• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN FUNGSI GURU SMA NEGERI UNGGUL SUBULUSSALAM KOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN FUNGSI GURU SMA NEGERI UNGGUL SUBULUSSALAM KOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN FUNGSI GURU SMA NEGERI UNGGUL SUBULUSSALAM

KOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH 1

Refi Syahputra 2

Baginda

1

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, STIT Hamzah Fansuri Kota Subulussalam

2

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, STIT Hamzah Fansuri Kota Subulussalam

1

refi.2.syah.89@gmail.com

2

bagindanasution82@gmail.com ABSTRAK

Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen kepala sekolah dalam upaya meningkatkan fungsi guru. Kepala sekolah sebagai leading sector, dituntut mengetahui, menguasai sekaligus mampu mengimplementasikan standar kompetensi kepala sekolah sebagaimana yang diamanahkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007. Implikasi dari inmplementasi regulasi tersebut diharapkan kepada tenaga pendidik (guru) mampu menjalankan fungsinya sebagaimana diuraikan dalam rumusan istilah EMASLIMDEF (educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, dinamissator, evaluator, dan fasilitator). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif naturalistik. Hasil akhir penelitian ini, para dewan guru menjalankan tugas pokok fungsinya (tufoksi) sesuai dengan kesepakatan yang dibuat bersama.

Kata Kunci : Manajemen Kepala Sekolah dan Fungsi Guru A. PENDAHULUAN

Pendidikan Nasional diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Education in Indonesia: From

Crisis to Recovery, adalah laporan Bank Dunia tanggal 23 September 1998 tentang

pendidikan di Indonesia mengemukakan bahwa kelemahan sistem penyelenggaraan nasional Indonesia berada pada dua tataran yaitu: pertama, komponen birokrasi pengelolaan pendidikan, dan kedua, komponen pengelolaan sekolah.

Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 162 Tahun 2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah disebutkan bahwa tugas Kepala Sekolah sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader,

(2)

entrepreneur, climate creator. Tugas-tugas tersebut sering disingkat dengan Emaslec.

Kepala sekolah dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin sebuah sekolah harus mampu mengelola semua sumber daya pendidikan yang dimiliki. Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai peran kunci dalam keberhasilan sebuah sekolah. Kepala sekolah merupakan pemimpin sekolah yang mempunyai tanggung jawab dalam mewujudkan cita-cita sekolah. (Danim & Khairil, 2010:79)

Kepala Sekolah harus memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan sebagai modal dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Kepala sekolah sebagai seorang manajer di lembaga pendidikan harus memiliki tiga kecerdasan pokok, yaitu kecerdasan profesional, kecerdasan personal, dan kecerdasan manajerial agar dapat bekerja sama dan mengerjakan sesuatu dengan orang lain. Dengan kemampuan manajemen kepala sekolah yang profesional diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif, menciptakan iklim sekolah kondusif dan dapat membimbing serta meningkatkan fungsi guru.

Kota Subulussalam memiliki Sekolah Menengah Atas (SMA) Unggul Negeri, dan sudah banyak berdiri sekolah yang sederajat, baik yang dikelola pemerintah daerah atau di bawah Kementerian Agama (Kemenag) Kota Subulussalam. Keunggulan dan prestasi terus dipacu oleh SMA Negeri Unggul Subulussalam. Untuk meningkatkan dan memajukan sekolah, diantara keunggulannya adalah meningkatkan pembelajaran yang selalu menegedepankan kreativitas siswanya ditambah keefisi enan jam ekstrakurikuler, sedangkan keungulan utama sekolah tersebut keaktifan para peserta didik mengadakan peneitian baik di lapangan atau di laboraturium dalam upaya mengorbitkan penemuan-penemuan yang berguna dan berdaya saing di kancah ilmu pengetahuan. Keunggulan dan kretivitas serta observasi yang dilakukan para siswa di sekolah tersebut tidak terlepas peranan manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan fungsi guru di SMA Unggul Negeri Subulussalam.

1. Manajemen dan Kepala Sekolah

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata manajemen diartikan sebagai pengguna daya secara efektif untuk mencapai sasaran, pemimpin yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. (2008:870)

Peter P. Schoderbek (1988:8) “Management is a process of achieving

(3)

Leslie W. Rue buku Principle of Management (1999:1) Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan organisasional. Merangkum dari beberapa definisi di atas, manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaan dalam upaya menjalankan roda organisasi, sedang pelaksananya disebut manajer atau pengelola.

Kepala Sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin dilembaganya, maka dia harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolahan secara formal kepada atasannya atau informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya. (Donni & Rismi, 2014:49). Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat bernaungnya peserta didik untuk memperoleh pendidikan formal. Secara sederhana, kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin sekolah tempat diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjedinya interaksi antara guru yang memberikan pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran. (Wahjosumidjo, 2005:83)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa Kepala Sekolah harus memiliki standar kompetensi “(1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi manajerial, (3) kompetensi kewirausahaan, (4) kompetensi supervisi dan (5) kompetensi sosial.” 2. Pengertian Guru

Guru merupakan salah satu profesi yang berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas pada bidang pendidikan. Guru adalah pendidik yang berada di lingkungan sekolah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. (KBBI 1991:377). Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 tentang guru dan dosen: Guru adalah pendidik profesional, dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Menurut Zakiah Darajat guru adalah pendidik profesional karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawabnya

(4)

pendidikan yang telah dipikul dipundak para orang tua. (Zakiah Derajat, 2006:39). Berdasarkan urian di atas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan tauladan bagi siswa yang memiliki tugas dan kewajiban mencerdaskan anak 2bangsa dengan kompetensi yang dimilikinya secara profesional.

3. Peran dan Fungsi Guru

Suparlan mengutip dari Ngainun Naim (2009: 33) peran dan fungsi guru secara anonim dengan Emaslimdef (educator, manager, administrator, supervisor, leader,

inovator, motivator, dinamissator, evaluator, dan fasilitator). Suparlan secara lebih

rincin dalam tabael di bawah ini

Peran dan Fungsi Guru Emaslimdef Akronim Peran Fungsi

E Educator

a. Mengembangkan Kepribadian b. Membimbing

c. Membina budi pekerti d. Memberikan pengarahan

M Manager

a. Mengawal pelaksanaan tugas dan fungsi berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

A Administrator

a. Membuat daftar referensi b. Membuat daftar penilaian

c. Melaksanakan teknik administrasi sekolah

S Supervisor

a. Membantu b. Menilai

c. Memberi bimbingan tehnik

L Leader

Mengawal pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tanpa harus mengikuti ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

I Innovator

Melakaukan kegiatan yang kereatif menentukan strategi, metode, cara-cara, konsep-konsep yang baru dalam

pembelajaran

(5)

dapat belajar lebih giat

b. Memberi tugas kepada siswa sesuai dengan kemampuan dan perbedaan individual peserta didik

D Dinamisator

Memberi dorongan kepada siswa dengan cara menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

E Evaluator

a. Menyusun instrumen penilaian b. Melaksanakan penilaian dalm sebagai

bentuk dan jenis penilaian c. Menilai pekerjaan siswa

F Fasilitator Memberikan bantuan teknis, arahan, dan

petunjukan kepada peserta didik

Agar guru dapat mencapai hasil maksimal dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam pembelajaran, terdapat beberapa hal yang mempengaruhinya.

1. Segi kualifikasi, guru perlu mempunyai kelayakan akademik yang tidak di buktikan dengan gelar dan izajah, tetapi harus di tempuh oleh kualitas yang unggul dan prefesional.

2. Segi kepribadian guru harus mempunnyai kepribadian tinggi, yang di landasi dengan akhlak mulia. Guru bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menjadi suri tauladan bagi murid dan masyarakat.

3. Segi pembelajaran, guru perlu memahami ilmu teori dan peraktek pendidikan dan kurikulum, sehingga mampu mendesain pembelajaran dengan baik, mampu mengimplementasikan program pembelajaran dengan seni pembelajaran yang efektif, mampu mengefaluasi pembelajaran secara potensial, dan sebagai titik akhirnya adalah mampu menghantarkan pembelajaran siswa dengan sukses. 4. Segi sosial, guru sebagai pendidik perlu memiliki kepekaan sosial dalam

mengadapi fenomena sosial sekitarnya, karena guru adalah salah satu elemen masyarakat yang memiliki sumber daya yang berbeda kualitasnya di banding dengan elemen masyarakat yang lain.

(6)

5. Segi religius, guru perlu memiliki komitmen keagaman yang tinggi, yang di manifestasikan secara cerdas dan kereatif dalam kehudupannya. Religius ini akan memperkukuh terhadap karakteristik dan exsistensi dirinya.

6. Segi pisikologi, guru perlu memiliki kemampuan mengenal perkembangan jiwa anak baik dalam maupun aspek intelektual, emosional, dan juga spritual. Pengembangan secara proposional terhadap ketiga aspek kecerdasan tersebut perlu mendapat perhatian oleh guru secara maksimal.

7. Segi strategik, guru perlu memperkaya diri dengan metode, pendekatan, dan tehnik pembelajaran yang lebih memiliki kehandalan dalam menghantarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (2009::34-35)

Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa guru agar dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam pembelajaran, harus memperhatikan beberapa aspek penting untuk meningkatkan pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil maksimal seperti aspek kualifikasi, keperibadian, pembelajaran, sosial, religius, psikologis dan strategi k. Dengan terlaksananya aspek diatas dapat memberikan kontribusi terhadap efektivitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

B. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif dan pendekatannya kualitatif naturalistik, yaitu jenis penelitian yang mengkaji data yang dapat menggambarkan realita sosial yang kompleks dan konkrit. Penelitian kualitatif adalah data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. (Sugiono, 2007:8)

Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif (Inquiri Kualitatif) adalah penelitian yang menekankan pada kealamiahan sumber data yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Data yang dikumpulkan adalah berupa deskriptif data (kata-kata, gambar, dan bukan angka), Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dengan menggunakan wawancara, observasi, dan studi dukumen untuk melihat langsung situasi sosial.

(7)

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitan, karena tujuan penelitian adalah memperoleh data. Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan pada waktu penelitian. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005:216) ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumenter.

1. Observasi

Observasi merupakan tahap lanjutan dari pengamatan yang sebelumnya telah dilakukan. Memahami situasi untuk memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan Observasi yaitu pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi atau merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. (Sudaryono, 2014: 97)

2. Wawancara

Sebelum melakukan wawancara, peneliti memulai dengan observasi pengamatan. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian adalah pengamatan berperan serta (Partisipan Observation).

Pada penelitian ini peneliti berupaya menggunaan kedua jenis tersebut. Hal ini peneliti lakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi wawancara, dan informan serta kebutuhan akan informasi yang dapat berkembang setiap saat. Wawancara mempunyai tiga bentuk, wawancara terstruktur, semi struktur dan tidak terstruktur.( 2014:387)

3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara, observasi dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian. ( 2014:101)

Berdasarkan keterangan di atas dapat di pahami bahwa teknik dokumentasi diperlukan untuk mengungkapkan data-data yang bersifat administrasi dan dokumen-dokumen. Teknik dokumentasi ini juga dapat digunakan untuk melengkapi data-data

(8)

yang telah diperoleh melalui wawancara maupun observasi yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dengan mengurutkan data dengan pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data yang terkumpul dapat berupa catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto dokumen, laporan, biografi, artikel. Kegiatan analisis data ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan konsepsi kerja yang akan diangkat menjadi teori substantif. Setelah data yang diperlukan terkumpul dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, selanjutnya penulis melakukan pengolahan/analisis data.

Pendapat lain menjelaskan, analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. (Bogdan dan Biklen, 2006:280)

C. PEMBAHASAN

Responden penelitian ini terfokus kepada kepala sekolah dalam hal ini sebagai

leader untuk meyusun dan menetapkan semua peraturan yang dibuat bersama para

dewan guru dan personil di SMA Unggul Negeri Subulussalam. Sebagai pimpinan di sekolah tersebut dalam upaya mengembangkan kreativitas para dewan guru, kepala skolah membagi tugas pokok fungsi (tupoksi) dari masing-masing dewan guru. Terkhusus kepada guru yang memiliki job description seperti para wakil kepala sekolah, waka kurikulum, waka sarana prasarana dan waka kesiswaan, kesemuanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang telah ditargetkan dan akan dievaluasi segala capaian tersebut secara periodik dalam per-semester kalender pendidikan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, yang mensyaratkan bagi kepala sekolah memiliki kompetensi supervisi, dengan tugas`tersebut kepala sekolah menjalankan peranannya untuk memberi evaluasi serta mengawasi para kinerja wakil kepala sekolah dan seluruh dewan guru yang berada di bawah kepemimpinanya. Pengertian kompetensi itu sendiri menurut Supandi

(9)

(1990:4-6) seperangkat kemampuan untuk melakukan sesuatu jabatan, dan bukan semata-mata pengetahuan saja. Berangkat dari pengertian komptensi yang dikemukakan tersebut, dalam upaya menjalankan manajemen kepala sekolah tentunya secara kontinu berupaya memberikan penilaian terhadap setiap dewan guru, para taf dan setiap personil yang berada dilingkungan sekolah. Tidaklah sama karakteristik dan skill dari semua dewan guru-guru. Ada yang keahliannya dibidang sosial dan ada juga kemampuannya dibidang sarana prasarana, pemeliharaan alat dan segala fasilitas yang ada di sekolah. Oleha karenanya kepala sekolah juga dituntut kemampuan memfiltrasi setiap dewan guru dan setiap personil yang dipimpinnya, sehingga kompetensi kepribadian dan sosial bagian dari syarat kepala sekolah sebagaimana juga disebutkan dalam Permendiknas tersebut.

Dalam bidang penangangan siswa diharuskan kemampuan yang cerdas sedangkan kurikulum, sarana prasarana dibutuhkan bagi orang pandai.

Ahmad Tafsir (2004:505) memisahkan perbedaan antara cerdas dan pandai. Cerdas ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai banyak memiliki pengetahuan, jadi banyak memiliki informasi. Dari urian tersebut harus dipahami bahwa cerdas, pintar dan bijaksana adalah suatu keniscayaan, namun tidak kalah penting cerdik dan pandai sejatinya dimiliki oleh setiap manusia, terlebih-lebih bagi seorang pemimpin pemangku kebijakan.

Istilah cerdik pandai selalu disematkan kepada orang terpelajar, tetapi dalam realitas kehidupan tidaklah serta merta cerdas dan pintar diguguhkan kepada mereka yang duduk di bangku perkuliahaan. Tidak berlebihan kiranya, kecerdasan maupun kepintaran lebih banyak dinobatkan bagi orang yang suka berbuat “di lapangan”. Asam manis pengalaman bisa menempa orang menjadi cerdas dan pintar. Sehingga dengan keunggulan tersebut bisa saja seseorang akan menjadi panutan, menjadi tokoh dan bahkan sandaran dari berbagai permasalahan.

Sedikit berbeda dengan pengertian pandai menurut pemahaman tersebut. Bagi orang pandai dituntut banyak mendapat informasi dan berpengetahuan tinggi, tidak hanya mengandalkan pengalaman semata, lebih dari itu sarana dan kualitas dari sebutan ‘pandai’ digapai dengan jalan formal adalah dengan memasuki dunia akademisi, yang sehingga legalitas kepandaian tersebut disematkan melalui pembuktian lembaran ijazah ataupun lisensi dari lembaga yang diakui.

(10)

SMA Unggul Negeri Kota Subulussalam hingga saat ini telah memperoleh berbagai torehan prestasi mengharumkan sekolah bahkan nama daerah Kota Subulussalam, capaian takhir yang tidak kalah membanggakan, yaitu keberhasilan para siswa mengembangkan penelitian dibidang kewirausahaan, sehingga mengantarkan para siswa tersebut mengikuti event tingkat nasional bahkan internasional. Capaian prestasi tersebut tidak terlepas dari komikmen kepala sekolah menjalankan paranan manajemen yang handal sehingga fungsi guru yang dijalankan memberikan implikasi setiap kinerja dan keberhasilan para siswa tersebut. Suranto (2009:35) menyebutkan diantara faktor pendukung program studi dapat bermutu dan diterima masyarakat adalah lembaga pendidikan (sekolah) tersebut mempunyai strategi (icon) dan daya tarik tersendiri. SMA Unggul Negeri Subulussalam saat ini, digandrungi para orang tua siswa bahkan masyarakat Kota Subulussalam, karena sekolah tersebut tidak bosan-bosannya mengukir prestasi, dan menurut penuturan kepala sekolah prestasi yang sekarang digalakkan dan yang diprioritaskan adalah dibidang kewirausahaan.

Dalam upaya menjalankan fungsi guru memperhatikan beberapa aspek penting untuk meningkatkan pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil maksimal seperti aspek kualifikasi, keperibadian, pembelajaran, sosial, religius, psikologis dan strategik. Dengan terlaksananya aspek tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap efektivitas pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kegiatan penelitian mini riset di SMA Unggul Negeri Subulussalam, penulis memberikan angket kepada beberapa dewan guru, hasil angket yang dijawab para dewan guru tersebut , rata-rata memberikan jawaban bahwa kepala sekolah selalu memberikan bimbingan arahan kepada setiap personil sekolah, mengembangkan kemampuan profesional guru dan para personil sekolah, mengembangkan minat dan bakat para siswa, sampai kepada pemberian reward dan punishment kepada setiap personil sekolah.

Sejalan dengan pemikirain Hariandja (2002:195) sejatinya leader melakukan penilaian untuk memberikan feedback, kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan kerjanya dan upaya meningkatkan produktivitas organisasi, dan secara khusus dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai kebijaksanaan terhadap personil pegawai, seperti untuk tujuan promosi,

(11)

pendidikan, pelatihan dan lain-lain. Hal demikian dilakukan ending-nya adalah untuk meningkatkan profesional dan proporsional setiap personil serta meningkatkan mutu dari output-nya misalnya sekolah berarti siswanya, prusahaan berarti barang maupun jasanya.

Selain yang telah disebutkan di atas, kepala sekolah juga berupaya menyampaikan informasi terhadap prestasi sekoalah kepada masyarakat luas, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Tidak terlupakan, penulis juga mempertanyakan dalam poin angket tersebut yaitu, bagaim ana kepala sekolah mengembangkan program ekstra kurikuler yang berwawasan keunggulan. Secara komulatif rata -rata jawaban para dewan guru yang dimuat dalam lembaran agket memberi respon yang positif.

Hasil wawancara penulis terhadap kepala sekolah, nyaris tidak ada keluhan maupun tuntutan kepala skolah yang baru setengah tahun menjabat tersebut, terhadap kinerja setiap dewan guru maupun personil di sekolah SMA Unggul Negeri Subulussalam. Pengakuan kepala sekolah tersebut pararel dengan indikator yang penulis kutip dalam teori fungsi guru di atas. Dari beberapa pertanyaan penulis, juga tidak lupa mempertanyakan struktur organisasi komite sekolah, dari jawaban yang disampaikan kepala sekolah, seperti mayoritas sekolah-sekolah lainnya yang ada di daerah Kota Subulussalam, hingga kini masih banyak hal-hal yang belum sempurna diterapkan, sebagaimana diamanahkan dalam peraturan menteri pendidikkan (Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016). Dalam regulasi tersebut, terang dan jelas diuraikan berapa minimal dan maksimal serta persentasi jumlah setiap unsur dari anggota komite sekolah, begitu juga hal legalitas serta periodisasi struktur organisasi komite sekolah.

Berbagai raihan prestasi dari implikasi manajemen yang digalakkan kepala sekolah sebagai leading sector di sekolah tersebut, hampir semua dijalankan sesuai dengan peraturan yang disepekati bersama. Namun dari pada itu, kepala sekolah sendiri memberikan suatu harapan teruntuk kepada kepala daerah dan stokeholder pendidikan bahawa perlunya support dibidang pendanaan kepada setiap sekolah, mengngat masih banyak lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah hingga saat ini yang hanya mengandalkan pendanaan dari Bantuan Operasioanl Seolah (BOS) semata.

(12)

D. PENUTUP

Indikator keberhasilan manajemen kepala sekolah SMA Unggul Negeri Subulussalam terhadap mendayagunakan fungsi guru, hingga kini telah berjalan lebih baik, ini tergambar dari observa si penulis di lapangan, baik dinilai dari hasil wawancara langsung dengan kepala sekolah, dewan guru maupun dengan pengamatan penulis terhadap ketersediaan fasilitas atau sarana perasarana di sekolah tersebut. Dari hasil jawaban dilembaran angket yang penulis bagikan kepada beberapa dewan guru, ada sebentuk harapan kepada kepala sekolah sebagai leader yaitu untuk menggali sumber-sumber dana yang diperlukan dalam rangka membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan sekolah. Hal ini seirama dengan harapan kepala sekolah, sebagaimana telah penulis uraikan dalam wawacara di atas, bahwa terhadap stokeholder pendidikan terkhusus kepada kepala daerah Kota Subulussalam untuk lebih memperhatikan dan memperjuangkan bidang pendanaan disetiap sekolah yang berada Kota Subulussalam.

E. DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirjo, Prajudi Administrasi dan Manajemen Umum , Jakarta: Ghalia, 1982 Ahmad Tafsir, Ilmu endidiian dalam Persfektif Islam, Bandung PT. Remaja

Rosdakarya, 2004

Bogdan dan Biklen, Metodologi Penelitian Kualitati, ed. Lexy J. Moleong. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006

Darajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara,2006

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Hamalik, Oemar, Manajemen Pendidikan dan Latihan. Bandung: Y.P. Pemindo, 2003 Harbangan, Manajemen Suatu Pengantar. Semarang: Satya Wacana, 1993

Juni Priansa Donni dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala

Sekolah. Bandung: Alfabeta,2014

Naim, Ngainun. Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta :Pustaka Pustaka, 2009), h. 33. Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat

Press, 2003

Muliadi “Kompetensi Profesional Guru Sma Harapan Bangsa Kuala Kabupaten Langkat” Tesis, Pascasarjana UIN Sumatera Utara, 2017

(13)

Michael Howlett dan M Ramesh, Studying Public Policy and Policy Subsystems. New York: Oxford University Press, 1995

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Peter P. Schoderbek, et. al.,Management. London: Harcourt Brace Jovanovich Publishers, 1988

R. Terry, George dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Managemen, Priciple of

Management (Dasar-dasar Manajemen) terj. G. A. Ticoalu Jakarta: Bumi

Aksara, 1999

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali Pres, 2011 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2007 Sudaryono, Educational Research Methodology. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014 Suranto, Manajemen Mutu dalam Pendidikan (QM In Edukation), Semarang: CV.

Ghyyas Putra, 2009

Suryabrata, Sumardi Metode Penelitian. Jakarta: Insan Pers, 2002 Sri Minarti, Manajemen Sekolah Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016

Syaodih, Nana, Sukmadinata, Metode Penelitan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005

Tim Redaksi Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka, 1991

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (tinjauan teoritik dan permasalahanya) Jakarta : Raja Grafindo persada,2005.

Wahyudi, A.S. Manajemen Strategi, Jakarta: Binarupa Aksara, 1996 PERMENDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003.

PERMENDIKNAS NOMOR 13 TAHUN 2007. PERMENDIKBUD 75 TAHUN 2016

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Kompetensi Pedagogik, Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Pembelajaran Guru SMA Negeri di Kabupaten

Judul Tesis : Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Purworejo.. Menyatakan dengan sebenarnya

Pemaparan data di atas, diperkuat dengan hasil wawancara dari para guru dan masyarakat, sehingga dapat di simpulkan bahwa lulusan SMA Negeri Kabupaten Pringsewu yang

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin guru dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Simpang Kiri

Sementara itu untuk lebih memfokuskan pada tujuan, SMA Negeri 1 Darul Imarah Aceh Besar memfokuskan tujuan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dengan memajukan

Hasil analisis data dari jawaban keseluruhan responden tanggapan kepala sekolah dan Guru Pendidikan Jasmani terhadap penerapan kurikulum 2013 pada SMA Negeri Kota

Secara umum tujuan penelitian adalah mendiskripsikan Bagaimana Peran Kepemim- pinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di SMA Negeri 2

Hasil penelitian yang penulis lakukan pada SMA Negeri I Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya tentang pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap