BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Futsal merupakan olahraga yang populer di dunia pada saat ini. Futsal
sendiri mempunyai definisi yakni Futsal berasal dari bahasa Spanyol yaitu
dari kata Futbol yang berarti sepak bola dan Sala adalah ruangan dan jika
digabung artinya menjadi sepak bola dalam Ruangan. Futsal dipopulerkan
oleh Juan Carlos Ceriani di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930. Juan
Carlos Ceriani adalah seorang pelatih sepak bola asal Argentina. Keunikan
futsal ternyata mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutama di
Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan di dalam permainan ini bisa dilihat
dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan oleh pemain-pemain Brasil di
luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Tak hanya di Brazil saja
beberapa negara juga tertarik dengan adanya olahraga futsal ini seperti
negara Italia, pada tahun 1950 an futsal dikenalkan di Italia oleh pemain
sepak bola dari Amerika Latin yang bermain di Serie A (liga Italia).
Futsal menjadi daya tarik para pemain sepak, dimana para pemain
mengisi waktu luang dengan bermain futsal dan olahraga futsal digemari
negara Italia. Pemain sepak bola Inggris juga sering melakukan latihan
tanding enam lawan enam di lapangan rumput, dan akhir futsal mulai
terkenal di Inggris. Sedangkan di negara Spanyol sendiri perkembangan
olahraga futsal lebih berkembang pesat karena budaya dan gaya bermain
bola di Spanyol sangat mirip dengan budaya bermail bola Amerika Latin.
Dalam olahraga futsal sendiri mempunyai aturan dan cara bermain sendiri.
Perlu digaris bawahi permain futsal dan sepak bola itu berbeda mulai dari
aturan dan cara bermainnya seperti dibawah ini:
Futsal Sepak bola
Panjang lapangan 25-42 m dan lebar 15-25
m
Panjang lapangan 90-120 m dan lebar
Kontak fisik dilarang saat bermain Kontak fisik diperbolehkan saat bermain
Jumlah pemain 5 orang Jumlah permain 11 orang
Pergantian pemain tidak dibatasi 3X dalam pergantian pemain
Kiper melakukan lemparan gawang Kiper melakukan tendangan gawang
Tidak berlaku aturan offside Berlaku aturan offside
Pemain yang dikartu merah bisa diganti
pemain selang waktu 2 menit
Pemain yang dikartu merah tidak bisa
diganti pemain lain
Kegemaran masyarakat pada futsal di dunia juga memberi dampak
sampai di masyarakat Indonesia untuk ketertarikan bermain futsal. Futsal di
Indonesia benar-benar masuk dan berkembang pada tahun 2002 silam,
dengan perkembangan futsal di Indonesia itu sendiri tidak luput dari
beberapa-beberapa tokoh atau pelopor yang ada dibelakangnya yaitu
Wandy Batangtaris, beliau adalah salah satu anggota komite futsal FIFA
dan ketua komisi hubungan luar negeri PSSI, sekaligus anggota komite
keuangan AFC (tahun 1997-2001), dan Ronny Pattinasarani juga
mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan futsal di Indonesia,
karena beliau menjadi pelatih dan menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah
kejuaran Asia Futsal pada tahun 2002. Dalam perjalanan futsal di Indonesia
sendiri tidak selamanya berjalan mulus, pada tahun 2016, Timnas futsal
Indonesia sempat dibubarkan karena dibatalkannya kompetisi Piala AFF
Futsal Championship 2016, yang dimana problematika seperti ini dapat
menghambat eksistensi Timnas futsal Indonesia itu sendiri1. Terdapat juga masalah dalam penyelenggaran futsal seperti kericuhan yang terjadi pada
saat PON 2016 antara Maluku Utara dan Papua Barat yang diadakan di
GOR ITB Jatinangor, dimana pada saat itu terjadi baku hantam saat laga
futsal berlangsung yang mengakibatkan beberapa pemain dari kedua tim
tersebut menjadi babak belur dan terluka, dengan kekacauan tersebut juga
terjadi komunikasi yang baik antar tim dan menjunjung sportifitas tinggi,
kemungkinan tidak akan terjadi kericuhan-kericuhan yang akan timbul pada
saat laga futsal itu berlangsung.
Dengan kemajuan dan perkembangan futsal di Indonesia, kini
olahraga menggunakan bola ini menyebar diseluruh daerah Indonesia, salah
satunya kota Salatiga, Jawa Tengah yang dimana tertarik dengan futsal dan
muncul sebuah komunitas futsal. Komunitas adalah kelompok sosial yang
mempunyai habitat lingkungan dan ketertarikan yang sama dalam ruang
lingkup kepercayaan ataupun ruang lingkup yang lainnya (Wenger : 2002).
Salah satu komunitas futsal di Salatiga adalah Youthkrew Premier League
atau sering disebut dengan YPL, Youthkrew Premier League ini dibentuk
pada 4 Maret 2011 yang awalnya terdiri dari 12 tim. Berjalannya waktu, tim
yang berada dalam komunitas ini berkurang, karena faktor-faktor individu
yang tidak memungkinkan untuk bergabung lagi. Dengan melalui proses
naik turun seperti ini akhirnya pengurus-pengurus komunitas futsal
Youthkrew Premier League menyaring pemain-pemain baru dan lebih
meminimalisir tim, menjadi 8 tim futsal sampai saat ini diantaranya tim,
Blackhole, D’ albinos, Fireballs, The Pumpkins, Bluetherhood,
Steamroller, Bluepunch 52 dan Cannabis. Dari strategi yang dilakukan oleh
pengurus-pengurus Youthkrew Premier League ini mempunyai tujuan agar
mudah untuk mengordinir anggota, mengontrol anggota tim, dan mudah
untuk mengatur jadwal liga tersebut. Untuk memulai sebuah liga atau
kompetisi, komunitas futsal Youthkrew Premier League menjunjung tinggi
kreatifitas, sportifitas dan loyalitas dengan cara memberi apresiasi untuk
beberapa tim yang menang atau menjadi juara, pemain terbaik, pemimpin
terbaik dan semua anggota yang ikut berkontribusi penuh di komunitas
futsal Youthkrew Premier League ini. Dalam pembuat liga Youthkrew
Premier League ini membuat dan berusaha agar liga yang digelar dibuat
semirip mungkin dengan liga-liga profesional pada umumnya, seperti setiap
pemain dari tim dituntut untuk membuat seragam yang sama, pembuatan
menarik, mengatur bursa transfer pemain yang akan berpindah tim,
memberi penghargaan berupa piala dan hadiah untuk tim yang menjadi
juara dan berusaha untuk menegakkan profesional antar pemain dalam
berjalannya pertandingan.
YPL atau Youthkrew Premier League ini mempunyai target ke
depan untuk terus menyelenggarakan sebuah liga olahraga futsal yang
semakin berkembang. Seiring berjalannya waktu Youthkrew Premier
League bertahan hingga sekarang dan tetap mempertahankan eksistensinya
di kota Salatiga, seperti contoh komunitas futsal Youthkrew Premier
League ini juga pernah mengundang walikota Salatiga bapak Yulianto
untuk mengikuti serangkaian acara YPL yaitu closing ceremony dan pernah
melakukan rapat besar di Rumah Dinas Walikota Salatiga. dibalik eksistensi
dan masih ada hingga saat ini YPL tentu tidak terlepas dari kemampuan
komunitas tersebut dalam membangun strategi komunikasi yang baik di
antara pengurus dengan anggota-anggotanya sehingga menciptakan sebuah
komunikasi yang baik.
Strategi komunikasi sendiri mempunyai definisi yaitu perencanaan
(planning) dan manajemen untuk mencapai satu tujuan. Strategi komunikasi
merupakan paduan dari perencanaan komunikasi untuk mencapai sebuah
tujuan (Effendy 2003 : 301). Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa
strategi komunikasi berpengaruh untuk mencapai sebuah tujuan bagi
komunitas futsal Youthkrew Premier League dalam mempertahankan
eksistensi dalam organisasi itu sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ketua komunitas YPL,
tentang bagaimana strategi komunikasi dengan anggotanya. Yang dimana
ketua YPL mengungkapkan bahwa, bawasannya komunitas futsal ini
dengan awal mula merupakan kegiatan harian saja dari kumpul-kumpul lalu
megisi kesibukan dengan futsal bersama,lalu mempunyai inisiatif untuk
membuat komunitas futsal, yang dimana sekarang mempunyai nama
tersebut di butikan melalui mengikuti kompetisi, selalu membuat inovasi
dan mengembangkan kreatifitas dan melakukan kegiatan di luar komunitas
itu sendiri.
“ya awalnya komunitas ini terbentuk tu cuma kumpul-kumpul gitu, terus banyak teman disitu mas, ada yang suka musik, maen
skate, terus juga ada yang suka desain-desain gitu mas, la terus
kok kayaknya cuma nongkrong-nongkrong aja ga ada kegiatan
lain, terus memilih untuk futsal dan malah sampai saat ini
kebentuk komunitas futsal YPL ini mas. Awalnya cuma iseng
buang keringat aja, makin kesini kok malah makin maju ya
akhirnya saya sebagai ketua terus menjaga dan saling ngingetin
ke teman-teman supaya liga futsal ini tetap berjalan terus mas”.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian strategi komunikasi komunitas futsal
Youthkrew Premier League dalam upaya mempertahankan eksistensi di
kota Salatiga. Untuk itu judul yang akan diajukan dalam peneliti ini adalah : “Strategi Komunikasi Komunitas Futsal Youthkrew Premier League
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana strategi komunikasi
komunitas futsal Youthkrew Premier League dalam mempertahankan
eksistensinya di kota Salatiga.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan strategi komunikasi komunitas futsal
Youthkrew Premier League dalam mempertahankan eksistensinya di kota
Salatiga.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi
perkuliahan Ilmu Komunikasi, khususnya tentang strategi komunikasi
dalam komunitas futsal, dan juga diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan serta perbendaharaan kepustakaan bagi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Komunikasi UKSW.
1.4.2 Manfaat Praktis
Sebagai pembelajaran kepada mahasiswa yang ingin melakukan
penelitian dalam bidang ilmu komunikasi tentang strategi komunikasi dalam
komunitas futsal. Selain itu, juga memberikan informasi kepada masyarakat
tentang bertahannya suatu komunitas futsal yang ada di kota Salatiga.
1.5 Konsep yang digunakan dalam Batasan Masalah
1. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi adalah yaitu perencanaan (planning) dan
manajemen untuk mencapai satu tujuan. Strategi komunikasi merupakan
paduan dari perencanaan komunikasi untuk mencapai sebuah tujuan
2. Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang mempunyai habitat
lingkungan dan ketertarikan yang sama dalam ruang lingkup kepercayaan
ataupun ruang lingkup yang lainnya (Wenger : 2002). Komunitas dalam
hal ini adalah komunitas futsal Youthkrew Premier League.
3. Eksistensi
Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu menjadi atau
mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere,
yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak
bersifat kaku dan terhentu, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami
perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tegantung pada kemampuan