• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI LIKELIHOOD RASIO UNTUK PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI LIKELIHOOD RASIO UNTUK PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

UJI LIKELIHOOD RASIO UNTUK PARAMETER

DISTRIBUSI WEIBULL

Sartika1), Wayan Somayasa2), Rahmaliah Sahupala 2)

1)Mahasiswa Program Studi Matematika

2)Dosen Program Studi Matematika

Jurusan Matematika F-MIPA UHO Kendari

ABSTRAK

Uji Likelihood Rasio merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menguji suatu hipotesis dengan membandingkan fungsi likelihood antara hipotesis majemuk dan alternatifnya. Tujuan dari uji likelihood rasio adalah untuk meperoleh kesimpulan terhadap hipotesis pada tingkat signifikansi pada suatu nilai parameter distribusi Weibull, dengan mengestimasi parameternya yaitu dan . Estimasi parameter dilakukan untuk memperoleh nilai penduga maksimum menggunakan metode Maksimum Likelihood (MLE) dengan bantuan iterasi Newton-Raphson. Metode MLE ( Estimasi maksimum likelihood), merupakan metode untuk pemperoleh penduga maksimum jika dapat membentuk suatu persamaan yang kongkrit, tetapi persamaan yang dibentuk tidak kongkrit atau berbentuk persamaan nonlinear, nilai penduga maksimum dapat di cari dengan bantuan pendekatan Newton-Raphson.

Selanjutnya dengan teorema likelihood rasio diperoleh

untuk hipotesis terhadap dan

untuk hipotesis terhadap dapat ditunjukkan bahwa hipotesis di tolak atau tidak ditolak.

Kata Kunci: Uji Likelihood Rasio,MLE, Newton-Raphson, Distribusi Weibull.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Secara umum statistika inferensi dibagi menjadi dua yaitu estimasi parameter dan uji

hipotesis. Estimasi parameter adalah

penaksiran (pendugaan) terhadap nilai-nilai parameter populasi (misalnya mean, standar deviasi, proporsi, dll) berdasarkan data atau sampel yang diambil dari popolasi tersebut. Estimasi parameter terbagi atas dua yaitu

estimasi titik dan estimasi interval.

Sedangkan Hipotesis adalah pernyataan tentang model distribusi suatu populasi. Pengujian hipotesis statistik adalah suatu

proses pengambilan keputusan apakah

menerima atau menolak hipotesis tersebut[16].

Menurut Sudjana (1996), populasi

mempunyai karakteristik tertentu yang

disebut parameter. Karakteristik yang sama juga dimiliki sampel yang dipilih dari populasi tersebut. Masalah penting dalam

inferensi statistik adalah merumuskan

bagaimana parameter suatu populasi. Hal ini disebut juga kegiatan estimasi terhadap nilai parameter suatu populasi. Karena pada umumnya nilai parameter suatu populasi

tidak diketahui sehingga penarikan

kesimpulan terhadap parameter memerlukan konsep probabilitas yang baik.

Penggunaan rasio ( perbandingan ) dua fungsi densitas sebagai dasar pengujian hipotesis dapat dimodifikasi dan memberikan metode untuk pengujian hipotesis majemuk terhadap hipotesis alternatif majemuk, atau

(2)

2

memberikan metode pengujian dari suatu

hipotesis sederhana terhadap hipotesis

alternatif majemuk. Metode ini membawa kepada suatu pengujian yang disebut Uji Rasio Likelihood. Uji Rasio Likelihood belum tentu merupakan suatu uji terbaik, namun pengujian ini mempunyai sifat-sifat yang

meminimumkan kesalahan uji[12].

Menurut Somayasa (2008) Likelihood

Rasio Test (LRT) merupakan salah satu uji

yang berhubungan langsung dengan

Maksimum Likelihood Estimator (MLE) yang

merupakan metode pendugaan parameter dari gugus data yang mengikuti sebaran distribusi tertentu. Dalam hal ini MLE merupakan

metode yang diterapkan untuk

memaksimumkan fungsi kemungkinan

(Likelihood Function) suatu distribusi

sehingga dapat menghasilkan penduga

parameter dengan kemungkinan maksimum. Distribusi Weibull sering diaplikasikan dalam menganalisis data uji hidup, serta

memiliki dua parameter, yaitu sebagai

parameter bentuk ( ) yang

menggambarkan bentuk distribusi pada

distribusi Weibull dan sebagai parameter skala (scale) yang menggambarkan sebaran

data pada distribusi[2]. Distribusi Weibull

merupakan distribusi yang mempunyai

aplikasi paling luas dalam menganalisa data uji hidup. Data uji hidup atau uji reliabilitas

merupakan peluang bahwa komponen

tersebut akan berfungsi sebagaimana

mestinya, sampai jangka waktu tertentu dalam percobaan yang telah ditentukan (Hazhiah, 2012).

Estimasi parameter model distribusi Weibull tidak dapat dilakukan secara konkrit, melainkan dengan pendekatan menggunakan iterasi Newton-Raphson begitu juga dalam pengujian hipotesis, terhadap parameter distribusi weibull tidak dapat dilakukan secara konkrit dengan rumus matematika yang diturunkan langsung dari pdf Weibull,

melainkan dengan metode pendekatan[17].

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Distbusi Weibull

Model distribusi Weibull adalah salah satu distribusi kontinu yang pertama kali

diperkenalkan oleh fisikawan Swedia

bernama Waloddi Weibull pada tahun 1939. Distribusi Weibull sering digunakan untuk menghitung peluang masa hidup suatu alat, dan disebut juga distribusi waktu tunggu hingga gagal (Desfina, 2012). Distribusi Weibull sering digunakan dalam pemodelan analisis kelangsungngan hidup yang memiliki ruang sampel bilangan real positif dengan variabel acak kontinu. Distribusi Weibull paling banyak digunakan untuk waktu hidup dalam tekhnik ketahanan. Distribusi ini adalah distribusi serbaguna yang dapat mengambil karakteristik dari jenis distribusi lain, berdasarkan pada nilai dari bentuk

parameter (Lawless , 1982).

Definisi 2.1. Distribusi Weibull termaksuk

distribusi acak kontinu dengan parameter

dan , dan mempunyai fungsi

kepadatan peluang sebagai berikut :

(2.1)

dimana sebagai parameter skala yang

menskala variabel x, dan parameter sebagai parameter bentuk yang menentukan fungsi

dasar x. Sedangakan fungsi distribusi

komulatifnya adalah :

(2.2)

Devinisi 2.2. Fungsi Gamma di definisikan

sebagai

(2.3)

hasil integral fungsi Gamma akan

menghasilkan .

(Walpole & Myers, 1995)

Teorema 2.3. Misalkan X adalah suatu

variabel acak berdistribusi Weibull dengan

parameter dan , maka rata-rata dan

variansinya adalah :

, dan (2.4)

(3)

3 2.2 Estimasi Parameter

Model distribusi peluang suatu populasi bergantung pada nilai satu atau lebih parameter. Tujuan dari statistika adalah

memberikan nilai pendugaan terhadap

parameter-parameter tersebut berdasarkan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Salah satu metode yang sering dipakai adalah

metode Maklimum Likelihood[2].

2.2.1 Estimasi Maksimum Likelihood (MLE)

Definisi 2.4. (Fungsi Likelihood)

Fungsi kepadatan peluang bersama dari sampel acak berukuran n yang dihitung pada titik pengamatan (sampel) adalah di anggap tetap, sedangkan dianggap berubah-ubah jika

maka disebut

fungsi likelihood untuk dan dituliskan

dengan .

Definisi 2.5. (Penaksir Maksimum Likelihood)

Misalkan ,

adalah fungsi kepadatan peluang bersama dari . Untuk suatu titik pengamatan suatu nilai di dimana

maksimum, disebut sebagai penaksir

maksimum likelihood dari . Dengan

demikian adalah suatu nilai dari yang memenuhi

.

Jika adalah suatu selang terbuka, dan

jika dapat diturunkan terhadap dan

dapat diasumsikan mencapai maksimum pada , maka penduga maksimum likelihood

(MLE) untuk adalah suatu penyelesaian

dari persamaan maksimum likelihood berikut: , (2.5) nilai estimasi didapatkan apabila persamaan turunan pertama membentuk persamaan yang kongkrit. Apabila persamaan yang terbentuk tidak kongkrit maka diperlukan analisis numerik lanjutan untuk penyelesaiannya.

2.2.1 Metode Newton Rapson

Metode Newton-Rapson adalah

metode yang digunakan untuk mencari akar-akar persamaan dari suatu fungsi non-linear

. Metode Newton-Rapson

merupakan proses iterasi yang dilakukan dalam metode numerik yang dapat digunakan untuk mencari solusi atau pemecahan suatu persamaan. Proses iterasi adalah suatu teknik

penghampiran yang dilakukan secara

berulang-ulang, dimana setiap pengulangan disebut iterasi. Pada umumnya para ahli

statistik sering menggunakan metode

Newton-Rapson untuk menghampiri nilai

parameter dari suatu persamaan[2].

Metode Newton-Rapson untuk mencari

pemecahan dari sehingga :

Kemudian misalkan adalah turunan

parsial dari terhadap atau dapat ditulis

sebagai ,

selanjutnya dibentuk kedalam sebuah matriks yang disebut dengan matriks jacobian, yaitu:

, (2.6)

kemudian dicari invers dari persamaan (2.7), yaitu :

. (2.8)

Selanjutnya misalkan

adalah nilai hampiran pada iterasi ke- dan

misalkan adalah nilai-nilai

yang berhubungan dengan fungsi ,

yaitu :

, ,

(4)

4

.

Dan misalkan adalah elemen dari

yang dihasilkan pada ,

maka hampiran iterasi selanjutnya dapat dibentuk secara umum, yaitu :

,

, (2.15)

,

proses iterasi dapat di mulai dengan penentuan nilai-nilai awal terlebih dahulu.

Penggunaan metode Newton-Raphson

dilakukan dengan menggunakan iterasi-iterasi hingga didapatkan hasil yang konvergen.

Persamaa umum Newton-Raphson dari

penurunan deret Taylor sebagai berikut: , atau

, (2.9)

dengan adalah vektor gradien

berukuran dimana adalah jumlah

parameter dari turunan pertama

terhadap parameternya. adalah

matriks jacobian berukuran yang berisi

turunan kedua fungsi terhadap

parameternya. Iterasi dapat berhenti apabila .

2.3 Uji Hipotesis Dengan

Membandingkan Fungsi Likelihood (Likelihood Rasio Test)

Suatu bentuk yang sangat populer dari pengujian hipotesis adalah uji dengan

membandingkan fungsi likelihood

(Likelihood Rasio Test = LRT), yang merupakan generalisasi dari tes optimal untuk hipotesis sederhana yang dikembangkan oleh Neyman dan Pearson. Uji LR didasarkan

pada fungsi kemungkinan

dan intuisi bahwa fungsi kemungkinan cenderung tertinggi dekat nilai sebenarnya dari θ. Memang, ini juga dasar untuk estimasi kemungkinan maksimum.

Definisi 2.6. (Somayasa, 2008)

Misalkan merupakan

fungsi likelihood dengan variabel random . Misalkan

(2.10)

Tes berukuran untuk hipotesis

adalah

dimana adalah konstanta yang

tidak diketahui yang ditentukan dari

persamaan

. (2.23)

Misalkan adalah untuk pada

daerah yang dibatasi (MLE yang dibatasi

pada ( )) dan adalah MLE untuk pada

daerah (MLE yang tidak dibatasi). Maka daerah kritik dari tes LR dikonstruksikan dengan cara sedemikian rupa sehingga titik-titik sampel mempunyai rasio yang kecil.

III. PEMBAHASAN

Estimasi titik untuk parameter model distribusi Weibull tidak ditemukan motode estimasi yang dapat dihitung dengan rumus yang kongkrit. Estimasi dengan metode Maksimum Likelihood dengan pendekatan iterasi Newton-Raphson.

3.1 Metode Maksimum Likelihood (MLE)

Metode maksimum likelihood adalah salah satu metode yang digunakan dalam

mengestimasi parameter dari sebuah

distribusi. Dalam penelitian ini akan

menggunakan metode tersebut untuk

menentukan parameter dari distribusi

(5)

5

Misalkan diberikan sampel acak

berdistribusi Weibull dengan

parameter tidak diketahui. Fungsi kepadatan

peluang dari distribusi Weibull dapat

ditunjukkan sebagai berikut :

untuk , (3.1)

sedemikian hingga untuk mencari penduga maksimum dari distribusi weibull yaitu dan , dengan membentuk fungsi likelihood dari distribusi Weibull, sedemikian hingga fungsi likelihoodnya yaitu :

(3.2) (4.2)

Persamaan (3.1) merupakan fungsi

likelihood dari distribusi Weibull. Jika di pandang parameter dan sebagai variabel.

Setelah diperoleh fungsi likelihood,

selanjutnya akan ditentukan penduga

maksimum likelihood dengan mencari dan yang memaksimumkan nilai fungsi logaritma likelihood, yaitu :

(3.3)

Untuk

Selanjutnya penduga untuk dan

dari distribusi Weibull diperoleh dengan cara mencari turunan pertama dari

terhadap dan dan menyamakannya

dengan nol.

3.1.1 Penduga untuk

Penduga parameter dari distribusi

Weibull dapat diperoleh dengan

memaksimumkan dengan metode

diferensial, yaitu :

Sehingga diperoleh :

(3.4)

3.1.2 Penduga untuk

Menentukan penduga maksimum

likelihood untuk dari distribusi Weibull

dapat dilakukan dengan mendiferensialkan terhadap , yaitu :

Sedemikian hingga diperoleh penduga

untuk adalah

(3.5)

Dengan mensubtitusikan pada

Persamaan (3.5) ke Persamaan (3.4) diperoleh bentuk sebagai berikut :

dimisalkan sedemikian

hingga,

(3.6) (4.6)

Persamaan terakhir tidak dapat

diselesaikan secara kongkrit untuk karena berbentuk persamaan non-linear, dimana variabel berderajat tidak sama dengan satu dan mengandung nilai fungsi nonlinear. Oleh karena itu penyelesaian persamaan tersebut

akan ditentukan dengan menggunakan

pendekatan iterasi Newton-Raphson.

3.1.3 Iterasi Newton Raphson

Dalam iterasi Newton-Raphson

terlebih dahulu ditentukan nilai

(6)

6

turunan parsial pada fungsi loglikelihood pada Persamaan (4.3) terhadap dua parameter

yang dimilikinya dengan cara

mensubtitusikan nilai parameter awal yang telah diperoleh sebelumnya, yaitu :

(4.7)

. (4.8)

Selanjutnya mencari matriks Jacobian

menggunakan persamaan, (3.7) dimana :  .  .  . Invers/balikan dari matriks Jacobian adalah (3.8)

,

dan misalkan juga , maka nilai

parameter dan dihitung dari persamaan

(3.9)

Untuk

Dengan demikian nilai untuk masing-masing

pada iterasi ke adalah

, dan

Iterasi akan berhenti apabila

untuk suatu nilai yang ditentukan

kemudian.

Pada penelitian ini diperagakan aplikasi metode Newton-Raphson pada data Leukimia yang diberikan oleh Cox dan Oaskes (1984). Data yang dipresentasikan pada Tabel 4.1. menggambarkan sisa waktu hidup penderita penyakit Leukimia :

Tabel 4.1.

Sisa waktu Penderita Penyakit Leukimia 56 65 17 7 16 22 3 4

2 3 8 4 3 30 4 43

(sumber: Storvik (2011)).

Akan dicari nilai penduga maksimum likelihood dengan metode Newton-Raphson dengan mengambil sembarang nilai awal

dan . misalkan diambil dan

dan .

 Nilai turunan pertama untuk parameter

dan

 T

urunan Kedua untuk parameter dan diberikan yaitu

,

maka matriks jacobian dapat terbentuk dari persamaan :

dan invers dari matriks jacobiannya adalah

.

Maka nilai parameter untuk dan , dan

persamaan

dengan demikian ,

sedemikian hingga, dengan menggunakan persamaan,

(7)

7

,

Nilai untuk masing-masing adalah

pada iterasi pertama,

16,9548

Dengan menggunaan program yang

dijalankan dengan computer dapat diperoleh nilai dan pada iterasi-iterasi selanjutnya.

Nilai dan untuk ,

selanjutnya diperoleh pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Itersi Newton-Raphson

dan S 0 17,0000 1,0000 -62,2138 1 16,9548 0,8632 -62,1555 0,1820 36 17,2018 0,9218 -62,0962 0,0001 37 17,2019 0,9219 -62,0962 0,0002 38 17,2019 0,9219 -62,0962 0,0000

Tebel 4.3. Itersi Newton-Raphson

dan , dimana S 0 10,0000 2,0000 139,6702 1 9,9718 -0,5565 #NUM! 2,58470 3 9,7632 0,0099 -126,1565 0,77500 95 17,2018 0,9218 -62,0962 0,00010 96 17,2019 0,9219 -62,0962 0,00020 96 17,2019 0,9219 -62,0962 0,00000

Dari hasil komputasi dengan program R yang ditampilkan pada Tabel 4.2. dan Tabel

4.3. dapat disimpulkan beberapa hal penting,

yaitu :

1. Nilai penduga maksimum likelkihood

untuk dan tidak berhantung pada

pemilihan nilai awal dan

2. Pemilihan nilai awal dan

mempengaruhi jumlah iterasi yang

dibutuhkan sampai menghasilkan

pendekatan yang kontinu.

3. Nilai penduga maksimum likelihood untuk data Leukimia adalah

.

3.2 Menurunkan prosedur uji LR berukuran α

Penggunaan rasio ( perbandingan ) dua fungsi densitas sebagai dasar pengujian hipotesis dapat dimodifikasi dan memberikan metode untuk pengujian hipotesis majemuk terhadap hipotesis alternatif majemuk, atau memberikan metode pengujian dari suatu

hipotesis sederhana terhadap hipotesis

alternatif majemuk. Metode ini membawa kepada suatu pengujian yang disebut Uji Rasio Likelihood. Uji Rasio Likelihood belum tentu merupakan suatu uji terbaik, namun pengujian ini mempunyai sifat-sifat yang

meminimumkan kesalahan uji[12].

Misalkan menyatakan n

peubah acak yang masing-masing mempunyai

pdf , dengan

. Himpunan yang terdiri pada

semua titik parameter

dinotasikan dengan yang biasa disebut

ruang parameter. Misalkan adalah subset

dari ruang parameter . Misalkan ingin

melakukan pengujian hipotesis (sederhana

atau majemuk) dengan

terhadap semua

hipotesis alternatif. Definisi fungsi likelihood adalah:

(4.14)

dan

, (4.15)

dimana merupakan fungsi likelihood

(8)

8 likelihood pada . Misalkan dan

adalah nilai dari dan yang

dihitung pada titik yang

memaksimumkan dari dan .

(3.10)

Tes berukuran untuk hipotesis

adalah

(3.11)

dimana adalah konstanta yang

tidak diketahui yang ditentukan dari

persamaan

. (4.18)

Misalkan adalah untuk pada

daerah yang dibatasi (MLE yang dibatasi

pada ( )) dan adalah MLE untuk pada

daerah (MLE yang tidak dibatasi). Maka daerah kritik dari tes LR dikonstruksikan dengan cara sedemikian rupa sehingga titik-titik sampel mempunyai rasio yang kecil.

Teorema 4.1.[12] Misalkan

adalah peubah acak yang memiliki distribusi identik yang saling bebas dengan pdf

, , dimana adalah subset dari

dengan dimensi , dan misalkan adalah

subset dari yang berdimensi . Misalkan

himpunan dimana pdf bernilai positif, tidak bergantung pada , maka dibawah beberapa kondisi tambahan yang regular, distribusi

asymptotic dari adalah , untuk

, dan saat .

3.2.1 Uji LR untuk Distribusi Weibull a) Uji tentang

Diberikan sebuah Hipotesis : = vs

: ≠ , dimana diketahui atau

ditentukan oleh eksperimen dan merupakan parameter yang diketahui dari sebuah sampel

acak yang berdistribusi Weibull ( ,

sedemikian hingga berlaku uji LR sebagai berikut :

Pada kasus ini ruang parameter untuk dan adalah :

. Persamaan Likelihood Rasio,

,

(3.12) diketahui bahwa

, dan

, (3.13)

subtitutusi kedalam Persamaan (3.12),

maka diperoleh : . Misalkan , maka . (3.13)

(9)

9

Sedemikian hingga,

, (3.14)

Jadi ditolak jika, ,

.

Maka uji hipotesis untuk menolak sebesar

jika

. (3.15)

b) Uji tentang

Diberikan sebuah Hipotesis :

vs : ≠ , dimana diketahui atau

ditentukan oleh eksperimen dan merupakan parameter yang tidak diketahui dan diestimasi dari sebuah sampel acak yang berdistribusi

Weibull ( , sedemikian hingga berlaku uji

LR sebagai berikut :

Persamaan (4.14) Likelihood Rasio, , dimana dan

, (3.16) diketahui:

disubtitusi pada persamaan diatas sedemikian hingga

. (3.17)

Jadi ditolak jika,

Maka pada

tingkat signifikansi , ditolak jika

. Maka uji

hipotesis untuk menolak yaitu

.

3.2.2 Aplikasi Uji Likelihood Rasio a. Uji tentang

Distribusi yang diaplikasikan untuk menganalisis data kelangsungan hidup untuk penderita penyakit Leukimia pada Tabel 4.1. adalah distribusi Weibull. diberikan hipotesis pada

tingkat signifikansi dan diberikan

pdf Weibull pada Persamaan (3.1). Akan diturunkan Test LR untuk hipotesis jika kedua parameternya tidak diketahui:

Sedemikian hingga,

.

Dimana

dan

,

.

Dengan menggunakan bantuan program R

diperoleh nilai

(10)

10

maka ditolak, tetapi jika

tidak ditolak.

Karena LR dimana terhadap

lebih besar, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa

ditolak . hal ini berarti pada

tingkat signifikansi , tidak terdapat

cukup bukti bahwa sampel berada di daerah penerimaan.

b. Uji tentang

Diberikan sebuah Hipotesis : =

0,90 vs : ≠ 0,90 pada data kelangsungan

hidup untuk penderita penyakit Leukimia pada Tabel 4.1. dimana data diambil dari populasi berdistribusi Weibull dengan tingkat

signifikansi , sedemikian hingga

berlaku uji LR untuk hipotesis, sebagai berikut :

Persamaan Likelihood Rasio,

,

dimana dan . Dengan

mensubtitusikan dan pada Persamaan

(4.31) diperoleh hasil

sedemikian hingga atau

. hal ini berarti untuk

hipotesis yang menyatakan = 0,90 pada

tingkat signifikansi , tidak terdapat

cukup bukti bahwa sampel berada di daerah penerimaan.

IV. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan :

1. Penduga maksimum likelihood tidak dapat

ditentukan dengan rumus kongkrit

melainkan dengan itersi Newton-Raphson, dimana iterasi Newton-Raphson tidak

bergantung pada .

2. Uji Likelihood Rasio (LRT) dapat

dilakukan terhadap sampel dari distribusi Weibull dengan bantuan iterasi Newton-Raphson. Untuk hipotesis berbentuk

,

Menghasilkan prosedur uji yang menolak pada tingkat signifikansi

jika

Sedangkan untuk hipotesis yang berbentuk

: vs : ≠

Menghasilkan prosedur uji yang menolak pada tingkat signifikansi

jika

3. Aplikasi Metode Uji Likelihood Rasio terhadap data Leukimia yang bersumber

pada Storvik (2011) menghasilkan

kesimpulan bahwa hipotesis

ditolak pada

begitupun untuk hipotesis :

dengan tingkat signifikansi

ditolak.

5.1 Saran

Adapaun yang dapat saya sarankan untuk penelitian selanjutnya yaitu Uji Likelihood Rasio pada parameter distribusi Weibull pada Pendekatan Asimtotiknya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bain, L.J and Engelhardt, M. 1991.

(11)

11 Mathematical Statistics. Second Edition.

Duxbury Press: California.

[2] Desfina, A.P; Erdini, M. 2012. Distribusi

Weibull Dan Pareto Untuk Data Tinggi Gelombang Tsunami Aceh Jurnal Sains

Tekonologi Dan Industri vol 9(2)

[3] Cox, D.R & Oakes, D. (1982). Statistical

Models and Method for Lifetime Data: New York : John Wiley & Sons.

[4] Geir. S. 2011. Numerical Optimation Of

Likelihoods: Additional Literature For STK2120. University Of Oslo

[5] Lawless, J. F. (1982). Statistical Models

and Method for Lifetime Data. New York:

John Wiley & Sons.

[6] Lehman, E.L;Romano, J.P. 2005. Testing Statistical Hypotesis (3rd Edition). Spingers: New York

[7] Mustafid. 2003. Statistika Elementer. Semarang: Universitas Diponegoro. [8] Somayasa, W. 2001. Diktat Kuli ah

Bagian I Statistika Elementer. Kendari:

Universitas Halu Oleo.

[9] , 2001. Diktat Kuliah Bagian II

Statistika Elementer. Kendari: Universitas

Halu Oleo.

[10] . 2008. Diktat Kuliah Statistika

Matematika I. Kendari: Universitas Halu

Oleo.

[11] Rinne, H. (2009). The Weibull

Distribution A Handbook. Chapman &

Hall/CRC

[12] Roussas, G.G. 1997. A Course in

Mathematical Statistics (2nd Edition). USA: Academic Press.

[13] Shafira. 2011. Penaksir Parameter

Distribusi Binomial Negatif Pada Kasus

Overdispersi. Depok : Universitas

Indonesia.

[14] Sudjana. 1996. Metode Statistik Edisi

ke-6. Bandung : Tarsiro.

[15] Subanar. 2013. Statistika Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[16] Walpole, R .E dan Myers, R. H. 1995.

Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan Edisi ke - 4. Alih

bahasa oleh Sembiring, R.K. Penerbit ITB: Bandung.

[17] Yustika. D.W.S. dan Stikno. 2013.

Estimasi Parameter Generalized

ParetoDistribution Pada Kasus Identifikasi Perubahan Iklim di Sentra Produksi Padi Jawa Timur. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)

Gambar

Tabel 4.2. Itersi Newton-Raphson  dan  S  0  17,0000  1,0000  -62,2138  1  16,9548  0,8632  -62,1555  0,1820  36  17,2018  0,9218  -62,0962  0,0001  37  17,2019  0,9219  -62,0962  0,0002  38  17,2019  0,9219  -62,0962  0,0000

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini mengkaji tentang karakteristik penduga parameter distribusi generalized weibull dengan menggunakan metode generalized momen yang meliputi sifat

Estimasi parameter distribusi gamma dengan parameter dari distribusi gamma tersebut yakni α dan β tidak diketahui, sehingga parameter tersebut diestimasi dengan menggunakan

Pada penelitian ini, dalam mengestimasi model statistik nonlinier secara maximum likelihood dengan menggunakan metode iterasi Newton-Raphson dan Berndt-Hall-Hall-Hausman BHHH,

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari konsep dasar estimasi parameter pada data yang berdistribusi Weibull menggunakan metode Median Rank Regression (MRR) dengan kasus

Model spasial survival dengan menggunakan distribusi Weibull-3 Parameter (Weibull-3P) didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap demam berdarah dengue

28 Dalam tulisan ini, permasalahan yang dibahas yaitu menentukan bentuk estimator (penduga) Bayes untuk distribusi Weibull dua parameter dengan sampel lengkap

Untuk mendapatkan penaksir distribusi Weibull dengan menggunakan metode momen, diperlukan mean dan variansi yang selanjutnya akan ditentukan taksiran parameter  dan

Fokus dalam penulisan ini adalah untuk mengestimasi parameter data yang berdistribusi normal menggunakan Maximum Likelihood berdasarkan algoritma iterasi Newton Raphson dengan bantuan