PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA SPANDUK DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS BUNG HATTA
Vani Lulistia Febrita1), Syofiani2), Romi Isnanda2)
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta E-mail : lulistia_vani@yahoo.co.id
ABSTRACT
This study have a purpose to describe the use of effective sentence, through the analysis of a effectiveness requirements of the sentence on the banners at Bung Hatta University. This research is qualitative research with descriptive methods. The theory used is Lamuddin Finoza (2008) Indonesian composition about effectiveness requirement sentence suggested by Moleong (2010). Descriptive method is data collected in the form of words, image not figure object of this study is the sentences contained in the banner at Bung Hatta University include: (1) First Campus in Sumatra street Ulak Karang Padang, (2) Second Campus in By Pass Padang and (3) third campus in Gajah Mada street No. 19 Nanggalo. The results of the analysis found that there are still contains errors in the effective sentence review of aspects: (1) Unity, this is because the use of the subject that is not clearly, found 8 errors, (2) cohesiveness, caused by confusion and sentence structure are not clearly, found 6 errors, (3) Parallels, caused there is no parallel in the sentence elements, found four errors, (4) Meaning firmness, this is because of the absence of particles giving affirmation, confirmation, or centralizing in one sentence element found 16 errors, (5) Effectiveness words, caused the use of wasted words found 9 errors, (6) Logic, this is because the influence of foreign languages and regional languages in the sentence found 29 errors. The results of the analysis concluded that there are some errors in the effective sentenceon a banner at the Bung Hatta University. This is caused: (1) the writer of the banners did not able to master how to write sentences that suitable with the elements of the sentence terms, (2) The writer not careful in the process of editing, so the effective use of the sentence in the banner is not suitable with the effective sentence Hatta University.
Pendahuluan
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki manusia (Chaer dan Agustina, 2004:11). Manusia sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Bahasa terbagi atas dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan adalah bahasa yang dituturkan secara langsung oleh pembicara contoh: bertanya jawab, bercerita, berdialog, maupun untuk berkomunikasi formal seperti: pidato, dialog resmi, rapat dan sebagainya. Sedangkan bahasa tulis merupakan bahasa dalam bentuk simbol-simbol tertulis, contoh: menulis makalah, artikel, baliho, brosur, spanduk, papan reklame dan sebagainya.
Media massa merupakan alat komunikasi massa sangat besar peranannya dalam pembinaan bahasa. Menurut Suhandang, (2004:22) sarana media ada dua yaitu: media cetak dan media elektronik. Media komunikasi yang menghasilkan informasi dari media cetak meliputi: reklame, spanduk , papan nama, pamflet, baliho, dan sebagainya.
Sementara itu, spanduk sebagai media komunikasi berupaya untuk memberikan
informasi maupun dalam bentuk hiburan begitupun spanduk yang berada di lingkunganUniversitas Bung Hatta.
Universitas Bung Hatta merupakan kampus swasta yang terletak di kota Padang. Menurut Dra. Hj. Syofiani, M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia saat diwawancarai, Senin 28 Maret 2016 mengatakan Universitas Bung Hatta berdiri sejak tahun 1981. Universitas Bung Hatta memiliki tiga kampus diantaranya: Kampus Proklamator 1 Jln. Sumatera, Ulak Karang Padang, Kampus Proklamator II Jln. By Pass Padang , dan Kampus Proklamator III Jln. Gajah Mada No. 19 Olo Nanggalo Padang.Komunikasi yang dilakukan di Universitas Bung Hatta ada komunikasi lisan dan tulisan. Komunikasi tulisan menggunakan media cetak, media elektronik dan jaringan sosial. Produk dari media cetak berupa spanduk yang dipasang di luar kampus atau tempat keramaian. Contohnya pemasangan spanduk untuk melaksanakan seminar-seminar yang dilakukan mahasiswa maupun civitas akademika yang berguna untuk menyampaikan informasi dan menambah wawasan.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud
penutur/penulisnyasecaratepat, agar dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula Finoza (2008:163). Kalimat dikatakan singkat karena hanya menggunakan unsur yang diperlukan saja. Setiap unsur kalimat benar-benar berfungsi. Kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran si penerima(pembaca) persis seperti apa yang disampaikan penulis.
Berdasarkan kenyataan di lapangan, masih banyak spanduk yang menggunakan kalimat yang tidak efektif. Banyak orang yang kesulitaan dalam memahami spanduk yang berada di lingkungan Universitas Bung Hatta. Kesalahan ini antara lain disebabkan kurangnya pemahaman oleh penulis spanduk mengenai penggunaan kalimat efektif yang belum tepat misalnya, dalam penggunaan struktur kalimat yang kurang efektif, dan penggunaan kalimat yang tidak sesuai dengan bahasa baku bahasa Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti penggunaan kalimat efektif pada spanduk karena spanduk ini merupakan media cetak yang sederhana dan proses penyampaiannya cepat, dan informasi bisa dibaca dari jarak jauh.
Kerangka Teoretis
Dalam bab ini akan diuraikan landasan teoretis yang digunakan sebagai dasar penelitian ini. Teori yang dimaksud adalah teori tentang definisi kalimat, kalimat efektif, syarat kalimat efektif, faktor pendukung keefektifan kalimat dan faktor penyebab ketidakefektifan kalimat. Adapun teori ini diambil dari teori yang dikemukakan oleh Finoza (2008) dengan judul buku Komposisi Bahasa Indonesia, dan juga diperkuat oleh teori pendukung oleh Putrayasa (2007) dengan judul buku Kalimat Efektif.
Definisi Kalimat
Kalimat adalah satuan terbesar dalam sintakasis yang memiliki makna gramatika. Menurut Finoza (2008:141), bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan prediket (P) dan intonasi finalnya menunjukan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah). Kalimat Efektif
Menurut Finoza (2008:163), kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula.Sedangkan menurut Manaf, ( 2009:110), kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan pikiran atau perasaan penutur atau penulis secara lengkap dan akurat dan dapat dipahami secara mudah dan tepat oleh penyimak atau pembaca.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat yang efektif mewakili isi pikiran atau perasaan penulis dan bagaimana penulis dapat menarik perhatian pembaca terhadap apa yang diungkapkan. Kalimat dikatakan efektif bila penyampaian dan penerimaan informasi berlansung dengan baik. Kalimat efektif mampu menggambarkan informasi yang disampaikan secara tepat dalam pikiran pembaca atau penerima informasi. Untuk itu, penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis.
Syarat Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang sanggup mewakili pikiran pembicara atau penulis secara tepat dan dapat menimbulkan pengertian yang tepat pada pendengar atau pembaca seperti apa yang dipikirkan pembicara atau penulis. Untuk mencapai keefektifan tersebut, menurut Finoza
(2008:164) mengemukakan, sebuah kalimat efektif harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3) keparalelan,(4) ketepatan, (5) kehematan, (6) kelogisan.
Kemudian Manaf (2009:111), mengemukakan, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi agar kalimat menjadi efektif, yaitu (1) tepat penalaran, dan (2) tepat kebahasaan.Kalimat yang memenuhi dua syarat itu tergolong kalimat efektif.Sebaliknya kalimat yang tidak memenuhi dua syarat kalimat itu tergolong bukan kalimat efektif.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil teori Finoza (2008:164), antara lain: kesatuan gagasan, kepaduan unsur, keparalelan, ketepatan makna, kehematan kata, dan kelogisan bahasa.
Faktor yang Menentukan Efektif atau Tidaknya Sebuah Kalimat
Faktor Pendukung Keefektifan Kalimat Sebuah kalimat yang efektif mampu membuat pembaca memahami apa maksud yang disampaikan penulis. Sehingga tulisan yang dibuat dapat mewakili perasaan dan gagasan penulis.
1. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah yang berat laku Putrayasa, (2007:81). Dengan demikian, yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan sesuai pemakaiannya dan sesuai kaidah yang berlaku.
2. Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baku
Berbicara tentang bahasa baku kita berada pada situasi formal, baik lisan maupun tulisan. Situasi formal yang paling mendukung pemakaiannya dan pembinaan bahasa baku dalam pendidikan. Menurut Putrayasa (2007:84), ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakaiannya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.
3. Penggunaan Ejaan yang
Disempurnakan
Menurut Finoza (2008:15), ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai
sarananya. Ejaan yang digunakan dalam bahasa Indonesia adalah Ejaan yang Disempurnakan(EYD).
Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat
Sebuah kalimat yang efektif mampu membuat pembaca memahami apa maksud yang disampaikan oleh penulis, sehingga tulisan yang dibuat dapat mewakili perasaan dan gagasan penulis. Menurut Putrayasa(2007:95), ketidakefektifan kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi (1) kontaminasi atau kerancuan, (2) pleonasme, (3) ambiguitas dan keambiguan, (4) ketidakjelasan subjek, (5) kemubaziran preposisi, (6)kesalahan logika, (7) ketidaktepatan bentuk kata, (8) ketidaktepatan makna, (9) pengaruh bahasa daerah, dan (10) pengaruh bahasa asing. Spanduk
Media massa adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan untuk mengakses informasi tentang dunia sekitar, dan sekaligus merupakan sumber dari sebagian besar kegiatan hiburan. Karenanya, media adalah tempat yang sangat berpotensi untuk memproduksi dan menyebarluaskan makna sosial, atau dengan kata lain, media
berperan besar dalam menentukan makna dari kejadian-kejadian yang terjadi di dunia untuk budaya, masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Menurut Thomas & Wareing, (2006:78) bahasa yang digunakan oleh media untuk mewakili kelompok sosial dan politik tertentu dan untuk memaparkan kejadian-kejadian yang dianggap pantas untuk dimuat atau ditayangkan akan cendrung untuk digunakan dalam masyarakat sebagai cara untuk membicarakan kelompok atau kejadian.
Spanduk bagian dari media cetak yang berisi tentang informasi dan iklan dari sebuah produk atau jasa. Menurut KBBI Edisi keempat (2008) pengertian spanduk adalah kain yang direntang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang perlu diketahui umum. Menurut jenisnya spanduk termasuk bagian dari reklame. Menurut KBBI Edisi keempat(2008) reklame adalah pemberitahuan kepada umum terhadap dagangan supaya laku.
Berdasarkan penelitian yang relevan, perbedaanya terletak pada objek dan fokus masalahnya. Objek penelitian ini adalah penggunaan kalimat efektif pada spanduk yang berada dilingkungan Universitas Bung Hatta.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu cara untuk mendapatkan atau memperoleh pengetahuan untuk merencanakan suatu masalah yang akan dihadapi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Moleong, (2010:4), metodologi kualitatif sebagai produser penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.
Sedangkan untuk metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Moleong (2010:11) mengungkapkan, bahwa metode deskriptif adalah metode dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Jadi, tujuan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan fenomena yang diselidiki, yaitu penggunaan kalimat efektif pada spanduk.
Sumber Data atau Objek Penelitian Sumber data dalam penelitian ini adalah spanduk yang berada di lingkungan
Universitas Bung Hatta, sedangkan yang menjadi data pada penelitian ini adalah kalimat yang ada pada spanduk yang berada di lingkungan Universitas Bung Hatta di antaranya: Kampus Proklamator 1 Jln. Sumatera, Ulak Karang Padang, Kampus Proklamator II Jln. By Pass Padang , dan Kampus Proklamator III Jln. Gajah Mada No. 19 Olo Nanggalo Padang.
Deskripsi Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini diambil dari spanduk yang dipajang di lingkungan Universitas Bung Hatta di
antaranya: Kampus Proklamator 1 Jln. Sumatera, Ulak Karang Padang,
Kampus Proklamator II Jln. By Pass Padang , dan Kampus Proklamator III Jln. Gajah Mada No. 19 Olo Nanggalo Padang. Selama 1 bulan yaitu mulai tanggal 1 April s.d 30 April 2016. Selama rentang waktu 1 bulan diperoleh 23 spanduk dan data yang diperoleh sebanyak 73 kalimat. Dengan demikian, data dalam penelitian ini ditemukan 23 kalimat di lingkungan Universitas Bung Hatta.
Dasar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kesatuan gagasan, kepaduan unsur, keparalelan, ketepatan makna, kehematan kata, dan kelogisan kata.
Analis Data
Hasil analisis data yang ada pada spanduk di lingkungan Universitas Bung Hatta tanggal 1 s.d 30 April 2016. Dari 23 spanduk terdapat 73 kalimat terdapat 29 kesalahan kalimat yang ditinjau dari aspek kelogisan penyebabnya pengaruh bahasa asing atau bahasa Inggris dan bahasa daerah. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bahasa lain, bahasa daerah ataupun bahasa asing. Pengaruh itu disatu sisi dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia, tetapi di sisi lain dapat juga menggangu kaidah tata bahasa Indonesia sehingga menimbulkan ketidakefektifan kalimat.
Keefektifan kalimat ditinjau dari aspek kesatuan terdapat 8 kalimat yang terlihat kesalahannya. Penyebab tidak adanya kesatuan pada data tersebut umumnya karena penggunaan subjek yang tidak jelas, serta ketidakseimbangan antara gagasan atau ide yang hendak disampaikan dengan struktur bahasa yang digunakan. Hal ini menyebabkan kalimat yang digunakan menjadi kurang efektif dan sulit untuk dipahami.
Jika ditinjau dari aspek kepaduan unsur terdapat 6 kesalahannya. Penyebab tidak adanya kepaduan unsur pada data
tersebut umumnya karena penggunaan subjek tidak jelas, serta ketidakseimbangan antara gagasan atau ide yang hendak disampaikan dengan struktur bahasa yang digunakan.
Selanjutnya jika ditinjau dari aspek keparalelan terdapat 4 kesalahan. Hal ini umumnya disebabkan oleh ketidaksejajaran imbuhan yang digunakan, sehingga kalimat yang digunakan menjadi kurang selaras dan sulit dipahami oleh pembaca.
Selanjutnya jika ditinjau dari aspek ketepatan makna terdapat 16 kesalahan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya upaya pemberian partikel penegasan, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsure atau bagian kalimat, agar informasi yang disampaikan lebih jelas dan dapat perhatian baik dari pembaca.
Kemudian jika ditinjau dari aspek kehematan kata dari 73 kalimat yang diperoleh terdapat 9 kesalahan. Kesalahan ini umumnya terletak pad ide-ide yang digunakan kurang tepat atau ide pada kalimat tersebut tidak dapat diterima oleh akal sehat, sehingga makna yang terkandung dalam kalimat tersebut tidak masuk akal.
Oleh karena itu, dalam menulis sebuah kalimat hendaknya kita
memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam syarat penulisan kalimat efektif. Hal itu seperti: kesatuan, kepaduan, keparalelan, ketepatan, kehematan kata, dan kelogisan bahasa, yang saling mendukung satu sama lain dalam menunjang keefektifan kalimat yang digunakan. Apalagi dalam penulisan kalimat pada spanduk yang menjadi pusat perhatian bagi para pembaca harus memperhatikan kemantapan bahasa yang digunakan, kesalahan sedikit saja akan membuat pembaca salah persepsi atau memberikan pendapat yang buruk terhadap informasi, produk atau barang dan jasa yang ditawarkan melalui spanduk tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dibahas pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penggunaan kalimat efektif pada spanduk di lingkungan Universitas Bung Hatta tidak efektif. Penyebab tidak efektifnya (1) kurangnya pemahaman penulis dalam menggunkan kalimat efektif pada spanduk yang ditinjau dari aspek: kesatuan, kepaduan, keparalelan , ketepatan, kehematan dan kelogisan. Dapat dijelaskan dari 73 kalimat terdapat 29 kesalahan yang ditinjau dari aspek kelogisan, 8 kesalahan yang ditinjau dari kesatuan, 6 kesalahan ditinjau dari aspek
kepaduan, 4 kesalahan yang ditinjau dari aspek keparalelan, 16 kesalahan yang ditinjau dari aspek ketegasan makna, 9 kesalahan yang ditinjau dari aspek kehematan kata. Ini artinya 73 kalimat yang ada, 51 kalimat dinyatakan tidakefektif dan 22 kalimat yang efektif. (2) kekurang telitian penulis spanduk dalam penyuntingan spanduk, sebaiknya dalam penyuntingan spanduk harus hati-hati karena spanduk merupakan wadah informasi yang bertujuan memberikan informasi atau menawarkan produk atau jasa jika ada kesalahan penyuntingan maka informasi yang diterima oleh khalayak atau pembaca maka akan ada kesalahan penafsiran informasi.
Saran
Sesuai dengan hasil analisis data tentang kesalahan penulisan pada spanduk di lingkungan Universitas Bung Hatta periode 1 s.d 30 April 2016, penulis menyarankan pada:
1. Kepada guru Bahasa Indonesia harus memahami struktur kalimat dan meningkatkan kemampuan dalam penggunaan kalimat efektif.
2. Siswa agar memahami penggunaan kalimat efektif yang ditinjau dari aspek: kesatuan, kepaduan,
keparalelan, ketepatan, kehematan dan kelogisan.
3. Bagi peneliti berikutnya sebagai bahan informasi dan masukan atau bahan perbandingan dalam penelitian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Chaer dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik
Perkenalan Awal. Jakarta: Rhinika Cipta.
Finoza, Lamudin. 2008. Komposisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
DEPDIKNAS. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Edisi Keempat.
2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif
(Diksi,Struktur, dan Logika).
Jakarta: Refika Aditama. Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar
Sumadria, AS Haris. 2005. Jurnalistik
Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Thomas dan Shan Wareing. 2006. Bahasa
Masyarakat & Kekuasaan. Malang: