ARSITEKTUR PERADABAN
LEMBAH INDUS
KELOMPOK:
Andreas Dohardo 35288 Fransiska Mutiara Damarratri 36381 Fariz Badi Uzzaman 36508 Alifiano Rezka Adi 36569 Antya Rahmaningdyah S. 36778 Liana Dwi Ariyani 36916 Adinda Marsita Putri 37468
Lembah Indus adalah salah satu peradaban urban awal di dunia, bersama dengan
asal mula
Asal mula penduduk lembah Indus adalah orang-orang nomaden dari daerah Sumeria (sekarang Iran) yang berjalan menuju daerah barat daya India. Di sana mereka menemukan daerah yang sangat kaya dan subur, dihidupi oleh jaringan sungai Indus, Ravi, Beas, Chenab, dan Sutlej.
lokasi geografis lembah indus
Sisa-sisa kebudayaan Indus telah ditemukan di sepanjang sungai Indus yaitu memanjang dari selatan (dekat dengan Mumbay sekarang) hingga ke utara (Himalaya). Bagian barat berada di daerah pesisir pantai Arab di Baluchistan, Pakistan, dekat dengan perbatasan Iran.
batas-batas
Utara : China dibatasi Gunung Himalaya
Selatan : Srilanka dibatasi oleh Samudera Indonesia Barat : Pakistan
Timur : Myanmar dan Bangladesh
kota-kota penting
• Harappa • Mohenjo-Daro • Dholavira • Kalibangan • Lothalharappa
Harappa merupakan kota pertama yang ditemukan setelah adanya penggalian
besar-besaran. Dari
reruntuhan kota Harappa
tersebut, diperkirakan
penduduk Harappa sekitar
40.000 jiwa. Harappa
terletak sekitar 350 mil dari Mohenjo Daro.
dholavira
Dholavira adalah pusatperadaban lain yang ditemukan di lembah
Sungi Indus. Di
Dholavira atau dikenal sebagai Kotada timba terdapat
peninggalan-peninggalan kuno
seperti yang terdapat di Harappa.
mohenjo-daro
Mohenjo-daro terletak di Sindh, Pakistan di sebuat bukit pada zaman Pleistosen di tengah-tengah dataran banjir Sungai Sindhu. Bukit tersebut kini telah tertimbun, tetapi sangat penting pada zaman Peradaban Lembah Indus. Bukit tersebut memungkinkan kota Mohenjo-daro berdiri di atas dataran sekelilingnya.
lothal
Lothal adalah salah satu kota penting di masa Indus kuno.
Kota ini adalah gerbang aktivitas perdagangan bagi
penduduk lembah Indus. Terletak di Gujarat pada masa
sekarang, Lothal memiliki galangan kapal kuno yang diduga adalah yang pertama di
kebudayaan
Kebudayaan lembah Indus adalah salah satu peradaban pada Masa Perunggu (3300-1300
SM; 2600-1900 SM). Masa Perunggu adalah periode di mana peradaban yang ada menggunakan tembaga dan campuran perunggu sebagai material dalam pembuatan alat-alat dan senjata.
Permainan pun terdapat di kebudayaan Indus. Salah satu penemuannya adalah dadu kuno.
sains
Kebudayaan Lembah Indus telah cukup berkembang dalam ilmu pengukuran. Hal ini dapat dilihat dari tingkat akurasi yang tinggi dalam pengukuran panjang, massa, dan waktu. Kebudayaan ini juga telah mengembangkan sistem pengukuran yang seragam dengan menciptakan penggaris. Mereka juga memproduksi batu bata dengan proporsi 4:2:1. Massa pun dibuat dengan bentuk regular geometris segi enam, kerucut, dan silinder.
28 cm
7 cm 14 cm
Batu bata yang ditemukan semua memiliki dimensi 7cm x14cm x 28cm.
Batu bata yang dikeringkan dengan matahari digunakan untuk pengisi sedangkan Batu bata yang dibakar digunakan untuk saluran air..
seni
Dalam bidang seni dan kerajinan, banyak ditemukan patung, segel, tembikar, perhiasan emas, dan arca dari terakota yang memiliki anatomi detail.
Salah satu arca yang ditemukan disebut ‘Dancing Girl’ karena gadis dalam arca tersebut menunjukkan sebuah pose tarian. Ketelitian dan kerapian ditunjukkan pada arca yang tingginya hanya 4 inci ini.
mata pencaharian
Penduduk Lembah Indus diperkirakan adalah petani, hal ini dibuktikan dengan penemuan
bangunan lumbung pertanian. Namun
hipotesa tersebut masih diperdebatkan. Selain itu, mereka juga melakukan perdagangan dengan kota-kota lain lewat pelabuhan-pelabuhan. Salah satunya adalah kota Lothal, cikal bakal daerah Gujarat.
Jaringan perdagangan Kebudayaan Lembah
Indus diduga dilakukan melewati jalur
perairan. Pelabuhan di muara-muara sungai menjadi sarana perdagangan cepat dengan kota-kota di Mesopotamia. Diitilik dari artifak yang beragam, ilmuwan menyimpulkan bahwa jangkauan perdagangan kaum Indus mencapai Afghanistan, pesisir Persia, Mesopotamia, dan bahkan Mesir.
kepercayaan
Dalam bidang keagamaan, orang-orang Indus menyembah berbagai dewa. Dari peninggalan arca yang ditemukan, disimpulkan bahwa dewa-dewa wanita disembah. Dewa-dewa-dewa tersebut kemungkinan besar melambangkan kesuburan. Salah satu figur yang ditemukan adalah figur Pashupati, menyerupai figur duduk bersila seperti pose yoga. Sir John Marshall, sang penemu, mengidentifikasi kesamaan rupa tersebut dengan dewa Hindu, Siwa. Jika dugaan ini benar, maka aspek Hinduisme awal telah muncul di masa tersebut.
transportasi
Menurut Rainer Hasenpflug, ada kemungkinan besar bahwa Kebudayaan Lembah Indus adalah pengguna transportasi beroda pertama di dunia. Mereka menggunakan gerobak dengan roda kayu selain unta, sapi jantan, dan gajah. Selain
tansportasi beroda, kapal layar juga diduga menjadi alat transportasi Sarana transportasi tersebut membantu penduduk lembah sungai Indus untuk melakukan kegiatan perdagangan.
kebudayaan
Kebudayaan Lembah Indus merupakan
kebudayaan yang sudah cukup berkembang. Pengetahuan tentang metalurgi, pengukuran, pemanfaatan sumber daya alam di sekitarnya cukup maju. Ketelitian dan kerapian juga
ditunjukkan dalam kebudayaannya. Keuletan pun adalah suatu budaya yang mereka miliki. Berawal sebagai bangsa nomaden dari Iran, mereka menemukan lembah yang kaya dan membangun sebuah peradaban yang teratur.
analisis arsitektural
Awal mulanya kawasan ini hanya berupa lembah berkabut. Kondisi seperti ini kelihatannya tidak mungkin dibangun kompleks bangunan diatasnya
Perkembangan peradaban manusia mendorong manusia untuk memiliki tempat yang mewadahi kegiatan sehari-hari mereka. Lalu mereka mulai menyusun ruang-ruang dengan susunan bata bertumpuk. Bata tersebut terbuat dari lumpur dan tanah liat yang didapat dari lingkungan sekitar. Pola yang terbentuk dari susunan-susunan yang dibentuk membentuk sebuah kota.
drainase
Salah satu teknologi yang mencengangkan arkeologis adalah sistem drainase peradaban Lembah Indus. Kloset bilas, kamar mandi,
saluran air di tepi jalan dan seluruh kota,
sumur-sumur, dinding penghalang banjir, The Great Bath, dan galangan kapal di kota Lothal, adalah beberapa bukti majunya konsep
Orang-orang Indus membangun tempat pemandian yang besar di tengah desa. Beberapa tempat pemandian masih digunakan sampai saat ini. Mereka membangun sistem drainase yang besar untuk membuang air yang tidak terpakai. Gambar di atas adalah The Great Bath di Mohenjo-Daro, dengan panjang 12 meter dan kedalaman 2,5 meter, yang dibangun kedap air dengan dua lapisan bata, semen kapur, dan lapisan tar.
Gambar itu menunjukkan bagaimana arsitek mendesain system drainase dari pemandian besar. Level yang menurun dan kantilever yang diletakkan untuk melindungi system drainase. Seluruh desa sudah memiliki sistem drainase untuk pembuangan mereka dan hal inilah yang membuat kota mereka lebih bersih dari kota-kota di Eropa selama ribuan tahun kemudian.
Tangki air yang dibangun dengan
tujuan sebagai tempat menampung air.
Gambar di samping merupakan toilet beserta sistem
drainasenya. Terlihat bahwa drainase di peradaban ini cukup baik, bahkan diduga
kota-kota di Indus lebih bersih dari kota-kota di Roma Kuno.
Batu-batu di samping merupakan penutup sistem drainase.
lothal dockyard
Kota Lothal sebagai kota pelabuhan perdagangan, memiliki sebuah sistem kanal galangan kapal yang diduga sebagai yang pertama di dunia. Sistem kanal menjaga agar level air di dalam galangan dan di luar tetap sama.
tata kota
Salah satu fitur lain yang mengesankan ilmuwan adalah pola kota di Indus Valley. Mohenjo-Daro sendiri dibangun dengan pola grid, hampir 4500 tahun yang lalu, jelas-jelas direncanakan sebelum dibangun. Rumah-rumah dengan sistem ledeng indoor, lumbung, pemandian, gedung pertemuan, dibangun dengan bata yang memiliki proporsi.
Gambar tersebut
menunjukkan pola kota
yang terbentuk di Mohenjo-Daro. Terlihat The Great
Bath yang dikelilingi
pemukiman-pemukiman. Pola kota ribuan tahun
sebelum masehi ini amat sangat maju. Jalan-jalan berpola grid, layaknya tata kota modern.
UPPER CITY
LOWER CITY
tata kota
Kota Mohenjo-Daro dibagi dua menjadi
Upper City dan Lower
City. Upper City berada di dataran yang lebih tinggi dan dilindungi benteng. Upper City diketahui
memiliki The Great Baths, struktur rumah tinggal
untuk 5000 penduduk dan dua gedung
pertemuan.
UPPER CITY LOWER CITY
Salah satu bangunan paling terkenal di Harappa dan di kota-kota lain adalah
"Lumbung Besar”. Lumbung di lembah Indus memiliki
volume yang besar, dengan panjang 45 meter, lebar 23 meter dan tinggi 4,5 meter.
aspek teknis busur corbel
Busur corbel (corbelled arch) adalah sebuah metode konstruksi mirip busur yang menggunakan teknik corbelling (menyusun batudatar) untuk mengatasi bentangan struktur. Busur corbel dibuat dengan cara menyusun batu berturut-turut dari batu di dinding pusat lengkungan pendukung dari masing-masing sisi, sampai bertemu di puncak atap lengkung (sering dibatasi dengan batu-batu datar).
aspek teknis busur corbel
Walaupun terdapat peningkatan dalam efisiensi beban lebih dari konstruksi post-lintel, busur corbel tidak sepenuhnya menahan beban sendiri. Tidak seperti “true arch”, tidak semua tegangan tarik yang disebabkan oleh beban struktur diubah menjadi tegangan tekan. Busur corbel dan kubah memerlukan tebal signifikan lain untuk menahan beban. Busur corbel adalah serangkaian kantilever yang condong ke pusat bentangan dan dijepit oleh berat dari batu atau batu bata lain di atasnya. Ini telah digunakan sejak lama. Contoh lain hal ini adalah igloo (rumah es).
kesimpulan
Kebudayaan Lembah Indus merupakan kebudayaan yang sudah cukup berkembang. Pengetahuan tentang metalurgi, pengukuran, pemanfaatan sumber daya alam di sekitarnya cukup maju. Ketelitian dan kerapian juga ditunjukkan dalam kebudayaannya. Keuletan pun adalah suatu budaya yang mereka miliki. Berawal sebagai bangsa nomaden dari Iran, mereka menemukan lembah yang kaya dan membangun sebuah peradaban, sistem kota, dan rumah-rumah yang teratur.