• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NILAI- NILAI BUDAYA DALAM FILM “TANAH SURGA KATANYA” KARYA DANIAL RIFKI (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS NILAI- NILAI BUDAYA DALAM FILM “TANAH SURGA KATANYA” KARYA DANIAL RIFKI (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NILAI- NILAI BUDAYA DALA

M FILM “TANAH

SURGA KATANYA” KARYA DANIAL RIFKI (TINJAUAN

SOSIOLOGI SASTRA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

UMMIL KHAIRAH

NIM 2113210031

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT,

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Nilai-

nilai Budaya dalam Film Tanah Surga Katanya karya Danial Rifki (Tinjauan

Sosiologi Sastra).” Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sastra.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, dengan

segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

4. S. Fahmy Dalimunthe. S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia

5. Dr. Wisman Hadi, S.Pd., M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia

6. Drs. James Silalahi, Dosen Pembimbing Skripsi

7. Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik

8. Drs. Basyaruddin, M. Pd., Dosen Penguji

9. Drs. H. Sigalingging, M. Pd., Dosen Penguji

10.Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

(6)

iii

12.Bapak/Ibu serta Pegawai di lokasi penelitian Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan

13.Ayah penulis, H. Muhammad Yahya, yang tidak pernah lelah berdoa dan

memberikan bantuan baik dari segi materil maupun moril serta motivasi

selama ini, juga Ibu penulis, Hj. Mahyati, yang selalu berada di hati sebagai

penyemangat, abang penulis, Muhammad Ridho dan kakak ipar penulis Nur

Ainun, serta yang paling tersayang keponakan Raisya Humaira, dan keluarga

besar penulis terkhusus Siti Aisyah, yang membantu proses transkip data

penelitian

14.teman terdekat di hati yang menyemangati W.A.L

15.teman-teman Nondik 2011 yang telah mendukung dan memberikan semangat

kepada penulis, bibik Aisyah, Boy, Adnan, Yudi, Asrul, Rini, Wulan, Adha,

Okta, Eben, Rozi, Siddik, Lysti, Ruben, Sule, Domi, Delima dan Ulfa, serta

keluarga besar kakak dan adik Nondik Sastra Indonesia.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi

pembacanya.

Medan, September 2015

Penulis

Ummil Khairah

(7)

i

ABSTRAK

Ummil Khairah. NIM 2113210031. Analisis Nilai-nilai Budaya dalam Film “Tanah Surga Katanya” karya Danial Rifki (Tinjauan Sosiologi Sastra). Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai budaya yang terdapat dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Danial Rifki, bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai budaya apa saja yang terdapat dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Danial Rifki. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh isi teks naskah film “Tanah Surga Katanya” karya Danial Rifki. Adapaun kajian yang digunakan adalah kajian Sosiologi Sastra sebagai teori yang membahas bagaimana karya sastra mempengaruhi sosial budaya. Dari hasil perolehan data ditemukan 52 adegan dari keseluruhan isi film yang terbagi menjadi lima golongan. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan sebanyak 4 adegan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam sebanyak 2 adegan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat 6 adegan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya atau manusia lain 15 adegan, dan nilai budaya dalam hubungan manusia dengan dirinya 11 adegan.

(8)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERTANYAAN PENELITIAN ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Hakikat Karya Sastra ... 9

2. Perspektif Sosiologi Sastra ...11

3. Pengertian Nilai Budaya ...13

4. Nilai-nilai Budaya ...16

a. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan ...16

b. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam ...17

c. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat 18

(9)

v

e. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Dirinya

Sendiri ...20

5. Pengertian Film ... 20

6. Film Tanah Surga Katanya karya Danial Rifki ... 25

a. Sinopsis Film ...25

b. Resensi Film ...26

B. Kerangka Konseptual ...26

C. Pertanyaan Penelitian ...27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...28

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...28

B. Metode Penelitian ...28

C. Data ...29

D. Sumber Data ...29

E. Tahap Penelitian ...29

1. Tahap Analisis Data ...29

2. Tahap Penyajian Hasil Analisis data ...30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ...31

A. Hasil Penelitian ...31

B. Pembahasan Penelitian ...53

1. Unsur Intrinstik dalam Film Tanah Surga Katanya karya Danial Rifki ...54

(10)

vi

C. Temuan Penelitian ...91

BAB V KESIMPULAN ...92

A. Simpulan ...92

B. Saran ...93

DAFTAR PUSTAKA ...94

LAMPIRAN ... 96

A. Naskah Film ... 96

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik akan memiliki sifat-sifat yang abadi

dengan memuat kebenaran-kebenaran hakiki yang selalu ada selama manusia

masih ada (Sumardjo dan Saini, 1991:9). Sastra tidak hanya sekedar karya yang

bersifat imajinatif dan pribadi, tetapi dapat pula merupakan cerminan atau

rekaman budaya, suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu dilahirkan

(Taine dan Endraswara, 2008:17). Hal ini berarti setiap orang dapat melihat

realitas sosial budaya dalam sebuah karya sastra bahkan sebagian karya sastra

menjadi representasi terhadap kebudayaan masyarakat tertentu. Uraian ini

menunjukkan bahwa karya sastra tidak lahir begitu saja. Ada proses yang

mendorong munculnya karya sastra dengan keberagaman tema dan aspek

kehidupan masyarakat yaitu proses kreatif pengarang yang berusaha menciptakan

karya yang dapat menggambarkan nilai-nilai edukatif dengan kreasi estetis yang

menghibur.

Semua hal yang terangkum dalam karya sastra tidak terlepas dari berbagai

problematik yang dialami manusia baik secara pribadi maupun secara kolektif.

Menanggapi dan menghadapi masalah-masalah tersebut manusia akan melakukan

sebuah usaha atau perjuangan menentukan masa depan yang lebih baik

(12)

2

panjang manusia dalam memaknai kehidupan akan selalu melekat dalam teks

sastra.

Disadari atau tidak karya sastra menjadi model bagi kehidupan pembaca.

Setiap persoalan maupun gambaran hidup yang dialami tokoh dalam cerita akan

menimbulkan perenungan atau refleksi bagi pembaca dalam menentukan sikap

dan tindakannya dalam kehidupan bermasyarakat. Hal inilah yang menguatkan

teori bahwa penelitian sastra merupakan penelitian tentang manusia dalam

masyarakat atau lebih erat dengan istilah sosiologi. Sosiologi ialah ilmu yang

mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial

(Roucek dan Soekanto 1990:20). Struktur sosial yang dimaksud adalah

keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaedah sosial

(norma-norma) lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta

lapisan-lapisan sosial. Sedangkan untuk menunjukkan hubungan Sosiologi dan Sastra

yaitu menempatkan Sosiologi sastra sebagai penelitian terhadap karya sastra

dengan mempertimbangkan keterlibatan struktur sosialnya, sehingga penelitian

sosiologi sastra, baik dalam bentuk penelitian ilmiah maupun aplikasi praktis,

dilakukan dengan cara mendeskripsikan, memahami, dan menjelaskan

unsur-unsur karya sastra dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan struktur sosial

yang terjadi di sekitarnya. Dua hal ini menjadi tidak terpisahkan, sastra yang

merupakan hasil dari masyarakat juga merupakan produk untuk dikonsumsi

masyarakat. Dengan demikian apa yang terkandung dalam karya sastra menjadi

(13)

3

Penelitian sosiologi sastra dapat meneliti dengan pengaruh teks sastra

terhadap pembaca. Pengaruh tersebut, kemungkinan besar juga dapat bersifat

timbal balik. Objek yang mempengaruhi hal tersebut antara lain:

(1) studi terhadap pengaruh seni pada kehidupan sosial, (2) studi pengaruh seni pada pembentukan kelompok, interferensi kelompok, dan sebagainya, (3) studi perkembangan dan keragaman sikap sosial dan model-model yang ditentukan oleh seni, (4) studi pembentukan, pertumbuhan, dan lenyapnya lembaga-lembaga sosioartistik, (5) studi faktor-faktor tipikal dan bentuk-bentuk organisasi sosial yang mempengaruhi seni (Segers, 2000: 94).

Penelitian sastra merupakan sebuah upaya pengembangan dan

pengambilan kebijakan dalam memahami kelangsungan hidup manusia. Bentuk

sastra yang beragam masing-masing memiliki keistimewaan untuk diteliti,

misalnya untuk estetika lebih mendekati pada penelitian karya berupa puisi,

cerpen, novel dan lirik lagu, namun tidak tertutup kemungkinan terhadap

bentuk-bentuk lainnya seperti film.

Dewasa ini, film atau karya sastra lainnya tidak lagi menjadi hiburan

semata karena banyak unsur eksternal yang menarik untuk dikaji lebih dalam.

Beberapa tahun belakangan ini, film yang bertemakan kebangsaan dan

nasionalisme makin banyak bermunculan. Memang hal ini merupakan salah satu

wujud rasa cinta tanah air bagi para sutradara lokal. Atas dasar itulah peneliti

tertarik untuk menganalisis film yang bertemakan nasionalisme yang kaya akan

nilai-nilai budaya dengan cara mentranskip teks dialog yang terdapat dalam film

tersebut. Kali ini giliran Herwin Novianto sebagai sutradara muda yang unjuk

kebolehan pada masyarakat Indonesia lewat film layar lebarnya yang kedua,

(14)

4

TSK adalah sebuah film yang bercerita tentang kehidupan di sebuah desa

kecil di Kalimantan, yang mana merupakan perbatasan dengan Serawak,

Malaysia. Dipaparkan secara nyata bagaimana masyarakat di sana hampir

kehilangan jati diri mereka sebagai orang Indonesia, sebagai imbas pemerintah

yang begitu tidak peduli terhadap daerah-daerah pelosok.

Diceritakan tentang Haris (Ence Bagus), seorang penduduk Kalimantan

yang berdagang di Malaysia. Ia mengajak anak-anaknya, Salman (Osa Aji

Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra), serta ayahnya, Hasyim (Fuad Idris),

untuk bersama-sama pindah dan berganti kewarganegaraan ke Malaysia demi

kehidupan yang lebih sejahtera. Namun Hasyim, yang dulunya merupakan

pejuang Dwikora, menolak keras ajakan tersebut. Ia bersikukuh untuk tetap

tinggal di tanah Indonesia, tak peduli apapun iming-iming yang diberikan

padanya.

Tak hanya dari segi kesejahteraan ekonomi, sisi pendidikan dan kesehatan

juga disorot lebih jauh melalui karakter seorang guru bernama Astuti (Astri

Nurdin) serta seorang dokter muda dari kota, Anwar (Ringgo Agus Rahman). Ibu

Astuti yang secara tidak sengaja ditempatkan di desa itu, menjadi guru

satu-satunya. Ditunjukkan bagaimana mirisnya bocah-bocah Indonesia tidak tahu

bendera Negara mereka, mata uang Negara mereka, bahkan lagu Indonesia Raya,

lagu kebangsaan mereka. Bentuk fisik sekolah yang bobrok juga menambah kesan

dramatis. Sekolah itu hanya memiliki satu ruang kelas dengan satu papan tulis

yang diberi sekat hanya untuk kelas tiga dan kelas empat. Entah bagaimana nasib

(15)

5

Anwar juga menunjukkan bagaimana sulitnya daerah pelosok mendapat supply

obat dari kota terdekat, serta betapa jauh rumah sakit yang bahkan terletak paling

dekat dari situ.

Secara konsep, film ini memang patut diacungi jempol. Latarnya jelas dan

menarik, mengangkat tentang daerah perbatasan yang notabene jarang dilirik

orang. Nilai moral dan pesan etika yang ditanamkan juga sampai dengan mulus,

meninggalkan kesan yang mendalam bagi para penonton. Namun, ada hal yang

bisa kita kritisi dari konsep ini. Indonesia dan Malaysia bisa diibaraatkan seperti

anjing dan kucing yang selalu berkonflik dari masa ke masa. Film ini memang tak

bermaksud menanamkan rasa antipati terhadap Negara tetangga, namun kesalahan

penafsiran dari penonton bisa saja menimbulkan kebencian terhadap Malaysia,

walaupun sama sekali tak dimaksudkan demikan.

Dengan berbagai ulasan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

terhadap karya sastra tersebut. Film TSK karya Danial Rifki ini menceritakan nilai

budaya yang dipengaruhi oleh negara tetangga, menguji kecintaan diri sendiri

terhadap bangsa Indonesia. Nilai budaya lainnya dapat dilihat dari bentuk kasih

sayang terhadap keluarga sampai pada nasionalisme terhadap Negara Indonesia.

Penelitian ini sangat berguna bagi kita semua khususnya para generasi

muda. Dalam film ini jelas menggambarkan bahwa tingkat nasionalisme terhadap

bangsa Indonesia mulai berkurang. Sosialisasi tanpa batas dari negara lain

membuat generasi muda kehilangan jati diri mereka. Oleh sebab itu perlu

penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai budaya yang sesuai dengan identitas

(16)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut.

1. Adanya nilai-nilai sosiologis dalam film “Tanah Surga Katanya” karya

Danial Rifki sehingga dapat mempengaruhi masyarakat.

2. Adanya aspek-aspek pembangun dari film “Tanah Surga Katanya” karya

Danial Rifki yang dapat ditelaah sebagai unsur intrinsic sebuah karya

sastra.

3. Letak geografis wilayah Kalimantan Barat yang berbatasan langsung

dengan Serawak Malaysia yang terdapat dalam film “Tanah Surga

Katanya” karya Danial Rifki menjadi latar yang menarik untuk ditelusuri.

4. Latar belakang pengarang memiliki peran terhadap film “Tanah Surga

Katanya” karya Danial Rifki sebagai unsur ekstrinsik sebuah karya sastra.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar, maka peneliti membatasi masalah ini

pada unsur intrinsik dan nilai-nilai budaya dalam film “Tanah Surga Katanya”

karya Danial Rifki.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahterdapat dua hal

(17)

7

1. Bagaimana unsur intrinsik yang membangun film “Tanah Surga Katanya”

karya Danial Rifki.yang terdiri dari tema, alur, latar, tokoh, bahasa,

dialog, dan amanat?

2. Apa sajakah nilai-nilai budaya yang terkandung dalam film “Tanah Surga

Katanya” karya Danial Rifki?

3. Nilai budaya apakah yang dominan ditemukan dalam film “Tanah Surga

Katanya” karya Danial Rifki?

4. Nilai budaya apakah yang paling sedikit ditemukan dalam film “Tanah

Surga Katanya” karya Danial Rifki?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan penulisan

penelitian ini yaitu:

1. mengetahui struktur intrinsik film “Tanah Surga Katanya” karya Danial

Rifki yang terdiri atas tema, alur, latar, amanat dan perwatakan.

2. mengetahui nilai-nilai budaya dalam film “Tanah Surga Katanya” karya

Danial Rifki sebagai karya sastra.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat meliputi manfaat teoretis dan

(18)

8

1. Manfaat Teoretis

a. Membantu pembaca untuk memahami unsur-unsur yang membangun

film “Tanah Surga Katanya” karya Danial Rifki.

b. Membantu pembaca untuk memahami nilai-nilai budaya dalam film

“Tanah Surga Katanya” karya Danial Rifki.

2. Manfaat Praktis

Menjadi sumber inspirasi dan informasi tentang kehidupan bersosialisasi

di Perbatasan (Serawak) Malaysia dan (Kalimantan Barat) Indonesia

(19)

92

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ,dapat disimpulkan nilai-nilai

budaya pada kumpulan dialog film “Tanah Surga Katanya” karya Danial Rifki

sebagai berikut.

1. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan sebanyak 4

adegan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam sebanyak

2 adegan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat 6

adegan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya atau

manusia lain 15 adegan, dan nilai budaya dalam hubungan manusia

dengan dirinya 11 adegan.

2. Nilai budaya yang dominan dalam kumpulan dialog film “Tanah Surga

Katanya” karya Danial Rifki adalah nilai budaya dalam hubungan

manusia dengan sesamanya atau manusia lain.

3. Nilai budaya yang sedikit dalam kumpulan dialog film “Tanah Surga

Katanya” karya Danial Rifki adalah nilai budaya dalam hubungan

manusia dengan alam.

4. Nilai-nilai budaya dan luhur ini dapat dibina dan dikembangkan untuk

memperkokoh kepribadan. Proses belajar yang terdapat dalam film

“Tanah Surga Katanya” karya Danial Rifki menjadi inspirasi bagi

(20)

93

B. Saran

1. Pengajaran sastra dalam hal metode yang digunakan harus lebih

ditingkatkan agar kita dapat lebih mudah mengerti dalam

mengapresiasi karya sastra.

2. Karya sastra khususnya film harus melahirkan tontonan yang benilai

edukasi dan moral yang tinggi karena masyarakat bukan hanya

mencari hiburan semata tetapi juga perlu mendapat informasi yang

bermanfaat.

3. Kepada mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dalam

bidang kesusatraan dan mampu mengapresiasi karya sastra dengan

baik.

4. Diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai nilai–nilai

sosial budaya.

5. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah kecintaan

(21)

94

DAFTAR PUSTAKA

Abram. 1981. Teori Pengantar Fiksi : Yogyakarta: Hanindita Graha Wida.

Allport, Gordon W. 1954. The Nature of Prejudice. Oxford, England: Addison-Wesley.

Brameled. 2004. Cultural Foundation of Education: an Interdiciplinary Exploration. New York Harper & Brothers Publishers.

Darma, B. 1988. Situasi Politik Sastra Sekarang. Basis: Yogyakarta.

Djamaris, Edward. 1993. Menggali Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta : Balai Pustaka.

Djoko, Sapardi. 1979. Sosiologi Sastra sebuah pengantar ringkas. Jakarta: Balai Pustaka.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: MedPress.

Segers, Rien, T. 2000. Evaluasi Teks Sastra. Terjemahan Suminto A Sayuti. Yogyakarta: Adicita.

H.B, Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.

Koentjaraningrat. 1990. Metode – Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Pustaka Jaya.

Laurenson, Diana dan Alan Swingewood. 1872. The Socilogy of Literature. London: Granada Publishing Limited.

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyani Sumantri dkk. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution, S. 2004. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(22)

95

Pradopo, R.Dj. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Pustaka Pelajar: Jakarta.

Ratna, Ny. K. 2006. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian sastra: Perkenalan Awal terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Roucek, S.J dan Warren, L.R, 1990. Pengantar Sosiologi. Bina Aksara, Jakarta

Saini, K.M. 1992. Puisi dan Beberapa Masalahnya. ITB: Bandung.

Saliman, Akhmad. 1996. Teori dan Aplikasi Kajian Naskah Drama, Jakarta: Jakarta Khasanah Ilmu.

Subroto, 1992. Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitan Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sulaeman, E. S., 2002. Manajemen Kesehatan. Teori dan Praktik di Puskesmas. Surakarta.

Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Suwardi Endraswara. 2008. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Wellek, Rene dan Austin Warrren, 1989. Teori Kesusatraan. Diterjemahkan oleh Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menyebutkan dan mempresentasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air dengan benar.. Melalui kegiatan melakukan pengamatan

[r]

Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar belakang : Hampir seluruh penduduk dunia pernah

kekurangan novel Sang Pemimpi dalam perspektif pendidikan Islam adalah novel ini tidak menceritakan dengan jelas proses kembali para tokoh dari jalan yang salah

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Laboratorium Virtual Dalam Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (Tgt) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata

didik pada kelas yang akan menjadi obyek penelitian. 2) Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan pelaksanaan tindakan. 3) Menentukan materi yang akan dibantu dengan media

Hambatan-hambatan apa sajakah yang timbul dalam penyelesaian tindak pidana pembunuhan disertai mutilasi di Pengadilan Negeri Magetan. Hambatan tersebut muncul dari faktor

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada materi