• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN SISTEM MAPPING POINT UMKM KOTA MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE KELAYAKAN TELOS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KELAYAKAN SISTEM MAPPING POINT UMKM KOTA MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE KELAYAKAN TELOS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN SISTEM MAPPING POINT UMKM KOTA

MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE KELAYAKAN TELOS

Dita Lupita Sari

Politeknik Kota Malang/Teknik Informatika

Kontak Person : Dita Lupita Sari

e-mail: ditalupitasari@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kelayakan terhadap Sistem Mapping Point UMKM Kota Malang yang dapat melakukan pemetaan lokasi UMKM Kota Malang. Studi kelayakan ini untuk mengetahui tingkat kelayakan dan resiko yang terdapat dalam pengembangan sistem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kelayakan TELOS. Metode kelayakan TELOS menilai kelayakan dari faktor teknis, ekonomi, hukum, operasional dan waktu. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Mapping Point UMKM Kota Malang layak untuk dilakukan pengembangannya

Kata kunci: studi kelayakan, TELOS,UMKM,website,mobile 1. Pendahuluan

Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan tantangan dan peluang besar dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Dalam perencanaan strategisnya MEA bertujuan mewujudkan ekonomi yang stabil di wilayah Asia Tenggara dan mendorong daya saing negara-negara anggotanya di kancah perekonomian global. MEA diharapkan dapat memacu para pelaku bisnis untuk bekerja keras, kreatif dan inovatif dalam upaya untuk tetap bertahan di tengah persaingan bisnis. Dengan adanya MEA maka akan terjadi perluasan pasar dan bebasnya arus barang, jasa dan modal. Sehingga merupakan sebuah peluang besar bagi pelaku bisnis untuk mengembangkan bisnisnya.

Salah satu jenis pelaku bisnis yang mendapat sorotan utama dalam pelaksanaan MEA adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Lebih dari 96% pelaku bisnis ASEAN adalah UMKM.[1] Dalam perekonomian Indonesia UMKM merupakan kelompok usaha yang memiliki peran yang cukup besar dan terbukti tahan terhadap goncangan krisis ekonomi.[2].

Dengan perannya yang cukup besar ternyata UMKM memiliki beberapa permasalahan. Diantaranya adalah bahwa mayoritas UMKM bersifat income gathering dengan ciri-ciri merupakan usaha milik keluarga dan menggunakan teknologi yang sangat sederhana.[2] Dan hal ini akan sangat menyulitkan untuk pengembangan pasar. Karena yang terjadi pihak UMKM melakukan pemasaran pasif dan tidak terakses oleh konsumen yang lebih luas. Penelitian menyatakan bahwa kesulitan UMKM dalam membangun akses pasar lebih disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang belum dapat dieleminasi terutama yang berkaitan dengan informasi.[3] Dengan minimnya informasi yang dijangkau oleh dunia luar terkait UMKM maka memberikan dampak buruk terhadap jalinan kemitraan dan perluasan pasar. Maka beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemitraan, efisiensi usaha dan perluasan akses adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi,

Penggunaan teknologi informasi oleh masyarakat meningkat pesat seiring berkembangnya riset di bidang tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang menunjukkan pertumbuhan penggunaan perangkat mobile dan internet yang signifikan. Berdasarkan data yang dilansir oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 132.7 juta atau setara 51.7% terhadap populasi penduduk Indonesia. Mayoritas pengguna menggunakan mobile untuk mengakses internet (69.9%).[4] Oleh karena itu dalam rangka mendukung pengembangan UMKM di Kota Malang, maka pemanfaatan teknologi internet dan mobile dalam sebuah sistem informasi yang terintegrasi dirasa paling cocok.

Sebagai langkah awal dalam pengembangan sistem informasi maka perlu dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Suatu studi kelayakan (feasibility study) adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan

(2)

atau dihentikan. Studi kelayakan disebut juga dengan istilahhigh point review.[5] Studi kelayakan yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai tahap kesiapan dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang bidang UKM dalam memanfaatkan teknologi informasi yang akan dibuat. Tahap kesiapan ini yang akan menjadi pertimbangan apakah sistem informasi tersebut layak untuk dikembangkan atau tidak.

2. Metode Penelitian

Pada penelitian ini dilaksanakan studi kelayakan terhadap Sistem Informasi Mapping Point UMKM Kota Malang yang akan dikembangkan dalam rangka proyek non profit untuk mendukung pengembangan UMKM Kota Malang. Walaupun proyek ini adalah proyek non profit namun studi kelayakan mutlak diperlukan sebagaimana yang dibutuhkan oleh proyek profit. Karena tujuannya adalah sama yaitu untuk menilai layak tidaknya suatu proyek untuk dibangun.[6] Data penelitian didapatkan dengan melakukan wawancara kepada pegawai bidang UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang. Dari proses wawancara kemudian dilakukan analisa kelayakan sistem berdasarkan metode kelayakan TELOS. Setelah itu dilakukan penilaian setiap faktor kelayakan dengan mempertimbangkan hasil analisa kelayakan sebelumnya.

2.1 Metode Kelayakan TELOS

Studi kelayakan adalah proses yang cukup penting untuk dilaksanakan ketika membangun sebuah sistem. Hal ini dilakukan untuk menilai apakah sistem layak untuk dikembangkan dengan mempertimbangankan beberapa aspek seperti kelayakan ekonomi, teknik,operasi,waktu dan hukum.[7] Studi kelayakan yang terdiri dari lima macam kelayakan tersebut di sebut TELOS (Technical, Economic,

Law, Operational, dan Schedule).[8]

1. Kelayakan Teknik (Technical Feasibility)

Kelayakan teknis melihat kebutuhan sistem yang telah disusun dari aspek teknologi yang akan digunakan [9] Kelayakan teknis berfokus pada apakah sistem dapat dibangun dengan memeriksa resiko yang terkait dengan keakraban pengguna dan analis dengan aplikasi, keakraban dengan teknologi dan kompatibilitas sistem yang akan dibangun dengan sistem yang ada [10] Kelayakan teknis ini menyangkut infrastruktur yang ada di dalam organisasi tersebut. Infrastruktur ini biasanya mencakup ketersediaan teknologi di pasaran.[7]

2. Kelayakan Ekonomi (Economic Feasibility)

Kelayakan ekonomi berfokus pada apakah sistem harus dibangun dengan didalamnya terdapat analisis biaya dan manfaat. [10] Apabila manfaat yang diberikan oleh sistem tersebut lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan, maka sistem tersebut dinilai layak dari segi ekonomi. [7] Kelayakan ekonomi berhubungan dengan return investmen atau berapa lama biaya investasi dapat kembali. [9]

3. Kelayakan Hukum (Law Feasibility)

Kelayakan hukum berhubungan dengan legalitas dari sistem yang dikembangkan dengan mempertimbangkan dampak hukum yang akan ditimbulkan. Berhubungan dengan lisensi perangkat lunak yang dipakai dalam proses pengembangan. Hal ini merupakan hal yang penting mengingat biasanya terdapat banyak keluhan dari para pengguna mengenai sistem yang dikembangkan [7]

4. Kelayakan Operasional (Operational Feasibility)

Kelayakan operasional fokus kepada penilaian apakah sistem yang dikembangkan akan dapat dipakai dengan baik atau tidak oleh pengguna.[5] Masalah yang biasa muncul dalam penilaian kelayakan operasional sebuah sistem biasanya karena para pengguna merasa kesulitan beralih ke sistem yang baru.[7] Kelayakan kerja operasional dapat dinilai dengan kerangka kerja PIECES yang dikembangkan oleh James Wetherbe yang dapat dipakai untuk mengukur kemampuan sistem dalam penggunaannya pada organisasi. Kerangka PIECES meliputi performance,

information, economy,control,efficiency,services. [11]

5. Kelayakan Waktu (Schedule Feasibility)

Kelayakan waktu berhubungan dengan batas waktu pengembangan sistem yang telah ditetapkan dan disepakati oleh manajemen dalam organisasi dan pengemban sistem. Dalam menentukan kelayakan waktu biasanya dilakukan penjadwalan dalam beberapa tahap pengembangan mulai dari perancangan hingga implementasi. Kemudian ditentukan apakah jangka waktu yang direncanakan tersebut disepakati atau tidak.[7]

(3)

2.2 Penilaian Faktor Kelayakan TELOS

1. Menilai Kelayakan Teknik

Jika dalam sistem yang hendak dikembangkan menggunakan teknologi yang stabil dan sudah diketahui atau dipakai secara umum maka nilai kelayakan teknik antara 9.5 sampai 10. Namun jika teknologi tersebut dianggap baru atau belum dipakai secara umum sehingga butuh keluaran terbaru dari pemasok maka penilaian antara 6 sampai 8.[11]

2. Menilai Kelayakan Ekonomi

Kelayakan ekonomi menilai apakah ada dukungan secara ekonomi oleh manajemen dalam pengembangan sistem. Jika manajemen memberikan indikasi bahwa mereka mendukung sistem tersebut tapi dana belum bisa disediakan maka penilaian kelayakan antara 5 sampai 8. Jika dana yang diperlukan telah diberikan maka penilaian berkisar 9 sampai 10. [11]

3. Menilai Kelayakan Hukum

Biasanya legalitas dari suatu proyek bukan sebuah permasalahan. Sehingga nilai kelayakan ini sangat mungkin bernilai 10. Namun jika data yang dimiliki bernilai sensitif yang berakibat managemen berurusan dengan hukum dikarenakan kesalahan terhadap data maka penilaian kelayakan 9.5.[11]

4. Menilai Kelayakan Operasional

Penilaian kelayakan operasional menilai adanya pengguna yang terlatih dengan baik dan berdedikasi untuk menjalankan sistem. Namun jika pengguna adalah pengguna yang tidak terlatih dengan baik sehubungan dengan kinerja mereka maka penilaian kelayakan 7.[11] 5. Menilai Kelayakan Waktu

Pengukuran kesalahan estimasi waktu adalah kunci keberhasilan Jika sistem terlihat sederhana, standar dan berbasis local dimana total waktu pengembangan diukur dalam jam atau hari maka kesalahan perkiraan (etimation error) yang dibutuhkan dalam perancangan dan implementasi menjadi kecil. Tetapi jika sistem adalah enterprise wide membutuhkan toal waktu dalam tahun maka probabilitas kesalahan estimasi semakin tinggi. [11]

Nilai akhir dari faktor kelayakan TELOS didapatkan dengan menjumlah hasil nilai dari setiap faktor kelayakan kemudian dibagi dengan jumlah faktor kelayakan. Semakin rendahrate (nilai) faktor kelayakan TELOS, semakin tinggi resiko pengembangan sistem. Begitu pula sebaliknya.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

3.1. Kelayakan Teknik (Technical Feasibility)

Kelayakan teknik berhubungan dengan teknologi yang dikembangkan dinilai kesesuaiannya dengan keadaan organisasi. Berikut penjabaran kelayakan teknik yang didapatkan dari hasil analisa terhadap bidang UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang.

1. Perangkat Keras

Tabel 1 Spesifikasi Perangkat Keras

No Jenis Perangkat Keras Sistem Mapping Point Dinas Koperasi dan UKM

1 Processor Type Intel (R) Celeron (R) CPU

899 @1.40GHz

Intel (R) Core (TM) i3-4160 CPU @3.60GHz

2 Memory RAM 4.00 GB RAM 4.00 GB

3 Input Device Keyboard dan Mouse Keyboard dan Mouse

4 Monitor Monitor berwarna Monitor berwarna

2. Perangkat Lunak

Tabel 2 Spesifikasi Perangkat Lunak

No Jenis Perangkat Lunak SistemMapping Point Dinas Koperasi dan UKM 1 Sistem Operasi Windows 7 Enterprise Windows 7 Ultimate

2 Web Browser Mozilla Firefox, Chrome Mozilla Firefox

(4)

3. Perangkat Jaringan

Tabel 3 Spesifikasi Perangkat Jaringan

No Jenis Perangkat Jaringan

SistemMapping

Point Dinas Koperasi dan UKM

1 Network Connection 10 Mbps 10 Mbps

2 ISP Telkom Telkom

Dari hasil yang didapatkan di atas maka teknologi yang dipakai dalam pengembangan sistem memiliki spesifikasi yang lebih rendah dari yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan perangkat dan teknologi yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UKM sangat memungkinkan untuk menggunakan Sistem Mapping Point.

3.2. Penilaian Faktor Kelayakan Teknik

Sistem yang akan dibangun menggunakan teknologi yang biasa dipakai oleh pegawai bidang UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang. Karena sistem hanya membutuhkanbrowser dan jaringan internet untuk mengaksesnya. Pemanfaatan teknologi yang dikembangkan dalam sistem juga mampu dijangkau oleh perangkat yang dimiliki. Sehingga penilaian kelayakan teknik sistem adalah 8.7.

3.3. Kelayakan Ekonomi (Economic Feasibility)

Penelitian ini menggunakan metode perhitunganReturn On Investment (ROI) untuk menganalisa tingkat kelayakan ekonomi. Metode ini dipilih untuk menunjukkan kepada pihak dinas bahwa sistem yang akan dibangun memiliki biaya dan kemanfaatan yang logis dan mampu dicapai. Sehingga menjadi landasan bagi manajemen untuk memberikan penilaian yang cukup untuk menerima sistem ini.

Tabel 4 Rincian Biaya dan Manfaat Sistem Mapping Point

Biaya Tahun 1 Tahun 2

Biaya pengadaan Rp - Rp -Biaya operasi Rp 1,000,000 Rp 1,200,000 Total Biaya Rp 1,000,000 Rp 1,200,000 Proceed Rp 259,050 Rp 269,447 Manfaat Telepon Rp 3,713,143 Rp 9,082,765 ATK Rp 19,054,900 Rp 17,559,900 BBM Rp 3,137,000 Rp 302,000 Reduksi 1% biaya Rp 259,050 Rp 269,447 Keuntungan UMKM Rp 5,000,000 Rp 6,200,000 Total Rp 5,259,050 Rp 6,469,447

Metode ini digunakan untuk mengukut presentasi manfaat yang dihasilkan sistem dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Penilaian kelayakan untuk ROI dinilai layak jika ROI > 0 dan tidak layak jika ROI < 0. ROI dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

ROI = x 100% (1)

Biaya-biaya

Biaya tahun 1 = Rp 1,000,000 Biaya tahun 2 = Rp 1,200,000 + Total = Rp 2,200,000

(5)

Manfaat-manfaat Manfaat tahun 1 = Rp 5,259,050 Manfaat tahun 2 = Rp 6,469,447 + Total = Rp 11,728,497 ROI =11.728.497 − 2.200.0002.200.000 x 100% ROI = 4.33

Nilai ROI >0 maka pengembangan proyek dianggap layak.

3.4 Penilaian Kelayakan Ekonomi

Dari hasil perhitunganReturn On Investment (ROI) maka didapati bahwa biaya dan manfaat yang dihasilkan berada pada kategori logis. Pihak dinas sangat mendukung keberadaan sistem yang akan dibangun berdasarkan hasil analisa tersebut. Namun pihak dinas belum memiliki dana untuk saat ini. Tetapi pihak dinas bersedia untuk melakukan uji coba kepada sistem selama 1 tahun untuk dijadikan landasan pengajuan pendanaan jika memang sistem tersebut dipakai pada tahun berikutnya. Berdasarkan hal tersebut maka penilaian kelayakan ekonomi adalah 5.6.

3.5. Kelayakan Hukum

Sistem akan dibangun dengan menggunakan perangkat lunak open source. Sistem dibangun dengan tidak melanggar hukum pemanfaatan perangkat yang dilindungi oleh hak cipta berdasarkan UU Hak Cipta UU No 19 tahun 2002. Sistem dibangun dengan menggunakanframework open source yaitu

framework ionic 2 dan laravel. Database yang digunakan juga adalah database MySQL yang lisensinya

gratis.

3.6. Penilaian Kelayakan Hukum

Sistem akan dibangun dengan perangkat lunak yang tidak melanggar hak cipta. Data yang akan dipakai dalam pengembangan sistem juga bukan data sensitif yang perlu perlindungan khusus. Namun sistem akan tetap memberikan perlindungan data dengan pembatasan hak akses oleh orang-orang tertentu saja. Berdasarkan analisis kelayakan hukum maka penilaian kelayakan hukum adalah 9.0.

3.7. Kelayakan Operasional

Kelayakan kerja operasional dapat dinilai dengan kerangka kerja PIECES yang meliputi

performance, information,economy,control,efficiency,services. 1. Performance

Performance untuk mengetahui apakah sistem menyediakan hasil output yang didapatkan

dengan waktu yang cukup baik. Selama ini Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang dalam pencatatan data UMKM masih manual dan menggunakan Microsoft Office Excel. Sehingga jika dibutuhkan untuk pelaporan masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan rekap karena harus memilah terlebih dahulu berdasarkan kelurahan atau kecamatan. Pencarian juga cukup lama karena harus melalui pencarian pada beberapasheet dalam dokumen excel. Dalam sistem yang akan dikembangkan, pelaporan data dan pencarian membutuhkan waktu yang cukup singkat karena sudah dikategorikan berdasarkan kebutuhan.

2. Information

Information untuk mengetahui apakah sistem menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh

pengguna. Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang selama ini merasa kesulitan dalam memberikan informasi yang lengkap jika dibutuhkan oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat atau masyarakat. Dikarenakan harus mencari atau merekap data satu persatu. Pengelompokan data berdasarkan kecamatan dan keluruhan atau bahkan jumlah data yang dimiliki juga harus menghitung secara manual. Untuk penunjukan lokasi dan pemetaan lokasi UMKM juga tidak dimiliki. Sehingga hal ini menghambat pengembangan UMKM di Kota Malang. Dalam sistem yang akan dikembangkan data sudah dikelompokkan sesuai kebutuhan. Terlebih lagi, pada sistem ini akan ditambahkan data pemetaan UMKM sehingga memungkinkan masyarakat mengakses data UMKM secara mudah melalui perangkat mobile. Masyarakat dapat secara langsung mendatangi

(6)

UMKM yang dituju dengan dilengkapi navigasi dari sistem. Pemerintah juga dapat melihat pertumbuhan data UMKM di tiap kelurahan dan kecamatan melalui data pemetaan UMKM.

3. Economy

Economy untuk mengetahui apakah sistem memberikan layanan yang memungkinkan untuk

mengurangi biaya dan meningkatkan manfaat. Sistem yang digunakan selama ini banyak menggunakan dokumen kertas yang cukup banyak karena seringkali terjadinya kesalahan. Sistem yang akan dibangun diharapkan dapat mengurangi kesalahan yang terjadi dan mengurangi penggunakan kertas. Sistem juga diharapkan memberikan keuntungan yang lebih kepada pemerintah, masyarakat dan khususnya pelaku usaha UMKM dengan adanya kelengkapan informasi yang diberikan.

4. Control

Control untuk mengetahui apakah pada sistem terdapat sistem pengawasan untuk

melindungi data. Selama ini data diletakkan dalam komputer yang diakses oleh seluruh personalia yang ada di bidang UKM. Pada sistem yang akan dibangun, data akan berada pada server yang telah dihosting. Sistem akan memberikan batasan hak akses dan hanya bisa diakses oleh pegawai yang ditunjuk.

5. Efficiency

Efficiency untuk mengukur tingkat efisiensi kerja yang dimiliki oleh sistem dalam mencapai

tujuan. Dalam melakukan manajemen data UMKM dibutuhkan 2 pegawai. Pada proses rekap juga sering terjadi kesalahan dan lamanya waktu yang dibutuhkan. Pada sistem yang akan dibangun hanya membutuhkan 1 pegawai yang memproses data ke dalam sistem tanpa melalui proses manual. Proses rekap sudah disesuaikan dengan kebutuhan sehingga lebih cepat.

6. Services

Service untuk mengetahui apakah sistem menyediakan layanan yang sesuai kepada yang

membutuhkannya. Dinas merasa sistem yang ada kurang membantu dalam memberikan layanan kepada pihak yang membutuhkan. Misalkan dari pemerintah daerah membutuhkan pemetaan UMKM Kota Malang berdasarkan kelurahan dan kecamatan maka perlu waktu yang cukup lama untuk memberikan informasi tersebut. Sistem yang akan dikembangkan diharapkan bisa mengatasi hal tersebut. Sistem bisa memberikan layanan informasi kepada masyarakat dan pemerintah dengan lebih baik dan lengkap.

3.8. Penilaian Kelayakan Operasional

Berdasarkan hasil analisa kelayakan operasional diketahui bahwa sistem yang baru memiliki potensi untuk bisa meningkatkan performa dinas.Sistem yang baru juga siap dipakai oleh dinas karena pihak dinas cukup familiar dengan teknologi dan perangkat yang dipakai. Walaupun pegawai yang ditunjuk menjalankan sistem di masa depan bukanlah pegawai tetap dinas. Berdasarkan hal ini maka penilaian kelayakan operasional adalah 7.7.

3.9. Kelayakan Waktu

Pengembangan sistem direncanakan selesai dalam waktu maksimal ± 20 minggu. Adapun rencana pengembangan sistem direncanakan dengan metode waterfall dimana tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Tahapan yang ditempuh dalam metode waterfall adalah tahapcommunication yang terdiri dari project initiation dan requirements

gathering, tahap planning yang terdiri dari tahap estimating, scheduling dan tracking,tahap modeling

yang terdiri darianalysis dan design, dan tahap construction yang terdiri dari code dan test.

Pada tahap communication dan planning dilakukan proses analisa kebutuhan sistem dengan metode wawancara kepada bidang UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang dan kepada 7 paguyuban UMKM Kota Malang yang memakan waktu ±7 minggu. Dari tahap ini juga dilakukan pembagian kerja dalam tim. Pada tahap modelling dilakukan perancangan sistem berdasarkan hasil analisa kebutuhan pada tahap sebelumnya. Sistem dibagi menjadi 2 bagian yaitu sistem administrator dan sistem mapping. Sistem administrator adalah sistem yang digunakan untuk melakukan manajemen data UMKM Kota Malang. Sistem ini berbasis website. Sedangkan sistem mapping adalah sistem yang digunakan oleh masyarakat untuk mencari informasi tentang UMKM Kota Malang. Masyarakat dapat mencari lokasi UMKM yang terdekat dengan lokasi mereka karena sistem ini menggunakan teknologi LBS (Location Based Service) untuk mendeteksi lokasi. Sistem ini berbasis mobile. Tahap ini membutuhkan waktu ±3 minggu Pada tahap construction dilakukan pembangunan sistem dengan

(7)

menggunakan framework ionic 2 dan laravel.Kemudian dilakukan pengujian dengan metode pengujian

blackbox testing. Tahap ini membutuhkan waktu ±10 minggu. 3.10. Penilaian Kelayakan Waktu

Sistem yang akan dibangun termasuk dalam kategori sistem sederhana dimana total waktu pengembangan diukur dalam ukuran jam, hari dan minggu. Maka kesalahan perkiraan (estimation error) yang dibutuhkan untuk perancangan dan implementasi menjadi lebih kecil. Berdasarkan hal ini maka penilaian kelayakan waktu adalah 9.0.

3.11. Nilai Akhir Faktor Kelayakan TELOS

Nilai akhir faktor kelayakan TELOS diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai faktor kelayakan kemudian dibagi dengan jumlah faktor kelayakan.

Nilai faktor kelayakan = 8.7+ 5.6+9.0+7.7+9.0 = 8.0 5

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem yang akan dilakukan berada pada kategori layak dengan nilai rata-rata > 5.

4. Kesimpulan

Berdasarkan analisa kelayakan dengan menggunakan metode TELOS didapati bahwa sistem yang akan dikembangkan berada pada kategori layak untuk dikembangkan. Pada penilaian kelayakan, faktor yang mendapat nilai terendah adalah kelayakan ekonomi dengan nilai 5.6. Hal ini membutuhkan tinjauan yang lebih mendalam lagi oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang. Tinjauan yang dimaksudkan adalah dengan terus menimbang keuntunganintangible yang tidak dapat diukur dengan materi secara langsung. Karena perkembangan teknologi mutlak harus dilaksanakan oleh pemerintah demi terciptanya iklim ekonomi yang mampu bersaing.

Referensi

[1] R. Setiowati,Kesiapan UMKM dalam Menghadapi MEA 2015. Asosiasi UMKM Indonesia,2015. [2] Sudaryanto,Ragimun and Rahma Rina Wijayanti, Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi

Pasar Bebas Asean. Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, BKF. Skripsi.2014

[3] S.Saudin,"Potret Iklim Usaha Pemberdayaan UMKM".Infokop Volume 16, 2008.

[4] Tim APJII, "Saatnya Jadi Pokok Perhatian Pemerintah dan Industri". Buletin APJII Edisi 05.2016 [5] HM. Jogiyanto,Sistem Teknologi Informasi Edisi 3. Penerbit Andi Yogyakarta.2009

[6] S.H.Yuliati,Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis.Universitas Terbuka.Modul. [7] Mulyanto and Agus,Sistem Informasi: Konsep & Aplikasi. Pustaka Pelajar Yogyakarta.2009 [8] N.Wijayanto,Sistem Informasi Akuntansi.Erlangga Jakarta.2001

[9] A.Fatta and Hanif. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing

Perusahaan dan Organisasi Modern. Penerbit Andi Yogyakarta.2007

[10] Roth, R.M., Dennis, A., and Barbara Haley Wixom. Systems Analysis and Design: International Student Version 5th Edition. John Wiley & Sons, Inc Singapore.2013

[11] Syaifullah and Jony Widianto,"Studi Kelayakan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Pada Poltekes Kemenkes Riau dengan Menggunakan Metode Kelayakan TELOS",Jurnal Sains,Teknologi dan Industri vol.11,no.2,pp.200-211,2014

Referensi

Dokumen terkait

salam, sapa, sopan, dan santun), membentuk regu piket di kelas, dan mendengarkan cerita moral kepada siswa. 2) Program bimbingan sosial sudah dilaksanakan di SD

Izinkan saya pamit untuk mengajak orang tua saya datang melamar secara resmi.” Si pemuda pun berdiri dan berpamitan kepada sang ayah dan juga sang gadis yang hanya bisa membisu

Pengarahan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau dalam melakukan pengarahan pada menejemen exhibition di kawasan Bandar Serai meliputi pengarahan

Namun, hasil yang berbeda didapatkan oleh Welbeck et al., (2017) dan Sani (2018) yang mengindikasikan bahwa tidak ditemukannya pengaruh signifikan tingkat profitabilitas

Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi.” 1  Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat.. operasional memerlukan tegangan

• Efek yang ditimbulkan dari panduan tersebut adalah akan banyak tampilan dengan bentuk serupa pada banyak aplikasi dengan source yang berbeda yang menggunakan toolbar,. status

Namun hijrah. betapapun ia adalah skenario Allah, ia tetap saja sebuah proses manusiawi yang penuh dengan nilai perjuangan dan semangat untuk diteladani

Act XXIV – Ang Prusisyon / Si Donya Consolacion (Scene: Nagsimula na ang prusisyon sa San Diego. Kasama dito sina Kapitan Heneral at si Ibarra. Napadaan ang prusisyon sa bahay ng