• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokakarya Fungsional Non Peneli8 Cisarua/Ciseureuh-Puncak( m dpl),pandansari Berebes(1350 m dpl) dan Suren Gede-Wonosobo(1350 m dpl). Dalam ran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lokakarya Fungsional Non Peneli8 Cisarua/Ciseureuh-Puncak( m dpl),pandansari Berebes(1350 m dpl) dan Suren Gede-Wonosobo(1350 m dpl). Dalam ran"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KENDALA PENGEMBANGAN KELINCI REX

DI SULAWESI SELATAN

R. Deny Pumama

Balai Penelitian Ternak Ciawi

PENDAHULUAN

Keengganan petemak untuk memelihara kelinci, terjadi akibat kendala pemasaran (Sastrodihardjo dkk,1988),untuk itu Balitnak Ciawi memperkenal-kan breed alternatif untuk pengembangan kelinci yaitu kelinci Rex (Raharjo Y .C . 1988) .

Keistimewaan kelinci Rex adalah mempunyai bulu yang halus dan tebal dengan panjang yang seragam serta mengkilap seperti beludru sehingga harga kulit bulunya (fur) cukup mahal dan ini berarti dapat meningkatkan pendapatan peternak . Selain itu kualitas fisik kulit kelinci Rex dapat menyamai Standard Industri Indonesia (SII) kulit kambing untuk jaket (Raharjo dkk, 1990), hal ini berarti dapat dijadikan bahan baku alternatif untuk industri kulit menggantikan kulit konvensional (sapi, kerbau, kambing dan domba) sekaligus berpeluang menjadi salah satu komoditi ekspor .

Untuk mendapatkan kulit bulu (fur) yang berkualitas tinggi,kelinci Rex harus dipelihara ditempat yang bersuhu rendah dengan temperatur antara 16° C sampai dengan 18 °C dimana tempat seperti ini merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian dari 1350 sampai dengan 1500 meter dari permukaan laut dengan potensi sebagai centra penghasil hortikultura .

Ketersediaan limbah pertanian yang melimpah merupakan sumber pakan kelinci yang murah sehingga dapat menekan biaya pemelihar-aan,sedangkan disisi lain kotoran kelinci dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman hortikultura . Dengan demikian kelinci Rex dapat dikembangkan kearah agro-industri dengan melibatkan peternakan rakyat dalam sistim usahatani terpadu .

Sejalan dengan itu maka pola penelitian kelinci Rex diarahkan pada pengembangan dengan mencari potensi wilayah yang sesuai untuk budidaya kelinci Rex .

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Balai Penelitian Ternak dad tahun 1988 sampai tahun 1993 pada beberapa daerah dataran tinggi di Pulau Jawa, menunjukan bahwa kelinci Rex dapat beradaptasi dengan baik dan berkembang pada berbagai lingkungan seperti di Ciawi Bogor (400 m dpl),

(2)

Lokakarya Fungsional Non Peneli8

Cisarua/Ciseureuh-Puncak(800 - 900 m dpl),Pandansari Berebes(1350 m dpl) dan Suren Gede-Wonosobo(1350 m dpl) .

Dalam rangka pengembangan Kawasan Timur Indonesia, pada tahun 1994 penelitian kelinci Rex dilakukan di Sulawesi Selatan . Secara geografis, Sulawesi Selatan banyak memiliki daerah dataran tinggi yang merupakan centra hortikultura sehingga dapat digunakan untuk lokasi kegiatan penelitian . Sedangkan secara administratif Sulawesi Selatan juga memiliki Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (InPTP) di Kabupaten Gowa .

Permasalahan di lapangan yang dihadapi pada penelitian di Sulawesi Selatan agak berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Pulau Jawa . demikian pula cara-cara mengatasinya permasalahan tersebut .

Penelitian ini merupakan proyek kerja sama antara Puslitbang Tanaman Pangan dengan Balai Penelitian Ternak-Puslitbang Peternakan .

Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji potensi wilayah yang men-dukung pengembangan agro-industri kelinci Rex dalam sistim usaha tani terpadu, yang melibatkan pengukuran potensi wilayah, produktivitas dan pemanfaatan tanaman pangan/pakan/hortikultura, produktivitas dan kualitas produk Rex, analisa usaha dan pengujian model jaringan usaha .

Lokasi penelitian dilakukan di desa Kanreapia, Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten DT .II Gowa yang terletak di Pegunungan Bawakaraeng dengan ketinggian 1500 meter dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 14° C sampai 16 ° C pada waktu siang hari (pukul 12 WITA),sedangkan pada malam hari suhu turun sampai 8 ° C .

Daerah ini memiliki potensi untuk pengembangan kelinci Rex karena merupakan daerah penghasil hortikultura terbesar di Sulawesi Selatan,dengan penduduk suku makasar dan masyarakat pendatang dari Jawa Barat (Pangalengan) dan Jawa Tengah (Solo/Wonogiri) .

Pengadaan kelinci Rex untuk penelitian didatangkan dari Balitnak Ciawi, sedangkan pengadaan konsentrat kelinci dikerjakan di InPPTP Gowa yang berlokasi di Kecamatan Bajeng .

Pengukuran produktivitas dan pemanfaatan tanaman pangan/pakan/ hortikultutra dilakukan oleh peneliti dari Balitan Maros, sedangkan pengukuran produktivitas dan kualitas kelinci Rex dilakukan oleh peneliti dari Balitnak Ciawi dan I nPPTP Gowa .

Tenaga tehnis dilapangan dikerjakan oleh tenaga tehnisi dari Balitnak Ciawi dan I nPPTP Gowa .

(3)

Lokakarya Fungsional Non Peneliti

Kendala pengembangan kelinci Rex .

Pada umumnya peternak yang menjadi koperator didaerah ini belum memahami bagaimana cara beternak kelinci yang balk dan benar, oleh karena itu Iangkah pertama yang ditempuh adalah dengan memberikan pengetahuan dan bimbingan secara bertahap dalam menejemen pemeliharaan kelinci yang balk .

1 . Pembuatan kandang .

Petemak yang menjadi koperator, pada umumnya belum memahami bentuk kandang yang sesuai untuk kebutuhan kelinci akibatnya kandang yang dibuat tidak sesuai dengan gambar balk ukuran maupun konstruksinya, pada-hal gambar tersebut dimaksudkan sebagai pedoman atau petunjuk teknis dalam pembuatan kandang .

Sebagai jalan keluarnya dibuatkan kandang percontohan, balk untuk kandang pembesaran ataupun kandang untuk reproduksi .

Dalam upaya perbaikan kandang, bimbingan diberikan secara langsung dengan cara bekerja bersama-sama dengan peternak koperator untuk memperbaiki bentuk kandang sehingga dengan siapnya kandang maka penelitian dapat segera dilaksanakan .

Komunikasi dengan peternak koperator sangat diperlukan untuk mem-bantu mempercepat proses alih teknologi, sehingga dalam memberikan

bimbingan dan anjuran-anjuran mudah diterima oleh masyarakat .

2 . Monitoring .

Pola penyebaran peternak koperator tidak berada dalam satu dusun tetapi menyebar pada beberapa dusun yaitu dusum Tanggara, dusun Kanreapia dan dusun Halahalaya .

Base Camp teknisi penelitian berada di dusun Tanggara karena disini ditempatkan peternak koperator yang berfungsi sebagai breeder yang akan memperbanyak (menangkar) kelinci Rex . Jarak dari dusun Tanggara ke dusun Halahalaya kurang Iebih 4 km yang harus ditempuh dengan jalan kaki setiap kali melakukan . Yang menjadi kendala selain jarak tempuh yang cukup jauh juga tiupan angin yang kencang dengan suhu rata-rata 14 ° C, sehingga untuk

melakukan monitoring tersebut dibutuhkan kesiapan fisik yang balk .

3 . Kondisi geografi .

Letak daerah pengembangan kelinci Rex adalah dipuncak Pegunungan Bawakaraeng dimana berhadapan langsung dengan laut Sulawesi dan Teluk Bone . Pertemuaan tiupan angin dari kedua laut pada sisi kiri dan kanan

(4)

menimbulkan angin yang sangat kencang dan mengakibatkan suhu udara bertambah dingin .

Keadaan demikian sering menimbulkan kematian kelinci muda yang didatangkan langsung dari Balitnak Ciawi cukup banyak . Sedangkan kelinci

muda hasil reproduksi di Lokasi mampu beradaptasi dengan balk .

4 . Masalah lain dilapangan .

Lokakarya Fungsiona/ Non Penefid

Pembuatan pellet konsentrat

a . Harga bahan-bahan di Sulawesi Selatan cukup tinggi,akibatnya harga pakan menjadi tinggi .

b . Tidak semua bahan pakan yang dibutuhkan tersedia, sehingga harus didatangkan dari Pulau Jawa .

c . Dalam proses pembuatan pellet kesulitan memperoleh fasilitas peralatan yang diperlukan seperti mesin untuk menggiling rumput kering maupun pencetak pellet sehingga kita banyak menguras tenaga .

Untuk menggiling rumput kering, terpaksa kita gunakan mesin giling sampel yang kapasitasnya terbatas dimana untuk satu had kerja hanya mampu menghasilkan 7 kg rumput kering giling, padahal untuk satu kali pencampuran dibutuhkan 40 kg rumput kering

Demikian pula pembuatan pellet dikerjakan secara manual dengan menggunakan mesin penggilingan daging yang digerakan dengan puteran tangan dimana dalam satu had kerja hanya mampu mengerjakan 50 kg bahan ransum .

Transportasi kelinci Rex dari Airport

Kendala yang dihadapi adalah sulitnya untuk mendapatkan kendaraan yang dilengkapi pengatur suhu mengingat 80% perjalanan ditempuh melalui daerah terbuka dengan temperatur antara 30° C sampai 34 ° C, sehingga terpaksa kelinci Rex diangkut dengan menggunakan Kendaraan bak terbuka milik Balitan Maros .

Untuk meredam sengatan panas matahari, kandang transport ditutup dengan karung goni basah, apabila karung-karung goni tersebut mengering segera dibasahi kembali . Sampai kota wisata Malino yang berjarak 18 km dari lokasi kendaraan diistirahatkan untuk memberikan kesempatan pada kelinci menyesuaikan suhu, karena suhu di Malino sudah mulai sejuk yaitu kurang lebih 22° C .

(5)

Masalah kecemburuan sosial .

Antusias masyarakat untuk memelihara kelinci Rex, pada sisi lain menimbuikan kecemburuan pada masyarakat, mereka mepertanyakan mengapa mereka tidak diberi paket kelinci Rex .

Pada umumnya mereka belum memahami maksud dan tujuan peneliti-an ypeneliti-ang sedpeneliti-ang kita kerjakpeneliti-an, oleh karena itu perlu dilakukpeneliti-an pendekatpeneliti-an, baik secara formal melalui kegiatan saresehan atau pun secara informal oleh aparat desa dan petugas penyuluh pertanian lapangan . Secara informal juga melakukan pendekatan dengan tokoh masya-rakat dan alim ulama setempat untuk menjelaskan maksud penelitian yang sedang dikerjakan didaerah tersebut .

KESIMPULAN

1 . Daerah pengembangan kelinci Rex yang dijadikan pilot projek di Sulawesi Selatan secara umum dapat dilanjutkan, akan tetapi perlu dipersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan .

2 . Perlu dipikirkan cara menurunkan biaya pembuatan konsentrat yang merupakan komponen terbesar biaya produksi .

3 . Pola pikir peternak harus diarahkan kearah yang lebih maju terutama dipersiapkan dalam menerima tehnologi dibidang peternakan dan tentunya sangat diperlukan peran aktif dari Dinas Peternakan setempat dan para Penyuluh Pertanian Lapangan .

4 . Masih ada kendala teknis dalam pengembangan kelinci rek seperti tidak semua bahan pakan tersedia, sehingga terpaksa harus didatangkan dari pulau Jawa disamping kondisi geografis yang kurang menguntungkan .

DAFTAR PUSTAKA

Sastrodihardjo,S .,Maksum Djakaria, 1988 . Beternak kelinci menunjang kehidupan keluarga . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Forum Peternak Unggas dan Aneka Ternak ii .

Raharjo,Y .C .,1988 . Rex breed aiternatif untuk pengembangan kelinci . Kumpulan Makalah Sem . Ekspor Ternak Potong .Dir .Jen .Peternakan . Jakarta .

Raharjo,Y .C .,1990 . Kulit bulu kelinci Rex : Kualitas dan potensinya dalam industri kulit . Prosiding Sem . Himpunan Ahli Kimia dan Teknologi Kulit Indonesia . BBKKP Yogyakarta .

Lokakarya Fungsiona! Non Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Jenis data penelitian yang didapat adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari data kualitatif (Data tentang proses pembelajaran diperoleh dari lembar

Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Mahasiswa dalam pembelian ponsel blackberry di Univesrsitas Muhammadiyah Yogyakarta, adapun faktor-faktor

Bagi perusahaan adalah sebaiknya menambah jumlah anggota komite audit dalam melaporkan tugas dan fungsinya kepada komisaris karena hasil dari penelitian ini

pengalaman yang dirasakan, dihidupi, disusun ulang, dan diartikan kembali. Hal ini mungkin personal atau umum dan mungkin merupakan hasil dari berhadapan dengan karya

sifat ini ditunjukkan dengan menyimpan kaktus masa lalunya di kakus, mengingat minuman kesukaan mantan kekasihnya dan kebiasaanya menyirami bunga seperti masa lalu seperti

Teknologi pemulihan lahan bekas tambang timah untuk pertanian di Bangka Belitung.. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pemupukan dan Pemulihan Lahan

Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan