• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRIMA YURI AVVENIRE. Penerbit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRIMA YURI AVVENIRE. Penerbit"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PRIMA YURI

AVVENIRE

(3)

AVVENIRE Oleh: Prima Yuri Copyright © 2015 by Prima Yuri

Penerbit Nulisbukudotcom www.nulisbuku.com admin@nulisbuku.com Desain Sampul: Arisky Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com

(4)

Special Thanks To:

Allah S.WT

Mama

Papa

Ega

Mentari Awarantuka

Dinar Putra Laksana

(5)

Daftar Cerita

1.

Tomorrow C

afé 6

2. Engga Enak 27

3. Gemes 43

4. Makan Cake 66

5. Sabotase 93

6. Dilema 126

7. Drama 145

8. Dulu 174

9. Pertemuan 192

10. Avvenire 211

Last 233

Ask Penulis 236

(6)

1

Tomorrow Café

@makanmelulu

Bebek Kremes H. Mumin Jl. Margonda Raya Depok Price: 20k (dada) 18k (paha) Rasa:

++++++++++++++++++ Bebek goreng krispi disajikan dengan sambal mangga ini enak banget. Bebeknya empuk dan gurih. Kremesnya juga kriuk-kriuk. Sambalnya cukup pedes dan ada rasa kecut dari mangga mudanya. Endes!

(7)

Jempol Keyla menekan gambar enter pada layar smartphonenya. Dia bersiul pelan begitu like pertama muncul dalam notifnya. Hanya dalam beberapa detik saja jumlah „like‟ postingannya bertambah. Setelah itu dimasukkannya smartphone ke dalam kantung jaket abu-abunya sambil menunggu follower lainnya me-like postingannya. Tangan yang sebelumnya memegang smartphone beralih menggenggam tiang dekat pintu masuk kereta. Tubuhnya disenderkan ke tiang itu, mulai merasa lelah.

“Udah dipost bebek kemarin?” tanya cewek mungil, sahabatnya, Arini.

“Beres deh!” jawab Keyla mengacungkan jempol gemuknya.

“Kopi yang seminggu lalu juga wajib dipost tuh,” sahut cowok tinggi berkulit gelap. Dia menggendong tas ransel hitam yang terlihat kosong di pundak kiri. Pergelangan tangan kanannya dipenuhi gelang menggenggam tiang yang sama dengan Keyla.

“Gue enggak suka! Pahit banget,” cibir Keyla. “Kalau gue sama Dana sih demen kopi yang begituan,” sahut Arini.

Dana mengangguk. “Emang kurang harum sih baunya, tapi not bad-lah dibanding sama coffee shop

(8)

yang ada di Bogor,” ujarnya memperkuat pernyataan Arini.

“Enggak, enggak! Gue engga mungkin

ngerekomendasiin itu kopi di akun gue kalau gue sendiri aja engga ngerti rasa enaknya dimana. Pembohongan publik namanya,” Keyla bersikukuh.

“Coba café lain aja, yuk, entar pulang kuliah!” seru Arini.

“Café di mana?”

“Dekat stasiun. Setiap hari kita ngelewatin. Tomorrow Café, lagi ada promo mereka buy one get one buat kopi sama tehnya. Baru-baru ini mereka juga nambahin menu cake.”

“Wah, boleh tuh. Dana gimana? Bisa pulang bareng nanti?” tanya Keyla.

“Kelas gue selesai jam empat sih,” jawab Dana. “Ya udah, nanti gue sama Arini duluan ke sana terus lo nyusul.”

“Oke.”

(9)

Rumah itu dulunya dikenal bergaya neo-klasik sampai pemilik terdahulu mewariskan kepada anak-anaknya dan membaginya. Seorang anak ingin mempertahankan wujud asli rumah itu sehingga membelinya dari saudara-saudaranya. Generasi berganti generasi. Rasa ingin mempertahankan sudah tidak ada lagi. Bagian rumah itu pun dijual sedikit demi sedikit.

Pada akhirnya generasi terakhir sadar dan memutuskan untuk tetap mempertahankan rumah induk beserta serambi depan yang paling luas. Dia terkagum akan kekokohan dan keindahan pilar-pilar serambi. Merasa mubazir dengan keindahan itu, ditambahkannya sebuah bar, lemari, sofa, meja-meja, dan kursi-kursi. Pilar-pilar dan dinding dicat ulang. Poster canvas memenuhi dinding dan pilar. Lampu-lampu disusun menggunakan tali sehingga terkesan melayang. Yang paling penting adalah papan bulat besar di depan serambi bertuliskan Tomorrow Café.

Sudah lima puluh tahun semenjak café itu pertama kali berdiri. Cucu dari si pemilik akhirnya melanjutkan usaha café itu. Tidak banyak dekorasi yang dirubahnya kecuali sebuah taman kecil di tengah serambi. Beberapa menu hasil kreativitasnya juga ditambahkan termasuk menu cake.

(10)

“Oke, buka cafenya!” seru seorang laki-laki bertubuh tegap penuh semangat. Ia meluruskan kembali lengan kemeja putihnya yang tergulung sehingga menyembunyikan warna kulitnya yang seputih salju. Mata coklatnya melirik pada sudut ruangan. Grandfather clock menunjukkan pukul sepuluh pagi. Tepat jam buka café.

“Ga, biji kopi arabikanya mau habis!” seru barista café itu.

“Iya Dim, gue udah telepon suppliernya kok. Besok katanya datang,” jawab Aga.

“Sip!” ujar Dimas melenggang mengambil apron dan ikat rambut di dapur. Gayanya cukup nyentrik dengan rambut keriting sebahu dan kumis yang dibiarkan tumbuh. Tak lupa topi caplin berwarna hitam menutupi kepalanya.

“Dim, cobain blueberry cheesecake hari ini,” kata Aga menyodorkan potongan cake dengan saus blueberry di atasnya.

Dimas mencuil sedikit dan berkata, “enak kok.” Aga mengacungkan jempol. “Sip!”

(11)

Seorang waitress berkaus pink dengan apron coklat mengetuk pintu dapur. Ia mengintip malu-malu. “Pak Tyaga, maaf, ada yang menunggu di depan,” ujarnya.

Aga mengerutkan kening. Siapa? Ia mengintip dari balik pintu dapur. Matanya menangkap seorang wanita bertubuh layaknya model duduk diantara meja cafenya. Rambutnya panjang dicat merah dan ujung-ujungnya keriting. Aga menghela napas.

“Na, bilangin aja ya saya sibuk di dapur,” kata Aga kepada waitresnya.

Wajah Ana berubah bingung. “Kata mbaknya bakal nunggu sampai selesai,” jawabnya.

“Haduuh,” keluh Aga. Wanita itu sudah hafal dengan alasannya. Ia lalu melirik pada Dimas. “Dim, Cassie kan temen lo. Samperin deh,” ujarnya.

“Enggak mau. Kan dia maunya ketemu sama lo,” jawab Dimas cuek seraya melenggang keluar dapur.

Aga menggeram. “Na, biarin aja deh. Kalau dia tanya bilangin aja saya sampai malam ya dan jangan biarin dia masuk dapur,” perintahnya.

(12)

Aga beralih memandang dapurnya. Bau harum berasal dari oven besar menggelitik hidungnya. Dia tersenyum lebar. Semangatnya kembali. “Let‟s party!” serunya.

***

Keyla mengamati dengan seksama bangunan yang baru dimasukinya. Dia terkagum pada pilar-pilar café. Terlihat sangat cantik. Hanya saja, menurutnya, café itu terlalu sepi. Entah karena tempatnya yang terlalu besar, pengunjungnya yang sedikit, atau keduanya. Padahal katanya cukup terkenal. Mungkin orang sudah mulai jenuh dengan café lama.

“Lucky!” seru Arini tiba-tiba. Pandangannya lurus menatap bar.

“Kenapa?” tanya Keyla.

“Lihat deh, baristanya ganteng yah,” bisik Arini. Keyla memandang lelaki jangkung sedikit berotot yang sedang meracik kopi dibalik meja bar. Menurutnya hanya topi caplin di kepala cowok itu yang menarik. “Oh,” ujarnya seraya mengalihkan pandangan tanpa merasa tertarik. Lalu matanya tidak sengaja malah terhenti pada wanita cantik yang duduk tak jauh dari mejanya. Hanya beda dua meja dengannya.

(13)

“Ri, itu bukannya Cassie ya?” bisiknya menatap lurus ke balik punggung Arini.

Arini melempar pulpennya ke belakang lalu berpura-pura memungutnya. Matanya mencuri-curi pandang ke meja seberang. Tingkahnya memang patut diapresiasi demi memenuhi hasrat keponya.

“Eh iya Key, betulan Cassie. Udah lama engga lihat di kampus,” Arini balas berbisik.

“Duh cantik banget yah,” kata Keyla memandang iri.

“Model bro, jelaslah!”

“Permisi! Oolong tea dan Americano ya,” seorang waiter tiba-tiba datang dan mengalihkan perhatian mereka.

“Iya, makasih ya mas!” jawab Keyla.

“Ah dan blueberry cheesecake,” waiter itu menambahkan seraya menaruh piring kecil dengan cake berbentuk segitiga di atasnya.

Keyla menatap takjub cheesecake dengan tiga lapisan. Lapisan pertama berwarna putih kekuningan layaknya cheesecake pada umumnya, lapisan kedua cheesecake berwarna biru muda, dan lapisan ketiga

(14)

beserta sausnya melimpah di atasnya. Cantik sekali. Tidak sampai disitu, sebuah tulisan „have a good day‟ di atas piring mengggunakan saus coklat membuat senyum Keyla melebar.

“Wah yang bikin ini pasti sweet banget deh,” kata Arini turut berdecak kagum.

“Foto dulu deh biar kekinian,” kata Keyla seraya mengeluarkan smartphonenya.

“Yee, itu kan emang kerjaan lo,” cibir Arini. Klik!

Keyla memandang hasil jepretannya lalu

tersenyum. Layaknya anak muda pada umumnya yang lebih senang tersenyum pada layar smartphone dibanding orang sekitarnya. Untung saja Keyla tidak datang sendirian.

“Kelihatannya enak. Mau coba engga? Berdua sama gue,” tanya Keyla setelah memasukkan smartphone ke dalam kantung jaketnya.

Arini menggeleng. “Sorry, gue engga suka makanan manis,” jawabnya.

“Ya udah,” kata Keyla cuek seraya menyendokan potongan cake ke dalam mulutnya.

(15)

“Tambah gembul lo!”

Keyla mencibir. Tiba-tiba ekspresinya mendadak berubah. “Bleh!” serunya.

“Kenapa?”

“Enggak enak! Ini apaan coba?” tatapan kagum berubah menjadi tatapan sinis kepada cheesecake di hadapannya.

“Masa sih?” kata Arini penasaran dan langsung menyendoknya tanpa izin.

“Enggak enak kan?”

Arini mengangguk sambil berpikir. “Y-yah manis banget, tapi kalau yang suka manis paling suka-suka aja. Rasanya engga se-enggak enak ekspresi lo. Bisa dimakan,” jawabnya.

“Haduh, gue minum teh aja deh,” kata Keyla seraya menyeruput gelas merah besarnya.

“Mau nyoba kopi gue?” “Espresso?”

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat keras alat penggolongan darah ABO metode slide berbasis ATmega16 yang terdiri dari rangkaian sensor photodioda, rangkaian catu daya, rangkaian driver motor

Dari hasil post test setelah pelatihan, 14 peserta memahami materi yang telah disampaikan oleh pemateri dan dalam pendampingan petani buah naga dengan antusias

Kata Leenan: Perjanjian antara seorang wanita yang mengikatkan dirinya dengan pihak lain (biasanya suami istri) untuk menjadi hamil dan setelah melahirkan

Mengenai siapa yang menjadi anggota Gapoktan tidak begitu ditegaskan di dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007, namun tersirat dalam suatu

Dalam pendidikan formal, bahasa diajarkan meliputi empat keterampilan berbahasa.Keempat komponen tersebut adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,

Fungsi pelayanan publik inilah yang membuat pajabat tata usaha negara tidak boleh menolak untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan alasan tidak ada

Hasil studi yang dilakukan pada industri manufaktur di Indonesia menunjukkan bahwa sebanyak 7 usahawan atau 6,19% memiliki tujuan untuk menciptakan pasar baru dan memenuhi permintaan

Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa massa adsorben yang digunakan berpengaruh terhadap efisiensi penyisihan Fe pada air gambut.. Hasil analisa pada penelitian