86
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Jakarta Barat dan sesuai dengan batasan dalam ruang lingkup, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan finansial individu, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. Dari hasil penilaian rata-rata dalam persentase terhadap jawaban responden yang
diterima atas pertanyaan mengenai pengetahuan finansial yang berkaitan tentang pengelolaan uang, simpanan dan investasi, risiko, pendapatan, pengeluaran, utang, dan asuransi jiwa dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan finansial individu yang skor penilaiannya diambil berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Mr S Fowdar (2007, p10), dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan finansial yang sedang, dilihat dari kemampuan menjawab responden sekitar 60% - 79% benar dari 13 pertanyaan pengetahuan finansial yang diberikan.
2. Dari kelima variabel faktor yang dianalisis menggunakan uji Chi-Square, yaitu sebagai faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi kecerdasan finansial individu, ternyata ada dua faktor yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap kecerdasan finansial, yaitu pendidikan formal dan usia. Sedangkan faktor-faktor lainnya seperti jenis kelamin, pekerjaan, dan pendapatan berdasarkan
hasil analisis yang dilakukan, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecerdasan finansial individu.
3. Faktor pendidikan formal berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan finansial seseorang karena pendidikan formal membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan mengasah kemampuan berpikir individu untuk lebih berpikir kritis, sehingga kecenderungannya semakin tinggi pendidikan formal maka seseorang akan mempunyai kemampuan berpikir yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mandel yang dibahas juga dalam jurnal ilmiah Yates, et.al (2011, p68) bahwa semakin tinggi pendidikan formal maka semakin seseorang itu melek secara finansial. Murphy et.al (2010 pp813-814), menyatakan kaitannya dengan pendidikan formal bahwa lulusan MBA (Master of
Business Administration), memiliki kemelekan finansial yang cukup baik terlihat
dari kesadaran akan pentingnya merencanakan keuangan dan kemampuan untuk mempersiapkan perencanaan keuangan tersebut.
4. Faktor usia berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan finansial karena seiring dengan bertambahnya usia, maka akan lebih banyak hal yang dipelajari baik dari informasi media, pengalaman pribadi maupun akses pembelajaran dari lingkungan sosial. Selain itu, sesuai dengan apa yang didokumentasikan oleh Ajeng Kania terhadap tulisan media pikiran rakyat di website (www.kebunbacaanajka-.blogspot.com) bahwa usia yang bertambah dinilai cenderung lebih sadar dan lebih matang dalam hal berpikir mengenai perilaku mengelola keuangan dan untuk berjuang demi masa depan, hal inilah yang membuat seseorang lebih kreatif mencari jalan untuk penghidupan yang lebih layak untuk diri pribadi dan
keluarganya di masa depan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang ditulis oleh Yates, et.al (2011, p67) dalam jurnalnya yang menyatakan bahwa seiring meningkatnya usia, pengetahuan seseorang terhadap ekonomi juga akan meningkat.
5. Faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan dalam hasil analisis Chi-Square tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecerdasan finansial. Hal ini dapat ditunjukkan secara statistik bahwa nilai Asymp. Sig pada
Pearson Chi-Square untuk jenis kelamin adalah sebesar 0,334, untuk pekerjaan
adalah sebesar 0,847 dan untuk pendapatan adalah sebesar 0,619. Nilai-nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis H0 diterima bahwa tidak ada
hubungan signifikan antara faktor-faktor diatas terhadap kecerdasan finansial. 6. Jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan finansial individu.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosplock (2010, pp27-28) bahwa dibandingkan pria yang lebih percaya diri dalam persoalan finansial, seringkali wanita hanya merasa tidak mempunyai kesempatan, pengetahuan dan pengalaman yang memadai, padahal para wanita cukup menyadari betapa pentingnya hal pengelolaan kekayaan tersebut dalam kehidupan. Ini adalah masalah keinginan wanita ingin berkembang atau tidak dibanding pria secara pola pikir atau mindset terhadap finansial, sehingga jenis kelamin tidak menjadi faktor yang signifikan dapat mempengaruhi kecerdasan finansial individu.
7. Pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan finansial individu. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Kusuma (www.vibiznews.com) bahwa kecerdasan finansial yang dapat dilihat dalam aspek mengelola keuangan
belum menjadi suatu hal yang dipahami oleh banyak orang, termasuk oleh pegawai bank sekalipun yang notabene seharusnya cukup paham dengan pengelolaan keuangan, namun nyatanya tidak demikian. Hal ini dapat terjadi karena tidak semua pekerjaan mampu memberikan akses ke pengetahuan tentang aspek finansial yang berlaku secara aplikatif untuk membangun kesadaran tentang pengelolaan keuangan bagi individu, sehingga pekerjaan tidak menjadi faktor yang signifikan dapat mempengaruhi kecerdasan finansial individu.
8. Pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan finansial individu. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Kusuma (www.vibiznews.com) bahwa pendapatan bukan menjadi tolak ukur pengelolaan keuangan berjalan dengan baik. Seseorang dengan pendapatan yang besar belum tentu bisa mengatur pengeluarannya dengan baik. Hal umum yang terjadi, apabila seseorang bertambah pendapatannya, maka pengeluarannya ikut bertambah, terkadang melebihi penambahan pendapatannya, sehingga pendapatan yang tinggi tidak menjadi faktor yang signifikan dapat mempengaruhi kecerdasan finansial individu.
9. Dalam uji ANOVA, uji kelima faktor terhadap kecerdasan finansial secara bersama-sama dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan signifikan langsung antara jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan formal terhadap kecerdasan finansial. Hal ini karena nilai signifikansinya untuk jenis kelamin adalah 0,973, untuk pekerjaan adalah 0,762, untuk pendapatan adalah 0,159 dan untuk pendidikan formal adalah 0,123 yang dimana nilai sig. keempat faktor tersebut lebih besar dari 0,05. Sedangkan untuk faktor usia memiliki hubungan signifikan langsung terhadap kecerdasan finansial yang ditandai oleh nilai sig
adalah 0,015 lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat terjadi karena faktor usia lebih bersifat umum dan dapat mencakup keempat faktor yang diteliti lainnya sehingga ketika diuji secara bersama-sama faktor usia memberikan hasil yang signifikan terhadap kecerdasan finansial individu. Selain itu, dari hasil uji ANOVA diketahui Nilai Adjusted R Squared di atas adalah sebesar 0,348, artinya variabilitas faktor jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, pendidikan formal dan usia dapat menjelaskan tentang kecerdasan finansial individu sebesar 34,8%, sedangkan sisanya adalah sebesar 65,2% dipengaruhi oleh variabilitas faktor independen lain diluar dari variabel yang diteliti.
10. Adanya perbedaan mendasar terhadap kecerdasan finansial individu yang satu dengan yang lain disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan finansial individu. Dua faktor yang sifatnya signifikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal dan usia. Pendidikan formal dapat memperkaya pengetahuan dan mengasah pola pikir atau mindset, sehingga seseorang mampu berpikir lebih kritis untuk cepat beradaptasi terhadap situasi dan kondisi finansial yang dialami, sedangkan usia dapat menandakan banyaknya informasi finansial yang telah diserap dan pengalaman nyata yang memperkaya pengetahuan finansial, sehingga individu cenderung memiliki pengetahuan finansial yang lebih baik dari waktu ke waktu. Individu yang tidak mampu untuk memperbaiki pola pikir tentang finansial, memanfaatkan informasi untuk meningkatkan pengetahuan finansial maupun mengaplikasikan pengetahuan finansialnya, seperti membuat perencanaan keuangan, maka cenderung akan mengalami masalah finansial yang berhubungan dengan besar kecilnya aset kekayaan yang dimilikinya dimasa mendatang.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan perolehan simpulan, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Agar setiap individu meningkatkan pengetahuan finansialnya. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan mempelajari seluk-beluk mengenai berbagai macam instrumen investasi serta risikonya, mempelajari perencanaan keuangan pribadi dengan cara lebih banyak membaca buku, koran, artikel, jurnal dan media lain yang berkaitan tentang keuangan dan aplikasinya.
2. Agar setiap individu mengelola keuangannya secara bijak untuk memaksimalkan pertumbuhan aset di masa depan, dimulai dari berapapun jumlah uangnya karena pendapatan yang tinggi bukanlah faktor signifikan yang melambangkan seseorang lebih cerdas dalam mengelola keuangan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mulai menyisihkankan uang untuk investasi, mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak penting, mencari pendapatan lain dan merencanakan keuangan pribadi untuk tujuan jangka pendek, menengah dan panjang.
3. Agar setiap individu meningkatkan pengalamannya, khususnya yang melibatkan interaksi dengan aspek keuangan seperti mengikuti seminar maupun mengambil sertifikasi di bidang keuangan. Selain itu memperluas lingkaran sosial agar dapat banyak belajar dari pengalaman orang lain, karena setiap individu mempunyai kecerdasan finansial yang berbeda-beda. Individu yang cerdas secara finansial pasti mempunyai karakteristik selalu peduli terhadap pengembangan dirinya yang dari waktu ke waktu dan itu dimulai dari sejak dini.
4. Untuk penelitian selanjutnya mengenai kecerdasan finansial, dapat diulas mengenai faktor-faktor lain dilihat dari sisi psikologis individu yang memainkan peranan terhadap kecerdasan finansial, misalnya faktor-faktor seperti pengaruh gaya hidup, minat membaca dan lingkaran sosial, dengan jumlah sampel yang jauh lebih banyak dan memperoleh responden yang lebih beragam sehingga dapat lebih diketahui variabilitasnya terhadap kecerdasan finansial individu.