KONSEP DASAR
EKONOMI ISLAM
FALSAFAH EKONOMI ISLAM
Oleh
“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan
di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
Falsafah Ekonomi Islam
1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian
kebahagiaan hidup di akhirat
2. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan,
kemajuan material dan kebahagiaan hidup manusia
di
dunia
3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola
interaksi
sesama manusia secara baik
Hidup di Dunia
Ke Mana?
Dari Mana?
Mati
Lahir
Untuk Apa?
Kehidupan
sebelum
dunia
Kehidupan dunia
Kehidupa
n setelah
Dunia
AL-’UQDATU AL-KUBRA
AL-’UQDATU AL-KUBRA
(SIMPUL BESAR)
(SIMPUL BESAR)
TIGA PERTANYAAN MENDASAR
TIGA PERTANYAAN MENDASAR
MANUSIA
MANUSIA
DARI MANA MANUSIA BERASAL?
DARI MANA MANUSIA BERASAL?
UNTUK APA MANUSIA HIDUP?
UNTUK APA MANUSIA HIDUP?
KEMANA SETELAH MATI ?
KEMANA SETELAH MATI ?
- Simpul semua pertanyaan
Harus dijawab
Jawaban dari simpul besar,
sebagai
Aqidah
Fikrah kulliyah
Qaidah fikriyah
Al
-Nadzratu fi al-hayati al- dunya
Mempengaruhi gaya hidup
ADA DUA MACAM JAWABAN
JAWABAN ISLAM
Manusia diciptakan Allah
Hidup untuk beribadah
kepada-Nya
Setelah mati akan hidup
abadi di alam akherat: di
sorga atau neraka
Tergantung hidupnya di
dunia: beriman atau tidak;
bila beriman, taat atau tidak
(Sumber: wahyu Allah)
JAWABAN SEKULER
Manusia diciptakan Tuhan
Hidup untuk mencari kepuasan
jasmani
Setelah mati, akan ada hidup
yang abadi di alam lain (?), atau
pasti di sorga karena sudah
diampuni
Alam nanti tidak ada hubungan
dengan sekarang (?)
MANA JAWABAN YANG BENAR?
Yang benar adalah yang bersumber dari
al-Qur’an
Pemikiran spekulatif tidak berdasar. Nilainya
bisa benar bisa salah
Tapi bila terdapat sumber yang pasti benar,
DARI MANA
Manusia,
alam semesta dan
kehidupan berasal?
DICIPTAKAN ALLAH
DICIPTAKAN ALLAH
UNTUK APA MANUSIA HIDUP?
BERIBADAH KEPADA ALLAH
Makna ibadah adalah
tha’atullah wa khudlu’u lahu wa iltizamu
ma syara’a minaddini
(taat kepada Allah tunduk padanya dan
berpegang teguh pada apa yang telah disyariatkan di dalam
agama Islam)
Jadi, kehidupan dunia dengan sebelumnya terikat dengan
hubungan penciptaan, perintah dan larangan
(shilatu al-khalq
dan shillatul awamir wan nawahi )
Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan
MACAM IBADAH
Makna Khusus
Aktivitas hubungan dengan Allah
(Shalat, puasa, Zakat, do’a, dll)
Makna Umum
AMAL BERNILAI IBADAH
Amal Terbaik
KE MANA SETELAH MATI
Keyakinan
Perbuatan
Balasan
1. Muslim
Taat
Kekal di Surga
2. Muslim
Ingkar
Neraka lalu Surga
3. Kafir
Kekal di Neraka
Dibangkitkan kembali (Al Mukminun:15-16)
Dihisab, atas keyakinan dan perbuatannya di
dunia
Dalil ….
Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8)
“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka
itu adalah sebaik-baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn
yang mengalir sungai-sungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya
selamanya”
Tipologi 2
“… Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu
orang-orang yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan
syirik. Yaitu mereka yang berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang
ini dapat diketahui melalui ciri khasnya, yakni di wajahnya ada
bekas sujud…..
(HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)
Tipologi 3 (Al Bayyinah 6)
“
Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di
KEADAAN DI AKHIRAT
TIPOLOGI 1
Bahagia
TIPOLOGI 2
Menyesal kurang banyak beramal
(al-fajr:24)
KESIMPULAN
Kehidupan
Sebelum
Dunia
Allah
Kehidupan
Dunia
Ibadah
Kehidupan
setelah
Dunia
Akherat
Shillatul khalqi
Shillatul awamir wa nawahi
Shillatul ba’tsi wa nushur
Sebelum dunia
Sesudah dunia
Hubungan dengan
kehidupan dunia
Penciptaan
Kebangkitan
Perintah dan Larangan
Perhitungan
DUA GAYA HIDUP
GAYA HIDUP ISLAMY
Hidup untuk beribadah
Landasan iman
Tolok ukur perbuatan aturan
Islam (halal dan haram)
Orientasi hidup akherat dan
dunia
Untuk untuk kemuliaan diri,
keluarga, umat dan perjuangan
agama (dakwah)
Makna kebahagiaan: ridha Allah
GAYA HIDUP SEKULER
Hidup untuk mencari
kesenangan jasmani
Landasan hawa nafsu
Tolok ukur perbuatan: manfaat
Orientasi hidup dunia semata
Hidup untuk kepentingan diri
dan keluarga sendiri
Makna kebahagiaan:
AKTUALISASI IBADAH TERUJUD PADA
KETERIKATAN MUSLIM PADA ATURAN ISLAM
Dalam urusan keimanan (mantap dan murni atau tidak syirik)
Dalam urusan ibadah mahdah (taat selalu)
Dalam urusan akhlaq (mulia)
Dalam urusan makanan dan minuman (halal dan thayib
selalu)
Dalam urusan pakaian (menutup aurat)
Dalam urusan keluarga (sakinah)
Pemikiran dan Hukum tentang
-
Kepemilikan
- Pemanfaatan kepemilikan
- Distribusi kekayaan
- Politik Ekonomi
- Ekonomi privat (fiqh muamalah iqtishadiyah)
- Moneter
- Kelembagaan ekonomi Islam
- Manajemen
- Sumberdaya manusia
1. Muamalah iqtishadiyah diselenggarakan secara suka rela.
2. Dilakukan dengan akhlaq karimah.
3. Tidak boleh ada yang mendzalimi dan didzalimi.
4. Hukuman buat yang melakukan pelanggaran.
5. Dalam bermuamalah harus dilakukan dengan benar.
6. Pembelaan terhadap yang didzalimi.
7. Amar ma’ruf nahi mungkar di tengah kegiatan ekonomi
masyarakat.
8. Muamalah iqtishadiyah secara Islami dilakukan demi kebaikan
bersama
9. Tegaknya selalu sistem ekonomi Islam dan ketaatan para
pelaku ekonomi
mutlak diperlukan
10. Individu yang melanggar syariah dalam ekonomi pasti akan
menimbulkan
kerusakan
11. Apalagi bila sistem ekonomi Islam diabaikan pasti akan timbul
kerusakan di
SISTEM EKONOMI ISLAM
Oleh : mukrodi
Disampaikan:
Dalam Kuliah
PAI
I- Hakikat Ekonomi:
Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka, ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat.
Bidang Ekonomi
Bidang Ekonomi
Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi
Sistem Ekonomi
Sistem Ekonomi
Memperbanyak jumlah, dan
menjaga pengadaannya
(Faktor Produksi)
Tatacara distribusi kekayaan di
tengah masyarakat
Barang
Jasa
Menjadi
Alat Pemuas Mempunyai
Nilai Guna (Utility) Individu warga
negara?
Kemiskinan negara?
Perspektif Kapitalisme dan Sosialisme
Perspektif Islam
•
Masalah Ekonomi
Masalah Ekonomi
Islam
Kepemilikan (Ownership)
Disposisi (Tasharruf)
Distribusi (Distribution)
Kepemilikan Individu (Private
Ownership)
Kepemilikan Umum (Public Ownership)
Kepemilikan Negara (State’s
Ownership)
Nafkah dan Infaq
Pengembangan Hak Milik
Menjamin Kebutuhan per Individu Warga
Negara
Kebutuhan
per
Individu
Kebutuhan
Kelompok
Kebutuhan Pokok
(
Primary Needs
)
Kebutuhan Sekunder (Scondary Needs)
Kebutuhan
Manusia
Pendidikan
(
Needs for
Tidak Wajib tapi Dibantu
Wajib Dipenuhi
Khilafah Islam
•
Kebijakan Ekonomi
Kebijakan Ekonomi
Islam:
II- Kepemilikan :
Definisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan jasa tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya.
Kepemilikan (Ownership)
Kepemilikan Umum (Public
Ownership)
Kepemilikan Negara (State’s
Ownership) Kepemilikan Individu (Private
Ownership)
Hukum syara’ yang berlaku
untuk barang dan jasa, dimana
pemiliknya
berhak
memanfaatkan dan mendapat
kompensasi darinya
Izin pembuat syariat (
as-syari’
)
kepada suatu kelompok untuk
sama-sama
memanfaatkan
benda.
Harta yang merupakan hak
seluruh kaum Muslim, sedangkan
pengelolaannya
menjadi
wewenang Khalifah.
Tatacara Memiliki:
Batil
(Salah)
Shahih
(Benar)
Manusia
Hubb at-Tamalluk:
Keinginan untuk memiliki
Gharizah al-Baqa’:
Naluri Survival
Hajat ‘Adhuwiyah:
Kebutuhan Jasmani Tamalluk: Kaifiyah Sebab
Pemilikan
Sebab Kepemilikan Islam:
Bekerja
Kebutuhan Harta Penyambung
Hidup
Pemberian
Negara
Waris
Harta yang Diperoleh tanpa
Kompensasi
n Tanah Mati
Menggali
III- Disposisi (
Tasharruf
):
Disposisi
(
Tasharruf
)
Kepemilika
Hukum Syara’ dalam Memanfaatka
n Barang dan Jasa
Faktor Hubungan:
Wasiat, Hadiah
Faktor Nafkah:
Ayah
kepada anak
Yang Diperoleh dgn Mengubah Bentuk
Tanah
Harta yang Diperolah dari Pertukaran
Pertanian (
Zira’ah
)
Perdagangan
(
Tijarah
)
Hukum Tanah Pertanian:
Intensifikasi Tanah Pertanian
Wajib Mengelola Tanah Pertanian
Haram Menyewakan Tanah Pertanian
Ihya’ al-Mawat:
Menghidupkan Tanah Mati
Iqtha’ ad-Dawlah:
Pemberian Negara pd Petani
Pembelian Lahan
Tahjir: Memagari
Hukum Perindustrian:
:َاههععَـنهص
ص يه ي
ص تتللا ةتدهَاهملا م
ه ك
ص حع ذعَـخعَأيه عتـنص
ص م
ه لا م
ع َـك
ص حع
Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum
barang yang diproduksinya.
Hukum
Hukum Produk (Barang yang
Diproduksi) Produk
Halal (Pabrik / Kilang yang
halal)
Produk
Haram
(Pabrik / Kilang yang
Hukum Syarikah:
Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih,
yang keduanya sepakat untuk melakukan kerjasama
dalam bentuk kekayaan dengan tujuan untuk mencari
keuntungan.
Akad Syar’i:
Ijab
dan
Qabul
Obyek Akad:
Sesuatu yang Bisa Diakadkan
Sepakat
Melakukan
Syarikah dalam
Urusan
Orang yang Boleh Melakukan
Syarikah ‘Inan:
Badan-Badan(+)Harta
Syarikah Abdan:
Badan-Badan(-)Harta
Mudharabah:
Badan(+)Harta
Syarikah Wujuh:
Badan-Badan(+)Harta Orang Lain
Badan-Badan(+)Harta Pembelian Berdua
Mufawadhah:
Gabungan Syarikah
Syarikah Amlak: Zat Barang
Bentuk Syarikah dalam Islam
Syarikah Uqud:
Pengembangan Harta
Semua
Kerugian
Dikembalikan
kepada
Harta dan Pemiliknya,
Sementara
Keuntungan
Milik Kedua Belah Pihak.
Hukum Syarikah Kapitalis:
dengan Syarat Syarikah IslamBertentangan dengan Fakta Akad
Syar’i
Bertentangan dengan Obyek
Akad Syar’i
Tidak Dijalankan oleh Badan tapi
Tasharruf
yang Diharamkan:
Isyraf - Tabdzir
Taraf (Foya-foya)
IV- Kepemilikan Umum:
Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok
untuk sama-sama memanfaatkan benda
.
Bentuk dan
Ciri Harta Milik
Umum
Fasilitas Umum: Hilangnya Fasilitas Umum ini Menyebabkan Sengketa bagi Masya-rakat
Sumber Daya Alam: Sumber yang Sifat Pembentukannya Menghalangi Dimiliki Secara Perorangan
Bahan Tambang yang Tidak Terbatas: Seperti Air, Minyak, Emas, dll.
Privatisa
si
Hima
dan Pemeliharaan Fasum:
Hima adalah tempat yang dipertahankan, kebalikannya Mubah (tempat
yang dibiarkan).
Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak
tertentu, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai dengan fungsi asalnya. Seperti jalan, air, udara, dll. Islam telah membatalkan monopoli seperti ini, yang disebut hima, sehingga fasum tersebut kembali kepada fungsi asalnya.
Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati,
yang bisa dihidupkan dan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas umum yang sama-sama dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air, padang dan api. Tapi, tidak bagi negara. Negara boleh memproteksi dua hal di atas.
Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi’ yang memiliki
V- Kepemilikan Negara:
Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim,
sementara
pengelolaannya
menjadi
kewenangan
khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu
kepada sebagian kaum Muslim berdasarkan pandangan
dan ijtihadnya.
Fai’, Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasanyang diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai’ adalah harta rampasan yang ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan.
Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang
(ghanimah).
Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah
dijadikan rampasan perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian.
Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada
kaum Muslim karena ketundukan mereka kepada sistem Islam.
Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah
kepada kaum Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka, sementara tidak ada harta di Baitul Mal.
Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang
diharamkan, seperti Narkoba, dll.
Harta Kalalah:
Baitul Mal
:
Sumber Pemasukan
Pos-pos Pengeluaran
Fai’
Ghanimah, dan Anfal Khumus
Kharaj Jizyah
Dharibah dan ‘Usyur (Bea
Cukai)
Harta haram Harta Kalalah
Harta Orang Murtad Zakat
Ashnaf Delapan: Fakir,
Miskin, Gharim, Ibn Sabil, Budak, Jihad, Amil, Muallafah al-Qulub
Kebutuhan tetap: Fakir,
Miskin, Ibn Sabil, dan Jihad.
Kompensasi: gaji PNS, TNI,
dll.
Kebutuhan Non
Kompensasi: fasum, seperti masjid, jalan raya, sekolah, rumah sakit, dll.
Kebutuhan Non
Kompensasi Sekunder
Dana Emergency: Bencana
Penyusunan APBN:
APBN
disusun pertahun
oleh pemerintah disahkan
oleh Parlemen
RAPBN
diajukan
oleh
pemerintah melalui Menteri
Keuangan kepada Panitia
Anggaran Parlemen
Setelah
jadi
APBN,
dikeluarkan
peraturan
perundang-undangan untuk
mengesahkan APBN
Sistem Kapitalis
Sistem Khilafah
APBN
tidak
disusun
pertahun
oleh pemerintah,
dan tidak perlu disahkan
oleh Majlis Ummah, karena
pendapat
mereka
tidak
mengikat Khalifah.
Ketentuan APBN, sumber
Ekonomi Islam
Inti kehidupan manusia di dunia ini
Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah
suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berupaya untuk memandang, menganalisis,
dan akhirnya menyelesaikan permasalahan
ekonomi dengan
cara-cara Islami
(cara-cara
yg didasarkan atas ajaran Islam yaitu
adalah
ilmu yang mempelajari usaha manusia
untuk mengalokasikan dan mengelola
sumberdaya untuk mencapai falah
berdasarkan pada prinsip-prinsip & nilai-nilai
Al Quran dan Sunnah
Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu & Norma
Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal
yang penting dalam memahami terminologi :
1. Positive economics (membahas kenyataan yang
terjadi)
2. Normative economics (membahas apa yang
seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya
dilakukan
Pernyataan normatif.
Kemiskinan di negara-negara berkembang
tidak seharusnya semakin memburuk.
Pernyataan positive.
Ekonomi konvensional
1.
Aspek positif dan aspek normative terpisah.
2.
Fakta ekonomi merupakan suatu
independen terhadap norma.
3.
Tidak ada kausalitas antara norma dan
fakta.
atau
realitas ekonomi merupakan suatu yg
Contoh pernyataan :
Hukum penawaran,
jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang
yang ditawarkan meningkat.
cateris paribus adalah pernyataan positif
Hukum tersebut berlaku karena para produsen
memandang bahwa kenaikkan harga barang adalah
kenaikkan pendapatan, dan motivasi produsen adalah
mencetak pendapatan (keuntungan) setinggi tingginya
Ekonomi Islam pada dasarnya mengedepankan
pendekatan integratif antara normative economics
dan positif economics.
Islam menempatkan nilai yang tercermin dalam
etika pada posisi yang lebih tinggi, jadi etika harus
menjadi kerangka awal dalam ilmu ekonomi (etika
lah yg harus menguasai ekonomi, bukan
Metodologi Ekonomi Islam
Konsep Rasionalitas Islam.
Etika & Rationalitas Ekonomi Islam.
Syariah, Fiqh dan Ekonomi Islam.
Konsep Rasionalitas Islam
Asumsi dalam analisis ekonomi didasarkan
pada pertimbangan rasionalitas.
Argumentasi yg dibangun memenuhi
Kaidah umum dan universal, sesuai dengan
universalitas islam dalam konsep ekonomi
Islam adalah setiap pelaku ekonomi harus :
a. bertujuan untuk mendapatkan mashlahah.
b. tidak melakukan kemubaziran.
c. Berusaha meminimize resiko.
d. Dihadapkan pada ketidak pastian.
Aspek moral & etika dalam ekonomi konvensional
adalah batasan ilmu ekonomi (kerena perilaku etis
dipandang sebagai perilaku yg tidak rasional).
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi pelaku
ekonomi yg rasional islami, sehingga standar moral
perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran islam
bukan didasarkan pada nilai-nilai yg dibangun oleh
kesepakatan sosial
Sikap rasional Islam mendorong pelaku ekonomi
islami untuk mencari informasi agar dapat meraih
fallah.
Sumber informasi meliputi dua hal :
1. ayat kauniyah (fakta empiris).
2. ayat qauliyah (sumber yg berasal langsung
dari sang pencipta)
Syariah diartikan sebagai seperangkat
peraturan atau ketentuan Allah untuk
manusia yg disampaikan melalui rasulNya
Untuk memahami syariah diperlukan tiga hal
mendasar :
1. keimanan.
2. moral.
3. fiqh (sumber hukum)
Fiqh (sumber hukum) yang diakui ahli hukum Islam yang
utama/pertama terdiri dari :
a.
Al Quran.
b.
Sunnah.
c.
Ijma (Kesepakatan bersama para ulama)
d.
Qiyas (analogi masalah terhadap hukum yg terdapat
dalam
Al Quran & Sunnah)
Sumber hukum yang kedua yg diakui ahli hukum Islam adalah :
a. Istihsan (pertimbangan kepentingan hukum)
b.
Mashlahah mursalah (pertimbangan kepentingan umum)
c.
Istishab (meneruskan hukum yg sudah berjalan sblm
muncul hukum baru
d.
Urf (membiarkan tradisi yg tidak bertentangan dg syariat)
Kerangka Metodologi Ekonomi Islam
Kebenaran & kebaikan.
Metodologi ilmu alam vs Metodologi ilmu
sosial.
Quran & Sunah
Ushul Fiqh & Qawaid
Syariah
Akidah
Akhlak
Fiqh Muamalah -Nilai Ekonomi Islam
-Prinsip Ekonomi Islam Sejarah
Karakteristik Ekonomi Islam
Tujuan ekonomi Islam.
Moral sebagai pilar ekonomi Islam
Nialai-nilai dasar ekonomi Islam
Prinsip ekonomi dalam Islam
Basis kebijakan ekonomi islam
Tujuan ekonomi Islam.
Fallah (bahagia dunia – akhirat)
Hayyah thayibah (baik & terhormat)
Mashlahah al ibad (kesejahteraan
Moral sebagai pilar ekonomi Islam
Nilai ekonomi Islam.
konsisten, jujur, adil, santun,
transparan dll.
Prinsip ekonomi Islam.
Nialai-nilai dasar ekonomi Islam
Adl
1. persamaan kompensasi.
2. persamaan hukum.
3. moderat.
4. proporsional
Khilafah
(tanggung jawab) sebagai khalifah dimuka
bumi yg meliputi tanggung jawab :
1. berperilaku ekonomi dg cara yg benar.
2. mewujudkan mashlahah maksimum
3. perbaikan kesejahteraan setiap individu
Takaful
(penjamina masyarakat) yg meliputi jaminan :
Prinsip ekonomi dalam Islam
Kerja.
Kompensasi.
Efisiensi.
Profesionalisme.
Kecukupan.
Pemerataan kesempatan.
Kebasan.
Kerjasama
Persaingan.
Keseimbangan.
Solidaritas.
Basis kebijakan ekonomi islam
Penghapusan riba.
Pelembagaan zakat.
Pelarangan gharar.
Paradigma ekonomi islam
Pradigma berpikir & berperilaku (behaviour
paradigm).
adalah spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku , yaitu
nilai-nilai ekonomi Islam
Paradigma umum (grand patern)
Karakteristik ekonomi Islam
Paradigma : Adil & Harmoni Prinsip Ekonomi Islam
Nilai : Adl, Khilafah, Takaful
PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI
Seluruh aktivitas
ekonomi bernilai
materi /
Seluruh aktivitas
ekonomi mengikuti
dialektika
masyarakat yang
ditetapkan negara
Liberalisme
ekonomi
PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI
Ilmu Ekonomi
Sistem Ekonomi Islam
Teknik/upaya
mengadakan dan
meningkatkan
produktivitas
Pengaturan cara
kepemilikan,
pengelolaan dan
distribusi kekayaan
Ekonomi Islam
Universal, tidak terkait
ideologi tertentu
Terkait dengan Ideologi
Islam dan diatur oleh
Syariah
Jaminan tercapainya pemenuhan kebutuhan
primer tiap individu secara menyeluruh, berikut
kemungkinan tiap orang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersiernya
sesuai dengan kadar kesanggupannya.
POLITIK EKONOMI ISLAM
Tercapai karena :
1.
Kewajiban bekerja setiap individu yang mampu
2.
Tanggungan ahli warisnya
3.
Kewajiban Negara
PENGELOLAAN KEPEMILIKAN
PILAR EKONOMI ISLAM
KEPEMILIKAN
K. INDIVIDU
K. NEGARA
NEGARA
INDIVIDU
Ekonomi Privat
Ekonomi Negara
Konsumsi
Produksi
Konsumsi
PERDAGANGAN
PERTANIAN PERINDUSTRIAN
Pertanahan
PERAN NEGARA
Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang
jaminan kebutuhan primer individu
Menyusun dan menerapkan kebijakan
ekonomi
Kebijakan Pertanian
Kebijakan Industri
Kebijakan Perdagangan
Kebijakan Moneter
Pengelolaan kepemilikan umum dan negara
melalui baitul maal
Menjaga mekanisme pasar
Pengawasan dan penghukuman penjahat
ekonomi
DISTRIBUSI KEKAYAAN
Setiap Individu harus memperoleh
jaminan pemenuhan kebutuhan primer
Upaya mencapai keseimbangan
ekonomi (equilibrium)
Tercapai jika :
1.
Terdapat kekayaan dalam
masyarakat
DISTRIBUSI KEKAYAAN
Perbedaan kemampuan pikiran
dan fisik
Kesenjangan Ekonomi
Distribusi kekayaan
1. Mekanisme ekonomi : baitul mal,
larangan menimbun emas dan
perak
LANDASAN
اذا لماشلا ملسلا ماظن نم ءزج يملسلا داصتقلا نا
-
-
لصفنا دق هتأشن فورظ ببسب يعضولا داصتقلا ناك
وه يملسلا داصتقلا زيمي ام مهأ ناف نيدلا نع امامت
ةعيرش و ةديقع ملسلا نيدب ماتلا هطابترا
Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian
integral dari sistem Islam yang sempurna. Apabila
ekonomi konvensional –dengan sebab situasi
kelahirannya- terpisah secara sempurna dari
agama. Maka keistimewaan terpenting ekonomi
Islam adalah keterkaitannya secara sempurna
dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah
.
(Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad
Abdul Karim,
An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam,
Cairo, 1977,
ل هناف لماشلا ملسلا نم اءزج ناك اذاو
نم ةيملسلا ةمظنلا ةيقب نع هلصف نكمي
قلخأ و ةدابعو ةديقع
Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari
Islam yang sempurna, maka tidak mungkin
memisahkannya dari sistem aturan Islam
yang lain ; dari aqidah, ibadah dan akhlak
اهسفن تلماعملا نأ ىلع ءاملعلا قفتأ دق
ةيرشب ةرورض
Ulama sepakat bahwa muamalat itu
sendiri adalah masalah kemanusiaan yang
maha penting
(dharuriyah basyariyah)
Halaman
Dalam konteks ini Allah
Berfirman :
آننؤؤآبناءن دؤبؤععينامن ك
ن رؤتعنن نأن كنرؤمؤأعتن كنتؤاونلنص
ن أ
ن بؤيععنشؤاين اولؤاقن
وعأن
اؤعَاش
ه نهَامه َانهلتاوهمصأه يفت ل
ه عهفصنل نأه
ت
ن نل
ن كنننإإ
دؤيش
إ رنلا مؤيلإحنلعا
Mereka berkata, “Hai Syu’aib, apakah
agamamu yang menyuruh kamu agar kami
meninggalkan apa yang disembah oleh nenek
moyang kami atau
melarang kami
memperbuat apa yang kami kehendaki
tentang harta kami
. Sesungguhnya kamu
Masih kitab Al-Muamalah fil
Islam
لاق امك ملسلا مهيلع ءايبنلا يف ةدرطم ةنس هذهو
ىلاعت
Artinya :
Muamalah ini adalah sunnah yang
terus-menerus dilaksanakan para Nabi AS, sebagaimana
و تادابعلا
امه و
ةيملسلا
ةعيرشلا ىقش
نا
ايعوضوم و ايوضع اطابترا ناطبتري تلماعملا
ضعبلا امهضعبب
Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah
ibadat dan muamalat. Keduanya terkait
laksana satu tubuh dan keduanya satu
tujuan, (yaitu dalam rangka ibadah dan
ketaatan kepada Sang Khalik Allah Swt).
No Nama Kitab
Hadits Jumlah HaditsEkonomi Keterangan
1 Shahih Bukhari 199 Al-Buyu’. Al-ijarah, Salam,dll
2 Shahih Muslim 115 Kitab al-buyu’
3 Sh. Ibn Hibban 179 Buyu’dan Al-Ijarah
4 Sh.Ibn Khuzaimah 300-an Al-buyu’
5 Sunan Abu Daud 290 Kitab al-Buyu’
6 Sunan at-Tirmizi 117 Kitab al-Buyu’
7 Sunan al-Nasa’iy 254 Kitab al-Buyu’
8 Sunan Ibnu Majah 170 Kitab at-Tijarah
9 Sunan al-Darimi 94 Kitab al-buyu;
10 Sunan Baihaqi 1145 Kitab al-buyu’dan al-ijarah
11 Muwatta’Malik 78 Buyu’,ijarah, musaqat
12 Musannaf Ibn Abi
Syaibah 1000-an 639 Bab
13 Musannaf A.Razzaq 1354 Kitab al-Buyu’
Belum termasuk Kitab
Subulus Salam, Bulughul
Maram dan Nailul Authar
serta kitab hadits terbesar
Kebangkitan Kembali Studi Ekonomi Islam
Kesadaran dan keinginan umat Islam untuk
menghidupkan kembali ajaran muamalah maliyah
yang bersumber Alquran & Sunnah
Terbebasnya negeri-negeri muslim dari penjajahan
Ditemukannya sumber minyak di Timur Tengah
sehingga melahirkan negara-negara kaya (petro
dolar)
Kegagalan
kapitalisme
dalam
menciptakan
SEJARAH
PEMIKIRAN
• Great gap selama 500-an tahun dalam sejarah pemikiran ekonomi
pada dark age di barat (sebagaimana disinyalir oleh schumpeter).
Disisi lain dunia Islam justru mencapai kegemilangan.
• Terjadi Transformasi pemikiran ekonomi (demikian pula ilmu
pengetahuan secara umum) dari Islam ke barat pada abad
pertengahan. Banyaknya kesamaan/kemiripan antara pemikiran
sarjana muslim & barat, memunculkan beberapa dugaan :
a. terjadi dua kebetulan yg sama antara pemikiran sarjana
muslim dan barat.
b. sarjana barat dipengaruhi oleh pemikiran sarjana muslim.
c. sarjana barat melakukan plagiasi atas karya para sarjana
muslim
Komparasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Dunia Islam & Barat
Abad 2-4 SM
Awal Masehi
Abad 10
Plato, Aristoteles, Xenophon dll : Mengecam pembungaan uang Ekonomi rumah tangga
Bibel :
Etika & moralitas, bisnis, riba dll
Abad ke 7 M: Quran & Hadist
Sumber hukum tertinggi, pedoman hidup lengkap
Abad 7-11M (fase dasar) -Abu Yusuf (798)
Keuangan negara, perpajakan, mekanisme harga Peranan negara, peranan pasar.
-Muh. Bin Hasan (750)
Pentingnya perdagangan, pertanian, parteneship, Mudharabah, teori konsumsi .
-Abu Ubayd
Keuangan publik, kompesium ekonomi Rasulullah
-Ibnu Maskawih
Peranan pertukaran uang, stabilitas emasb& moneter
-Mawardi.
Mekanisme pasar, peranan pengawas pasar, tanah
Abad 11-15 fase kedua
-Al Gazali (1111)
Perilaku ekonomi, mekanisme pasar, stabilitas uang dan Emas, elastisitas prmintaan, spesialisasi, perdagangan dll -Ibnu Taimiyah (1328)
Mekanisme & konsep harga, mekanisme pasar bebas Peranan pemerintah, beban pajak & uang dll -Ibnu Khaldun (1404)
Pembagian keraj, uang & harga, produksi & distribusi Perdagangan internasional, pertumbuhan & pemerataan -Nasirudin Tusi (1442)
Political economy, peranan tabungan, perilaku konsumsi
Abad ke 16-19 fase ketiga Shah Waliullah 1762
Relasi ekonomi-sosial, larangan judi spekulasi, riba. Distribusi SDA, perpajakan, teori perilaku konsumsi. Muhammad Iqbal (1873-1938)
Kritik kapitalisme sosial, tugas negara, zakat
Abad 19
Abad ke 16-18 Markantilisme
Jean Bodiin :hubungan uang, barang & monopoli Thomas Mun : manfaat dagang menjual>mengkonsumsi David Hume : hubungan uang-harga
Abad 17-18 Psiokrasi Laissez faire laisszes passer
Quesney : perekonomian sistim yang analog dg kehidupan biologis manusia
Abad 18-19 Klasik
Adam Smith 1776 : Tonggak ekonomi modern, kemakmurantergantung proDuktifitas, manusia self interest, mekanisme pasar bebas, teori nilai, pembagian tenaga kerja dll.
Robert Malthus 1798: Disekuilibrium pertumbuhan penduduk & pangan, kontrol populasi.
David Ricardo 1817: distribusi kekayaan, keunggulan komparatif, analisis marjinal.
JB Say 1832 : keseimbangan demand supply.
J Stuart Mill 1873 : elastisitas permintaan
Abad 13 scholastik
Sejarah Pemikiran Ekonomi
Islam
• Ekonomi Islam muncul pertama kali bersamaan dengan lahirnya ajaran Islam (pada abad ke 7 M)karena ajaran Islam tidak hanya memberikan panduan ritual, namun juga dalam kehidupan bermasyarakat.
• Sejarah perekonomian Islam pada dasarnya bersumber dari ide dan praktek ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad saw dan para sahabatnya serta pengikutnya sepanjang zaman.
• Deversifikasi praktek ekonomi dilakukan masyarakat muslim setelah masa nabi Muhammad saw, bisa dianggap sebagai acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran ekonomi Islam.
• Periodeisasi sejarah pemikiran ekonomi Islam dikategorikan menjadi : 1. Periode pertama (Masa awal Islam 450 H/1058M).
2. Periode kedua (450-850H/1058-1446M). 3. Periode ketiga (850-1350H/1446-1932M).
Sejaraha Ekonomi Islam.
(pada masa Rasulullah SAW)
• Ekonomi Islam diterapkan Rasulullah SAW
setelah hijrah dari Mekah ke Yathrib (Madinah).
• Setelah menata bidang politik dan
pemerintahan (konstitusional, tahap
• Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Islam (pada masa Rasulullah SAW) adalah : 1. Kekuasaan tertinggi adalah Allah dan Allah adalah pemilik absolut atas semua yang ada.
2. Manusia merupakan kalifah Allah di bumi tapi bukan pemilik yg sebenarnya.
3. Semua yg dimiliki & didapat manusia adalah karena seizin Allah, oleh karena itu saudara2nya yg kurang beruntung memiliki hak atas
sebagian kekayaannya.
4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk atau ditimbun. 5. Kekayaan harus berputar
6. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk harus dihilangkan.
7. Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dalam perekonomian, hal tersebut dapat menghapus konflik antar golongan.
8. Menetapkan kewajiban yg sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu termasuk masyarakat miskin
Sejaraha Ekonomi Islam
Sistim pencatatan penerimaan negara tersebut diawal
pemerintahan Rasulullah SAW tidak dilakukan, namun demikian
bukti penerimaan dan distribusi dilakukan dengan rapi, karena :
a. Jumlah orang Islam yg bisa membaca & menulis masih sedikit.
b. Sebagian besar bukti pembayaran dibuat sederhana baik
distribusi maupun penerimaan.
c. Sebagian dari zakat didistribusikan secara lokal.
d. Bukti penerimaan dari berbagai daerah berbeda-beda & tidak
umum digunakan.
e.
Ghanimah umumnya dibagikan setelah terjadi
peperangan.
Terima Kasih
Thank You
KONSEP MAKRO
KONSEP MAKRO
EKONOMI ISLAM I
EKONOMI ISLAM I
KONSEP MAKRO
KONSEP MAKRO
EKONOMI ISLAM I
EKONOMI ISLAM I
Oleh :
Oleh :
•
Islam memiliki khasanah fiqih muamalah
yang sangat kaya dan luas, diantara
khasanah tersebut adalah prinsip
• Khasanah fikih muamalah selain bersumber
dari Quran dan hadis juga bersumber dari
Kitab atau karya-karya para ulama antar lain :
1. al-Kindi,
2. al Ghazali,
3. Ibnu Rusd,
3. al-Khaawrizmi,
4. Ibnu Khaldun,
5. Ibnu Haitam,
6. Ibnu Hazm,
6. al-Farabi,
7. Jabir Ibnu Hayam,
8. Ibnu Sina,
Bahkan beberapa ekonom barat yang terinspirasi karya ekonom muslim
adalah :
• Teori Pareto Optimum diambil dari kitab Nahjul Balaqah Imam Ali.
• Abu Yusuf (798 M) dalam kitabnya al-Kharaj yang menulis tentang tanggung jawab ekonomi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
• Adam Smith (1776) dengan bukunya The Wealt of Nation banyak terinspirasi oleh buku al-Amwal-nya Abu Ubaid (838 M).
• Teori Leffer’s Curve yang diciptakan oleh Leffer (penasehat ekonomi Presiden Ronald Reagan) teori ini diciptakan pada saat krisis yang melanda Amerika diakhir masa jabatan Reagen yang pertama dan terori ini cukup ampuh untuk menanggulangi krisis tsb. Leffer
Contoh masyarakat terbelakang adalah
masyarakat Indian di Amerika, sedangkan contoh
masyarakat ekonomi maju adalah bangsa Arab dan
Tartar.
Dalam buku The Wealth of Nation karya Adam Smith
(1776 M) yang terdiri dari lima jilid.
Dalam jilid ke lima bab pertama, Adam Smith
membandingkan masyarakat dengan tingkat
Adam Smith menjelaskan, bangsa arab
yang dimaksud adalah yang dipimpin
oleh :
“Mohamet and his immediate
successor”
Tepatnya pada 774 M, Raja Offa yang
berkuasa di Inggris ketika itu mencetak koin
emas yang merupakan
direct copy
dari dinar
Islam berikut tulisan Arabnya.
Yang uniknya koin (uang) tersebut
mencatumkan kalimat
Laa ilaaha illallah,
Muhammad
Rasululloh dan juga dua buah
Kebijakan fiskal di zaman
Rasulullah saw
•
Kharaj
(sejenis pajak tanah),
•
Zakat
, kums
(pajak 1/5),
•
jizya
(sejenis pajak atas badan orang non Muslim) dan
• penerimaam lain-lain (diantaranya
Kaffarah
/denda).
• Ushr
(pajak)
• Ghanimah
(pampasan perang)
• Amwal Fadhla
(Muslim yg meninggal tanpa ahli waris).
• Nawaib (pajak bagi kaum muslim yg kaya u/ keperluan
Sumber penerimaan negara meliputi
Dari kaum muslim Dari kaum non muslim Dari masyarakat umum
1. Zakat.
2. Ushr (5-10%) 3. Ushr (2,5%) 4. Zakat fitrah. 5. Wakaf.
6. Amwal Fadhla 7. Nawaib
8. Sadaqah yag lain 9. khums
3. Uang tebusan
4. Pinjaman dari kaum muslim
5. Hadiah dari pemimpin/ negara lain
• Penerimaan
zakat dan kums
dihitung secara
proporsional, secara ekonomi hal ini akan menciptakan
built-in stability (hal ini akan menstabilkan harga dan
menekan inflasi).
• Sistim
zakat perniagaan
dihitung dari hasil usaha (tax
on quasi rent) sehingga tidak mempengaruhi harga
dan jumlah penawaran. Ini berbeda dengan sistim
Pajak pertambahan nilai (Ppn) yang ada sekarang yg
dihitung atas harga barang, sehingga harga barang
bertambah mahal dampak jumlah yang ditawarkan
lebih sedikit (up-ward shift on supply curve).
• Sedangkan zakat ternak, Islam menerapkan sistim
yang progresif untuk memberi insentif peningkatan
produksi. Makin banyak ternak yang dimiliki makin
kecil zakat yang harus dibayar, ini akan mendorong
skala produksi yang lebih besar dan terciptanya
Disisi pengeluaran, terdiri dari pengeluaran untuk :
• dakwah,
• pendidikan dan kebudayaan,
• iptek,
• hankam,
• kesejahteraan
• social dan
• belanja pegawai
Peranan Institusi keuangan
publik
• Peranan Baitul Maal (Keuangan Publik)
adalah
1. Menampung sumber penerimaan negara dan
mendistribusikannya ke berbagai sektor.
2.
Pengelolaan keuangan negara langsung dibawah
pengawasan
Rasulullah dengan sekretaris khusus.
3. Sebagian besar disalurkan untuk kebutuhan ekonomi, social
dan budaya.
Kebijakan moneter sejak zaman
Rasulullah SAW
• Kebijakan dilaksanakan tanpa mungganakan instrumen
bunga
.
• Perekonomian jazirah Arab sebagian besar adalah sektor
perdagangan (bukan ekonomi yang berbasis sumber daya alam).
• Mitra dagang terbesar adalah Parsia dan Roma.
• Persyaratan untuk melakukan transakasi adalah alat
pembayaran yang dapat dipercaya yaitu Dinar dan Dirham.
1.
kedua koin tersebut memiliki berat yang tetap dan
2.
memiliki kandungan emas dan perak yang tetap,
3.
nilai satu dinar sama denga sepuluh dirham.
• Secara alamiah transaksi yang beredar didaerah Mesir atau
Syam menggunakan Dinar sebagai alat tukar, sementara di
kekaisaran Persia menggunakan Dirham.
• Ekspansi yang dilakukan Islam ke wilayah Kekaisaran Persia dan
Roma menyebabkan perputaran uang semakin meningkat.
•
Karena tidak adanya pemberlakukan tariff dan bea
masuk pada barang impor, uang diimpor dalam
jumlah cukup untuk memenuhi permintaan internal.
•
Pada sisi lain nilai emas dan perak pada kepingan
Dirham maupun Dinar sama dengan nilai nominal
(face velue) uanganya (sehingga dapat
dipergunakan sebagai hiasan atau ornamen).
Dapat disimpulkan bahwa awal periode Islam
penawaran uang
(Money Supply) terhadap pendapatan sangat elastis.
• Selain Dirham dan Dinar, alat pembayaran yang
digunakan pada awal periode Islam khususnya para
pedagang besar dan bereputasi tinggi adalah :
1. Surat wesel dagang dan
2. Surat hutang
• Meningkatnya perdagangan antara Yaman dan Syam
menciptakan kemungkinan untuk menerbitkan dan
menerima alat pembayaran lainnya yaitu surat wesel
tagih atau surat hutang diantara pedagang,
• Pada masa kekalifahan Umar Ibn Khatab,
diterbitkannya surat pembayaran yg disebut dengan
Saq, yg saat ini dikenal dg sebutan “cek” yang
penggunaannya dapat diterima masyarakat.
•
Pemercepatan peredaran uang.
Dengan sistim pemerintahan yang legal dan perangkat
hukum yang tegas dalam menentukan peraturan etika
dagang dan penggunaan uang, maka hal-hal yang
dilarang adalah :
1. Larangan terhadap Kanz (penimbunan uang untuk spekulasi)
cenderung mencegah dinar dan dirham kelaur dari perputaran.
2.
Larangan praktek bunga mencegah tertahannya uang
ditangan pemilik modal.
Sedangkan pemercepatan peredaran uang, Rasul
mendorong masyarakat untuk mengadakan kontrak
kerjasama dan mendesak mereka untuk memberikan
pinjaman tanpa bunga sehingga lebih memeprkuat
peredaran uang.
•
Kebijakan fiskal terhadap nilai uang.
1. Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada
kaum Muslim dalam melakukan aktivitas produktif
dan
ketenagakerjaan.
2. Rasulullah mendesak golongan Anshar dan
Muhajirin
untuk melakukan perjanjian
Mudharabah (bagi hasil), Muzara’a (pembagian
panen) dan Musaqat (satu pihak
menyediakan
kebun, pihak lain mengatur irigasi dan j
jasa
tenaga kerja).
dengan kerjasama ini meningkatkan penawaran agregat
masyarakat yang berdampak pada stabilitas nilai uang
ketingkat equilibrium yang tinggi.
•
Mobilisasi dan utilitas tabungan.
Pihak pemilik dana dan enterprenuer bekerjasama
dengan exente agreement share yang menghasilkan
nilai tambah. Karena kegiatan ekonomi saat itu adalah
jasa, agricultural, perdagangan, dan kerajinan, bentuk
hukum yang sesui kegiatan tersebut adalah
Mudharabah, Muzara’ah, Musaqat dan Musyarakah.
Tabungan yang dimiliki oleh masyarakat (investor)
dialokasikan untuk perdagangan dan Kerajinan,
sedangkan assets fisik seperti tanah peralatan
digunakan untuk gricultural.
Dengan bimbingan Rasulullah kaum Muhajirin dan Ansar
bekerjasama dengan share 50% :50%
Kebijakan Fiskal Khalifah Umar
ibnu Khatab
• Administrasi telah ditata dengan dengan
pencatatan
double entry system
,
penataan ini sejalan dengan makin
bertambahnya pemeluk Islam dan luas
wilayahnya
• Disisi pengeluaran, pembangunan infrastruktur mendapat
perhatian besar.
• Memerintahkan Gubernur Mesir, Amr Ibn Ash untuk
membelanjakkan sepertiga APBN untuk :
1.
Melakukan penggalian kanal dari Fustat (Kairo) ke
Suez untuk
memudahkan transoprtasi dagang antara
semenanjung Arab dan Mesir.
2.
Juga membangun dua kota bisnis : Kufa (untuk bisnis
dengan Romawi) dan Basra (bisnis dengan Persia).
Catatan
APBN jarang sekali mengalami defisit, karena pengeluaran
hanya dilakukan apabila ada pemasukan (sistim cash
bassis).
• Diiterbitkannya surat pembayaran cek yang
penggunaannya dapat diterima masyarakat.
• Menginstruksikan untuk mengimpor sejumlah
barang dagangan dari Mesir ke Madinah, karena
barang yang diimpor dalam jumlah yang besar
sehingga distribusinya menjadi terhambat, Oleh
karena itu Khalifah Umar menerbitkan saq/cek
kepada yang berhak menerimannya
Kebijakan Fiskal pada jaman khlifah
Ali bin Abuthalib
Tugas Baitul Maal diatur dan diuraikan sebagi
berikut :
• Mengatur dan mengurus permasalah dan
kebutuhan masyarakat.
• memeperbaharui kota tua dan membangun
yang baru.
• mengumpulkan kharaj.
•
Pembangunan sektor-sektor umum yang
diorganisasi masing-masing distrik.
• Penetapan secara rinci tingkat ekonomi dalam
masyarakat dan menjamin bagian
masing-masing orang (Ia mengatakan setiap individu
mendapatkan bagian pada pendapatan nasional)
• Menekankan kepada para gubernur untuk
benar-benar mendistribusikan pendapatan kepada
kelompok masyarakat sehingga tercapailah
kesejahteraan dan keadilan.
• Dinar dan Dirham merupakan satu-satunya
mata uang yang dipakai.
• Pada masa pemerintahan Imam Ali, Islam
mencetak uang sendiri, namun demikian masa
pemerintahan Imam Ali tidak terlalu lama (-/+ 4
tahun), sehingga uang yang dicetak tersebut
tidak dapat beredar luas. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa penawaran uang selama masa
itu sama seperti pada masa Nabi Muhammad.
Kesimpulan
•
Tidak ada satu pun instrumen
kebijakan moneter yang digunakan
pada masa awal periode keislaman.
•
Karena penggunaan uang sebagai
KONSEP MAKRO
EKONOMI ISLAM II
(Sektor Keuangan)
Oleh :
Oleh :
Pandangan Islam terhadap
harta & kegiatan ekonomi
• Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, termasuk harta benda, adalah Allah SWT (kepemilikan oleh
manusia hanya bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan
ketentuanNya).
• Status harta yang dimiliki manusia adalah :
1. Harta sebagai amanah (titipan, as a trust) dari Allah SWT. 2. Einstain berpendapat, manusia tida mampu menciptakan energi, yang mampu manusia lakukan adalah mengubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.
5. Harta sebagai perhiaasan hidup yang memungkinkan manusia bisa meninkmati dengan baik dan tidak berlebihan.
6. Harta sebagai ujian keimanan. (menyangkut cara mendapatkan dan memanfaatkan.
• Pemilikan harta dapat dilakukan antara lain melalui usaha (a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah).
• Dilarang mencari harta, berusaha atau bekerja yang dapat melupakan kematian (Q.S. At Takatsur: 1-2), melupakan Dzikurullah (Q.S. Al
Munafiqun: 9), Melupakan shalat & Zakat (Q.S. An Nur: 37), dan
memusatkan kekayaan pada sekelompok orang saja (Q.S. Al Hasyr: 7). • Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti :
1. Kegiatan Ribawi (Q.S. Al Baqarah: 275-281).
2. Berjual beli barang yang dilarang atau haram (Q.S. Al Maidah: 90-91).
3. Mencuri/merampok/penggasaban (Q.S. Al Maidah: 38).
4. Curang dalam takaran dan timbangan (Q.S. Al Muthaffifin: 1-6).
5. Melalui cara-cara yang bathil dan merugikan (Q.S. Al Baqarah: 188). 6. Melalui cara suap menyuap (H.R Imam Ahmad).
Sektor Lembaga
Keuangan
1. Secara implisit didalam Al Quran dan
Hadist tidak tercantum istilah
“bank”.
2. Fungsi perbankan secara partial telah
diaplikasikan sejak zaman Rasulullah
dan Khulafaur Rasyidin (yaitu menerima
simpanan, menyalurkan dana dan
Fungsi perbankan secara partial (satu orang melakukan
satu
fungsi dari perbankan) tersebut adalah :
• Rasulullah SAW yang dikenal dengan julukan al Amin, dipercaya oleh
masyarakat Mekah untuk menerima simpanan harta, sehingga pada saat hijrah ke Madinah, beliau meminta kepada syaidina Ali ra untuk
mengembalikan semua titipan itu kepada yang memiliki, yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan tersebut. (Wadiah ad Amanah).
• Sahabat Rasulullah, Zubair bin al Awwam lebih suka menerima titipan dalam bentuk pinjaman yang memiliki hak untuk memanfaatkan (Wadiah at Dhomanah). Karena bentuknya pinjaman maka ia wajib mengembalikan utuh.
• Penggunaan cek (media pembayaran yang pada waktu itu istilahnya “saq”) telah dikenal luas sejalan dengan meningkatnya perdagangan antara negeri Syam dan Yaman.
• Bahkan di zaman Umar bin Khattab ra beliau menggunakan cek untuk membayar tunjangan kepada mereka yang berhak. Dengan cek tersebut kemudian mereka mengambil gandum di Baitul Mal.
• Pemberian modal untuk modal kerja berbasis bagi hasil, seperti
Mudharabah, Musyarakah, Muzara’ah, Musaqah telah dikenal sejak awal diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.