tekanan uap suatu cairan sama dengan tekanan udara luar (tekanan di atas permukaan cairan). Kenaikan titik didih (ΔTb) adalah bertambahnya titik didih

suatu larutan realtif terhadap titik didih pelarut murninya. Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut. Besarnya kenaikan titik didih akibat adanya zat terlarut dapat dicari dengan rumus:

Di mana m = molalitas zat terlarut

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (0C.g/mol)

ΔTb= kenaikan titik didih larutan

3. Penurunan Titik Beku Larutan (ΔTf)

Titik beku adalah suhu di mana suatu cairan mulai membeku. Penurunan titik beku(ΔTf) adalah berkurangnya titik beku suatu

larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya. Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Besarnya penurunan titik beku akibat adanya zat terlarut dapat dicari dengan rumus:

Di mana m = molalitas zat terlarut

Kf= tetapan penurunan titik beku molal (0C.g/mol)

ΔTf= penurunan titik beku larutan

4. Tekanan Osmosis Larutan (π)

Osmosis adalah mengalirnya molekul-molekul pelarut dari larutan encer ke larutan larutan yang lebih pekat melalui suatu membran semipermeabel. Tekanan osmosis adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya osmosis.

π ¿ M x R x T

Di mana M = molaritas larutan

(5)

5. Sifat-sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Elektrolit adalah zat terlarut yang menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan listrik. Larutannya disebtu larutan elektrolit. Sedangkan non-elektrolit menghasilkan larutan yang tidak dapat mengahantarkan listrik yang disebut larutan non-elektrolit. Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit. Dalam menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit, persamaan-persamaan yang diberikan sebelumnya untuk larutan non-elektrolit dapat digunakan dengan menambahkan faktor i, seperti diusulkan van’t Hoff (1880).

i = efek koligatif larutan elektrolit

efek koligatif larutan non elektrolit

atau

i = (1−α)+

1

Di mana α = derajat ionisasi/disosiasi zat terlarut

n = total koefisien ion-ion dalam persamaan ionisasi/disosiasi

Sifat koligatif larutan Larutan non-elektrolit Larutan elektrolit

Penurunan tekanan uap ΔP ¿ P0

. Xp ΔP ¿ P0 . Xp.i

Kenaikan titik didih ΔTb ¿ m . Kb ΔTb ¿ m. i . Kb

Penurunan titik beku ΔTf ¿ m . Kf ΔTf ¿ m. i . Kf

(6)

C. Alat dan bahan :

d. Gelas kimia 200 ml e. Labu ukur 200 ml

2. Kenaikan titik didih larutan

 Alat: a. Statif

b. Termometer

c. Gelas kimia 200 ml d. Kaki tiga

3. Penurunan titik beku larutan

(7)

D. Prosedur :

1. Pembuatan larutan 1 m dan 0,1 m

a. Menimbang garam dapur (NaCl) sebanyak 58,5 gram. Kemudian melarutkannya dalam aquades 100 ml pada gelas kimia yang tersedia di laboratorium. Larutan garam yang didapat ialah sebesar 1 m. Setelah itu memberi label pada gelas kimia sesuai nama dan molalitas larutannya.

b. Mengambil larutan garam 1 m sebanyak 10 ml untuk membuat larutan garam 0,1 m. Setelah itu, mengencerkannya dengan menambahkan aquades ke larutan garam 1 m yang telah diambil hingga volume total larutan sebesar 100 ml. Larutan garam yang dihasilkan dari pengenceran ini sebesar 0,1 m. Kemudian memberi label pada permukaan gelas kimia sesuai nama dan molalitas larutannya.

c. Menimbang gula (C12H22O11) sebanyak 34,2 gram. Kemudian

melarutkannya dalam aquades 100 ml pada gelas kimia yang tersedia di laboratorium. Larutan gula yang didapat ialah sebesar 1 m. Setelah itu memberi label pada gelas kimia sesuai nama dan molalitas larutannya.

d. Mengambil larutan gula 1 m sebanyak 10 ml untuk membuat larutan gula 0,1 m. Setelah itu, mengencerkannya dengan menambahkan aquades ke larutan gula 1 m yang telah diambil hingga volume total larutan sebesar 100 ml. Larutan gula yang dihasilkan dari pengenceran ini sebesar 0,1 m. Kemudian memberi label pada permukaan gelas kimia sesuai nama dan molalitas larutannya.

2. Kenaikan titik didih larutan

a. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini.

b. Mengisi gelas kimia dengan aquades sebanyak 20 ml.

(8)

d. Mengamati dan mencatat angka yang ditunjukkan pada termometer. Angka tersebut merupakan Tb pelarut.

e. Mencuci gelas kimia dan termometer hingga bersih, lalumengisinya dengan larutan garam 1 m sebanyak 20 ml. Setelah itu memanaskan gelas kimia tersebut hingga larutan garam 1 m mendidih sempurna. Kemudian mengamati dan mencatat angka yang ditunjukkan pada termometer. Angka tersebut merupakan Tb larutan garam 1 m.

f. Mengulangi langkah pada poin e dengan mengganti larutan sebelumnya dengan larutan garam 0,1 m. Angka yang ditunjukkan pada termometer merupakan Tb larutan garam 0,1

m.

g. Mengulangi langkah pada poin e dengan mengganti larutan sebelumnya dengan larutan gula 1 m. Angka yang ditunjukkan pada termometer merupakan Tb larutan gula1 m.

h. Mengulangi langkah pada poin e dengan mengganti larutan sebelumnya dengan larutan gula 0,1 m. Angka yang ditunjukkan pada termometer merupakan Tb larutan gula 0,1

m.

3. Penurunan titik beku larutan

a. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini.

b. Mengisi tabung-tabung reaksi dengan larutan yang berbeda-beda, yaitu aquades, larutan garam 1 m, larutan garam 0,1 m, larutan gula 1 m dan larutan gula 0,1 m masing-masing sebanyak 20 ml.

c. Memasukkan tabung-tabung reaksi ke dalam gelas-gelas kimia yang sudah diisi es dan garam dapur.

d. Menggerak-gerakkan tabung-tabung reaksi secara perlahan dan terus menerus supaya proses pembekuan berlangsung lebih cepat.

e. Mengamati dan mencatat angka yang ditunjukkan pada termometer. Angka yang ditunjukkan pada termometer sewaktu digunakan untuk mengukur titik beku aquades merupakan Tf pelarut, sedangkan angka yang ditunjukkan pada

(9)

larutan merupakan Tf larutan. Sebelum memindahkan

(10)

E. Hasil pengamatan :

Larutan gula 0,1 m 342

g/mol -4

1. Jelaskan apa yang dimaksud sifat koligatif larutan!

Sifat koligatif larutan ialah sifat fisis larutan yang bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut,

2. Jelaskan apa yang dimaksud titik didih dan titik beku!

Titik didih adalah suhu di mana tekanan uap suatu cairan sama dengan tekanan udara luar (tekanan di atas permukaan cairan), sedangkan titik beku adalah suhu di mana suatu cairan mulai membeku.

G. Pertanyaan :

1. Hitunglah molalitas masing-masing larutan garam dan gula! a. Larutan garam sebelum pengenceran

g ¿ 5,85 g m ¿ ρ x V m= g

Mrx

1000

(11)

Mr ¿ 58,5 g/mol ¿ 1 x 100 ¿5,85

b. Larutan garam setelah pengenceran

m1 ¿ 1 molal m1x V1 ¿ m2 x V2

V1 ¿ 10 ml 1 x 10 ¿ m2x 100

V2 ¿ 100 ml m2 ¿ 0,1 molal

c. Larutan gula sebelum pengenceran

g ¿ 32,4 g m ¿ ρ x V m= g

d. Larutan gula setelah pengenceran

m1 ¿ 1 molal m1 x V1 ¿ m2 x V2

V1 ¿ 10 ml 1 x 10 ¿ m2 x 100

V2 ¿ 100 ml m2 ¿ 0,1 molal

2. Jelaskan hubungan antara molalitas larutan dengan kenaikan titik didih! Buatlah grafik m terhadap ΔT!

Menurut percobaan yang telah kami lakukan, hubungan kenaikan titik didih larutan dengan konsentrasi adalah tetap atau dapat dikatakan konsentrasi tidak mempengaruhi kenaikan titik didih. Hal tersebut dapat terjadi karena pengaruh luar seperti

penggunaan termometer yang berbeda. Termometer yang

berbeda mempunyai skala yang berbeda pula. Ketika melakukan percobaan larutan gula dan garam 0,1 m termometer yang digunakan adalah termometer A, namun ketika melakukan percobaan larutan gula dan garam 0,01 m termometer yang digunakan adalah termometer B, yang mana belum diukur titik didih aquades menggunakan termometer tersebut.

Menurut teori yang ada, hubungan kenaikan titik didih larutan dengan konsentrasi adalah semakin besar konsentrasi suatu larutan maka makin besar kenaikan titik didihnyanya dan mengakibatkan titik didih larutan semakin tinggi.

(12)

4. Bagaimana hubungan penurunan titik beku larutan dengan konsentrasi?

Menurut percobaan yang telah kami lakukan, hubungan

penurunan titik beku larutan dengan konsentrasi adalah tetap atau dapat dikatakan konsentrasi tidak mempengaruhi penurunan titik beku. Hal tersebut dapat terjadi karena pengaruh luar seperti penggunaan termometer yang berbeda dan tempat percobaan yang berbeda. Termometer yang berbeda mempunyai skala yang berbeda pula. Ketika melakukan percobaan larutan gula dan garam 0,1 m termoeter yang digunakan adalah termometer A, namun ketika melakukan percobaan larutan gula dan garam 0,01 m termometer yang digunakan adalah termometer B, yang mana belum diukur titik beku aquades menggunakan termometer

tersebut.

Menurut teori yang ada, hubungan penuruan titik beku larutan dengan konsentrasi adalah semakin besar konsentrasi suatu larutan maka makin besar penurunan titik bekunya dan mengakibatkan titik beku larutan semakin rendah.

H. Kesimpulan :

Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dan tidak

bergantung pada jenis zat terlarut. Untuk sifat koligatif kenaikan titik didih semakin besar konsentrasi suatu larutan maka makin besar kenaikan titik didihnyanya dan mengakibatkan titik didih larutan semakin tinggi. Untuk sifat penurunan titik beku semakin besar konsentrasi suatu larutan maka makin besar penurunan titik bekunya dan mengakibatkan titik beku larutan semakin rendah. Dalam larutan elektrolit, besarnya kenaikan titik didih dan

penurunan titik beku dipengaruhi oleh faktor van’t Hoff. Semakin besar nilai vaktor van’t Hoff maka semakin besar pula kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.

I. Nama anggota kelompok:

1. Ayuna Santika Putri (XII MIPA 7 / 06) 2. Dea Afianingrum (XII MIPA 7 / 10)

3. Dimas Agung Prabowo (XII MIPA 7 / 12)

4. Evy Isnaeni (XII MIPA 7 / 14) 5. Shinta Wulandari Sholikhah (XII MIPA 7 / 34)

J. Pembimbing : Ali Amron, M.Pd

K. Referensi :

(13)

Buku Kimia 3 SMA dan MA untuk Kelas XII diterbitkan tahun 2008 oleh esis

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Pada perencanaan ini dilakukan perhitungan berupa perhitungan dimensi pipa pesat, head loss pada pipa pesat, perhitungan potensi daya keluaran yang nantinya akan

Adapun perbedaan antara penelitian yang dibuat oleh Nugroho (2012) dengan penelitian ini adalah penelitian yang akan dibuat memfokuskan pada oli mobil, standar

 Pukul 04.00 tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 90x/menit, temperature 36,5°C, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus normal kandung kemih kosong, darah

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin

disease that caused around 50% yield losses at the beginning of 21st century in Uganda and is threatening the food security of about 70 million people owing to its impact on

kehangatan bayi dengan membungkus bayi dan menggunakan topi serta sarung tangan dan kaki. Bayi sudah dibungkus dan sudah dikenakan topi, sarung tangan dan kaki. 4)

Variabel independen yang sama digunakan dalam penelitian sekarang adalah profitabilitas dan kebijakan hutang.. Terdapat satu variabel yang berbeda yaitu investment

Ambruknya Industri pariwisata Bali ini, bukan hanya menghancurkan masyarakat lokal (masyarakat Bali), tetapi secara tidak langsung juga menghancurkan masyarakat