• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Bangunan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Sebagai Tempat Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struktur Bangunan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Sebagai Tempat Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pascasarjana VIII – ITS, Surabaya 13 Agustus 2008 ISBN No. 978-979-96565-4-4

Struktur Bangunan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down

Sebagai Tempat Penampungan Sementara Untuk Korban

Bencana

Ir. Hery Budiyanto, MSA, PhD

Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang Hery.budiyanto@unmer.ac.id

Abstrak

Masalah penanganan penampungan penduduk dan fasilitas darurat selalu muncul pada daerah bencana yang hingga kini banyak menggunakan tenda dan bangunan darurat, menggunakan sistem struktur dan teknologi konvensional sehingga perlu waktu lama dan biaya besar. Struktur pneumatik merupakan sistem struktur bangunan tenda dengan bahan lembaran tipis (misalnya: kain parasit) fleksibel, distabilkan oleh perbedaan tekanan dengan medium udara, perbedaan tekanan dalam dan luar tenda

akan membentuk sistem “pneumatic”; Struktur mampu menahan gaya luar, karena

tekanan dalam berubah menjadi medium penahan dan menjadi elemen strukural membentuk struktur pneumatik penahan beban. Riset mengenai Model dan Prototipa Struktur Pneumatik telah dilakukan pada tahun 2007. Kelebihan struktur ini adalah: investasi awal lebih murah, kecepatan dan kemudahan pembangunan, pemeliharaan mudah, elemen membran struktur dapat dibuat knockdown dan disimpan dalam gudang ukuran 2x3 m2. Proses pembuatan tenda pneumatik bahan parasit coated ukuran 36 m2 dapat menampung 20 orang, dibuat seminggu, dirakit 3 jam dan digelembungkan selama 30 menit. Kondisi dalam tenda cukup nyaman untuk kegunaan menampung penduduk, rumah sakit darurat, maupun posko darurat. Berdasarkan kelebihan tersebut sistem struktur ini dapat dikembangkan terutama

untuk kegunaan temporer guna menampung korban bencana, sehingga

direkomendasikan untuk diterapkan secara nasional. Katakunci: struktur bangunan, tenda pneumatik, bencana

Abstract

The problem of handling the people’s accommodation and emergency facilities always appear at the disaster territory. Until now, the handling of accommodation for disaster’s victims and the placement of the emergency facilities problem usually using tent and any other emergency buildings that built using conventional structure and technology system and its needs too long time and high cost. The pneumatic structure is a tent structure building that built by thin layer material (e.g.: parachute fabric) flexible, stabilized by pressure difference using air as a medium, the pressure difference inside and outside the tent will make a pneumatic condition; The inflated membrane resisted external forces, because pressure medium have changed into support medium and become structural element and shaped a pneumatic structure and to be a load resistor. Research of the Model and Prototype Pneumatic Structure has done in 2007. The benefits of this structure are: a cheaper initial investation, quick and easy built, easy to maintenance, the membrane structure element can be build by

knock down system, and it can be store at a 2x3 m2 warehouse. The pneumatic tent

of 36 m2 built using coated parachute fabric that can accommodate up to 25 persons,

finished in a week, assembled in 3 hours, and inflated in 30 minutes. The inside condition of the tent was pleasant enough to be used as the accommodation place for the disaster’s victims, emergency hospital, or emergency office. From those benefits, this structure system can be developed, especially for the temporary purpose (for example, as the accommodation place for the disaster’s victims), so it’s highly recommended to be applying nationally.

Keyword: building structure, pneumatic tent, disaster

1. Pendahuluan

Masalah penanganan penampungan

penduduk dan fasilitas darurat yang selalu muncul pada daerah bencana, misalnya : tsunami, gempa bumi, longsor, kebakaran, dan lain-lain. Kejadian bencana yang sering terjadi

di seluruh wilayah di Indonesia memerlukan kesiapan dan penanganan yang cepat dan

efektif. UNDP dalam Program Pelatihan

”Kesiapan Bencana” memberikan arahan bahwa

kesiapan menghadapi bencana akan

(2)

melalui tindakan pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan pemulihan serta pengiriman bantuan dan pertolongan secara tepat waktu (Kent, 1994). Bantuan dan pertolongan antara lain dimaksudkan agar korban bencana yang

jumlahnya cukup banyak segera dapat

ditampung dalam bangunan yang layak huni dan

nyaman. Hingga saat ini penampungan

penduduk korban bencana dan penempatan fasilitas darurat banyak menggunakan tenda

dan bangunan darurat yang dibangun

menggunakan sistem struktur dan teknologi konvensional yang memerlukan waktu lama serta biaya yang besar. Untuk itu tenda pneumatik merupakan salah satu solusi tepat untuk memecahkan masalah penampungan penduduk korban bencana yang dapat dibangun dengan waktu yang cepat (kurang dari 1 jam), biaya yang murah dan dapat menampung penduduk dengan jumlah banyak untuk sebuah tenda. Bangunan tenda pneumatik sebelum dan sesudah bencana dapat disimpan pada gudang dengan volume penyimpanan yang kecil, karena

bahan strukturnya (membran – kain) dapat

dilipat dan sewaktu-waktu dapat diangkut ke daerah bencana menggunakan truk atau pickup (Hery, 2007). Struktur tenda pneumatik ini diharapkan menjadi prototip struktur yang dapat

digunakan untuk penampungan penduduk

korban bencana, rumah sakit darurat maupun posko penanggulangan bencana dalam skala nasional.

2. Prinsip dasar struktur pneumatik

Struktur pneumatik merupakan sistem struktur bangunan tenda yang dibangun dari bahan lembaran tipis (membran) fleksibel, distabilkan oleh perbedaan tekanan dengan medium: gas cair, busa, atau bahan-bahan butiran halus. Apabila komposisi membran fleksibel diberikan medium yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan maka akan membentuk suatu pneumatik (dari bahasa latin”pneuma” yang berarti gelembung berisi udara; Membran yang digelembungkan mampu menahan gaya-gaya luar, karena medium tekanan berubah menjadi medium penahan dan menjadi elemen strukural sehingga terbentuk suatu struktur pneumatik penahan beban (Hery, 1992; Herzog, 1976). Bangunan tenda dengan bahan yang beratnya tidak lebih dari 3 kg/m2 mampu menaungi tanah dengan bentang lebih

dari 100 meter (Otto, 1973) meskipun

menggunakan perbedaan tekanan yang tidak terlalu besar antara ruang dalam dan luar (Luchsinger, at.al., 2004). Purwanto (2000) menjelaskan bahwa Struktur pneumatik pada mulanya hanya dikembangkan sebagai struktur bidang penutup atap dan untuk bangunan berbentang lebar. Namun sekarang mulai digunakan untuk berbagai fungsi bangunan, bahkan dapat digunakan untuk memikul beban

lantai pada bangunan bertingkat sedang

(Medium Rise Building). Keandalan sistem struktur pneumatik dapat dinilai dari 4 aspek, yaitu : kekuatan, keindahan, penghematan, dan

kecepatan dalam pembangunannya (Hery, 1992; Hery, 2007).

Struktur bangunan tenda yang ditumpu udara harus selalu mempunyai tekanan udara internal sedikit lebih besar daripada tekanan udara, untuk menjamin elemen membran berada dalam keadaan tarik (Gambar 1). Tekanan aktual internal tidak boleh terlalu besar agar tetap dapat memberikan rasa nyaman kepada pengguna bangunan (Schodek, 1980). Apabila beban eksternal merata, maka tekanan internal yang digunakan untuk memikul beban juga merata. Dengan demikian membran hanya berfungsi sebagai pemisah. Karena beban eksternal relatif kecil, maka tekanan internal yang diperlukan pada struktur yang ditumpu udara juga dapat relatif kecil.

Gambar 1: Prinsip struktur tenda pneumatik yang ditumpu udara

3. Penelitian Model dan Prototipa Struktur Pneumatik

Penelitian tentang model dan prototipa struktur pneumatik telah dilaksanakan pada tahun 2007 (Hery, 2007) dengan metoda eksperimental yaitu melakukan aplikasi uji coba terhadap berbagai variabel (Cowan, 1968), antara lain pengujian pengaruh bahan membran terhadap berbagai kondisi cuaca (variabel

kekuatan bahan struktur terhadap sinar

matahari, dan hujan), pengujian terhadap variabel berbagai jenis sambungan dan variabel

kenyamanan termal bagi orang yang

menempatinya.

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan melakukan kajian literatur, dilanjutkan dengan pembuatan desain (bentuk struktur pneumatik, pola dasar lembaran membran), komponen dan elemen struktur) yang dilaksanakan di Lab. Komputer; Selanjutnya dirancang dan dibuat 3 (tiga) buah model struktur tenda yang didukung udara (pneumatik) berupa model struktur berskala 1 : 5 dengan bahan membran yang berbeda (plastik, kain blacu, kain tetoron) dan dirakit (dibangun) di luar ruang, diuji pengaruh bahan terhadap kekuatan dan ketahanan struktur terhadap cuaca, sambungan antar komponen, kecepatan bangun dan kenyamanan

pengguna/penghuni (selama 1 minggu);

Kemudian dilakukan pembuatan prototipa

struktur dengan skala 1 : 1 dengan pilihan bahan dan sistem sambungan yang paling efisien. Prototipa ini diuji (selama 1 minggu) terutama aspek kenyamanan untuk berbagai fungsi darurat, antara lain untuk tempat

tekanan internal P1 P2 P1>P2 P1 = tekanan internal P2 = tekanan eksternal

(3)

penampungan sementara dan kantor tim penanggulangan bencana yang dibangun di Lapangan Parkir.

3.1 Hasil Uji Kekuatan Bahan dan

Sambungan

Pengujian kekuatan bahan dilakukan

dengan mengukur kekuatan maksimum bahan

dalam menerima beban tarik, sehingga

didapatkan angka regangan maksimum

bahan-bahan membran. Masing-masing bahan

membran dibuat dengan lebar 1 cm, kemudian dilakukan pengujian menggunakna alat ukur timbangan pegas. Pengujian dilaksanakan 2 (dua) tahap, yaitu pada hari pertama dan pada hari ke-30 dimana bahan dan sambungan diletakkan di luar ruang sehingga terkena cuaca (hujan, panas, dingin) sehari-hari (Lihat tabel 1). Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa bahan kain parasit baik tebal maupun tipis mengalami penurunan kekuatan tidak terlalu besar dibandingkan dengan bahan plastik dan

kain blacu. Ketahanan terhadap cuaca

dimungkinkan karena bahan ini dilapisi dengan

bahan coating sehingga bahan ini

direkomendasikan untuk menjadi komponen struktur pneumatik.

Tabel 1: Regangan Maksimum Bahan Membran Pengujian Regangan Maksimum Hari ke 1 Hari ke 30 Bahan Plastik 1 kg/cm2 0,3 kg/cm2 Kain Blacu 4 kg/cm2 1,3 kg/cm2 Kain Parasit Tebal 9 kg/cm2 8,2 kg/cm2

Kain Parasit Tipis 6 kg/cm2 5,1 kg/cm2

Sambungan

Jahitan 2 kg/cm2 1,8 kg/cm2 Kretekan 1,6 kg/cm2 1,55 kg/cm2

Sumber: Hery, 2007

3.2 Pengujian Model Struktur

Aspek-aspek yang diuji pada model struktur adalah pengujian penggelembungan dan Pengujian aspek tekanan, temperatur dan kelembaban dalam dan luar model struktur

3.2.1 Pengujian penggelembungan

Gambar 2: Uji Penggelembungan Model Struktur

Uji Penggelembungan dilaksanakan

dengan melakukan 10 (sepuluh) kali

penggelembungan model struktur pneumatik dengan hasil sebagaimana tabel dan grafik berikut:

Gambar 3: Grafik Waktu Penggelembungan Model Struktur

Berdasarkan hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa untuk menggelembungkan model struktur pneumatik rata-rata memerlukan waktu 1,764 menit dengan waktu terlama 2,88 menit.

3.2.2 Pengujian aspek tekanan, temperatur dan kelembaban dalam dan luar model struktur

Hasil pengujian aspek tekanan,

temperatur dan kelembaban dalam dan luar model struktur dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 4: Perbedaan Temperatur Luar dan Dalam Model Struktur Pnaumatik

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan kesimpulan: a) Terdapat perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar antara bagian luar dan dalam model struktur; b) Pada kondisi cuaca mendung, temperatur di luar lebih tinggi atau sama dengan di dalam model struktur, sedangkan pada cuaca gerimis dan hujan, temperatur di luar lebih rendah atau sama

dengan di dalam struktur, d)Temperatur

maksimum di luar model struktur 30,50oC

disebabkan karena cuaca mendung hingga hujan

3.2.3 Uji Perbedaan Kelembaban PERBEDAAN KELEMBABAN 0 20 40 60 80 100 07.0 0 09.0 0 11.0 0 13.0 0 15.0 0 17.0 0 19.0 0 JAM K E L E M B A B A N ( % ) Kelembaban Luar Kelembaban Dalam

Gambar 5: Perbedaan Kelembaban Luar dan Dalam Model Struktur Pneumatik

PERBEDAAN TEMPERATUR 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 07.0 0 08.0 0 09.0 0 10.0 0 11.0 0 12.0 0 13.0 0 14.0 0 15.0 0 16.0 0 17.0 0 18.0 0 19.0 0 JAM T E M P E R A T U R temp. luar temp. dalam

(4)

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan kesimpulan: a) Terdapat perbedaan kelembaban maksimum 6% antara bagian luar dan dalam model struktur, b) Kelembaban dalam model pada pagi dan sore hari lebih besar dari kelembaban di luar model, c) Kelembaban maksimum di dalam model struktur 91% disebabkan karena cuaca hujan pada sore hari

3.3 Pengujian Prototipa Struktur

3.3.1 Pengujian waktu perakitan dan

penggelembungan

Gambar 6: Pengujian Waktu Penggelembungan Prototipa Struktur

Tabel 2: Kebutuhan Waktu Operasional Prototip Struktur N o Aktivitas Waktu 1 Pembuatan bahan membran (kain parasit) 3 hari

2 Pembuatan pintu 3 hari 3 Perakitan membran 3 jam 4 Pemasangan blower 30 menit 5 Penggelembungan 20 menit 6 Pembongkaran 1 jam

3.3.2 Pengujian aspek tekanan, temperatur dan tekanan dalam dan luar model struktur

Hasil pengujian aspek tekanan,

temperatur dan kelembaban dalam dan luar model struktur dapat dilihat pada grafik berikut:

3.3.2 Uji Perbedaan Temperatur

Gambar 7: Uji Perbedaan Temperatur Prototipa

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan kesimpulan: a) Terdapat perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar antara bagian luar dan dalam struktur, b)Temperatur maksimum di luar

struktur 30,00oC, sedangkan temperatur

maksimum di dalam prototipa struktur adalah

27,50 oC

3.3.3 Uji Perbedaan Kelembaban KELEMBABAN 58.00 60.00 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 Jam K e le m ba ba n (% ) Kelembaban Luar Kelembaban Dalam

Gambar 7: Grafik Perbedaan Kelembaban

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan kesimpulan: a) Terdapat perbedaan kelembaban maksimum 6% antara bagian luar dan dalam struktur, b) Kelembaban dalam prototipa lebih besar dari kelembaban di luar, c) Kelembaban maksimum di dalam struktur 76% disebabkan karena cuaca hujan pada pagi hari

3.3.4 Uji Perbedaan Tekanan PERBEDAAN TEKANAN 29.54 29.54 29.55 29.55 29.56 29.56 29.57 29.57 29.58 29.58 29.59 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 Jam Te k a na n (i nc ix H g) Tek. Luar Tek. Dalam

Gambar 8: Grafik Perbedaan Tekanan Udara Pada Prototipa Struktur

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan kesimpulan: a) Terdapat perbedaan tekanan udara maksimum 0,03 inciHg antara bagian luar dan dalam struktur, b) Tekanan udara dalam prototipa struktur tenda lebih besar dari pada di

PERBEDAAN TEMPERATUR 22.00 23.00 24.00 25.00 26.00 27.00 28.00 29.00 30.00 31.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 Jam Temp. Luar Temp. Dalam

(5)

luar, c) Tekanan Udara maksimum di dalam struktur tenda adalah 29,58 inciHg

3.3.5 Pengujian Kenyamanan

Gambar 9:Suasana di Dalam Prototipa Tenda Pneumatik padaPengujian Kenyamanan

Berdasarkan interview kepada responden yang memasuki prototipa tenda pneumatik didapatkan bahwa sebagian besar responden merasakan cukup nyaman ketika memasuki dan tinggal di dalam tenda minimal 10 menit. Kelemahan pada prototipa struktur ini adalah pada outlet blower, dimana kecepatan angin yang berhembus cukup kencang sehingga orang yang berada di dekatnya terasa terganggu dengan tiupan angin tersebut. Kelemahan ini dapat dierbaiki dengan menggunakan diffuser ada ujung outlet pipa angin.

4. Kesimpulan

4.1 Aspek Desain Struktur Pneumatik

 Pembuatan desain bentuk struktur

pneumatik diupayakan menggunakan bentuk-bentuk sederhana agar mudah dalam pelaksanaan konstruksinya dan menghindari adanya ketidaksesuaian antara desain dan prototipa struktur

 Perbedaan bentuk antara desain dan

prototipa pada penelitian ini ditemukan terjadi tertama pada bagian diagonal atap membran, terjadi karena berat

bahan membran mempengaruhi

bentuk akhir struktur.

 Desain sambungan diupayakan

simpel, mudah dilaksanakan, dan menjamin kedap terhadap cuaca.

 Sambungan yang menggunakan unsur

jahitan akan mengurangi kekuatan komponen membran

4.2 Aspek Pelaksanaan

 Pembuatan, perakitan dan

penggelembungan sistem struktur

pneumatik membutuhkan waktu yang sangat cepat. Pembuatan membran hanya memerlukan 6 hari, pembuatan pintu 3 hari, dan perakitan serta penggelembungan memerlukan waktu tidak lebih dari 1 hari bangunan sudah dapat dipergunakan.

 Bahan membran yang tipis dan ringan

lebih mudah diaplikasikan untuk

sistem struktur pneumatik

 Pelapisan (coating) menggunakan alat

spray tidak dapat menjamin penutupan

pori-pori kain secara sempurna

sehingga pada percobaan

menggunakan kain blacu tidak dapat digelembungkan dengan sempurna. Sedangkan coating dari pabrik (kain parasit coated) memiliki kekedapan terhadap udara sangat baik sehingga

dapat digelembungkan dengan

sempurna. 4.3 Aspek Kenyamanan

 Perbedaan temperatur antara bagian luar dan dalam bangunan tidak lebih dari 2,5 derajad celsius, oleh karenanya

apabila pembangunan struktur

pneumatik akan dilaksanakan di daerah yang iklimnya relatif panas perlu

ditambahkan sistem penghawaan

buatan (AC).

 Tekanan udara yang ditimbulkan oleh blower di dalam bangunan pneumatik rata-rata 0,25 mm Hg. Kelebihan

tekanan ini tidak mempengaruhi

kenyamanan dan kesehatan

penghuninya. 5. Rekomendasi

 Daerah Kabupaten/Kota yang rawan terhadap bencana perlu melengkapi diri dengan bangunan Tenda Pneumatik sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi bencana lebih cepat melakukan evakuasi terhadap penduduk korban bencana

 Sistem struktur ini perlu disosialisasikan secara nasional

 Penelitian lanjut perlu dilakukan terutama berkaitan dengan manufacturing struktur tenda pneumatik.

DAFTAR PUSTAKA

Cowan, HJ et.al. 1968. Models in Architecture. London: Elsevier Publishing Company. Chassagnoux, Alain. et.al. 2002. Teaching of

Morphology. International Journal of

Space Structures. Vol.17 No. 2 & 3. Brendwood (UK): Multi Science Publishing Ltd.

Dent, Roger N. 1971. Principles of Pneumatic

Architecture. London: Elsevier Publishing Company.

Hery, Budiyanto. 1992. Kajian dan Perancangan

Bangunan dengan Konsep Struktur Pneumatik yang Ditekankan pada Aspek Teknik dan Metoda Konstruksi, Kasus Studi: Struktur Atap Pneumatik Membran Tunggal yang Ditumpu Udara pada Gedung Olah Raga. Tesis S2.

Bandung: Institut Teknologi Bandung. Hery, Budiyanto. 2007. Ujicoba Model Dan

Prototipa Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Sebagai Bangunan Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana. Laporan Hibah Penelitian PHK-A2. Malang: Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang.

(6)

Herzog, Thomas. 1976. Pneumatic Structures, a

handbook for the architect and engineer. London: Crosby Lockwood

Staples.

Intent. 2005. Membran Structures. Belgia: Kortrijk. Intent, Inc.

Itek. 2005. Air Cell Technology. Pennsylvania: Inflatable Technology- USA, Inc. Kent, Rudolph. 1994. Kesiapan Bencana:

Program Pelatihan Manajemen Bencana. Edisi Kedua. Jakarta: UNDP.

Luchsinger, Rolf H. et.al., 2004. Pressure

Indicated Stability: From Pneumatic Structure to Tensairity. Article

No.JBE-2004-025, Journal of Bionic

Engineering. Vol.1. No.3, hal.141-148. Changchun: PR China Jilin University - Nanling Campus.

Purwanto. 2000. Perkembangan Struktur

Pneumatik Memperkaya Desain Arsitektur. Jurnal Dimensi. Vol 28, No.

1. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Otto, Frei. 1973. Tensile Structures. Cambridge:

The MIT Press.

Pahl, Peter Jan. 1963. Structuraal Models for

Architectural and Engineering

Education.. Cambridge: Massachusetts Insitute of Technology.

Gambar

Gambar 2: Uji Penggelembungan Model  Struktur
Tabel 2:   Kebutuhan  Waktu  Operasional  Prototip  Struktur  N o  Aktivitas  Waktu  1  Pembuatan  bahan  membran  (kain  parasit)  3 hari

Referensi

Dokumen terkait

Jmrdlut dgd yagc julag tmreasul `ahae ifreat julu `dcdtah a`ahab.... Tagc td`al tmreasul `ahae odrd-odrd ifreat julu `dcdtah ^@I a`ahab Tagc td`al tmreasul `ahae odrd-odrd ifreat

Kepala Bagian Pendidikan, Kebudayaan, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Kepemudaan Olahraga Biro Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah

Bapak Hamdani Harman selaku Pemilik Toko Ahadmart minimarket yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan survei pada perusahaan dan atas bantuannya selama

Perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai analisis regresi sederhana (simple regression), yaitu untuk mengetahui hubungan kausal atau

Kemudian didiamkan beberapa saat, seharusnya akan terbentuk dua lapisan yang terpisah yaitu larutan yang berada di atas adalah air yang merupakan pelarut dengan

Penelitian ini akan dibatasi hanya mengenai bagaimana membuat suatu sistem pengaturan lampu ruangan secara otomatis berdasarkan output dari sensor gerak PIR yang

Adanya inovasi yang akan dilakukan diharapkan produk lilin yang dihasilkan dapat lebih menarik dan diminati oleh masyarakat.. Sasaran pasar awal adalah mahasiswa IPB dan

Dengan citra penginderaan jauh yang digunakan di dalam penelitian ini identifikasi penutup lahan mampu mengidentifikasi 6 (enam) kelas jenis penutup lahan