• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Jejaring Sosial Kampanye Politik Melalui Media Sosial: Tim Sukses Pasangan RudiDance dalam PILKADA Kota Salatiga Tahun 2017 T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Jejaring Sosial Kampanye Politik Melalui Media Sosial: Tim Sukses Pasangan RudiDance dalam PILKADA Kota Salatiga Tahun 2017 T1 Full text"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBANGUN JEJARING SOSIAL KAMPANYE POLITIK

MELALUI MEDIA SOSIAL

(Tim SuksesPasangan Rudi-Dance Dalam PILKADA Kota

SalatigaTahun 2017)

Oleh:

DWI ARIANA PUJI LESTARI

352013025

JURNAL

DiajukanKepada

Program StudiSosiologiFakultasIlmuSosialdanIlmuKomunikasi

Sebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh

GelarSarjana

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1. PENDAHULUAN

Pemilu adalah bentuk sarana demokrasi untuk membentuk sistem kekuasaan negara yang berkedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan yang digariskan oleh Undang-Undang Dasar. Kekuasaan yang lahir melalui pemilihan umum adalah kekuasaan yang lahir dari bawah menurut kehendak rakyat dan dipergunakan sesuai dengan keinginan rakyat.1

Kampanye merupakan hal yang sangat esensial dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Namun terbatasnya waktu kampanye yang disediakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), memaksa pasangan calon kepala daerah beserta tim kampanyenya untuk merencanakan strategi kampanye politik secara efektif agar dapat menjangkau seluruh masyarakat di daerah pemilihan. Jenis komunikasi yang dianggap sesuai untuk memenuhi kebutuhan itu adalah komunikasi massa, sehingga saluran komunikasi yang paling banyak digunakan dalam kampanye politik adalah media massa.

Salatiga pada tahun 2017 akan melaksanakan kegiatan Pilkada untuk pemilihan Walikota dan Wakil Walikota periode 2017-2022 yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017. Salatiga sendiri memiliki 2 Pasang bakal calon, calon pertama yaitu mantan Walikota dan Wakil Walikota periode 2011-2016, Yulianto dan Haris dan calon penantangnya yaitu Rudi dan Dance. Pada tanggal 04 September 2016, pasangan Yulianto-Haris melakukan Deklarasi pencalonan mereka di Gedung Pertemuan Daerah (GPD) kota Salatiga, dan tiga minggu setelahnya tepatnya pada tanggal 24 September 2016, pasangan Rudi-Dance juga melakukan Deklarasi pencalonan mereka di tempat yang sama.

Kegiatan promosi dalam pilkada melalui media atau biasa disebut dengan politik media, yang menurut Cohen, (1963:12) adalah media merupakan kekuatan tersendiri dalam percaturan politik, dan memberikan pengaruh dalam dinaminasi sistem politik yang ada. Percanturan politik media dalam dunia politik melalui pemberitaan yang dilakukan terhadap suatu peristiwa politik, peristiwa politik ini dikemas sesuai dengan warna politik, berita-berita yang disajikan inilah sebagai kekuatan pembentuk opini public, dalam arti bahwa media massa merupakan upaya membangun sikap dan tindakan khalayak mengenai sebuah masalah politik dan actor politik (Nimmo, 2006:224:227). Saat ini penggunaan media dalam dunia politik sudah marak terjadi, bahkan dalam

(7)

Undang-Undang Republik Indonesia PKPU Nomer 8 Pasal 65 poin 1 f menyebutkan, penggunaan media cetak dan media elektronik bisa digunakan dalam kegiatan pemilu.

Masa kampanye dilaksanakan mulai tanggal 26 Oktober 2016 sampai 11 Februari 2017, kegiatan kampanye seperti pemasangan baliho dan poster sudah banyak terpampang hampir di setiap jalan di kota Salatiga. Selain itu pasangan Rudi-Dance beserta semua tim suksesnya gencar melakukan kampanye melalui media sosial seperti Facebook, Youtube dan Instagram baik akun pribadi mereka ataupun akun yang memang di buat hanya untuk kegiatan kampanye.

Melihat banyaknya akun yang dibuat oleh dua bakal calon Walikota dan Wakil Walikota kota Salatiga tahun 2017 di media sosial, peneliti tertarik untuk meneliti tentang membangun jejaring sosial dalam kampanye politik yang dilakukan dan di amati dengan teori Kekuasaan Foucault.

Bagaimana membangun jejaring sosial dalam kampanye politik melalui media sosial dalam Pilkada kota Salatiga tahun2017 yang dilakukan oleh Tim Sukses Rudi-Dance?

2. KAJIAN TEORITIS 2.1 Jejaring Sosial

Mithchel mendefinisikan jaringan sosial sebagai seperangkat hubungan khusus atau

spesifik yang terbentuk diantara sekelompok orang. Karakteristik hubungan tersebut

dapat digunakan sebagai alat untuk menginterpretasi motif-motif perilaku sosial dari

orangyang terlibat di dalamnya (Mitchel 1969:2). Suparlan (1982: 35) mendefinisikan

jaringan sosial sebagai proses pengelompokan yang terdiri atas sejumlah orang

(setidaknya tiga orang) yang masing-masing mempunyai identitas tersendiri dan

dihubungkan melalui hubungan sosial. Hubungan sosial ini dapat dikategorikan sebagai

satu kesatuan sosial.Kusnadi (2000: 16) membagi jejaring sosial menjadi tiga jenis, yaitu:

1) jaringan kekuasaan, hubungan sosial yang terbentuk bermuatan kekuasaan, 2) jaringan

kepentingan, hubungan sosial yang terbentuk bermuatan kepentingan, 3) jaringan

perasaan, hubungan sosial yang terbentuk atas dasar hubungan sosial yang bermuatan

perasaan.

2.2 Kampanye

(8)

(dalam Firmanzah,2007:267) kampanye politik adalah suatu proses komunikasi politik,dimanapartai politikataukontestanindividuberusaha mengkomunikasikan ideologi ataupun program kerja yang mereka tawarkan. Strategi dalam pengertian sempit maupun luas terdiri dari tiga unsur, yaitu tujuan (ends), sarana (means), dan cara (ways). Dengan demikian strategi adalah cara yang digunakan dengan menggunakan sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Nasution, 2006).

2.3 Ruang Publik

Konsep legitimasi menjadi salah satu ciri penting penerapan ruang publik yang ideal. Demokrasi yang ideal dapat terwujud jika partisipan yang terlibat memiliki legitimasi. Menurut Habermas, “legitmasi berarti adanya argumentasi yang baik melalui klaim yang disampaikan yang sebagai suatu kebenaran. Dengan kata lain, legitimasi adalah sikap politik yang layak untuk diketahui” (Habermas, 1979: 179). Kelayakan sikap politik ini karena disampaikan beserta dengan kelengkapan fakta yang dapat diyakini kebenarannya. Warga negara biasa pun harus memiliki legitimasi untuk mendapatkan kepercayaan dari lawan wicaranya. Semakin luas dan bebas sebuah ruang publik, maka legitimasi juga harus ada dalam semua aspek ruang publik tersebut. Media sosial pun kemudian menjadi

salah satu transformasi dalam penerapan public sphere. Media sosial telah

memungkinkan setiap warga untuk berpartisipasi dalam berbagai wacana di forum publik.

Setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk mengajukan

agendanya sendiri, memberikan komentar, maupun argumentasi. Setiap orang memiliki

keinginan untuk menyuarakan peristiwa dengan versinya masing-masing. Kemudahan

akses pada media sosial telah memungkinkan setiap orang untuk memiliki medianya

sendiri.

2.4 Analisis Wacana

Kartomiharjo (1999:21) mengungkap bahwa analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Analisis wacana lazim digunakan untuk menemukan makna wacana yang persis sama atau paling tidak sangat ketat dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana lisan, atau oleh penulis dalam wacana tulis ( Yoce, 2009:15). 2.5 Kekuasaan

Wacana menurut Foucault berkaitan erat dengan konsep kekuasaan. Konsep

(9)

Kekuasaan bukanlah struktur politis seperti pemerintah atau kelompok-kelompok sosial

yang dominan. Kekuasaan bukanlah raja yang absolut atau tuan tanah yang tiranik.

Foucault mendefinisikan kembali kekuasaan dengan menunjukkan ciri-cirinya,

bahwa kekuasaan itu tersebar, tidak dapat dilokalisasi, merupakan tatanan disiplin dan

dihubungkan dengan jaringan, memberi struktur kegiatan-kegiatan, tidak represif tetapi

produktif, serta melekat pada kehendak untuk mengetahui.2 Ciri-ciri tersebut memang

tidak menjelaskan “apa itu kekuasaan?”, tetapi Foucault lebih tertarik untuk melihat bagaimana kekuasaan dipraktikkan, diterima, dan dilihat sebagai kebenaran dan juga

kekuasaan yang berfungsi dalam bidang-bidang tertentu. Kekuasaan Foucault bukanlah

milik tetapi strategi. Dalam hal ini Foucault tidak memisahkan antara pengetahuan dan

kekuasaan.Tidak ada pengetahuan tanpa kekuasaan dan tidak ada kekuasaan tanpa

pengetahuan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian tanpa menggunakan angka statistik tetapi dengan pemaparan secara deskriptif yaitu berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi di saat sekarang, di mana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang terjadi menjadi fokus perhatiannya untuk kemudian dijabarkan sebagaimana adanya.

Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Studi kasus digunakan sebagai suatu penjelasan komprehensif yang berkaitan dengan berbagai aspek seseorang, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program, atau suatu situasi kemasyarakatan yang diteliti, diupayakan sedalam mungkin. Studi kasus juga memiliki pengertian berkaitan dengan penelitian yang terperinci tentang seseorang atau suatu unit sosial dalam kurun waktu tertentu (Robert K Yin, 2008).

Ciri penelitian kualitatif lainnya adalah memperlakukan orang sebagai instrument pengumpul data, untuk itu maka peneliti menjadi alat instrument pengumpulan data. Hal ini dilakukan dalam pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto dan sebagainya. Ketika mengkaji Membangun Jejaring Sosial Kampanye Politik melalui Media Sosialyang dilakukan oleh Tim Sukses Rudi-Dancedalam PILKADA kota Salatiga tahun2017, penulis menggunakan cara self-report research,

11)Haryatmoko, “Kekuasaan melahirkan Antikekuasaan. Menelanjangi Mekanisme dan

(10)

yaitu informasi dikumpulkan oleh peneliti sendiri. Sumber data didapatkan daru wawancara, observasi mendalam dan dokumentasi. Analisis data dengan cara direduksi data, display data, dan kesimpulan.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pilkada Kota Salatiga

Kota Salatiga tahun 2017 ini terlibat dalam pesta Demokrasi dalam pemilihan Walikota dan Wakil Walikota periode 2017-2022. Dalam kegiatan Pilkada ini Salatiga memiliki daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 129.930 orang yang terbagi dalam 4 Kecamatan, 23 Kelurahan dan 386 tempat pemungutan suara (TPS).

Dalam pilkada tahun ini Salatiga memiliki 2 bakal calon yaitu paslon nomer urut satu, Bapak Rudi dan Bapak Dance dan paslon nomer urut dua Bapak Yulianto dan Bapak Haris yang merupakan Walikota dan Wakil Walikota periode sebelumnya. Keuntungan yang dimiliki paslon 2 adalah mereka tidak perlu bersusah-susah memperkenalkan diri, mengingat mereka pernah memimpin kota Salatiga selama 5 tahun terakhir. Hal ini berbanding terbalik dengan paslon 1 dimana mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat kota Salatiga.

4.2 Rudi-Dance dan Tim Sukses

Sebagai pasangan calon yang diusung oleh partai PDIP, PKB, PPP dan Hanura, Rudi dance memang kalah dalam jumlah dukungan dari pada Yuli-Haris dalam hal kursi di DPRD kota Salatiga. Dari segi kesiapan pun bisa dikatakan kurang, karna saat itu Rudi masih menjabat sebagai PLT Walikota dan Dance masih menjabat di DPRD kota Salatiga. Rudi yang awalnya mengatakan tidak berkenan untuk menjadi Walikota akhirnya menggajukan surat pensiun dini untuk mencalonkan diri sebagai calon Walikota, setelah diberi dukungan oleh Bapak Ganjar Pranowo, sedangkan Dance yang memang salah satu pengurus di partai PDIP diutus oleh dewan partai untuk menjadi bakal calon mendampingi pak Rudi sebagai Wakil Walikota.

(11)

biasanya dihadiri oleh tim sukses dari berbagai wilayah yang ada di Salatiga agar informasi yang didapatkan tidak dari satu wilayah saja.

4.3 Strategi Kampanye

4.3.1 Kampanye Langsung (Offline)

Kegiatan kampanye langsung, adalah kegiatan dimana tim sukses, ataupun Rudi-Dance bertemu langsung dengan masyarakat. Sebelum melakukan kegiatan kampanye, tim sukses akan membuat beberapa persiapan seperti: membuat poster, baliho, stiker, kaos, selebaran, dan berbagai atribut kampanye yang semua desiannya harus di laporkan terlebih dahulu ke KPU untuk mendapatkan ijin edar. Kegiatan-kegiatan yang biasa di ikuti oleh Rudi-Dance dan tim sukses adalah, PKK, posyandu, pengajian, senam bersama, jalan sehat, kerjabakti, merti desa, dll. Dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut tim sukses harus melaporkan jadwal kunjungan dan kegiatan Rudi-Dance ke Panwaslu.

4.3.2 Kampanye Tidak Langsung (Online)

Kampanye tidak langsung adalah kampanye yang dilakukan dengan menggunakan media untuk media promosinya. Media yang saat ini banyak digunaka untuk kegiatan promosi (kampanye) adalah media sosial, dimana media sosial yang digunakan oleh tim sukses Rudi-Dance untuk media kampanye onlineya adalah Facebook dan Instagram. Dua media sosial ini memang paling banyak digunakan/dimiliki hampir semua kalangan masyarakat, terutama kaum muda. Facebook adalah media pertemanan, dan media berbagi foto, status, berita, video dll, yang dapat digunakan/diakses hanya dengan smartphone atau computer dengan koneksi internet. Sama halnya dengan facebook, instagram juga media mencari teman, namun yang membedakan adalah di Instagram kita hany bisa membagikan Gambar dan video, sifatnyapun lebih privasi. Dikarenakan di instagram istilah pertemanannya adalah “diikuti” dan “mengikuti”. Kampanye media sosial yang dilakukan di Facebook dan Instagram dimulai dengan membuat akun-akun, yang diberi nama sesuai dengan slogan-slogan atau ciri khas Rudi-Dance.

Hal-hal yang menjadi perhatian dalam kelancaran kampanye media sosial Rudi-Dance diantaranya:

(12)

Tim sukses memiliki kreteria sendiri dalam menentukan siapa yang bisa melihat dan menaggapi setiap akun dan postingan yang mereka buat. Kreteria tersebut antara lain adalah:

a. Orang Salatiga (yang cenderung memihak Rudi-Dance) b. Komunitas-komunitas di Salatiga

c. Tokoh-tokoh partai pendukung d. Pemilik-pemilik usaha di Salatiga e. Teman-teman Rudi-Dance. 2. Postingan

Postingan yang dilakukan oleh tim sukses diantaranya adalah memposting, visi-misi Rudi-Dance, kegiatan-kegiatan kampanye langsung yang dilakukan, dukungan-dukungan untuk Rudi-Dance, dan berita-berita yang menguntungkan Rudi-Dance.

3. Like, Komentar dan Share

Hal terakhir adalah terkait tanggapan yang masuk dari postingan yang telah dilakukan, dari tanggapan yang masuk inilah tim sukses mengetahui kalau postingannya di perhatikan. Walaupun tanggapan yang masuk tidak selalu positif, namun banyak juga tanggapan-tanggapan yang memberikan dukungan dan masukan, terkait postingan yang dibuat. Selain berkomentar, postingan yang dilakukan juga dapat di share/repost agar makin banyak yang dapat melihat dan berkomentar terkait postingan tersebut.

Berikut beberapa akun-akun media sosial Tim Sukses Rudi Dance.

Tabel 4.1 Akun-Akun Media Sosial Facebook dan Instagram Rudi-Dance.

No

Akun Facebook

No

Akun Instagram

1.

Salatiga Gumbregah

1.

Salatiga Gumbregah

2.

Konco Pak Brengos

2.

Koncone Pak Brengos

3.

Agus Rudi Brengos

3.

RudiBrengos

4.

Relawan Salatiga

4.

Sahabat Bersama

Rudi-Dance

5.

Reralawan Rudi

Dance

6.

Rudi Dance

7.

Rudi.Dance

(13)

5. Membangun Jejaring

Dalam kegiatan kampanye di media sosial ini tim sukses telah melakukan beberapa hal, untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mengetahui kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh Rudi-Dance. Melalui akun-akun media sosial yang telah dibuat oleh tim sukses, ini masyarakat dapat memberikan tanggapan/ masukan baik itu positif ataupun negative pada postingan yang dibuat dalam masing-masing akun. Komentar-komentar yang masuk dalam setiap postingan ini yang nantinya dapat di analisis jejaring sosial apa yang terbangun.

Sebelum melakukan analisis postingan dan komentar ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu siapa yang dapat mengakses atau mengomentari/melihat postingan-postingan yang akan dibuat. Masing-masing akun media sosial facebook Rudi-Dance memiliki jumlah teman yang berbeda-beda, begitu juga jumlah yang mengikuti dan diikuti di media sosial Instgram, hal ini di karenakan yang menggelola masing-masing akun juga berbeda. Akun-akun yang berteman dengan akun-akun Rudi-Dance ada dalam beberapa kreteria, selain dari tim sukses juga ada warga biasa, pegawai negeri, dosen, pelaku usaha, tukang becak, anggota partai, komunitas-komunitas, pejabat, teman-teman Rudi-Dance dll. Berikut beberapa pengikut di media sosial instagramRudi-Dance dengan nama “Salatiga Gumbregah” dan beberapa teman di media sosial facebook dengan nama “ Agus Rudi Brengos”

Postingan yang sering di lakukan oleh tim sukses adalah terkait kegiatan-kegiatan kampanye langsung yang sudah dilakukan oleh Rudi-Dance. Selain kegiatan-kegiatan kampanye langsung, tim sukses juga memposting tentang visi-misi, kegiatan sehari-hari Rudi-Dance, dukungan-dukungan yang masuk, gambar-gambar Rudi-Dance ataupun tentang berita-berita positif tentang Rudi-Dance, baik itu berupa foto ataupun video-video. Kegiatan postingan ini menjadi sangat penting, di karenakan dari postingan ini, tim sukses dapat tahu bagaimana tanggapan terhadap postingan yang mereka buat.

(14)

Dalam membangun jejaring sosial, selain perlunya kesamaan tujuan juga perlu adanya keterlibatan dalam jejaring itu sendiri. Dalam media sosial dapat diketahuinya sebuah postingan itu sampai atau tidak adalah dengan adanya tanggapan. Tanggapan di media sosial biasa berupa “like”, “komentar” dan “Share/Repost”, yang biasa di jumpai dalam postingan-postingan. Sebagaimana dikatakan oleh Faucault bahwa kekuasaan itu tersebar, tidak dapat dilokalisasi, merupakan tatanan disiplin dan dihubungkan dengan jaringan, memberi struktur kegiatan-kegiatan, tidak represif tetapi produktif serta melekat pada kehendak untuk mengetahui (Haryatmoko, 2002:02). Kekuasaan itu bukan “milik” tetapi “strategi” atau bisa dikatakan dimana ada pengetahuan disitu ada kekuasaan, karena tidak ada kekuasaan tanpa pengetahuan serta tidak ada pengetahuan tanpa kekuasaa. Seseorang bisa memiliki kekuasaan saat dia memiliki pengetahuan.

Secara sederhananya dalam akun media sosial Rudi-Dance, akun-akun yang menjadi teman/mengikuti tentunya ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh Rudi-Dance dalam rangka kampanyenya, dimana tim sukses yang memiliki pengetahuan tentang itu membagikannya dengan melalui postingan, yang akhirnya akan di respon oleh akun-akun yang menjadi teman/mengikuti. Pengetahuan yang dimiliki tim sukses, dituangkan melalui postingan dengan caption pengantar yang menarik akan membuat orang tertarik untuk memberikan tanggapan baik berupa like, komentar bahkan membagikan ulang postingan terbut.

Saat sebuah postingan di media sosial itu mendapatkan tanggapan dari akun tertentu, secara tidak langsung tim sukses sudah mendapatkan kekuasaan atas akun yang memberikan tanggapan tersebut. Jejaring sosial sendiri dapat dibagi dalam tiga jenis yaitu: 1). Jejaring Kekuasaan, hubungan sosial yang terbentuk bermuatan Kekuasaan 2). Jejaring Kepentingan, hubungan sosial yang terbentuk bermuatan Kepentingan dan 3). Jejaring Perasaan, hubungan sosial yang terbentuk bermuatan Perasaan (Kusnadi, 2000:16).

(15)

Meskipun tujuan dari kegiatan kampanye media sosial ini adalah, untuk kepentingan memenangkan Rudi-Dance dalam Pilkada kota Salatiga tahun 2017, namun tidak dapat di pungkiri untuk mencapai hal tersebut perlu adanya membangun jejaring-jejaring yang berdasarkan kepentingan, kekuasaan dan perasaan untuk mencapai tujuan yang sebenarnya. Kegiatan ini dilakukan oleh tim sukses melalui setiap postingan yang mereka buat di akun-akun media sosial Rudi-Dance.

Tabel 4.2Jumlah Analisi Postingan Terkait Jejaring yang Berusa di Buat. Akun Facebook

No Nama Akun Kepentingan Kekuasaan Perasaan 1 Salatiga

Gumbregah

38 4 6

2 Konco Pak Brengos

31 3 6

3 Agus Rudi Brengos

40 8 20

4 Relawan Salatiga 9 2

5 Reralawan Rudi Dance

6 Rudi Dance

7 Rudi.Dance

8 Agus Rudianto-Rudi Brengos

2

Akun Instagram

1 Salatiga Gumbregah 24 9 21

2 Rudibrengos 40 5 5

3 Sahabat Bersama Rudi-Dance

19 1 14

(16)

Sumber: www.facebook.com dan www.instagram.com

Sehingga dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jejaring yang terbangun, lebih cenderung kepada jejaring kekpentingan hal ini sejalan dengan tujuan dari melakukan kampanye melalui media sosial facebook dan instagram. Dan dari komentar-komentar yang masuk dapat diketahui bahwa kebanyakan membentuk jejaring kepentingan, yaitu untuk mencapai tujuan memenangkan Rudi-Dance dalam pilkada.

5. KESIMPULAN

1 Menggunakan media sosia sebagai bagian dari kegiatan kampanye, bisa menjadi media utama tambahan untuk mendukung kegiatan kampanye yang dilakukan secara langsung.

2 Kampanye media sosial yang dilakukan tim sukses Rudi-Dance bisa di katakan berhasil, dengan melihat banyaknya tanggapan yang diberikan di setiap postingannya.

3 Membangun jejaring di media sosial, perlu memperhatikan hal-hal, seperti: media sosial apa yang digunakan, teman/anggota, postingan dan tanggapan untuk dapat membangun jejaring yang sesuai tujuan.

4 Jejaring sosial yang terbangun di media sosial Rudi-Dance adalah jejring kepentingan.

5 Penggunaan isu-isu yang ada di masyarakat dapat membantu dalam membangun jejaring di media sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Aliah,Yoce. 2009.

Analisis Wacana Kritis

. Bandung: Yrama Widya.p.12-21.

Cohen, Bernard. 1963. The Press and Foreign Policy. Princeton: Princeton Unversity Press. P.12

Firmanzah. 2007. Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Foucault, Michel.,.

Les mots et les choses. Une archéologie des sciences

humaines.Gallimard, coll

. «

Bibliothèque des sciences humaines

», Paris,

(17)

Foucault, Michel.,

L’archeologie du savoir. Gallimard, coll. « Bibliothèque

des Sciences humaines

», Paris, 1969.

Haryatmoko. 2002.

Kekuasaan melahirkan Antikekuasaan. Menelanjangi

Mekanisme dan Teknik Kekuasaan Bersama Foucault

. Majalah BASIS

Tahun ke-51, Januari-Februari. Halaman 01-02.

Nimmo, Dan. (2006). Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung: PT Rempaja Rosdakarya. p.224-227.

Toni, Adrianus Pito, dkk. 2006.

Mengenal Teori-Teori Politik Dari Sistem Politik

Gambar

Tabel 4.1 Akun-Akun Media Sosial Facebook dan Instagram Rudi-Dance.
Tabel 4.2Jumlah Analisi Postingan Terkait Jejaring yang Berusa di Buat.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa kemampuan subjek laki- laki dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah berbentuk kontekstual yaitu subjek laki-laki dengan

Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Permainan Kuis untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar dan Bangun Ruang

Instrumen dalam penelitian ini berbentuk essay yang berjumlah tujuh butir soal.Setelah dilakukan wawancara secara langsung dengan guru mata pelajaran Fisika kelas

Selain kegiatan produksi ikan untuk konsumsi, usaha ikan hias juga mengalami perkembangan yang mengembirakan yaitu ditandai dengan peningkatan produksi ikan hias mencapai 7,13%

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat kesulitan yang berbeda-beda dari setiap siswa memahami konsep matematika, cukup rendahnya pemahaman siswa dan masih

Produk ekolabel adalah produk ramah lingkungan, yang mempertimbangkan mulai dari bahan baku yang legal dan dlikelolla secara lestari (untuk lingkup kertas), pengelolaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemimpinan dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Lembaga Penjaminan Mutu

Karna dari fakta yang terjadi saat ini, banyak usaha dagang yang menjual berbagai pernak – pernik pakaian islami, tetapi sistem berdagangnya masih memainkan harga