i
SKRIPSI
ANALISIS PERLINDUNGAN EKUITAS INVESTOR
TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK ISLAM
Disusun oleh:
Kiki Rizky Amelia
NIM: 208082000032
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iii
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
1. Nama : Kiki Rizky Amelia
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1990
3. Alamat : Gg. H. Ali RT. 008 RW. 005 No.2, Lenteng- Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12610
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Djaelani
6. Nama Ibu : Nurlaela
7. Nomor Telepon : 087882410070
8. E-mail : qkhi.right@gmail.com
II. Data Pendidikan Formal
1.1996 - 2002 : Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah 2.2002 - 2005 : SMPN 166
3.2005 - 2008 : SMA SULUH Pasar Minggu
vii
ANALYSIS EQUITY INVESTOR PROTECTION TO FINANCIAL PERFROMANCE OF ISLAMIC BANK
ABSTRACT
This research analyzed the effect of equity investor protection (Third Party Funds and Net Income Distribution/Average Equity) to financial performance of Islamic bank (ROA). The populations in this research were few of Islamic banks in Indonesia, which have important rule to the development of Islamic banks in Indonesia. The samples were selected by simple cluster random sampling method. The samples research involves three banks and their financial report from 2009-2012. The analysing research method was using multiple regression.
The result of this research who used F Test showed (simultaneous) that equity investor protection has significant effect to financial performance of Islamic bank with probability sig 0.003. And for T Test (partial) the result showed that Third Party Funds has negative effect to ROA, while Net Income of Distribution/Average Equity has positive effect on ROA.
viii
ANALISIS PERLINDUNGAN EKUITAS INVESTOR TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK ISLAM
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis efek dari perlindungan ekuitas investor (Dana Pihak Ketiga dan Distribusi Pendapatan Bersih/Rata-Rata Ekuitas) terhadap kinerja keuangan bank Islam (ROA). Populasi dari penelitian ini yaitu beberapa bank Islam di Indonesia, yang memiliki peran penting dalam perkembangan bank Islam di Indonesia. Sampel dipilih menggunakan simple cluster random sampling. Sampel penelitian ini menggunakan tiga bank islam dan laporan keuangannya dari tahun 2009-2012. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian ini yang menggunakan Uji F (simultan) menunjukkan bahwa perlindungan ekuitas investor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan bank Islam dengan probabilitas sig 0,003. Dan untuk hasil Uji T (parsial) menunjukkan Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara negatif terhadap ROA, sedangkan Pendapatan Bersih Bagi Hasil/Rata-Rata Ekuitas berpengaruh positif terhadap ROA.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan kemudahan dan kelancaran bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Perlindungan Ekuitas Investor terhadap Kinerja Keuangan Bank Islam”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, perhatian, dan do‟a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis, serta adikku dan seluruh keluarga yang telah menyemangati untuk terus berusaha memberikan yang terbaik.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
4. Ibu Rahmawati, SE.,MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, nasehat dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan, konsultasi, dan kesabaran yang telah Ibu diberikan selama ini kepada peneliti. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
6. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama mas Heri yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain, terima kasih.
7. Teman-temanku tersayang Nike, Mila, Citra, Eka, Irma, dan Ani yang terus memberikan semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 20 Agustus 2013
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM ... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Tinjauan Literatur ... 13
1. Bank Syariah ... 13
xii
3. Al-Mudharabah (trust financing, trust investment) ... 24
4. Perlindungan Ekuitas Investor ... 34
5. Kinerja Keuangan Perbankan ... 39
B. Keterkaitan antar Variabel ... 40
C. Penelitian-penelitian Terdahulu ... 42
D. Kerangka Pemikiran ... 46
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 47
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 55
1. Variabel Dependen (Y): ROA ... 55
2. Variabel Independen (X) ... 55
a. Third Party Funds (X1) ... 55
b. Net Income of Distribution/Average Equity (X2) ... 56
BAB IV.ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57
1. PT. Bank Syariah Mandiri ... 57
2. PT. Bank Mega Syariah ... 61
3. PT. Bank BRI Syariah ... 66
B. Analisis dan Pembahasan ... 71
1. Hasil Analisis Deskriptif ... 71
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 76
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 78
xiii
BAB V. PENUTUP ... 89
A. Kesimpulan ... 89
B. Implikasi ... 90
C. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Dana Pihak Ketiga ... 4
1.2 Penyaluran Dana Pihak Ketiga ... 5
2.1 Penelitian-penelitian Terdahulu ... 43
3.1 Operasional Variabel ... 56
4.1 PT. Bank Syariah Mandiri ... 71
4.2 PT. Bank Mega Syariah ……… ... 73
4.3 PT. Bank BRI Syariah ... 75
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 77
4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 79
4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ... 80
4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 81
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 82
4.9 Hasil Uji F ... 83
xv
DAFTAR GRAFIK
Nomor Keterangan Halaman
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 46
4.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri ... 60
4.2 Struktur Organisasi PT Bank Mega Syariah ... 64
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Hasil penghitungan PT. Bank Syariah Mandiri ... 98
2 Hasil penghitungan PT. Bank Mega Syariah ... 99
3 Hasil penghitungan PT. Bank BRI Syariah ... 100
4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 101
5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bank syariah mempunyai peran sebagai perantara (intermediary) antara
satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat
disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan hasil manfaat kepada kedua belah pihak. Pertumbuhan setiap bank sangat
dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan dana yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan masalah
bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain, bank menjadi tidak berfungsi sama sekali
(Auliyah, 2010).
Fungsi bank sebagai sarana intermediasi dana dari pihak yang surplus
menuju pihak yang deficit menyebabkan bank mempunyai karakteristik umum
sebagai pengelola risiko transaksi keuangan. Transaksi keuangan yang menimbulkan risiko pada umumnya memberikan kredit dan menampung
simpanan dari pihak ketiga (nasabah). Pemberian kredit menimbulkan risiko kredit atau credit risk sedangkan simpanan pihak ketiga menimbulkan
2
Dalam bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun
investasi. Cara titipan dan investasi di bank syariah berbeda dengan deposito di bank konvensional dimana deposito merupakan upaya membungakan uang.
Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkan, bank syariah harus dapat memenuhinya. Akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid.
Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang membutuhkan pengendapan. Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan penyalur dana nasabah
penyimpanan kepada nasabah peminjam, dana nasabah yang terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau disalurkan
ke dalam transaksi perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah. Keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan kedalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. Jika hasil usaha
semakin tinggi maka semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Namun jika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil
pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya (Sigit dan Totok, 2009:156).
Berbeda dengan konsep titipan di bank syariah, dalam pengalokasian
dana bank konvensional selalu mempertimbangkan aspek risiko dan rate of return pada dasarnya bank menginginkan bentuk aktiva yang berisiko
serendah mungkin. Kalau dimungkinkan setiap badan usaha menginginkan agar semua dananya diwujudkan dalam aktiva produktif (earning asset) dan
3
adalah adanya hubungan yang searah antara risiko dan rate of return dari
setiap pilihan bentuk investasi atau aktiva. Semakin tinggi rate of return yang mungkin dapat diperoleh dari suatu aktiva maka semakin tinggi pula tingkat
risiko yang ditanggungnya dan sebaliknya (Sigit dan Totok, 2009:102). Pada bank konvensional, para pemilik dana tertarik untuk menyimpan
dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan oleh bank. Bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang memerlukan dana juga berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga tertentu, sehingga
hubungan antara bank dan nasabah merupakan hubungan debitur dan kreditur (Auliyah, 2010).
Kegiatan-kegiatan investasi di bank Islam oleh para teoritisi Perbankan Islam membayangkan mesti di dasarkan pada dua konsep hukum yaitu,
mudharabah dan musyarakah, atau yang dikenal dengan istilah Profit and
Loss Sharing (PLS). Mereka berpendapat bahwa Bank Islam akan menyediakan sumber-sumber pembiayaan yang luas kepada para peminjam
dengan prinsip berbagi risiko, tidak seperti pembiayaan berbasis bunga dimana peminjamnya menanggung semua risiko. Namun dalam praktiknya, bank-bank Islam umumnya telah menyadari bahwa PLS, seperti yang
dibayangkan para teoritisi, tidak dapat digunakan secara luas dalam perbankan Islam dikarenakan risiko-risiko yang ditanggungkan kepada Bank (Shobirin,
2010).
4
perbankan syari‟ah. Akan tetapi dalam kegiatan pembiayaan bagi hasil dan
risiko produk musyarakah dan mudharabah kurang di minati dalam kegiatan pembiayaan. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat risiko pembiayaan
mudharabah dan musyarakah sangat tinggi (high risk) dan pengembaliannya yang tidak pasti, padahal bank merupakan lembaga bisnis, lembaga-lembaga
intermediasi dimana bank berfungsi sebagai perantara pihak yang kekurangan modal (lack of fund) dan pihak lain yang kelebihan modal (surplus of fund), disamping itu bank juga harus mengembalikan dana nasabah penabung setiap
saat. Semestinya bank dengan nasabah harus memahami betul tentang filosofi pembiayaan dengan sistem mudharabah dan musyarakah, karena Islam
memberikan solusi yang adil bagi kedua belah pihak dengan prinsip pertanggung jawaban yang jelas, bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan sendiri sementara pihak yang lain mengalami kerugian.
Berdasarkan Data Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia per Oktober 2012, total Dana pihak Ketiga yang berhasil
Total Dana Pihak Ketiga 134,58 100,00
Tabungan 40,84 30,38
Deposito 78,50 58,39
Giro ( wadiah) 15,09 11,22
5
Dari sisi preferensi masyarakat terhadap produk-produk perbankan
syariah, masyarakat masih cenderung memilih produk yang memberikan imbal hasil yang tinggi. Hal ini terlihat dari besarnya penghimpunana dana
yang berasal dari deposito yang pertumbuhannya mencapai 58,39%, baru setelah itu diikuti oleh tabungan dan giro (wadiah). Imbal hasil deposito
berfluktuasi antara 5,74% sampai dengan 6,28% (equivalent rate), sedangkan imbal hasil tabungan sekitar 2,32% dan giro sekitar 0,88% (equivalent rate). Produk simpanan berjangka (deposito) lebih diminati dibandingkan produk
tabungan (Bank Indonesia, 2013).
Sedangkan dari sisi penyaluran dana yang dilakukan Bank Syariah (BS)
dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Total Penyaluran Dana 135,58 100
Pembiayaan:
- Piutang Murabahah 80,95 59,71
- Piutang Qardh 11,19 8,25
- Mudharabah 11,44 8,44
- Musyarakah 25,21 18,59
Penempatan di BI 18,52 11,04
Penempatan pada Bank Lain 5,16 3,08
Surat Berharga 7,82 4,66
Sumber: Outlook Perbankan Syariah tahun 2013
Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan syariah masih didominasi
oleh dana mahal dalam penghimpunan dan menyalurkannya dalam pricing
6
rata-rata suku bunga (rata-rata tahun 2012 s.d September 2012 equivalent rate
sebesar 14,31%). Atas hal tersebut perlu dikaji kembali faktor-faktor yang berpengaruh dalam menggeser struktur bisnis perbankan syariah sehingga
menjadi lembaga keuangan yang efisien dan dapat memberikan manfaat yang lebih besar (Bank Indonesia, 2013).
Instrumen dan produk bank syariah masih banyak mengandalkan sistem
murabahah padahal bank syariah itu mempunyai banyak sistem investasi yang lebih unggul dan aman seperti mudharabah dan musyarakah dan lainnya. Hal
ini disebabkan posisi perbankan syariah yang berusaha untuk bermain "aman" dalam penyaluran dana nasabahnya. Sebab sistem murabahah adalah sistem
yang lebih pasti dan lebih gampang dalam menghitung pendapatan yang akan diterima dan dibagikan (Amin, 2009).
Bank syariah seringkali membatasi instrumen dan produknya hanya pada
beberapa produk tertentu, sehingga bank-bank syariah kesulitan dalam mengembangkannya, bahkan terjebak dalam siklus investasi yang sempit. Hal
ini menunjukkan tidak adanya keberanian dan kemauan yang sungguh-sungguh dari pihak bank syariah. Dengan memberikan pilihan bentuk investasi kepada para klien adalah jaminan akan kematangan konsep bank
syariah, dimana setiap klien akan memilih instrumen-instrumen tadi sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan peluangnya. Berbeda apabila bank syariah
7
tidak bisa dikembangkan pada instrumen yang tersedia pada bank syariah
(Amin, 2009).
Dalam melakukan investasi bank Islam memberikan dua pilihan kepada seseorang yaitu, pertama jika ia menginginkan jaminan, simpanannya tidak
akan tumbuh (atau kemungkinan tumbuh tapi tidak banyak), kedua jika ia ingin simpanannya tumbuh besar, maka ia harus rela untuk mengambil risiko terjadinya kerugian pada semua atau sebagian simpanannya. Jika bank hanya
memberikan pilihan ini saja mayoritas investor akan menghindar dari sistem karena tidak adanya perlindungan bagi ekuitas yang mereka investasikan dan
akan mencari tempat-tempat lain di mana tabungan mereka akan lebih aman dan tidak akan habis substansialnya dalam nilai riil yang disebabkan oleh inflasi (Khan, 2003).
Dalam perbankan hanya ada dua tipe penabung, pertama yaitu penabung yang bersedia untuk mengambil subjek risiko dengan preferensi pengembalian
risiko dan paket risk-return yang ditawarkan oleh berbagai peluang investasi dalam perekonomian termasuk deposito investasi bantalan risiko bank. Tipe
kedua, yaitu penabung yang tidak bersedia untuk mengambil risiko sama sekali. Sektor perbankan ekonomi menerima deposito atau pendapatan justru lebih banyak berasal dari tipe penabung yang ke-2, sangat tidak adil karena
penabung ke-2 berasal dari strata bawah dan mereka yang menerima risiko investasi dengan keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan strata
8
Pemberian jaminan oleh bank ke investor pun masih kontroversial.
Bukan hanya menurut ulama hal tersebut bisa menyalahi akad dari
mudharabah itu sendiri tapi juga dikarenakan akan adanya kemungkinan
kesenjangan bagi investor raab al mal dengan investor individual seperti yang dikemukakan diatas.
Namun ada produk syariah yang tidak dapat mengakomodir produk
perbankan, sehingga ada produk yang “direvisi” atau disesuaikan kedalam
produk perbankan. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam faktanya bank
syariah tetap meminta jaminan dari nasabah ketika ia memberikan pembiayaan mudharabah atau musyarakah. Padahal hampir seluruh ulama
sepakat bahwa apabila seseorang melakukan mudharabah, pemilik modal/dana tidak boleh meminta jaminan dari pelaksana (mudharib) (Hakim, 1999).
Jaminan dalam investasi mudharabah digunakan dengan tujuan untuk meminimalisasi tingkat resiko yang terlibat. Dalam konteks ini, tingkat risiko
dapat ditekan seminimal mungkin melalui diversifikasi investasi, kebijakan manajemen bank yang baik dalam mengelola dana, kontrol periode investasi, dan lain-lain. Langkah-langkah yang beragam dapat diambil sejauh yang
memungkinkan untuk investor mencapai tingkat yang sesuai dan dapat diterima dalam mengambil risiko tanpa perlu memiliki jaminan deposito
9
investor tidak menanggung risiko karena adanya jaminan tersebut, maka bisa
saja profit loss sharing yang sebagai syarat utama dalam akad mudharabah
akan berubah menjadi loan contract akibat adanya ketidakseimbangan dalam
kontrak mudharabah (ELGari, 2003).
Namun perlindungan bagi nasabah sebagai investor dianggap sangatlah
penting, karena dengan adanya perlindungan secara legal dapat menciptakan kenyamanan dan kedamaian kepada pihak yang terkait (Azhari, 2010), selain itu hal ini sejalan dengan tujuan dari kegiatan bank syariah itu sendiri yaitu
untuk mencapai kemaslahatan umat. Karena ketika hak-hak investor luar dilindungi oleh hukum, investor luar akan bersedia untuk membayar lebih
untuk setiap aset keuangan perusahaan seperti ekuitas dan hutang (Rafael La Porta, 1999). Mereka membayar lebih karena mereka menyadari bahwa dengan perlindungan hukum yang lebih baik yang diberikan kepada mereka,
maka akan ada keuntungan lebih dari perusahaan yang akan kembali kepada mereka sebagai bunga atau dividen. Pada akhirnya, hal ini memungkinkan
lebih banyak pengusaha untuk membiayai investasi mereka secara eksternal, yang mengarah ke perluasan pasar keuangan.
Lanjut menurut Azhari (2010), secara ekplisit sulit ditemukan ketentuan
mengenai perlindungan nasabah debitur dalam Undang-Undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998, sebagian besar Pasal-Pasal hanya berkonsentrasi pada
10
kontrak, senantiasa membebani nasabah debitur dengan berbagai macam
kewajiban dan tanggung jawab atas resiko yang ditimbulkan selama perjanjian berlangsung ditujukan kepada nasabah, yang pada gilirannya
memunculkan tanggung jawab minus dari pihak bank.
Bentuk perlindungan hukum bagi nasabah bank syariah pada Peraturan
Perundang-Undangan, adalah tercermin konsistensi dan komitmen bank dalam menjalankan prinsip-prinsip yang telah diatur dalam Undang-Undang, sehingga adanya kepastian aktualisasi nilai-nilai islami yang dianut para
nasabah (Azhari, 2010).
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai perlindungan dari
dana yang diinvestasikan ke bank syariah oleh pihak ketiga, dan bagaimana pengaruh dari perlindungan ekuitas investor tersebut terhadap kinerja keuangan bank Islam, dengan demikian dibuat penelitian yang berjudul:
“Analisis Perlindungan Ekuitas Investor terhadap Kinerja Keuangan
Bank Islam”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income
11
2. Apakah perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income
Distribution/Average Equity) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja keuangan (ROA) di bank Islam?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh dari perlindungan ekuitas investor (Third Party
Funds dan Net Income Distribution/Average Equity) secara simultan terhadap kinerja keuangan (ROA) di bank Islam.
2. Menganalisis pengaruh dari perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income Distribution/Average Equity) secara parsial terhadap kinerja keuangan (Third Party Funds dan Net Income
Distribution/Average Equity) di bank Islam
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bank Syariah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu bank dalam pengembangan produk investasi mudharabah. Baik dalam penggunaan,
12 b. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai perlindungan ekuitas investor di bank
Islam, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja keuangan bank Islam. c. Pembuat Kebijakan (Bank Indonesia)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan yaitu Bank Indonesia. Informasi-informasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kebijakan bagi bank syariah di masa
13 pengertian dari perbankan syariah itu sendiri yaitu:
“Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya”.
Dalam UU No. 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa bank syariah adalah
bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah, adalah unit kerja dari kantor pusat
Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah atau unit syariah.
b. Prinsip Bank Syariah
14 1) Prinsip keadilan
Prinsip keadilan tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati
bersama antara bank dengan nasabah. 2) Prinsip kesederajatan
Bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko, dan
keuntungan yang berimbang antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank.
3) Prinsip ketentraman
Produk-produk bank syariah telah sesuai dengan prinsip dan kaidah muamalah Islam, antara lain tidak adanya unsur riba serta
penerapan zakat harta. c. Tujuan bank syariah
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, perbankan syariah bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat. d. Fungsi bank syariah
15
1) Bank syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat.
2) Bank syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat
3) Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola
wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif). Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Investasi
a. Pengertian
Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumberdaya (resources) saat ini, dengan harapan mendapatkan
manfaat di masa yang akan datang. Sumber daya dalam investasi diterjemahkan kedalam satuan moneter atau uang. Dengan demikian, investasi dapat didefinisikan sebagai menanamkan uang sekarang
dengan mengorbankan peluang konsumsi saat ini, untuk mendapatan menfaat (keuntungan) dikemudian hari. Dari pengertian investasi
16
1) Aspek uang sebagai pengukur kelayakan (money and value
concept).
2) Aspek waktu untuk menilai kelayakan investasi dengan
menggunakan time concept.
3) Aspek manfaat. Penilaian investasi juga harus dilihat dari manfaat
yang akan didapat dan biaya yang digunakan (cost benefit ratio). Dalam Islam, investasi ditentukan oleh beberapa variabel diantaranya adalah ekspektasi keuntungan pada sebuah projek,
pendapatan dan kondisi perekonomian (bukan oleh tingkat bunga yang selama ini dikenal dalam teori ekonomi konvensional). Keputusan
investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung unsur risiko bagi investor. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang
penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Konsep bank syariah mengarahkan kepada perolehan pengembalian hasil yang
tidak pasti dan tidak tetap. Namun demikian, konsep investasi tersebut adalah usaha yang menanggung risiko, artinya setiap kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan,
didalamnya terdapat pula risiko untuk menerima kerugian, maka antara nasabah atau deposan dan bank sama-sama saling berbagi keuntungan
17 b. Aspek Investasi
Menurut Muhammad (2005) dalam usaha investasinya bank Islam mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya:
1) Aspek rentabilitas
Dalam penyaluran dana investasinya Bank Islam memilih dan
memilah proyek atau sektor yang memberikan keuntungan. 2) Aspek likuiditas
Dalam penempatan dananya bank Islam tidak sepenuhnya
melemparkan semua dana yang dimiliki namun memperhatikan aspek likuiditasnya juga.
3) Spreading Risk
Setiap penempatan dana, meski rendabel, tetap mengandung risiko bisnis. Karenanya dalam pelemparan dana selain
mempertimbangkan aspek rentabilitas dan likuiditas juga harus dipertimbangkan risiko lain yang mungkin timbul.
4) Skala prioritas
a) Prioritas utama adalah sektor yang menghasilkan keuntungan terbesar dan risiko kecil.
b) Transaksi kelompok jual beli. c) Transaksi pembiayaan musyarakah.
d) Transaksi ijarah.
18
pengadaan pangan, rumah, ekspor, impor, UMKM dan
lain-lain.
c. Sumber dana bank syariah
Untuk menghasilkan keuntungan, dana harus terkait erat dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activity), baik secara
langsung bertindak sebagai trading house yaitu dengan melakukan transaksi seperti perdagangan, kegiatan industri atau sewa-menyewa dan lain-lain, atau secara tidak langsung bertindak sebagai investment
company melakukan penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut bank
syariah dapat menarik dana dalam bentuk (Arifin, 2003):
1) Titipan (wadi’ah) yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya (guaranteed deposit), tetapi tanpa memperoleh
imbalan atau keuntungan.
2) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranteed
deposit) untuk investasi umum (general investment account/mudharabah mutlaqah) dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dari portofolio yang
didanai dengan modal tersebut.
3) Investasi khusus (special investment/mudharabah muqayyadah)
19
Dengan demikian, sumber dana bank syariah terdiri dari:
1) Modal (core capital)
Menurut Antonio (2001:147) modal merupakan dana modal
sendiri yang berasal dari para pemegang saham. Pada umumnya modal inti terdiri dari:
a) Modal yang disetor oleh para pemegang saham.
b) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnnya risiko kerugian di
kemudian hari.
c) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan
kepada para pemegang saham. 2) Kuasi ekuitas (mudharabah accounts) 3) Titipan (wadiah/non remunerated deposits).
d. Produk Penghimpuan Dana
Menurut Karim (2004:107-112) penghimpunan dana di bank
syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Sedangkan prinsip operasional syariah yang ditetapkan dalam penghimpunan masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.
1) Prinsip wadi’ah
Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad
dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah
yad dhamanah berbeda dengan wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah
20
oleh yang dititipi. Sementara itu dalam wadi’ah yad dhamanah,
pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Hasil
dari pemanfaatan barang titipan tidak wajib dibagi hasilkan kepada si pemberi titipan, walaupun pada dasarnya boleh jika ingin
memberikan hasil pemanfaatan sebagai bonus, dan tidak diperjanjikan dengan pemilik barang sebelumnya.
Ketentuan umum dari produk ini adalah:
a) Keuntungan/kerugian dari penyaluran dana ditanggung oleh bank, sedangkan pemilik dana tidak dijanjikan imbalan atau
menanggung kerugian.
b) Bank membuat akad pembukaan rekening yang mencakup izin penyaluran dana dan persyaratan lain sesuai prinsip syariah.
c) Bank mengenakan pengganti biaya administrasi setiap pembukaan rekening baru.
d) Ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2) Prinsip Mudharabah
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak
penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi menjadi dua, yaitu: a) Mudharabah mutlaqah atau UIAs (Unrestricted Investment
Accounts)
21
menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan
persyaratan atau ketentuan bagi bank, akan disalurkan kemana dana yang diberikan nasabah, untuk siapa, atau penggunaan
akad-akad tertentu. Sehingga bank memiliki kebebasan dalam menyalurkan dananya. Penerapan mudharabah mutlaqah
menhasilkan dua produk yaitu tabungan dan giro.
b) Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investment Accounts)
Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investment Accounts) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
(1) Mudharabah muqayyadah on balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimana pemilik dana dapat
menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank.
(2) Mudharabah muqayyadah off balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dan langsung ke mudharib, dimana bank sebagai perantara yang
mempertemukan shahibul mal dan mudharib. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh
22 3) Akad pelengkap
Akad pelengkap ditujukan untuk mencari keuntungan, namun dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Dalam
akad pelengkap ini bank dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yag dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini.
Besarnya biaya hanya untuk menutupi biaya yang timbul. Salah satu akad pelengkap yang dipakai adalah wakalah.
e. Manajemen Risiko
Karim (2004:255-258) menjelaskan bahwa risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat
diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan, yaitu yang dapat berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Sasaran kebijakan manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan
berkesinambungan, yang berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan usaha bank. Tujuan dari manajemen usaha adalah:
1) Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator. 2) Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat
unacceptable.
3) Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat
23
4) Mengukur eksposur dan pemusatan risiko.
5) Mengalokasikan modal dan membatasi risiko. a) Identifikasi risiko
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank islam tidak hanya mencakup berbagai risiko yang ada pada bank-bank
umumnya, melainkan meliputi berbagai risiko khas yang hanya ada pada bank-bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. Hal ini kemungkinan terletak dalam enam hal, yaitu:
(1) Proses transaksi pembiayaan (proses pembiayaan syariah, bagi hasil dana pihak ketiga, dan proses transaksi devisa)
(2) Proses manajemen (3) Human resources
(4) Teknologi
(5) Lingkungan eksternal (6) Kerusakan
b) Penilaian risiko
Dalam penilaian risiko, keunikan bank Islam terlihat pada hubungan antara probability dan impact, atau yang biasa
24 c) Antisipasi risiko
Antisipasi risiko dalam bank Islam bertujuan untuk: (1) Preventive. Bank syariah memerlukan persetujuan Dewan
Pengawas Syariah untuk mencegah kekeliruan proses dan transaksi dari aspek syariah.
(2) Detective. Pengawasan dalam bank Islam meliputi dua aspek, yaitu aspek perbankan oleh BI dan aspek syariah oleh DPS.
(3) Recovery. Koreksi atas suatu kesalahan dapat melibatkan BI untuk aspek perbankan dan DPS untuk aspek syariah.
3. Al-Mudharabah (trust financing, trust investment)
a. Pengertian
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini adalah seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Mudharabah, adalah
akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama sebagai
shahibul mal yang menyediakan modal, sedangkan pihak lainnya adalah mudharib sebagai pihak pengelola (Antonio, 2001:95).
Menurut Karim (2007:204) mudharabah adalah bentuk kontrak anatara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal
25
keuntungan. Kesimpulannya mudharabah adalah persetujuan kongsi
anatra harta dari salah satu pihak dengan kerja dari pihak lain.
Menurut PSAK 105 mudharabah adalah akad kerjasama usaha
antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak
selaku pengelola, dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana. b. Jenis-Jenis Mudharabah
Menurut Antonio (2001:97) mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah
Sedangkan menurut PSAK 105 mudharabah dibagi menjadi tiga, yaitu, mudharabah mutlaqah, mudharabah muqayyadah, dan
mudharabah musytarakah.
1) Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan
investasinya.
2) Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain
mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi.
3) Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana
26 c. Manfaat Mudharabah
Manfaat-manfaat mudharabah antara lain (Antonio, 2001:97-98): 1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan
nasabah meningkat.
2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan cash flow nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
4) Bank akan selektif dan hati-hati dalam memilih usaha yang halal, aman, dan menguntungkan.
5) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda dengan bank
konvensional karena tidak menggunakan bunga. Sehingga nasabah tidak perlu terbebani dengan bunga yang harus ia bayar.
d. Rukun dan Syarat Mudharabah
Menurut Dewan Syariah Nasional NO.07/DSN-MUI/IV/2000, rukun dan syarat mudharabah ada lima, yaitu:
1) Penyedia dana (sahibul mal) dan pengelola (mudharib) harus cakap hukum.
2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak
27
a) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad).
b) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
3) Modal ialah sejumlah uang atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut:
a) Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
b) Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika
modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad.
c) Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan
kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi:
a) Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.
28
harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai
kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. c) Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian,
atau pelanggaran kesepakatan.
5) Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur
tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.
b) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah, yaitu keuntungan.
c) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syari‟ah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.
e. Ketentuan Mudharabah
29
1) Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh
Lembaga Keuangan Syariah kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
2) Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan
pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha.
3) Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian
keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan pengusaha).
4) Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syari‟ah dan LKS tidak ikut serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai
hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.
5) Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam
bentuk tunai dan bukan piutang.
6) LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada
30
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
8) Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme
pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa Dewan Syariah Nasional.
9) Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
10)Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban
atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan. f. Ketentuan Hukum Mudharabah
1) Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
2) Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di
masa depan yang belum tentu terjadi.
3) Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat
dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
4) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari‟ah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
g. Risiko Mudharabah
Menurut Antonio (2001:98), risiko-risiko yang terdapat dalam
31
1) Adanya kemungkinan nasabah menggunakan dana tersebut dan
tidak sama seperti yang ditulis dikontrak.
2) Kesalahan yang disengaja yang menyebabkan kerugian.
3) Kemungkinan adanya penyembunyian keuntungan oleh nasabah. h. Karakteristik Mudharabah
Karakteristik mudharabah menurut PSAK No.105 adalah sebagai berikut:
1) Entitas dapat bertindak baik sebagai pemilik dana atau pengelola
dana.
2) Mudharabah terdiri dari mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan mudharabah musytarakah. Jika entitas bertindak
sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima disajikan sebagai dana syirkah temporer.
3) Dalam mudharabah muqayadah, contoh batasan antara lain: a) Tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;
b) Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa penjamin, atau tanpa jaminan.
c) Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi
sendiri tanpa melalui pihak ketiga. i. Nisbah keuntungan
32
Hal ini digunakan untuk mencegah terjadinya perselisihan antara
kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan. 1) Persentase
Persentase digunakan untuk menentukan nisbah keuntungan bukan menggunakan nominal, misal 50:50, 70:30, atau 60:40.
Nisbah keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan porsi setoran modal, tentu saja bila disepakati ditentukan nisbah keuntungan sebesar porsi setoran modal.
2) Bagi untung dan bagi rugi
Hal ini merupakan konsekuensi yang logis dari karakteristik
akad mudharabah yang tergolong kedalam kontrak investasi, dimana return dan timing cash flow tergantung kinerja sektor riil. Namun ada hal dalam akad mudharabah saat kerugian, pembagian
kerugian tidaklah seperti pembagian keuntungan, jika pembagian keuntungan berdasarkan nisbah, maka pembagian kerugian
berdasarkan porsi modal. Oleh karena nisbahnya disebut dengan nisbah keuntungan bukan nisbah saja. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kemampuan untuk mengabsorsi atau menanggung
kerugian di antara kedua belah pihak. Kemampuan shahibul maal
untuk menanggung kerugian tidak sama dengan kemampuan si
mudharib. Dengan alasan, jika usaha mengalami kerugian maka
33
harus menanggung kehilangan kerjanya karena gagal dalam
usahanya. 3) Jaminan
Ketentuan pembagian kerugian seperti penjelasan diatas hanya jika kerugian diakibatkan oleh risiko bisnis, bukan karena
karakter buruk mudharib. Jika mudharib lalai dalam menjalankan usahanya dan menimbulkan banyak kerugian maka mudharib harus menanggung kerugian sebesar bagian kelalaiannya sebagai sanksi
dan tanggung jawabnya. Para fuqaha berpendapat bahwa pada prinsipnya tidak perlu dan tidak boleh mensyaratkan agunan
sebagai jaminan, sebagaimana dalam akad syirkah lainnya. Untuk menghindari adanya moral hazard dari mudharib, maka shahibul mal diperbolehkan memintanya, dengan tujuan untuk menghindari
moral hazard mudharib bukan untuk "mengamankan" investasi
shahibul maal jika terjadi kerugian akibat risiko bisnis.
4) Menentukan besarnya nisbah
Menurut Karim (2009:209) Nisbah ditentukan oleh kedua belah pihak yang bersepakat. Biasanya di bank syariah modern
tawar menawar nisbah hanya terjadi jika deposan/investor dalam jumlah besar.
5) Cara menyelesaikan kerugian
34
a) Diambil dari kuntungan untuk menutupi kerugian yang timbul,
dimana keuntungan sebagai pelindung modal.
b) Bila kerugian lebih besar jumlahnya dari keuntungan yang
didapat, maka menggunakan pokok modal untuk menutup kerugian.
4. Perlindungan Ekuitas Investor
Perlindungan pada produk dan jasa investasi perbankan syariah adalah suatu hal baru yang memerlukan konsep nyata dalam memberikan
jaminan perlindungan bagi konsumen atau nasabah di Indonesia, hal ini sangat dibutuhkan untuk mencapai kemaslahatan dan menghindari
kemudhratan bagi kepentingan semua pihak (Sayyid, 2008).
Literatur empiris pada bank syariah kebanyakan lebih memfokuskan pada pertumbuhan dan masalah regulasi saja tetapi sedikit yang menguji
mengenai perlindungan investor di bank syariah. Penelitian terbaru mengenai corporate governance juga menunjukkan bahwa tidak ada
pengelolaan terpisah antara bank syariah dan bank sentral di sebagian besar negara-negara muslim dalam penerapan sistem perlindungan investor saat ini (Yongqiang Li Cs, 2011).
Dalam Islam, hukum perlindungan investor menempati kajian yang signifikan di mana setiap manusia mendapat perlindungan dan otoritas
35
berhubungan dengan kualitas dan kuantitas produk dan jasa investasi, tapi
juga berkenaan dengan kecacatan atau kekurangan produk dan jasa investasi tersebut, seperti besar kecilnya resiko investasi (Sayyid, 2008).
Pada prinsipnya investasi di perbankan Islam dengan menggunakan
profit and loss sharing memang tidak mengenal adanya perlindungan
maupun jaminan, dikarenakan prinsipnya yang bebagi resiko dan keuntungan. Namun, seperti yang dijelaskan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No.07/DSN-MUI/IV/2000 mengenai jaminan yang bisa diminta
oleh shahibul mal ke mudharib, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang
disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. Lembaga Keungan Syariah (LKS) dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan
ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad,
hal ini merupakan salah satu bentuk perlindungan yang diberikan investor di Bank Islam.
Hubungan antara bank dan investor pada bank syariah yang
didasarkan oleh kontrak mudharabah dimana bank dan investor saling berbagi risiko dan keuntungan, dan laba atas investasi mereka sangat
36
syariah memegang isu kunci untuk perlindungan investor dari pihak luar,
sehingga pemegang saham utama atau kreditur tidak dapat melemahkan kepentingan investor di bank tersebut dan akan lebih tergantung pada
hukum dan dewan syariah yang ada, dimana setiap kebijakan mesti di
approved oleh dewan syariah, sehingga tercapai kepentingan bersama
untuk kemaslahatan umat, dimana pemilik saham minoritas yang merupakan pemegang rekening investasi di bank syariah berupa giro, tabungan atau deposito menuntut hak yang sama seperti pemegang saham
yang mempengaruhi kebijakan dividen.
Pengukuran perlidungan ekuitas investasi perbankan syariah diukur
dengan menggunakan Third Party Funds yang merupakan simpanan yang didapat dari nasabah melalui giro, tabungan dan deposito (Kharisma, 2012) Dan pengukuran tingkat pengembalian investasi atau bagi hasil
yang diperoleh bank syariah menggunakan Net Income of Distibution/Average Equity (Yongqiang li Cs, 2011).
a. Third Party Funds
Third Party Funds atau Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang dihimpun oleh masing-masing bank secara indvidu.
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. Adapun dana pihak
37
Menurut Kasmir (2002:64), dana pihak ketiga memiliki
kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana, sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan
mempengaruhi kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Kredit diberikan kepada para debitur yang telah memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam perjanjian yang dilakukan antara pihak debitur dengan pihak bank. Dana Pihak Ketiga terdiri dari giro wadiah, tabungan dan deposito mudharabah.
Menurut Dendawijaya (2009:49), dana pihak ketiga yang dihimpun masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank).
Rumus untuk menghitung Dana Pihak ketiga (DPK) adalah
(Sukma, 2009):
DPK =
b. Net Income of Distribution/Average Equity
Net Income of Distribution atau Pendapatan Bagi hasil
merupakan bagi hasil yang didapat oleh pemilik dana karena partisipasi dananya dalam berinventasi. Bank tidak menggunakan
semua dana tersebut dalam investasi, tetapi menyimpan sebagian dana untuk investor ketika mereka ingin melakukan penarikan. Secara teoritis, cadangan ini, bersama dengan deposito baru terus dibuat,
38
terjadi. Bank berhak atas beberapa persentase dari hasil pendapatan
investasi karena tugas bank sebagai mudharib. Sama halnya dengan pemilik dana yang berhak atas hasil dari investasi yang dilakukan oleh
pemilik dana. (Ahmed, 1996)
Pada umumnya sumber dana bank Islam berasal dari dana
pemegang saham yang disediakan oleh pemilik ekuitas, deposito yang disediakan oleh depositor, dan dana investasi yang disediakan oleh investor yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan investasi
tambahan, investasi pada pasar saham, dan investasi komoditas (Yatim, 2009)
Dalam membahas distribusi keuntungan, pihak bank harus dapat memberikan prinsip pembagian keuntungan yang baik bagi semua pihak. Dasar pengerjaan dalam pengelolaan dana di bank Islam
didasari oleh konsep pengelompokkan dana dengan penghitungan rata-rata balance harian dari deposito, dana pemegang saham, unrestricted
investment dan restricted investment. Dengan menggunakan konsep tersebut, prinsip bagi hasil keuntungan dapat diobservasi dengan lebih jelas untuk memastikan prinsip syariah terpenuhi dalam pelaksanaan
bisnis yang jujur. (Yatim, 2009)
Rumus untuk Net Income of Distribution/Average Equity:
=
39
5. Kinerja Keuangan Perbankan
Dalam penelitian ini pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Return on asset (ROA)
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini,
kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pandapatan. (Kharisma, 2012)
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio yang paling
populer digunakan untuk mengukur kinerja keuangan di industri perbankan, hal itu menunjukkan kemampuan manajemen untuk
memperoleh deposito dengan biaya yang wajar dan berinvestasi dalam investasi yang menguntungkan. Hal ini tercermin dalam ROA, karena
investasi dan pinjaman adalah bagian terbesar dari aset bank, sementara bunga pinjaman menyerupai bagian terbesar dari pendapatan dan keuntungan bank. (Simpson dan Kohers, 2002:103-104)
Pengukuran kinerja dengan ROA memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan untuk perusahaan kecil yang memiliki basis ekuitas yang sangat
40
indikasi yang sama dari kinerja keuangan, tetapi besar dan interpetasinya
berbeda. (Badreldin, 2009)
Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang perolehan dananya sebagian berasal dari simpanan masyarakat.
(Siamat, 2005)
Rumus menghitung ROA berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP, yaitu:
Return on asset (ROA)=
B. Keterkaitan Antara Variabel
1. Third Party Funds dengan Return On Assets (ROA)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yoli Lara Sukma (2009),
yang meneliti tentang pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, dan resiko kredit terhadap profitabilitas dengan sampel yang diambil di
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dapat disimpulkan penelitian ini bahwa variabel dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Variabel kecukupan modal juga tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas, dan variabel resiko kredit berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas perbankan.
41
terhadap profitabilitas perbankan syariah, dapat disimpulkan dana pihak
ketiga berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dengan arah yang positif. Sedangkan untuk variabel non performing finance, variabel tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas dan dengan arah negatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sudiyatno (2009), yang meneliti mengenai analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, LDR terhadap kinerja keuangan pada sektor perbankan yang go public di
Bursa Efek Indonesia (Periode 2005-2008), dapat disimpulkan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap ROA, BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap ROA.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Third Party Funds terhadap ROA
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Third Party Funds terhadap ROA
2. Net Income of Distribution/Average Equity dengan Return On Assets
(ROA)
Penelitian yang dilakukan Yongqiang Li, Cs (2011), yang meneliti
tentang equity investor protection and financial performance of Islamic banks: an econometric analysis, menyimpulkan bahwa dividend pay-out
42
net income of distribution over average equity juga memiliki pengaruh
yang positif terhadap ROA dan ROE. Jika dibandingkan, net income of distribution/average equity memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
kinerja keuangan dibandingkan dengan dividend pay out.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Net Income of Distribution/Average Equity terhadap ROA
43
C. Penelitian-penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian-penelitian Terdahulu
No Peneliti (tahun) Judul Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian (kesimpulan)
1 Bambang Sudiyatno
1.DPK berpengaruh positif terhadap ROA
2.BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
3.CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
4.LDR berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ROA
44
Total Assets, Equity to Total Assets, Other Operating Income/Avg Equity, Cost to Income Ratio, Recurring Earning Power, Liquid Assets/Tot Dep & Bor, Net Int Rev/Avg Assets, Interbank Ratio, dan
Equity/Liabilities
4. Metodelogi analisis:
OLS, fixed effect model using panel data, random effect model using pael data, IV, dan IV model using GMM
Perlindungan investor berdampak positif terhadap kinerja keuangan bank syariah. Dampak dari sebuah kebijakan dapat menaikkan kebijakan investor, dimana juga menaikkan dividend pay-out atau
menaikkan Inc. Net of Dist/ Avg Equity Ratio.
3 Dea Naufal Kharisma (2012)
Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing.
3. Metodelogi analisis:
Analisis regresi linier berganda
1. DPK berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan dengan arah positif. 2. Non Performing Finance tidak
berpengaruh secara signifikan dan dengan arah negatif terhadap profitabilitas.
45
1.Dana pihak Ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank, dengan koefisien regresi yang bertanda negatif yang berlawanan dengan yang
dihipotesiskan
2.Kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
3.Risiko kredit yang diukur dengan menggunakan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas perbankan.
46
D. Kerangka Pemikiran
Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengani “Analisis Perlindungan Ekuitas Investor
terhadap Kinerja Keuangan Bank Islam” Dana yang dihimpun dari masyarakat
Kinerja Keuangan Bank Islam: Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah,
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya
suatu fakta atau peristiwa (Indriantoro dan Supomo, 1999:27). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis menganai pengaruh dari proteksi ekuitas investor terhadap
kinerja keuangan bank islam.
B. Model Penentuan Sampel
Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan terhadap orang, benda atau tempat. Sedangkan, sampel yaitu
sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian atau subset dari populasi. Populasi dari penelitian ini adalah
48
berdasarkan areanya. Setiap area memiliki jatah terambil yang sama.
Kelebihan dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam
sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-area tertentu.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai
instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan bank tahunan dan data tersebut berasal dari situs bank masing-masing. Dan jenis data yang diambil berdasarkan time series, menggunakan deretan waktu.
Data yang digunakan untuk penelitian, yaitu:
1. Bank Syariah Mandiri, laporan keuangan triwulan bank (2009-2012), yang
mencakup laporan keuangan bulan Maret, Juni, September, dan Desember. 2. Bank Mega Syariah, laporan keuangan triwulan bank (2009-2012), yang mencakup laporan keuangan bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
49
D. Metode Analisis Data
Hubungan antara kinerja keuangan dan determinasinya yang akan dihitung dengan menggunakan rumus matematika:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan generalisasi. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran umum mengenai sampel dalam penelitian dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode grafik.
Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan melihat normal probability plot. Normal probability plot
adalah membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal