• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MATA KULIAH TECHNOPRENEURSHIP Pene

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS MATA KULIAH TECHNOPRENEURSHIP Pene"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Irwantika D.N. (101021022) menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi pun juga semakin berkembang pesat. Penggunaannya tidak hanya pada kalangan industri besar tetapi juga telah menjadi suatu konsumsi bagi keseharian masyarakat, misalnya saja teknologi informasi, kemudahan dalam pertukaran informasi di era sekarang sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Jejaring sosial menjadi suatu trend pada kalangan remaja bahkan tak heran pada anak-anak usia sekolah dasar sampai kalangan dewasa.

Teknologi yang digunakan pada dunia industri, tentu saja kondisinya tidak jauh berbeda dengan teknologi informasi. Tingkat permintaan masyarakat yang sangat tinggi akan produk yang memiliki kualitas yang baik dan selalu inovatif menjadi suatu tuntutan bagi dunia industri. Hal itu menyebabkan persaingan pun semakin ketat, teknologi-teknologi yang digunakan sangat menunjang keberlangsungan produksi suatu perusahaan. Menurut Wikipedia Indonesia definisi dari Teknologi Produksi adalah suatu cara meningkatkan produksi dan produktivitas yang dapat diterapkan secara luas dalam industri manufaktur dan jasa.

Teknologi produksi terdiri dari sembilan area teknologi (Jay Heizer, 2009), yaitu : 1. Teknologi Mesin

2. Automatic Identifications Systems (AIS) dan Radio Frequency Identification (RFID)

3. Pengendalian Proses 4. Sistem Visi

(2)

6. Sistem Penyimpanan dan Pengambilan secara Otomatis (Automated Storage and Retrieval Systems – ASRS)

7. Kendaraan Terpadu Otomatis (Automated Guided Vehicles – AGV) 8. Sistem Manufaktur Fleksibel (Flexible Manufacturing Systems – FMS)

9. Manufaktur Terintegrasi Komputer (Computer Integrated Manufacturing – CIM). Pada materi ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah teknologi robotika, baik mengenai sejarah tentang istilah robot, kegunaannya sampai dengan dampak-dampak yang ditimbulkannya.

B. Teknologi Robotika

Pada era industrialisasi yang serba modern ini, semua kegiatan yang berhubungan dengan manusia telah bertransformasi dari yang tradisional mulai beralih secara bertahap kearah yang modern. Transformasi tersebut bisa dilihat dari perkembangan teknologi yang semakin cepat dan setiap pencapain suatu kegiatan ditentukan oleh teknologi (Teknologi 2012). Adapun contoh perkembangan teknologi yaitu perkembangan teknologi Robot. Penggunaan robot saat ini sudah mencakup seluruh sendi kehidupan manusia, baik dalam industri maupun dalam kegiatan sehari-hari. Menurut perkembangannya, istilah Robot itu sendiri digunakan pertama kali pada tahun 1920 oleh penulis Czech Karel Capek dalam sebuah cerita dengan judul Rossum’s Universal Robot. Kemudian, pada tahun 1941 barulah istilah robot digunakan dalam teknologi robot dan diprediksi akan muncul robot industri yang dikemukakan oleh Isaac Asimov.

Pada tahun 1956 mulai tercipta suatu perusahaan robot pertama yang didirikan oleh Georde Devil dan Joseph Engelberger. Kemudian pada tahun 1961, robot mulai terlihat perkembangannya dengan dimanfaatkannya dalam industri otomotif oleh General Motor. Setelah itu, pada tahun 1980 robot modern lahir dan digunakan oleh beberapa industri lain seperti industri elekronik dan komputer (Sejarah & perkembangan robot 2011).

(3)

mesin robot masuk kategori pekerjaan yang sukar, berbahaya dan membosankan karena membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi (Robot versus manusia 2009). Saat ini, robot telah digunakan sebagai mesin yang memiliki otomatisasi tinggi, mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia untuk digunakan dalam pekerjaan yang dirasa sangat penting. Hal itu menyebabkan banyak perusahaan menciptakan serta menggunakan robot dalam segala hal.

Beberapa robot diciptakan dengan berbagai spesifikasi berdasarkan kebutuhan. Kebutuhan tersebut bisa meliputi kebutuhan rumah tangga, industri, militer, pertanian, kelautan dll.(10 hal yang tak bisa dilakukan manusia 2011). Walaupun begitu, robot itu sendiri tetap saja masih membutuhkan interaksi manusia dalam operasinya. Dari hal tersebut, muncullah suatu paradigma baru tentang bagaimana mendesain suatu sistem interaksi antara manusia dengan robot yang ergonomis (Karwowski 1990). Menurut Karwowski (1990), sistem interaksi antara manusia dengan robot sangat ditentukan oleh aspek manusia dalam mencapai keberhasilannya. Keberhasilan dari sistem tersebut yaitu terciptanya sistem yang efisien dalam produktifitasnya serta safety dalam sistem tersebut. Maka dari itu, setiap perancangan sistem interaksi antara manusia dengan mesin robot perlu mempertimbangkan aspek manusia.

Beberapa bukti bahwa industri manufaktur kurang mempertimbangkan aspek manusia dalam desain pengoperasian mesin terutama robot, mengakibatkan kurangnya efisiensi waktu proses dan tingkat produktivitas menjadi berkurang (Karwowski 1990). Dari bukti tersebut, jelas bahwa pertimbangan aspek manusia dalam desain suatu sistem manusia-mesin yang terintegrasi akan meningkatkan kinerja manusia dalam pekerjaannya. Selain itu, interaksi antara manusia dengan mesin mempunyai peranan dalam terciptanya mesin robot yang membantu pekerjaan layanan dalam kehidupan sehari-hari, misanya terciptanya robot sebagai asisten rumah tangga yang mampu mengantikan pekerjaan manusia sehari-hari (G. Wichert et al. n.d.).

(4)

akurasinya. Hal tersebut karena industri kapal yang menjadi prioritas utama adalah hasil las lalu kemudian tingkat efisiensinya. Akan tetapi, manusia juga memiliki peranan yang penting dalam hal mengontrol sistem tersebut karena semua proses dijalankan atas perintah manusia. Dalam hal ini, sistem interaksi manusia-robot didesain untuk membantu manusia terutama dalam hal akurasi hasil pengelasan yang dirasa akan cukup sulit bila dilakukan manusia dengan proses manual (Jr et al. 1999).

Berdasarkan Jr et al.,( 1999) sistem interaksi manusia-robot pada proses las kapal diberi istilah Ship Welding Robot System (SWERS). Sistem ini dirancang untuk memudahkan manusia pada proses pengelasan yang membutukan waktu penyelesaian cukup lama serta membutuhkan kualitas las yang baik. Sistem ini juga dilengkapi dengan sistem interaksi antar muka manusia-mesin yang didesain khusus, sehingga manusia dapat melakukan kontrol melalui tombol-tombol yang disediakan seperti tombol kecepatan serta mengatur pergerakan robot tersebut. Sistem ini juga dilengkapi dengan fitur yang dapat merekam semua gerakan manusia, sehingga memungkinkan robot dapat menggantikan pekerjaan manusia setelah dilakukan proses mengajari robot (robot teaching). Hal tersebut sangat membantu manusia mengurangi tingkat kelelahan dan kejenuhan dalam melakukan proses pengelasan. Kejenuhan dan kelelahan dapat menimbulkan banyak kesalahan dalam bekerja sehingga dapat merugikan perusahaan. Selain itu, pada tahap penyambungan pada dua bagian lambung kapal sekarang ini industri kapal sudah mulai mengunakan robot crane disertai perlengkapan pengelasan (Bostelman et al. 1999). Hal ini sangat membantu manusia dengan mengurangi tingkat resiko kecelakaan dan juga meningkatkan efisiensi biaya. Hal tersebut terbukti bahwa pada proses ini beberapa bagian lambung kapal diangkat lalu dilakukan proses pengelasan yang memungkinkan resiko kecelakaan sangat tinggi pada manusia bila dilakukan secara konvensional.

C. Dampak yang Ditimbulkan Teknologi Robotika

(5)

robot. Bakuan ini didasarkan pada pola pemikiran yang sederhana: jangan bekerja disekitar robot, ketika dia sedang beroperasi. Penting untuk diselidiki semacam sistem pengaman khusus yang memungkinkan dia berhenti bekerja bila terjadi hal-hal yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Sensor pada robot harus ditambahkan, untuk mencakup kemampuan ini. Adapun beberapa dampak Teknologi Robotika sebagai berikut :

1. Dampak terhadap manusia

a.

Pergeseran atau penggantian manusia (displacement, subtitution), misalnya fungsi otot-otot besar manusia yang di dalam pekerjaannya diganti oleh teknologi, sehingga manusia mengalami atrofi atau dapat pula otaknya digantikan sehingga terjadi atrofi mental. Bahkan mungkin seluruh fungsi manusia diganti oleh robot, sehingga tergeser dari pekerjaannya.

b.

Kebebasan terkekang, dalam banyak hal kita harus menyesuaikan diri dengan alat-alat dan sistem. Waktu mengatur pekerjaan kita meskipun bertentangan dengan kronobiologi atau irama biologi kita. Hasil pekerjaan yang utuh tidak bisa dinikmati, karena pekerjaan yang sudah terfragmentasi dan monoton. Informasi yang dapat diolah semakin banyak, tetapi saluran untuk mengungkapkan informasi tersebut semakin sedikit.

c.

Kepribadian terhimpit, karena pengaruh informasi yang sifatnya global maka manusia cenderung menjadi manusia yang terpengaruh oleh isue-isue global, sementara kultur, nilai-nilai lokal menjadi semakin terkikis.

d.

Objektifitas manusia (dehumanisasi), manusia dianggap sebagai hal yang obyektif, diurai-urai hanya hal-hal yang dapat diukur atau dihitung saja, sedangkan yang lain dianggap periferal dan tidak menjadi pertimbangan dalam usaha-usaha pengembanan, pendidikan dan peningkatannya.

(6)

f.

Penyeimbangan kembali yang tidak adaptif, dalam rangka mengembalikan keseimbangan yang terganggu oleh teknologi. Orang kadang lari dari kenyataan hidup dengan menggunakan obat-obatan seperti narkotika, psikotropika dan mencari kekuatan dengan mengumpulkan barang-barang status (positional goods) untuk mengkompensasi adaptasi yang gagal.

g.

Krisis teknologi, berbagai krisis yang melanda dunia abad ini terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi yang terlalu cepat, sehingga proses adaptasi dan integrasi tidak sempat dilakukan. Akibatnya terhadap individu ialah technostress, penyakit urban, penyakit peradaban.

2.

Dampak terhadap lingkungan

Seperti halnya dampak terhadap manusia, maka dampak negatif terhadap lingkungan bertambah penting karena makin luas, cepat dan irreversibel. Beberapa dampak teknologi terhadap manusia, termasuk lingkungan kultural adalah :

a.

Terkurasnya sumberdaya, karena teknologi cenderung berkembang kearah penciptaan kebutuhan baru, hiperkonsumsi, maka manusia makin meninkat terutama untuk kebutuhan kultural.

b.

Gangguan iklim, tumbuhnya kawasan industri, sehingga dapat menimbulkan perubahan cuaca dan iklim

c.

Pencemaran lingkungan, masalah ini juga banyak dibicarakan oleh pemerhati lingkungan.

d.

Estabilisasi dan dekompensasi lingkungan, mengganggu keseimbangan ekosistem atau lebih tepat kesatuan alam menjadi rusak.

e.

Beban lebih informasi, lingkungan informasi juga akan menimbulkan problem karena pertumbuhannya yang sangat cepat, melampui daya serap dan daya olah manusia.

(7)

produksi dan tuntutan kesejahteraan karyawan. Oleh karenanya, produk nasional pada umumnya masih kurang kemampuannya dalam menghadapi persaingan global terutama dalam hal harga dan kualitas

(8)

DAFTAR PUSTAKA

http://aanhiratta.blogspot.com/2012/11/peran-dan-dampak-robot-dalam-kehidupan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi

http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_produksi

http://viper-conn.blogspot.com/2009/05/pengaruh-teknologi-robotika-dalam.html

https://www.google.com/search?

Referensi

Dokumen terkait

Tumbuhnya perhatian terhadap desentralisasi tidak hanya dikaitkan dengan gagalnya perencanaan pusat dan populernya strategi pertumbuhan dengan pemerataan (growth

Dengan tidak adanya penjelasan terhadap frasa “pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPD sesuai

Secara umum keterampilan interpersonal dan komunikasi instrukur keterampilan klinik Program Studi Kedokeran di FK Unimal sudah baik, akan tetapi masih ada indikator

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media pop up terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi volume kubus dan balok kelas

Singkat cerita, ternyata Esok tengah mengerjakan sebuah kapal luar angkasa yang akan membawa penduduk bumi ke luar angkasa untuk menhindari bencana yang lebih besar dari

maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang

Dalam perkembangannya ternyata beberapa tahun setelah PERMA No.1 Tahun 2002 di keluarkan, terdapat kekosongan yang tidak diatur oleh sehingga menimbulkan permasalahan dalam