• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. RANCANGAN SISTEM PPC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. RANCANGAN SISTEM PPC"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. PT Wim Cycle

4.1.1. Proses Produksi

PT Wim Cycle mengerjakan produksinya dengan merakit sepeda, yaitu dengan menggabungkan komponen-komponen atau spare part menjadi sepeda. Untuk beberapa spare part tertentu, PT Wim Cycle melakukan produksi (in

housing) sendiri, spare part diperoleh dari pemesanan impor maupun lokal.

Adapun, spare part yang diproduksi sendiri antara lain: frame, fork, handlebar,

stem, seat post, fender, carrier, dan stand. Setelah semua spare part dipenuhi,

proses assembling (perakitan) dapat dilakukan. Proses assembling dilakukan dengan menggunakan conveyor.

Untuk spare part in housing, bahan dasar yang digunakan diantaranya plat besi dan pipa. Di bawah ini sekilas proses produksi spare part in housing :

• Frame

Pembuatan frame terdiri dari frame depan yang akan digabung dengan

fork. Pembuatan frame depan melalui beberapa proses diantaranya:

a. Top tube

Proses: pipa dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Setelah dipotong, potongan pipa dicemet, jross1, jross 2 dan las pen.

b. Down tube

Proses: pipa dipotong sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Lalu dicemet, jross1, jross2, dicuwil, dipukul pada potongan pipa tersebut.

c. Seat tube

Proses: pipa dipotong, diplong sebanyak 2 kali, lalu dibelek, las pen sadel, kemudian dijross.

(2)

d. Klem pen sadel

Proses: plat dan form dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, kemudian di press, selep, plong, di roll. Kemudian dipukul lagi dan dipress untuk kedua kalinya.

e. Head tube

Proses: pipa dipotong lalu dibubut, kop, dan diplong sebanyak 2 kali.

f. Bracket

Proses: potong pipa yang telah ada dibubut, lalu diplong sebanyak 3 kali dan yang terakhir di hidrolis.

Setelah semua bagian didapatkan, selanjutnya akan dilakukan

penggabungan dengan melakukan pengelasan. Langkah pengerjaan pengelasan antara lain:

• Pen sadel di las pada seal tube

• Top tube, down tube, seat tube, head tube, dan bracket dilas menjadi satu.

• Sortir hasil las frame depan untuk menghilangkan percikan las. • Rei frame depan untuk meluruskan antara seal tube dengan head

tube.

• Fork

Fork terdiri dari beberapa bagian, diantaranya:

a. Fork atas

Proses: pipa dipotong sesuai dengan ukuran yang ditentukan, lalu ditekuk dan dijross.

b. Fork bawah

Proses: potong pipa yang ada dipress dan dijross. c. Paneces atas

Proses: potongan pipa dibor, jross sebanyak 2 kali lalu cuwil dan dibor untuk kedua kalinya.

(3)

d. Paneces bawah

Proses: potong pipa dan form yang ada diplong panjang lalu dipress. Setelah itu diplong lagi bagian tengahnya, kemudian ditekuk dan selep.

e. Bebe’an

Proses: potong plat dan form diplong, ditekuk dan diselep.

Setelah didapatkan semua maka dilakukan pengabungan. Frame dan

fork yang telah jadi maka dilakukan pengabungan dengan proses sebagai

berikut:

• Frame segitiga depan dilas dengan fork bagian atas kemudian digabungkan dengan paneces atas.

• Frame segitiga depan dilas dengan fork bagian bawah kemudian digabungkan dengan paneces bawah.

• Las kancing klem pen sadel. • Sortir.

• Handlebar (Setir Sepeda)

Proses pembuatan dilakukan dengan cara memotong pipa yang menjadi bagian palang setir dan setir itu sendiri. Setelah diperoleh potongan untuk palang setir dan setir yang sesuai, dilakukan pengelasan untuk menggabungkan kedua bagian yang ada.

• Stem

Bagian yang menghubungkan antara setir dengan fork. Proses pembuatannya dilakukan dengan mengeplong plat besi sesuai ukuran. • Seat post

Seat post adalah bagian dari sadel sepeda yang berupa pipa, dimana pipa

tersebut dipotong sesuai dengan ukuran yang sesuai dengan sadel sepeda. • Fender

Fender adalah slapor sepeda, terbuat dari plat besi, yang dipress untuk

(4)

• Carrier

Goncengan sepeda proses pembuatannya dilakukan dengan memotong batangan besi sesuai ukuran yang ditentukan, lalu dilakukan pengelasan.

Selanjutnya akan dilakukan proses phosthing yang setelah itu dilakukan pengecatan dengan conveyor selama 2 jam. Kemudian dipasang stiker. Proses pengerjaan assembling sepeda diantaranya:

• Pasang roda yang terdiri dari: velg, spoke, hub yang harus dipasang dahulu, kemudian dipasang ban dalam dan ban luar.

• Frame dan fork yang telah digabungkan dipasang crank dan chain

well.

• Seat post digabungkan dengan sadel • Pasang kabel rem depan dan belakang • Pasang rantai

• Pasang roda belakang • Pasang kaliper depan • Pasang kaliper belakang

• Memasukkan kabel rem ke kaliper • Potong kabel rem

• Pasang handlebar • Pasang sadel • Packing

4.1.2. Karakteristik PT Wim Cycle

PT Wim Cycle merupakan perusahaan job order dan mass production. Semua penjualan ekspor berdasarkan permintaan buyer atau biasa disebut job

order. Mass production hanya dilakukan untuk penjualan lokal. PT Wim Cycle

lebih mengutamakan job order dalam pelaksanaan produksinya. Dimana ketika ada permintaan ekspor pada jadwal produksi yang sama dengan jadwal produksi

mass production, maka permintaan ekspor yang menjadi prioritas. Untuk

penjualan lokal, PT Wim Cycle sama sekali tidak menerima permintaan melainkan dilakukan penawaran produk kepada perusahaan lokal yang ada.

(5)

Sehingga penawaran produk kepada perusahaan lokal tergantung pada ketersediaan produk di luar permintaan job order saja. Jika permintaan ekspor (job order) sangat banyak, maka tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk tidak melakukan mass production.

4.1.3. Alur Sistem PPC

Informasi yang mengalir dalam keseluruhan rangkaian sistem PPC di PT Wim Cycle melibatkan 5 departemen yang lain, yaitu: Assembling, Marketing, Produksi, Pembelian, dan Gudang. Keterlibatan kelima departemen ini secara otomatis menjadikan departemen PPC harus mampu melaksanakan tugas sesuai fungsinya dengan sangat baik karena tentunya kesalahan dari satu departemen saja mengakibatkan kekacauan bagi departemen lain yang bersangkutan.

Secara khusus, departemen PPC di PT Wim Cycle tidak terintegrasi. Fungsi departemen PPC menjadi tanggung jawab Kepala Produksi. Yang menjadi kendala cukup pelik bagi perusahaan adalah dengan adanya seorang Kepala Produksi yang memimpin keseluruhan rangkaian produksi, termasuk di dalamnya fungsi PPC, ternyata belum dapat menjawab kebutuhan sistem PPC yang terintegrasi. Untuk melakukan checking ketersediaan stok barang, Kepala Produksi memimpin rapat informal secara rutin 3 kali setiap minggunya, yaitu setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat.

Menurut perusahaan, proses yang ideal dalam melakukan persetujuan permintaan berawal dari datangnya order. Order dari buyer, baik berupa telepon maupun fax, akan segera diinformasikan oleh Marketing kepada Kepala Produksi untuk dilakukan pengecekan kesanggupan produksi dengan delivery time sesuai permintaan buyer. Informasi order ini selanjutnya diberikan kepada PPC spare

part, PPC in housing, dan PPC assembling untuk dilakukan penghitungan waktu

yang dapat dicapai dalam memenuhi masing-masing kebutuhan spare part yang sesuai dengan permintaan buyer. Pengecekan oleh PPC ini dilakukan secara manual dengan menghitung kebutuhan spare part dan melakukan pengecekan secara langsung ke gudang. Pengecekan secara manual ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 2 sampai 3 hari. Masing-masing PPC akan memberikan informasi kesanggupan produksi sesuai permintaan buyer kepada Kepala

(6)

Produksi. Setelah dicek oleh Kepala Produksi, informasi ini diberikan kepada Marketing, kemudian baru dapat dipakai sebagai acuan persetujuan order. Jika hasil pengecekan tersebut tidak dapat memenuhi delivery time yang sesuai dengan permintaan buyer, maka Marketing akan melakukan negosiasi pengunduran

delivery time. Jika dapat memenuhi permintaan buyer, maka Marketing

melakukan proses deal produksi dengan pihak buyer. Gambar 4.1. menunjukkan sistem persetujuan penjualan ideal yang ingin dicapai oleh perusahaan saat ini.

Pada kenyataan di lapangan, penerapan proses persetujuan permintaan ini ini terlalu panjang. Buyer harus menunggu dalam waktu yang cukup lama (2 sampai 3 hari) untuk memperoleh informasi kesanggupan PT Wim Cycle dalam memenuhi permintaannya. Menghadapi hal ini, seringkali pihak Marketing bersama dengan Kepala Produksi memutuskan sendiri persetujuan permintaan

buyer tanpa konfirmasi dari pihak PPC. Hal ini sering membuat pihak PPC harus

memenuhi target yang sudah disepakati tersebut. Tentu saja, jika target tersebut tidak dapat dipenuhi, maka perusahaan harus melakukan negosiasi ulang dengan pihak buyer. Sistem persetujuan penjualan ini dapat dilihat pada gambar 4.2.

Setelah persetujuan permintaan dengan buyer diperoleh kata sepakat, Marketing memberikan pesanan penjualan yang berupa proforma invoice (PI) dan menyiapkan spec sesuai dengan PI kepada Kepala Produksi. Kepala Produksi yang akan menyerahkan kepada masing-masing PPC untuk dilakukan pengecekan barang di gudang spare part oleh PPC spare part, di gudang produksi in housing oleh PPC in housing, dan dibuat jadwal assembling oleh PPC assembling. Spare

part yang tidak tersedia di gudang akan dibuatkan surat permintaan barang (SPB)

kepada Pembelian oleh PPC yang bersangkutan. Adapun, permintaan pembelian barang ini hanya dapat dilakukan secara sah setelah purchasing order (PO) diberikan oleh PPC assembling.Proses assembling hanya dapat dilakukan jika setiap kebutuhan assembling terpenuhi.

Flow Chart sistem PPC sekarang, dapat dilihat pada Lampiran C,

merupakan alur keseluruhan sistem PPC sejak proses persetujuan permintaan, proses permintaan barang, sampai pada pelaksanaan assembling. Secara detail dijelaskan dalam data flow diagram (DFD) pada Lampiran A dan dalam data flow

(7)

Pertama : Buyer melakukan pemesanan barang kepada marketing. Yang dapat dilakukan melalui fax ataupun telepon.

Kedua : Marketing menerima pesanan dari pihak

buyer. Yang berisi jumlah, jenis sepeda

dan kapan dapat diselesaikan pesanan tersebut.

Ketiga : Kaprok menerima jumlah pesanan buyer dari marketing. Untuk memberikan keputusanan kapan bisa selesai. Kaprok akan melakukan konfirmasi terlebih da-hulu ke PPC Assembling, baru memberi-kan keputusan kepada pihak marketing. Keempat : PPC Assembling menerima jumlah pesanan

buyer dari Kaprok yang harus diperiksa

kebutuhan materialnya.

No Kelima : untuk dapat mengetahui bisa atau tidak memenuhi kebutuhan konsumen. PPC

Assembling perlu melakukan memeriksa

material di gudang. Setelah itu baru memberikan keputusan kepada markering. Jika tidak marketing harus melakukan nego kepada buyer.

yes

Keenam : Setelah semua kebutuhan material tersedia dan adanya persetujuan mengenai kapan selesainya permintaan. Maka produksi dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ada.

Gambar 4.1. Sistem persetujuan penjualan ideal di PT Wim Cycle

Buyer Marketing Kaprok PPC Assembling bisa Produksi

(8)

Pertama : Buyer melakukan pemesanan barang kepada marketing. Yang dapat dilakukan melalui fax ataupun telepon.

Kedua :Marketing menerima pesanan dari pihak

buyer. Yang berisi jumlah, jenis sepeda

dan kapan dapat diselesaikan pesanan tersebut.

Ketiga : Kaprok menerima jumlah pesanan buyer dari marketing. Untuk memberikan keputusanan kapan bisa selesai. Kaprok akan memutuskan sendiri kapan diselesaikannya permintaam buyer. No Keempat: untuk mengetahui bisa atau tidak

marketing hanya melakukan berhitung sendiri tanpa melakukan konfirmasi pada bagian yang lain. Jika tidak dapat maka Kaprok akan langsung memberi tahu kepada Marketing untuk melakukan nego lago kepada pihak buyer.

yes

Kelima : Setelah Kaprok menyetujui permintaan

buyer, maka Kaprok akan memberikan

permintaan tersebut kepada buyer untuk diproduksi. Akan tetapi sering terjadi kesalahan karena dalam membuat keputusan Kaprok tidak menghubungi PPC Assembling mengenai

kesang-gupannya untuk melakukan produksi. Sehingga harus melakukan nego lagi kepada pihak buyer. Dan produksi menjadi tertunda.

Keenam : Setelah semua kebutuhan material tersedia dan adanya persetujuan mengenai kapan selesainya permintaan. Maka produksi dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ada.

Gambar 4.2. Sistem persetujuan penjualan sekarang di PT Wim Cycle

Buyer Marketing Kaprok PPC Assembling bisa Produksi

(9)

4.1.4. Sistem PPC Assembling

PPC assembling menerima proforma invoice (PI) dan spec setelah dilakukan kontrol terlebih dahulu oleh Kepala Produksi. Selanjutnya, PPC

assembling memeriksa permintaan berdasarkan PI dan spec tersebut sehingga

dapat dibuat purchasing order (PO) yang akan dibagikan baik kepada PPC produksi maupun PPC spare part. PPC spare part dan PPC produksi akan melalukkan cek terhadap ketersediaan bahan sesuai dengan PO yang diterima, kemudian memberikan konfirmasi kepada PPC assembling. Berdasarkan informasi yang diberikan, PPC assembling membuat jadwal assembling yang akan disetujui oleh Kepala Produksi. Jadwal yang sudah disetujui oleh Kepala Produksi diberikan kepada PPC produksi dan PPC spare part sebagai acuan untuk pembelian bahan. Untuk pengambilan bahan di gudang, PPC assembling membuat bon bahan setiap akan dilakukan produksi maupun assembling.

Detail sistem PPC assembling ini dapat dilihat pada data flow diagram (DFD) level 1 dalam Lampiran A.4. dan data flow dictionary entry (DFDE) dalam Lampiran B.3.

4.1.5. Sistem PPC Produksi

PPC produksi juga menerima proforma invoice (PI) dan spec setelah dilakukan kontrol terlebih dahulu oleh kepala produksi. Berdasarkan PI dan spec tersebut, PPC produksi menghitung kebutuhan frame, fork, handlebar, stem, seat

post, seat clamp, stand, fender, dan carrier. Hasil perhitungan kebutuhan bahan

tersebut ditambah dengan PO yang diterima dari PPC assembling menjadi acuan untuk melakukan pengecekan kebutuhan bahan di gudang. Ketersediaan bahan diatasi dengan dibuatnya Surat Permintaan Bahan untuk dilakukan transaksi pembelian oleh Pembelian. Berdasarkan jadwal produksi bulanan dari PPC

Assembling, PPC produksi membuat KIK sebagai permintaan produksi in housing. Semua ini dikonfirmasikan ke PPC assembling supaya PPC assembling

mengetahui kesiapan assembling.

Detail sistem PPC produksi ini dapat dilihat pada data flow diagram (DFD) level 1 dalam Lampiran A.5. dan data flow dictionary entry (DFDE) dalam Lampiran B.4.

(10)

4.1.6. Sistem PPC Spare part

PPC spare part juga menerima proforma invoice (PI) dan spec setelah dilakukan control terlebih dahulu oleh Kepala Produksi. Berdasarkan PI dan spec tersebut, PPC spare part menghitung kebutuhan spare part. PPC spare part mengklasifikasikan spare part ke dalam kelompok-kelompok spare part yang terdiri dari spare part lokal dan spare part impor. Klasifikasi dilakukan berdasrkan supplier yang ada. Hasil perhitungan kebutuhan bahan tersebut ditambah dengan PO yang diterima dari PPC assembling, menjadi acuan untuk melakukan pengecekan kebutuhan bahan di gudang. Apabila spare part yang dibutuhkan tidak tersedia, maka PPC spare part membuat Surat Permintaan Barang (SPB) untuk dilakukan transaksi pembelian oleh Pembelian. Waku pemesanan barang ini disesuaikan dengan jadwal bulanan dari PPC Assembling. PPC spare part akan mengkorfimasikan kedatangan spare part kepada PPC

assembling, supaya PPC assembling mengetahui kesiapan spare part yang akan

digunakan untuk assembling.

Detail sistem PPC spare part ini dapat dilihat pada data flow diagram (DFD) level 1 dalam Lampiran A.6. dan data flow dictionary entry (DFDE) dalam Lampiran B.5.

4.1.7. Form yang Mengalir

Secara keseluruhan, sistem mengalir manual yaitu dengan mengalirnya form-form sebagai alat informasi antara departemen yang satu ke departemen lainnya. Adapun, form-form yang mengalir pada rangkaian sistem PPC PT Wim Cycle antara lain:

a. Form Proforma Invoice (PI), merupakan form yang berisi order dari buyer yang diterima oleh marketing. Form PI ini dibuat setelah Kepala Produksi menyatakan sanggup menerima order sesuai dengan waktu delivery yang diminta oleh buyer. Pernyataan yang diberikan oleh Kepala Produksi merupakan pernyataan lisan yang biasa dikomunikasikan lewat sarana telepon, Data-data yang termuat dalam form PI yaitu: nomor PI, tanggal,

invoice of (jumlah order keseluruhan), meesrs (buyer), vessel on from, vessel on to, country of origin, tabel, description of goods (quantity, unit

(11)

price, amount), total F.O.B, delivery, term of payment, beneficiary, payment to be advised, dan tanda tangan. Form PI ini dibuat oleh

Marketing, diberikan kepada Kepala Produksi, untuk kemudian diperiksa dan dicopy untuk dibagikan kepada PPC spare part, PPC produksi, dan PPC assembling.

b. Form Spec, merupakan form yang berisi macam-macam spare part sepeda

yang diperlukan setiap jenisnya. Data-data spec sudah ada dan disimpan oleh marketing. Spec dipersiapkan dan diberikan kepada Kepala Produksi bersamaan dengan form PI. Data-data yang diinformasikan melalui form ini antara lain: item number, date, model, article number, order, color,

packing, tabel (spare parts, description, color, maker).

c. Form order produksi (Purchasing Order atau PO), merupakan form yang berisi permintaan intern pabrik untuk persiapan assembling, terbagi dua yaitu PO spare part dan PO produksi. Dibuat oleh PPC Assembling, setelah menerima copy PI dan spec dari Kepala Produksi. Baik PO spare

part maupun PO produksi, masing-masing dibuat rangkap; satu untuk

dokumentasi PPC Assembling, sisanya untuk PPC yang lain (PO spare

part untuk PPC spare part, PO produksi untuk PPC produksi). Data yang

diinformasikan pada form ini adalah: bulan pembuatan PO, nomor PO, tanggal, tabel 1 (nomer, uraian barang, jumlah, catatan, buyer, tanggal pengiriman), tabel 2 (no, jenis barang, uraian, warna, jumlah, keterangan), catatan, dan dibuat oleh (tanda tangan).

d. Form Surat Permintaan Barang (SPB), merupakan form yang berisi permintaan barang, dibuat oleh PPC produksi dan PPC Spare part setelah melakukan pengecekan di gudang (bila diperlukan), diberikan kepada Kepala Produksi (sebagai data disimpan) dan kepada pihak pembelian (untuk dilakukan transaksi kepada supplier). Data-data yang ada di dalamnya antara lain: nomor SPB, tanggal, keperluan, dibutuhkan tanggal, dikirim tanggal, tabel (nomor PI, description, jumlah, unit, nomor

purchasing order / nomor PO, lain-lain), dan tanda tangan.

e. Form Laporan Penerimaan Barang (LPB), merupakan form surat bukti penerimaan barang dari supplier, sesuai dengan SPB yang diminta. Dibuat

(12)

oleh pihak Gudang (setelah menerima barang) diberikan kepada Pembelian. Pembelian membuat copynya rangkap 3, 1 sebagai data disimpan, 1 untuk PPC Spare part, dan 1 lagi untuk PPC Produksi.

f. Laporan Hasil Assembling, merupakan form yang berisi laporan hasil

assembling, diberikan oleh assembling kepada Kepala Produksi untuk

diperiksa. Adapun elemen yang ada di dalamnya: kelompok assembling (1/2/3), hari, tanggal, tabel: jenis barang, buyer / PI, bon, sisa, selesai (komplit, kurang, total, keterangan), rencana assembling, dan tanda tangan.

g. Laporan Hasil Produksi, merupakan form yang berisi laporan hasil produksi diberikan oleh produksi kepada Kepala Produksi untuk diperiksa. Elemen-elemen data yang ada di dalamnya antara lain: hari, tanggal, tabel, jenis barang, buyer / PI, bon, sisa, selesai (komplit, kurang, total, keterangan), rencana produksi, dan tanda tangan.

h. Bon Bahan, merupakan form yang berisi bukti pengambilan bahan dari gudang, dibuat oleh PPC assembling diberikan kepada assembling. Ada 4 (empat) rangkap dibedakan berdasarkan warnanya, yaitu: merah (untuk diberikan kepada gudang), hijau (sebagai data PPC Assembling), putih (diserahkan kepada bagian Accounting untuk diinput ke komputer), dan kuning (diserahkan kepada bagian Assembling). Data-data yang ada di dalamnya antara lain: departemen, gudang, diserahkan oleh (tanda tangan), diterima oleh (tanda tangan), nomor bon, tanggal, KIK, nomor PI, dan tabel: uraian bahan, satuan, diminta, diberi.

4.2. Lead Time

4.2.1. Lead Time Produksi In Housing

Lead time yang dimiliki oleh produksi in housing merupakan lead time

produksi : 1. Frame

Produksi frame : 500 unit per hari

Konversi : 7 jam * 60 menit = 0.84 menit per unit produksi. 500 unit

(13)

2. Fork

Produksi fork : 1500 unit per hari

Konversi : 7 jam * 60 menit = 0.28 menit per unit produksi. 1500 unit

3. Handlebar

Produksi handlebar : 1500 unit per hari

Konversi : 7 jam * 60 menit = 0.28 menit per unit produksi. 1500 unit

4. Stem

Produksi stem : 1000 unit per hari

Konversi : 7 jam * 60 menit = 0.42 menit per unit produksi. 1000 unit

5. Seat post

Produksi seat post : 3000 unit per hari

Konversi : 7 jam * 60 menit = 0.14 menit per unit produksi. 3000 unit

6. Fender

Produksi fender : 700 unit per hari

Konversi : 7 jam * 60 menit = 0.6 menit per unit produksi. 700 unit

7. Carrier

Produksi carrier : 700 unit per hari

Konversi : 7 jam * 60 menit = 0.6 menit per unit produksi. 700 unit

8. Stand

Produksi stand : 700 unit per hari

Konversi : 7 jam * 60 menit = 0.6 menit per unit produksi. 700 unit

(14)

4.2.2. Lead Time Assembling

Lead time yang dimiliki oleh assembling merupakan lead time assembling menjadi sepeda jadi.

Waktu assembling : 200 unit per hari

Konversi : 7 jam * 60 menit = 2.1 menit per unit produksi 200 unit

4.2.3. Lead Time Spare Part Lokal

Lead time yang dimiliki oleh spare part lokal merupakan lead time

pemesanan spare part untuk barang-barang lokal. Supplier lokal antara lain:

1. Thunder : 1 minggu

2. Chin Haur-INA : 1 minggu

3. Lokal : 1 minggu

4. Kingdom – INA : 1 minggu

5. YST : 1 minggu 6. ROC : 1 minggu 7. Xerama : 1 minggu 8. Lunfeng : 1 minggu 9. Microshift : 1 minggu 10. Satelite : 1 minggu

11. Cat Eye : 1 minggu

4.2.4. Lead time spare part impor

Lead time yang dimiliki oleh spare part impor merupakan lead time

pemesanan spare part untuk barang-barang yang di impor dari luar negeri. Supplier impor antara lain:

1. Hsin Lung : 4 minggu

2. Falcon : 4 minggu

3. Joytech : 4 minggu

4. IRC – INA : 4 minggu

5. APSE : 4 minggu

(15)

7. KMC : 4 minggu

8. Co Union : 4 minggu

9. Cion Li : 4 minggu

10. Lee Chi : 4 minggu

11. Logan : 4 minggu

12. Shimano : 4 minggu

13. Taiwan Johnson : 4 minggu

4.3. Analisa Sistem PPC Sekarang

Kepala Produksi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas segala yang diputuskan oleh PPC, ternyata belum dapat memenuhi kebutuhan perusahaan atas kurangnya integrasi antara PPC yang ada. Justru Kepala Produksi seringkali membuat keputusan persetujuan permintaan kepada marketing tanpa mengetahui kondisi PPC sesungguhnya. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan karena seharusnya PPC adalah pihak yang paling tahu tentang keadaan barang dan jadwal yang tepat. Sehingga alangkah baiknya jika PPC merupakan satu-satunya pihak yang berhak memutuskan persetujuan permintaan kepada Marketing. Kepala Produksi tetap bertanggung jawab atas PPC sejak PI diterima oleh Kepala Produksi dari Marketing.

Tidak adanya integrasi yang baik antara PPC yang ada membuat masing-masing PPC berjalan mengerjakan fungsinya sendiri-sendiri tanpa ada yang mengkoordinasi. Sehingga, perlu sekali untuk dibentuk PPC pusat yang mampu menjalankan fungsi koordinasi ini. Diantara ketiga PPC yang ada, PPC

assembling merupakan PPC yang paling tepat untuk menjalankan fungsi ini,

mengingat tugas PPC assembling yang membuat jadwal produksi bulanan maupun mingguan yang akan diberikan kepada kedua PPC yang lain.

Kurangnya integrasi ini tidak hanya terjadi dalam intern PPC saja, tetapi ternyata juga terjadi antara PPC dan gudang. Hal ini dapat diamati ketika PPC akan melakukan pengecekan bahan sesuai dengan permintaan (PI), PPC harus selalu melakukan pengecekan bahan secara langsung ke gudang karena tidak adanya data yang up to date. Hal ini jugalah yang menyebabkan lamanya keputusan yang diambil oleh PPC terhadap permintaan buyer, sehingga Marketing

(16)

dan Kepala Produksi sering mengambil keputusan sendiri tanpa melalui PPC. Selama ini, keluar masuknya barang dari dan ke gudang dilakukan pencatatan menggunakan kartu stok. Penginputan data kartu stok ke komputer dilakukan pada akhir jam kerja. Hal ini lah yang menjadi faktor penyebab data tidak up to

date pada PPC. Mengatasi hal ini, alangkah baiknya dilakukan perbaikan sistem

yang mengatur pendataan keluar masuknya barang di gudang. Penginputan data sebaiknya dilakukan langsung ketika terjadi transaksi keluar atau masuknya barang dari atau ke gudang.

4.4. Sistem PPC Baru

4.4.1. Konsep Sistem PPC Baru

Kebutuhan integrasi dari setiap PPC yang ada memerlukan satu bagian khusus yang memfokuskan pekerjaan pada koordinasi antar PPC tersebut. Melihat kondisi perusahaan dimana PPC assembling mempunyai peran yang cukup penting dalam mengkoordinasi PPC yang lain, maka PPC assembling merangkap fungsinya sebagai bagian yang bertanggung jawab atas jadwal assembling sekaligus sebagai bagian yang mengkoordinasi PPC yang lain. Oleh sebab itu, PPC assembling berubah fungsi dan tanggung jawabnya menjadi Manajer PPC.

Marketing tidak memberikan pesanan penjualan dari buyer kepada Kepala Produksi, tetapi langsung kepada Manajer PPC untuk melakukan pengecekan bahan melalui proses database baru yang LAN dengan gudang dimana data selalu up to date. Salah satu fungsi Manajer PPC adalah mengkoordinasi PPC yang ada. Ini berarti setiap keputusan yang berhubungan dengan permintaan buyer diputuskan oleh Manajer PPC. Hubungannya dengan kepala divisi produksi hanya sebagai konfirmasi dan pertanggungjawaban atas semua jadwal produksi yang akan dilaksanakan. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan produksi merupakan wewenang kepala divisi produksi.

Gambar 4.3. memberikan gambaran sistem persetujuan penjualan atas permintaan buyer yang baru di PT Wim Cycle. Flow Chart sistem PPC baru dapat dilihat pada Lampiran H, merupakan alur keseluruhan sistem PPC baru beserta perubahan-perubahan yang terjadi. Secara detail akan dijelaskan dalam data flow

(17)

diagram (DFD) pada Lampiran F dan dalam data flow dictionary entry (DFDE)

pada Lampiran G.

Pertama : Buyer melakukan pemesanan barang kepada marketing. Yang dapat dilakukan melalui fax ataupun telepon.

Kedua : Marketing menerima pesanan dari pihak buyer.

Yang berisi jumlah, jenis sepeda dan kapan dapat diselesaikan pesanan tersebut.

Ketiga : Manajer PPC menerima jumlah pesanan

buyer dari Marketing yang harus diperiksa

kebutuhan materialnya.

No Keempat : Untuk dapat mengetahui bisa atau tidak memenuhi kebutuhan konsumen. Manajer PPC perlu melakukan memeriksa material di gudang. Setelah itu baru memberikan keputusan kepada markerting. Jika tidak marketing harus melakukan nego kepada

buyer.

yes

Kelima : Kepala divisi produksi akan menerima persetujuan permintaan buyer yang telah disetujui buyer. Dan untuk persetujuan permintaan tersebut. Karena hanya dengan adanya persetujuan dari kepala divisi produksi, produksi baru dapat dilakukan.

Keenam : Setelah semua kebutuhan material tersedia dan adanya persetujuan mengenai kapan selesainya permintaan. Maka produksi dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ada.

Gambar 4.3. Sistem persetujuan penjualan baru di PT Wim Cycle

Buyer

Marketing

Kepala divisi produksi Manajer PPC

Produksi bisa

(18)

4.4.2. Sistem Kepala Divisi Produksi Baru

Kepala Produksi berubah nama menjadi Kepala Divisi Produksi yang membawahi Manajer PPC dan beberapa Manajer Produksi. Kepala Divisi Produksi menerima pesanan penjualan dari Marketing setelah dilakukan persetujuan permintaan oleh Manajer PPC. Pesanan penjualan diberikan oleh Marketing berupa proforma invoice (PI) saja. Spec tidak diberikan karena data

spec telah dimiliki oleh Kepala Divisi Produksi, Manajer PPC, dan PPC yang lain

dalam bentuk file database. Kepala Divisi Produksi melakukan pemeriksaan permintaan sebelum memberikan form PI kepada Manajer PPC. Selain itu, Kepala Divisi Produksi juga menerima jadwal assembling bulanan yang diberikan oleh Manajer PPC untuk diperiksa dan disetujui. Semua laporan Assembling dan Produksi diserahkan kepada Kepala Divisi Produksi untuk dipertanggungjawabkan. Detail sistem Kepala Divisi Produksi baru ini dapat dilihat pada data flow diagram (DFD) level 1 dalam Lampiran F.3. dan data flow

dictionary entry (DFDE) dalam Lampiran G.2.

4.4.3. Sistem Manajer PPC Baru

Kurangnya integrasi antara PPC yang ada, dapat diatasi dengan diberikannya fungsi koordinator PPC kepada Manajer PPC, yang sebelumnya adalah PPC assembling. Sehingga selain menjalankan fungsi PPC assembling, Manajer PPC juga menjalankan fungsi koordinator. Dengan adanya koordinasi yang baik antar PPC, Manajer PPC dapat selalu mempunyai data yang up to date dari masing-masing PPC yang dapat digunakan sebagai acuan dalam memutuskan persetujuan pesanan yang diterima dari Marketing. Marketing tidak meminta persetujuan kepada Kepala Divisi Produksi, tetapi kepada Manajer PPC. Manajer PPC akan membuka file database untuk melakukan pengecekan stok barang di gudang dan jadwal yang ada. Jika delivery time yang diminta oleh buyer dibandingkan dengan jadwal yang telah direncakankan dapat dipenuhi, maka permintaan buyer dapat dipenuhi. Apabila didapati bahwa delivery time yang diminta oleh buyer membutuhkan waktu produksi in housing/assembling yang bersamaan dengan waktu produksi in housing/assembling mass production, maka permintaan buyer yang didahulukan. Dengan kata lain, produksi untuk mass

(19)

production ditunda sampai semua permintaan dari buyer telah terpenuhi. Bila

jadwal produksi benar-benar telah sibuk dan tidak dapat memenuhi permintaan

delivery time oleh buyer, maka Manajer PPC akan segera memberikan konfirmasi

kepada Marketing supaya dilakukan negosiasi delivery time dengan buyer. Manajer PPC mempunyai wewenang untuk memberikan keputusan atas permintaan buyer.

Setelah diperoleh persetujuan delivery time, Manajer PPC menerima pesanan penjualan berupa proforma invoice (PI) setelah diperiksa oleh Kepala Divisi Produksi. Berdasarkan PI yang diterima ini, Manajer PPC membuat jadwal

assembling bulanan yang disetujui oleh Kepala Divisi Produksi untuk diberikan

kepada PPC produksi dan PPC pembelian. Setelah jadwal assembling disetujui, Manajer PPC membuat purchasing order (PO) sebagai permintaan intern yang diberikan kepada PPC produksi dan PPC pembelian. Konfirmasi kedatangan

spare part dan konfirmasi bahan jadi yang sesuai dengan PO diserahkan kepada

Manajer PPC untuk membuat bon bahan. Bon bahan diberikan kepada assembling sebagai permintaan pelaksanaan assembling menjadi sepeda jadi.

Keseluruhan rangkaian sistem Manajer PPC dapat dilihat secara detail pada data flow diagram (DFD) level 1 yang terdapat pada Lampiran F.4. dan pada

data flow dictionary entry (DFDE) level 1 yang terdapat pada Lampiran G.3.

4.4.4. Sistem PPC Produksi Baru

PPC produksi menerima pesanan penjualan berupa PI dari Manajer PPC. Manajer PPC juga memberikan PO dan jadwal assembling bulanan kepada PPC produksi. Ketiga informasi ini digunakan sebagai acuan bagi PPC produksi untuk sekali lagi melakukan pengecekan bahan in housing di gudang menggunakan

database yang LAN dengan Gudang. Selanjutnya dibuat jadwal produksi in housing. Menggunakan jadwal produksi in housing dan hasil pengecekan gudang,

PPC produksi membuat SPB jika ada kekurangan bahan in housing yang dibutuhkan. Gudang akan memberikan konfirmasi ketika barang datang dari supplier dan siap dilakukan produksi in housing. Dengan informasi kedatangan bahan in housing ini, PPC produksi membuat KIK. Setelah disetujui oleh Manajer

(20)

PPC, KIK diserahkan kepada Produksi untuk segera dilakukan produksi in

housing.

Keseluruhan rangkaian sistem PPC produksi baru PPC dapat dilihat secara detail pada data flow diagram (DFD) level 1 yang terdapat pada Lampiran F.6. dan pada data flow dictionary entry (DFDE) level 1 yang terdapat pada Lampiran G.5.

4.4.5. Sistem PPC Pembelian Baru

PPC pembelian menerima pesanan penjualan berupa PI dari Manajer PPC. Manajer PPC juga memberikan PO dan jadwal assembling bulanan kepada PPC produksi. Ketiga informasi ini digunakan sebagai acuan bagi PPC pembelian untuk melakukan klasifikasi spare part local dan spare part impor. Masing-masing PPC pembelian melakukan pengecekan spare part di gudang menggunakan data base yang LAN dengan gudang. Selanjutnya dibuat jadwal pembelian spare part dan dibuat pula SPB. SPB diberikan kepada Pembelian dan Gudang akan memberikan konfirmasi ketika spare part local maupun impor telah datang dari supplier dan siap dilakukan assembling. Informasi kedatangan spare

part ini dengan segera harus dikonfirmasikan kepada Manajer PPC untuk dapat

diterbitkannya bon bahan.

Keseluruhan rangkaian sistem PPC pembelian baru dapat dilihat secara detail pada data flow diagram (DFD) level 1 yang terdapat pada Lampiran F.5. dan pada data flow dictionary entry (DFDE) level 1 yang terdapat pada Lampiran G.4.

4.4.6. Job description Baru

Job description tersebut di bawah ini hanya pada bagian yang mengalami

perubahan saja. Untuk bagian yang tidak tersebut di bawah ini adalah bagian yang tidak mengalami perubahan. Semua job description awal dapat dilihat di lembar Lampiran I.

(21)

4.4.6.1. Kepala Divisi Produksi

Kepala Divisi Produksi mengendalikan proses produksi di bagiannya sesuai dengan prosedur kualitas dan kuantitas yang ditetapkan dan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Berada langsung dibawah Direktur Operasional dan membawahi langsung Finishing, Design dan Engineering, Assembling, Produksi in housing, dan Manajer PPC. Kepala Divisi Produksi secara keseluruhan mengkoordinir tugas-tugas produksi dan memantau segala tugas PPC. Job description baru beserta tugas, wewenang, dan tanggung jawab dapat dilihat pada lembar Lampiran I.1.

4.4.6.2. Manajer PPC

Manajer PPC merupakan bagian baru dari perusahaan yang menggantikan fungsi PPC assembling dan sebagai koordinator atas PPC yang ada, merupakan bawahan langsung dari Kepala Divisi Produksi. Manajer PPC mengkoordinasikan kegiatan PPC dan mengendalikan setiap jadwal yang direncanakan untuk persiapan pelaksanaan produksi sesuai dengan prosedur kualitas dan kuantitas yang telah ditetapkan. Manajer PPC memberikan keputusan atas permintaan delivery time dari buyer, membuat dan menerbitkan jadwal

assembling bulanan sesuai dengan PI yang telah di terima, membuat dan

mendistribusikan PO (Purchasing Order), membuat dan menerbitkan bon bahan, mengontrol keadaan spare part secara keseluruhan, serta memeriksa dan menyetujui jadwal pembelian dan in housing. Manajer PPC berwewenang menerima dan menolak permintaan delivery time oleh buyer serta membatalkan jadwal produksi mass production jika ada permintaan produksi job order. PPC produksi dan PPC pembelian melaporkan rencana jadwal dan menginputkannya ke dalam database yang sudah LAN setelah disetujui oleh Manajer PPC. Staff gudang menginputkan data jumlah stok barang dalam database yang sudah LAN dengan PPC. Job description baru beserta tugas, wewenang, dan tanggung jawab dapat dilihat pada lembar Lampiran I .8.

(22)

4.4.6.3. PPC Produksi

PPC produksi berada dibawah Manajer PPC secara langsung. Fungsi PPC produksi ialah merencanakan produksi in housing berdasarkan PI yang diterima dari Manajer PPC untuk dilakukan produksi dan pemesanan kepada bagian Pembelian. PPC produksi harus melakukan penghitungan kebutuhan produksi in

housing berdasarkan PI dan membuat detail jadwal produksi in housing. PPC

produksi berhak meminta laporan status barang yang ada di bagian produksi. Secara keseluruhan, PPC produksi bertanggung jawab atas persiapan bahan in

housing untuk pelaksanaan assembling. Job description baru beserta tugas,

wewenang, dan tanggung jawab dapat dilihat pada lembar Lampiran I.2.

4.4.6.4. PPC Pembelian Impor

PPC pembelian impor merencanakan pembelian spare part impor berdasarkan PI yang diterima dari Manajer PPC untuk melakukan pemesanan

spare part dengan supplier impor ke bagian Pembelian. PPC pembelian impor

berada langsung dibawah Manajer PPC. PPC pembelian impor melakukan penghitungan kebutuhan spare part impor berdasarkan PI, kemudian membuat jadwal pembelian spare part impor, membuat order ke bagian Pembelian, memantau kedatangan spare part impor, lalu melaporkan kedatangan spare part impor kepada Manajer PPC. Job description baru beserta tugas, wewenang, dan tanggung jawab dapat dilihat pada lembar Lampiran I.4..

4.4.6.5. PPC Pembelian Lokal

PPC pembelian lokal merencanakan pembelian spare part lokal berdasarkan PI yang diterima dari Manajer PPC untuk melakukan pemesanan

spare part dengan supplier local ke bagian Pembelian. PPC pembelian local

berada langsung di bawah Manajer PPC. PPC pembelian impor menghitung kebutuhan spare part lokal impor berdasarkan PI, kemudian membuat jadwal pembelian spare part local, membuat order ke bagian Pembelian, memantau kedatangan spare part local, lalu melaporkan kedatangan spare part local kepada Manajer PPC. Job description baru beserta tugas, wewenang, dan tanggung jawab dapat dilihat pada lembar Lampiran I.3.

(23)

4.4.6.6. Gudang

Ada tiga supervisor gudang, antara lain Supervisor Gudang Bahan Penunjang, Supervisor Gudang Bahan Baku, dan Supervisor Gudang Jadi. Secara keseluruhan tidak banyak terjadi perubahan job description. Masing-masing

supervisor gudang melakukan tugasnya persis seperti job description lama.

Sistem baru memberikan tugas tambahan bagi ketiga supervisor, untuk bertanggung jawab atas penginputan data stok barang keluar atau masuk dari atau ke gudang. Data yang diinputkan ini akan diberikan kepada PPC lewat LAN komputer. Penginputan data dilakukan saat barang keluar atau masuk, bukan menunggu sampai akhir jam kerja. Hal ini dilakukan karena informasi data stok di gudang yang up to date sangat diperlukan oleh PPC dalam memutuskan persetujuan permintaan sesuai delivery date yang diajukan oleh buyer.

Job description baru beserta tugas, wewenang, dan tanggung jawab

dapat dilihat pada lembar Lampiran I.5. untuk Supervisor Gudang Bahan Baku, Lampiran I.6. untuk Supervisor Gudang Bahan Penunjang, dan Lampiran I.7. untuk Supervisor Gudang Bahan Jadi.

4.4.7. Aliran Dokumen Baru

Dengan sistem PPC yang baru aliran dokumen spec tidak di bagikan kepada semua PPC yang ada, melainkan spec tersebut sudah dimiliki oleh Kepala Divisi Produksi, Manajer PPC, PPC produksi dan PPC pembelian pada database yang ada.

Jadwal produksi yang dibuat oleh PPC produksi, disetujui dan diketahui oleh Manajer PPC diberikan sebelum proses produksi dilaksanakan. Begitu juga dengan jadwal pembelian yang dibuat oleh PPC pembelian. Jadwal assembling yang dibuat oleh Manajer PPC dibuat dan disetujui oleh Kepala Divisi Produksi, sebelum jadwal tersebut diberikan kepada PPC produksi dan PPC pembelian.

Ada beberapa form baru yang akan mengalir di sistem yang baru ini, form baru dan alirannya akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. Khusus untuk form Laporan Penerimaan Barang (LPB), digantikan dengan dua form lainnya, yaitu Laporan Kedatangan Bahan (LKB) untuk kedatangan bahan produksi in

(24)

sepeda lokal maupun impor. Adapun aliran dokumen baru ini dapat dilihat dengan detail dalam flow chart sistem yang baru pada lampiran H.

4.4.8. Form yang Mengalir

4.4.8.1. Form lama yang masih digunakan

Desain sistem PPC baru dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan kondisi yang terjadi di perubahan dengan meminimalisasi perubahan. Hal ini pula yang menjadi acuan pembuatan form baru dan tetap dipertahankannya beberapa form lama.

4.4.8.2. Form baru

Form baru hanya beberapa saja. Banyak laporan yang ada berasal dari

print out dari program yang ada. Form-form yang ada diantaranya:

Tabel 4.1 Form Pemesanan Form Pemesanan Kode Pesanan : Buyer : Tanggal Pesan : Delivery : Notes : Detail :

Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

Persetujuan:

(25)

1. Form Pemesanan

Form Pemesanan merupakan form yang dibuat oleh Marketing sebagai form persetujuan pembelian dari buyer yang diberikan kepada Manajer PPC untuk dilakukan pengecekan. Setelah didapatkan keputusan, form pemesanan disetujui oleh Manajer PPC dan Marketing yang kemudian dapat diproses. Form pesanan ini dibuat rangkap 2. Form dapat dilihat pada tabel 4.1.

2. Laporan Kedatangan Bahan

Laporan Kedatangan Bahan memberikan informasi mengenai jumlah bahan yang datang untuk persiapan produksi in housing. Laporan ini dibuat oleh Gudang dan sudah disetujui sebelumnya oleh Pembelian. Laporan yang sudah disetujui oleh Pembelian dibuatkan rekapnya untuk diketahui PPC produksi dan Manajer PPC. Laporan ini dibuat rangkap 4 masing-masing sebagai dokumen, diberikan kepada Pembelian, PPC produksi, dan kepada Manajer PPC. Form dapat diihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Tabel Laporan Kedatangan Bahan LAPORAN KEDATANGAN BAHAN Tanggal :

Kode Item Deskripsi Jumlah No PO Keterangan

Diketahui Disetujui

(26)

3. Laporan Kedatangan Spare part Lokal dan Impor

Laporan Kedatangan Spare Part Lokal dan Impor berisi laporan kedatangan spare part lokal dan impor mengenai jumlah spare part yang datang untuk persiapan assembling. Laporan ini dibuat oleh Gudang dan sudah disetujui sebelumnya oleh Pembelian. Sama seperti Laporan Kedatangan Bahan, setelah laporan disetujui, dibuatkan rekapnya untuk dikatuhi PPC pembelian dan Manajer PPC. Laporan ini dibuat rangkap 4 masing-masing sebagai dokumen, diberikan kepada Pembelian, PPC pembelian, dan kepada mangaer PPC. Form dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Laporan Kedatangan Spare Part Lokal dan Impor LAPORAN KEDATANGAN SPARE PART LOKAL DAN IMPOR Tanggal :

Kode Item Deskripsi Jumlah No PO Lokal/Impor Keterangan

Diketahui Disetujui

(Manajer PPC) (PPC Pembelian) (Pembelian) (Gudang)

4. Laporan Bahan Jadi

Laporan Bahan Jadi memberikan informasi mengenai jumlah produksi yang telah diselesaikan produksi in housing sebagai laporan siap

assembling dari PPC produksi. Laporan ini dibuat oleh Produksi, disetujui

oleh produksi dan kepala divisi produksi, diketahui oleh PPC produksi dan Manajer PPC. Laporan ini dibuat rangkap 4. Form dapat dilihat pada tabel 4.4.

(27)

Tabel 4.4 Laporan Bahan Jadi LAPORAN BAHAN JADI Tanggal :

Kode Item Deskripsi Jumlah No PO Keterangan

Diketahui Disetujui

(Manger PPC) (PPC Produksi) (Kadiv. Prod) (Produksi)

Tabel 4.5 Konfirmasi Spare Part LAPORAN SPARE PART SIAP Tanggal :

Kode Item Deskripsi Jumlah No PO Keterangan

Diketahui Disetujui

(Manager PPC) (PPC Pembelian)

5. Konfirmasi Spare Part

Merupakan laporan yang dibuat oleh PPC pembelian ketika spare part sudah lengkap dan siap dilakukan assembling,diberikan kepada

(28)

Manager PPC untuk diketahui. Laporan ini dibuat rangkap 2 saja. Form dapat dilihat pada tabel 4.5.

6. Laporan Jadwal Assembling Bulanan

Laporan Jadwal Assembling Bulanan merupakan hasil print out dari Microsoft Project yang berupa sistem kalender dan gantt chart. Laporan ini dibuat oleh Manajer PPC. Hasil print out dapat dilihat pada gambar 4.4. dan gambar 4.5.

(29)

Gambar 4.5 Gantt Chart Jadwal Assembling Bulanan

7. Laporan Jadwal Produksi in housing

(30)

Gambar 4.7. Gantt Chart Jadwal Produksi In Housing

Laporan jadwal produksi in housing merupakan print out dari

Microsoft Project yang berupa sistem kalender dan gantt chart. Laporan

ini dibuat oleh PPC produksi. Hasil print out dapat dilihat pada gambar 4.6. dan gambar 4.7.

8. Laporan Jadwal Pembelian Spare Part Lokal

Laporan jadwal pembelian spare part lokal merupakan print out dari Microsoft Project yang berupa sistem kalender dan gantt chart. Laporan ini dibuat oleh PPC pembelian. Hasil print out dapat dilihat pada gambar 4.8. dan 4.9.

(31)
(32)

Gambar 4.9. Gantt Chart Jadwal Pembelian Spare Part Lokal

9. Laporan Jadwal Pembelian Spare part Impor

(33)

Gambar 4.11. Gantt Chart Jadwal Pembelian Spare Part Impor

Laporan jadwal pembelian spare part impor merupakan print out dari Microsoft Project yang berupa sistem kalender dan gantt chart. Dibuat oleh PPC pembelian. Hasil print out dapat dilihat pada gambar 4.10. dan gambar 4.11.

4.5. Simulasi

Simulasi dilakukan dengan memasukkan data pemesanan yang memerlukan persetujuan Manajer PPC untuk membuat keputusan dan data pemesanan dibuat berdasarkan persetujuan perusahaan. Karena terdapat beberapa data yang memerlukan subjektivitas dari perusahaan (dalam hal ini PPC) maka simulasi dilakukan dengan menggunakan 10 data. Data pesanan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 sampai tabel 4.14.

(34)

a. Pesanan :1

Tabel 4.6 Form Pemesanan 1 Form Pemesanan Kode Pesanan : 2030601 Buyer : Tradewinds-Halford Tanggal Pesan : 25 06 2003 Delivery : 25 07 2003 Notes : Detail :

-Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16002 16” BMX Hollywood 500 unit

16004 16” BMX Dalmatian 1500 unit

20005 20” BMX Rambo 500 unit

Total 2000 unit

b. Pesanan : 2

Tabel 4.7 Form Pemesanan 2 Form Pemesanan Kode Pesanan : 20306002 Buyer : Alhulhim Tanggal Pesan : 25 06 2003 Delivery : 21 07 2003 Notes Detail

:-Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16004 16” BMX Hollywood 200 unit 85% ass

20010 20” BMX Scorpion 500 unit

(35)

c. Pesanan : 3

Tabel 4.8 Form Pemesanan 3 Form Pemesanan Kode Pesanan : 20306003

Buyer : KENT INTERNASIONAL – TSIN CHING

Tanggal Pesan : 26 06 2003

Delivery :

Notes : -Detail :

Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16004 16” BMX Dalmatian 1000 unit

20010 20” BMX Scorpion 1000 unit

20012 20” BMX Rambo 1000 unit

16002 16” BMX Hollywood 200 unit Total 3200 u

d. Pesanan : 4

Tabel 4.9 Form Pemesanan 4 Form Pemesanan Kode Pesanan : 20306004

Buyer : COOP DANMARK

Tanggal Pesan : 27 06 2003

Delivery : 25 07 2003

Notes : Detail :

-Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16015 16” BMX Rambo 300 unit

20010 20” BMX Scorpion 500 unit

(36)

e. Pesanan : 5

Tabel 4.10 From Pemesanan 5 Form Pemesanan Kode Pesanan : 20306005 Buyer : BACHTENKIRCH Tanggal Pesan : 27 06 2003 Delivery : 25 07 2003 Notes : Detail :

-Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16015 16” BMX Rambo 500 unit

20010 20” BMX Scorpion 1500 unit

20019 20” BMX Star 1000 unit

Total 3000 unit

f. Pesanan : 6

Tabel 4.11 Form Pemesanan 6 Form Pemesanan Kode Pesanan : 20306006

Buyer : COOP NORGE

Tanggal Pesan : 28 06 2003

Delivery : 28 07 2003

Notes : Detail :

-Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16015 16” BMX Rambo 100 unit

20010 20” BMX Scorpion 500 unit

20019 20” BMX Star 100 unit

(37)

g. Pesanan : 7

Tabel 4.12 Form Pemesanan 7 Form Pemesanan Kode Pesanan : 20306007 Buyer : ARABIA Tanggal Pesan : 29 06 2003 Delivery : 02 08 2003 Notes : Detail :

-Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16002 16” BMX Hollywood 1500 unit 20008 20” BMX Big Daddy 2000 unit

16007 16” BMX Star 100 unit

20021 20” BMX Bomber 400 unit Total 4000

h. Pesanan : 8

Tabel 4.13 Form Pemesanan 8 Form Pemesanan Kode Pesanan : 20307008

Buyer : COOP CANADA

Tanggal Pesan : 01 07 2003

Delivery : 30 07 2003

Notes : Detail :

-Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16015 16” BMX Rambo 500 unit

(38)

i. Pesanan : 9

Tabel 4.14 Form Pemesanan 9 Form Pemesanan Kode Pesanan : 20306009 Buyer : LOKAL Tanggal Pesan : 28 06 2003 Delivery : 21 07 2003 Notes : Detail :

-Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16004 16” BMX Dalmatian 500 unit

16015 16” BMX Rambo 200 unit

Total 700 unit

j. Pesanan : 10

Tabel 4.15 Form Pemesan 10 Form Pemesanan Kode Pesanan : 2030710

Buyer : COOP AUSTRALIA

Tanggal Pesan : 02 07 2003

Delivery : 29 07 2003

Notes : Detail :

-Kode Model Deskripsi Jumlah Keterangan

16015 16” BMX Rambo 200 unit

16 004 16” BMX Dalmatian 1000 unit

(39)

Data pemesan yang telah ada dimasukkan kedalam software

Microsoft Visual FoxPro dan Microsoft Project untuk disimulasikan

sehingga didapatkan hasil:

Tabel 4.16 Hasil Simulasi Pesanan Tanggal Pesanan Delivery Persetujuan 1 25/06/03 25/07/03 22/07/03 2 25/06/03 21/07/03 21/07/03 3 26/06/03 25/07/03 25/07/03 4 27/06/03 25/0703 25/07/03 5 27/06/06 25/07/03 30/0703 6 28/06/03 28/07/03 28/07/03 7 29/06/03 02/08/03 02/08/03 8 01/07/03 30/07/03 30/07/03 9 28/06/03 21/07/03 21/07/03 10 02/07/03 29/07/03 01/08/03

Tabel diatas menunjukkan hasil simulasi dengan menggunakan sistem PPC yang baru.

4.6. Validasi

Secara subyektif, validasi dilakukan dengan melakukan wawancara langsung terhadap perusahaan. Kepala Produksi dianggap sebagai bagian yang mengerti dengan jelas mengenai Sistem PPC. Dimana bisa memberikan penilaian secara objektif yang berkaitan dengan konsep Sistem PPC yang baru. Serta penggunaanya di lapangan secara langsung. Diharapkan Kepala Produksi dapat memberikan keputusan layak tidaknya Sistem PPC baru yang telah disusun.

Gambar

Gambar 4.1. Sistem persetujuan penjualan ideal di PT Wim Cycle
Gambar 4.2. Sistem persetujuan penjualan sekarang di PT Wim Cycle
diagram  (DFD) pada Lampiran F dan dalam  data flow dictionary entry  (DFDE) pada Lampiran G.
Tabel 4.1 Form Pemesanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengamati karakteristik dan menganalisa perubahan tegangan tembus pada isolasi udara pada kondisi basah dengan cairan yang dominan

Pada bagian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga yaitu apakah metode hypnoteaching efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa

Faktor-faktor yang mempengaruhi batas penggunaan bungkil kelapa dalam ransum ayam adalah rendahnya kandungan asam amino, terutama lisin, kandungan serat kasar yang tinggi

Maryati Mohd Yusof Makmal Kejuruteraan Perisian, Blok C 9am-11am A155048 Nurul Nabilah Binti Ibrahim SE(ISD) - 2.. Syaimak Abdul

Sutomo Surabaya tahun 2009, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia ibu dan paritas terhadap kejadian pre eklampsia dengan nilai

Menurut Gasperz (2002), peramalan adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk membantu memberikan gambaran tentang permintaan terhadap produk atau jasa tertentu di masa

Pada instalasi RRI-50, juga akan didesain untuk kemungkinan masuknya catu daya kecelakaan yang terhubung dengan Panel distribusi darurat tegangan rendah BHA dan BHB.. Catu daya

Jika temanku yang lain mandi dengan waktu yang seperti biasa (tidak bertambah ataupun berkurang), kapan aku mulai mandi.. (Anggap kali ini aku langsung mandi begitu teman