Agung Bagas Istanto, 2015
PEMBINAAN NARAPIDANA MELALUI PROGRAM PELATIHAN KONVEKSI UNTUK MENUMBUHKAN JIWA BERWIRAUSAHA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang Pembinaan Narapidana melalui program
Pelatihan Konveksi maka dapat diambil simpulan sesuai dengan rumusan masalah
yang ditentukan sebagai berikut:
1. Apa yang dilakukan Pembina dan instruktur dalam pelatihan di Lembaga
Pemasyarakatan Sukamiskin sudah sesuai dengan konsep pendekatan peserta
didik untuk melaksanakan sistem pembinaan agar mempermudah tercapainya
target dan sasaran dalam membina Warga Binaan dan dalam proses
pengelolaan pelatihan yang dilakukan oleh LAPAS sudah sesuai dengan
bagaimana bentuk pengelolaan pelatihan.
2. Minat jiwa berwirausaha dalam pelatihan konveksi di Lembaga
Pemasyarakatan Sukamiskin sebagian besar warga binaan sudah menyadari
bahwa dengan berwirausaha dapat berperan aktif dalam pembangunan
masyarakat memiliki kesadaran untuk terus meningkatkan kemampuan setelah
bebas dan tidak begitu saja melupakannya ketika keluar dari LAPAS.
3. Kekurangan dari program pelatihan konveksi di LAPAS Sukamiskin yaitu
efektifitas pertemuan yang terlalu lama membuat narapidana bosan, standar
lulusan yang telah lulusn jarang menekuni pelatihan konveksi, jumlah
instruktur yang sedikit membuat Narapidana sering melakukan pembelajatan
sendiri, kelebihannya sarana dan perasarana yang menunjang yang bisa
menjadi percontohan untuk LAPAS lain, adanya kerjasama dengan pihak luar
seperti swasta dan adanya proyek borongan pembuatan pakaian dari luar
89
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diajukan rekomendasi untuk para pihak yang
terkait diantaranya adalam sebagai berikut:
1. Narapidana atau Warga Binaan
Warga binaan atau lebih dikenal dengan narapidana merupakan seseorang
yang telah ditetapkan hukum bersalah melanggar peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat warga binaan yang
memiliki memiliki jiwa berwirausaha setelah keluar didominasi oleh yang
berpendidikan tinggi dan juga yang sebelumnya pernah berwirausaha.
Sehingga diharapkan semua warga binaan memiliki kesadaran untuk terus
meningkatkan kemampuan dan tidak begitu saja melupakannya ketika keluar dari
Lapas, namun memanfaatkannya dan mengexplorasi dengan membuka usaha.
Sehingga, diharpakan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan juga membuka
kesempatan bekerja untuk orang lain dari seorang mantan narapidana.
2. Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Klas IA Bandung
Diharapkan lembaga dapat menambah banyak variasi keterampilan yang
bersifat sederhana namun berdampak besar. Selain itu diadakannya kegiatan rutin
untuk aspek administrasi dalam membuka usaha tidak hanya bersifat praktis
penguasaan keterampilan. Dan yang tak kalah penting adalah evaluasi secara
berkala terhadap kinerja warga binaan dengan melibatkan warga binaan secara
langsung.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi para peneliti selanjutnya
yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih mengenai Program Pelatihan di LAPAS
Agung Bagas Istanto, 2015
PEMBINAAN NARAPIDANA MELALUI PROGRAM PELATIHAN KONVEKSI UNTUK MENUMBUHKAN JIWA BERWIRAUSAHA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka Buku-buku
Ali. M. (1985).Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
Arifin, (2006).Model Implementasi Pendidikan Kesadaran Hukum Bagi Anak
Didik Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanggerang,
Bandung: SPS UPI.
Arikunto.(1986). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Arikunto. (2003). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahtiar, Yoyoh. (2010). Modul 1 Konsep Kewirausahaan. Tidak Diterbitkan. [Online]. Tersedia: http://modul-1-konsep-kewirausahaan-2765.html [10 Nopember 2014]
Buchari Alma. (2004). Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta: 370-385
Bratadinata (2007).Strategi Pembinaan Narapidana Residivis Di Lembaga
Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung Dan Lembaga Pemasyarakatan Banceuy Bandung. Jakarta: Pascasarjana UI
Djudju Sudjana. 1992. Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.
Garna, J. K. (1996)Ilmu-IlmuSosial, Dasar –Konsep-Posisi, Bandung: PPS
UNPAD
Harsono Hs, C.I. 1995. Sistem Baru Pembinaan Narapidana, Solo:Djambatan
Hamzah, Andi, (1985). Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika: Jakarta,
Kamil, M 2011.Model Pendidikan Dan Pelatihan (Konsep Dan Aplikasi). Bandung:Alfabeta
______, (2009). Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan
Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan Jepang). Bandung: Alfabeta.
97
Kartono, Kartini. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju
_______, (2009) Residivis Yang Sukar Disembuhkan. Bandung: CV Mandar Maju
Marzuki, (2012) Saleh, Pendidikan Nonformal: Dimensi Dalam Keaksaraan Fungsional,Pelatihan, Dan Andragogi cetakan kedua,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012
Nasir, M. (2003). MetodePenelitian. Jakarta: GhaliaIndonesi.
Nurwahid. 1995.Usaha Pengembangan Minat Murid SMK Terhadap Kewirausahaan di Kota Semarang (Laporan Penelitian).
Semarang: IKIP Semarang
Prayudha, A.(2007).Esensi Lembaga Pemasyarakatan Sebagai Wadah Pembinaan Narapidana, http//id.worspress.com/tag/makalah
/.press
Priyatno, Dwidja. 2006.Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia. Bandung: PT. Rafika AditamaHamzah andi. Op.cit. hal 9
Santoso. 1993. Lingkungan Tempat Tinggal Menentukan Minat
Berwirausaha. FKIP.UNS (Laporan Penelitian). Surakarta
:UNS
Salam, Dharma Setyawan. (2004). Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta : Penerbit Djambatan
Soemanto, Wasty. 1992. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta .Jakarta : Gunungjati
Sudjana, H. (2001). Pendidikan Luar Sekolah :Wawasan, Sejarah Perkembangan,
Falsafah & Teori Pendukung, serta Asas. Bandung: Falah
Production.
_________,. (2004). (2004), Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Nonformal,
Bandung, Fallah Production
_________, (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (1991). Kepribadian Wirausaha. Jakarta: Bumi Aksara
Sujatno, Bambang. 2011.Hospitality, Secret Skills, and Attitude, and Performance
Agung Bagas Istanto, 2015
PEMBINAAN NARAPIDANA MELALUI PROGRAM PELATIHAN KONVEKSI UNTUK MENUMBUHKAN JIWA BERWIRAUSAHA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Syamsuddin, A. (1997), Pengaruh Kegiatan Keagamaan Terhadap Prilaku Moral
Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung, Bandung: PPS UNPAD
Abdul Mu’in, Toib, Thahir. (1972-1986). Fungsi Dari Lembaga Pemasyarakatan
Ilmu Kalam, Penerbit Widjaya, Jakarta.
Peraturan Perundang-Undangan
UU No. 12 tahun 1995. System Pemindanaan Dalam Tata Peradilan Pidana
UURI No: M.02-PK 04.10 tahun 1991. Tentang Pola Penyelenggaraan
Pendidikan Masyarakat
UURI No: 20 tahun 2003, bab 1 pasal 1. tentang tiga jalur layanan pendidikan
RI No: M.02-PK 04.10 tahun 1991, tentang pola penyelenggaraan Pendidikan
masyarakat
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991, tentang tujuan pendidikan luar
sekolah
Surat Edaran Nomor K.P.10.13/3/1 tanggal 8 Febuari 1965 tentang “Pemasyarakatan sebagai proses di Indonesia”
Keputusan Mentri Kehakiman (no. M. 02. PK. 04 Tahun 1990): Lembaga