• Tidak ada hasil yang ditemukan

&Lffiffi; &ffieyk&ffi ffi ffi ffi,b$ Xmm$$ raft,q ffime'ffit il&tr ffimffikape$ge&$?& Esffi {JApldAFg. ?trffi&s AKffiXM. pmm&we?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "&Lffiffi; &ffieyk&ffi ffi ffi ffi,b$ Xmm$$ raft,q ffime'ffit il&tr ffimffikape$ge&$?& Esffi {JApldAFg. ?trffi&s AKffiXM. pmm&we?"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

pmm&we?Affi

{}ffi

ytrffi

ffi ffiffi

gffi

&ffieyK&ffi

ffi ffi ffi,B$

Xmm$$

rAft,q

ffimE'ffit

il&tr

ffimffiKAPe$gE&$

?&

Esffi

{JApldAFg

mE

r&ffiKEffi

E{ffiE,etre

$eHrET

d_PffiS}

?trffi&S

AKffiXM

&Lffiffi;

e oFmpm

$ymk

$mdra

s

ff6&3S3.S

rKffi&maFf,

ffiggJ&x

mffitu@tr&A. &

?mKmgH,ffiffi r pmi{ffi

&fl,.&fffl,&ffi H$ASXS, pffiffi Kffiffi H.'ru,&ffi

SMK&ffiffi

TEffiGffiT ELPfltr

PMMTAF{rAM

&ffim&Bf,sffiss r&mffimffiuruem

rffimm&m

2{}SS

,t l . ; .! : l j

ffiama

ffiFffi

(2)

DAFTAR

ISI

BABI

:

PENDAHULUAI[...

"""""

1 1.1.

Latar

Belakang"

"""""

I

1.3.

Tuiuan

""""

3 1.4.

Manfaat""""""

""""

3

BAB

tr

: TINJAUAIT[

PUSTAKA

"""""""""'

4

2.1. Pengertian Ketel

Uap.."""'

""""'

4

2.2. Pencucian Ketel

Uap-....'*-

"""""

4

2.3. Perpindahan

Panas...

"""""""

6

2.3.1. Perpindahan Panas Pada Ketel

Uap"""-"""""""

6

2.3.2. Perpindahan Panas

Melalui

Pipa yang

Berkerak"6

2.4. Efisiensi Ketel

Uap...

"""""'

9

2.5.

Air

Untuk

Ketel...

""""""""'

9

2.6.

KerakKetel...

"""'10

2,7. Mekanisme Pembentukan

Kerak"""'""""""' """"'

12 2.8. Usaha

Untuk

Mengurangi Pembentukan

Kerak""""""l4

2.8.1. Eksternal

Treatment"""""

""""'15

2.8.2.Internal

Treatment"""""

"""""'18

2.8.3. Pertakuan Blow

Down"""'

"""""

18

(3)

BAB

III

BAB TV

4.2. Saran. ...27

DAFTAR

PUSTAKA

...28

(4)

BAB

I

PENDAHULUAN

1.1

Latar

Belakang

Suatu Industri pada umumnya membutuhkan

air

dalam

jumlah

yang

cukup besar

untuk

keperluan-keperluan seperi

air

industri, uap

air

(steam),

maupun air domestik (kebutuhan penduduk).

Salah satu alat pendukung utama pabrik pengolahan kelapa sawit yang menggunakan air cukup besar adalah Ketel Uap (boiler). Ketel Uap merupakan

suatu bejana dari baja yang dirancang untuk mengubah

air

menjadi uap yang dibutuhkan oleh industri tersebut.

Air

yang

dibutuhkan sebagai bahan

baku untuk

menghasilkan uap haruslah memenuhi persyaratan bagi air umpan ketel (boilerfeed water). Hal ini sangat penting karena ketel uap bukan hanya bejena yang menghasilkan uap, tetapi

juga

merupakan suatu bejana yang

di

dalamnya terjadi berbagai reaksi

kimia yang rumit dan kompleks yang berlangsung dibawah tekanan tinggi.

Air

yang tidak memenuhi standart jumlah dan mutu sebagai

air

umpan

ketel uap akan mengakibatkan masalah-masalah seperti: pombentukan deposig

kerak ketel, dan

tedadinya

korosi

pada

pipa

air

di

ketel uap.

Hal

ini menyebabkan penurunan

efisiensi

pada

ketel

uap, yang

di

tandai

dengan

berkurangnya kapasitas uap yang dihasilkan dan pemakaian behan bakar yang meningkat. Jika hal

ini

terjadi maka secara langsung akan mengganggu proses

pengolahan

kelapa sawit,

yang

akhirnya

menyebabkan kapasitas produksi menurun.

Untuk

merubah

air

menjadi uap steam maka

perlu

dilakukan proses

pamanasan untuk mendidihkan

air

sehingga menjadi uap, proses pemanasan

yang dilakukan yaitu dengan pembakaran bahan bakar padat sisa pengolahan

(5)

IJap yang

di

hasilkan dari ketel uap akan digunakan untuk menggerakan

turbin,

kemudian

turbin

memberikan gerakan untuk menghidupkan generotor

sehingga menghasilkan energi listrik yang digunakan untuk kebutuhan lestrik di Pabrik Kelapa sawit (PKS), kantor dan Perumahan yang terdapat

di

lingkungan PKS.

Uap sisa dari turbin di masukan ke BPV (Back Pressure Vesel), untuk di gunakan sebagai kebutuhan uap pada proses pengolahan seperti:

1.

Sterilizer(rebusan)

2.

Digester(pencacah)

3.

Hot Water

4.

Vibrating Screen (saringan getar)

5.

Oil

Clarifier

6.

Nut

Drier

7.

Kernel

Drier

8.

Storage Tank

9.

Fat

Pit

I.2

Permasalahan

uap

yang

dihasilkan

oleh ketel uap

sering

kari tidak

mencukupi

kebutuhan untuk proses pengolahan kelapa sawit di pabrik Kelapa sawit (pKS), sehingga proses pengolahan kelapa sawit akan terganggu.

Salah satu penyebabnya adalah kurangnya uap yang dihasilkan oleh ketel uap yang diakibatkan adanya kerak yang melekat pada pipa-pipa air. Dengan

adanya

kerak

ketel

maka panas

yang

dipindahkan

ke air

akan terhambat

sehingga panas yang diterima air juga akan berkurang, karena kerak mempunyai

daya hantar panas yang sangat rendah.

Penurunan efisiensi ketel ditandai dengan produksi uap yang menurun

dan pemakaian bahan bakar yang meningkat. penurunan efisiensi ketel akan

(6)

Masalah yang sering timbul dikarenakan oleh rendahnya mutu air umpan

ketel yang

menyebabkan

terbentuknyl kerak pada

pipa

air

sehingga

menghambat penas untuk memanaskan air supaya menghasilkan uap steam.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui efisiensi ketel uap sebelum dan sesudah maintenance dengan perbandingan pemakaian bahan bakar.

1.4 Manfaat

disebabkan oleh air umpan.

(7)

BAB

II

TINJAUAIY PUSTAKA

2.1 Pengertian Ketel Uap

Ketel uap (boiler) adalah suatu bejana dari baja yang memiliki tekanan,

dimana secara kontinuou

air

di

rubah menjadi uap

air

(steam) karena adanya

perpindahan panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar

di

dalam ruang dapur ketel uap.

Bentuk ketel uap secara umum dapat di bagi atas ZtyPdesain, yaitu:

Pada PKS menggunakan Ketel Uap

jenis

pipa air, climana

fluida

yang mengalir melalui pipa ketel adalah air.

untuk

ketel unp jenis pipa air mempunyai prinsip kerja sebagai berikut:

Energi panas yang dihasilkan

dari

pembakaran bahan bakar akan memanasi

dinding dapur dan pipa-pipa air. panas pada pipa akan dipindahkan ke air hingga

menguap.

Air

yang panas akan menguap karena berat jenisnya berkurang sehingga

akan bergerak ke atas dan diteruskan menuju bagian pemanas uap lanjut (super

luater).

Kemudian

untuk

menggantikan

air

yang telah menguap, dialirkan kembali

air

dengan berat jenis yang lebih besar sampai mengalami penguapan

lagi, demikian seterusnya sehingga sirkulasi air ketel terjadi.

2.2 Pencucian Ketel Uap

Yang

di

maksud

dari

pencucian ketel uap adalah suatu proses yang dilakukan oleh PKS dalam perawatan ketel uap dengan tujuan agar ketel uap

tetap dalam kondisi optimal, sehingga pada saat proses pengolahan kelapa sawit

ketel uap tidak mengalami masalatr yang mengharuskan adanya stagnasi pada

(8)

Proses pencucian

keter

uap dilakuka,

pada

pKS

dengan metode

mechanical dalam waktu 3 buran sekari pada saat pKS berhenti operasi, dengan

cara:

tertutup dengan sempurna/tidak terdapat kebocoran)

iwtrument Parul tetap pada posisi ,,ON,

bagian dalam drum dan pipa_pipa

secara mechanical

s

dan man

lole

tekanan

+3

kglcm2

e4+3

kglcmz)

pipa-pipa keter dapat dilakukan pemanasan awar

(/irezp)

sesuai dengan SOP (Standart Operasional prosedur)

kembali.

I : i

(9)

2.3 Perpindahan Panas

2.3.1 Perpindahan Panas Pada Ketel Uap

Panas

yang

dihasilkan

dari

pembakaran bahan

bakar

dipindahkan terhadap bidang pemanas dengan cara: pancaran, Aliran, dan perambatan. Dari

bidang pemanas, panas dipindahkan lagi secara rambatan dan ariran hingga ke

air ketel.

a. Perpindahan Panas Secara pancaran (Radiasi)

Perpindahan panas antara suatu benda

ke

banda yang rain dengan jalan melalui gelom bang-gelombang elektromagnetik tanpa

tergantung kepada ada

atau tidaknya media atau zat diantara benda yang menerima pancaran

panas

tersebut.

b. Perpindahan panas secara aliran (Konveksi)

Perpindahan panas yang dilakukan oleh molekul-molekul suati lluida (cairan

ataupun gas).

c. Perpindahan panas secara perambatan (Konduksi)

Perpindahan panas dari suatu bahagian benda padat

ke

bahagian

lain

dari

benda padat yang sama, atau dari benda padatyangsatu ke benda padat yang

lain

karena terjadinya persinggungan

fisik

(kontak

fisik

atau menemper),

tanpa terjadinya perpindahan molekul-molekul dari benda padat

itu sendiri. 2.3.2Perpindahan panas Melalui pipa yang Berkerak

Panas yang diterima oreh morekur-molekur

air

merarui

dinding

pipa dipindahkan dengan cara rambatan dan aliran, dengan proses sebagai

berikut:

dinding ketel sebelah dalam. Panas akan terus dirambatkan melalui kerak yang menempel pada pipa hingga ke air ketel.

(10)

\2+

Q3

-=+

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut ini:

SI

32

S?

Jelaga

Dinding

Kerak ketel

Gamabar 2.1. Perpindahan panas Melalui pipa yang Berkerak Keterangan:

Ql

= Panas yang diserahkan oleh api pada jelaga

Qt =u,l.F(Tapi_Tdl)kkal/jam

Konveksi

Q2

:

Panas yang dirambatkan di dalam jelaga

Q2

:1.1

. F

(Tdl

_ Td2) kkal/jam

_-_+

Konduksi

S1

Q3 :

Panas vang dirambatkan didalam dinding ketel

Q3

:LZ

. F (Td2 _ Td3)

kkat/jam

Konduksi S2

Q4

:

Panas yang dirambatkan di dalam kerak ketel

Q4

= 1"3 . F (Td3 _ Td4) kkat/jam -___-_+ Konduksi S3

Q5

= Panas yang diserahkan dari kerak ketel kepada air

Q5

:

A

.F

(Td4

-

Tair) kkal/jam

---->

Konveksi

Dimana:

F

= Luas dinding ketel yang dilewati panas dinyatakan dalam M2

S

= Tebal dinding dalam

M

1,

:

Angka perambatan panas dalam kkal/m2

j.oc.

ol

= Angka peralihan panas dari api ke dinding ketel

(11)

Tdl

= Temperaturjelaga oC

Tdz

:

Temperatur dinding ketel sebelah

kiri

oC

Td3

= Temperatur dinding ketel sebelah kanan

.oC

Td4

:

Temperatur kerak ketel oC

Tapi

:

Temperatur api

Tair

= Temperatur air

Kelima buah persamaan di atas dapat ditulis menjadi:

Ql :

Q:

ol

. F (Tapi

- Tdt)--+

Tapi _

Tdl

= =

Q:

)"1 . F

(Tdl

-

Td2)-+

Tdt

_ Td2 SI Q4 . F (Td2

-

Td3F+

Td2

-

Td3

= . F (Td3

- Td4)--r

Td3

- Td4

=

Q5

:Q:a2.F(Td4-Tair)--+

Td4_Tair

:

l.-1Q

Menjumlahkan kerima persamaan tersebut akan didapa, ,11,,, o

Tapi-Tair

:e

.(

I

+ Sl +

S2_+

53

+

I

)

F ol l.l X2 )"3 A

Bila

-l

:(l+Sl+.S2+53+l)

kk

ot 1"1 ),,2 13 A'

kk

= Angka perpindahan panas langsung dari api ke air melaui dinding ketel yang kotor kkal/m, j.oC.

Tapi

-

Tair

a

=kk.F(Tapi-Tair)...1.1

Dari

gambar

di

atas

jelas

terlihat bahwa panas

juga

akan merambat melalui kerak yang menemper pada dinding pipa

sebelah daram dan kemudian diarihkan

ke air

ketel. Dengan demikian panas yang diterima

oreh

air

akan berkurang, sebab sebagian panas yang merambat melalui kerak

akan diserap kerak.

r.!

olF

sl

.!

l"t

F

s2

.!

L2F

s3

.!

1.3

F

:

Q:1,2

S2

:

Q:1,3

s3 Q2 Q3

=Q

x

I

Fkk

(12)

2.4 Efisiensi Ketel Uap

Mengoperasikan ketel uap yang menyangkut masalah tenaga kerja, bahan bakar, udara pembakar,

air

ketel dan alat-alat perlengkapan ketel memerlukan tindakan-tindakan yang tepat sehingga akan dicapai efisiensi yang baik. Dengan

dicapainya efisiensi ketel yang baik, maka uap yang dibutuhkan pabrik untuk proses pengolahan kelapa sawit dapat terpenuhi dan kebutuhan bahan bakar ketel dapat disuplai dengan lancar.

Efisiensi ketel uap menggambarkan perbandingan antara

jumlah

panas

yang dipasok dan yang diserap oleh

air

ketel. Dapat

juga

dinyatakan dalam bentuk produksi uap dalam kg, oleh tiap kg bahan bakar. Secara sederhana nilai

efisiensi ketel dapat dirumuskan sebagai berikut:

,o

:Yul@aHd

xfioyo

...1.2

Wf x

LHV

Dimana:

qk

= Efisiensi dari ketel (%)

Ws

= Kapasitas uap yang di produksi (kg uap/jam)

AHsup

:

Entalpi uap (Kkal&g)

AHa :

Entalpiair umpan (Kkal/kg)

Wf

:

Pemakaian bahan bakar (kg bahan bakar/jam)

LHV

:

Nilai

kalor bahan bakar terendah (KkaUkg)

2.5

Air

untuk Ketel

Sumber air yang

di

pakai untuk kebutuhan pabrik berasal dari air tanah atau air sungai yangjaraknya tidakjauh dari lokasi pabrik.

Diantara penggunaan

air

untu induski,

maka penggunaan

air

untuk

umpan ketel uap merupakan penggunaan yang paling luas, karena bagian yang

terbesar dari suatu industri pabrik kelapa sawit adalah penggunaan ketel uap.

Air

yang baik untuk pengisi ketel uap adalah air yang:

(13)

Tabel2.1. Persyaratan

air

umpan ketel dan

air

ketel

2.6

Kerak

Ketel

Deposit ketel adalah, zat-zat organik, anorganik ataupun campuran dari

kedua zat tersebut berupa padatan lunak atau keras yang terdapat di dalam pipa-pipa ketel. sedangkan kerak adarah deposit yang sifatnya keras dan melekat

didalam pipa ketel pada permukaan rogam pipa bagian daram. Deposit yang

sifatnya

lunak

dan

tidak

melekat pada permukaan

logam disebut

lumpur (sludge).

Reaksi pembentukan kerak pada suhu

ketel adalah sebagai berikut

tinggi

yang berlangsung dalam

+ HzO + COz

+ HzO + COz

+ COz + H2O + COz + COz

Kebanyakan kerak kalsium karbonat

(cacor)

berwarna putih, padat dan

halus berbentuk kristal. Kerak

ini

pada umumnya terbentuk akibat pengawasan dan perlakuan yang kurang efektif pada air umpan yang

sadah.

:1. Ca

(HCO3),

,,---+CaCOr

/

2.

Mg(HCO:)z

--V---+

MgCq

//

3. MgCO3 + H2O

---V-

----+ MeeH)z/

4.2NaHCO

z --V-

NazCOz

/

NazCOg + HzO

-=T---+

2NaOH

Uraian Satuan

-

Syarat-Syarat

Ph 7,5

*9,5

10,3

-

I 1,5

Alkalinitas Ppm Max.300

Kesadahan Ppm Max.

l0

Max.700

TotalPadatan Terlarut Ppm Max. 100 Max.2500

Silika Ppm Max. 120

(14)

Kerak kalsium sulfat (CaSOa) terbentuk dengan dua factor penyebab yakni:

l.

Akibat

terjadinya penguapan

di

dalam ketel, maka terjadi pemekatan

kalsium sulfat dalam

air

keter, kemudian menemper pada trinding pipa

dan meniadi kerak.

Akibat

adanya pemanasan terutama pada daerah

perpindafran p.nas, maka konsentrasi menjadi

tinggi

dan garam akan mengendap dan menempel pada dinding pipa.

2.

Kerak kalsium sulfat

cenderung

terjadi

pada

air

umpan

yang

tidak

dimumikan, terutama padaak yang mengandung kesadahan tinggi. Hubungan antara panas dan kelarutan dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel2.2. Hubungan antara panas dan kelarutan

Dari

taber

di

atas dapat

di

rihat

bahwa karsium surfat menunjukkan kelarutan

yang lebih

tinggi

dari

pada karsium karbonat.

Kerak

magnesium seperti brucite [Mg(oH2)] dan kerak kompleks seperti (3Mgo.sio

2.2H20) yang terkandung

di

dalam silika

dapat terbentuk terutama pada ketel yang memakai air tidak dilunakkan sempurna.

Kerak

silika

murni

(sio2)

sering terjadi terutama pada pemakaian air

ketel yang tidak memperhatikan alkalinitas. Akan tetapi kerak

silika umumnya

tedadi dalam bentuk kerak yang kompreks dengan senyawa kimia rainnya. Kerak silika yang terdapat pada ketel adalah:

l.

Analcite [sodium arumino silicate (Na2o.Al2o3.4Sioz2Hzo)]

rerbentuk karena adanya aluminium yang terdap atpadaair umpan.

2.

Acmite [sodium ferros silica (Na2oFezot.4

sior]

yang dapat terbentuk dari hasil korosi, banyak terjadi pada bagian persambungan pipa.

ll

(15)

Kerak yang terbentuk pada pipa

air

dapat menyebabkan kerugian-kerugian,

seperti:

berkurang sehingga

terjadi

panas

lanjut

pada pipa dan akhirnya pipa

menjadi pecah

keselamatan pekerja

2.7 Mekanisme Pembentukan

Kerak

Terbentuknya kerak dan endapan pada dinding ketel merupakan hal yang

serius

dalam

pembentukan

uap.

penyebab utama terjadinya

kerak

adalah

menurunnya daya larut garam-garam pembentukan kerak pada suhu tinggi. Adapun mekanisme pembentukan kerak pada pipa

air

ketel uap adalah sebagai berikut : l-apisan air yang dekat dinding ketel (berupa

film

tipis) menjadi

lebih pekat dibandingkan dengan lapisan air yang sebelah dalamnya, sehingga

lama-kelamaan dengan adanya panas akan membentuk kerak pada <Iinding ketel

trsebut.

Kerak ketel

merupakan lapisan penghambat yang mempunyai daya

hantar panas yang sangat rendah, sehingga dapat mengurangi el'isiensi ketel uap.

Kerak dengan ketebalan 2mm dapat menurunkan efisiensi

l5

o

,

yang berarti

pemborosan pemakaian bahan bakar. Tetapi yang

lebih

membahayakan lagi adalah terjadinya pemanasan lanjut (over heoting) dari pipa

air

yang akhirnya

dapat

merusak

pipa-pipa pada

ketel.

Terjadinya pemanasan

lanjut

dapat

digambarkan seperti pada gambar berikut:

(16)

Dindins Ketel Suhu Lo T2 T2 T1 u alr uhu air Lapisan

A

Lapisan B

Gambar

2.2.

Ilustrasi

praktek

Mengenai pengeruh

Sehingga Dapat Merusak pipa

Air

Lapisan C

Kerak

Terhadap panas

Keterangan:

Lapisan

A

:

Dinding pipa tanpa kerak,

Suhu logam (T2) untuk mudahnya langsung merambat

turun ke suhu air ketel (T1).

Lapisan

B

:

Dinding pipa dengan kerak,

suhu logam

(T)

tidak langsung merambat turun ke air ketel, tetapi

juga

merambat merarui kerak

(T1), sehingga suhu

air

keter (T6)

menurun.

Lapisan C

:

Memperlihatkan naiknya suhu pada

logam (Ta),

Untuk mempertahankan suhu air keter (T1)

diperrukan rebih banyak panas' Tiap penambahan tebal kerak, perru

penambahan panas pada

logam agar dicapai kesetabilan suhu

air

keter (T1). panas yang

ditambahkan pada logam

tidak

boreh merampaui batas ..aman,, pipa. Jika dilampaui, dapat menyebabkan kerusakan pada pipa_pipa

(pecah). Adapun batas aman pipa sekitar 465oC.

(17)

2.8. Usaha

-Usaha

Mengurangi Pembentukan

Kerak

Dalam

menanggulangi pembentukan

kerak serta

mengurangi

terbentuknya kerak dapat dilakukan melalui proses pengolahan air yang masuk

ke ketel (penjernihan dan pemumian) serta perlakuan pengawasan selama ketel uap operasi.

Proses penjernihan dan pemurnian air untuk ketel adalah suatu perlakuan proses yang bertujuan unfuk:

l.

Menghilangkan zat-zat padatan yang

tidak

terlarut

dalam

air

(pasir, lumpur, tanah, dan sebagainya) dan zat-zat padatan terlarut, terutama

garam-garam

kalsium,

magnesium

yang

dapat

mengakibatkan pembentukan kerak ketel.

2.

Menjamin bahwa

air

yang dipergunakan akan menghasilkan uap yang

bersih/murni dan tidak merusak ketel.

Proses pengawasan yang dilakukan selama ketel uap beroperasi adalah:

l.

Setiap 45 menit yang dilakukan yaitu:

2.

Setiap

l

atau 2 jamyangdilakukanyaitu:

Apabila hasil

laboratorium harus dilakukan

blow down,

maka blow down dilakukan melalui lower drum valve

3.

Setiap3-4jam

4.

Setiap 24 jam

bunyi yang abnormal

(18)

5.

Setiap

I

sld2 minggu

pembakaran yang melekat

Setiap

I

s/d3 bulan

Diatas 1 tahun

2.8.1 Perlakuan di

Luar

Ketel (External Treatment)

Perlakuan

di

luar ketel adalah suatu perlakuan pada air yang merupakan

proses pendahuluan

yang

dilakukan

secara terpisah, sebelum

air

tersebut

dimasukan

ke

dalam ketel.

Air

yang telah mengalami perlakuan disebut air Umpan Ketel. Tujuan dari External Treatment adalah untuk menghilangkan

zat-zat

yang

tidak

diinginkan yang terkandung

di

dalam

air,

sehingga

air

yang digunakan benar-benar murni dan tidrik merusak ketel.

Keseluruhan

dari

proses external treatment dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Penj ern ihan (C lariJic ot io n)

Proses penjemihan

air

adalah merupakan gabungan proses koagulasi,

flokulasi

dan

sedimentasi. Pada proses

ini

bertujuan

untuk

menghilangkan

padatan-padatan terlarut dan padatan-padatan halus.

6.

7.

(19)

Penjemihan dilakukan dengan cara penambahan bahan

kimia

disertai

dengan pengadukan cepat, dan pengadukan lambat dalam suatu alat yang disebut

clarifier.

l.

Koagulasi

Suatu proses pengendapan zat-zat yang

tidak

larut dalam

air,

dengan

menambahkan pengkoagulasi (coogulant) ke dalam

air

yang akan dibersihkan.

Penambahan

coagulanl

dimaksudkan

untuk

menggumpalkan

padatan

tersuspensi, warna" kekeruhan membentuk partikel-partikel kecil.

2. Flokulasi

Suatu proses pembesaran ukuran partikel-partikel yang dilakukan scara mekanis dengan pengadukan perlahan. Dengan demikian partikel menjadi lebih

besar dan berat, sehingga lebih cepat mengendap. 3. Sedimentasi

Partikel-partike:l yang telah mengendap untuk selanjutnya dipisahkan dari air. Sehingga air menjadi jemih.

B.

Pelunakan.dir

Sadah

Pelunakan

air

sadah adalah proses pengambilan

atau

pengurangan

kandungan mineral penyebab kesadahan. Mineral-mineral penyebab kesadahan

air

terutama garam-garam kalsium atau magnesium bikarbonat, kalsium atau

magnesium sulfat, serta kalsium atau magnesium klorida.

Berbagai cara pelunakan

air

dapat dilakukan seperti proses kapur soda

abu, proses zeolit dari proses resin organik.

l.

Proses Kapur Soda Abu

Proses kapur soda abu melibatkan suatu proses dimana kapur Ca(OH)2

mengubah kalsium dan magnesium bikarbonat yang

larut

dalam

air

menjadi kalsium karbonat dan magnesium yang tidak larut dan mengendap.

(20)

Klasium dan

magnesium

sulfat yang

larut

dalam

air

dapat diubah menjadi kalsium karbonat yang tidak larutoleh soda abu (NazCO:). Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:

Ca (HCO:)z + Ca(OH) z

#

2H;A3

;/*

arO+

COz

Mg(HCO3)2

+2Ca(oH)2#

2H;o3

/*

*r1OH)z+2H2o

MgSoa

+ Ca(oH)

2

---r

MgtOH)r//+

CaSo+

CaSO+ +Na2CO3

CaCO3

,/ *

NazSO+

COz

+Ca(OH)

z

I

CaCq

y/

+

n2O

Reaksi

di

atas menunjukan bahwa dengan penambahan soda abu yang cukup, dapat berfungsi sebagai:

mudah dibuang dengan carablow fuwn.

2. Proses Demineralisasi (Proses Penukar Ion)

Proses demineralisasi adalah

pros

untuk

menghilangkan mineral-mineral yang terkandung dalam air dengan cara pertukaran antar ion-ion yang terdapat dalam air dengan ion-ion yang terkandung dalam zat penukar ion (Ion Exanger). Proses penukar ion di bagi atas dua langkah kerja, yaitu:

Pada proses demineralisasi

ini,

ion-ion

positif

seperti

Ca*,Mg*

dan Na* akan ditukar degan ion yang hydrogen

(t{)

dengan air yang keluar dari penukar kation yang bersifat asam. Kemudian

ditenr*an

ke penukar anion. Anion-anion yang ada dalam

air

seperti SOn=, NO:=,

Cq:,

SiO3=, akan ditukar dengan ion hidroksil

(OH)

dari anion resin yang bersif*basa.

Penukar Kation

R-Ca

R-Mg + If

R-Na

Ca*

R-H +

Mg*

Na*

Ff,

ion dari asam (HCl atau HzSO+)

t7

(21)

Penukar Anion R

*

HCO3

R_CO

R-SiO3

+

OH-R-SO4

R:

CI I-ICO: CO: si03 S04

cl-R-OH

+

Dipakai

kembali

Dibuang OH-, ion dari basa (NaOH)

Air

yang dihasilkan dari proses ini disebut demint water (bebas mineral) dan banyak digunakan sebagai air umpan ketel.

2.8.2Perlakuan di dalam Ketet (Internol Treatment)

Perlakuan

di

dalam ketel adalah suatu perlakuan dengan cara pemberian obat-obatan (bahan kimia) secara langsung (penginjeksian) ke dalam ketel uap

bersama-sama dengan

air

umpan ketel, sehingga obat-obatan yang diinjeksikan akan bereaksi didalam ketel uap.

Jenis

da,

dosis bahan kimia yang ditambahkan pada air ketel tergantung pada mutu air urnpan ketel yang telah digunakan dan kondisi pengoperasian daro

ketel tersebut. Adapun tujuan pemberian dosis bahan kimia tersebut adalah:

membentuk kerak

menyebabkan korosi.

2.8.3 Perlakuan Blow Down

Perlakuan blow down adarah suatu perrakuan yang dirakukan meralui

ketel, dimana

air

dikeruarkan melarui katup pembuang dan menggantikannya

dengan

air

umpan

untk

menurunkan konsentrasi zat-zat yang dapat larut dan tidak dapat larut sampai batas maksimum konsentrasi yang telah ditetapkan.

Blow

down dapat dilakukan secara terus-menerus (continuos blow down) atau dapat dilakukan secara berselang-seling (intermittent

blow

down),

atau

kombinasi dari keduanya.

(22)

Blow down secara terus-menerus bertujuan untuk mengontrol zat-zat yang

larut

dalam

air

ketel,

sedangkan

cara

berselang-seling

bertujuan

untuk membueng zat-zat yang tidak larut dalam drum yang berisi lumpur.

2.9 Pembersihan Pipa Ketel

Akibat

kurang

sempumanya pengolahan

air

umpan

ketel

dan

tidak tepatnya perlakuan blow down baik dari segi waktu maupun jumlah, maka masih

sering terjadi pemebentukan kerak

di

dalam ketel. Untuk menghindari kerak dapat dilakukan

melalui

perawatan dan penggantian peralatan perlengkapan

ketel

secara

tepat dan

berkesinambungan. Pembersihan

pipa ketel

dapat

dilakukan dengan 2 metode, yaitu: 2.9.1 Metode

Kimiawi

Prinsip dari metode ini adalah menghilangkan deposit dan kerak di dalam

ketel

dengan menggunakan bahan

kimia

yang

efektif

yang disertai dengan pencegahan korosi dari logam. Agar proses pencucian pipa ketel dengan metode kimiawi dapat berlangsung secara efektif harus diketahui:

Untuk pembersihan ketel dari kerak diperlukan bahan kimia Acid cleaning.

2.9.2Metode

Mekanik

Metode mekanikal dilakukan apabila metode

kimiawi

mengalami kesulitan akibat komposisi deposit dan kerak sangat kompleks atau pipa sudah

tumpat. Jenis metode mekanikal untuk menghilangkan kerak antara lain:

a.

Pig Cleaning

Dilakukan untuk memberihkan kerak, deposit dan kotoran lain

di

dalam

pipa dengan cara ditekan oleh air atau gas. Pig ini terbuat dari Polyuretan

Foam yang mempunyai elastisitas yang

baik,

tahan tekan, dan tidak mudah robek.

(23)

b.

Wet Blast Cleaning

Metode

ini

untuk

menghilangkan

deposit

dan kerak

dengan jalan penyemprotan

air

di

campur

pasir.

penyemprotan dilakukan dengan

kecepatan

tinggi

sehingga

air

menjadi atom, metode

ini

tidak

menimbulkan debu.

Air juga

berfungsi sebagai pelindung logan dari

abrasi pasir, sehingga kerusakan permukaan logam dapat dihindari.

c.

Tube Cleaner

Tube cleaner digunakan untuk menghilangkan kerak dari pipa-pipa yang lurus atau

pipa

bengkok

dari

ketel. Prinsip

dari

tube

cleaner

adalah adanya putaran dari mesin pembersih.

Untuk membersihkan kerak dari pipa yang lurus digunakan pelocok pipa.

Ujung

pelocok

pipa

diberi

kawat baja spiral yang

dapat mengorek

endapan-endapan kerak pada pipa. Sedangkan untuk membersihkan pipa

yang panjang serta bengkok digunakan bor pipa. Bor pipa yang dimaksud

berupa motor listrik yang pada porosnya terdapat tiga buah engsel-engsel dengan poros yang masing-masing terdapat roda bergerigi yang dapat

berputar. Roda bergerigi tersebut akan mengikis lapisan kerak dari dalam

pipa.

Dari metode-metode pencucian ketel diatas, y ang sering di lakukan untuk

pencucian ketel uap pada pabrik kelapa sawit adalah metode mekanikal rube

cleaner. untuk pencucian ketel uap dengan metode

ini

biasanya dilakukan 3

-

7 hari, disesuaikan dengan ketebalan danjenis kerak.

(24)

BAB

III

METODOLOGI

DATI

PENELITIAN

3.l

Metodologi

Data diperoleh dari hasil pengoperasian ketel uap sebelum dan sesudah pencucian. Pengambilan data dilakukan dengan variasi waktu setiap

jam

pada

ketel uap dengan tekanan sekitar 20kglcm2.

3.2

Alat

dan Bahan

3.2.1Alat

1. Ketel uap dan alat-alat ukur

2. Timbangan 3. Sekop 4. Keranjang 3.2.2 Bahan

1.

Air

umpan ketel

Z.Uap yang dipanaskan lanjut

3. Bahan bakar (cangkang dan serabut)

3.3 Prosedur

1. Menghidupkan ketel uap

(25)

IDN

perlahan-lahan sampai terbuka penuh

2. Penimbangan bahan bakar yang akan di masukkan ke dapur pembakar,

untuk mengetahui baratnya setiap jamnya.

3.

Pengukuran hasil kerja ketel untuk setiap jamnya, antara lain

hydragenum

3.4 Data dan Perhitungan

1. Perhitungan

Entalpi

Uap

Dengan

mengetahui temperature

uap

(superheater)

dan

tekanan

uap,Entalpi

(AHsup) dapat dihitung

dengan mengunakan

table uap

yang

dipanaskan lanjut.

Untuk entalpi

air

mendidih

(AHa)

dalam

Kkal/Kg

sama

dengan

temperature air mendidih dalam oC, pada table uap kenyang.

(26)

2. Perhitungan

Nilai Kalor

Bahan

Bakar

Pada ketel uap merek Takuma ini,

jenis

bahan bakar yang digunakan

adalah serabut (fibre) dan cangkang(shelt), dengan komposisi sebagai berikut:

Serabut (fibre)

C

:31,98

o/o

H2

:

4,23 Yo

Oz

= 33,15 o/o

S

=2,04 Yo

Air

:28,55

Yo

"'

Cangkang (shell)

C

=

61,34 Yo

H2

:

4,02 o/o

Oz

= 30,16 o/o

s

-

l,l8

0/o

Air

:3,30

o/o

Berdasarkan pengamatan

di

lapangan, dimana perbandingan pemakaian

bahan bakar antara serabut dan cangkang adalah 3:1. Maka komposisi campuran bahan bakar adalah

C

:0,75

(31,98) + 0,25

(61,34):39,32Yo

Hz

:0,75 (4,23)

+ 0,25

(4,02) :4,17

Yo

Oz :

A,75 (33,15) + 0,25 (30,36) = 32,40 o/o

s

*

0,75

(2,09\

+ 0,25

(1,18)

:

1,86 o/o

Air

:0,75

(28,55) +0,25

(3,30)

=22,24%o

Nilai

kalor

bahan bakar dapat

dihitung

dengan rumus

HHV

(Head

Heating Value) dan Low Heating Value

(LHV)

HHV

:8080

x C + 34500 (Hz

-Qd

+2220 x S kd/qbhn.bkr. 8 = 8080 x 0,3939 + 34500 (0,0417

-

0.3240) + 2220 x 0,0186 8

:

3265,404 kur4, bhn.bkr.

LHV

:HHV-586(W+9Q2)

8 :3265,404

-

586 (0.2224 + 9 0.3240 ) 8

:

29zl,4B khl{., bhn.bkr. 23

(27)

Berdasarkan

dari

data di

dengan rumus:

atas maka

nilai

Efisiensi ketel

_ Ws (AHslrp-AHa)

x

100%

Wf x

LHV

(qk)

dapat dihitung

1k

A. Eflisiensi Ketel Uap Sebelum Pencucian

Tekanan uap basah Tekanan uap kering

Suhu uap kering

Suhu gas bekas Suhu air umpan

Kapasitas uap yang diproduksi Bahan bakar yang tersedia

Fibre Shell

Total Sisa bahan bakar

Bahan bakar yang digunakan

l8

Kg/Cm2

17,5K{Cm2

2600C

360t

60"C ( menggunakan Yocum Dearator)

19000 kg uap/jam

l4Yox 30 ton/jam

:4,2tonljam

:

7% x 30 ton/iam = 2.1 ton/jam +

6,3 ton/jam

: 580 kg/jam

: 6300 kg/jam

-

580kg/jam = 5,720 ton/jam

Ws (AHsuo-AHa)

rlk

:---x

100% Wf x

LHV

:

19000 (.699.8

-

60.06)

x

100% 5720 x2921,48

=

72%o )A

(28)

B.Effisiensi Ketel Uap Sesudah Pencucian Tekanan uap basah

Tekanan uap kering

Suhu uap kering

Suhu gas bekas Suhu air umpan

Kapasitas uap yang diproduksi

Bahan bakar yang tersedia

Fibre Shell

Total Sisa bahan bakar

Bahan bakar yang digunakan

18,5 Kg/Cm2 18 Kg/Cm2'

2600C

360"C

60"C ( menggunakan Vacum Dearator)

20000 kg uap/jam

l4Yox 30 ton/jam

:4,2tonljam

:

7Yox30 ton/jam

:

2.1 ton/jam +

6,3 ton/jam : 1280 kg/jam : 6300 kg/jam-1280kg/jam

:5,020

tor/jam Ws (AHsuo-AHa)

Ik:--x100o/o

Wf x

LHV

:20000

(699.8

-

60.06)

x

100% 5020 x 2921,48

:

87 %i 3.5 Pembahasan

Dari

hasil pengolahan data diperoleh bahwa

nilai

effisiensi ketel yang

belum mengalami pencucian adalah sekitar

72

%

dengan penggunaan bahan

bakar = 5.720kg bhn.bkr./jam dan produksi uap:19000 kg uap/jam. Sedangkan

effisiensi ketel yang telah mengalami pencucian berdasarkan hasil pengolahan data adalah 87o/o, dengan penggunaan bahan bakar

:

5.020 kg bhn.bkr./jam dan produksi uap = 20000 kg uap/jam.

Penurunan

nilai

effisiensi

ketel

sebelum

dan

sesudah pencucian

disebabkan karena adanya kerak-kerak ketel yang melekat pada pipa air, yang

menghambat perpindahan panas

ke

air

ketel.

Sehingga produksi uap yang

(29)

Untuk ketel yang telah mengalami pencucian dengan nilai el'fisiensi 87%o

menjelaskan bahwa

ketel

tersebut bekerja dengan sangat

baik.

Ketel

yang bekerja dengan baik/normal adalah ketel yang mempunyai

nilai

effisiensi ketel

lebih dari 73%o.

(30)

BAB

IV

KESIMPULAN

DAI\

SARAN

4.1Kesimpulan

Nilai

effisiensi ketel sebelum mengalami pencucian adalah sekitar 72 Yo

dengan penggunaan bahan bakar

=

5.720

kg

bhn.bkr./jam dan produksi uap

:19000

kg

uap/jam. Sedangkan

nilai

effisiensi

ketel

setelah mengalami

pencucian

adalah 87yo,

dengan penggunaan

bahan

bakar

:

5.020

kg

bhn.bkr./jam dan produksi uap =20000 kg uap/jam.

4.2 Saran

Agar

dilakukan

pengolahan

air

umpan

yang

baik,

supaya tidak mengakibatkan pembentukan kerak di dalam pipa air ketel dan selalu melakukan

pengawasan selama boiler operasi.

(31)

DATTAR

PUSTAKA

Asthon,

H.M, *Boiler

Efficiency

ond

alb$;,

The

Mr

Millan

Press Ltd, London 1981.

British

Standart

Intituion BS

2486,

"

Recommendotion

for

Treatment

of

Ilater

for

Land

Boilef',

197 8.

Caniago,

H,uAir

Pengisi Ketel Uap dan Pengolahannye", Lembaga Latihan Angkatan Kerja Panca Karsa, Medan 1992.

Djokostyardjo, M.J, "Pembahasan

Ketel

Uap (10

",

PT

Pradnya Paramida,

Jakarta, 1990.

De Bruin,

L.A,

Muilwijk, "Ketel

Uap (Ierjemahan)",

Penerbit Bhrata, Jakarta, 1990.

Muin, S.A,

"Pesowat-pesowot kanversi

Energi

I

(Ketel

(Jap)",

Lektor Kepala Teknik USU, Jakarta, 1998.

Naibaho,

P.M,

o'Telcnologi Pengolahan

Kelapa

Sawitu, Pusat Penelitian

Kelapa Sawit, Medan, 1995.

P.T. Super Andalas Steel,"Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan Boiler",

Medan.

(32)
(33)

\9

rr)

{r

(.)

ii

qi

*

ss

*p

I

iss

$,r$

sgs

irs

5s*

li*--i---i-, ..:--

__*

. -_

_

i{

fi.i

f;

:l[

{:ti

$'if;

il*'H

fr*^s'

d,r*

S

an

ii

n

i

I

d$

tr.3

3E$

$*$

:iE$

$s[

g"E$

lu

iFl-i.$irffisr}$Iltt

li

i

c. r:..r{

c)

(i .r

olJ,_r

rjti".i

dF:

,_i

dNj -r--,

I

o

n

",

li

I

Dl *, .';1 )v o. i)l rI{ ,^ !1. sl

*..{l

>t

.,

$

ot

-

.-l

q ,r

I

'C

il

:t

i_ri

_

i

oi

irrt'

I

Biix

$g:i

Bss

gH

3.}$

I

iuu

l-.-F-+

J.(\rl 'Jl-'F{ c\oF{ O\cr{ I gt

g

lri

_s.a1rffi$ffi|

ffr

t

nn

Ir

i

n

i

ll;{

ii:;ii

$rHe-.e

$:t $}ffir$

i

ni

i -

-:-L-

-

-

- - -

-iri-.i

-.i..1,

-.i-

;.*..i

-liuiff.,i-iiiii-.r

-i

r

:t i I I -

-:-'t

-

-.

- -

-',:ri-.i

-

;ii,

-.i-

:i.**?

=ile-iffi-i.3,[i3r.1i

i

iil

il

*,

i

ii;:i

;i

;iliBx'u

Exfi

$rr

i

fil

.41

iii

o! tl .1i ;tr't +tl 7l ili trl RI

rill

titl

i,

ii

"r

taiii[ip*i35-i

$

li

si

:

i!--'L.-

r

ti--l; , t rl rar \() rl li , \t.'rc{ 'f':\ ,h

ll

I

.e

q) I

i

S

F.t qli,?, L*r rr.r ;li .. t -.) iA

.!

fX I

l.

.ti

i

'dl3.isS j

lri rrit

l.#

v) ar. ta rl CJ .. N :'j' Jll i . r . .. - _ _. i _ . _ _

---

:: .,.. .'_,.. - - r : -., j_ra.=: _-o_5l-s:.

l?_5L.9.,?-!,----'l

,

r:l

ii-;i'---

i

B.j'r

li

vil

lEiiB

ri---i---

_-

i

.rr

rt

I

ll qi

I

F'rr,,

|

,.

ll

ii

--l

nr

it_-___

..--t

ill

li ,l | !

l,i q]

.Frirr,?rm

.Frir'v+tm

>r-r,,rr.-r', rrr,

>r-rr..>.-r71 rrr6

t..ro.'rrrlljl

t..to >:Jrlr

i 'ti's. ri) |

: () n-.:

i

i-:l'r:t1.,'-i

\^

A

lj::l',.i;l;i

e s

;$

R s

a

r '., r rl ;-i r.; t, t r:, 'l :I | (.r r.l

(34)

i:ri:i,:i:il15i:i:i:i

:i

:ti,l

:i'

i

'Ibtri[W$${r\

tit'i$[riilittiiiiti'

i

-"':-"

'*'-' -"

I

sfrii$frlffi*$[tnsn'

f"i"'r"'

I O. .-t -l c) fJt c\- r-l ltO rV vr \O 'rl c\r \O 6l-l

lss'tfiiNiiisrguu,--i.x

r,::q.qr:j?

fliii:riliii

H

liililr

x.

t

:l

rl

:l

ll

3ts8it- 53

8

IiAb:

511

i

sd,jdd.:;i.;aS

d

,idd

ci,'

iatUnaH'j'[H.rn

ffixE,-i-os.asis-dsle-e-s-:-:.C:i

e-

-

. -rl

*n$$,tiislli[i[s

F'$$

$'

| '

--

-

.- "

-**

'-i-

--rl

*

I

Ii$

[,]

.t;tl*

,".,1

g

F{

xp'ldr

r'

i

-" ---*'--'i-"

il

it

F'.---.

--"' -'*-'!

ii[[$g{qq[(tqrfp.qq I

ffiffiw

tt

-:.1 ,

i

."i.,_._:;

i:,.:i

-*

fi

= , i ,._-.ii.r..i.

3

;il

*xii$sit*iii

hS n

fi'*ililH

ryl_"15r-$_:in'^jj'-.l r. I )v) rl \t€\O .-rltiC) C (}.,.,.\ Fl c

ii"c"gJ

rntnrl t r.o.o c I r'l,lrl r l/\ .i"\ (\ : tr, t.r

o{

C i.:l r'! ,. I ,,.,tt.ri .-,\r\:,) lo-tU) !.o C) r{ ':1} r ^.4 r! t.- s tr.

$

r(f,t O rrJJ f.l rf\ U \ (. | . j-.-.:1. rf\ ln ti -t::J--r,ri-tJ':L.: ) tn \p fr\'. ) r- \ ri

i-i'ilG,r'I

) ' \]!.+ .r\ it\ ti 6,a -,4. -...! 1.P-.c.-4.9.J)*E C (\(a rY Fi.i* U c)a)cr( -1 OC)() .{r{ flC LACOC

(fooc

\O(^NC ir(v(C C

--L-isrr

ri r) rrJC.\n ..r r.i, r\e nr,*ra{,:lfl ..,.' , ,. ..,1i. , \\lrJ r\ ;. f) rtFt -t <l $j | ,"t< ^t - .l .-! rrt! L4 r.^ r- l ']l C.\ ri\\O 0o I O. C ...1,-l r-l ,{ r'J i,rl<n 'N Ol N | (V (t .'jxD .O rD r0 .O u) .O r-r rO | :g q

&df:ePlqqtgl'ql

-ti -.- i'ar^., - a c

I'Ssfl;tfr,si.x$*lF8

\s'€.riry$'n

xnal$'.;

io\lCVC. -.h -1 .-. r-h-i rl .{ u\0-1 Ct rl) !^\t'i I -t (l

_-:

1

..

39

li:t,:l*I

RrllillE

3 r5cib,::,(lC,Oc)()i)iO( ,-lrl a{ ,-l rl rl ,-: Fl rl r-l I *l r FiB

I t

888 E8:j i8 i

-.. ; i r rr a - a -l ()Lr (f 'r 'J Cr () C (),.:', i (: ..'

''

1"--1$

I

:-i

c*$5

HiP,i.i I l", I . a. i . a.a.a.a a.l rt FIU\ O\ rrl rlt\ Oi.\"r'\'iCV : t, , . rt t -l urr^rl\V)rO.$Fi('I.

-

*r"

lrfr Or -1 r).1, i)'fr<, tr\l r)' ,:r-r d rl r-l -.l N r\I r'\ i.\ i - l ' ,d€:.ii',.i

";iii',fri,ii

ti

I I r'l'ttl m -t 1o t'C f.:i ir\ (^ | -l: i I r .* r... - n. - r a .l

'*

*

J:li

uri r;3

i:ri:

iro r{.J.) \a"C *O.O '.}.')l

. j---.--- - -- *.-.-'..{ .

!^.

rr.,

r->,"'^

A-*1. I f- t\ N i,.J (,\..r\V.r r^ i J \f . ,

.t.r..:.*.a.i.d -.- . d

l:

ililE

}lr!r{tl'i

xip!

r

t rtr\r\O (\rn\c,cr\ O\Ot!'

I r- (1r ,N (\l 6l c.l -'il- rt O\.

a-a. -. r - - q d

li-t t:,'-o tr\ C1 o rr\to \:lC): '

I h\ t:r.J) tn \t{ N C; ol (,'l -t

.

---l

: o -{ -{ C\l a.\(f\ +v\ \o r-: '

lSis:rE88t88Brj

I '-l rl ,:{ d r{ rl rl r{ rlr{i , lE: E

E8

t38

88

348i l--a..-.-it{ ---l L\r-'c,

o

oo oo

oPi

"'l' lr

lo -to to rn\o -l'n (.,rrol'

: F- C- (\ t- t\ r1\() h u)\O; .ll.ar.r.t.i,r^.1. l.o N f- (f o\rf cl r! 16611 ! r{ F{ N (V (v (.1 t\ ri\ ff\ *+!--*'--I a, ,r,.-, In c) rn I rl , { .,r ., /.\,n.. tr/"\ 10 t\. I () ,..: r:-', D .'J.:r (, .:) () () t.^.- --Ll:-g,r-r.{r-a.61ro.q ., rq.o tJO

{

3,?

(35)

orl

d" 'Ge tr,

o.lm+

l,*la t*ln b'rru! b{l (4 } ?l !r P'tl o b*l |t }'Fl ut +f )?,(d

i'fo*

rtfltl

lX

s

Fi I

"rlE'd

l'-*

*r lofIOr

tHd{

ldE

-;

lroo

rtrll

lt

ln*t

h

r*

*xH

HxE $t$

I

'3Ei

iHi;iE:r

;*jr

"

--

$iB

E*l$ Hx$

$*H

F,$q

Bt[

$n[i

:iK;

3F:'

dP

-i

.'. i

dF

-f

dni

-'iE:ll

:ffi

ffis$ffiffir

$$E

.^

(o

o +f\

C -('\ ttr- O\ @ ta Cfi rl tr) (f\ c) if\n () rrt N9.O e Frl

^-t

Cr rOr

tl

(flo. \o rD O'C- Fl

*si

i$$

$uE

Bs*

}r*

$E$

$$e$s3

B$*

(\

v

f, f;t

1.1

\/

#J . (..' rn'rl \:' \o nl

x*#

H:iH

S:iii,

tliij

.-Jrrrlr-r.lrid> 'JF-,i- O-F:FI 61l-rl Of r,

$E[

[rr$

grr

sr$

S,uil

I Cfr -t'\ I Fl r{\O I

d8i

I NO\tn

Xi"rS

rCJ -. C f'r'l

8oS

r.l rN

\tO

> ol-Fl

rn

tt u\

c\.rr't

to

t-NNT" .() l. OFrl Fl t(, in.* C{ 6\ -@

ipi

tr t\ F{O\CCr .r{

'tE

oe-H

t

rr*

E

fl"ts

. .-r.l t ot b: rl o\ rl (> r{' NO\

c{

v\ (.|\O '.t 6\,1 r\O rtr -t O O. r'l O\\o tr' Fr{ cl (n r (qc\ rirl rr0

-o\

OO.rl Nt \.o rl

RN

o.oQ

l.6r .- F C]Orl chFtr\

Pr'+F

('.

$

f- v\ (nO\ N rh a[- CO, -(\ rGl r lf,r| C: CJ .{. -O rl

c^c-to Otr-o.

,{@

f;

nifl

Hi$

Eqo-.i[t

,_i

iR

d'

d,Q

i

.5

$

CN r,\ A t(, " (:'t

sFfl

iail

$*

$ei

s*q

lgg

$e$

us-L*i

--$$ffistffi.ffii

.

{Hrs[r*Lx

l;#f

.

m\iLd d\o

\d\ * -r:.: - i rl-_qr

*rfl,$sffirT$Sffi--i

;e{

--.

;.

-*

p,

-rl;--:r

-

e:

e:;

n

-

s

---

I

i'q'

'

dsB

di8

d*r:

8iE

Hii

Hi:i

ig?I'[

^lg

j i$ -i d$.i

ci$'

-i

dS

i

ci$'

j

I

'g

iJ

fi,i,

.:r

-*

i: u'''^6t fu ich

l'

r'

rt

o

O\C) (O /.\\O C- \O ri\.r I I

. .:.r\ r *fir ^ il^

i ..

-- t-;;-.3*-ee:'..----_-_

f;l

R-li?i

8.1.8

|

bl

/, or. (* o.r(r c- I irl

. -rt ^ -\l - | t.l

-r__-..----_rtl

I

>.rlvl bdtl I'}.tl lr+lo,hd!t bvltl Ftl7: h-lvl b'ilul t'll

ilfc{?r.}1.k)\Or.tgSl

d

)

N !n (.\ t4\o

(36)

hTERTUBE BOILER

p

-\

ffi

tn

*r

r pnrrrdc rp.ldir d Film

ur#

.rrd

fl

al dumphg graiE

celrr

(#n prsrc'

bmpfii[ro' gt'apden' Bt )

dsffii

lrm

gi'st hila"f't

Git-,tt t

rrtgnohtslco.*tt -, -a3.!.F

,r-

!

{r-

,-10s" f: { 322= F i 3ifc{*g"F}

(37)

I

lo

lo

II

lr

ilrr

ln

lrr

t7

lo

lz

l{

*_-J I I ! j j I I ta tJ nb {L-ET

,F

gi"

. hti

=*

ilrc

==

aE

to

Ef,

,v

--i:i+n*+tr.

(38)

Gambar

Gambar  2.2.  Ilustrasi  praktek  Mengenai  pengeruh

Referensi

Dokumen terkait

Membaca teks dan mengamati gambar tentang sumber energi air dan listrik, siswa mengetahui salah satu contoh sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan

Sosok katekis yang dapat membantu umat untuk mewujudkan Gereja signifikan dan relevan ialah katekis yang sadar akan tugasnya sebagai seorang pewarta Sabda. Dalam pelaksanaan

Secara singkat disebutkan bahwa program jaminan mutu melibatkan setiap orang yang berada dalam organisasi untuk peningkatan pelayanan yang terus menerus dimana mereka akan

Memahami praktik dasar manajemen sebagai seorang spesialis di bidang Pemasaran, Sumber Daya Manusia, Keuangan, Operasional, dan Strategi... PENGEMBANGAN KOMPETENSI SEBAGAI

melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana Implementasi Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 Terhadap Pengaturan dan Pengawasan Lembaga Perbankan di Bank Syari’ah

Dikarenakan pentingnya perkembangan bahasa anak pada fase “Golden age&#34;, maka diperlukan penelitian tentang pengaruh interaksi komunikasi orang tua dengan perkembangan

§ Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau

Tahap terakhir adalah penafsiran data, yakni mengintegrasikan dari pemilahan yang dilakukan terhadap adanya kesamaan komponen bangunan Panti Asuhan Vincentius Putra dengan