• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSKRIP WAWANCARA. : Rumah makan gudeg koyor dan ikan kutuk Bu Djono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRANSKRIP WAWANCARA. : Rumah makan gudeg koyor dan ikan kutuk Bu Djono"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSKRIP WAWANCARA Tanggal wawancara : 10 Juli 2019

Tempat : Rumah makan gudeg koyor dan ikan kutuk Bu Djono Waktu : 18.00 - 20.00

Identitas Narasumber 1 Nama : Yani Kristiani Umur : 43 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Penangung jawab rumah makan gudeg koyor dan ikan kutuk Bu Djono

Hasil Wawancara

1. Bagaimana Sejarah warung Bu Djono? Jawab:

Jadi awal mula berdirinya warung Bu Djono (ibu), saat Ibu terkena bencana kebakaran, saat itu ibu masih berjualan jarik (kain jawa) di pasar raya dan terkena kebakaran sampai ibu tidak lagi bisa jualan di sana. Nah saat itu ibu melihat kalau bioskop Reksa mulai ramai di sebelah berbarengan dengan adanya acara atau pentas sulap dari India, Hakasa dulu namanya. Trus tahun 1978 ibu mulai beralih usaha ke kuliner. Mulai buka warung makan kecil dengan menu gado-gado dan menu minuman es seperti es kacang ijo yang waktu itu belum ramai di pasar. Karena semakin hari semakin banyak pelanggan mulailah ada banyak permintaan untuk menambah menu seperti nasi lalu ibu pun memenuhi permintaan mereka. Ibu mulai tambahkan menu seperti nasi gudeg, sambel goreng, krecek, opor, oseng kacang, itu menu ramesan.

Semakin hari semakin rame dan waktu lebaran ada pengunjung dari asli padang dan minta tambahan menu dari ibu supaya ga Cuma ayam saja menunya.

(2)

Akhrnya ibu tanya kira-kira apa? Lalu jawabnya daging atau ikan. Ibu pun tanya kalau daging di buat apa? Lalu jawab pelanggan itu, di buat rendang bu. Saat itu ibu belum tahu gimana caranya buat rendang. Waktu berlalu pelanggan dari padang itu datang lagi dan saat itu ibu bertanya gimana caranya membuat rendang, dan akhirnya saat coba buat sendiri ibu tambahkan dengan bumbu rahasia ibu. Saat orang padang itu dateng dan coba rendangnya, dia malah suka sekali dengan rendang buata ibu malah lebih suka rendang ibu dari pada rendang padang asli. Selain rendang ibu juga saat itu buat ikan lele dan kutuk/gabus dan seiring berjalannya waktu banyak permintaan ikan kutuk dan ibu juga akhirnya buat sambel goreng ikan kutuk.dan akhirnya menu menu yang ada sampai sekarang itu ya perkembangan dari permintaan pelanggan.

2. Bagaimana sejarah terbentuknya nama Warung gudeg koyor dan ikan kutuk Bu Djono?

Jawab:

Sebenarnya kalau untuk nama warung, karena dari pihak ibu sendiri tidak pernah buat nama warung ini warung apa gitu dan seperti mas lihat di depan juga ga ada plank nama warung ini. Tapi karena pelanggan suka dengan masakan ibu ya mereka dengan sendirinya buat nama untuk warung ini. ada yang suka dengan gudegnya mereka bilang ini warung gudeg bu djono atau warung gudeg reksa, ada yang suka dengan ikan kutuk ya mereka panggil kita warung ikan kutuk Bu Djono atau ikan kutuk reksa. Ya macam-macam panggilan yang mereka buat. Bahkan kalau anda cari di google maps atau berita di internet tentang warung ini, semua nama yang ada di sana itu buatannya pelanggan. Dari kita sendiri kita ga kasih nama dan kedepannya pun belum ada rencana untuk memberi nama untuk warung ini.

3. Strategi komunikasi apa yang warung ini gunakan untuk mendapatkan pelanggan baru atau pelanggan setia?

(3)

Kalau dari kita sendiri itu tidak pakai yang semacam itu ya. Kita biarkan pelanggan yang merasakan pengalamannya/ sensasinya makan masakan bu Djono. Kita hanya fokus saja di kualitas makanan dan pelayanan yaa. Kalau bicara kualitas ada 2 hal penting yang kita jaga. Pertama itu adalah resep yang kita gunakan, resep yang kita pakai itu dari dulu sampai sekarang tidak berubah, jadi kalau ada orang makan 30/40 tahun lalu trus makan disni mereka pasti akan bilang kalau rasanya yang dulu dengan sekarang ga ada perubahannya. Waktu saya ikut ibu pun saya ngak langsung dilepas untuk masak walaupun sudah tahu resepnya. Saya selama 12 tahun diajarin masak sama ibu dan diajarin bagaimana caranya masak yang konsisten sambil terus latian masak dan dilihati cara masaknya.

Kedua kita juga fokus memberikan pelayanan yang terbaik ke pelanggan ya mas, gimana kita ramah sama pelanggan, cara menawarkan, trus juga bertanya kalau pelanggan ga menghabiskan makanan. Pernah ada satu kali pelanggan tidak menghabiskan makan trus saya tanya ternyata ada pelayan yang kurang baik pelayanannya, ya langsung kami beritahu bila pelanggan kesini lagi akan dilayani lebih baik atau oleh orang yang berbeda, dan untuk pelayan itu kami biasanya tegur kalau tidak berikan pelayanan yang baik.

4. Lalu program promosi seperti apa yang dilakukan warung bu Djono ini? Jawab:

Kalau untuk promosi, dari kami jarang bahkan kelihatannya ga pernah melakukan promosi. Kami itu memang punya akun instagram, tapi itu bukan untuk tujuan promosi, dan itu pun bukan dari pihak kami yang membuat. Memang itu yang buat memang masih keluarga, tapi itu bukan ide kami untuk melakukan promosi, ya hanya ada keluarga yang mau iseng-iseng buat instagram saja.

Promosi lainnya pun kami tidak pernah punya inisiatif. Biasanya yang melakukan promosi itu adalah pelanggan sendiri. Jadi sewaktu mereka makan di warung ibu dan mereka merasa puas, entah itu puas dari rasa makannya atau puas karena pelayanannya, biasanya mereka yang punya ide cerita-cerita ke temannya,

(4)

keluarganya, ataupun tamunya dari luar kota. Bahkan kalau mas lihat kita ada di google maps itu yang buat adalah pelanggan. Kita juga kaget kok tiba-tiba warung makan ibu kok sudah ada di google maps, dan itu kami tahunya pun dari pelanggan yang membuatkan cerita ke kami. Ada juga dari mereka yang ibu-ibu sosialita itu ya yang biasanya tiap jalan-jalan mereka itu upload foto makanan mereka di group nya di whatsapp atau facebook lah mengajak temen-temennya yang lain untuk makan di sini atau hanya mau pamer saja sama temen-temennya kalau mereka waktu di salatiga makan di warung ini.

Jadi dari dulu kami ga punya ide untuk melakukan promosi, ya kami hanya fokus ke kualitas makanan kami saja. Bahkan kalau kami dapet bahan makanan yang kurang bagus atau ngak fresh kami lebih pilih ga jualan produk itu kok dari pada dipaksakan jualan tetapi rasanya beda.

5. Memangnya apa saja standar pemilihan bahan baku untuk rumah makan ini bu?

Jawab:

Kalau kita pilih bahan itu ga sembarangan mas, misalnya kalau pilih bahan utk buat gudeg. Waktu kita beli nangka kita ga bisa sembarangan pilih. Nangka yang bagus itu nangka dari daerah beringin, kalau di buat gudeg nangkanya bisa pas dan enak. Ada juga nangka dari kopeng, tapi kita jarang pakai yang itu soalnya kalau dibuat gudeg jadi aga medok dan baunya sangit. Ya kalau adanya Cuma nangka itu kami lebih pilih tidak jualan gudeg , dari pada waktu kami paksa jualan gudeg tapi pelanggan tidak puas malah kecewa itukan jadinya ga bagus nanti.

6. Lalu untuk proses memaskanya bagaimana bu? Jawab:

Kalau proses masaknya di tangani sendiri mas. Ibu (Bu Djono) itu orangnya kekeh banget kalau soal makanan. Di rumah makan ini juga kalau soal masak Ibu pasti pegang sendiri. Ga pernah nyuruh yang bantu untuk pegang masakan, pasti

(5)

ibu yang masak sendiri. Kalaupun pernah paling ya hanya yang sederhana-sederhana saja dan tetap diawasi oleh ibu. Kalau soal jam buka rumah makan ibu juga orangnya kekeh.

Dulu kita buka ngak dari pagi mas, dulu masih buka jam 11. Waktu itu sebelum jam 11 udah banyak orang ngantri di depan rumah makan. Ibu tahu kalau orang banyak yang ngantri dan posisi saat itu belum jam 11 dan makanan sudah siap semua, tapi ibu belum buka rumah makannya, ya ibu ngelakuin apa saja untuk menunggu waktu buka itu mas, dan ga mau buka walaupun pelanggan ngantri atau pun gedor-gedor dari luar.

7. Kalau bu Yani sendiri berarti sudah lama ikut membantu rumah makan ini? Jawab:

Saya ikut ibu baru mas, baru waktu saya menikah dengan pak Jasmani (anak Bu Djono). Saat itu saya belum bisa masak masakan yang seperti Ibu. Tapi sepanjang waktu Ibu terus membimbing saya. Ibu orangnya kekeh dan tegas kalau soal masakan dan sangat berbakat menurut saya. Saat itu saya diajari mulai dari berbelanjanya, cara menyiapkan bahan masakan, sampai cara memasaknya. Ibu bukan tipe yang suka memberikan teori. Ibu langsung bawa saya praktek. Saat itu Ibu ajari sambil meminta saya memperhatikan, trus mulai belajar memasaknya. Jadi setiap hari belajar masak dan latihan terus

Saya ikut Ibu untuk mengurusi rumah makan ini sudah 12 tahun, dan selama itu juga saya terus dilatih oleh Ibu. Ga gapang diawalnya mas, dan bahkan selama itu pun saya rasanya masih belum bisa ngimbangi Ibu. Kalau Ibu mencicip makanan apapun langsung bisa membuat yang versinya Ibu dan sering orang lebih suka versinya Ibu. Tapi dari belajar 12 tahun sama Ibu dari latihan terus tiap hari, saya akhirnya juga bisa ngikuti gayanya Ibu masak. Sampai hari ini pun kalo mas mau mencoba masakannya bu Djono yang dulu gimana rasanya, ya silahkan coba masakan di depan itu, rasanya sama tidak berubah dari yang dulu walaupun pedasnya sudah kami kurangi karena sekarang pelanggan banyak yang ga suka pedas.

(6)

8. Kalau boleh tahu sebenarnya selain penyesuaian dan penjagaan rasa makanan, apa lagi sih bu rahasianya supaya bisa eksis lama itu bu?

Jawab:

kita juga kasih pelayanan yang baik mas, kita pengen buat pelanggan itu ngerasa hangat di rumah makan kami kayak di rumah. Karena itu, kami kasih pelayanan yang ‘all out’ mulai dari keramahan, senyum yang tulus, respon kami sama komentar mereka. Ya walaupun ada yang komentarnya buruk kami buat gimana caranya menutupi komentar buruk itu dengan pengembangan kedepannya. Misalnya kalau ada yang ga suka sama pelayanannya satu orang dari kami trus ngadu ke yang lain, ya langsung kami minta maaf dan ngajak pelanggan kalau untuk kunjungan selanjutnya akan dilayani orang yang berbeda. Kalau komentarnya bagus, kita kasih respon apresiasi kayak ucapan terimakasih lah atau minum gratis, atau diskon makanannya.

Tanggal wawancara : 4 September 2019 Tempat : Kediaman Bapak Kaslin Waktu : 15.00 – 15.45

Identitas Narasumber 2 Nama : Kaslin Umur : 53 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Warga Setempat Rumah Makan Bu Djono Hasil Wawancara

1. Apakah bapak pernah tahu promosi apa saja yang pernah di buat rumah makan Bu Djono?

(7)

Kalau setahu saya ya mas dari dulu itu warung ini pemasarannya dari mulut ke mulut, kalau ada pelanggan datang trus mereka cerita ke yang lain.

2. Apakah pernah tahu kalau rumah makan ini pernah beriklan di media tertentu atau membagi brosur?

Jawab :

Tidak pernah mas, ya pemasarannya dari mulut kemulut itu.

Tanggal wawancara : 5 September 2019

Tempat : Rumah Makan Bu Djono Waktu : 09.00 – 09.15

Identitas Narasumber 3

Nama : Anna Satmiatiningsih Umur : 59 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Status : Pelanggan Hasil Wawancara

1. Apakah ibu pernah tahu promosi apa saja yang pernah di buat rumah makan Bu Djono?

Jawab:

Kurang tahu ya mas, selama 5 tahun ini belum pernah lihat sih, saya sendiri tahunya rumah makan ini dari keluarga.

2. Apakah pernah tahu kalau rumah makan ini pernah beriklan di media tertentu atau membagi brosur?

(8)

Tidak mas.

Tanggal wawancara : 5 September 2019

Tempat : Disekitar Rumah Makan Bu Djono Waktu : 13.00 – 13.15

Identitas Narasumber 4 Nama : Hizkia Tentua Umur : 22 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Pelanggan Rumah Makan Bu Djono Hasil Wawancara

1. Apakah bapak pernah tahu promosi apa saja yang pernah di buat rumah makan Bu Djono?

Jawab:

Oh ngak pakai pemasaran ini rumah makannya mas, saya bisa kesini karena kenalan yang kasih rekomendasi.

2. Apakah pernah tahu kalau rumah makan ini pernah beriklan di media tertentu atau membagi brosur?

Jawab :

Penah tahu ada di web site si mas, tapi itu web site rewview makanan di salatiga, ga tahu itu termasuk mengiklan atau ngak.

Referensi

Dokumen terkait

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, serta tidak lupa juga shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,

Akankah esok kembali ,aku masih kau beri kehidupan yang berarti?. Wahai dunia dan

Selain terdapat pengurangan job desc pada bagian kasir, terdapat juga penambahan tugas dari bagian lain yang sesuai dengan bagian kasir yaitu : Melakukan pencatatan

Segera mempersiapakan diri untuk mendapatkan SKP pada setiap kegiatan ( 6 kegiatan yang telah ditetapkan dalam pengembangan keprofesian), hanya 25 SKP selama

[r]

teknis serta tidak mengandung konsekuensi tanggung jawab yang lebih luas, yang ditujukan kepada eselon bawahan atau yang setingkat. Kepala Bagian atas nama atasan

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

kewenangannya ditentukan dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sangatlah diperlukan karena perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik