• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menganalisis Organisasi Pergerakan Pada Masa Pendudukan Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menganalisis Organisasi Pergerakan Pada Masa Pendudukan Jepang"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Menganalisis Organisasi

Pergerakan Pada Masa

Pendudukan Jepang

Kelompok 2 DEWI JAYANTI GERY NUGROHO

HIJJATI SUKMANA GADING SITI MARYAM INDRIYATI

TIYA SURYANING TYAS YEK ZEN MUBAROK

(2)

Selama

masa

kependudukan

Jepang, bangsa Indonesia dilarang

membentuk organisasi sendiri.

Akan

tetapi,

Jepang

sendiri

membentuk organisasi-organisasi

bagi rakyat Indonesia dengan

maksud

dipersiapkan

untuk

membantu

Jepang.

Namun

organisasi-organisasi

itu

pada

akhirnya malah berbalik melawan

Jepang.

(3)

Organisasi

Bentukan

(4)

Gerakan 3 A

Usaha pertama kali yang dilakukan Jepang untuk memikat dan mencari

dukungan membantu kemenangannya dalam rangka pembentukan negara Asia Timur Raya adalah Gerakan 3 A yang mempunyai semboyan Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia .

Organisasi tersebut dicanangkan pada 29 April 1942. Gerakan 3 A ini dipimpin oleh Hihosyi Syimizu (propagandis Jepang) dan Mr. Samsudin (Indonesia).

Untuk mendukung gerakan tersebut dibentuklah barisan pemuda dengan nama Pemuda Asia Raya di bawah pimpinan Sukarjo Wiryopranoto dengan

menerbitkan surat kabar Asia Raya.

Adapun untuk menyebarluaskan propaganda, diterbitkan surat kabar Asia Raya.

Tujuan Gerakan Tiga A adalah untuk menanamkan semangat membela Jepang. Jadi, dengan semboyan Jepang (Nippon) cahaya, pelindung,dan pemimpin

Asia, diharapkan rakyat Indonesia mengakui bahwa jepang akan menjadi penerang, pelindung, dan pemimpin bangsa Asia, termasuk Indonesia. • Setelah kedok organisasi ini diketahui, rakyat kehilangan simpati dan

meninggalkan organisasi tersebut. Pada tanggal 20 November 1942, organisasi ini dibubarkan.

(5)
(6)

Pusat Tenaga Rakyat (Poetera)

Pada tanggal 9 Maret 1942, Ir. Soekarno mengumumkan dibentuknya gerakan baru bernama Poesat Tenaga Rakyat (Poetera), yang dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur.

Tujuannya adalah untuk memusatkan segala kekuatan masyarakat untuk membantu Jepang dalam perang. Bagi para pemimpin Indonesia Putera juga bertujuan untuk memperbaiki segala sesuatu yang hancur akibat penjajahan Belanda. Oleh karena itu, Putera juga diberi tugas untuk memperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat. memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia untuk membantu Jepang dalam Perang Asia Pasifik.

(7)
(8)

Organisasi Putera di daerah semakin hari semakin mundur. Hal ini disebabkan, antara lain,

a. keadaan sosial masyarakat di daerah ternyata masih terbelakang, termasuk dalam bidang pendidikan, sehingga kurang maju dan dinamis;

b. keadaan ekonomi masyarakat yang kurang mampu berakibat mereka tidak dapat membiayai gerakan tersebut.

Dalam perkembangannya, Putera lebih banyak dimanfaatkan untuk perjuangan dan kepentingan bangsa Indonesia. Mengetahui hal ini, Jepang membubarkan Putera

(9)

Himpunan Kebaktian Rakyat

Jawa (Jawa Hokokai)

Jepang mendirikan Jawa Hokokai pada tanggal 1 Januari 1944. Organisasi ini diperintah langsung oleh kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan). Latar belakang dibentuknya Jawa Hokokai adalah Jepang menyadari bahwa Putera lebih bermanfaat bagi pihak Indonesia daripada bagi pihak Jepang. Oleh karena itu, Jepang merancang pembentukan organisasi baru yang mencakup semua golongan masyarakat, termasuk golongan Cina dan Arab. Berdirinya Jawa Hokokai diumumkan oleh Panglima Tentara Keenambelas, Jenderal Kumakichi Harada.

(10)

Jawa Hokokai merupakan organisasi resmi pemerintah yang dibentuk sebagai sarana efektif yaitu: 1.Struktur organsasinya menjadi satu dengan organisasi

pemerintahan, seperti pimpinan tertinggi Gunseikan atau kepala pemerintahan militer Jepang, pemimpin daerah oleh Syucokan (Gubernur dan Presiden).

2.Dapat mengawasi dan membatasi ruang gerak para pempimipin nasional Indonesia dengan rakyat, dengan cara para pemimpin diberi tugas bidang pemerintahan

(11)

Kegiatan- kegiatan Jawa Hokokai sebagaimana digariskan dalam anggaran dasarnya sebagai berikut.

a. Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan segenap tenaga kepada pemerintah Jepang.

b. Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat persaudaraan antara segenap bangsa.

(12)

Pelaksanaan gerakan ini pemerintah Jepang melakukan pemaksaan terhadap rakyat Indonesia untuk membantu perang dengan jalan.

1) Penyerahan dan perampasan harta benda rakyat, emas, intan, dan hasil bumi.

2) Diadakan kerja paksa (Romusha) untuk membantu prasarana militer.

(13)

Jawa Hokokai merupakan pelaksana utama usaha pengerahan barang-barang dan padi. Pada tahun 1945, semua kegiatan pemerintah dalam bidang pergerakan dilaksanakan oleh Jawa Hokokai sehingga organisasi ini harus melaksanakan tugas dengan nyata dan menjadi alat bagi kepentingan Jepang.

(14)
(15)

Cuo Sangi In

(Badan Pertimbangan Pusat)

Ketika pemerintahan Jepang berada di tangan Perdana Menteri Toyo, Jepang pernah memberi janji merdeka kepada Filipina dan Burma, namun tidak melakukan hal yang sama kepada Indonesia. Oleh karena itu, kaum nasionalis Indonesia protes.

Menanggapi protes tersebut, PM Toyo lalu membuat kebijakan berikut

a. Pembentukan Dewan Pertimbangan Pusat (Cuo Sangi In).

b. Pembentukan Dewan Pertimbangan Karesidenan (Shu Sangi Kai) atau daeraht.

(16)

c. Tokoh-tokoh Indonesia diangkat menjadi penasihat berbagai departemen.

d. Pengangkatan orang Indonesia ke dalam pemerintahan dan organisasi resmi lainnya

(17)

Untuk melaksanakan kebijakan tersebut pada tanggal 5 September 1943, Kumakichi Harada mengeluarkan Osamu Serei No. 36 dan 37 Tahun 1943 tentang pembentukan Cuo Sangi In dan Shu Sangi Kai. Cuo Sangi In yang berada

dibawah pengawasan Saiko Shikikan (Pemerintah tentara keenam belas) bertugas menjawab pertanyaan Saiko

Shikikan dalam hal politik dan pemerintah.

Cuo Sangi In juga berhak mengajukan usul kepada Saiko Shikikan. Rapat-rapat Cuo Sangi In membahas

pengembangan pemerintah militer, mempertinggi derajat rakyat, penanganan pendidikan dan penerangan, masalah ekonomi dan industri, kemakmuran dan bantuan sosial, serta kesehatan.

(18)

Keanggotaan Cuo Sangi In terdiri atas 43 orang , yaitu 23 orang diangkat oleh Saiko Shikikan, 18 orang dipilih oleh anggota Shu Sangi Kai, dan dua orang anggota yang

diusulkan dari daerah Surakarta dan Yogyakarta. Anggota Cuo Sangi In dilantik pada tanggal 17 Oktober 1943 dengan ketua Ir. Soekarno , serta wakilnya dua orang, yaitu M.A.A. Kusumo Utoyo dan Dr. Boentaran Martoatmodjo. Cuo Sangi In dibentuk dengan tujuan agar ada perwakilan, baik bagi pihak Jepang maupun Indonesia. Namun, agar tidak

dimanfaatkan untuk perjuangan bangsa Indonesia, Cuo Sangi In mendapat pengawasan ketat dari pemerintah Jepang.

Dilihat dari segi perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan, keberadaan Cuo Sangi In memang tidak berarti banyak. Akan tetapi, keberadaan lembaga ini berguna bagi pertambahan wawsan

(19)

Majelis Islam A’laa Indonesia

(MIAI)

MIAI merupakan organisasi yang berdiri pada masa penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1937 di Surabaya. Pendirinya adalah K. H. Mas Mansyur dan kawan-kawan. Dengan semboyan "Berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah berpecah belah" . Jepang kembali mengaktifkannya kembali MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) pada tanggal 4 September 1942. Pengaktifan kembali MIAI ini diharapkan dapat memobilisasi gerakan umat Islam untuk menopang keperluan perang. Organisasi ini tetap diizinkan berdiri pada masa pendudukan Jepang sebab merupakan gerakan anti-Barat dan hanya bergerak dalam bidang amal (sebagai baitulmal) serta penyelenggaraan hari-hari besar Islam saja

(20)

Dalam asas dan tujuan MIAI yang baru, ditambahkan kalimat "turut bekerja dengan sekuat tenaga dalam pekerjaan membangun masyarakat baru, untuk mencapai kemakmuran bersama di lingkungan Asia Raya di bawah pimpinan Dai Nippon".

Adapun tugas MIAI di masa Jepang antara lain sebagai berikut :

Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat.

Mengharmoniskan Islam dengan kebutuhan perkembangan jepang.

(21)

Untuk melaksanakan tugas tersebut, MIAI membuat perencanaan program yang menitik beratkan pada tercapainya tujuan yang bersifat sosio-religius. Adapun perincian program MIAI sebagai berikut :

a. Menyelamatkan dan memelihara kehormatan dan kejayaan umat Islam.

b. Membangun masyarakat muslim yang mampu memelihara perdamaian dan menciptakan kesejahteraan rakyat.

c. Meningkatkan pengurusan semua masalah penting kaum muslim seperti : perkawinan, waris, masjid, zakat, pendidikan dan pengajaran, penyiaran dan wakaf, serta kesejahteraan fakir miskin.

(22)

MIAI sebagai organisasi tunggal Islam golonga Islam, mendapat simpati yang luar biasa dari kalangan umat Islam.

Kegiatan MIAI dirasa sangat membahayakan bagi Jepang sehingga dibubarkan dan digantikan dengan nama Majelis Syuro uslimin Indonesia (Masyumi) yang disahkan oleh

gunseikan pada tanggal 22 Nopember 1943 dengan K.H. Hasyim Asy’ari sebagai ketuanya.

MIAI yang tidak memberi kontribusi kepada Jepang akhirnya dibubarkan pada November 1943 dan diganti dengan organisasi baru, yaitu Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

(23)
(24)

Masyumi

Pada tanggal 24 Oktober 1943, MIAI dibubarkan. Hal ini disebabkan Jepang memandang berkembangnya MIAI tidak sesuai dengan harapan Jepang. Sebagai gantinya Jepang membentuk Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia). Sebagai ketuanya ditunjuklah Hasyim Asy'ari, sedangkan wakil ketuanya Mas Mansur dan Wahid Hasyim. Sedangkan sebagai penasihat yaitu Ki Bagus Hadikusuma dan Abdul Wahab.

Oleh pihak Jepang Masyumi diharapakan dapat mengumpulkan dana dan menggerakkan umat Islam untuk menopang kegiatan Perang Asia Timur Raya.

(25)

Dalam perkembangannya, tampilah tokoh-tokoh muda di dalam Masyumi, antara lain : Moh. Natsir, Harsono, Cokroaminoto dan Prawoto Mangun Sasmito. Masyumi menjadi organisasi massa pendukung rakyat, sehingga menentang keras romusa. Organisasi ini telah menolak perintah Jepang agar menjadi penggerak romusa. Dengan demikian Masyumi telah menjadi organisasi pejuang yang membela rakyat

(26)
(27)

Organisasi

Semi

Militer

Jepang

(28)

Seinendan (Barisan pemuda)

Dibentuk pada tanggal 29 April 1943. Tujuan

pembentukan organisasi tersebut adalah untuk

mendidik dan melatih pemuda agar dapat

menjaga dan mempertahankan tanah airnya.

Namun, sebenarnya untuk mendapatkan tenaga

cadangan sebanyak-banyaknya.

(29)

Keibodan

(Barisan Pembantu Polisi)

Organisasi

pemuda

yang

dibentuk

bersamaan dengan pembentukan Seinendan.

Pembentukan Keibondan tersebut tampak bahwa

pemerintah pendudukan Jepang berusaha agar

tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis. Pada

bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai (Himpunan

Wanita). Usia minimum dari anggota Funjinkai

adalah 15 tahun. Wanita-wanita tersebut juga

diberikan latihan-latihan militer.

(30)

Syuisyitai (Barisan Pelopor)

Dibentuk pada tanggal 1 November 1944.

Organisasi semi militer ini dibentuk sebagai hasil

keputusan sidang ketiga dari Chuo Sangi In

( Dewan Pertimbangan Pusat Barisan Pelopor)

dipimpin oleh Ir. Soekarno, sedangakan wakilnya

yaitu R.P Suroso, Otto Iskandardinatadan dr.

Buntaran

Martoatmojo.

Organisasi

ini

menggunakan kesempatan dengan

sebaik-baiknya untuk menanamkan rasa nasionalisme.

(31)

Funjikai ( Barisan Wanita )

Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat

pertahanan dengan cara memngumpulkan dana

wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan

bahan makanan untuk kepentingan perang.

(32)

Hizbullah

Tanggal 15 Desember 1944 berdiri pasukan

suka relawan pemuda Islam yang dalam istilah

Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishintai.

Tugasnya adalah sebagai pemuda Islam dengan

tugas dan program dan sebagai tentara

cadangan dengan tuagas dan program.

(33)

Organisasi

Militer

(34)

Heiho

Heiho merupakan organisasi militer resmi yang

dibentuk pada bulan April 1945 oleh Bagian

Angkatan Darat MarkasBesar Umum Kemaharajaan

Jepang pada tanggal 2 September 1942. Heiho

merupakan pasukan bentukan tentara Jepang pada

masa perang dunia II, dibentuk bertujuan untuk

membantu tentara Jepang berperang melawan

sekutu. Organisasi ini merupakan barisan pembantu

kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai

bagian dari ketentaraan Jepang. Heiho dijadikan

sebagai tenaga kasar, bertugas mengumpulkan

pajak dari rakyat.

(35)
(36)

PETA

Dibentukan pada tanggal 3 Oktoer 1944 atas

usul Gotot Mangkupraja kepada Letjend. Kumakici

Harada (Panglima Tentara ke-16) yang merupakan

bawahan dari organisasi Jepang. Anggota PETA

terdiri atas orang Indonesia yang mendapat

pendidikan

militer

Jepang.

PETA

bertugas

mempertahankan tanah air Indonesia. PETA

merupakan tentara garis kedua. PETA bertugas

sebagi mata-mata Jepang dan dibentuk bertujuan

untuk membantu tentara Jepang berperang melawan

sekutu.

(37)

Referensi

Dokumen terkait

Pentingnya pendidikan anak di lingkungan keluarga menjadikan keluarga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan anak. Pengaruh yang diberikan keluarga terhadap anak adalah,

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bagian sebelumnya, maka penelitian ini menghasikan beberapa kesimpulan, yaitu; 1) promosi,

MANAGEMENT PROJECT (SFMP) Business Development Training for MSMES in Moree, Elmina, and Anlo..

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui motivasi dan peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV pada

Korelasi Kebugaran Jasmani dengan Performa Wasit Bola Basket.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam sistem ini setiap departemen/bagian dalam organisasi memiliki himpunan file sendiri-sendiri, dirancang khusus untuk keperluan masing-masing.. Tiap rekord dalam suatu file

 Penghasil pewarna alami yang banyak dipakai pada masakan Cina.  Penghasil zat aktif