HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK, PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN
IKLIM SEKOLAH DENGAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ACEH TIMUR
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ISKANDAR HARAHAP NIM. 08116132008
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK, PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN
IKLIM SEKOLAH DENGAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ACEH TIMUR
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ISKANDAR HARAHAP NIM. 08116132008
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
ABSTRAK
ISKANDAR HARAHAP. NIM. 8106132040. Hubungan Kompetensi Pedagogik, Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Pembelajaran Guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini di
buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan
pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Dalam penelitian ini peneliti
ingin mengkaji tentang: (1) hubungan kompetensi pedagogik dengan keefektifan
pembelajaran; (2) hubungan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala
sekolah dengan keefektifan pembelajaran; (3) hubungan iklim sekolah dengan
keefektifan pembelajaran; dan (4) hubungan kompetensi pedagogik, persepsi guru
terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan
pembelajaran. Hal ini dilakukan penulis dikarenakan makin turunnya keefektifan
guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, yang menyebabkan kurangnya mutu
pendidikan di Kabupaten Aceh Timur.
Dalam menyusun tulisan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini
dapat diselesaikan berkat bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak
baik secara moril maupun materil. Kiranya bantuan, masukan-masukan serta saran
yang diberikan akan dibalas Allah SWT dengan kebajikan yang berlipat ganda. Untuk
itu, penulis mengucapkan rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan pada
Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., sebagai Ketua Prodi Administrasi
Pendidikan sekaligus pembimbing I, Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si., sebagai
pembimbing II, yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan motivasi
kepada penulis. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan pada Bapak Prof.
Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd., dan Bapak Dr.
Yasaratodo Wau, M.Pd., sebagai narasumber, yang begitu banyak memberikan
Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta
seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam studi,
2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., Selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan beserta staff yang banyak memberikan kontribusi
dalam menyelesaikan studi penulis,
3. Seluruh teman angkatan XX/B Prodi Administrasi Pendidikan Program Pasca
Sarjana Universitas Negeri Medan yang senantiasa dalam suka dan duka terus
bekerja sama dengan penulis dalam menyelesaikan studi,
4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur beserta staf yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian tesis ini,
5. Seluruh kepala sekolah SMA negeri di Kabupaten Aceh Timur yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu beserta seluruh rekan-rekan dewan guru yang
berkontribusi banyak dalam penelitian tesis ini,
6. Ayahanda Rasyidin Harahap dan Ibunda Nurasiah Nasution sosok yang
memberikan teladan, seluruh abanganda dan kakanda serta adinda yang
senantiasa memberikan motivasi serta do’a dalam menyelesaikan studi penulis.
Akhirnya buat istri tercinta Suherni, S.Pd., dan ananda Maulidana
Hidayatullah Harahap dalam suasana bagaimanapun kalian terus memberikan yang
terbaik pada penulis, tesis ini merupakan wujud dari bakti kalian kepada penulis.
Terima kasih yang tiada terhingga dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan
ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.
Medan, Februari 2014 Penulis,
v A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teoritis ... 11
1. Keefektifan Pembelajaran ... 11
2. Kompetensi Pedagogik... 17
3. Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 30
4. Iklim Sekolah ... 34
5. Penelitian yang Relevan ... 39
B. Kerangka Berpikir... 40
1. Hubungan antara Kompetensi Pedagogik dengan Keefektifan Pembelajaran... 40
2. Hubungan antara Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Keefektifan Pembelajaran... 40
3. Hubungan antara Iklim Sekolah dengan Keefektifan Pembelajaran... 41
4. Hubungan antara Kompetensi Pedagogik, Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Pembelajaran ... 41
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian... 44
B. Metode Penelitian ... 44
C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian... 44
D. Populasi dan Sampel ... 46
E. Teknik Pengumpulan Data... 49
F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 58
G. Hipotesis Statistik ... 65
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian... 66
B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 71
C. Uji Persyaratan Analisis... 74
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 84
E. Temuan Penelitian ... 88
F. Pembahasan Penelitian ... 92
G. Keterbatasan Penelitian... 94
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 97
B. Implikasi ... 98
C. Saran ... 99
vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Angket Keefektifan Pembelajaran ... 51
2. Kisi-kisi Instrumen Angket Kompetensi Pedagogik... 52
3. Kisi-kisi Instrumen Angket Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 53
4. Kisi-kisi Instrumen Angket Iklim Sekolah ... 54
5. Distribusi Frekuensi Skor Keefektifan Pembelajaran ... 66
6. Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Pedagogik ... 68
7. Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 69
8. Distribusi Frekuensi Skor Iklim Sekolah ... 70
9. Tingkat Kecenderungan Variabel Keefektifan Pembelajaran... 72
10. Tingkat Kecenderungan Variabel Kompetensi Pedagogik ... 72
11. Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 73
12. Tingkat Kecenderungan Variabel Iklim Sekolah... 74
13. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X1... 75
14. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X2... 76
15. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X3... 78
16. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian... 80
17. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian ... 81
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian... 43
2. Histogram Skor Keefektifan Pembelajaran... 67
3. Histogram Skor Kompetensi Pedagogik ... 68
4. Histogram Skor Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 70
5. Histogram Skor Iklim Sekolah... 71
6. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan Y... 76
7. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan Y... 77
8. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X3dengan Y... 79
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1. Instrumen Angket... 108
2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket keefektifan pembelajaran ... 115
3. Perhitungan Validitas Instrumen Angket keefektifan pembelajaran ... 116
4. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket keefektifan pembelajaran... 118
5. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket kompetensi pedagogik... 121
6. Perhitungan Validitas Instrumen Angket kompetensi pedagogik ... 122
7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket kompetensi pedagogik ... 124
8. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ... 127
9. Perhitungan Validitas Instrumen Angket persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ... 128
10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ... 130
11. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket iklim sekolah ... 133
12. Perhitungan Validitas Instrumen Angket iklim sekolah ... 134
13. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket iklim sekolah ... 136
14. Data Variabel Penelitian ... 139
15. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 142
16. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel Penelitian ... 150
17. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 153
18. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 165
19. Uji Homogenitas Varians Data ... 172
20. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda Variabel kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran ... 183
21. Uji Independen antar Variabel Bebas... 187
22. Perhitungan Korelasi Sederana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat. 190 23. Perhitungan Korelasi Parsial Antara Variabel Penelitian ... 193
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka upaya yang
paling strategis adalah melalui pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan
dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses
pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya,
maka diperlukan tenaga-tenaga pengajar yang memadai, berkualitas dan yang
memiliki efektivitas kerja yang tinggi. Dengan harapan dapat menciptakan
siswa-siswa yang mampu bekerja di masyarakat nantinya.
Ketidakberhasilan siswa dalam belajar ditujukan kepada pihak
sekolah bahkan lebih khusus ditujukan kepada pihak guru. Tanpa memandang
siswa sebagai masukan dalam proses pendidikan, sering sekali guru
dipersalahkan karena tidak mampu menjadi guru yang sebenarnya. Dalam arti
guru tidak mampu mengajar secara efektif dalam mengorganisasikan proses
belajar mengajar di dalam kelas. Sehingga tujuan pengajaran yang sudah
dibakukan dalam kurikulum dan silabus tidak tercapai.
Ketidakmampuan guru tersebut apabila ditelusuri mungkin menjadi
masalah yang kompleks. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam
kegiatan proses belajar mengajar, baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Tetapi yang jelas dalam hal ini, apakah guru tersebut dalam
2
Perdebatan mengenai kualitas pengajaran guru, dilontarkan oleh
pakar pendidikan maupun masyarakat umum. Mereka menyoroti profesional
guru sebagai tenaga pengajar yang tidak sepenuhnya dijalani. Pendapat ini
mengarah kepada menurunnya kinerja guru yang menyebabkan tidak
efektifnya pengajaran, sehingga ketercapaian kompetensi siswa dalam
pemahaman materi pelajaran kurang baik.
Efektivitas pengajaran dapat ditentukan oleh guru yang efektif di
dalam kelas. Menurut Davis dan Thomas (1989), paling tidak ada empat
kelompok besar ciri guru yang efektif, yaitu: (1) memiliki kemampuan yang
terkait dengan iklim belajar di kelas; (2) memiliki kemampuan yang terkait
dengan strategi manajemen pembelajaran; (3) memiliki kemampuan yang
terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan penguatan
(reinforcement); dan (4) memiliki kemampuan yang terkait dengan
peningkatan diri.
Sardiman (2001) mengemukakan:
Keefektifan pengajaran didukung oleh komponen pengajaran yang dilakukan oleh guru dan kemampuan guru dalam mengajar. Komponen tersebut meliputi: perencanaan pengajaran, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan evaluasi. Kemampuan guru mengajar terkait erat dengan standar kompetensi guru yang dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawab sebagai profesi keguruan.
Berkaitan dengan hal tersebut maka sebenarnya guru memiliki
peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar.
3
dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi
dan tanggung jawabnya.
Kenyataan yang diperoleh melalui observasi yang peneliti lakukan
pada bulan April – Juni 2013 di beberapa SMA Negeri di Kabupaten Aceh
Timur menunjukkan guru belum efektif dalam mengajar. Informasi yang
peneliti dapatkan melalui kepala sekolah diperoleh bahwa sekolah mengalami
masalah dalam cara guru mengajar di kelas. Hasil supervisi pengawas pada
bulan Juni 2013 di beberapa SMA Negeri, seperti: SMA Negeri 1 Peureulak,
SMA Negeri 1 Julok, SMA Negeri Sungai Raya, dan SMA Negeri Bireuen
Bayen menunjukkan: (1) sekitar 45% guru masuk mengajar tidak membawa
RPP; (2) sekitar 75% guru melakukan pengajaran tidak sesuai dengan RPP
yang telah disusunnya; (3) sekitar 40% guru terlambat menyerahkan laporan
hasil belajar siswa; dan (4) sekitar 80% guru tidak melakukan remedial pada
siswa yang tidak memenuhi standar kelulusan kelas. Dari hasil ini,
disimpulkan bahwa guru belum efektif dalam melaksanakan tugas
pembelajarannya.
Hasil penelitian Salamah (2004:2) mengemukakan bahwa guru yang
efektif adalah guru yang mampu mewujudkan perilaku mengajar yang baik,
dan guru yang baik adalah guru yang efektif pengajarannya. Oleh karena itu
guru yang efektif akan memiliki kemampuan mengajar yang efektif. Jika guru
mampu mewujudkan kemampuan mengajar yang efektif berarti ia dapat
mencapai efektivitas pengajaran. Guru yang efektif pada umumnya
4
(1989:47) mengatakan bahwa waktu yang digunakan oleh guru untuk kegiatan
akademik merupakan ciri guru efektif. Sedangkan Rosenskine dan Steven
(1996:96) mengemukakan efektivitas guru ditandai oleh enam kegiatan yang
harus dilakukan guru yaitu: (1) melaksanakan evaluasi harian; (2) menyajikan
materi pembelajaran baru; (3) memberikan petunjuk praktis untuk menguasai
materi; (4) memberikan feedback dan koreksi; (5) memberi tugas-tugas
mandiri; dan (6) melaksanakan evaluasi mingguan dan bulanan.
Keberhasilan guru dalam mengajar tentunya perlu didukung oleh
berbagai faktor, misalnya latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar,
pendidikan dan latihan, kondisi lingkungan dan fasilitas yang ada disekolah.
Latar belakang pendidikan menurut Finch (1988) merupakan faktor penentu
keberhasilan seseorang dalam mengajar dalam pendidikan kejuruan.
Pengalaman seseorang yang bekerja dibidangnya merupakan aspek yang dapat
meningkatkan kemampuan seseorang. Apabila seorang guru lebih lama
menekuni pekerjaan dan memberi perhatian serius terhadap dunia pendidikan
khususnya pengajaran, maka kemampuan mengajarnya akan semakin lebih
baik (Martua dalam Sukadi, 2003).
Kemampuan seseorang yang harus dimiliki apabila berkeinginan
menjadi guru meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan
agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Dalam Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional
guru memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
5
bidang tugas, baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik guru
adalah salah satu yang dapat mempengaruhi efektifitas guru. Hasil penelitian
Lin dkk (2010) mengemukakan bahwa kualitas/ kompetensi guru
mempengaruhi efektivitas guru mengajar. Profesionalitas guru tersebut
merupakan salah satu faktor penting yang sangat dibutuhkan, agar sekolah
dapat menyusun berbagai pengembangan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dalam bidang pendidikan.
Menurut Agung (2012:81) terdapat empat unsur penting yang perlu
diperhatikan dalam peningkatan kompetensi pedagogik: (1) pengelolaan
pembelajaran; (2) pengembangan strategi pembelajaran; (3) pengembangan
diri secara berkelanjutan; dan (4) pemanfaatan dan refleksi hasil kerja.
Pengelolaan pembelajaran secara sederhana dapat diartikan kegiatan guru
dalam merencanakan pembelajaran melaksakan pembelajaran dan penilaian.
Dalam pengelolaan pembelajaran, guru harus memperhatikan aspek yang
terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tersebut,
antara lain perhatian guru terhadap kemampuan dan karakteisttik murid,
penguasaan teori, pengembangan kurikulum, pengelolaan kelas,
pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan
penilaian.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
6
(1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; (7) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; dan (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Dalam lingkungan sekolah, pelaksanaan mengajar guru tidak terlepas
dari peran serta kepala sekolah sebagai pimpinan. Kepala sekolah sebagai
pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing setiap guru untuk
bekerja dengan baik. Seringnya kepala sekolah meninggalkan sekolah dengan
alasan ke Kantor Dinas Pendidikan, mengikuti pelatihan/workshop, dan
sebagainya dapat memberikan hasil negatif bagi kinerja guru-gurunya di
sekolah. Selain itu, masih ada terjadi seorang kepala sekolah terlihat kejam
dan angkuh dalam memberikan tugas kepada guru tanpa melihat guru tersebut
senang atau tidak.
Hasil penelitian Maduratna (2013:83), Brahmasari (2009:86)
memberikan gambaran bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan
pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja guru. Artinya, apabila
guru telah mampu dan mau bekerja dalam penyelesaian tugas secara efektif
maka disarankan kepemimpinan yang diperlukan adalah mempertahankan
orientasi tugas dan memperbesar orientasi hubungan. Dari hasil penelitian di
7
kepala sekolah. Sagala (2009:172) mengemukakan sifat kepemimpinan kepala
sekolah terhadap usaha pengajaran membawa pengaruh positif dan negatif
terhadap guru, konselor, dan profesi kependidikan lainnya.
Dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, guru selalu berorientasi
dengan seluruh civitas sekolah. Sudah menjadi pemandangan umum guru
harus mengikut tradisi yang ada di sekolah, baik dalam bergaul maupun
bekerja (mengajar di kelas). Banyak kelalaian yang dikerjakan guru (seperti:
terus berbicara dengan rekan guru walaupun waktu sudah masuk, mampir
sebentar di kantin sekolah saat mengajar, berbicara dengan guru lain di luar
kelas) sudah menjadi iklim kerja di sekolah tersebut. Hal ini mengindikasikan
efektivitas mengajar guru sulit untuk dimaksimalkan bila iklim kerja di
sekolah tersebut tidak mendukung atau mencerminkan sebagai organisasi
tempat belajar.
Hasil penelitian yang dilakukan Siwantara (2009:183) dan Muriman
dkk (2008:94) menyatakan bahwa iklim sekolah mempengaruhi kinerja
seseorang. Iklim sekolah yang baik terlihat dengan adanya rasa aman,
nyaman, dan merasa ikut memiliki yang membuat personil merasa dihargai
dan terdorong untuk memberikan yang terbaik sehingga kinerjanya meningkat
dari waktu ke waktu.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merencanakan melakukan penelitian
yang berjudul: Hubungan antara kompetensi pedagogik, persepsi guru
terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut: (1) faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan
pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (2) bagaimana
keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur;
(3) bagaimana kompetensi pedagogik dalam meningkatkan keefektifan
pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (4) bagaimana
persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh
Timur; (5) bagaimana iklim sekolah dalam meningkatkan keefektifan
pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (6) apakah
terdapat hubungan antara kompetensi pedagogik dengan keefektifan
pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (7) apakah
terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala
sekolah dengan terhadap keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di
Kabupaten Aceh Timur; (8) apakah terdapat hubungan antara iklim sekolah
dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh
Timur; dan (9) apakah terdapat hubungan antara kompetensi pedagogik,
persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah
dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh
9
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
masalah utama dalam penelitian ini dibatasi hanya berkaitan dengan
kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala
sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran. Sedangkan guru
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru-guru PNS yang bekerja pada
SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi
pedagogik dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di
Kabupaten Aceh Timur?
2. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru
terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan terhadap keefektifan
pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur?
3. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara iklim sekolah
dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh
Timur?
4. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi
pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah,
dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di
10
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat:
1. Hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan
keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.
2. Hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru terhadap gaya
kepemimpinan kepala sekolah dengan terhadap keefektifan pembelajaran
guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.
3. Hubungan positif dan signifikan antara iklim sekolah dengan keefektifan
pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.
4. Hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik, persepsi
guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah
dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh
Timur.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam
meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan keefektifan
11
2) Sebagai bahan masukan dalam melihat hubungan kompetensi
pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala
sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru.
b. Bagi Kepala Sekolah
1) Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki kompetensi pedagogik
guru sekolah.
2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan
keefektifan pembelajaran guru di sekolah.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kompetensi
pedagogik guru, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala
sekolah, dan iklim sekolah dalam mendukung peningkatan keefektifan
pembelajaran guru di sekolah.
d. Bagi Peneliti Lain
Memberikan pengetahuan tentang cara penulisan tesis dengan baik dan
102 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi
pedagogik dengan keefektifan pembelajaran pada guru SMA Negeri di
Kabupaten Aceh Timur, artinya semakin baik kompetensi pedagogik
maka semakin baik juga keefektifan pembelajaran pada guru SMA
Negeri di Kabupaten Aceh Timur.
2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara persepsi guru
terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan keefektifan
pembelajaran pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur, artinya
semakin baik persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah
maka semakin baik juga keefektifan pembelajaran pada guru SMA
Negeri di Kabupaten Aceh Timur.
3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara antara iklim
sekolah dengan keefektifan pembelajaran pada guru SMA Negeri di
Kabupaten Aceh Timur, artinya semakin baik iklim sekolah maka
semakin baik juga keefektifan pembelajaran pada guru SMA Negeri di
103
4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi
pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah,
dan iklim sekolah secara bersama-sama dengan keefektifan pembelajaran
pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur, artinya semakin baik
kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan
kepala sekolah, dan iklim sekolah maka semakin baik juga keefektifan
pembelajaran pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
meningkatkan keefektifan pembelajaran adalah dengan meningkatkan
kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru membimbing dan mengarahkan siswa melalui prinsip-prinsip
pendidikan dalam pembelajaran di kelas secara benar sesuai tujuan
pendidikan. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dapat dilakukan
beberapa upaya, di antaranya: mengenal karakteristik dan potensi peserta
didik, menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif,
merencanakan dan mengembangkan kurikulum, melaksanakan
pembelajaran yang efektif, dan menilai dan mengevaluasi pembelajaran.
104
Nantinya hal ini akan dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam bekerja
di sekolah.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya
meningkatkan keefektifan pembelajaran adalah dengan meningkatkan
persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah. Persepsi guru
terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan pola perilaku yang
sering diterapkan pemimpin untuk mempengaruhi dan mendorong guru dan
pegawai dalam rangka mencapai tujuan sekolah ke arah yang lebih baik.
Dalam hal ini kepala sekolah harus melakukan upaya-upaya tertentu dalam
meningkatkan kinerja mengajar guru. Upaya yang dapat dilakukan kepala
sekolah di antaranya: bersedia menerima kritik yang konstruktif,
menciptakan dan memelihara hubungan yang positif dengan guru dan
personel lainnya, menciptakan hubungan yang positif dengan masyarakat,
dan mendukung program sekolah Upaya dari kepala sekolah ini diharapkan
dapat meningkatkan kepemimpinannya dalam mendukung peningkatan
kinerja mengajar guru.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya
meningkatkan keefektifan pembelajaran adalah dengan meningkatkan iklim
sekolah. Iklim sekolah merupakan situasi di dalam sekolah yang dirasakan
guru dalam mendukung proses pencapaian tujuan bersama di sekolah.
Dalam hal ini peningkatan iklim sekolah dapat ditingkatkan dengan:
memperjelas struktur yang ada di sekolah, menerapkan standar-standar
105
memberikan penghargaan, menciptakan suasana saling mendukung, dan
menjaga komitmen terhadap sekolah. Upaya ini diharapkan dapat
meningkatkan perkembangan iklim sekolah ke arah yang lebih baik dalam
mendukung peningkatan kinerja mengajar guru.
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya
meningkatkan keefektifan pembelajaran adalah dengan meningkatkan
kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala
sekolah, dan iklim sekolah. Beberapa hal yang dapat dilakukan pihak
sekolah dalam upaya peningkatan komitmen kerja guru di antaranya dengan
menumbuhkan: keinginan kuat dari guru untuk tetap menjadi anggota
sekolah dan kesediaan guru untuk berusaha sebaik mungkin demi
kepentingan sekolah. Dengan adanya upaya ini keefektifan pembelajaran
guru dapat terus ditingkatkan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, diharapkan guru berkeinginan
untuk terus memahami peserta didik, merancang pembelajaran dan
menyusun program pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta didik,
serta melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan melakukan evaluasi
106
berbagai upaya ini akan dapat mengoptimalkan produktivitas kerja guru di
sekolah.
2. Untuk meningkatkan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala
sekolah, diharapkan kepada kepala sekolah bersedia untuk terus
meningkatkan kompetensinya dalam memimpin sekolah. Selain itu
diharapkan peran serta kepala sekolah meningkatkan komitmen kerja guru
melalui tindakan-tindakan yang tepat, seperti: menciptakan dan memelihara
hubungan yang positif dengan guru dan pegawai sekolah, dan terus
melibatkan guru dalam mendukung program sekolah. Dengan adanya upaya
ini, gaya kepemimpinan kepala sekolah akan menjadi semakin baik, yang
akan mendukung keefektifan pembelajaran guru nantinya.
3. Untuk meningkatkan iklim sekolah, diharapkan keinginan pihak sekolah
untuk terus berupaya menciptakan iklim organisasi yang baik di sekolah.
Iklim organisasi yang baik akan dapat mendukung tugas guru dalam bekerja
di sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan pihak sekolah dalam
meningkatkan iklim organisasi sekolah adalah: memberikan dukungan dari
pihak sekolah terhadap kegiatan yang dilakukan guru. Dengan adanya upaya
ini, iklim organisasi sekolah akan menjadi semakin baik, yang akan
mendukung keefektifan pembelajaran guru nantinya.
4. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, disarankan pihak sekolah
berkeinginan untuk melakukan perbaikan dalam hal kompetensi pedagogik,
persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan
107
Dengan upaya ini diharapkan akan terus tumbuh dan berkembang baik
keefektifan pembelajaran guru di sekolah.
5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara
kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala
sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guna
67
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Brahmasari, Ida Ayu. dan Peniel Siregar. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Central Proteinaprima Tbk”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 7, Nomor 1, Februari 2009
Davis, Keith dan Newstrom. 1999.Perilaku Organisasi, Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Davis dan Thomas. 1989. Effective Schools and Effective Teachers. Needham Heights: Allyn and Bacon
Hamalik Oemar. 1994. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara
Handoko, Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Hay, I. Transformational Leadership: Characteristics and Criticisme. School of Geography, Population and Environmental Management Flinders University. Diakses dari http:// www.weleadinlearning.org/transforma-tionalleadership.htmdiakses 20 Januari 2013
Ivancevich. J.M. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama
Lin, Rulin. dkk. 2010. “The Relationship between Teacher Quality and Teaching Effectiveness Perceived by Students from Industrial Vocayional High Schools”.Asian Journal of Arts and Sciences, Vol. 1, No. 2, pp. 167-187
Maduratna, Munika. 2013. ”Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Guru dan Pegawai di Sekolah Dasar Negeri 015 Samarinda”.eJournal Administrasi Negeri, 2013, 1 (1): 70-84
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muriman S, Chairul dkk. 2008. ”Pengaruh Iklim Organisasi dan Stress Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, Nomor1, April 2008
68
Robbins, Stephen P. 2006.Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat
Sagala, Syaiful. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
____________. 2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Salamah. 2004. “Efektivitas Guru Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta”. Jurnal Dinamika Pendidikan, Juni 2004 volume 2 Nomor 2:79-155
Sanjaya, Wina. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja Serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”.Ragam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2009
Stronge, James H. 2013.Kompetensi Guru-Guru Efektif. Jakarta: Indeks
Sudjana. 2002.Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukadi. 2003. “Efektivitas Pengajaran Dalam Mencapai Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”.Laporan Penelitian.
Sumarsan, Thomas. 2010.Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Indeks
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Sutisna, O. 1993. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa
Sutikno, Sobry. 2005. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Mataram: NTP Press
Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara