vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The aim of this study is to describe the policy City Branding toward Brand Attitude. In this study,based on purpose of study this thesis use causal explanatory, the method used to determine the sample is non probabaility sampling. Respondents in this study were 682 persons. The hypothesis testing method used in this study is classic assumption test, double linear regression, and hypothesis testing with SPSS version 16.0 wtih result Indicator Nature, Cultural Activities, Social Bonding gives influence toward City
Branding, but Indicator Networking and Transpot doesn’t give influence toward City
Branding.
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh City Branding pada Brand Attitude. Berdasarkan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang di gunakan adalah causal explanatory dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk penentuan sampel adalah non probability sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak 682 orang yang merupakan mahasiswa pendatang di Kota Bandung. Metode pengujian hipotesis menggunakan metode regresi linear berganda dan pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan hasil penelitian sebagai berikut: Indikator Nature, Cultural Activities, Social Bonding memberikan pengaruh pada City Branding, sedangkan Networking dan Transpot tidak memberikan pengaruh pada City Branding.
ix Universitas Kristen Maranatha 2.1.1. Teori Perilaku Konsumen ... 10
2.1.2. Model Perilaku Konsumen ... 12
2.1.3. Teori Brand Management ... 13
2.1.4. Teori Branding ... 14
2.1.5. City Branding ... 17
2.1.6. Nature ... 18
2.1.7. Transpot ... 18
2.1.8. Social Bonding ... 19
2.1.9. Cultural Activities ...19
2.1.10. Networking ... 20
2.1.11. Attitudinal ... 20
2.2. Rerangka Pemikiran ... 22
2.3. Rerangka Teoritis ... 23
2.4. Penelitian Terdahulu ... 24
x Universitas Kristen Maranatha
2.6. Pengembagan Hipotesis ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 29
3.2. Populasi dan Sampel ... 30
3.3. Teknik Pengambilan Sampel ... 30
3.4. Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 32
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.5.1. Uji Instrumen ... 35
3.5.2. Uji Data ... 40
3.6. Metode Analisis Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden ... 42
4.2. Uji Asumsi Klasik ... 46
4.2.1. Uji Normalitas ... 46
4.2.2. Uji Multikoliniearitas ... 47
4.2.3. Uji Heterokedastisitas ... 48
4.3. Uji Anova ... 49
4.4. Hasil Penelitian ... 49
4.4.1. Pembahasan Hasil Uji Penelitian 1 ... 49
4.4.2. Pembahasan Hasil Uji Penelitian 2 ... 50
4.4.3. Pembahasan Hasil Uji Penelitian 3 ... 51
4.4.4. Pembahasan Hasil Uji Penelitian 4 ... 53
4.4.5. Pembahasan Hasil Uji Penelitian 5 ... 54
4.5. Analisis Korelasi ... 55
4.6. Pengujian Hipotesis ... 55
4.6.1. Uji Hipotesis Secara Simultan ... 56
4.6.2. Uji Hipotesis Secara Parsial ... 57
xi Universitas Kristen Maranatha
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ... 62
5.2. Implikasi Manajerial ... 63
5.3. Keterbatasan Masalah ... 63
5.4. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... 24
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel ... 32
Tabel 3.1 Hasil Pengolahan Data Uji Validitas ... 31
Tabel 3.2. Hasil Pengolahan Data Uji Reliabilitas Item Kuesioner... 39
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data Profile Responden ... 43
Tabel 4.2.1 Hasil Pengolahan Data Uji Normalitas ... 45
Tabel 4.2.2 Hasil Pengolahan Data Uji Multikolinieritas ... 46
Tabel 4.2.3 Hasil Pengolahan Data Uji Heterokedastisitas ... 46
Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Data Uji Anova ... 47
Tabel 4.4.1 Hasil Pengolahan Data Uji Hipotesis Nature ... 48
Tabel 4.4.2 Hasil Pengolahan Data Uji Hipotesis Transpot ... 49
Tabel 4.4.3 Hasil Pengolahan Data Uji Hipotesis Social Bonding ... 51
Tabel 4.4.4 Hasil Pengolahan Data Uji Hipotesis Cultural Activities ... 52
Tabel 4.4.5 Hasil Pengolahan Data Uji Hipotesis Networking ... 53
xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I: Pengujian Uji Heterokesadisitas ... xv
Lampiran II: Pengujian Hasil Data ... xvii
Lampiran III: Pengujian Uji Normalitas ... xix
Lampiran IV: Kuesioner Pengaruh City Branding ... xxii
Lampiran V: Uji Anova ... xxvii
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen... 12
Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran ... 22
Gambar 2.3 Rerangka Teoritis ... 23
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Merek memberikan identitas yang berbeda pada sebuah kota, sehingga
dapat membedakan antara kota yang satu dengan kota-kota yang lainnya. Sebuah
merek yang kuat akan mudah dibedakan dengan pensaing sehingga akan
mengakibat investasi, bisnis, pengunjung, dan penduduk. Pemasaran sebuah kota,
daerah, dan negara telah menjadi sesuatu hal yang sangat dinamis, kompetitif, dan
banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Kota, daerah, dan negara menyadari bahwa
perlunya brand strategy yang akan memberikan banyak manfaat dan keuntungan
bagi daerah itu sendiri. Strategi merek kota umumnya praktek diantara kota-kota
dunia, pemerintah berusaha untuk mengembangkan kota secara keseluruhan.
Menurut de Chernatory & McDonald, 1992 branding yaitu sebuah merek yang
sukses adalah produk yang dapat diidentifikasi , layanan , orang , atau tempat ,
ditambah sedemikian pembeli atau pengguna merasakan relevan , nilai tambah yang
unik yang sesuai dengan kebutuhan mereka paling dekat . Selanjutnya , hasil
keberhasilannya untuk dapat mempertahankan nilai-nilai tambah dalam
menghadapi persaingan.
Telah ditegaskan oleh Ashworth dan Kavaratzis (2009, 522) bahwa
sebagian besar kota menerapkan hanya sebagian strategi merek, dengan
mengisolasi logo kota dan slogan pembangunan menuju strategi merek secara
keseluruhan. Merek menjadi trend , yang meningkat terutama sesudah tahun
1990-an , dimulai tidak h1990-anya di produk saja tetapi telah meningkat deng1990-an negara d1990-an
2 Universitas Kristen Maranatha
jasa termasuk meningkatan pengalaman dari keduanya sebagai hasil (Bozkurt,
2004:48). Kota, negara bagian dam negara masa kini telah aktif dikampanyekan
melalui periklanan, direct mail dan perangkat komunikasi yang lainnya. (Keller,
2003). City Branding awalnya difokuskan pada City Brand Image ( Merrilees etc.,
2009). Namun, penelitian berikutnya dilakukan oleh Hankinsin (2001), bergeser
untuk meneliti bagaimana memasarkan sebuah kota. Menurut Anholt dalam
Moilanen dan Rainisto (2009:7) mendefinisikan city branding sebagai manajemen
citra suatu destinasi melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial,
sosial, kultural, dan peraturan pemerintah. City Branding dapat dikatakan sebagai
strategi dari suatu negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat didalam
benak target pasar seperti positioning sebuah produk atau jasa, sehingga negara atau
daerah dapat dikenal secara luas oleh dunia.
Menurut Merrilees etc, pada tahun 2009, City Branding adalah sub-bagian dari
place branding dan menekankan pemasaran dan merek dari sebuah kota tersebut
untuk penduduk (dan calon penduduk ) sebagai tempat untuk tinggal dan tempat
untuk usaha yang memiliki nilai investasi. City Branding dapat diartikan sebagai
sebagai sebuah proses pembentukan merek kota atau daerah yang ingin dikenal oleh
target pasar dalam hal ini yaitu turis, investor, dan event, kota tersebut dengan
menggunakan ikon, slogan, eksibisi, serta positioning yang baik, dalam berbagai
bentuk media promosi. Sebuah city branding bukan hanya sekedar ikon atau tagline
belaka, akan tetapi suatu gambaran dari pikiran, perasaan, dan ekspetasi yang
datang dari benak seseorang tersebut melihat atau mendengar sebuah nama, logo,
3 Universitas Kristen Maranatha
Menurut Peter dan Olson (2006), sikap dapat didefinisikan sebagai evaluasi
konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang, maka dapat dikatakan
sikap adalah sebagai individu dihadapkan pada suatu rangsangan yang
menghendaki adanya reaksi individu. Sikap konsumen terhadap merek dapat
diartikan sebagai penyampaian apa yang diharapakan pembeli terhadap merek
tersebut, diharapkan pembeli agar dapat terpuaskan kebutuhannya. Karena itu sikap
konsumen dapat memacu keinginan atau niat untuk membeli suatu produk.
Strategi City Branding merupakan strategi umum yang banyak dilakukan
oleh kota-kota di dunia dimana pemerintah berusaha untuk mengembangkan “merek” kota milik daerah itu sendiri. Dalam konteks City Branding, para
stakeholders termasuk penduduk, bisnis, wisatawan, investor dan pendukung
lingkungan. Namun, pada saat yang bersamaan Kottler dan Keller (2006)
menjelaskan bahwa sikap dapat dibentuk melalui tiga faktor, yaitu Personal
Experience, Group Associations, dan Influential Others. Pengalaman pribadi akan
membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan
terhadap merek akan menjamin salah satu dasar terbentuknya sikap, syarat untuk
mempunyai tanggapan adalah harus memiliki pengalaman yang berkaitan dengan
objek.
Kota Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia, yang
menjadi ibu kota provinsi dari Jawa Barat. Kota Bandung berada di tengah-tengah
provinsi Jawa Barat yang terletak di antara 10736’ Bujur Timur dan 655’ Lintang
4 Universitas Kristen Maranatha
Wilayah Kota Bandung berbatasan dengan Kabupaten Bandung di sebelah timur ,
selatan dan utara (sebagian), Kabupaten Bandung Barat di sebelah utara, dan Kota
Cimahi di sebelah barat, yang di huni sekitar 100 jiwa yang merupak 70,72% yang
merupakan usia produktif dan 29,28% yang merupakan usia yang non-produktif.
Yang di pimpin oleh Walikota Ridwan Kamil dan Wakil Walikota Oded M Danial,
yang dilantik pada tanggal 16 September 2013 untuk masa jabatan sampai tahun
2018.
1.2Identifikasi Masalah
Strategi City Branding dilakukan kota-kota modern sekarang untuk menarik
investor, turis, dan calon warga ( Menurut Fabien dan Virginie, 2015) yang
merupakan target pasar mereka, banyak cara yang digunakan dalam
memperkenalkan kota mereka yaitu dengan cara membuat slogan, ikon, dan event
yang menarik bagi konsumen. Strategi City Branding juga bisa menambah nilai dari
suatu kota tersebut sebagai contoh jika suatu daerah atau kota dapat melestarikan
lingkungan hidup di kota tersebut, maka kota tersebut akan mendapatkan
penghargaan Kalpataru , maka masyarakat akan menilai kota tersebut bersih dari
polusi lingkungan. Keputusan orang tentang tempat tinggal, ke mana harus pergi
pada hari libur, di mana untuk melakukan bisnis atau dimana unutk berinvestasi
lebih banyak menggunakan rasional dan perasaan emosional, hal ini diungkapan
oleh Anholt, 2006 di dalam jurnal Purwianti, 2014.
Kota Bandung merupakan kota yang menjadi “magnet” bagi siapapun yang
mendambakan kesejukan dan ketentraman, ini dikarenakan di sekelilingnya berjejer
5 Universitas Kristen Maranatha
merupakan pusat dataran tinggi Bandung yang bentuk morfologi wilayahnya tidak
beda dengan sebuah mangkok raksasa, terkadang disebut pula Cekungan Bandung.
Bentang alamnya mirip dengan sebuah mangkok raksasa yang dikelilingi
gunung-gunung berapi (Suganda: 2007)
Saat itu orang-orang tua terdahulu menyebut bahwa Bandung akan “Heurin
ku tangtung” , atau dapat diartikan Bandung akan penuh sesak dengan orang, dalam
perkembangannya hal ini terbukti dengan jumlah penduduk tiga wilayah
administrasi, masing-masing Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten
Bandung telah mencapai sekitar 7 juta jiwa dan ini belum ditambahkan dengan
pendatang seperti mahasiswa yang menempuh pendidikan di kota ini, karyawan
perusahan yang menetap sementara dan juga turis lokal dan asing yang memenuhi
Bandung saat peak season, atau weekend days, mengapa bisa demikian ?
Apakah sebenernya yang menjadi daya tarik sehingga orang mau bersusah-susah atau sengaja menyematkan “mampu” ke Kota Bandung ? Salah satu
jawabannya adalah kota ini memiliki gerai pakaian jadi yang di namakan factory
outlet, dan sekaligus menjadi trademark Kota Bandung sebagai tempat wisata
belanja paling populer serta terdapat juga usaha pariwisata yang lainnya seperti
hotel dan penginapan, rumah makan yang berjumlah sekitar 200 lebih yang dimulai
dan bercitarasa lokal, nasional maupun internasional (Suganda : 2007). Secara lebih
rinci majalah SWA, 2010 menyatakan bahwa penentu bisnis di Kota Bandung
didukung oleh 635 unit restoran, 2.725 rumah makan dan 1.235 hotel dengan
11.544 kamar, pasar modern mencapai 300 unit, 74 FO, 176 mini market, selain itu
6 Universitas Kristen Maranatha
mencapai 25.043 unit usaha, didominasi industri kecil yang mencapai 19.875 unit
usaha.
Selain itu, ternyata bukan hanya dari segi culinary dan fashion saja yang
dapat menjadi kebanggan Kota Bandung ini, penduduk Bandung yang di manjakan
oleh keindahan dan kesejukan alamnya ternyata memiliki potensi yang kreatif yang
luar biasa, ini terbukti dengan terpilih Kota Bandung menjadi proyek rintisan (pilot
project) kota kreatif se-Asia Timur dalam sebuah pertemuan internasional di
Yokohama Jepang pada akhir Juli 2007. Pemilihan Kota Bandung sebagai kota
percontohan bukanlah tanpa alasan, mengingat dalam 10 tahun terakhir, industri
kreatif di Bandung menunjukan perkembangan yang signifikan dan mempengaruhi
tren anak muda di berbagai kota. (Julianti : 2007 dalam Harian Pikiran Rakyat).
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah yang ada, maka batasan masalah yang
dipilih adalah City Branding, Nature, Business Opportunities, Transprotation,
Social Bonding, dan Cultural Activities. Menurut penelitian terdahulu faktor-faktor
seperti City Branding, Nature, , Transprotation, Social Bonding, dan Cultural
7 Universitas Kristen Maranatha
1.4Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Apakah terdapat pengaruh city branding pada brand attitude berdasarkan faktor
nature kota tersebut ?
b) Apakah terdapat pengaruh city branding pada brand attitude berdasarkan faktor
transport kota tersebut ?
c) Apakah terdapat pengaruh city branding pada brand attitude berdasarkan faktor
social bonding kota tersebut ?
d) Apakah terdapat pengaruh city branding pada brand attitude berdasarkan faktor
cultural activities kota tersebut ?
e) Apakah terdapat pengaruh city branding pada brand attitude berdasarkan faktor
8 Universitas Kristen Maranatha
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis :
a) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh city branding terhadap brand attitude
berdasarkan faktor nature kota tersebut.
b) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh city branding terhadap brand attitude
berdasarkan faktor transport kota tersebut.
c) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh city branding terhadap brand attitude
berdasarkan faktor social bonding kota tersebut.
d) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh city branding terhadap brand attitude
berdasarkan faktor cultural activities kota tersebut.
e) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh city branding terhadap brand attitude
9 Universitas Kristen Maranatha
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi Pemerintahan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintahan melakukan penilaian
kinerja organisasi apakah sudah sesuai standar yang telah di tetapkan atau tidak
sesuai standar. Selain itu, pemerintahan dapat memperbaiki dan mengembangkan
program-program yang menyangkut City Branding dan mempermudah pemerintah
untuk mengetahui standar kepuasan masyarakat Kota Bandung berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi City Branding. Apabila City Branding mempengaruhi
Brand Attitude . Selain itu, Kota Bandung akan memiliki reputasi yang baik.
2. Manfaat bagi Akademisi
Penelitian ini mencoba untuk memberikan kontribusi positif berupa pemikiran dan
temuan-temuan empirik mengenai city branding terutama penelitian yang sejenis
sehingga dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. Selain itu, hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi maupun referensi mengenai
keterkaitan City Branding pada Brand Attitude atau variabel lain yang dapat
62 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Pada hipotesis pertama bertujuan untuk menguji pengaruh City Branding pada
Nature. Hasil uji hipotesis regresi linier berganda menemukan bahwa variabel
City Branding mempunyai pengaruh pada Nature.
b) Pada hipotesis kedua bertujuan untuk menguji pengaruh City Branding pada
Transpot. Hasil uji hipotesis regresi linier berganda menemukan bahwa variabel
City Branding tidak mempengaruhi pada Transpot.
c) Pada hipotesis ketiga bertujuan untuk menguji pengaruh City Branding pada
Social Bonding. Hasil uji hipotesis regresi linier berganda menemukan bahwa
variabel City Branding mempunyai pengaruh pada Social Bonding.
d) Pada hipotesis keempat bertujuan untuk menguji pengaruh City Branding pada
Cultural Activities. Hasil uji hipotesis regresi linier berganda menemukan
bahwa variabel City Branding mempunyai pengaruh pada Cultural Activities.
e) Pada hipotesis kelima bertujuan untuk menguji pengaruh City Branding pada
Networking. Hasil uji hipotesis regresi linier berganda menemukan bahwa
63 Universitas Kristen Maranatha
Kesimpulannya yaitu City Branding berpengaruh pada Nature, Social Bonding, dan
Cultural Activities, sedangkan untuk Transpot dan Networking tidak mempengaruhi.
5.2Keterbatasan Masalah
a) Uji data yang dilakukan tidak normal divariabel Social Bonding, Networking
dan Cultural Activities.
b) Penelitian ini seharusnya memakai applied research karena tidak setiap kota
dapat disamakan dengan kota lainnya dari berbagai sektor.
5.3Implikasi Manajerial
Dari hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa implikasi manajerial yaitu:
a) Ketika pemerintah telah mengaplikasikan semua program kerja untuk
Kota Bandung, tentunya program kerja tersebut harus pengecekan
secara berkala, karena program kerja yang telah di terapkan belom tentu
di terima masyarakat.
b) Jika program kerja diterima oleh masyarakat maka, hal ini bisa menjadi
nilai lebih bagi Kota Bandung karena apa yang telah di rencanakan
secara manajerial dapat terlaksana dengan baik di lapangan maka dari
64 Universitas Kristen Maranatha
5.4Saran
1) Bagi Pemerintahan
Sebaiknya pemerintah mengkaji kembali program kerja jika
ingin program kerjanya efektif, mengkaji kembali setiap
aspek-aspek yang berhubungan dengan City Branding.
2) Bagi Peneliti
Peneliti selanjutnya sebaiknya mengganti metode penelitian
65 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Embacher, J. and Buttle, F. 1989, “A repertory grid analysis of Austria’s image as a summer vacation destination”, Journal of Travel Research, Vol. 27, Winter, pp. 3-7.
Kozak, L . 2003,“ Measuring tourist satisfaction with multiple destination attributes ”, Tourism Analysis , Vol.7, pp.229-40.
Berger-Schmitt, R. 2002, “ Considering social cohesion in quality of life assessments : concepts and measurement ”, Social Indicators Research, Vol. 58 Nos 1/3, pp. 403-28.
Hankinson, G. 2004, “ The brand images of tourism destinations: a study of the saliency of organic images ”, Journal of Product & Brand Management, Vol. 13 No. 1, pp. 6-14.
Greve, A. and Salaff, J. 2003, “ Social networks and entrepreneurship ”, Entrepreneurship Theory and Practice, Vol. 28 No. 1, Fall, pp. 1-22.
Merrilees, B. , Miller, D.and Herington, C.2009,“ Antecedents of residents’city brand attitudes ”, Journal Of Business Research , Vol. 63 No.3.
(Marketeers The Magz “ Memahami Fenomena Komunitas Anak Muda” , April 2010 page 50 Joseph Kristofel, Associate Research Manager, Markplus Insight).
Suganda, Her (2008). Jendela Bandung: Pengalam Bersama Kompas. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Wang et al (2012). Mega-Events And City Branding: A Case Study of Shanghai World Expo 2010. Journal of US-China Public Administration, ISSN 1548- 6591 November 2012, Vol. 9, No. 11, 1283-1293.
Vasconcelos (2012). The Effects Of Mega-Events On City Branding – The Example Of Warsaw And Euro 2012. A Master Thesis Presented As Part Of The Requirements For The Award Of A Masters Double Degree In Management From The NOVA – School of Business and Economics and SGH Warszawa – Warsaw School of Economics
Jedras (2011). City Branding The Perception Of Milan As A World Fashion Capital. Master Thesis Erasmus University, Rotterdam
66 Universitas Kristen Maranatha
Greve, A. and Salaff, J. 2003, “Social networks and entrepreneurship”, Entrepreneurship Theory and Practice, Vol. 28 No. 1, Fall, pp. 1-22.
Chaerani, R. 2011, “Pengaruh City Branding Terhadap City Image” Solo: Jawa Tengah.
Wutich, A etc. 2016, “Stigmatized Neighborhoods, Social Bonding, and Health” Arizona Starte University, USA.
Gilchrist, K. 2011,”Promoting wellbeing through environment: the role of urban forestry”. School of The Built Enviroment, UK.
Schwanen, T and Mokhtarian, P. 2004, “What affects commute mode choice: neighborhood physical structure or preferences toward neighborhoods?”. Utrech University, USA.
Dunn, K etc, 2005.”Indigenous Australians’ Attitudes Towards Multiculturalism, Cultural Diversity, ‘Race’ and Racism”. University of Western Sydney, Australia.
Purwinati, L dan Lukito, Y, 2014. “Analisis Pengaruh City Branding Kota Batam Terhadap Brand Attitude”. Universtias Internasional Batam, Indonesia.
Mutiasari, I, 2015.” ANALISIS IMPLEMENTASI CITY BRANDING”. Universitas
Brawijaya,Indonesia
Soliha,E etc.”PENGARUH CITY BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN
BERKUNJUNG KE KOTA SEMARANG”.Universitas Stikubank, Indonesia.
Pecot, F dan Barnier, V, 2015.”City Brand Management: the role of Brand Heritage in City Branding”. Aix-Marseille Université, France.
Rainisto, S. 2003.” SUCCESS FACTORS OF PLACE MARKETING:A STUDY OF
PLACE MARKETING PRACTICES INNORTHERN EUROPE AND THE UNITED STATES” Helsinki University of Technology, Helsisnki.
Chasnah, Nur.2010.” ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI