• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULT"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNET PROTOKOL

KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN

KOMPUTER

NAMA

: TOMMY ROY SIRAIT

NIM

: 121402059

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

i | P a g e

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Data dan Jaringan Komputer berjudul Internet Protokol ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dani Gunawan selaku Dosen mata kuliah Komunikasi Data dan Jaringan Komputer yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai materi ini. Sekiranya makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi kami sebagai penyusun maupun orang yang membacanya. kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, April 2014

(3)

ii | P a g e

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II ISI 1. INTERNET PROTOKOL VERSI 6 A. Pengertian IPv6 3

B. Fitur-fitur 4

C Hierarki IPv6 4

D. Format Header Baru 6

E. Jenis Alamat IPv6 8

F. Struktur Paket Data IPv6 13

2. IPv4 VS IPv6 A. Pengertian singkat 14

B. Perbedaan IPv4 dengan IPv6 14

3. Routing A. Pengertian Routing 17

B. Algori 18

BAB III KESIMPULAN .25

Daftar Pustaka .26

(4)

1 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) jika diterjemahkan adalah Protokol Kendali Transmisi/Protokol Internet, adalah gabungan dari protokol TCP (Transmission Control Protocol) dan IP (Internet Protocol) sebagai sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet yang akan memastikan pengiriman data sampai ke alamat yang dituju. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini, karena protokol ini mampu bekerja dan diimplementasikan pada lintas perangkat lunak (software) di berbagai sistem operasi Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen. Dalam melakukan koneksi antar beberapa komputer yang memiliki sistem yang berbeda maka terjadilah routing. Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Jika network Anda tidak memiliki router, maka jelas Anda tidak melakukan routing.

(5)

2 | P a g e

oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF. Sampai saat ini ada dua jenis Internet Protokol yang digunakan yaitu Ipv4 dan Ipv6. Yang akan saya bahas dalam makalah ini adalah IPv6.

IP versi 6 (IPv6) merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan pada tahun 1994 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menggantikan IP versi 4 (IPv4) yang saat ini tengah mendekati ambang batas alokasi alamatnya. Ruang alamat IPv4 ini diperkirakan akan habis pada tahun 2011 (Huston 2005). Tujuan utama dikembangkannya IPv6 adalah untuk meningkatkan ruang alamat Internet sehingga mampu mengakomodasi perkembangan jumlah pengguna Internet yang semakin pesat. IPv4 yang pada dasarnya tidak pernah berubah sejak 1981 memiliki panjang alamat IP sebesar 32 bits yang artinya hanya mampu mengakomodasi 232 alamat (Postel 1981). Di lain pihak, IPv6 dengan panjang alamat 128 bits mampu menampung 296 kali jumlah alamat yang dapat disediakan oleh IPv4 (Deering 1995). Pengembangan IPv6 akan menciptakan keadaan di mana jaringan yang masih menggunakan IPv4 berdampingan dengan jaringan yang sudah mengimplementasikan IPv6 .Oleh karena itu, yang menjadi perhatian utama pada masa ini adalah bagaimana jaringan IPv6 yang telah dikembangkan mampu berinteraksi dengan jaringan IPv4 yang sudah ada sebelumnya. Dalam implementasi IPv6 ke dalam infrastruktur jaringan Internet yang masih terdapat IPv4 ini, diperlukan mekanisme transisi yang memungkinkan keduanya untuk saling berhubungan. Mekanisme tunneling (IPv6-over-IPv4) merupakan solusi utama pada masa awal pembangunan IPv6. Tunneling sangat tepat dalam mengampu jaringan yang didominasi IPv4.

(6)

3 | P a g e

BAB 2

ISI

1.Internet Protokol Versi 6

A.

Pengertiab IPv6

IP versi 6 (IPv6) merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan pada tahun 1994 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menggantikan IP versi 4 (IPv4) yang saat ini tengah mendekati ambang batas alokasi alamatnya. Ruang alamat IPv4 ini diperkirakan akan habis pada tahun 2011 (Huston 2005). Tujuan utama dikembangkannya IPv6 adalah untuk meningkatkan ruang alamat Internet sehingga mampu mengakomodasi perkembangan jumlah pengguna Internet yang semakin pesat. IPv4 yang pada dasarnya tidak pernah berubah sejak 1981 memiliki panjang alamat IP sebesar 32 bits yang artinya hanya mampu mengakomodasi 232 alamat (Postel 1981). Di lain pihak, IPv6 dengan panjang alamat 128 bits mampu menampung 296 kali jumlah alamat yang dapat disediakan oleh IPv4 (Deering 1995).

(7)

4 | P a g e

B.

Fitur-fitur IPv6

IPv6 menawarkan fitur dan fungsionalitas yang lebih dari IPv4 seperti ruang pengalamatan yang jauh lebih besar, fitur keamanan IPSec, penanganan lalu lintas multimedia di internet, dan lain-lain. Namun, protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada jaringan-jaringan di dunia.

Sebagai teknologi penerus atau bisa disebut sebagai pengganti IPv4, dalam standarnya IPv6 mempunyai berbagai fitur baru yang selain mengatasi berbagai keterbatasan pengalamatan menggunakan IPv4 juga menambah beberapa kemampuan baru. Ada beberapa Fitur yang ditingkatkan se

C.

Format header baru

Format header alamat IPv6 menyederhanakan format header pada alamat Ipv4. Header pada IPv6 memiliki format yang baru yang didesain untuk menjaga agar overhead header minimum. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan field-field yang tidak diperlukan serta beberapa field opsional yang ditempatkan setelah header IPv6.

Jumlah alamat yang jauh lebih besar

IPv6 memiliki 128-bit atau 16-byte untuk masing-masing alamat IP source dan destination. Meskipun secara logika 128 bit telah dapat menampung sekitar 3.4 x 1038 kemungkinan kombinasi, tetapi pada IPv6 juga dapat diimplementasikan berbagai level subnetting dan alokasi alamat dari backbone internet ke subnet individual atau organisasi. Infrastruktur routing dan addressing yang efisien dan hirarkis.

Alamat global dari IPv6 yang digunakan pada porsi IPv6 di internet, didesain untuk menciptakan infrastruktur routing yang efisien, hierarkis, dan mudah dipahami oleh pengembang. Pada jaringan IPv6, router backbone memiliki table routing yang lebih kecil berdasarkan infrastruktur routing dari ISP.

Kemampuan Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address auto-configuration.

(8)

5 | P a g e

Bahkan, tanpa adanya router sekalipun, host yang berada pada link yang sama dapat secara otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat link local dan berkomunikasi tanpa harus mengkonfigurasi secara manual.

Keamanan yang sudah menjadi standar built-in.

Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer network.

Dukungan yang lebih bagus untuk QoS (Quality Of Service)

Field baru yang ada pada header IPv6 mendefinisikan bagaimana trafik ditangani dan diidentifikasi. Identifikasi trafik menggunakan field Flow Label pada header IPv6 yang memungkinkan router mengidentifikasi dan memberikan perlakuan special terhadap paket yang ditransmisikan dari source ke destination. Dikarenakan trafik diidentifikasikan di header IPv6, maka dukungan QoS dapat tetap diimplementasikan meskipun payload paket terenkripsi melalui IPsec.

Berbagai protokol baru untuk keperluan interaksi antar node.

Protokol Neighbor Discovery pada IPv6 merupakan serangkaian pesan Internet Control Message Protocol untuk IPv6 (ICMPv6) yang memanage interaksi antara node yang bertetangga untuk node-node yang berada dalam link yang sama.

Ekstensibilitas.

(9)

6 | P a g e

D.

Hierarki IPv6

1 digit Hexa dalam IPv6 = 4 digit Biner. Terdiri dari 128 bit (Binary Digit).

Prefix terkecil (dikenal dengan istilah Treshold) yang akan dialokasikan APNIC kepada Customer-Network adalah /48. Sebagai perbandingan, pada IPv4 yang disebut sebagai Classful terkecil (sama dengan Treshold pada IPv6) adalah /24. Penulisan bilangan IPv6 sesuai RFC2373 & RFC3177 adalah menggunakan bilangan Hexadecimal dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F.

/32

|——–|—————————–|

2001:2002:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz 2001:2002:ssss:ssss:xxxx:xxxx:xxxx:xxxx |——–|—-|—-|——————-|

|<32 bit>|16 |16 |<—64 bit——–>|

Keterangan :

xxxx = Alokasi IPv6 dari APNIC kepada Customer-Network (di IPv4 dikenal dengan ISP Infrastructure).

ssss = Assignment dari Customer-Network ke End-site (di IPv4 dikenal dengan istilah end-user).

zzzz = Alokasi yang akan diberikan APNIC ke Customer-Site (Customer-Network & End-site).

BERAPA TOTAL ADDRESS DALAM /48 IPv6 ?

Cara menghitungnya sama dengan pada IPv4 tetapi menggunakan 128 bit (bukan 32 bit).

Untuk setiap /48 yang dialokasikan APNIC misalnya, berarti cara menghitungnya adalah: 2^(128-48) = 2^80 Address.

(10)
(11)

8 | P a g e

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.

Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.

Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:

Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.

Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.

Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.

Unicast Address

(12)

9 | P a g e

Alamat unicast site-local Alamat unicast link-local

Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address) Alamat unicast loopback

Alamat unicast 6to4 Alamat unicast ISATAP

Unicast global addresses

Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast globalterbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).

Field Panjang Keterangan

001 3 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.

Top Level Aggregation Identifier (TLA ID) 13 bit

Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.

Res 8 bit Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID).

(13)

10 | P a g e

Unicast site-local addresses

Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48. Perhatikan tabel berikut:

Unicast link-local address

Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah fe80::/64.

Field Panjang Keterangan

111111101100000000000000000

000000000000000000000 48 bit Nilai ketetapan alamat unicast site-local

Subnet Identifier 16 bit

Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah struktur subnet datar. Administrator juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai tinggi (high-order bit) untuk membuat sebuah infrastruktur routing hierarkis.

(14)

11 | P a g e

Field Panjang Keterangan

1111111010000000000000000000000000

000000000000000000000000000000 64 bit

Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast link-local.

Interface ID 64 bit

Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.

Unicast unspecified address

Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).

Unicast Loopback Address

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.

Unicast 6to4 Address

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasicolon-decimal format dari notasi dotted-decimal formatw.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48. Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.

Unicast ISATAP Address

(15)

12 | P a g e

alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

Multicast Address

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah ff00::/8.

Field Panjang Keterangan

11111111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.

Flags 4 bit

Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.

Scope 4 bit

Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-local,link-local, site-local, organization-local atau global.

Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast

Anycast Address

Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.

IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat

(16)

13 | P a g e

F.

Struktur Paket Data Pada IPv6

Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost atau nilaipemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket.Sedangkan pada header IPv4 ketika paket dipecah-pecah, ada field Untukmenyimpan urutan antar paket. Namun field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar.

Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi security dan lain-lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada data.Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga waktu emrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header asar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.

(17)

14 | P a g e

2. IPv4 Vs IPv6

A. Pengertian Singkat

IPv4 (Internet Protokol v4) didefinisikan oleh The Internet Engineering Task Force (IETF) adalah versi pertama protokol internet yang digunakan pada tahun 1981,

Menggunakan Versi 4 karena telah dilakukan 4 kali revisi pada sistem ini, Protokol ini digunakan untuk melakukan komunikasi antar komputer. IPv4 ditetapkan dengan panjang 32 bit, IPv4 memungkingkan 232 IP yang berarti sekitar 4,294,967,296 Prokol komputer dapat

terhubung ke internet.

Meskipun Alamat IPv4 cukup besar dalam jumlah 32 bit, tetapi alokasi dan penggunaan tidak cukup efisien untuk menahan pertumbuhan lalu lintas internet. Pertumbuhan masa depan internet dipetaruhkan, Karena alokasi Ipv4 yang sangat terbatas dan alokasi yang sudah hampir habis.

Mengapa IPv6 bukan IPv5, pada tahun 1980-an, IPv5 digunakan sebagai Protokol Percobaan dan sampai saat ini tidak pernah digunakan, IPv5 biasanya disebut sebagai Protokol Streaming, Jadi Penerus Langsung dari IPv4 adalah IPv6.

IPv6 (Internet Protokol v6) dikembangkan sejak tahun 1998, Alamat dalam IPv6 ditetapkan 128 bit sehingga alamat IP lebih banyak dan dapat dialokasikan untuk komputer serta perangkat lain yang terhubung ke internet. Keuntungan digunakannya IPv6 karena menggunakan 128 bit, Jadi IPv6 dapat menampung triliun alamat.

B. Perbedaan IPv4 dan IPv6

a. Fitur:

IPv4:

Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.

IPv6:

(18)

15 | P a g e

b. Routing

IPv4:

Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.

IPv6:

Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.

c. Mobilitas

IPv4:

Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain.

IPv6:

Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.

d. Keamanan

IPv4:

Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.

IPv6:

IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.

e. Ukuran header

IPv4:

Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi. IPv6:

(19)

16 | P a g e

f. Header checksum

IPv4:

Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay.

IPv6:

Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai

g. Fragmentasi

IPv4:

Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.

IPv6:

Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

h. Configuration

IPv4:

Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual. IPv6:

Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.

i. Kualitas Layanan

IPv4:

(20)

17 | P a g e

IPv6:

Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.

3. Routing

A.

Pengertian Routing

(21)

18 | P a g e

Forward-search algorithm dinyatakan sebagai menentukan jarak terpendek dari node awal yang ditentukan ke setiap node yang ada.Algoritma diungkapkan dalam stage. Dengan k buah stage, jalur terpendek node k terhadap node sumber ditentukan. Node-node ini ada dalam himpunan N. Pada stage ke (k+1), node yang tidak ada dalam M yang mempunyai jarak terpendek terhadap sumber ditambahkan ke M. Sebagai sebuah node yang ditambahkan dalam M, maka jalur dari sumber menjadi terdefinisi.

Algoritma ini memiliki 3 tahapan :

1. Tetapkan M={S}. Untuk tiap node nN-S, tetapkan C1(n)=l(S,n).

2. Cari WN-M sehingga C1(W) minimum dan tambahkan ke M. Kemudian C1 (n) =

MIN[C1(n), C1(W) + l(W,n) untuk tiap node nN-M. Apabila pada pernyataan terakhir

bernilai minimum, jalur dari S ke n sebagai jalur S ke W memotong link dari W ke n. 3. Ulang langkah 2 sampai M=N.

Keterangan :

(22)

19 | P a g e

S = node sumber

M = himpunan node yang dihasilkan oleh algoritma

l(I,J) = link cost dari node ke I sampi node ke j, biaya bernilai  jika node tidak secara langsung terhubung.

C1(n) : Biaya dari jalur biaya terkecil dari S ke n yang dihasilkan pada saat algoritma dikerjakan. Tabel berikut ini memperlihatkan hasil algoritma terhadap gambar di muka. Dengan menggunakan S=1.

Hasil forward search algorithm

2. Backward search algorithm

Menentukan jalur biaya terkecil yang diberikan node tujuan dari semua node yang ada. Algoritma ini juga diproses tiap stage. Pada tiap stage, algoritma menunjuk masing-masing node.

Definisi yang digunakan :

N = Himpunan node yang terdapat pada jaringan D= node tujuan

l(i,j) = seperti keterangan di muka

C2(n) = biaya dari jalur biaya terkecil dari n ke D yang dihasilkan saat algoritma dikerjakan.

Algoritma ini juga terdiri dari 3 tahapan :

1. Tetapkan C2(D)=0. Untuk tiap node nN-D, tetapkan C2(n) =.

2. Untuk tiap node nN-D, tetapkan C2(n)=MIN WN[C2(n), C2(W) + l(n,W)]. Apabila pada

(23)

20 | P a g e

3. Ulangi langkah ke –2 sampai tidak ada cost yang berubah

Tabel berikut adalah hasil pengolahan gambar 1 dengan D=1

Hasil backward search algorithm

C.

Mekanisme Strategi Routing

Terdapat beberapa strategi untuk melakukan routing, antara lain :

1. Fixed Routing

Merupakan cara routing yang paling sederhana. Dalam hal ini rute bersifat tetap, atau paling tidak rute hanya diubah apabila topologi jaringan berubah. Gambar berikut (mengacu dari gambar 1) memperlihatkan bagaimana sebuah rute yang tetap dikonfigurasikan

Direktori untuk fixed routing

(24)

21 | P a g e

Direktori masing-masing node

Tabel ini disusun berdasar rute terpendek (menggunakan least-cost algorithm). Sebagai misal direktori node 1. Dari node 1 untuk mencapai node 6, maka rute terpendek yang bisa dilewati adalah rute dari node 1,4,5,6. Maka pada tabel direktori node 1 dituliskan destination = 6, dan next node = 4.

Keuntungan konfigurasi dengan rute tetap semacam ini adalah bahwa konfigurasi menajdi sederhana. Pengunaan sirkit maya atau datagram tidak dibedakan. Artinya semua paket dari sumber menuju titik tujuan akan melewati rute yang sama. Kinerja yang bagus didapatkan apabila beban bersifat tetap. Tetapi pada beban yang bersifat dinamis, kinerja menjadi turun. Sistem ini tidak memberi tanggapan apabila terjadi error maupun kemacetan jalur.

2. Flooding

Teknik routing yang lain yang dirasa sederhana adalah flooding. Cara kerja teknik ini adalah mengirmkan paket dari suatu sumber ke seluruh node tetangganya. Pada tiap node, setiap paket yang datang akan ditransmisikan kembali ke seluruh link yang dipunyai kecuali link yang dipakai untuk menerima paket tersebut. Mengambil contoh rute yang sama, sebutlah bahwa node 1 akan mengirimkan paketnya ke node 6. Pertamakali node 1 akan mengirimkan paket keseluruh tetangganya, yakni ke node 2, node 4 dan node 5

Hop pertama.

(25)

22 | P a g e

Hop kedua

Pada saat ini jumlah copy yang diciptakan berjumlah 9 buah. Paket-paket yang sampai ke titik tujuan, yakni node 6, tidak lagi diteruskan

Posisi terakhir node-node yang menerima paket dan harus meneruskan adalah node 2,3,4,5. Dengan cara yang sama masing-masing node tersebut membuat copy dan memberikan ke mode tetangganya. Pada saat ini dihasilkan copy sebanyak 22.

Hop ketiga

Terdapat dua catatan penting dengan penggunaan teknik flooding ini, yaitu :

1. Semua rute yang dimungkinkan akan dicoba. Karena itu teknik ini memiliki keandalan yang

tinggi dan cenderung memberi prioritas untuk pengiriman-pengiriman paket tertentu.

2. Karena keseluruhan rute dicoba, maka akan muncul paling tidak satu buah copy paket di titik

(26)

23 | P a g e

3. Random Routing

Prinsip utama dari teknik ini adalah sebuah node memiliki hanya satu jalur keluaran untuk menyalurkan paket yang datang kepadanya. Pemilihan terhadap sebuah jalur keluaran bersifat acak. Apabila link yang akan dipilih memiliki bobot yang sama, maka bisa dilakukan

dengan pendekatan seperti teknik round-robin.

Routing ini adalah mencari probabilitas untuk tiap-tiap outgoing link dan memilih link berdasar nilai probabilitasnya. Probabilitas bisa dicari berdasarkan data rate, dalam kasus ini didefisinikan sebagai

Di mana :

Pi = probabilitas pemilihan i

Rj = data rate pada link j

Penjumlahan dilakukan untuk keseluruhan link outgoing. Skema seperti ini memungkinkan distribusi lalulintas yang baik. Seperti teknik flooding, Random routing tidak memerlukan informasi jaringan, karena rute akan dipilih dengan cara random.

4. Adaptive Routing

Strategi routing yang sudah dibahas dimuka, tidak mempunyai reaksi terhadap perubanhan kondisi yang terjadi di dalam suatu jaringan. Untuk itu pendekatan dengan strategi adaptif mempunyai kemapuan yang lebih dibandingkan dengan beberapa hal di muka. Dua hal yang penting yang menguntungkan adalah :

- Strategi routing adaptif dapat meningkatkan performance seperti apa yang keinginan user

(27)

24 | P a g e

Akan tetapi, strategi ini dapat menimbulkan beberapa akibat, misalnya :

- Proses pengambilan keputusan untuk menetapkan rute menjadi sangat rumit akibatnya beban

pemrosesan pada jaringan meningkat.

- Pada kebanyakan kasus, strategi adaptif tergantung pada informasi status yang dikumpulkan pada

satu tempat tetapi digunakan di tempat lain. Akibatnya beban lalu lintas meningkat

- Strategi adaptif bisa memunculkan masalah seperti kemacetan apabila reaksi yang terjadi

terlampau cepat, atau menjadi tidak relevan apabila reaksi sangat lambat. Kategori Strategi Adaptif dapat dibagi menjadi :

- Isolated adaptive : informasi lokal, kendali terdistribusi

- Distributed Adaptive : informasi dari node yang berdekatan, kendali terdistribusi

(28)

25 | P a g e

BAB 3

KESIMPULAN

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang alamat 32 bit dan total alamat yang dapat dimuat adalah sekitar kurang lebih 4.294.967.29, IPv6 memiliki panjang alamat 128 bit dan total alamat yang dimuat sekitar hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Dengan banyak alamat tersebut maka ketersedian ruang alamat akan lebih panjang janka waktunya dan kemungkinan tidak akan ada habisnya hingga beberapa masa kedepannya.

IPv6 akan melengkapi semua kekurangan IPv4 karena struktur IPv6 sudah lebih kompleks daripada IPv4. Akan tetapi, walaupun demikian masih banyak pengguna dan penyedia internet belum pindah untuk menggunakan IPv6.

(29)

26 | P a g e

Daftar Pustaka

http://unhas.ac.id/tahir/BAHAN-KULIAH/KOMDAT/bahasa-indonesia/Materi%20Presentasi%20Kelompok/IPv6/IPv6%20-%20Makalah.doc http://en.wikipedia.org/wiki/IPv6

http://fenyekap.blogspot.com/2013/02/network-security-header-ipv4-dan-ipv6.html http://icedyoghurt.blogspot.com/2013/01/istilah-paket-switching-mekanisme-dan.html http://adi-firmansetiawan.blogspot.com/2013/07/makalah-ip-versi-6-ipv6.html

(30)

27 | P a g e

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Tuliskan pengertian alamat unicast dan alamat multicast pada strukur Internet Protokol versi 6

Jawab:

Alamat Unicast adalah alamat yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.

Alamat Multicast adalah menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama.

2. Tuliskan perbedaan Fragmentasi antara IPv6 dengan IPv4 ? Jawab:

IPv4:

Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.

IPv6:

Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

3. Bagaimana cara kerja teknik flooding pada Mekanisme strategi pada routing? Jawab:

Gambar

TABEL THRESHOLD:
Gambar 2.6 Struktur Header Dasar pada IPv6
Tabel berikut adalah hasil pengolahan gambar 1 dengan D=1
Tabel ini disusun berdasar rute terpendek (menggunakan least-cost algorithm). Sebagai

Referensi

Dokumen terkait

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kebijakan manajemen terhadap solidaritas hubungan kerja antar karyawan dan dimensi mana yang pengaruhnya paling

Me- diacijos tarnybų steigimą Didžiosios Brita- nijos aukštosiose mokyklose paskatino ini- ciatyvi nacionalinė studentų sąjunga, kuri, padedama skirtingų universitetų

Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal Skor Memahami masalah a. Tidak memahami soal/tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Siswa menuliskan

Singkatan Rumah Sakit Umum William Booth Bulan dan Tahun Penerbitan Surat.. b) nama jabatan yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital dan diakhiri dengan tanda baca

Untuk memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi para Wajib Pajak, berkenaan dengan pelaksanaan pemungutan pajak dengan sistem &#34;self assessment&#34;, maka apabila dalam

10) Median : skor tengah dimana 50% berada pada atau lebih rendah dari skor tersebut. 11) Alpha : koefisien reliabilitas alpha untuk tes atau skala tersebut yang merupakan

merupakan jenis zat kimia yang dapat menurunkan tegangan antar muka dua atau lebih fluida yang saling kontak. Oleh karena itu, dalam dunia perminyakan, surfaktan digunakan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif jenis deskriptif kualitatif .Adapun lokasi penelitiannya di Sirrul Qur’an, Perak yang mengkaji tentang