• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA TEMA PENCEMARAN AIR UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PENYELESAIAN MASALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA TEMA PENCEMARAN AIR UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PENYELESAIAN MASALAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

PADA TEMA PENCEMARAN AIR

UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PENYELESAIAN MASALAH

Iin Widyastutik

1)

, Muslimin Ibrahim

2)

, dan Madewi Mulyanratna

3)

1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: chidorikaname90@yahoo.com 2) Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNESA.

3) Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNESA.

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental yang bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI), keterampilan penyelesaian masalah siswa, penguasaan materi, dan respon siswa setelah mengikuti pembelajaran yang menerapkan model PBI. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Pretest and Postest Group” dengan sasaran penelitian yaitu siswa kelas VII-2 SMP Negeri 3 Sidoarjo tahun ajaran 2012-2013. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan, siswa diberikan pretest di awal dan postest di akhir proses pembelajaran untuk mengukur keterampilan penyelesaian masalah sekaligus pengusaan materi siswa. Hasil penelitian dan analisis data, menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada tema pencemaran air telah terlaksana cukup baik dengan skor rata-rata setiap aspek sebesar 3,3. Keterampilan penyelesaian masalah siswa diukur menggunakan indikator keterampilan penyelesaian masalah IDEAL. Dari hasil pretest dan posttest diperoleh N-gain sebesar 0,31 dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Instruction (PBI) pada tema pencemaran air dapat melatih keterampilan penyelesaian masalah siswa. Adapun penguasaan materi siswa menunjukkan rerata individu 84,00 dan ketuntasan klasikal 80%. Siswa juga menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Kata kunci : Problem Based Instruction (PBI), keterampilan penyelesaian masalah, pencemaran air. Abstract

This research is pre experimental research aims to the realization of Problem Based Instruction (PBI) model, problem solving skills of students, mastery of the material, and the student response after learning that applying the PBI model. The research design used was “Pretest and Postest Group“ with targeted research that is grade VII-2 SMPN 3 Sidoarjo academic year 2012-2013. Implementation of the research is conducted in two sessions, students are given a pretest at beginning and postest in the end of the learning process to measure problem solving skills as well as mastery material. The results of research and data analysis, knowing that the learning Problem Based Instruction (PBI) on the theme of water pollution has done fairly well with an average score of every aspect of 3,3. Problem solving skills of student is measured using indicators of IDEAL problem solving skills. From the result pretest and posttest be expected N-gain 0,31 with moderat category. This shows that the application of problem Based Instruction (PBI) on the theme of water pollution can train the skills of problems solving of students. As for the mastery of the material students showed average individual 84,00 and classical completeness 80%. Students also showed a positive response to the learning that has been done.

Keywords: Problem Based Instruction (PBI), problem solving skills, water pollution.

PENDAHULUAN

Hasil belajar yang paling tinggi menurut Gagne dalam Ibrahim (2005) adalah keterampilan penyelesaian masalah. Oleh karena itu setiap pembelajaran sebaiknya diorientasikan untuk melatih keterampilan penyelesaian masalah siswa

.

Wena (2009) memandang penyelesaian masalah sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Menurutnya, penyelesaian

masalah merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi. Jika seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru yaitu perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir (Gagne, 1985).

(2)

( m b p p l m u t l m b m p p p s p b m k d p d N m p P m m k D m m N u t p k y m p d y p I p i Programm (PISA) adalah membaca, ma berusia 15 tah pengetahuan pengetahuan y literasi sain menggunakan untuk memah tentang alam lingkungan. menjelaskan b berada pada mengikuti ( predikat ters pendidikan di pendidikan di sekolah masi solving dan k pelajaran pada bahwa pada d menghasilkan keterampilan dihadapi kela penyelesaian m dan masa depa

Susanti (2 Nasional ting menguji kema penerapan, se Pada level p menuntut si menerapkan kemampuan Dengan demi menekankan menganalisis d Nasional adala untuk mengeta tersebut, dapa penyebab yang keterampilan p Menurut p yang mend meningkatkan pembelajaran dilatarbelakang yang menca penyelesaian IPA. Hasil p peningkatan k signifikan wal ini menunjuk e for Interna studi internas atematika, dan hun. Dasar pen

yang terdap yang bersifat l s yang di pengetahuan d hami fakta-fak m serta peru Dari hasil bahwa Indones peringkat ke (http://litbang.k ebut, mencer i Indonesia se Indonesia ini, ih belum m keahlian men a siswa. Padah dasarnya tujuan siswa yang dalam men ak di masy masalah sanga annya. 2010) menjel kat SMP/MT ampuan siswa edangkan leve penerapan, so swa melaku rumus-rumus, siswa untuk ikian, soal-so soal yang m dan menyelesa ah salah satu a ahui mutu pend at diperkirakan g mendorong g penyelesaian m penelitian sebe desain mode kemampuan p IPA (Fisika) gi oleh rendahn akup kerja masalah khus penelitian ters kemampuan p laupun masih kkan bahwa ational Studen ional tentang p n sains siswa nilaian dalam at dalam ku intas kurikulum iukur adalah dan mengidenti kta dan memb ubahan yang

PISA pada sia pada bidan e-60 dari 65

kemdikbud.go. rminkan bag elama ini. Ren

diperkirakan menerapkan m nganalisis te al Wena (2009 n akhir pembe memiliki pen nyelesaikan m yarakat. Jadi at penting artin laskan bahwa s tahun 2008 pada level pe el penalaran m oal Ujian Na ukan perhitun namun be menerapkan oal Ujian Na menggunakan ikan masalah. alat evaluasi ba didikan di Indo n menjadi sal guru untuk tida masalah

.

elumnya (Tauf el pembelaj penyelesaian m ) SMP di k nya kemampua ilmiah dan susnya pada m sebut menunju enyelesaian m dalam katego keterampilan nt Assessmen prestasi literas sekolah yang PISA memua urikulum dan m. Pada aspek h bagaimana ifikasi masalah buat keputusan terjadi pada tahun 2009 ng kajian sains negara yang .id). Dengan aimana mutu ndahnya mutu karena guru d metode problem erhadap suatu 9) menjelaskan elajaran adalah ngetahuan dan masalah yang keterampilan nya bagi siswa a soal Ujian 8/2009 banyak engetahuan dan masih rendah asional hanya ngan dengan elum menguj konsep IPA asional belum keterampilan Padahal, Ujian agi pemerintah onesia. Dari ha ah satu faktor ak mengajarkan fik dkk, 2010) ajaran untuk masalah dalam kota Bandung an literasi sains kemampuan mata pelajaran ukkan adanya masalah secara ori rendah. Ha penyelesaian t i g t n k a h n a , s g n u u di m u n h n g n a n k n h. a n i A. m n n h al r n ) k m g, s n n a a l n masalah dan mode Terka yang da bekerjasa belajar ad atau Prob merupaka menggun mengaku diawali d kemudian penyelesa langsung masalah. masalah sehari-ha Pence ditemuai manusia Pencemar sumber-s mengatas cocok den permasal dituntut u Oleh yang be Instructio Melatih SMP Ke tujuan keterlaks Instructio Mendesk siswa d Problem air, (3) M diterapka Instructio Mendesk model pe pada tem METOD Jenis pen dengan h diberikan setelah p dilaksana April sem penelitian Sidoarjo. siswa dapat d el pembelajaran ait dengan mod

apat melibatk ama dalam r dalah model Pe blem Based In an salah sat nakan masala uisisi pengetah dengan penyaji n dilakukan p aian masalah siswa dapat m Masalah yang yang otentik ari oleh siswa.

emaran air ad dalam kehidu tidak lepas ran air mem umber pencem si pencemaran ngan model PB ahan lingkung untuk mendapa karena itu, pe erjudul “Pene on (PBI) Pad Keterampilan elas VII”. Da penelitian in anaan model on (PBI) p kripsikan kete dengan ditera Based Instruct Mendeskripsika annya model on (PBI) pad kripsikan respo embelajaran P ma pencemaran DE nelitian yang d hanya meneliti n pretest pada pelaksanaan pr akan di SMPN mester genap T n yang diamb Pemilihan k dilatih jika me n yang tepat. del pembelajara kan peran a rangka mema embelajaran B nstruction (PBI tu pembelajar ah sebagai huan baru (Ib an suatu masa penyelidikan tersebut seh melatih keteram g disajikan dal atau nyata y dalah kajian upan sehari-har s dari lingk mbahas tentan maran serta us

air yang tela BI karena sisw gan yang ada atkan penyelesa eneliti melakuk

erapan Mode a Tema Penc n Penyelesaia

ari latar belak ni ialah (1) pembelajara pada tema pe erampilan pen apkannya mo tion (PBI) pad an penguasaan pembelajaran da tema pence on siswa set Problem Based air. digunakan ada i satu kelas se a awal pembe roses pembelaj N 3 Sidoarjo p Tahun ajaran bil ialah sisw kelas dilakukan

enggunakan m an, salah satu m aktif siswa aksimalkan ko Berdasarkan Ma I). Pembelajar ran inovatif titik awal brahim, 2005) lah pada siswa untuk mempe ingga secara mpilan penyele lam PBI meru yang sering di yang paling ri karena kehi kungan sekita ng penyebab saha manusia ah terjadi. Tem wa sering menju a di sekitarnya aian masalahny kan suatu pene

el Problem B emaran Air U an Masalah kang tersebut, ) Mendeskrip n Problem B encemaran air nyelesaian ma odel pembel da tema pencem materi siswa s n Problem B emaran air, ser

telah diterapk d Instruction

alah pre ekspe ebagai sampel elajaran dan p jaran. Penelitia pada tanggal 2012-2013. Sa wa SMP Neg n secara purp metode model untuk ondisi asalah ran ini yang untuk . PBI a yang eroleh tidak esaian upakan itemui sering dupan arnya. dan dalam ma ini umpai a dan ya. elitian Based Untuk Siswa maka psikan Based r, (2) asalah ajaran maran etelah Based rta (4) kannya (PBI) erimen yang postest an ini 16-30 asaran geri 3 posive

(3)

sample yaitu menggunakan kelas VII-2 dengan jumlah siswa sebanyak 36.

Tahapan penelitian meliputi tahap persiapan dan pelaksanana, dengan rancangan penelitian “Pretest and Posttest Group”. Instrumen yang digunakan yaitu berupa lembar tes (tes keterampilan penyelesaian masalah dan penguasaan materi), lembar observasi (Lembar pengamatan PBI), dan lembar angket. Metode pengumpulan datanya yaitu dengan menggunakan metode tes, observasi, dan angket. Sedangkan metode analisis data berupa analisis keterlaksanaan model PBI, analisis keterampilan penyelesaian masalah dan penguasaan materi, serta analisis angket respon siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA terpadu yang menerapkan model PBI pada tema pencemaran air terlaksana 100% dengan skor rata-rata setiap aspek sebesar 3,3.

Pada pertemuan pertama, satu dari sepuluh aspek model PBI yang diamati tidak terlaksana. Aspek yang tidak dapat terlaksana tersebut yaitu pada aspek membimbing siswa menyajikan hasil karya. Dalam proses pembelajaran, guru kurang dapat mengalokasikan waktu dengan baik. Hal ini karena guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengkondisikan siswa. Guru cukup dapat membimbing siswa dalam membuat hasil karya dengan baik. Namun guru tidak bisa sepenuhnya membimbing siswa dalam menyelesaikan dan menampilkan karya yang telah dibuat sehingga guru melanjutkan ke fase berikutnya yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Karena terdapat satu aspek tidak terlaksana, maka keterlaksanaan model PBI dalam pembelajaran hanya sebesar 90%.

Pada pertemuan kedua, pembelajaran di kelas telah terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang sehingga seluruh aspek yang diamati pada saat pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari meningkatnya skor pada setiap aspek yang diamati. Dari pertemuan pertama, guru mengevaluasi kekurangan pada saat pembelajaran dan memperbaikinya pada saat pertemuan kedua. Selain itu, siswa juga mulai mengenal dan memahami alur yang digunakan dalam pembelajaran sehingga guru dapat lebih mudah dalam mengkondisikan siswa, baik dalam berkelompok, melakukan penyelidikan maupun pengisian Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Karena seluruh aspek yang diamati terlaksana, maka diperoleh persentase keterlaksanaan model PBI dalam pembelajaran sebesar 100%.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satunya yaitu Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa

pengelolaan model pembelajaran PBL yang telah dilakukan oleh guru sudah terlaksana dengan baik. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran untuk tiap aspek pada tiap-tiap pertemuan mengalami peningkatan. Dalam penelitian tersebut, menjelaskan bahwa semakin meningkatnya pengelolaan keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran yang dilakukan oleh guru disebabkan karena pada awal pertemuan guru kurang memiliki persiapan dan pengetahuan dalam pembelajaran. Namun hal tersebut dapat diatasi sedikit demi sedikit pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

Kemampuan penyelesaian masalah merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari dan layak dikuasai agar sukses menghadapi tantangan masa depan. Untuk mengajarkan keterampilan ini pada siswa, maka diterapkanlah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan penyelesaian masalah, salah satunya yaitu model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).

Keterampilan penyelesaian masalah siswa diukur menggunakan indikator IDEAL yang diperkenalkan oleh Bransford dan Stein (1993) dalam (Muchayat, 2011). Indikator tersebut antara lain meliputi Identify the problem, Define the problem, Examine the options, Act on a plan, Look at the consequences. Melalui tes keterampilan penyelesaian masalah diperoleh skor untuk setiap indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Hasil tes awal yang telah diberikan pada tema pencemaran air, menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo memiliki keterampilan penyelesaian masalah yang masih rendah. Dari hasil penelitian yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada tema pencemaran air ini, keterampilan penyelesaian masalah siswa yang semula rendah mengalami perubahan setelah proses pembelajaran.

Pada hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah dapat mengidentifikasi masalah dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari tingginya skor yang diperoleh pada indikator Identify the problem. Dari soal yang diberikan, siswa dapat menyadari hal yang menjadi masalah dan berpotensi untuk diselesaikan. Jumlah skor pada indikator ini juga meningkat pada hasil posttest. Hal ini dapat merupakan efek dari model pembelajaran yang digunakan yaitu PBI. Pada awal pembelajaran, guru menyajikan suatu permasalahan yang menuntut siswa untuk mengidentifikasi masalah yang muncul agar dapat terselesaikan. Dengan bimbingan dari guru, secara tidak langsung siswa dapat belajar mengidentifikasi masalah dengan baik.

(4)

m m t m m m t i P m p p m m m m t p r R b m d p m m a u i b r p b u D a p m m d l Pada indik masalah yan menentukan tu sangat rendahn tes. Pada tes mengerti bag membuat rum menjawab den telah diidentifi ini mungkin s siswa tidak me Pada saat pem mengajarkan b permasalahan pencemaran a membimbing masalah terse masalah. Seh mengetahui da tujuan dari ma skor yang dip peningkatan p sebelumnya. N rendah diban Rendahnya sk bahwa siswa menjelaskan b sampai pada m diperoleh tidak Pada indi peningkatan ju menunjukkan strategi-strateg masalah. Pada alternatif strat umum. Hanya informasi yang solusi dalam m skor yang dip bahwa pemah rendah sehingg proses pembe beberapa kelo untuk menye Dengan adany siswa dapat alternatif stra pandang dalam menjelaskan menghindari p dengan terlalu lebih baik untu

kator Define th ng telah dii ujuan tidak te nya jumlah sk s awal (prete gaimana cara musan masala ngan menulisk fikasi dan yang esuatu hal yan emahami maks mbelajaran, seca bagaimana tah dalam hal i air. Setelah m siswa untuk ebut dengan hingga dari an memahami asalah yang tela

eroleh pada p pada indikator Namun jumlah ndingkan den kor pada indik

dapat meliha berbagai inform merumuskan m k maksimal. ikator Examin umlah skor da bahwa siswa gi yang mun tes awal, ham tegi atau solus a beberapa sisw g telah diberika menyelesaikan peroleh pada haman dan an ga memerlukan elajaran, guru ompok belajar elesaikan perm ya kelompok saling bertuk ategi dan me m menyelesaik bahwa tuju pemusatan pe u dini dan mun uk melangkah. he problem, pe identifikasi d ercapai. Hal in or yang dipero est), tidak ad menentukan ah. Sebagian kan kembali g lainnya tidak ng baru bagi s sud dari soal y ara tidak langs hapan untuk ini yang berk masalah teride k menentukan membuat su kegiatan te bagaimana car ah diidentifika posttest menunj Define the pr skor pada indik ngan indikato

kator tersebut at data yang masi yang ada,

masalah sehing ne the optio ari hasil pretes telah dapat m ngkin dapat mpir semua sisw si yang seraga wa yang dapat an untuk meny masalah. Ren indikator ini nalisis siswa n wawasan yan membentuk r dalam melak masalahan ya belajar terseb kar pikiran d elihat dari b kan masalah. uan tukar p erhatian pada ngkin mengaba emahaman dar dan berusaha ni terlihat dar oleh pada hasi a siswa yang tujuan atau besar siswa masalah yang k dijawab. Ha siswa sehingga yang diberikan sung guru telah

menyelesaikan kaitan dengan ntifikasi, guru n tujuan dar uatu rumusan rsebut, siswa ra menentukan si. Dari jumlah njukkan adanya roblem dari tes kator ini masih r yang lain

menunjukkan diketahui dan , namun belum gga skor yang ons, tingginya st dan posttes mengeksploras menyelesaikan wa memberikan am dan secara t menggunakan yusun alternatif dahnya jumlah menunjukkan masih cukup ng luas. Dalam siswa menjad kukan analisis ang diberikan but diharapkan dalam mencar berbagai sudu Slavin (2009) pikiran ialah satu jawaban aikan cara yang ri a ri l g u a g al a n. h n n u ri n a n h a s h n. n n m g a t i n n a n f h n p m di s n. n ri ut ) h n g Indika sudah cuk penyelesa kelompok lainnya d menyeles kerja sam penyelesa Kemamp cukup b kemampu solusi. Indika kecocoka yang dida strategi y Jumlah sk menunjuk mengeva karena kembali k Pada pretest d Panggabe bahwa pe (posttest) Peningka pembelaj dengan ru gain dipe akhir. D dibawaha Tabel K Se Dari siswa me 16 siswa kategori menunjuk kemampu sesuatu y nilai N-g berada d adanya p siswa pa pengaruh model Pr ator Act on a kup baik dalam aian masalah k belajar, sisw dalam menent saikan masalah ma dalam kel aian masalah s uan siswa pa aik. Hal ini uan siswa dala ator Look at an antara tujua apat. Pada indi yang digunaka kor yang diper kkan bahwa luasi strategi siswa masih konsep atau pe penelitian ini dan posttest ke ean (1996) dal erbedaan skor ) ini diasumsi atan yang t aran dihitung umus yang dik eroleh dari se ari hasil perh a ini: 1. Kategori Ind Kategori Indek Tinggi ((<g>) edang (0.7 > (< Rendah ((<g> tabel di atas d emiliki nilai in dengan kateg rendah. Perbe kkan bahwa uan yang be yang baru. Pad gain sebesar 0 dalam kategor peningkatan ke ada tema pe h dari proses pe roblem Based I plan menunju m memutuskan h yang palin wa dapat berdi tukan strategi h. Dengan ad lompok, siswa esuai dengan s ada indikator dapat disebab am mencari alt t the consequ an yang ingin d ikator ini, sisw an dalam meny roleh dari hasil a kemampua masih rendah kesulitan d engetahuan yan i diperoleh pe eterampilan pen lam Novianti ( r tes awal (pre

kan sebagai e terjadi sebelu

dengan gain kemukakan oleh elisih skor tes hitungan, dipe deks Gain Bese

ks N-gain J

) > 0.7) <g>) > 0.3) >) < 0.3)

dapat diketahu ndeks gain den gori sedang, da edaan nilai in a setiap s erbeda-beda d da penelitian in 0,31 yang me ri sedang. Ha eterampilan pe encemaran air embelajaran de Instruction (PB ukkan bahwa n pemilihan alte ng tepat. M iskusi dengan yang dipilih danya interaks a dapat melak strategi yang d ini tergali d bkan oleh ba ternatif strateg uences dilihat dicapai dengan wa dapat belaja yelesaikan ma l pretest dan po an siswa d h. Hal ini mu dalam mengan ng telah diterap erbedaan skor nyelesaian ma (2012) menyeb etest) dan tes efek dari treat

um dan se yang dinorma h Hake (1999)

awal dan sko eroleh tabel s

erta Jumlah Sis

Jumlah Siswa 2 16 17 ui bahwa terda ngan kategori t an 17 siswa d ndeks gain ter siswa memp dalam menyin ni diperoleh rat enurut Hake ( al ini menunju enyelesaian ma r disebabkan engan menggu BI). siswa ernatif Melalui siswa untuk si dan kukan dipilih. dengan aiknya gi atau t dari n hasil ar dari asalah. osttest dalam ungkin nalisis pkan. hasil asalah. butkan akhir tment. esudah alisasi . Skor or tes seperti swa apat 2 tinggi, dengan rsebut punyai ngkapi ta-rata (1999) ukkan asalah oleh unakan

(5)

Dengan melatihkan keterampilan penyelesaian masalah pada siswa SMP dalam pembelajaran IPA terpadu, telah membantu siswa dalam meningkatkan kemandirian untuk menghadapai situasi dikehidupan nyata. Hembree (1992) dalam Muijs & Reynolds (2008) melaporkan bahwa anak-anak yang pernah menerima ajaran tentang keterampilan penyelesaian masalah menunjukkan kinerja yang lebih baik secara signifikan dibanding mereka yang belum pernah menerimanya. Selain itu, jika kemampuan penyelesaian masalah telah diperoleh, seseorang tidak sekedar dapat menyelesaikan masalah serupa tetapi diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari (Gagne, 1985).

Penerapan model Problem Based Instruction (PBI) dalam melatih keterampilan penyelesaian masalah siswa telah berhasil melatihkan keterampilan penyelesaian masalah siswa yang didasarkan pada indikator keterampilan penyelesaian masalah IDEAL. Hal ini sejalan dengan pendapat Nur (2011) yang menyatakan bahwa, model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan sejumlah informasi kepada siswa, melainkan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, penyelesaian masalah dan intelektual, belajar peran orang dewasa yang autentik, dan menjadi pebelajar mandiri.

Hasil peningkatan keterampilan penyelesaian masalah ini juga sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Novianti (2012). Di dalam penelitiannya, dikatahui bahwa keterampilan penyelesaian masalah dan penguasaan konsep siswa meningkat secara signifikan setelah diterapkannya model PBI dalam pembelajaran walaupun masih dalam kategori rendah. Dalam penelitian tersebut disebutkan pula bahwa dalam implementasi pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan model PBI perlu diperkuat dengan penugasan yang menghadapkan siswa pada situasi baru, baik di dalam maupun di luar jam pelajaran. Oleh karena itu, penerapan PBI dalam pembelajaran tidak cukup hanya beberapa kali pertemuan sehingga dengan demikian diharapkan akan berdampak lebih baik pada peningkatan kemampuan penyelesaian masalah siswa.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Wiyanti (2012) yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran dengan model PBI dapat melatih keterampilan berpikir siswa berdasarkan solo taksonomi. Dengan melatihkan keterampilan berpikir akan berdampak pula pada keterampilan penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi. Menurut Nur (2011), Berpikir merupakan kemampuan menganalisis, mengkritisi, dan merumuskan simpulan berdasarkan inferensi dan pertimbangan yang

saksama. Sehingga secara tidak langsung juga dapat melatih keterampilan penyelesaian masalah.

Selain untuk melatih keterampilan penyelesaian masalah, dalam penelitian ini juga dilihat tentang penguasaan materi siswa pada tema pencemaran air. Penguasaan materi ini digunakan untuk mengetahui ketuntusan hasil belajar siswa pada tema pencemaran air. Dengan adanya peningkatan keterampilan penyelesaian masalah siswa sebagai hasil penerapan model Problem Based Instruction (PBI), diharapkan berdampak pada peningkatan penguasaan materi siswa dalam pembelajaran IPA Terpadu pada tema pencemaran air.

Penguasaan materi siswa diukur melalui tes penguasaan materi yang diberikan diawal (Pretest) dan diakhir (Posttest). Dari hasil analisis, diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 54,57 dengan ketuntasan klasikal 3%. Sedangkan pada posttest diperoleh nilai rata-rata sebesar 84,00 dengan ketuntasan klasikal 80%. Suatu kelas dikatakan tuntas secara klasikal bila terdapat 75% siswa yang memperoleh nilai ≥ 75, dan siswa dikatakan tuntas jika nilainya ≥ 75 (Depdiknas, 2005).

Rendahnya nilai pretest yang diperoleh menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa mengenai materi pencemaran air masih rendah. Hal ini dapat disebabkan karena siswa kurang mempersiapkan diri dalam memulai pelajaran. Sehingga siswa tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi yang akan diajarkan. Disamping itu, pencemaran air merupakan materi IPA Terpadu yang memadukan materi pemisahan campuran dengan pencemaran lingkungan sehingga siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan tes yang memadukan bidang kajian fisika dan biologi sekaligus. Materi pencemaran lingkungan juga belum diajarkan oleh guru sehingga pengetahuan siswa tentang pencemaran air masih terbatas.

Pada hasil posttest, terdapat peningkatan penguasaan materi siswa yang ditunjukkan dari nilai rerata individu dan ketuntasan klasikal yang telah mencapai KKM. Dari hasil tersebut diketahui bahwa dari 35 siswa yang mengikuti tes terdapat 28 siswa (80,00%) yang tuntas atau memperoleh nilai ≥ 75 (KKM), sedangkan 7 siswa (20,00%) yang belum mencapai KKM. Hal tersebut dapat disebabkan oleh tingkat kemampuan belajar siswa yang berbeda-beda. Winkel (2004) menjelaskan bahwa faktor-faktor kognitif terutama kemampuan belajar, berpengaruh terhadap taraf prestasi belajar siswa. Meskipun demikian, dapat dilihat bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran PBI sebagian siswa dapat memahami materi pencemaran air dengan baik, serta dapat mengaplikasikannya untuk menyelesaikan permasalahan tentang pencemaran air yang ada di sekitar lingkungannya.

(6)

u d i p d ( d h D I m p y P d B d P a p p m m k p p d y p y l P B p p t K d p k r m I Sensitivitas su untuk menguk dikatakan sens informasi bahw pembelajaran dari hasil perh (pretest dan p sebesar 0,71 digunakan sen hasil posttest Dengan kata Instruction (P melatihkan ket penguasaan ma Data meng yang diterapk Pernyataan-per difokuskan pa Berdasarkan diketahui bahw PBI pembelaja air secara kese pelaksanaan p pada tema pen sehingga pros menyenangkan sering muncul siswa. Denga mereka dapat kemudian dap permasalahan sangat berm pembelajaran, dan menarik, s yang diberikan pada saat pem yang telah dil lagi proses pem

PENUTUP Simpulan Berdasarkan pembahasan pembelajaran tema pencema Keterampilan dengan nilai ra sedang. Sisw pencemaran ai ketuntasan kla respons positif menerapkan Instruction (PB

uatu tes merupa kur efek dari sitivitis jika soa wa hasil pengu yang dilakuk hitungan sensit posttest) sisw yang menunju nsitif, sehingg siswa merupa lain model pe PBI) pada tem

terampilan pen ateri siswa terh genai respons s kan diperoleh rnyataan yan ada pembelajar grafik pada wa respons sisw

aran IPA terpa eluruhan positi embelajaran y ncemaran air m ses belajar me n. Pencemaran dalam permas an mempelaja t memperoleh pat menerapka dalam kehid manfaat bagi bahan ajar da sehingga muda n telah sesuai d mbelajaran. Da lakukan, siswa mbelajaran yan hasil penel dapat disi Problem Bas aran air terla penyelesaian ata-rata N-gain wa telah men ir dengan rerat asikal sebesar 8 f terhadap pem model pemb BI) pada tema p

akan kemampu i pembelajara al tersebut dap ukuran merupak

an (Ibrahim, tivitas tes peng wa diperoleh s ukkan bahwa a dapat disim akan efek dari

embelajaran P ma pencemara nyelesaian mas hadap materi p siswa terhadap melalui pemb ng diajukan

ran yang telah berdasarkan wa terhadap pe adu dengan tem

if. Menurut tan yang menerapk merupakan hal b engajar terasa n air merupak salahan di ling ari permasala h pengetahua annya dalam dupan sehari-siswa. Se an LKS yang d ah dipahami o dengan apa yan ri pelaksanaan a berminat un ng menerapkan itian, analisi impulkan ba sed Instructio aksana dengan masalah sisw n sebesar 0,31 nguasai mater ta individu seb 80%. Siswa jug mbelajaran IPA belajaran Pro pencemaran ai

uan tes tersebu an. Suatu soa at memberikan kan akibat dar

2005). Diliha guasaan mater sensitivitas tes

soal tes yang mpulkan bahwa pembelajaran Problem Based an air efektif salah sekaligus encemaran air. p pembelajaran berian angket dalam angke h dilaksanakan analisis dapa enerapan mode ma pencemaran nggapan siswa kan model PBI baru bagi siswa a menarik dan kan tema yang gkungan sekitar ahan tersebut an baru yang menyelesaikan -hari sehingga elama proses digunakan jelas oleh siswa. Tes ng disampaikan n pembelajaran ntuk mengikut n model PBI. is data dan ahwa mode n (PBI) pada n cukup baik wa meningka dalam kategor ri pada tema besar 84,00 dan ga memberikan A Terpadu yang oblem Based ir. ut al n ri at ri s g a n. d f s . n t. t n. at l n a, I a n g r t, g n a s s s n n ti n l a k. at ri a n n g d Saran Dari h menyaran IPA terpa melatihka siswa, pembelaj sehingga peningka Dalam p seharusny dapat me harus me sebelum m DAFTAR Arikunto Pend Badan S Pand Dasa Dwi Sus Ujian The Scien Fisik Dari dipub Fachruraz Masa Kriti Dasa Univ Hake. Ri USA phys diaks Ibrahim, Surab Ibrahim, Masa Ibrahim, Masa Press Kemdikb (http diaks Kusuma, Pemb Terh Kogn Sura asil peneliti nkan hal-hal s adu dengan me an keterampil namun sisw aran yang diharapkan a atan keteramp pembelajaran ya dapat meng encapai tujuan mpersiapkan d melaksanakan R PUSTAKA , Suharsimi. 1 dekatan Praktik Standar Nasio duan Penyusu ar dan Meneng santi, Novi. 20 n Nasional (U Trends In nce Study (TIM ka Tingkat Sek i Level Kog blikasikan. Sur zi. 2011. Pen alah Untuk Me is Dan Komu ar. Jurnal. T versitas Pendid ichard R. 1999 A: Indiana U sics.indiana.edu ses tanggal 21 Muslimin. baya: UNESA Muslimin. 2 alah. Surabaya Muslimin. 2 alah Edisi Ke s. bud. 2011. Sur p://litbang.kemd ses tanggal 18 Fitriah. 2012 belajaran Pr hadap Motivas nitif Siswa Ke abaya Pada Ma an yang d sebagai beriku enerapkan mod lan penyelesa wa perlu d berorientasika akan berdampa pilan penyeles yang mener ggunakan waktu yang diingink dengan matang pembelajaran. 1992. Prosedu k. Jakarta: Rine onal Pendidik unan KTSP J gah. Jakarta: B 010. Analisis UN) Tahun 20 International MSS) Tahun 20 kolah Menenga gnitif Bloom rabaya: UNESA nerapan Pem eningkatkan K nikasi Matem Tidak dipubli dikan Indonesia 9. Analyzing C University (on u/~hake/PERC Juni 2013). 2005. Asesm A UNIVERSITY 005. Pembelaj a: Unesa Unive 012. Pembelaj edua. Surabaya rvei Internasio dikbud.go.id/d November 201 2. Hubungan roblem Based si Belajar D elas XI IA 5 ateri Pokok Sis

diperoleh, pe ut: (1) Pembela del PBI efektif aian masalah dibiasakan d an pada ma ak lebih baik saian masalah rapkan PBI, u secara efekti kan. Untuk itu g dan sebaik-ba ur Penelitian eka Cipta. an (BSNP). Jenjang Pendi SNP. Perbandingan 008/2009 Dan Mathematics 007 Mata Pela ah Pertama Di m. Skripsi. A belajaran Ber Kemampuan Be atis Siswa Se ikasikan. Ban a. Change/Gain S nline). (http://w C2002h-Hake.p men Berkelanj Y PRESS. ajaran Berdas ersity Press. ajaran Berdas a: Unesa Univ onal PISA (on detail.php?id=2 12). Penerapan M d Learning Dan Hasil B Di SMA Neg stem koloid. Sk eneliti ajaran untuk pada dengan asalah pada h. (2) guru if agar u guru aiknya Suatu 2006. idikan n Soal n Soal And ajaran itinjau Tidak rbasis erpikir ekolah ndung: Score. www. pdf, njutan. sarkan sarkan versity nline). 215, Model (PBL) elajar geri 8 kripsi.

(7)

Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Muchayat, 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Strategi IDEAL Problem Solving Bermuatan Pendidikan Karakter Materi Turunan Fungsi Kelas XI. Tesis. Semarang: Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Muijs, Daniel & David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Novianti, Devi Sri. 2012. Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nur, Muhammad. 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah.

Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi. Taufik, Mohammad dkk. 2010. Desain Model

Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ipa (Fisika)Sekolah Menengah Pertama Di Kota Bandung. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Tim. 2006. Panduan Penulisan Skripsi & Penilaian Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif

Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, WS. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Wiyanti. 2013. Penerapan Problem Based Instruction (PBI) Pada Materi Bahan Tambahan Pangan untuk Melatih Keterampilan Berpikir Berdasarkan SOLO Taksonomi Siswa Kelas VIII SMP. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk lahan lembah vulkanik (V4) dengan jumlah lokasi gerakan massa terbanyak .... Potensi longsor pada lereng Lereng 1, Hulu

Berdasarkan pada model ini, untuk memecahkan permasalahan-permasalahan atau persoalan-persoalan keterbelakangan di Negara-negara Dunia Ketiga adalah dengan mencari

1) Variabel komitmen organisasi tidak memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial pada BPR di Bali. Hal ini diduga walaupun seorang

Adapun dalam studinya, baik Sari Atmini (2005) maupun Surroh (2005) menyatakan bahwa rasio-rasio keuangan berbasis akrual maupun berbasis aliran kas dapat digunakan

Selain gangguan regulasi di pusat hipotalamus, terdapat faktor internal lain yaitu faktor endokrinopati (gangguan/kelainan pada system endokrin) yang dapat menyebabkan

Untuk mengatasi kendala di bidang pembiayaan tersebut, maka perlu dilakukan upaya peningkatkan dan perluasan akses kepada sumber- sumber pembiayaan, dengan mensinerjikan

Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

Sehingga pertanyaan penelitian evaluasi ini dirumuskan untuk mengetahui bagaimana tingkat keberhasilan program transmigrasi Jawa Timur di UPT Tanjung Buka SP.3