• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK, PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN IKLIM SEKOLAH DENGAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ACEH TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK, PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN IKLIM SEKOLAH DENGAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ACEH TIMUR."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK, PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN

IKLIM SEKOLAH DENGAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ACEH TIMUR

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

ISKANDAR HARAHAP NIM. 08116132008

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK, PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN

IKLIM SEKOLAH DENGAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ACEH TIMUR

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

ISKANDAR HARAHAP NIM. 08116132008

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ISKANDAR HARAHAP. NIM. 8106132040. Hubungan Kompetensi Pedagogik, Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Pembelajaran Guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini di

buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan

pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Dalam penelitian ini peneliti

ingin mengkaji tentang: (1) hubungan kompetensi pedagogik dengan keefektifan

pembelajaran; (2) hubungan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah dengan keefektifan pembelajaran; (3) hubungan iklim sekolah dengan

keefektifan pembelajaran; dan (4) hubungan kompetensi pedagogik, persepsi guru

terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan

pembelajaran. Hal ini dilakukan penulis dikarenakan makin turunnya keefektifan

guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, yang menyebabkan kurangnya mutu

pendidikan di Kabupaten Aceh Timur.

Dalam menyusun tulisan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini

dapat diselesaikan berkat bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak

baik secara moril maupun materil. Kiranya bantuan, masukan-masukan serta saran

yang diberikan akan dibalas Allah SWT dengan kebajikan yang berlipat ganda. Untuk

itu, penulis mengucapkan rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan pada

Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., sebagai Ketua Prodi Administrasi

Pendidikan sekaligus pembimbing I, Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si., sebagai

pembimbing II, yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan motivasi

kepada penulis. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan pada Bapak Prof.

Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd., dan Bapak Dr.

Yasaratodo Wau, M.Pd., sebagai narasumber, yang begitu banyak memberikan

(8)

Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta

seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam studi,

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., Selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan beserta staff yang banyak memberikan kontribusi

dalam menyelesaikan studi penulis,

3. Seluruh teman angkatan XX/B Prodi Administrasi Pendidikan Program Pasca

Sarjana Universitas Negeri Medan yang senantiasa dalam suka dan duka terus

bekerja sama dengan penulis dalam menyelesaikan studi,

4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur beserta staf yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian tesis ini,

5. Seluruh kepala sekolah SMA negeri di Kabupaten Aceh Timur yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu beserta seluruh rekan-rekan dewan guru yang

berkontribusi banyak dalam penelitian tesis ini,

6. Ayahanda Rasyidin Harahap dan Ibunda Nurasiah Nasution sosok yang

memberikan teladan, seluruh abanganda dan kakanda serta adinda yang

senantiasa memberikan motivasi serta do’a dalam menyelesaikan studi penulis.

Akhirnya buat istri tercinta Suherni, S.Pd., dan ananda Maulidana

Hidayatullah Harahap dalam suasana bagaimanapun kalian terus memberikan yang

terbaik pada penulis, tesis ini merupakan wujud dari bakti kalian kepada penulis.

Terima kasih yang tiada terhingga dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan

ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.

Medan, Februari 2014 Penulis,

(9)

v A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Keefektifan Pembelajaran ... 11

2. Kompetensi Pedagogik... 17

3. Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 30

4. Iklim Sekolah ... 34

5. Penelitian yang Relevan ... 39

B. Kerangka Berpikir... 40

1. Hubungan antara Kompetensi Pedagogik dengan Keefektifan Pembelajaran... 40

2. Hubungan antara Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Keefektifan Pembelajaran... 40

3. Hubungan antara Iklim Sekolah dengan Keefektifan Pembelajaran... 41

4. Hubungan antara Kompetensi Pedagogik, Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Iklim Sekolah dengan Keefektifan Pembelajaran ... 41

(10)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 44

B. Metode Penelitian ... 44

C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian... 44

D. Populasi dan Sampel ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data... 49

F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 58

G. Hipotesis Statistik ... 65

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian... 66

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 71

C. Uji Persyaratan Analisis... 74

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 84

E. Temuan Penelitian ... 88

F. Pembahasan Penelitian ... 92

G. Keterbatasan Penelitian... 94

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 97

B. Implikasi ... 98

C. Saran ... 99

(11)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Angket Keefektifan Pembelajaran ... 51

2. Kisi-kisi Instrumen Angket Kompetensi Pedagogik... 52

3. Kisi-kisi Instrumen Angket Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 53

4. Kisi-kisi Instrumen Angket Iklim Sekolah ... 54

5. Distribusi Frekuensi Skor Keefektifan Pembelajaran ... 66

6. Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Pedagogik ... 68

7. Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 69

8. Distribusi Frekuensi Skor Iklim Sekolah ... 70

9. Tingkat Kecenderungan Variabel Keefektifan Pembelajaran... 72

10. Tingkat Kecenderungan Variabel Kompetensi Pedagogik ... 72

11. Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 73

12. Tingkat Kecenderungan Variabel Iklim Sekolah... 74

13. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X1... 75

14. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X2... 76

15. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X3... 78

16. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian... 80

17. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian ... 81

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian... 43

2. Histogram Skor Keefektifan Pembelajaran... 67

3. Histogram Skor Kompetensi Pedagogik ... 68

4. Histogram Skor Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah... 70

5. Histogram Skor Iklim Sekolah... 71

6. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan Y... 76

7. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan Y... 77

8. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X3dengan Y... 79

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Instrumen Angket... 108

2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket keefektifan pembelajaran ... 115

3. Perhitungan Validitas Instrumen Angket keefektifan pembelajaran ... 116

4. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket keefektifan pembelajaran... 118

5. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket kompetensi pedagogik... 121

6. Perhitungan Validitas Instrumen Angket kompetensi pedagogik ... 122

7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket kompetensi pedagogik ... 124

8. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ... 127

9. Perhitungan Validitas Instrumen Angket persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ... 128

10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah ... 130

11. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket iklim sekolah ... 133

12. Perhitungan Validitas Instrumen Angket iklim sekolah ... 134

13. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket iklim sekolah ... 136

14. Data Variabel Penelitian ... 139

15. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 142

16. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel Penelitian ... 150

17. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 153

18. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 165

19. Uji Homogenitas Varians Data ... 172

20. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda Variabel kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran ... 183

21. Uji Independen antar Variabel Bebas... 187

22. Perhitungan Korelasi Sederana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat. 190 23. Perhitungan Korelasi Parsial Antara Variabel Penelitian ... 193

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka upaya yang

paling strategis adalah melalui pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses

pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya,

maka diperlukan tenaga-tenaga pengajar yang memadai, berkualitas dan yang

memiliki efektivitas kerja yang tinggi. Dengan harapan dapat menciptakan

siswa-siswa yang mampu bekerja di masyarakat nantinya.

Ketidakberhasilan siswa dalam belajar ditujukan kepada pihak

sekolah bahkan lebih khusus ditujukan kepada pihak guru. Tanpa memandang

siswa sebagai masukan dalam proses pendidikan, sering sekali guru

dipersalahkan karena tidak mampu menjadi guru yang sebenarnya. Dalam arti

guru tidak mampu mengajar secara efektif dalam mengorganisasikan proses

belajar mengajar di dalam kelas. Sehingga tujuan pengajaran yang sudah

dibakukan dalam kurikulum dan silabus tidak tercapai.

Ketidakmampuan guru tersebut apabila ditelusuri mungkin menjadi

masalah yang kompleks. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam

kegiatan proses belajar mengajar, baik yang bersifat internal maupun

eksternal. Tetapi yang jelas dalam hal ini, apakah guru tersebut dalam

(15)

2

Perdebatan mengenai kualitas pengajaran guru, dilontarkan oleh

pakar pendidikan maupun masyarakat umum. Mereka menyoroti profesional

guru sebagai tenaga pengajar yang tidak sepenuhnya dijalani. Pendapat ini

mengarah kepada menurunnya kinerja guru yang menyebabkan tidak

efektifnya pengajaran, sehingga ketercapaian kompetensi siswa dalam

pemahaman materi pelajaran kurang baik.

Efektivitas pengajaran dapat ditentukan oleh guru yang efektif di

dalam kelas. Menurut Davis dan Thomas (1989), paling tidak ada empat

kelompok besar ciri guru yang efektif, yaitu: (1) memiliki kemampuan yang

terkait dengan iklim belajar di kelas; (2) memiliki kemampuan yang terkait

dengan strategi manajemen pembelajaran; (3) memiliki kemampuan yang

terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan penguatan

(reinforcement); dan (4) memiliki kemampuan yang terkait dengan

peningkatan diri.

Sardiman (2001) mengemukakan:

Keefektifan pengajaran didukung oleh komponen pengajaran yang dilakukan oleh guru dan kemampuan guru dalam mengajar. Komponen tersebut meliputi: perencanaan pengajaran, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan evaluasi. Kemampuan guru mengajar terkait erat dengan standar kompetensi guru yang dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawab sebagai profesi keguruan.

Berkaitan dengan hal tersebut maka sebenarnya guru memiliki

peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar.

(16)

3

dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi

dan tanggung jawabnya.

Kenyataan yang diperoleh melalui observasi yang peneliti lakukan

pada bulan April – Juni 2013 di beberapa SMA Negeri di Kabupaten Aceh

Timur menunjukkan guru belum efektif dalam mengajar. Informasi yang

peneliti dapatkan melalui kepala sekolah diperoleh bahwa sekolah mengalami

masalah dalam cara guru mengajar di kelas. Hasil supervisi pengawas pada

bulan Juni 2013 di beberapa SMA Negeri, seperti: SMA Negeri 1 Peureulak,

SMA Negeri 1 Julok, SMA Negeri Sungai Raya, dan SMA Negeri Bireuen

Bayen menunjukkan: (1) sekitar 45% guru masuk mengajar tidak membawa

RPP; (2) sekitar 75% guru melakukan pengajaran tidak sesuai dengan RPP

yang telah disusunnya; (3) sekitar 40% guru terlambat menyerahkan laporan

hasil belajar siswa; dan (4) sekitar 80% guru tidak melakukan remedial pada

siswa yang tidak memenuhi standar kelulusan kelas. Dari hasil ini,

disimpulkan bahwa guru belum efektif dalam melaksanakan tugas

pembelajarannya.

Hasil penelitian Salamah (2004:2) mengemukakan bahwa guru yang

efektif adalah guru yang mampu mewujudkan perilaku mengajar yang baik,

dan guru yang baik adalah guru yang efektif pengajarannya. Oleh karena itu

guru yang efektif akan memiliki kemampuan mengajar yang efektif. Jika guru

mampu mewujudkan kemampuan mengajar yang efektif berarti ia dapat

mencapai efektivitas pengajaran. Guru yang efektif pada umumnya

(17)

4

(1989:47) mengatakan bahwa waktu yang digunakan oleh guru untuk kegiatan

akademik merupakan ciri guru efektif. Sedangkan Rosenskine dan Steven

(1996:96) mengemukakan efektivitas guru ditandai oleh enam kegiatan yang

harus dilakukan guru yaitu: (1) melaksanakan evaluasi harian; (2) menyajikan

materi pembelajaran baru; (3) memberikan petunjuk praktis untuk menguasai

materi; (4) memberikan feedback dan koreksi; (5) memberi tugas-tugas

mandiri; dan (6) melaksanakan evaluasi mingguan dan bulanan.

Keberhasilan guru dalam mengajar tentunya perlu didukung oleh

berbagai faktor, misalnya latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar,

pendidikan dan latihan, kondisi lingkungan dan fasilitas yang ada disekolah.

Latar belakang pendidikan menurut Finch (1988) merupakan faktor penentu

keberhasilan seseorang dalam mengajar dalam pendidikan kejuruan.

Pengalaman seseorang yang bekerja dibidangnya merupakan aspek yang dapat

meningkatkan kemampuan seseorang. Apabila seorang guru lebih lama

menekuni pekerjaan dan memberi perhatian serius terhadap dunia pendidikan

khususnya pengajaran, maka kemampuan mengajarnya akan semakin lebih

baik (Martua dalam Sukadi, 2003).

Kemampuan seseorang yang harus dimiliki apabila berkeinginan

menjadi guru meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan

agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Dalam Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional

guru memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

(18)

5

bidang tugas, baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik guru

adalah salah satu yang dapat mempengaruhi efektifitas guru. Hasil penelitian

Lin dkk (2010) mengemukakan bahwa kualitas/ kompetensi guru

mempengaruhi efektivitas guru mengajar. Profesionalitas guru tersebut

merupakan salah satu faktor penting yang sangat dibutuhkan, agar sekolah

dapat menyusun berbagai pengembangan yang diperlukan untuk mencapai

tujuan dalam bidang pendidikan.

Menurut Agung (2012:81) terdapat empat unsur penting yang perlu

diperhatikan dalam peningkatan kompetensi pedagogik: (1) pengelolaan

pembelajaran; (2) pengembangan strategi pembelajaran; (3) pengembangan

diri secara berkelanjutan; dan (4) pemanfaatan dan refleksi hasil kerja.

Pengelolaan pembelajaran secara sederhana dapat diartikan kegiatan guru

dalam merencanakan pembelajaran melaksakan pembelajaran dan penilaian.

Dalam pengelolaan pembelajaran, guru harus memperhatikan aspek yang

terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tersebut,

antara lain perhatian guru terhadap kemampuan dan karakteisttik murid,

penguasaan teori, pengembangan kurikulum, pengelolaan kelas,

pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan

penilaian.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

(19)

6

(1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; (7) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; dan (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Dalam lingkungan sekolah, pelaksanaan mengajar guru tidak terlepas

dari peran serta kepala sekolah sebagai pimpinan. Kepala sekolah sebagai

pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing setiap guru untuk

bekerja dengan baik. Seringnya kepala sekolah meninggalkan sekolah dengan

alasan ke Kantor Dinas Pendidikan, mengikuti pelatihan/workshop, dan

sebagainya dapat memberikan hasil negatif bagi kinerja guru-gurunya di

sekolah. Selain itu, masih ada terjadi seorang kepala sekolah terlihat kejam

dan angkuh dalam memberikan tugas kepada guru tanpa melihat guru tersebut

senang atau tidak.

Hasil penelitian Maduratna (2013:83), Brahmasari (2009:86)

memberikan gambaran bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan

pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja guru. Artinya, apabila

guru telah mampu dan mau bekerja dalam penyelesaian tugas secara efektif

maka disarankan kepemimpinan yang diperlukan adalah mempertahankan

orientasi tugas dan memperbesar orientasi hubungan. Dari hasil penelitian di

(20)

7

kepala sekolah. Sagala (2009:172) mengemukakan sifat kepemimpinan kepala

sekolah terhadap usaha pengajaran membawa pengaruh positif dan negatif

terhadap guru, konselor, dan profesi kependidikan lainnya.

Dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, guru selalu berorientasi

dengan seluruh civitas sekolah. Sudah menjadi pemandangan umum guru

harus mengikut tradisi yang ada di sekolah, baik dalam bergaul maupun

bekerja (mengajar di kelas). Banyak kelalaian yang dikerjakan guru (seperti:

terus berbicara dengan rekan guru walaupun waktu sudah masuk, mampir

sebentar di kantin sekolah saat mengajar, berbicara dengan guru lain di luar

kelas) sudah menjadi iklim kerja di sekolah tersebut. Hal ini mengindikasikan

efektivitas mengajar guru sulit untuk dimaksimalkan bila iklim kerja di

sekolah tersebut tidak mendukung atau mencerminkan sebagai organisasi

tempat belajar.

Hasil penelitian yang dilakukan Siwantara (2009:183) dan Muriman

dkk (2008:94) menyatakan bahwa iklim sekolah mempengaruhi kinerja

seseorang. Iklim sekolah yang baik terlihat dengan adanya rasa aman,

nyaman, dan merasa ikut memiliki yang membuat personil merasa dihargai

dan terdorong untuk memberikan yang terbaik sehingga kinerjanya meningkat

dari waktu ke waktu.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merencanakan melakukan penelitian

yang berjudul: Hubungan antara kompetensi pedagogik, persepsi guru

terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan

(21)

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut: (1) faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan

pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (2) bagaimana

keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur;

(3) bagaimana kompetensi pedagogik dalam meningkatkan keefektifan

pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (4) bagaimana

persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam

meningkatkan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh

Timur; (5) bagaimana iklim sekolah dalam meningkatkan keefektifan

pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (6) apakah

terdapat hubungan antara kompetensi pedagogik dengan keefektifan

pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (7) apakah

terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah dengan terhadap keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di

Kabupaten Aceh Timur; (8) apakah terdapat hubungan antara iklim sekolah

dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh

Timur; dan (9) apakah terdapat hubungan antara kompetensi pedagogik,

persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah

dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh

(22)

9

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

masalah utama dalam penelitian ini dibatasi hanya berkaitan dengan

kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran. Sedangkan guru

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru-guru PNS yang bekerja pada

SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi

pedagogik dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di

Kabupaten Aceh Timur?

2. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru

terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan terhadap keefektifan

pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur?

3. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara iklim sekolah

dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh

Timur?

4. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi

pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah,

dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di

(23)

10

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat:

1. Hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan

keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

2. Hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru terhadap gaya

kepemimpinan kepala sekolah dengan terhadap keefektifan pembelajaran

guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

3. Hubungan positif dan signifikan antara iklim sekolah dengan keefektifan

pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

4. Hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik, persepsi

guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah

dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh

Timur.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam

meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan keefektifan

(24)

11

2) Sebagai bahan masukan dalam melihat hubungan kompetensi

pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru.

b. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki kompetensi pedagogik

guru sekolah.

2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan

keefektifan pembelajaran guru di sekolah.

c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kompetensi

pedagogik guru, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah, dan iklim sekolah dalam mendukung peningkatan keefektifan

pembelajaran guru di sekolah.

d. Bagi Peneliti Lain

Memberikan pengetahuan tentang cara penulisan tesis dengan baik dan

(25)

102 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi

pedagogik dengan keefektifan pembelajaran pada guru SMA Negeri di

Kabupaten Aceh Timur, artinya semakin baik kompetensi pedagogik

maka semakin baik juga keefektifan pembelajaran pada guru SMA

Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara persepsi guru

terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan keefektifan

pembelajaran pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur, artinya

semakin baik persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah

maka semakin baik juga keefektifan pembelajaran pada guru SMA

Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara antara iklim

sekolah dengan keefektifan pembelajaran pada guru SMA Negeri di

Kabupaten Aceh Timur, artinya semakin baik iklim sekolah maka

semakin baik juga keefektifan pembelajaran pada guru SMA Negeri di

(26)

103

4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi

pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah,

dan iklim sekolah secara bersama-sama dengan keefektifan pembelajaran

pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur, artinya semakin baik

kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan

kepala sekolah, dan iklim sekolah maka semakin baik juga keefektifan

pembelajaran pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya

meningkatkan keefektifan pembelajaran adalah dengan meningkatkan

kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan

guru membimbing dan mengarahkan siswa melalui prinsip-prinsip

pendidikan dalam pembelajaran di kelas secara benar sesuai tujuan

pendidikan. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dapat dilakukan

beberapa upaya, di antaranya: mengenal karakteristik dan potensi peserta

didik, menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif,

merencanakan dan mengembangkan kurikulum, melaksanakan

pembelajaran yang efektif, dan menilai dan mengevaluasi pembelajaran.

(27)

104

Nantinya hal ini akan dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam bekerja

di sekolah.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya

meningkatkan keefektifan pembelajaran adalah dengan meningkatkan

persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah. Persepsi guru

terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan pola perilaku yang

sering diterapkan pemimpin untuk mempengaruhi dan mendorong guru dan

pegawai dalam rangka mencapai tujuan sekolah ke arah yang lebih baik.

Dalam hal ini kepala sekolah harus melakukan upaya-upaya tertentu dalam

meningkatkan kinerja mengajar guru. Upaya yang dapat dilakukan kepala

sekolah di antaranya: bersedia menerima kritik yang konstruktif,

menciptakan dan memelihara hubungan yang positif dengan guru dan

personel lainnya, menciptakan hubungan yang positif dengan masyarakat,

dan mendukung program sekolah Upaya dari kepala sekolah ini diharapkan

dapat meningkatkan kepemimpinannya dalam mendukung peningkatan

kinerja mengajar guru.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya

meningkatkan keefektifan pembelajaran adalah dengan meningkatkan iklim

sekolah. Iklim sekolah merupakan situasi di dalam sekolah yang dirasakan

guru dalam mendukung proses pencapaian tujuan bersama di sekolah.

Dalam hal ini peningkatan iklim sekolah dapat ditingkatkan dengan:

memperjelas struktur yang ada di sekolah, menerapkan standar-standar

(28)

105

memberikan penghargaan, menciptakan suasana saling mendukung, dan

menjaga komitmen terhadap sekolah. Upaya ini diharapkan dapat

meningkatkan perkembangan iklim sekolah ke arah yang lebih baik dalam

mendukung peningkatan kinerja mengajar guru.

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya

meningkatkan keefektifan pembelajaran adalah dengan meningkatkan

kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah, dan iklim sekolah. Beberapa hal yang dapat dilakukan pihak

sekolah dalam upaya peningkatan komitmen kerja guru di antaranya dengan

menumbuhkan: keinginan kuat dari guru untuk tetap menjadi anggota

sekolah dan kesediaan guru untuk berusaha sebaik mungkin demi

kepentingan sekolah. Dengan adanya upaya ini keefektifan pembelajaran

guru dapat terus ditingkatkan.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, diharapkan guru berkeinginan

untuk terus memahami peserta didik, merancang pembelajaran dan

menyusun program pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta didik,

serta melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan melakukan evaluasi

(29)

106

berbagai upaya ini akan dapat mengoptimalkan produktivitas kerja guru di

sekolah.

2. Untuk meningkatkan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah, diharapkan kepada kepala sekolah bersedia untuk terus

meningkatkan kompetensinya dalam memimpin sekolah. Selain itu

diharapkan peran serta kepala sekolah meningkatkan komitmen kerja guru

melalui tindakan-tindakan yang tepat, seperti: menciptakan dan memelihara

hubungan yang positif dengan guru dan pegawai sekolah, dan terus

melibatkan guru dalam mendukung program sekolah. Dengan adanya upaya

ini, gaya kepemimpinan kepala sekolah akan menjadi semakin baik, yang

akan mendukung keefektifan pembelajaran guru nantinya.

3. Untuk meningkatkan iklim sekolah, diharapkan keinginan pihak sekolah

untuk terus berupaya menciptakan iklim organisasi yang baik di sekolah.

Iklim organisasi yang baik akan dapat mendukung tugas guru dalam bekerja

di sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan pihak sekolah dalam

meningkatkan iklim organisasi sekolah adalah: memberikan dukungan dari

pihak sekolah terhadap kegiatan yang dilakukan guru. Dengan adanya upaya

ini, iklim organisasi sekolah akan menjadi semakin baik, yang akan

mendukung keefektifan pembelajaran guru nantinya.

4. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, disarankan pihak sekolah

berkeinginan untuk melakukan perbaikan dalam hal kompetensi pedagogik,

persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan

(30)

107

Dengan upaya ini diharapkan akan terus tumbuh dan berkembang baik

keefektifan pembelajaran guru di sekolah.

5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara

kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala

sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guna

(31)

67

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Brahmasari, Ida Ayu. dan Peniel Siregar. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Central Proteinaprima Tbk”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 7, Nomor 1, Februari 2009

Davis, Keith dan Newstrom. 1999.Perilaku Organisasi, Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Davis dan Thomas. 1989. Effective Schools and Effective Teachers. Needham Heights: Allyn and Bacon

Hamalik Oemar. 1994. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hay, I. Transformational Leadership: Characteristics and Criticisme. School of Geography, Population and Environmental Management Flinders University. Diakses dari http:// www.weleadinlearning.org/transforma-tionalleadership.htmdiakses 20 Januari 2013

Ivancevich. J.M. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama

Lin, Rulin. dkk. 2010. “The Relationship between Teacher Quality and Teaching Effectiveness Perceived by Students from Industrial Vocayional High Schools”.Asian Journal of Arts and Sciences, Vol. 1, No. 2, pp. 167-187

Maduratna, Munika. 2013. ”Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Guru dan Pegawai di Sekolah Dasar Negeri 015 Samarinda”.eJournal Administrasi Negeri, 2013, 1 (1): 70-84

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muriman S, Chairul dkk. 2008. ”Pengaruh Iklim Organisasi dan Stress Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, Nomor1, April 2008

(32)

68

Robbins, Stephen P. 2006.Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat

Sagala, Syaiful. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

____________. 2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Salamah. 2004. “Efektivitas Guru Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta”. Jurnal Dinamika Pendidikan, Juni 2004 volume 2 Nomor 2:79-155

Sanjaya, Wina. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja Serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”.Ragam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2009

Stronge, James H. 2013.Kompetensi Guru-Guru Efektif. Jakarta: Indeks

Sudjana. 2002.Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukadi. 2003. “Efektivitas Pengajaran Dalam Mencapai Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”.Laporan Penelitian.

Sumarsan, Thomas. 2010.Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Indeks

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sutisna, O. 1993. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa

Sutikno, Sobry. 2005. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Mataram: NTP Press

Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman vegetatif, tinggi tanaman generatif, tinggi runduk, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, diameter batang, panjang ruas

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Umum/Nilai. Oleh : Wilodati

Persoalan yang sering muncul dalam pengaturan kewenangan bidang perindustrian pasca otonomi daerah di Propinsi DIY (Kota Yogyakarta & Kabupaten Sleman) adalah dalam

Pembuktian kualifikasi dilakukan oleh direktur atau yang mewakili (orang yang mewakili diwajibkan membawa surat tugas dan/atau surat kuasa).. Apabila Saudara tidak hadir

Demikian pula dengan hasil penelitian (Leary, 1983) yang menyatakan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam pengukuran ketakuatan dalam situasi sosial dibanding

[r]

Dengan demikian, pembelajaran dengan model Talking Stick murni berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan, maka peneliti tertarik