• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat izin penelitian :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Surat izin penelitian :"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

30

(2)
(3)

PANDUAN WAWANCARA PETANI NIRA KELAPA Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan : Lamanya berusaha : Tempat / Alamat : Waktu : Awal usaha NO Pertanyaan

1 Sejarah awal mula memulai usaha nira kelapa ?

2 Sudah berapa lama bapak bekerja sebagai penderes sekaligus pengrajin gula kelapa ?

3 Apakah ada tenaga kerja yang mebantu bapak dalam proses pengambilan nira kelapa ?

Resiko Kerja

4 Menurut bapak apakah pekerjaan sebagai penderes beresiko ?

5 Apakah ada persiapan kusus yang bapak persiapkan sebelum berangkat memulai aktifitas agar mengurangi resiko kerja dalam menderes kelapa ? 6 Mengapa memilih usaha sebagai penderes nira kelapa?

Alasan memilih usaha nira

7 Mengapa memilih usaha di bidang pengolahan nira kelapa ?

8 Rata-rata dalam satu hari bapak mampu mengumpulkan berapa liter nira kelapa ?

9 Setelah nira kelapa di peroleh hal apa saja yang di lakukan sebelum memasuki ke tahap pengolahan ?

Persiapan aktifitas

10 Hal-hal apasaja yang bapak persiapkan sebelum berangkat memulai aktifitas menderes kelapa ?

(4)

11 Hal hal apa saja yang perlu di perhitungkan dalam proses prngolahan nira kelapa ?

12 Berapa jumlah tenaga yang di butuhkan dalam proses pengolahan nira kelapa ?

13 Berapa lamanya waktu yang di perlukan dalam proses memasak nira kelapa?

14 Dalalam proses pencetakan gula kelapa apakah ada hal-hal yang perlu di perhatikan ?

Hasil penderesan

15 Perhari bapak mampu memperoleh berapa banyak hasil ?

16 Berapa kilo gram hasil olahan gula kelapa yang mampu bapak hasilkan dalam 1 bulan?

17 Selama bapak berprofesi sebagai penderes sekaligus pengrajin gula kelapa apakah ada hal yang perlu di perhatikan selama proses pengolahan?

Harga jual

18 Untuk petani sendiri berapakah harga gula kelapa yang di tentukan pembeli?

19 Dalam penjualan apakah petani memiliki kebebasan untuk menjual atau sudah ada perjanjian untuk menjual hasil olahan kepada seseorang ? 20 Untuk hasil olahan nira kelapa yang sudah menjadi gula beku di jual

melalui?

21 Berapa harga jual perkilo gram gula kelapa yang biasa bapak dapatkan ? 22 Berapa penghasilan yang bapak peroleh dalam menjalankan usaha tani

penderes sekaligus pengrajin gula kelapa ini ? Inovasi pengolahan

23 Untuk nira kelapa yang bapak olah apakah sudah ada inovasi yang bapak lakukan terkait teknis pengolahan kemudian bentuk olahan?

24 Apakah perolehan hasil bekerja sebagai penderes dan pengrajin gula kelapa bisa mencukupi kebutuhan keluarga ?

(5)

25 Menurut bapak apakah pekerjaan sebagai penderes nira sekaligus sebagai pengrajin gula kelapa ini akan bapak terapkan kepada anak atau saudara bapak?

(6)

TRANSKRIP WAWANCARA Data partisipan Identitas Partisipan :

Nama : Hadiwinoto Usia : 55 thn

Jenis Kelamin : laki-laki Pendidikan : SD Lamanya berusaha : ±30 tahun

Tempat / Alamat : Desa Karangnangka

Waktu : Oktober 2018 - November 2018

Keterangan :

P : Partisipan K : Key informant AU : Awal usaha RK : Resiko Kerja

AM : Alasan memilih nira PA : Persiapan aktifitas HP : Hasil penderesan HJ : Harga jual IP : Inovasi pengolahan (AU) PERNYATAAN KODE

K Petani nira di desa karangnangka sudah sejak lama bahkan dari saya masih kcil sudah ada tapi pengolahannya untuk di desa karangnangka sendiri masih masih tergolong cara tradisional.

K.AU.1

P Saya menjadi petani nira sejak lama kira-kira 30 tahuan lalu, dari orang tua saya dulu sudah jadi penderes nira. Memang sudah dari dulu dari masih muda, soalnya pekerjaannya bisa di sambi dengan pekerjaan lain tidak kerja itu-itu aja kan menderesnya cuma pagi sore saja di lain waktu bisa kerja yang lain menjadi penderes nira juga tidak perlu modal yang besar

(7)

asal bisa naik pohon kelapa, kalau resiko ya sudah pasti semua pekerjaan beresiko terlebih sebagai petani nira tentu resiko jatuh dari pohon kelapa tapi ya saya selalau berhati-hati agar tidak terjatuh

P Gak ada nderesnya sendiri aja, tapi sesudah di rumah hasil dersan di bantu sama istri saya untuk di panaskan niranya agar tidak asam, dulu sih anak saya kadang membantu di sore hari tapi biasa juga saya sendirian palingan istri saya yang membantu memasak nira kalau udah sampai di rumah.

P.AU.3

(RK)

PERNYATAAN KODE

K Wah kalau penderes resikonya besar sekali kalau di bangding dengan hasil tidak seberapa.

K.RK.4

P Kalau resikonya pasti tapi ya namanya kita bekerja buat cari kebutuhan hidup ya harus hati-hati pekerjaan pasti ada resikonya apalagi naik-naik pohon kelapa yang tingginya sampai 12 meter ada juga lebih kalo pas musim hujan licin, kadang juga gak berani buat ambil hasil deresan kalau pas musim penghujan.

P.RK.4

P Ya siapkan kesehatan aja, kan pagi menderes alatnya ya cuman bawa pisau buat motong tandan bunga kelapa saja sama bawa wadah penampungan air nira saja kaleng cat kalau gak pakai bambu yang di kasi tali ya fungsinya Cuma sebagai wadah saja.

P.RK.5

P Ya selain bertani padi pekerjaan yang bisa di kerjakan Cuma menderes nira kemudian mengolah menjadi gula kelapa buat nambah – nambah kebutuhan dapur.

P.RK.6

K Kebanyakan dari petani di sini mereka lebih memilih menderes nira kemudian mengolahnya sendiri, toh hasil yang mereka dapat bisa mereka jual di saat mereka memerlukannya perkerjaan nderes nira juga tidak mesti di pantau tiap saat berangkat pagi sorenya tinggal ambil hasil deresan niranya.

K.RK.6

(AM)

(8)

P Memang sudah dari dulu dari masih muda, soalnya pekerjaannya bisa di sambi dengan pekerjaan lain tidak kerja itu-itu aja kan menderesnya Cuma pagi sore saja di lain waktu bisa kerja yang lain.

P.AM.7

P Gak tentu kalau hasil tergantung cuaca juga kalau musim hujan pendapatan menderes nira juga kurang, kalau muasim rada panas gitu kan biasa bisa naik pohon kelapa 20- 30 pohon 15 liter biasanya dapat niranya tapi tidak menentu.

P.AM.8

(PA)

PERNYATAAN KODE

P Persiapan ya hanya persiapan fisik aja harus kuat, tentunya sarapan dulu sebelum berangkat kerja.

P.PA.10

P Ya kalau hal teknis sih sebenarnya banyak yang perlu di perhatikan cuman kan ya mau bagaimana lagi tempatnya juga ya seperti ini apa danya semua masih tradisional.

P.PA.11

K Sebetulnya pengolahan nira kelapa itu perlu tahapan-tahapan dan perlauan khusus tidak boleh sembarangan karena menyangkut bahan makanan dari segi teknis sebetulnya perlu di perhatikan mengenai kebersihan juga campuran bahan untuk pengerasnya tanpa bahan kimia atau bahan dagang, agar gula yang di hasilkan mendapat nilai yang tinggi, tetapi petani mengolahnya sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki sendiri.

K.PA.11

P Kalau untuk skala rumah tangga yang mengolah Cuma saya dan istri saja biasanya tapi kalau pas hasil deresan banyak di bantu sama anak saya toh pekerjaanya juga ringan hanya menuang ke cetakan saja sesudah di kentalkan.

P.PA.12

P Ya kalo memasak sama mencetaknya saya sama istri saja. Ya kalo memasaknya 8 jaman lah tergantung kualitas kayu bakarnya juga kalo pakai kayu yang bagus baranya bisa cepat. Ya tidak ada kan cetakannya sudah di siapkan dulu cetakannya dari bambu yang di potong ukurannya kurang-lebih sama biar hasilnya bagus.

P.PA.13

K Lamanya waktu yang di perlukan untuk memanaskan nira agar terpisah dari air kira-kira 8 jam dengan suhu panas yang stabil kualitas kayu bakar yang di gunakan juga mempengaruhi lamanya pemanasan.

(9)

P Ya tidak ada di lakukan apa-apa setelah nira di ambil langsung di panasi saja agar tidak rusak niranya biar kalau nanti di cetak jadi gula hasilnya bagus, kalau nyetaknya gampang setelah setengah mengental tinggal di tuang saja ke cetakan kemudian di biarkan sampai mengeras.

P.PA.14

K Sebetulnya jika mengikuti permintaan konsumen gula yang di cetak harus bersih proses pencetakanpun di perhatika mengenai takarannya, tapi petani lebih memilih cara mudah dan cepat oleh sebabnya gula hasil olahanya di beli dengan harga yang murah.

K.PA.14

(HP)

PERNYATAAN KODE

P Klau hasil perhari tidak menentu soalnya pengaruh cuaca juga kalau musim hujan jumlah pohon kelapa yang di ambil sedikit karena pohon kelapa licin, juga sebaliknya kalau musim panas jumlah pohon banyak di ambil tapi nira yang di hasilkan sedikit karena nira kelapa di serap matahi kering juga, biasanya perhari mendapat 15 liter gadang juga lebih dan kadang juga di bawahnya.

P.HP.15

K

Ya namnya kita bekerja memtik hasil yang di hasilkan dari alam ya saling betergantungan tidak bisa mematok harus dapat sekian apalagi nira kelapa, semakin usia tanaman semakin tua nira yang di hasilkan semakin inim sekali itulah sebabnya petani tidak mendapat hasil yang maksimal apalgi kelapa yang di deres kelapa sudah puluhan tahun warisan dari orang tua mereka.

K.HP.15

P Kalau hasil gula yang di peoleh tidak pernah di hitung sampai bulanan secukupnya aja biasa ahsil olahan kalau sudah terkumpul 4-5 kg juga sudah di jual ya mungkin kalau di kumpul sampi sebulan mungkin sampai 20 kg tapi kalau menunggu satu bulan baru di jual bagaimana memenuhi kebutuhan dapur.

(10)

K Petani biasnaya kalau mereka tidak memiliki langgan untuk menjual hasil olahannya mereka jualnya suka-sukanya saja kecuali ada yang mengambil hasil olahannya ke rumah baru mereka mengumpulkan hasil olahannya itupun pembeli yang datang sudah memberikan pinjaman berupa uang terlebih dahulu baru di bayar dengan gula hasil olahannya.

K.HP.16

K Proses dari pembuatan nira kelapa menjadi cetak tersebut terbilang memerlukan waktu lama dimulai dari penyaringan air nira yang telah diambil dari pohonnya, kemudian pemasakan yang memakan waktu kurang lebih selama 8 jam, selanjutnya dilakukan pencetakan, pendinginan, pengemasan dan akhirnya gula kelapa cetak siap untuk dijual dipasaran. Akan tetapi ada sebagian dari warga di desa ini selain mereka mengolah air nira dalam bentuk gula kelapa cetak ada juga yang mencoba untuk mengolah gula kelapa ini salah satunya menjadi gula semut yang tentunya dengan proses yang juga tidak mudah dan memakan waktu lama sekitar 30 menit tetapi tergantung jumlah gula kelapa cetak yang akan diolah menjadi gula semut. Misalnya untuk gula cetak yang akan diolah menjadi gula semut tersebut 5 biji maka waktu yang diperlukan sekitar 30 menit. Adapun proses dari pembuatan gula semut (serbuk) ini dimulai dari penyaringan air nira yang telah diambil sebelumnya lalu dimasak menjadi gula kelapa cetak selanjutnya masuk pada tahap pengeringan atau didiamkan beberapa waktu sampai gula kelapa cetak tersebut keras, selanjutnya dicampurkan gula kelapa cetak dengan air dan dimasak lagi sampai hancur dan halus, setelah gula tersebut dihaluskan masuk tahap pengayakan untuk memisahkan gula yang sudah halus dan yang masih kasar, lalu gula kelapa yang sudah halus dan berubah jadi gula semut didiamkan sampai dingin selanjutnya siap untuk dikemas dan di pasarkan, sebenarnya anjuran dari para penyuluh pertanian seperti itu tetapi sebagian besar petani tidak mau repot dalam hal pengolahan sehingga harga jual gula cetak mereka rendah di pasaran.

K.HP.17

(HJ)

PERNYATAAN KODE

K Kalau harga jual itu biasanya di pengaruhi kualitas hasil olahan, permintaan setiap konsumen berbeda, harga jual rendah kualitasnya tidak biak petani dalam mengolah nya

(11)

tidak memperhatikan kebersihan, kalau harga gula yang bagus Rp30 000 ribu per kgnya

P Kalau jual ya ke pasar dulu ada yang sering pesan dan ada juga pembeli yang datang untuk membeli tapi harganya murah ya mendingan saya jual sendiri ke pasar, kalau jual sendiri di pasar harganya Rp8000/kgnya

P.HJ.18

P

P

Dulu sih ada calok begitu tapi membeli dengan harga murah banyak yang tidak mau jual penderes lebih baik menahan gula dan menjualnya sendiri ke pasar, kecuali jika dalam keadaan terdesak ada terkait pinjaman uang harus mengembalikan dengan gula hasil olahan.

Jual ke pasar jika tidak ada pembeli yang ambil ke rumah biasnya istri saya jual ke warung tetanggu di tukar dengan beras dan perlengkapan dapur lainnya.

P.HJ.19

P.HJ.20

K Petani pengolah gula kelapa mereka ada yang terikat dengan pengepul dan ada juga menjaul sendiri ke pasar, biasanya petani yang terikat dengan pengepul petani yang sudah meminjam berupa uang sebelumnya dan mereka harus membayarnya dengan gula hasil olahan mereka walau harga yang di patok pembeli lebih rendah daripada harga pasar semestinya mereka terpaksa memberikan hasil olahanya.

K.HJ.20

P Yaa kalau di jual sendiri kepasar sih bisa Rp12000 00 /kg nya Tapi ada juga Rp8000 00 tergantung kualitas dan warna gulanya.

P.HJ.21

P Kalau penghasilan tetap hannya buat mencukupi kebutuhan saja tidak bisa emperoleh lebih terkadang juga kekurangan harus ngutang dulu bayarnya nanti pas hasil deresan sudah mencukupi untuk di jual. hasil deresan sehari tidak bisa langsung di olah harus esok hari baru di olah dua hari sekali lah ya palingan 8 kg lah.

kalau setiap hari bisa lancar menderes terus hasil deresannya bisa di olah hasilnya baik semua ya bisa buat biaya hidup lah kalau nominalnya kuarang tau juga soalnya habis buat makan semua hasilnya.

(12)

K Kalau sebagai penderes sekaligus pengrajin gula kelapa, penghasilan tidak menentu bahkan biasanya penghasilan mereka di bawah rata-rata penghasilan usaha tani lainnya, maka dari itu pekerjaan penderes dan pembuat gula kelapa sudah tidak di minati kaum muda, mereka lebih memilih bekerja sebagai buruh bangunan merantau ke luar daerah di bandingan membantu oarang tua atau usaha membuat gula kelapa karena hasil tidak menjanjikan.

K.HJ.22

(IP)

PERNYATAAN KODE

P Untuk perubahan-perubahan cara pengolahan sig tidak ada ya seperti sebelumnya itu masih tradisional dengan bahan seadanya saja dulu sempat ada penyuluhan dari disas pertanian tentang cara mengolah gula kelapa menjadi gula semut tapi modal nya itu terlalu besar perlu membeli perabotan lagi.

P.IP.23

K Sempat ada tapi tidak di dampingi secara aktif oleh penyuluh hanya beberapa saat saja, namanya petani tidak mau repot mereka lebih senang dengan cara mereka mengolah lebih sederhana tanpa memperhatikan kualitas hasil yang di peroleh.

K.IP.23

P Walah jauh sekali, hasil deresan saja tidak menentu bagaimana bisa mencukupi kebutuhan, kalau hanya bekerja sebagai pemderes dan menjual hasil berupa gula kelapa cetak hasilnya tidak seberapa hanya untuk kebutuhan dapur saja.

P.IP.24

P Lah bagaimana anak muda mau menekuni pekerjaan sebagai pendersa hasilnya saja tidak pasti mereka tidak mau, yang ada kalau saya kasikan ke mereka malah lahan kebun kelepanya di jual, mereka lebih memilih jadi buruh bangunan di kota karena sudah ada kepastian akan hasil yang di kerjakan.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur hanya kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, serta memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan tesis yang

Mengajarkan cara-cara memperkenalkan diri pada tunanetra harus menggunakan metode pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada anak tunanetra. Di antara

asap cair dilakukan untuk memisahkan zat aktif pada asap cair dalam hal ini fenol, asam-asam organik dan juga karbonil sehingga didapatkan asap cair yang

Abstrak: Materi atau konsep pereaksi pembatas merupakan bagian dari stoikiometri. Ini berarti bahwa untuk mempelajari materi pereaksi pembatas siswa harus sudah memahami

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data satelit altimetry Jason-2 pada tahun 2012, dengan hasil menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2012, di perairan Selatan Pulau

• Jepang semakin terdesak dari Sekutu sehingga tenaga rakyat Indonesia sangat diperlukan oleh Jepang untuk membantu memenangkan perang. Para pemuda dididik dan dilatih dalam

Differences in the effect of inclusion learning methods and guided discovery of study groups that have high kinesthetic perception, on the results of learning

Dengan program ini, akan diberdayakan 119 kelompok usaha Garam Rakyat (KUGAR) dengan jumlah angota 939 petambak garam. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, melalui