• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Taksonomi Solo pada Hasil Penyelesaian Siswa Menggunakan Masalah Pengukuran pada Segitiga T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Taksonomi Solo pada Hasil Penyelesaian Siswa Menggunakan Masalah Pengukuran pada Segitiga T1 Full text"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN TAKSONOMI SOLO PADA HASIL PENYELESAIAN SISWA MENGGUNAKAN MASALAH PENGUKURAN PADA SEGITIGA

JURNAL

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

Oleh :

Theofilus Yossy Chrisdyanto 202013097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

TINJAUAN TAKSONOMI SOLO PADA HASIL PENYELESAIAN SISWA

MENGUNAKAN MASALAH PENGUKURAN PADA SEGITIGA

Theofilus Yossy Chrisdyanto, Helti Lygia Mampouw

Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro52-60, Salatiga 50711

Email: 202013097@student.uksw.edu

Abstrak

Kata Kunci: Pengukuran Pada Segitiga, Taksonomi SOLO, Deskripsi Pemahaman

PENDAHULUAN

Siswa SMP yang berusia sekitar 11-14 tahun digolongkan Piaget pada kelompok operasi

formal dengan ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir

abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan". Model berpikir ilmiah

dengan tipe hipothetico-dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa oleh karena itu digunakan

Taksonomi SOLO untuk mendeskripsikan tahapan tersebut.

Matematika disekolah bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan

(7)

didalamnya adalah pengukuran pada segitiga dimana dalan tahap pengerjaannya dibutuhkan

Taksonomi SOLO untuk mendeskripsikan analsis dan pemahaman siswa.

Taksonomi SOLO memiliki lima tingkatan yaitu prastrukutral, unistruktural,

multistruktural, relasional dan abstrak diperluas.Dalam bahasa yang singkat taksonomi SOLO

mengandung empat tingkatan yaitu : satu pemikiran, beragam pemikiran, hubungan antara

pemikiran, dan pengembangan pemikiran yang didalamnya terdapat satu, banyak, dan

pengembangan pemikiran itu sendiri (Hettie & Brown : 2004). SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome)adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui, menyusun, dan menentukan tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah.Taksonomi

SOLO sendiri memiliki tahap tersendiri ( Momo, 2009) yaitu tingkat prastrukturaladalah

tingkatan dimana siswa hanya memiliki sedikit sekali informasi yang tidak berhubungan satu

dengan yang lainnya dan tidak membentuk satu kesatuan konsep serta tidak memiliki makna

yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.Tingkat unistruktural adalah tingkatan

dimana siswa memiliki hubungan yang jelas dan cukup sederhana mengenai keterkaitan satu

konsep dengan konsep yang lainnya akan tetapi inti dari konsep ini belum seberapa detail

dipahami. Dalam tahap ini bisa dijelaskan siswa memiliki kemampuan untuk melakukan

prosedur yang cukup sederhana, melakukan identifikasi, dan menggingat apa yang telah

diajarkan dan dijelaskan. Kesimpulan dari tahap ini siswa bisa merespon dengan baik tetapi

respon yang diberikan siswa belum begitu baik dan belum bisa dipahami, serta dalam menjawab

soal yang ada siswa terbatas pada pernyataan yang ada berdasarkan informasi yang ada pada

suatu pernyataan dan fokus pada satu obyek yang relevan.Tingkat multistrukturalsiswa sudah

memahami beberapa hal atau komponen dari materi jika melakukan pembelajaran tetapi belum

tertata dengan baik dan rapi sehingga masih terpisah satu dengan yang lainnya dan masih belum

bisa terbentuk pemahaman yang cukup baik. Tahapan ini mengambarkan bahwa siswa telah bisa

melakukan klasifikasi, pembilangan dan mencacah, menjelaskan, membuat suatu daftar atau

susunan, dan bahkan melakukan algoritma. Tahapan ini dapat disimpulkan dengan pemahaman

yang siswa miliki kemampuan untuk merespon dengan baik tetapi respon yang di berikan belum

tersusun dan belum menemui hubungan yang tepat antara satu dengan yang lainnya.Tingkat

relasionalsiswa dapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta tindakan dan tujuan.

Tahapan ini menunjukkan siswa bisa melakukan dan menunjukkan pemahaman terhadap suatu

(8)

yang saling berkaitan, dan melakukan pengaplikasian sebuah konep terhadap keseluruhan yang

serupa. Tingkat ini bisa mengambarkan siswa yang memiliki kemampuan untuk

membandingkan, membedakan, menjelaskan hubungan sebab akibat, mengabungkan,

menganalisa, mengaplikasikan, dan menghubungkan. Dapat disimpulkan bahawa kemampuan

siswa dalam tahap ini bisa memecah satu kesatuan menjadi bagian-bagian yang bia dihubungkan

dengan beberapa model serta bisa menjelaskan dengan jelas model tersebut. Tingkat abstrak

diperluas siswa melakukan penghubungan tidak hanya konsep yang didapat melainkan hubungan

konsep diluar itu. Siswa bisa melakukan generalisasi dan bisa melakukan pengumpamaan pada

situasi yang spesifik. Tahapan ini dapat digambarkan siswa yang memiliki kemampuan antara

lain membuat suatu teori, membuat hipotesis, membuat generalisasi, melakukan refleksi, serta

membangun suatu konsep. Dapat disimpulkan dalam tahapan ini siswa sudah menguasai materi

dan memahami soal yang di berikan dengan sangat baik sehingga siswa sudah mampu unutk

merealisasikan ke konsep-konsep yang sudah ada.

Biggs dan Collis mendefinisikan Taksonomi SOLO kedalam suatu bagan yang

menggambarkan masing-masing tingkatan memiliki penguasaan yang berbeda terhadap suatu

permasalahan.

Gambar 1. Diagram Taksonomi SOLO

Penelitian yang dilakukan oleh Luvia (2012) dengan materi aljabar menunjukkan bahwa

siswa berkemampuan matematika tinggi hanya dapat mencapai level unistruktural sampai

relasional, siswa berkemampuan matematika sedang hanya dapat mencapai level unistruktural

(9)

unistruktural.Penelitian yang dilakukan oleh Ruslan (2012) diperoleh bahwa siswa

berkemampuan matematikatinggi mencapai tingkatan respons abstrak diperluas. Ini artinya

bahwa kemampuan berpikir aljabar yang meliputi kemampuan melakukan investigasi,

representasi dan generalisasi, serta interpretasi dan penggunaan untuk menemukan hasil serta

kemampuan untuk menemukan hasil untuk situasi yang baru dapat dilakukan dengan baik dan

benar, siswa berkemampuan sedang mencapai tingkatan multistruktural sampai relasional dan

siswa berkemampuan rendah mencapai tingkatan unistruktural sampai multistruktura.

Berdasarkan paparan di atas maka tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tinjauan

Taksonomi SOLO pada hasil penyelesaian siswa SMP menggunakan masalah pengukuran pada

segitiga.Siswa dikelompokkan kedalam kategori kemampuan matematika tinggi, sedang dan

rendah.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa

terhadap masalah pengukuran pada segitiga yang ditinjai dari Taksonomi SOLO. Penelitian ini

dilakukan dengan memberikan tugas tentang pengukuran pada segitiga yang meliputi

perbandingan sisi dan sudut, besar sudut, keliling dan luas segitiga, dan menggambar segitiga.

Wawancara di lakukan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam. Berdasarkan hal

tersebut penelitian ini bersifat deskriptif.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP karena sudah pernah belajar tentang

materi pengukuran pada segitiga. Perbedaan kemampuan matematika siswa diukur menggunakan

hasil tes matematika semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Subjek ditentukan dengan cara

mengklasifikasikan pada kelas tersebut. Pengambilan Subjek ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Interval Nilai Untuk Menentukan Subjek

Tingkatan

Subjek Range Nilai Banyak siswa Nilai Subjek Inisial Subjek

Tinggi 89-100 8 90,5 AR

Sedang 78-88 15 84,5 RD

Rendah 75-77 2 75 IM

Materi pengukuran pada segitiga mencangkup menghitung sudut, panjang sisi dan luas

(10)

sesuai dengan Taksonomi SOLO. Tabel 2 menunjukkan indikator analisis dan pemecahan

masalah berdasarkan Taksonomi SOLO.

Tabel 2. Indikator PencapaianTaksonomi SOLO

No. Tahapan Tingkatan

Tingkatan dimana siswa hanya memiliki sedikit sekali informasi

yang tidak berhubungan satu

dengan yang lainnya dan tidak membemtuk satu kesatuan konsep serta tidak memiliki makna yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

bersangkutan dan memiliki alasan

yang mendasari jawaban atau

komponen dari materi jika

melakukan pembelajaran tetapi

belum tertata dengan baik dan rapi

sehingga masih terpisah satu

dengan yang lainnya dan masih belum bisa terbentuk pemahaman yang cukup baik.

Siswa mampu menyusun rangakain dari definisi dari berbagai komponen dalam tujuan. Tahapan ini menunjukkan

siswa bisa melakukan dan

menunjukkan pemahaman terhadap

suatu konsep dari beberapa

komponen, memahami komponen

bagian-bagiannya untuk

keseluruhan yang saling berkaitan,

(11)

sebuah konep terhadap keseluruhan yang serupa..

5 Abstrak Diperluas

Pada tahap tingkatan ini iswa melakukan penghubungan tidak

hanya konsep yang didapat

melainkan hubungan konsep diluar

itu. Siswa bisa melakukan

generalisasi dan bisa melakukan pengumpamaan pada situasi yang spesifik.

Siswa mampu memberikan nalar diluar materi yang ada dan mengaitkannya dengan apa yang ada disekitarnya serta megembangkan dengan jelas dengan cara mampu menjelaskan melalui design.

Metode pengumpulan data meliputi tes tertulis, wawancara dan dokumentasi. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, display data dan

reduksi data dengan memilah hasil data, memverifikasi dan menganalisis. Prosedur pelaksanaan

penelitian menggambarkan proses lapangan mulai awal sampai akhir. Prosedur pelaksanaan

penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pra lapangan, pelaksanaan penelitian, pembuatan

laporan penelitian.

HASIL DAN ANALISIS HASIL

1. Tinjauan Taksonomi SOLO pada Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi

a. Perbandigan Sudut

(12)

Cuplikan Wawancara 1 :

ST-01-039 S (menjelaskan masing-masing gambar) Segitiga siku-siku, segitiga samakaki, segitiga samasisi, dan segitiga sembarang

ST-01-040 P Baik itu adalah 4 segitiga yang Arius ketahui, dari keempat segitiga ini apa yang merupakan persamaan dari keempatnya ?

ST-01-041 S Persamaan yang paling sama itu adalah jumlah sudutnya pasti 180 derajat ST-01-042 P Apakah ada persamaan lain ?

ST-01-043 S Bentuknya pak

ST-01-044 P Apakah bentuknya sama ? Ataukah julah sisinya yang sama ? Atau jumlah sudut yang ada 3 dimasing-masing segitiga ?

ST-01-045 S Jumlah sudutnya sama

ST-01-046 P Bagaimana dengan sisinya ? Apakah panjang sisinya sama ? ST-01-047 S Berbeda pak

ST-01-048 P Apa yang sama dari sisinya ?

ST-01-049 S Jumlah sisinya pak ada 3 (menjelsakan masing-masing sudut)

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan abstrak

diperluas

b. Besar Sudut

Gambar 3: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 2

Cuplikan Wawancara 2

ST-02-022 P

Disini Arius sudah bisa meyelesaikan soal degan baik sudah bisa juga menemukan jalan keluar dari pemecahan soal yang ada tetapi hanya satu yang kurang yaitu ketelitian yang Arius miliki, jika disini kita menemukan bahwa 60 maka berapakah besar sudut BCD ?

ST-02-023 S 180 derajat dikurangi dengan 60 derajat ST-02-024 P Sehingga ketemu ?

ST-02-025 S 120 derajat (ragu-ragu)

(13)

ST-02-028 P

Benar berarti itu menunjukkan melewati sudut lurus yang berarti 180 derajat, baik sekarang kita akan menggambarkan soal ini masuk kedalam level yang mana angka satu sampai 5 masuk ke dalam level yang manakah soal ini ?

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

unistruktural

c. Perbandingan Sisi

Gambar 4: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 3

Cuplikan Wawancara 3

ST-03-011 P Pada soal yang nomor 3 apakah arius sudah mengerti soal dan memahaminya kemudian mengerti jalan keluarnya ?

ST-03-012 S Bisa pak

ST-03-013 P Kalau kita lihat disini bahwa kita memiliki perbandingan 3 : 7 : 5 dan kelilingya 30cm, kalau kita

ST-03-014 S Sisi tambah sisi tambah sisi

ST-03-015 P ( menunjuk pekerjaan sisiwa ) kalau kita lihat ekerjaan Arius disini apakah ini sudah menunjukkan rumus dari segitiga ?

ST-03-016 S Iya pak itu di cari berdasarkan rumus segitiga

ST-03-017 P Jadi disini Arius menggunakan keliling dan rumusnya dari segitiga untuk mencari apa disini ?

ST-03-018 S Mencari nilai x pak

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

(14)

d. Keliling dan Luas

Gambar 5: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 4

Cuplikan Wawancara 4

ST-04-049 S Dengan cara yang sama untuk mencari sisi miringya pak ST-04-050 P Kemudian bagaimana dengan kelilingnya ?

ST-04-051 S Menjumlahkan semua sisinya pak ada 12 tambah dengan 5 tambah dengan 13 dan ketemu 30 cm Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

unistruktural

e. Mengambar Segitiga

Gambar 6: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 5

Cuplikan Wawancara 5

ST-05-007 P Bagaimana coba dipraktikan, misal diketahui garis AB 5 sm dan sudut b 45 derajat bagaimana kita bisa mengambar ?

ST-05-008 S (mengambar) menggambar 5cm dulu dan membuat sudut 45 derajat dan jadilah segitiga itu dengan dua sisi pak

ST-05-009 P Bagaimana hanya jika satu sisi dan satu sisi dan satu sudut apakah bisa digambar ?

ST-05-010 S Tidak bisa diketahui pak karena satu sisinya tidak ada

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

abstrak diperluas

Pada indikator soal perbandingan sudut dan perbandingan sisi Subjek berkemampuan

(15)

melakukan penghubungan tidak hanya konsep yang didapat melainkan hubungan konsep

diluar itu. Pada soal dengan besar sudut dan menentukan keliling serta luas subjek

berkemampuan tinggi menunjukkan sampai pada tingkatan unistruktural sehingga Subjek

sudah memiliki hubungan yang jelas dan cukup sederhana mengenai keterkaitan satu konsep

dengan konsep yang lainnya akan tetapi inti dari konsep ini belum seberapa detai dipahami,

sedangkan pada soal menggambar pada segitiga Subjek memenuhi indikator pada tingkat

prastruktural.

2. Tinjauan Taksonomi SOLO pada Subjek Berkemampuan Matematika Sedang

a. Perbandigan Sudut

Gambar 7: Jawaban Subjek RD pada Soal Nomor 1

Cuplikan Wawancara 6

SS-01-039 S Ada banyak tetapi hanya beberapa yang saya ketahui sampai saat ini seperti segitiga siku-siku, samakaki, samasisi, dan sembarang

SS-01-040 P Baik sekarang berdasarkan keempat jenis segitiga yang tadi sudah disebutkan termasuk kedalam segitiga yang mana ?

SS-01-041 S Segitiga sembarang

SS-01-042 P

Kita kembali sedikit di segitiga yang Dyza sebutkan tadi ada empat segitiga yang Dyza sebutkan, sekarang menurut Dyza ap[akah persamaan dari keempat segitiga tersebut ?

SS-01-043 S Setiap segitiga memiliki sudut lancip

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

relasional

b. Besar Sudut

(16)

Cuplikan Wawancara 7

SS-02-002 S

Segitiga memiliki jumlah sudut 180 derajat yang kita ketahui adalah sudut CAD itu 55 derajat dan sudut ABC 65 derajat, kemudian 55 ditambah dengan 65 menjadi 130 derajat, jadi sudut yang satunya adalah 180 dikurangi dengan 130 sama dengan 50 derajat, besar sudut lurus adalah 180 derajat dan sudut ACB adalah 50 kemudian 16ata kita cari sudut BCD dengan megurangi 180 derajat dengan sudut ACB yang 50 derajat sehingga 180 dikurangi 50 menjadi 130 derajat

SS-02-003 P

Coba Dyza lihat disini, kita lihat bahwa Dyza mengkurangkan 180 dikurangi dengan 65 dan 55, sehingga ketemu 120 dan ketemulah sudut dari ACB adalah 60 derajat, yang benar disini yang barusan Dyza ucapkan ataui yang Dyza tuliskan disini ?

SS-02-004 S Yang dituliskan pak jadi 60 derajat tadi salah mengucapkan

SS-02-005 P

Coba kita lihat disini bahwa 55 ditambah dengan 65 itu 120 dan ketika 180 dikurangkan dengan 120 maka ketemu sudut ACB itu adalah 60 derajat itu cara lain yang mungkin Dyza 16ata gunakan seperti yang Dyza 16atakana barusan, tadi disini Dyza menggunakan sudut lurus itu 180 derajat untuk mencari BCD kita harus mengkurangkan ACB dengan 180 derajat sehingga ketemu berapa Dyza ?

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

unistruktural

c. Perbandingan Sisi

Gambar 9: Jawaban Subjek RD pada Soal Nomor 3

Cuplikan Wawancara 8

SS-03-008 P Jika bisa apakah faktor pengali didalam suatu perbandingan dalam arti didalam perbandingan yang sama itu selau berbeda ataukah tetap sama ? SS-03-009 S Bisa berbeda

SS-03-010 P Kenapa bisa beda lagi ?

SS-03-011 S Tergantung dengan apa yang diketahui kalau tadi kan sudut dan ini keliling jadi caranya sama tetapi faktor pegalinya berbeda

SS-03-012 P Nah itu didalam dua perbandingan bagaimana jika didalam satu perbandingan apakah tetap sama atau berbeda ?

SS-03-013 S

(17)

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

abstrak diperluas

d. Keliling dan Luas

Gambar 10: Jawaban Subjek RD pada Soal Nomor 4

Cuplikan Wawancara 9

SS-04-028 S Sedikit lupa pak mungkin bangun datar

SS-04-029 P Bangun datar yang mana segitigakah, lingkaran, atau perhitungan pada segitiga yang melibatkan pytagoras ?

SS-04-030 S Pytagoras pak (meyakinkan) triple pytagoras SS-04-031 P Kenapa disebut dengan triple pytagoras ?

SS-04-032 S Karena memiliki 2 sisi yang dobel, eh jika triple diketahuin 2 sisi pak yang sisi satunya harus dicari terlebih dahulu

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

multisruktural

e. Mengambar Segitiga

(18)

Cuplikan Wawancara 10

SS-05-001 S

Saya membuat titik sudut ABC disini saya membuat sesuai dengan soal yang diketahui dimana garis AB 5 cm dan Garis AC 4cm dan sudut b itu 45 derajat

SS-05-003 P

Jadi disini Dyza menggambar sesuia dengan apa yang diketahui didalam soal yang ada dimana garis AB 5 cm dan Garis AC 4cm dan sudut b itu 45 derajat, satu pertanyaan jika hanya diketahui satu sudut dan satu sisi bisakah kita bisa menggambar ?

SS-05-004 S Saya tidak tahu caranya tetapi mungkin

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

prastruktural

Pada masing-masing indikator soal Subjek memberikan lima respon yang berbeda

sehingga pemahaman yang Subjek berikan sangat beragam sesuai Taksonomi SOLO mulai

dari prastruktural sampai abstrak diperluas dengan demikiam menurut (Momo, 2009) dapat

disimpulkan bahwa Subjek berkemampuan sedang sudah bisa melakukan penghubungan tidak

hanya konsep yang didapat melainkan hubungan konsep diluar itu. Siswa bisa melakukan

generalisasi dan bisa melakukan pengumpamaan pada situasi yang spesifik. Tahapan ini dapat

digambarkan siswa yang memiliki kemampuan antara lain membuat suatu teori, membuat

hipotesis, membuat generalisasi, melakukan refleksi, serta membangun suatu konsep.

3. Tinjauan Taksonomi SOLO pada Subjek Berkemampuan Matematika Rendah

a. Perbandigan Sudut

Gambar 12: Jawaban Subjek IM pada Soal Nomor 1

Cuplikan Wawancara 11

SR-01-018 S Lupa pak (tertawa kecil)

SR-01-019 P Sekarang kita lihat disini Imam menuliskan ada 3, 4, dan 5 sama dengan 12 itu maksudnya apa Imam ?

SR-01-020 S Ini kan sudutnya ditambah pak 3, 4, dan 5 dijumlahkan menjadi 12

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

(19)

b. Besar Sudut

Gambar 13: Jawaban Subjek IM pada Soal Nomor 2

Cuplikan Wawancara 12

SR-02-009 P

Sekarang jika tidak ada busur dan alat bantu yang akan digunakan utnuk menghitung ataupun mengukur suatu sudut yang dicari dalm satu segitiga, cara apa yang bisa Imam gunakan dengan kita mengetahui bahwa jumlah sudut dalam suatu segitiga itu adalah 180o

SR-02-010 S Tidak tahu pak

SR-02-011 P

Disini kita lihat bahwa jawaban dari Imam dalah menjumlahkan dua sudut yang diketahui menjadi 120o dan kemudian 120o dikurangkan 110o, kenapa dikurangkan ?

SR-02-012 S Karena utnuk mencari ini pak (bingung)

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

prastruktural

c. Perbandingan Sisi

Gambar 14: Jawaban Subjek IM pada Soal Nomor 3

Cuplikan Wawancara 13

SR-03-002 S Seperti yang sudut pak dibagi dengan 180o

SR-03-003 P

Apakah cara yang digunakan sama berarti pembaginya harus sama yaitu 180o padahal kita mencari sisi disini, cara apa yang bisa Imam gunakan ? dengan kita memiliki bantuan keliling 30cm, apakah yang bisa kita lakukan ?

SR-03-004 S Kita menjumlahkan perbandingannya kenudian di bagi dengan 30 sehingga ketemu 2 pak

SR-03-005 P Setelah kita menemukan 2 sebagian faktor pengali akan kita apakan ? SR-03-006 S Di lakukan kayak tadi pak … duh apa lupa(sambil melakukan

perhitungan)

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

(20)

d. Keliling dan Luas

Gambar 15: Jawaban Subjek IM pada Soal Nomor 4

Cuplikan Wawancara 14

SR-04-026 P Sebenarnya apa yang membuat Imam kesusahan dalam menentukan suatu keliling dalam segitiga ?

SR-04-027 S Ya lupa itu tadi pak

SR-04-028 P

Sekarang setelah Imam sudah tau bahwa mencari keliling tiu degan menjumlahkan semua dari sisinya apakah Imam merasa mudah dalam mencari dan menghitung keliling ? Coba sekarang dihitung kelilingnya, kan tadi kita mengetahui jika keliling itu dicari dengan menjumlahkan semua sisinya, apakah sudah kita ketahui sisinya dari segitiga ini ?

SR-04-029 S Belum pak

SR-04-030 P Jika belum bagaimana kita bisa mencari sisi yang satu ini ? (menunjuk gambar)

SR-04-031 S Kurang tahu pak

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

prastruktural

e. Mengambar Segitiga

(21)

Cuplikan Wawancara 15

SR-05-006 S Tidak pak

SR-05-007 P Jika hanya dua sudut bisakah kita menggambar sudut itu ? SR-05-008 S Bisa pak karena sisinya ada dua

SR-05-009 P Jadi menurut Imam sisanya bsa dipertemukan ? benar ? SR-05-010 S Iya pak benar akan membentuk segitiga

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan

prastruktural

Jawaban yang sama pada semua indikator soal ditunjukkan pada siswa berkemampuan

rendah sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa Subjek berkemampuan rendah hanya

memiliki sedikit sekali informasi yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya dan tidak

membentuk satu kesatuan konsep serta tidak memiliki makna yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya. Hasil dari jawaban siswa dideskripsikan menjadi tingkatan dalam

Taksonomi SOLO seperti pada Tabel 3.

Tabel 1.3 : Jawaban Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga Berdasarkan Taksonomi SOLO

Pengukuran Pada Segitiga

Berdasarkan tabel yang tersedia menunjukkan subjek masih meresponi masalah atau soal

dengan pemahaman dan konsep yang Subjek masing-masing miliki sehingga hasil dari jawaban

yang siswa berikan berupa respon sangat beragam sesuai pemahaman masing-masing maka

dapat disimpulkan dari masing-masing tingkatan kemampuan siswa sebagai berikut :

Subjek yang telah dideskripsikan sesuai dengan pemahaman mereka dan dikelompokkan

berdasarkan jumlah dan tingkatan yang diperoleh masing-masing Subjek maka dengan jumlah 3

subjek yang ada dapat dideskripsikan bahwa subjek pertama yang memiliki kemampuan tinggi

(22)

tinggi seperti yang di tunjukkan pada tabel penyelesaian yang paling dominan merupakan abstrak

diperluas, sedangkan subjek berkemampuan sedang melakukan penyelsaian soal dengan level

yang paling dominan pada level yang beragam seperti unistruktural, multistruktural, dan

relasional, dan pada Subjek yang memiliki tingakatan rendah cenderung menjawab dengan

pemahaman yang mendasar pada level prastruktural.

PEMBAHASAN

1. Prastruktural

Dari hasil yang telah diketahui bahwa pada tingkatan prastruktural semua Subjek memenuhi

indikator yang diberikan soal salah satu jawaban dari ketiga subjek yang menjawab pada tingkat

Prastruktural pada siswa berkemampuan rendah bahwa subjek menyebutkan jawaban dari

pengertian segitiga merupakan bangun yang seperti pyramid dan Subjek mengatakan jika

segitiga juga bisa termasuk kedalam bangun segiempat. Hal ini menunjukkan sesuai dengan

Taksonomi SOLO bahwa subjekhanya memiliki sedikit sekali informasi yang tidak berhubungan

satu dengan yang lainnya dan tidak membentuk satu kesatuan konsep serta tidak memiliki makna

yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

2. Unistruktural

Berdasarkan hasil deskripsi dari tiga subjek yang berbeda kemampuan Unistruktural salah

satunya ditunjukkan oleh Subjek berkemampuan sedang yang menunjukkan pemecahan masalah

dalam mencari sudut luar segitiga bahwa segitiga memiliki jumlah sudut 180 derajat yang kita

ketahui adalah sudut CAD itu 55 derajat dan sudut ABC 65 derajat, kemudian 55 ditambah

dengan 65 menjadi 130 derajat, jadi sudut yang satunya adalah 180 dikurangi dengan 130 sama

dengan 50 derajat, besar sudut lurus adalah 180 derajat dan sudut ACB adalah 50 kemudian bisa

kita cari sudut BCD dengan megurangi 180 derajat dengan sudut ACB yang 50 derajat sehingga

180 dikurangi 50 menjadi 130 derajat meskipun dalam menjelaskan subjek salah dalam

mengucap dengan demikian dapat disimpulkan subjek mengetahui ada hubungan yang jelas dan

cukup sederhana mengenai keterkaitan satu konsep dengan konsep yang lainnya akan tetapi inti

dari konsep ini belum seberapa detai dipahami.

3. Multistruktural

Jawaban dari tigkat multistruktural bisa ditunjukkan oleh salah satu subjek yang menjawab

dengan tingkatan yang sesuai dengan indikator pada subjek berkemampuan tinggi bahwa dalam

(23)

perbandingan sisinya kemudian membagi keliling dengan hasil dari penjumlahan sisinya dengan

hasil 30 per 15 samadengan 2 kemudian dikalikan dengan perbandingan sisinya 3 dikali 2, 7

dikali 2, dan 5 dikali dengan 2 sehingga mendapat jawaban 6cm, 14cm, dan 10cm, dengan

demikian bisa disimpulkan bahwa subjeksudah memahami beberapa hal atau komponen dari

materi jika melakukan pembelajaran tetapi belum tertata dengan baik dan rapi sehingga masih

terpisah satu dengan yang lainnya dan masih belum bisa terbentuk pemahaman yang cukup baik.

4. Relasional

Pada tingkatan ini bisa diketahui subjek menjawab dengan tingkatan yang sesuai dengan

indikator soal untu menjelaskan bagaimana mencari keliling dengan perbandingan sisi bahwa

yang kita ketahui adalah perbandingan 3 : 7 : 5 dan keliling dari segitiga ABC adalah 30cm maka

kita bisa menjumlah perbandingan tersebut ( menunjuk pada pekerjaan ) sehingga ketemu 15,

setelah itu 30 dibagi dengan 15 menjadi 2 kemudian kita ketahui bahwa setiap per satuan

perbandingan tersebut adalah 2cm jadi perbandingan tersebut bisa kita ketahui jawabannya 3

dikali 2 samadengan 6, 7 dikali 2 samadengan 14 dan 5 dikali 2 samadengan 10, dengan

demikian bisa disimpulkan subjekdapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta tindakan

dan tujuan. Tahapan ini menunjukkan siswa bisa melakukan dan menunjukkan pemahaman

terhadap suatu konsep dari beberapa komponen, memahami komponen bagian-bagiannya untuk

keseluruhan yang saling berkaitan, dan melakukan pengaplikasian sebuah konep terhadap

keseluruhan yang serupa.

5. Abstrak Diperluas

Tingkat abstrak diperluas dapat dilihat pada subjek yan memiliki kemampuan tinggi dalam

menyelesaikan perbandingan besar sudut pada segitiga bahwa Subjek mampu menjelaskan

pengertian dan sudut dalam segitiga serta memiliki jawaban yang konsisten serta benar, dengan

demikian siswa melakukan penghubungan tidak hanya konsep yang didapat melainkan hubungan

konsep diluar itu. Siswa bisa melakukan generalisasi dan bisa melakukan pengumpamaan pada

situasi yang spesifik.

Dari data yang diperoleh pada tabel yang telah disediakan menunjukkan bahwa subjek

menemukan jalan keluar dari permasalahan yang ada pada pokok bahasan pengukuran pada

segitiga berdasarkan Taksonomi SOLO dari kelima soal. Hal ini menunjukkan bahwa pemecahan

masalah dari siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga sangat berragam sesuai dengan kemapuan

(24)

dimana sibagian besar jawaban sudah memenuhi tingkatan yang soal berikan hanya ada satu

subjek yang cenderung memberikan dengan tingkat jawaban terendah.

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa deskripsi analisa

pemahaman siswa berdasarkan Taksonomi SOLO yang memuat lima tingkatan menunjukkan

bahwa pada tingkat prastruktural subjek sudah bisa menemukan jalan keluar bisa memberikan

jawaban yang benar dan sesuai dengan apa yang soal minta. Pada tingkat unistruktural subjek

yang belum bisa menjawab sesuai dengan maksud dan tujuan soal melakukan kesalahan dalam

menggunakan jalan keluar yang digunakan sehingga menghasilkan jawaban yang cenderung

salah. Pada tingkatan multistruktural subjek mengalami kesulitan dan banyak melakukan

kesalahan dalam menemukan cara awal untuk mencari jalan keluar sehingga hanya mengerjakan

sesuai pemahaman masing-masing subjek. Pada tingkatan relasional dan abstrak diperluassubjek

banyak mengalami kesalahan dalam menafsirkan soal dan ketelitian yang kurang dalam

melakukan operasi hitung sehingga memiliki jawaban yang sedikt kurang benar, dengan

demikian ada subjek yang masih belum bisa mencapai hasil yang soal harapkan, dan ada Subjek

yang bisa memenuhi indikator soal serta bisa menjelaskan alasan dari jawaban yang bisa

dideskripsikan kedalam tingkatan yang mungkin lebih tinggi dari pada indikator soal. Dilihat

dari masing-masing soal yang menyelesaikan permasalahan siswa sudah bisa memenuhi kriteria

soal dan bisa menjawab dengan benar jika diperiksa dari satu lajur soal maka presentase yang

siswa hasilkan pada masing-masing levelnya paling dominan sudah berada pada tingkatan

tertinggi berdasarkan soal bukan berarti jika menjawab pada tingkata prastruktural kemudian

siswa memberkan jawaban yang benar yaitu jawaban prastruktural maka siswa dideskripsikan

pada tingkatan ang paling rendah tidak demikian karena pada hal ini siswa sudah bisa

memberikan respon tertinggi yang soal berikan, berbeda pada kasus soal abstrak diperluas siswa

yang menjawab dengan jawaban prastruktural maka dideskripsikan pada tingkatan paling rendah.

Jadi dengan melihat kesimpulan masing-masing soal siswa sudah bisa memenuhi indikator yang

ada.

2. Temuan Dalam Penelitian Ini

Dalam penelitian ini ditemukan berbagai hal yang memungkinkan peneliti atau penelitian

(25)

mempengaruhi untuk dibahas lebih lanjut. Penelitian ini mengambil tempat di SMP Negeri 3

dengan mengambil 3 Subjek dengan 3 kemampuan matemaika yang berbeda satru dengan yang

lainnya. Setelah dilakukan test pilot pada Subjek dapat diketahui klasifikasi untuk menentukan

subjek yang memiliki kemampuan yang berbeda satu dengan yang lainnya dengan demikian bisa

diketahui letak Subjek yang memiliki kemampuan berbeda berada pada kelas dengan tingkatan

yang bersangkutan, hasil dari pilot test menunjukkan bahawa subjek yang memiliki kemampuan

tinggi tidak selalu berada dalam kelas yang berkemampuan tinggi juga tetapi keberadaan Subjek

yang memiliki kemampuan berbeda terletak acak. Penemuan lain yang dapat ditemukan dalam

penelitian ini adalah mengenai pemahaman siswa bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang

berbeda satudengan yang lainnya, dengan mengambil contoh subjek yang memiliki kemampuan

rendah kemudian diberikan soal yang berbeda dengan materi yang berbeda tentunya subjek akan

menunjukkan hasil yang berbeda pada pengerjaannya dan memungkinkan subjek berkemampuan

rendah untuk menjawab dengan kemampuan tinggi, demikian juga pada Subjek yang lainnya.

Setelah dilakukan penelitian maka bisa diketahui pengapikasian Taksonomi SOLO pada

pemahaman siswa dalam hal ini siswa mampu memenuhi indikator yang ada maka bisa

dikatakan bahawa siswa itu mampu mengerjakan soal jadi deksripsi pada jawaban prastruktural

misalnya tidak selalu dideskripsikan sebagai jawaban dengan tingkat rendah tetapi ketika ada

soal dengan tingkatan prastruktural maka siswa yang menjawab dengan tingkatan jawaban

prastruktural siswa tersebut bisa dikatakan menjawab dengan benar dan memenuhi indikator

yang ada.

3. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diberikan saran yaitu kesimpulan

memberikan pengertian bahwa respon tertinggi pada jawaban sioswa berdasarkan tingkatan yang

soal berikan jadi ketika dilihat dari baris soal yang ada respon subjek cukup tinggi, tetapi ketika

dilihat dalam diagram tingkatan yang menyebebkan tingkatan Prastruktural sangat tinggi adalah

karan satu Subjek yang cenderung menjawab dengan tingkatan tersebut dan ada satu sa yang

merupakan indikator tingkatan yang bersangkutan, dengan demikian aka disarankan guru ebih

sering memberikan latihan-latihan soal tentang pemecahan masaah dengan soal yang

bervariasi.Masih ada subjek yang belum bisa memahami maksud dari soal dan cenderung

menjawab dengan pengertian yang mereka miliki dan menghasilkan jawaban yang cenderung

(26)

disarankan agar guru untuk membiasakan siswa dalam bentuk soal cerita atau keseharian yang

bisa dialami siswa untuk meningkatkan analisis siswa dan juga menumbuhkembangkan

kemampuan bernalar yaitu berpikir sistematis, logis, dan kritis.Bagi peneliti lain yang ingin

mengadakan penelitian serupa dapat mengembangkan soal pada Taksonomi SOLO dalam bentuk

pemecahan masalah yang bervariasi dengan mengadakan pendahuluan, koreksi soal dan validasi,

serta wawancara yang jelas agar memiliki hasil yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Rineka Citpta: Jakarta

Asikin, M. 2002. “Penerapan Taksonomi Solo Dalam Penyusunan Item dan Interprestasi Respon

Mahasiswa Pada Perkuliahan.

Biggs, J. & Tang, C. 2007. “Teaching for Quality Learning at University”.

Hamdani, Asep Saepul 2012. “Taksonomi Bloom dan SOLO untuk Menentukan Kualitas Respon Siswa terhadap Masalah Matematika”.

Diakses dari : http://penerbitcahaya.wordpress.com( 23 Agutus 2016 )

Foster, D. 2007. Making Meaning in Algebra Examining Students’ Understandings and Misconceptions. Assessing Mathematical Proficiency, 53, 163-176.

Diakses dari http://library.msri.org/books/Book53/files/12foster.pdf( 14 Oktober 2016 ) Hattie, J.A.C & Brown, G.T.L. 2004. “Cognitif Proceses In asTTle: the Solo Taxonomy” Kathryn. 2005. “Analysis of Asynchronous Online Discussion using the

SOLO Taxonomy.” Australian Journal of Educational & Developmental Psychology 5:

117-127. Diakses dari :

http://nova.newcastle.edu.au/vital/access/manager/Repository?fo=sm_subject%3A22asyn chronous+communication%22( 18 September 2016 )

Jan, S. & Rodrigues, S. 2012. A Students’ Difficulties In Comprehending Mathematical Word

Problem In English Language Learning Contexts. International Researcher, Vol. 1.3, 152-160.

Legutko, M. 2008. An Analysis of Students’ Mathematical Errors in the Teaching Research Process. Handbook for Mathematics Teaching: Teacher Experiment. A Tool for Research, 141-152.

Diakses dari :http://dandcmathematicskit.wiki.westga.edu/file/view/resource+3.pdf ( 3 Agustus 2016 )

Lian, Lim Hooi & Wun Thiam Yew. (2012). “Assessing Algebraic SolvingAbality: A

Theoretical Framework.” International Education Studies 5 (6):177-188.

Diakses dari :

(27)

Manibuy, Ronald., Mardiyana & D. R Sari Saputro. 2014. “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat berdasarkan TAKSONOMI SOLO pada Kelas X SMA Negeri 1 Plus di Kabupaten Nabire-Papua.” Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 2 (9): 933- 946.

Diakses dari : http://www.e-journal.com/2015/03/analisis-kesalahan-siswa-dalam.html (18 Agustus 2016 )

Miles, Metthew B, A. Michale Huberman and Johnny Saldana. 2014 Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Third Edition. Sage Publicaton, Inc

Moleong, L.J. 2000. Metodologi penelitian Kualitatif (cet.13). PT. Remaja Rosdakarya

Momo Morteza, 2009, “Teori Belajar Kognitif”

Diakses dari :http://hasanahworlds.wordpress.com( 23 September 2016 )

Nuroniah, Mistakun., Rochmad & Kristina Wijayanti. 2013. “Analisis Kesalahan Dalam

Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah dengan TAKSONOMI SOLO.” Unnes Journal

of Mathematics Education 2 (2): 55-63.

Diakses dari :http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/dwonload/3339/3080 (23 September 2016 )

Puspitasari, Nandya. 2016. “ Kesalahan Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Aljabar Ditinjau dari Taksonomi SOLO di SMP Negri 1 Sambi”.

Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian Kialitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung Alif Beta.

Sunardi. 1997. Studi Penguasaan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO Siswa SD Di Kecamatan Kaliwates Jember. Penelitian Tidak Diterbitkan. Jember: Universitas Jember

Winkel, S 2009. Psikologi Pembelajaran. Yogya: Media Abadi

Zakiya, 2012, “Kelebihan Taksnomi SOLO”.

Gambar

Gambar 1. Diagram Taksonomi SOLO
Tabel 2.  Indikator PencapaianTaksonomi SOLO
Gambar 2: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 1
Gambar 3: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produk ekolabel adalah produk ramah lingkungan, yang mempertimbangkan mulai dari bahan baku yang legal dan dlikelolla secara lestari (untuk lingkup kertas), pengelolaan

Deskripsi frekuensi terlihat 20 siswa sebagai sampel penelitian dalam kelompok siswa dengan perlakuan menggunakan media pembelajaran visual nonproyeksi pada kelompok

Dalam jangka pendek maupun jangka panjang, permintaan terhadap barang pertanian bersifat tidak elastis, karena jumlah konsumsi hampir sama walaupun harga mahal

PERSYARATAN DARI WP - BAYAR PKB - STEMPEL PENGESAHAN STNK - MEMBERI FORMULIR - ENTRY DATA - SWDKLLJ - STEMPEL PENYERAHAN LUNAS -WP MENGISI.. -PENGECEKAN IWKBU - NOTICE

Sesuatu yang Bisa Diakadkan Sepakat Melakukan Syarikah dalam Urusan Tertentu Sepakat Melakukan Syarikah Sepakat Memberikan Modal Hukum Syarikah dalam Islam Barang Jasa

Model Pembelajaran Kolaborasi Think Pair Share (TPS) dan Talking Stick ..... Tinjauan Materi

Faktor yang mempengaruhi perlindungan hukum bagi korban penipuan jual beli online terfokus pada minimnya sarana dan prasarana yang memadai, belum maksimalnya

Segala puji bagi Allah atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Karakteristik Berpikir Kreatif