• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

4. Perlindungan Ekuitas Investor

Perlindungan pada produk dan jasa investasi perbankan syariah adalah suatu hal baru yang memerlukan konsep nyata dalam memberikan jaminan perlindungan bagi konsumen atau nasabah di Indonesia, hal ini sangat dibutuhkan untuk mencapai kemaslahatan dan menghindari kemudhratan bagi kepentingan semua pihak (Sayyid, 2008).

Literatur empiris pada bank syariah kebanyakan lebih memfokuskan pada pertumbuhan dan masalah regulasi saja tetapi sedikit yang menguji mengenai perlindungan investor di bank syariah. Penelitian terbaru mengenai corporate governance juga menunjukkan bahwa tidak ada pengelolaan terpisah antara bank syariah dan bank sentral di sebagian besar negara-negara muslim dalam penerapan sistem perlindungan investor saat ini (Yongqiang Li Cs, 2011).

Dalam Islam, hukum perlindungan investor menempati kajian yang signifikan di mana setiap manusia mendapat perlindungan dan otoritas terhadap harta mereka, demikian pula pada masalah produk dan jasa investasi perbankan syariah, dimana investor berhak dilindungi hak dan kepentingannya. Perlindungan yang harus diberikan bukan hanya

35

berhubungan dengan kualitas dan kuantitas produk dan jasa investasi, tapi juga berkenaan dengan kecacatan atau kekurangan produk dan jasa investasi tersebut, seperti besar kecilnya resiko investasi (Sayyid, 2008).

Pada prinsipnya investasi di perbankan Islam dengan menggunakan

profit and loss sharing memang tidak mengenal adanya perlindungan maupun jaminan, dikarenakan prinsipnya yang bebagi resiko dan keuntungan. Namun, seperti yang dijelaskan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No.07/DSN-MUI/IV/2000 mengenai jaminan yang bisa diminta oleh shahibul mal ke mudharib, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari

mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. Lembaga Keungan Syariah (LKS) dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad, hal ini merupakan salah satu bentuk perlindungan yang diberikan investor di Bank Islam.

Hubungan antara bank dan investor pada bank syariah yang didasarkan oleh kontrak mudharabah dimana bank dan investor saling berbagi risiko dan keuntungan, dan laba atas investasi mereka sangat tergantung pada kinerja manajer dan tidak adanya gangguan-gangguan kebijakan dari negara yang dapat mempengaruhi shareholders (Yongqiang Li Cs, 2011). Pendekatan hukum untuk pengelolaan kebijakan di bank

36

syariah memegang isu kunci untuk perlindungan investor dari pihak luar, sehingga pemegang saham utama atau kreditur tidak dapat melemahkan kepentingan investor di bank tersebut dan akan lebih tergantung pada hukum dan dewan syariah yang ada, dimana setiap kebijakan mesti di

approved oleh dewan syariah, sehingga tercapai kepentingan bersama untuk kemaslahatan umat, dimana pemilik saham minoritas yang merupakan pemegang rekening investasi di bank syariah berupa giro, tabungan atau deposito menuntut hak yang sama seperti pemegang saham yang mempengaruhi kebijakan dividen.

Pengukuran perlidungan ekuitas investasi perbankan syariah diukur dengan menggunakan Third Party Funds yang merupakan simpanan yang didapat dari nasabah melalui giro, tabungan dan deposito (Kharisma, 2012) Dan pengukuran tingkat pengembalian investasi atau bagi hasil yang diperoleh bank syariah menggunakan Net Income of Distibution/Average Equity (Yongqiang li Cs, 2011).

a. Third Party Funds

Third Party Funds atau Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang dihimpun oleh masing-masing bank secara indvidu. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. Adapun dana pihak ketiga diperoleh dengan menjumlahkan giro, tabungan dan deposito (Sudiyatno, 2010).

37

Menurut Kasmir (2002:64), dana pihak ketiga memiliki kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana, sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Kredit diberikan kepada para debitur yang telah memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam perjanjian yang dilakukan antara pihak debitur dengan pihak bank. Dana Pihak Ketiga terdiri dari giro wadiah, tabungan dan deposito mudharabah.

Menurut Dendawijaya (2009:49), dana pihak ketiga yang dihimpun masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank).

Rumus untuk menghitung Dana Pihak ketiga (DPK) adalah (Sukma, 2009):

DPK =

b. Net Income of Distribution/Average Equity

Net Income of Distribution atau Pendapatan Bagi hasil merupakan bagi hasil yang didapat oleh pemilik dana karena partisipasi dananya dalam berinventasi. Bank tidak menggunakan semua dana tersebut dalam investasi, tetapi menyimpan sebagian dana untuk investor ketika mereka ingin melakukan penarikan. Secara teoritis, cadangan ini, bersama dengan deposito baru terus dibuat, memungkinkan bank untuk memenuhi semua tuntutan saat penarikan

38

terjadi. Bank berhak atas beberapa persentase dari hasil pendapatan investasi karena tugas bank sebagai mudharib. Sama halnya dengan pemilik dana yang berhak atas hasil dari investasi yang dilakukan oleh pemilik dana. (Ahmed, 1996)

Pada umumnya sumber dana bank Islam berasal dari dana pemegang saham yang disediakan oleh pemilik ekuitas, deposito yang disediakan oleh depositor, dan dana investasi yang disediakan oleh investor yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan investasi tambahan, investasi pada pasar saham, dan investasi komoditas (Yatim, 2009)

Dalam membahas distribusi keuntungan, pihak bank harus dapat memberikan prinsip pembagian keuntungan yang baik bagi semua pihak. Dasar pengerjaan dalam pengelolaan dana di bank Islam didasari oleh konsep pengelompokkan dana dengan penghitungan rata-rata balance harian dari deposito, dana pemegang saham, unrestricted investment dan restricted investment. Dengan menggunakan konsep tersebut, prinsip bagi hasil keuntungan dapat diobservasi dengan lebih jelas untuk memastikan prinsip syariah terpenuhi dalam pelaksanaan bisnis yang jujur. (Yatim, 2009)

Rumus untuk Net Income of Distribution/Average Equity:

=

39

Dokumen terkait