• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL TENTANG PENDEKATAN ILMIAH DAN NON ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL TENTANG PENDEKATAN ILMIAH DAN NON ILMIAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL TENTANG PENDEKATAN ILMIAH

DAN NON ILMIAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodelogi Penelitian Dosen Pengampu :

Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Dewi Saraswati

K2313014

2. Dwi Widiani Astuti K2313018

3. Fajar Wibowo

K2313024

KELAS A

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2016

(2)

A. Pengertian metode Ilmiah dan non ilmiah. 1. Metode Ilmiah

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Metode ilmiah merupakan rangkaian struktur kerja yang tidak dapat dipisahkan.

Metode Ilmiah adalah cara untuk menunjukkan dan memberikan bukti akan kebenaran suatu teori dan atau pernyataan terkait dengan yang akan dikemukakan. Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabila dilakukan dengan struktur metode ilmiah, seperti : Perumusan masalah, Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori, Penarikan Hipotesis, Eksperimen/Percobaan, Analisis Data, Penarikan Kesimpulan.

2. Metode Non Ilmiah

Metode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan pada pendapat atau anggapan dari para ahli pikir atau dari para penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya.

Bagan 1. metode ilmiah dan non ilmiah

B. Perbedaan metode ilmiah dan non ilmiah. 1. Pendekatan Ilmiah :

Perumusan masalah jelas dan spesifik Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur secara empiris Jawaban permasalahan didasarkan pada data Proses pengumpulan dan analisis

(3)

data, serta pengambilan keputusan berdasarkan logika yang benar Kesimpulan yang didapat siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain

2. Pendekatan Non Ilmiah :

Perumusan masalah yang kabur atau abstrak Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat supranatural/dogmatis Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan data dan analisis data secara logis Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain

Contoh :

“Taka sakit perut selama seminggu”

Pendekatan Ilmiah : Cari data di lapangan Taka makan apa ? Periksa ke dokter Tes laboratorium Pengobatan Kesimpulan : Taka Keracunan

Pendekatan Non Ilmiah : Pergi ke dukun Penyembuhan Kesimpulan : Taka terkena guna-guna dari teman/musuhnya

Tabel 1.1 Perbedaan Pendekatan Penelitian Ilmiah dan Non-Ilmiah

No. Metode Ilmiah Metode Non-Ilmiah

1. Permasalahan harus dirumuskan secara jelas, spesifik dan Nampak variable yang diteliti

Permasalahan yang dipertanyaakan sering tidak jelas, tetapi bersifat umum dan sumir

2. Jawaban yang diberikan terhadap permasalahan harus didukung dengan logis dan benar

Jawaban apapun tidak perlu didukung data

3. Proses pengumpulan data, analisis data, dan penyimpulan harus dilakukan dengan logis dan benar

Tidak ada proses pengumpulan data atau analisis data, meskipun mungkin ditutup dengan kesimpulan

4. Kesimpulan siap diuji oleh siapapun yang meragukan validitasnya

Pengujian terhadap kesimpulan boleh dilakukan ataupun tidak tanpa membawa akibat yang berarti bagi kesimpulan pertama

5. Hanya digunakan untuk mengkaji hal-hal yang diamati, dapat dikur, empiris

Boleh saja digunakan untuk mengkaji hal apapun termasuk yang paling misterius, supranatural, dan dogmatis

1. Metode Ilmiah

Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabisa dilakukan dengan struktur metode ilmiah. Struktur metode ilmiah memiliki beberapa langkah sebagai berikut:

(4)

a. Perumusan masalah

Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkannya. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatuobjek secara tertulis, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersbut.

b. Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori

Penyusunan Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan.

Keterangan keterangan dalam menyusun suatu dasar teori dapat diperoleh dari buku-buku laporan hasil penelitian orang lain. Wawancara dengan pakar, atau melalui pengamatan langsung (observasi) di lapangan. Dasar teori berguna sebagai dasar menarik hipotesis.

c. Penarikan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar teori. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis ini baru mengandung kebenarannya yang bersifat logis dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat empiris, , karena belum terbukti melalui eksperimen.

d. Eksperimen/Percobaan

Untuk menguji hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan percobaan atau eksperimen. Dari eksperimen atau percobaan tersebut akan diperoleh data. Data inilah yang akan dianalisa untuk memudahkan penarikan kesimpulan.

Dalam melakukan eksperimen diperlukan beberapa variabel penelitian. Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu eksperimen. Variabel penelitian tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dengan adanya variabel penelitian akan diperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam eksperimen sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan. Jenis-jenis penelitian sebagai berikut:

a) Variabel Bebas adalah variabel yang sengaja dibuat tidak sama dalam eksperimen. b) Variabel Terikat adalah variabel yang muncul akibat perlakuan dari variabel bebas.

c) Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. e. Analisis Data

(5)

Data diperoleh dari hasil eksperimen. data hasil eksperimen dapat dibedakan menjadi 2 jenis sebagai berikut:

1) Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk deskripsi. Contoh data ciri morfologi.

2) Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data hasil pengukuran tinggi batang suatu tanaman. Dta kuantitatif harus diolah dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang lain.

f. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan dari suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh. Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti. Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan cara memanipulasi data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan permasalahna dan hipotesis.

Ada 2 kemungkinan yang ada dalam pengmbilan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima dan hipotesis ditolak.

2. Metode Non Ilmiah

Ada beberapa pendekatan metode non ilmiah yang banyak digunakan, yaitu; pendapat otoritas, pengalaman, penemuan secara kebetulan dan coba-coba (Trial and Error), metode a priori dan sebagainya.

a. Pendapat Otoritas

Pendapat otoritas ilmiah berasal dari orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau orang yang telah mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang/ilmu. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu dipandang benar.

Kadang-kadang ada pendapat yang tidak benar namun karena merupakan pendapat orang yang mempunyai wewenang, orang awan menganggap pendapat itu suatau kebenaran. Sejarah membuktikan bahwa sebelum diperkenalkan teori Copernicus, orang percaya bahwa matahari adalah satelit dari bumi. Bumi adalah pusat dari alam semesta. Copernicus dan kawan-kawanya dengan gigih membuktikan teori baru yang sekarang dipercaya kebenarannya bahwa sebenarnya bumi dan satelit-satelit yang lainya berbutar mengelilingi matahari. Ini sekaligus mengakhiri teori salah yang telah sekian lama selalu dianggap benar karena teori itu berasal dari orang yang memiliki wewenang.

(6)

Untuk memperoleh sesuatu yang mereka inginkan manusia seringkali menggunakan pengalaman-pengalamannya. Contoh misalnya anak kecil kerapkali menggunakan pengalaman-pengalamannya untuk mendapatkan sesuatu yang dikehendaki dari orang tuanya. Misalnya; anak kecil menggunakan pengalamanya bahwa kalau ia selalu patuh terhadap orang tua dan berprestasi selalu mendapat ganjaran dari orang tuanya. Sebaliknya, kalau ia tidak patuh dan tidak berprestasi ia kena marah. Dengan pengalaman-pengalaman seperti itu, anak-anak cenderung patuh dan ingin mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya agar memperoleh pujian dan ganjaran dari orang tuanya.

Pengalaman memang kadang-kadang banyak membantu. Tetapi jika tidak digunakan secara kritis bisa merugikan. Anak kecil yang terbiasa rakus kalau di rumah ; Selalu memilih kue-kue yang besar waktu ibunya membagi kue-kue kemungkinan anak itu akan memilih hadiah yang dibungkus dalam bungkusan yang lebih besar meskipun mungkin isinya barang yang tak berharga.

c. Penemuan Coba-coba ( Trial and Error )

Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak diantaranya sangat berguna, Misalnya, Newton menemukan hukum grafitasi bumi waktu ia secara kebetulan melihat buah apel yang jatuh. Archimedes, menemukan dalil Archimedes yang sangat terkenal itu sewaktu ia mandi berendam dalam suatu bak yang penuh air. Ada seorang penderita malaria yang secara kebetulan menemukan obat penyakitnya pada waktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang berasal dari kulit pohon kina yang pohonya tumbang ke dalam parit. Penemuan-penemuan seperti itu di peroleh tanpa rencana, tidak pasti, dan tidak melalui langkah-langkah yang sistimati dan terkendali.

Penemuan coba-coba ( trial and error ) di peroleh tanpa kepastian untuk memperoleh suatu kondisi tertentu untuk pemecahan suatu masalah. Usaha seperti ini umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa arah dan tanpa keyakinan yang pasti untuk suatu pemecahan masalah. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha coba-coba. Penemuan tersebut pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.

d. Metode A Priori

Metoda a priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung ( didapat dengan cepat tanpa proses dan pemikiran yang matang). Dalil-dalil dan kesimpulan yang diterima menurut

(7)

metode tersebut semata-mata berdasar alasan yang tidak dipertimbangkan dengan pengalaman.

C. Memahami Metode Ilmiah.

Perkembangan pola pikir manusia dimualai dari zaman Babilonia (kurang lebih 650SM) dimana orang percaya pada mitos, ramalan asib berdasarkan perbintangan. Bahkan percaya adanya banyak dewa. Pengetahuan itu mereka peroleh dengan berbagai cara, antara lain:

1. Prasangaka

Yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang-kadang malah tidak mungkin benar. Contoh, pada zaman Babilonia, orang percaya bahwa hujan dapat turun dari surge sampai kebumi melalui jendela-jendela yang ada di langit. Dengan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Prasangka hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran.

2. Intuisi

Yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari erbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui suatu proses yang tidak disadari. Jadi, seolah-olah begitu saja muncul pendapat itu tanpa difikir. Pengetahuan yang dicapai denngan cara demikian sukar dipercaya, ungkapan-ungkapan sering juga masuk akal namun belum tentu cocok dengan kenyataan. Contoh, seorang astrolog disamping rumusannya sering menggunakan intuisinya dalam memberikan ramalan nasib seseorang.

3. Trial and error

Yaitu metode coba-coba atau untung-untunngan. Cara ini dapat diibaratkan seperti seekor kera yang mencoba meraih pisang dalam sebuah kerangken dari percobaab Kohler, seorang psikolog Jerman. Kera itu dengan cara coba-coba akhirnya dapat juga meraih pisang dengan menggunakan tongkat.

Banyak penemuan hasil “real and error” sangat berguna bagi manusia, misalnya, ditemukannya rendaman kulit kina untuk obat malaria. Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas tidak efisien sebagai suatu cara untuk mencari kebenaran.

Pada zaman Yunani orang cenderung untuk mengikuti ajaran dari para ahli piker atau para penguasa. Namun, ajaran-ajaran ini ternyata banyak yang keliru karena ahli-ahli piker itu terlalu mengandalkan atas pemikiran atau akal sehat, dan kebenaran yang dianut itu adalah yang masuk akalnya. Contohnya, setiap hari kita melihat matahari terbit dari timur lalu

(8)

terbenam dari barat. Maka masuk akallah bila dikatakan bahwa matahari beredar mengelilingi bumi. Pengetahuan yang didapat dengan cara tersebut diatas termasuk pada golongan pengetahuan yang tidak ilmiah.

Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi 4 syarat yaitu: 1. Objektif

Artinya pengetahuan itu sesuai objeknya, maksudnya adalah bahwa kesesuaian atau dibuktikan denga hasil pengindraan. Contoh, Galileo dapat dianggap tokoh perintis ilmu pengetahuan khususnya IPA karena ia berani menentang kepercayaan yang ada pada masa itu yang berlawanan dari hasil pengamatannya. Ia mengajarkan pada murid0muridnya untuk tidak begitu saja mempercayai ajaran Aristoteles dan hendaknya melakukan eksperimen serta membuat kesimpulan atas obserfasinya itu. Singkatnya, Galileo mendambakan kebenaran yang objektif atas dasar empiri.

2. Metodik

Artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu dan terkontrol.

3. Sitematik

Artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri (satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh).

4. Berlaku umum

Artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Contoh : melalui teropongnya Galileo menemukan adanya gunung-gunung di bulan. Pengetahuan ini tak hanya berlaku bagi Galileo tetapi setiap orang bila menggunakan teropong yang sama dengan cara yang sama akan memperoleh pengetahuan yang sama, yaitu bahwa di bulan ada gunung-gunung.

D. Memahami Metode Non Ilmiah.

Kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama sebelum diketemukannya metode ilmiah, dilakukan dengan berbagai cara, di

(9)

antaranya adalah penemuan ilmu pengetahuan secara kebetulan, penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan akal sehat (common sense), penemuan ilmu pengetahuan dengan menggunakan intuisi, penemuan ilmu pengetahuan melalui wahyu, penemuan kebenaran melalui usaha coba-coba (trial and error), dan lain sebagainya. Dalam sejarah kehidupan manusia, tercatat adanya beberapa penemuan besar yang terjadi secara kebetulan, yakni tanpa menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian ilmiah. Salah satu contoh penemuan ilmu pengetahuan yang ter jadi secara kebetulan adalah penemuan Kina sebagai obat penyakit malaria. Menurut cerita, terdapat seorang penderita penyakit malaria yang secara kebetulan menemukan parit yang berisi air pahit yang disebabkan oleh kulit-kulit pohon Kina yang ditumbangkan oleh angin. Karena rasa haus, penderita penyakit malaria tersebut meminum air pahit yang terdapat di dalam parit tersebut. Rupanya telah menjadi keberuntungannya karena air pahit tersebut telah mengandung kinine dan kinolin (jenis alkaloid) yang merupakan obat penawar bagi penyakit malaria.

Akal sehat (common sense) merupakan konsep atau pandangan umum yang digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada satu sisi akal sehat memang merupakan suatu kebenaran, namun pada sisi yang lain akal sehat dapat menyesatkan manusia dalam mengambil suatu keputusan. Seperti pandangan akal sehat yang mengatakan bahwa air akan selalu mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Pandangan tersebut ternyata tidak tepat karena dalam peristiwa kapilaritas air yang menggenang dapat diserap oleh kain, spon, kertas isap, dan benda-benda sejenisnya. Wahyu merupakan suatu pengetahuan yang datang secara langsung dari Tuhan, sama sekali bukan merupakan usaha aktif manusia melalui kegiatan penalaran. Oleh karena itu pengetahuan diperoleh melalui wahyu merupakan suatu kebenaran yang bersifat mutlak. Namun demikian, tidak semua manusia mampu memperoleh wahyu dari Tuhan, hanya manusia-manusia yang dekat dengan Tuhan serta bersih jiwa dan hatinya saja yang berkemungkinan untuk mendapatkan wahyu. Intuisi juga dapat digunakan sebagai cara untuk menemukan pengetahuan. Intuisi merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan hati.

Usaha nonilmiah lainnya yang dapat ditempuh dalam upaya mencari pengetahuan adalah usaha coba-coba yang dikenal dengan istilah (trial and error), yakni serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan menggunakan cara dan materi yang berbeda-beda. Usaha coba-coba (trial and error) dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis. Dengan demikian, usaha coba-coba kurang efisien dan kurang

(10)

efektif dalam mencari pengetahuan. Meskipun usaha coba-coba seringkali mendapatkan hasil berupa pengetahuan tertentu, namun penemuan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai penemuan ilmiah mengingat tidak ditempuh melalui prosedur ilmiah.

E. Memahami metode ilmiah sebagai dasar IPA

H.W. Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes didalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Kedua perbedaan diatas sebenarnya tidak berbeda.

Memang benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Betapapun indahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan atau observasi.

Fakta-fakta tentang gejala kebendaan atau alam diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan (eksperimen), kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya atau teorinya. Teori pun tidak berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil pengamatan.

Contoh :

1. Maxwell tidak akan sampai menyusun teori gelombang elektromagnetik, kalau seandainya Faraday tidak berhasil dalam percobaan-percobaannya mengenai induksi elektromagnetik.

2. Planet Neptunus tidak akan diketemukan secara teoritis seandainya sebelumnya tidak ada pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet-planet lainnya. Jadi dapatlah disetujui bahwa ipa adalah suatu pengetahuan teori yang diperoleh atau disususn dengan cara yang khas khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikiana seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu yang demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah.

Metode ilmiah pada dasarnnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA.

(11)

Sejak abad ke 16 para ilmuan mulai menggunakan metode itu ddalam mempelajari alam semesta ini. Mereka menyadari adanya suatu masalah. Pemecahan masalah itu dilakukan tahap demi tahap dengan urutan langkah-langkah yang logis, dikumpulkannya fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut, mengujinya berulang-ulang melalui eksperimen tersebut yang diyakini kebenarannya. Pendekatan yang digunakan kadang-kadang bersifat induktif dan kadang-kadang bersifat deduktif.

Pendekatan induktif iaalah mengambil kesimpulan umum berdasar dari sekumpulan oengetahuan, sedangkan yang bersifat deduktif ialah berdasarkan hal-hal yang sudah dianggap benar diambil suatu kesimpulan dengan menggunakan hal-hal yang dianggap benar itu.

Sejak digunakannya metode ilmiah didalam penelitian ilmiah, dimulailah ipa modern yang kemudian berkembang sangat pesat. Perintis-perinyis ipa modern ialah Galililoe Galililei (1564-1642), Isaac Newton (1642-1727) dan Robert Boyle (1626-16910), sedangkan yang khusus dalam ilmu kimia ialah Antoine Lurente Lavoiser (1743-1793).

Lavoiser melalui eksperimen-eksperimen yang dilakukannya berulang-ulang telah dapat membuktikan bahwa pada proses pembakaran terjadi reaksi antara bahan yang dibakan denngan oksigen yang terdapat di hawa udara jadi bukan karena bahan yang dibakar tersebut mengandung flogiston seperti anggapan orang-orang sebelumnya. Berdasarkan penemuanya itu lavoiser telah membukatikan bahwa teori flogiston itu salah dan sebagai gantinya dikemukakan teori oksigen yang masih berlaku sampai saat ini. Sukses lavoiser ini diperoleh karena dia menggunakan metode ilmiah dalam penelitiannya.

Adapun langkah-langkah didalam metode ilmiah adalah: 1. Perumusan masalah

2. Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori 3. Penarikan Hipotesis

4. Eksperimen/Percobaan 5. Analisis Data

(12)

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu, dkk. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonim. [2009]. Penelitian Ilmiah Dan Dan Non Ilmiah. Tersedia :

https://elqorni.wordpress.com/2009/11/15/penelitian-ilmiah-dan-dan-non-ilmiah/ . [20

Maret 2015].

Ashari, Septiani. [2014]. Perbedaan Metode Ilmiah dan Non-Ilmiah. Tersedia : http://www.ipapedia.web.id/2014/11/perbedaan-metode-ilmiah-dan-non-ilmiah.html. [20 Maret 2016].

Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Ristianisa, Lutfianan,dkk. (2015). Metode Ilmiah Dan Metode Non-Ilmiah . Tersedia :

http://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2015/04/metode-ilmiah-dan-metode-non-ilmiah.html . [20 Maret 2016].

http://kumpulanpertanyaanpenting.blogspot.co.id/2014/09/jelaskan-pengertian-pendekatan.html

Gambar

Tabel 1.1 Perbedaan Pendekatan Penelitian Ilmiah dan Non-Ilmiah

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris bahwa kualitas corporate governance yang diukur dengan

Adapun langkah peneliti untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah diatas diperoleh dengan jenis Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris. Penelitian yuridis

Sistematika penulisan artikel hasil penelitian empiris (berbasis riset) terdiri dari Judul, Nama Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Metode, Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan

Artikel ilmiah adalah suatu artikel yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Kaidah-kaidah keilmuan berarti bahwa artikel

Pembahasan dalam artikel bertujuan untuk: (1) menjawab rumusan masalah dan pertanyaan- pertanyaan penelitian; (2) menunjukkan bagaimana temuan-temuan itu diperoleh;

 Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang.. pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat

Berdasarkan kajian teori maupun empiris yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran perilaku investor

Kelayakan empiris media awetan basah cacing endoparasit dan LKS berdasarkan pengamatan lima pengamat diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan siswa telah melakukan