• Tidak ada hasil yang ditemukan

M * H A m m A» H A T T a

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "M * H A m m A» H A T T a"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

M * H A m m A » H A T T a

y

'1 "

%. U sJL'JttM rr |

/

(2)

1

m

><

! n ML' P F ":'

jj O! r=!i ; ! K .M . I' ; ,/'i ■ j A .- : . D I; P L' i:. .

(3)
(4)

M E N I N D J A U M A S A L A H K O O P E R A S I I: 4> ' ' f

‘ /

j . ’A *

(5)
(6)

MENINDJAU MASALÄH

KOOPERASI

oleh ■' t ' M O H A M M À D H A T T A 19 5 4 P. T . Pembangunan D jakarta

(7)

ISI B U K U

1. Kooperasi di In d o n e s ia ... l 2. Membangun Kooperasi dan Kooperasi m em ­

bangun ... 20 3. Amanat pada Hari Kooperasi P e r t a m a ... 4 1 4. Renungan Hari Kooperasi ke-II ... 4 7 5. Amanat pada H ari Kooperasi ke-II ... 63 6. Kooperasi djembatan ke Demokrasi Ekonom i 73 7 . Amanat pada H ari Kooperasi k e - I I I ... 93

(8)

i . K O O P E R A S I D I I N D O N E S I A

K o - o p e r a s i berasal dari kata-kata ,,k o ” , jan g artinja „b e rsa m a ” dan „o p e ra si” , ja itu „ b e k e r d ja ” . D jad i kooperasi artin ja sam a-sam a b ekerdja. P e rk u m ­ pulan jang d iberi nam a Kooperasi ialah p erk u n ip u lan kerdja-sam a dalam m entjapai sesuatu tud ju an . D alam kooperasi tak ada sebagian anggota ~Eekerdja sebagian m em elu k tangan. Sem uanja sam a-sam a b ekerdja u n tu k m en tjapai tudjuan bersama.

Siapa jang m em perhatikan perkem bangan kooperasi d i Indonesia serta berbagai usaha u n tu k m em ad jukann ja, hendaklah m em bedakan dua hal. Ja itu kooperasi sosial dan kooperasi ekonomi. Kedua-duanja terdapat d idalam m asjarakat Indonesia.

K ooperasi sosial usianja leb ih tua, ialah pem baw aan dari m asjarakat k ita jang berdasarkan tolong-m enolong. D alam desa Indonesia jan g asli segala pekerdjaan jang berat-berat jang tid ak terp ik u l oleh orang-seorang d iker- djakan bersam a-sam a. B ukan sadja pekerdjaan jang m engenai kepentingan u m um d ikerd jak an bergotong- rojong, tetapi djuga urusan prive, urusan orang-seorang. T olon g-m en olo n g itu terdapat m isaln ja dalam usaha m em b uat rum ah, m engerdjakan saw ah, m en gan gk u t m ajat k eku b u r dan lain -lain n ja. K alau P ak K ro m o hendak m en d irikan rum ah, ia tid ak m engupahkan kepada orang

(9)

lain, m elainkan ia m inta pertolongan w arga desa. K e ­ m udian, apabila Pak A m at hendak m em b u at ru m ah baru, Pak Krom o pada giliran n ja datang m em b eri p er­ tolongan. M asalah upah tak ada dalam m asjarakat In d o ­ nesia jang asli. Segala jang berat d ikerd jak an dengan usaha bersama, sekalipun un tuk keperluan orang-seo- rang. Dalam kooperasi sosial ini tid ak ada perh itun gan ekonomi jang teliti, jaitu m entjapai hasil jang sebesar- besarnja dengan ongkos jang se d ik it-d ik itn ja . P e rh i­ tungan ongkos belum ada. Sebab, tudjuan h id u p m en - tjari keuntungan, jang m endjadi dasar perh itu n gan ongkos, tidak ada dalam m asjarakat Indonesia ja n g asli. D isitu orang biasa hidup dengan tolong-m enolong. Jang berat sama d ipikul, jang ringan sam a d id jin d jin g . D alam pergaulan hidup seperti itu rasa solidaritet, pera­ saan persekutuan atau seia bersekutu, kuat.

Kooperasi ekonomi adalah pem baw aan zam an baru, m untjul dialam Indonesia sedjak perpisahan m asa dari abad k e -19 ke abad k e-20 .T u d ju an n ja ialah m em p erb aik i nasib orang-orang jang lem ah ekonom inja dengan d jalan kerdja-sama. Ibarat sapu lid i, lid i satu-satunja itu lem ah dan mudah dipatah. T etap i apabila d iik at m en d jad i sapu, ia merupakan suatu kesatuan jang kuat, tak m u ­ dah dipatah. Kooperasi adalah perikatan m ereka jan g lemah ekonominja, untuk m erupakan suatu badan jan g kuat. Kerdjasam a adalah dasar kooperasi ekonom i, se­ bab itu rasa solidaritet m esti ada padanja. A p a b ila b elu m ada pada m ulanja, perasaan itu harus d ip u p u k. Selag i kooperasi sosial dilakukan m enurut kebiasaan, sebagai pemb awaan hidup bersama sem ata-m ata, kooperasi eko­

(10)

nom i sengadja diadakan dengan keinsafan jang njata, untuk m em perbaiki dasar keperluan hidup bersama. Ia berusa­ ha dengan perhitungan untuk m entjapai hasil jang sebaik-baiknja dengan tenaga jang ada. O rganisasi adalah pangkal kekuatan. Sebab itu kooperasi, sebagai organisasi, menjusun tenaga-tenaga ekonomi jang lemah dan terpentjar itu mendjadi suatu kekuatan ekonom i jang njata. Selain dari pada rasa solidaritet, kooperasi ekonomi menghendaki individualitet, kesadaran akan harga diri sendiri pada anggota-anggotanja. Karena hanja anggota jang sadar akan harga dirinja dapat bertindak, dengan memberi harapan, untuk mentjapai dan m em ­ bela kepentingan bersama. In saf akan harga diri sendiri m enim bulkan kepertjajaan atas kemampuan diri sen­ d iri untuk bertindak.

Selagi kooperasi sosial berdiri dengan rasa solidaritet sadja, kooperasi ekonomi hanja dapat berdiri dan ber­ kembang atas sendi solidaritet dan individualitet kedua- duanja. Dalam desa Indonesia jang asli individualitet tertekan, karena orang hidup m enurut tradisi, kebiasaan turun-temurun. Perkembangan individualitet malahan dipandang suatu sifat jang m enjim pang dari adat, sebab itu dianggap membahajakan ketenangan m asjarakat. Pendapat orang seorang djarang terkemuka, pendapat bersama hanja jang berlaku. Orang seorang jang hendak menjatakan pendapatnja, selalu memperhatikan lebih dulu pendapat dan perasaan umum.

Sungguhpun kooperasi itu sudah ada dalam masjarakat desa, apabila kita sekarang m enjebut „kooperasi” , kita maksud semata-mata kooperasi ekonomi. T etapi ada

(11)

baiknja kita insafi, bahwa sebuah tiang daripada koo­ perasi, jaitu solidaritet, sudah ada dalam masjarakat desa. Dalam pada itu kita harus awas pula dan djangan menjangka, bahwa dengan adanja solidaritet itu koope­ rasi ekonomi mudah sadja tim bulnja didesa. Kooperasi harus mempunjai tiang kedua, jaitu individualitet. Seperti diperingatkan tadi, individualitet sukar tum buh dalam masjarakat desa. Sebab itu, apabila kita ingin supaja desa kita berkembang m endjadi kooperasi, per­ lulah kita memimpin pertumbuhan itu dengan sabar dan berhati-hati. Ini menghendaki pendidikan kepada rakjat jang tidak mudah menerimanja, karena berlainan dari kebiasaan. Pendidikan ini diberikan dengan tjontoh jang menundjukkan kebaikan kooperasi, diberikan oleh pemimpin jang mempunjai idealisme jang sehat, jang dapat memikat kepertjajaan rakjat. Dengan tak ada idealisme dengan pengertian realitet, tak m ungkin ter­ laksana kooperasi jang sebenar-benarnja. Pendidikan ini menghendaki kesabaran serta kejakinan bahwa tjita tjita akan tertjapai. M ungkin menghendaki w aktu jang berpuluh-puluh tahun lamanja, akan tetapi ter­ laksana ia mesti. Apabila orang jang tua-tua tidak dapat ditarik karena telah terikat benar kepada kebia­ saan, pada djiwa anak-anak muda m esti dapat d ihidu p­ kan tjita-tjita dan semangat kooperasi. D jiw a m uda, jang pada dasarnja dinamis itu, harus dibebaskan dari kungkungan tradisi jang begitu m engikat dengan tiada membantunkannja dari akarnja. D alam djiw a m uda itu dimasukkan sedikit demi sedikit pandangan historis, ditanam pengertian bahwa masjarakat tidak tetap, m e­

(12)

lainkan tumbuh dan berkembang. Anak-anak muda itu harus mendapat gambaran tentang masjarakat lain dan bangsa lain. Ini harus diberikan sedjak dari sekolah rakjat dengan peladjaran sedjarah dan ilmu bumi. Pela­ djaran sedjarah, sekalipun serba ringkas, hendaknja memberikan gambaran perkembangan bangsa-bangsa didunia ini, dari masa biadab kemasa berkebudajaan. Segi kemanusiaan dan peradaban harus dikemukakan, dihiasa dengan tjontoh-tjontoh tentang kerdja manusia jang membangun dari abad keabad. Peladjaran ilm u bum i hendaknja menggambarkan, dengan mudah dan menarik, bum i ini sebagai tempat kediaman manusia. Bukan mempeladjari nama-nama gunung, sungai, tem ­ pat dan hasil-hasil bum i diluar kepala jang diutamakan, melainkan melukiskan arti semuanja itu bagi kehidupan manusia. M anusialah jang dikemukakan, dalam perse- barannja dalam tem pat diatas bum i ini. Kemudian, peladjaran berhitung disekolah m estilah dihubungkan dengan udjud jang tertentu dalam penghidupan. Bukan semata-mata mengadjar tangkas berhitung. H itungan persenan dan bunga-berbunga hendaklah memberi ingat­ an dan gambaran pada m urid, betapa hebatnja riba dan idjon merusak ekonomi dan masjarakat. Ini m em ­ beri pengawasan kepada anak muda kemudian terhadap bahaja jang mengantjam hidupnja. Dan karena itu terbuka pikirannja untuk m entjari djalan pemagar diri dan hidupnja. Ada hendaknja buku-buku batjaan bagi sekolah rakjat, jang mengandung tjerita-tjerita pendek tentang hidup berkooperasi. Tjerita-tjerita jang m em ­ beri gambaran tentang apa jang disebut kooperasi dan

(13)

kebaikannja. Semua uraian itu dimasukkan kedalam tjerita-tjerita hidup jang menarik hati.

Menjiapkan buku-buku peladjaran seperti jang tersebut diatas adalah tugas jang terpenting bagi Kementerian Pendidikan. Pengadjaran dan Kebudajaan! T id ak segala pengarang dapat mengerdjakannja. Untuk mengarang buku-buku peladjaran sematjam itu, perlulah penga- rangnja mempunjai konsepsi jang njata tentang pendi­ dikan masjarakat dan pandai mengarang dengan ba­ hasa dan gambaran jang mudah dan menarik hati. Ia menulis untuk kanak-kanak dibawah umur 1 2 tahun, tetapi menggembirakan djuga hati orang besar m em - batjanja. Memang, suatu tugas jang tidak ringan!

Sedjarah kooperasi di Indonesia bermula disebuah kota ketjil, Purwokerto. Pada tahun 18 9 6 didirikan disana suatu ,,H u lp - en Spaarbank” , jang tudjuannja mendjaga kepentingan pegawai negeri, supaja mereka terlepas dari utang kepada tukang riba. Bank Bantu dan Sim panan ini bukanlah suatu Bank Kooperasi. Akan tetapi tim bulnja itu menggerakkan hati assisten-residen De Wolff van

Westerrode untuk mengandjurkan pembangunan rang­

kaian kooperasi kredit guna orang tani diseluruh kere­ sidenan Banjumas. Ia mentjiptakan organisasi kredit tani itu menurut type Bank Raiffeisen jang dilihatnja sendiri perkembangannja di Djerm an. Atas usahanja H ulp- en Spaarbank di Purwokerto tadi diubah da- sarnja mendjadi ,,Poerwokertosche H ulp-, Spaar- en Landbouwcredietbank” . Pemberian kredit diluaskan sampai kepada orang tani. D juga orang tani banjak 6

(14)

mendjadi manosa tukang riba dan idjon dan harus disembuhkan dari penjakit sosial itu. H am pir serentak dengan itu didirikan diseluruh daerah Banjumas 2 5 0 buah lumbung desa, jang memberikan kredit berupa padi. Disebelah lumbung desa itu didirikan kemudian bank desa, jang memberikan kredit berupa uang. M e­ nurut tjontoh Bank Purwokerto itu berdiri kemudian Bank-Bank Kredit Rakjat seluruh Djawa dan Madura. Dari semulanja bank-bank ini bekerdja dibawah peni­ likan Pemerintah. Pada tahun 1 9 3 4 bank-bank jang berdiri sendiri-sendiri itu disatukan mendjadi „A lg e- meene Volkscredietbank” , jang bertjabang diseluruh Indonesia.

Tetapi perkembangan Algemeene Volkscredietbank, Bank R akjat, menjimpang dari jang ditjiptakan oleh De W o lff van Westerrode. Ia m entjiptakan bank koope­

rasi tani menurut type RaifFeisen. Jang kembang ialah

Bank Rakjat, dengan tiada berbentuk kooperasi. Ke- istimewaannja dari bank biasa ialah bahwa modal perusahaannja lambat-laun dipupuk dari hasil keun­ tungan jang dipungut dari pemberian kredit kepada rakjat. Ini mungkin karena rentenja terlalu tinggi. Se- djak masa perdjoangan Republik Indonesia jang pertama, Bank R akjat, sebagai satu-satunja bank jang berarti di- daerah kita disebelah Bank Negara Indonesia, m em ­ berikan djuga kredit dagang. O leh karena itu tjorak kreditnja sekarang dua rupa: kredit rakjat dan kredit dagang, jang pada dasarnja tak dapat disatukan. Lam ­ bat-laun pemberian kredit jang dua m atjam itu harus terpisah sama sekali, didalam tangan dua buah bank.

(15)

Satu Bank (Kredit) R a k ja t dan satu lagi Bank D agang, kedua-duanja kepunjaan Pem erintah.

D isebelah Bank R a k ja t jang berm odal berpuluh d ju ta rupiah, terdapat bank kooperasi k e tjil-k e tjil, jang m o- dalnja berbilang ribuan rupiah sadja. M alahan pada perm ulaannja ada jang m odalnja berbilang ratusan rupiah sadja. D ju m lah bank-bank kooperasi in i se- m angkin tahun sem angkin bertam bah. Istim ew a sed jak pem ulihan kedaulatan, sedjak Indonesia m endjadi negara jang m erdeka dan berdaulat jang d iaku i oleh

T ab el Tahun Djumlah Kooperasi Djumlah Anggota Simpanan Anggota

dan titipan Tjadangan

19 2 7 I _ _____ 1928 22 — --- ,---1929 43 — — ,— --- ,---19 30 89 7.848 f 10 1.2 9 6 ,— --- — 19 3 1 133 13 .7 2 5 I 94-578 — — ,---19 32 17 2 14 .0 3 5 ,, 2 6 4 .18 4 ,— --- ,---1933 233 18 .30 7 3 1 7 .6 1 3 ,— --- ,---19 34 263 18.663 375-557 — --- ,---1935 299 19.064 3 0 6 .3 17 ,— ---,---1936 324 20.243 302.399 ,— --- ,---1937 4 10 28.697 >> 5 7 0 .18 2 ,— --- ,---1938 540 4 0 .2 37 ,, 6 33.0 8 2,— --- ,---1939 574 5 2 .2 16 8 5 0 .6 7 1,— --- ,---1940 639 — ■— ,— --- ,---19 4 1 7 1 2 — — ,— --- ,---1942 728 — — ,— --- ,---1947 T qa8 2 .16 0 — >■— --->---•Ly<+*J 1949 — — — ,— --- 1---1950 1 .1 5 5 — ± R p 4.500.000,— ---.---19 5 1 5.770 1.000 .324 ,, 3 5 .3 13 .0 4 0 ,9 5 R p 3'473*9^ 3»io 19 52 7.667 1.17 9 .4 2 2 ,, 5 6 .3 8 9 .3 7 1,2 5 „ 3 .2 6 2 .18 3 ,5 3 1953 8.223 1.39 2 .34 5 ,, 89.702.602.95 „ 11.4 9 4 .4 18 .9 0 8

(16)

dunia internasional, tambahan djum lahnja itu m elom ­ pat-lompat dengan bilangan ribuan.

Angka-angka disebelah ini tjukup m em beri gambaran tentang pengaruh kemerdekaan atas kesadaran ekonomi rakjat dan kegiatannja m enudju kedjalan kooperasi.

D jika diperhatikan benar-benar, perkembangan koope­ rasi di Indonesia sedjalan dengan kemadjuan pergerak­ an nasional. Sebelum m untjulnja Boedi Oetomo dalam tahun 19 0 8 , sebagai pendahuluan pergerakan rakjat, belum ada terdengar tjita-tjita kooperasi dikalangan rakjat. Mana jang ada diwaktu itu adalah tjiptaan pe­ gawai-pegawai Belanda. Dan perkembangannjapun ber­ gantung kepada pandangan Pemerintah H in dia Belanda. Sedjak bangunnja pergerakan kebangsaan, bermula dengan Boedi Oetomo, barulah berkembang tjita-tjita kooperasi dalam masjarakat Indonesia. Sebab itu boleh dikatakan, bahwa pergerakan nasionallah jang mendo­ rong perkembangan kooperasi. Perasaan kebangsaan m endjadi semangatnja. Itu tidak mengherankan, ka­ rena dari semulanja pergerakan nasional kita m enudju terutama perbaikan nasib rakjat. Pengadjaran dan pere­ konomian adalah pasal-pasal jang terpenting dalam program tiap-tiap partai jang m untjul, jaitu berturut turut B .O ., N .I.P ., Sarikat Islam , P .K .I., Pasundan, P .N .I., Indonesische Studieclub Surabaja, Partindo, Pendidikan Nasional Indonesia (P .N .I.-baru ), Parindra d .1.1. Malahan Tam an Siswa lahir dengan tudjuan untuk membangun sendiri ,,pengadjaran nasional” berda­ sarkan selfhelp, tolong diri sendiri. R ak jat jang lemah ekonominja tidak akan dapat m em bentuk negara jang

(17)

kuat. Dan ekonomi akan tetap lem ah, apabila ra k ja t jang terbanjak m asih buta huruf. In sa f akan rangkaian masalah ini, m aka pengadjaran dan perekonom ian m endjadi pasal jang terutama bagi segala partai dise- belah tuntutan politik.

D ari sem ulanja orang insaf, bahwa perekonom ian rakjat jang lemah dan tertindis itu tidak akan dapat bangun, apabila ia tetap berdiri sendiri-sendiri atau m au m emakai bangun perusahaan jang lazim dipakai oleh bangsa asing, seperti Firm a, Peseroan T erbatas, Kongsi dan lain-lain bangunan kapitalis. M em ang beberapa ratus orang jang kuat bertindak dapat m em ilih bangunan itu. Akan tetapi, bagi rakjat jang banjak bangunan seperti itu tidak terpakai. Bangun perekono­ mian jang sesuai dengan keadaan rakjat ialah kooperasi. M aka karena itu pergerakan nasional, dari sem ulanja, kuat sekali m engandjurkan kooperasi.

Jang berhasil m adju sedikit dem i sedikit ialah kooperasi

kredit. Kooperasi kredit ini pulalah jang terbanjak d ju m -

lahnja sampai sekarang. Itupun kebanjakannja terdapat dalam golongan rakjat jang mengusahakan keradjinan. Dalam daerah pertanian kebanjakan terdapat kooperasi pendjual. Agak kurang djum lah kooperasi untuk m em ­ beli bersama bahan dan alat jang diperlukan untuk produksi. Kooperasi produksi dalam arti m enghasilkan setjara kooperatif, masih sedikit sekali djum lahnja. Pada hal kooperasi jang sem atjam inilah jang harus mendjadi sendi masjarakat kita, sesuai dengan tjiptaan Undang-Undang Dasar negara kita, pasal 3 8. Alangkah banjaknja bahan-bahan jang dihasilkan bum i kita, jang

(18)

dapat dikerdjakan oleh rakjat djadi barang-sudah dalam perusahaan jang berbentuk kooperasi!

Kooperasi konsumsi, jang banjak sekali didirikan m ula- m ula atas andjuran pergerakan politik, banjak jang djatuh dan karena itu tak subur hidupnja. Orang tjepat mengerti, bahwa pembelian bersama daripada keper­ luan hidup sehari-hari sebagai beras, m injak kelapa, garam, kopi, teh, gula, rokok, m injak tanah, berbagai matjam bahan makanan lainnja, kain pakaian dan lain- lain, akan menguntungkan. Pembelian bersama setjara kooperasi itu dapat dilakukan sekali banjak dan karena itu meringankan ongkos. Akan tetapi kesulitan jang dihadapi ialah persaingan dari pehak warung-warung jang sudah ada, jang telah mempunjai kedudukan jang kuat dalam masjarakat. Apabila dilihatnja bahwa koope­ rasi akan mendjadi saingan jang hebat baginja, jang mungkin mengurangkan langganannja, maka diturun- kannja harga barang-barang jang didjualnja serendah- rendahnja, lebih murah dari harga kooperasi. Kalau perlu dengan rugi sementara. Karena kurang rasa soli- daritet pada anggota-anggota kooperasi, mereka pergi membeli kepada lawan mereka. Achirnja kooperasi rugi dan djatuh. Kalau ini telah terdjadi, warung me­ naikkan kembali harga barang-barang jang didjualnja sampai seperti bermula. Kerugian jang diderita semen­ tara tadi dengan menurunkan harga semurah-murahnja, sekarang dapat ditjabutkan kembali.

Selain dari pada itu kooperasi kalah dengan warung dalam hal pengalaman, kepandaian m entjari barang, mengadakan persiapyn~tftRg--l&ngkap_ dan _ m enindjau

i i SL'.vr ' L M U F E N G ; -i ■ I I OLEH ; | -R.M. I‘ if./: I A D ' \ II d j ; p u jiv •.

(19)

keperluan orang banjak untuk masa jang akan datang. Kemudian kooperasi djuga kalah dalam persediaan modal. Apabila kurang solidaritet dan kurang keinsafan pada anggota-anggota dalam menghadapi kekurangan kooperasinja terhadap warung itu, maka kooperasi tak dapat berkembang.

Margono Djojohadikoesoemo1), seorang jang telah memperoleh tuahnja dalam pembangunan kooperasi, mengatakan bahwa salah satu sebab lagi jang menje- babkan djatuhnja kooperasi konsumsi dimasa jang lalu ialah sistim kredit. W arung-warung memberi kesempatan orang membeli dengan mengebon, jaitu dengan menulis ,,bon” jang nanti dibajar habis bulan. Sistim bon itu tak ada pada kooperasi, sebab dasarnja ,,beli kontan, djual kontan” . Anggota-anggota koope­ rasi jang ingin membeli, tetapi tak punja uang, lambat- laun teperdaja oleh sistim kredit itu, apabila rasa soli- daritetnja kurang kuat. Ia djadi tak setia kepada koope­ rasinja dan pergi membeli kewarung.

Godaan-godaan ini harus diketahui benar-benar, apabila kita mau menumbuhkan kooperasi-kooperasi konsumsi, istimewa dalam lingkungan kaum buruh dan penduduk- penduduk kampung dikota-kota besar. Kaum buruh jang banjak sedikitnja sudah mempunjai individualitet harus dapat membangun kooperasi mereka, asal mereka dapat memupuk rasa solidaritet dalam djiwanja. Orang harus sabar dan sedia berkurban untuk menumbuhkan kooperasinja, jang akan mendatangkan manfaat dan

*) Batja bukunja ,,i o Jaren Cooperatie” , 1 9 4 1 .

(20)

bahagia dikemudian hari. Dengan tiada kesabaran dan kurban, kooperasi konsumsi sukar tumbuh. Pada per- mulaannja kooperasi konsumsi sebagai organisasi orang ketjil dan lemah ekonominja sudah tentu kalah dengan warung dan toko dalam segala-galanja. Akan tetapi kesungguhan hati beserta pengalaman jang diperoleh berangsur-angsur lambat-laun dapat memperkuat ke­ dudukan kooperasi hingga dapat mengimbangi warung dan toko itu. Tjontoh jang diperlihatkan oleh gerakan kooperasi konsumsi di Inggeris adalah suatu teladan jang memberi harapan; Bermula dengan modal £ 2 7 /-, pada suatu tempat jang ketjil, ia sekarang mendjadi suatu gerakan jang mempunjai toko diseluruh negeri, dengan modal jang berpuluh djuta pound sterling djumlahnja.

Selain dari pada kooperasi jang tiga golongan itu, koope­ rasi kredit, kooperasi produksi dan kooperasi konsumsi, m untjul pula di Indonesia kooperasi pembangun rumah, kooperasi pembebasan utang dan kooperasi lumbung. Ketiga golongan ini memberi gambaran tentang tjorak masjarakat Indonesia diwaktu itu. Kooperasi pembangun rumah kebanjakan tim bulnja dikota-kota besar. T eru ­ tama diandjurkan dalam kalangan pegawai negeri, agar supaja mereka lambat-laun mempunjai rumah sendiri. Memang dikotalah terasa benar apa artinja tak punja rumah sendiri dan diam dirumah sewaan jang kebanjak­ an tidak memenuhi sjarat-sjarat jang sepatutnja. Kelemahan ekonomi pegawai negeri jang terbanjak men­ djadi sebab, maka gerakan kooperasi ini tidak banjak hasilnja. Beberapa ,,Bouw-Spaarkas” tim bul sebagai

(21)

djamur diwaktu hudjan, dengan tiada perhitungan jang bidjaksana. Achirnja lenjap satu per satu.

Kooperasi pembebaskan utang dan kooperasi lumbung didi­ rikan terutama untuk orang tani, untuk melepaskan mereka dari hisapan riba dan idjon. Banjak sekali ter- djadi, bahwa tani-tani ketjil menggadaikan sawahnja atau kebunnja, jang menghasilkan kelapa atau mangga atau djeruk dan lain-lain, dengan perdjandjian jang berat sekali. Akibatnja, sebelum buah masak disawah atau dikebun, m iliknja telah djatuh ketangan situkang idjon. Dengan djalan kooperasi * orang mau mentjoba melepaskan mereka dari penghisapan itu dan mendjaga supaja mereka, jang telah terlepas dari utang, tidak terperosok kembali kedalam djerat tukang idjon. M e­ mang benar apa jang dikatakan Margono D jojohadi- koesoemo, bahwa organisasi kooperasi pembebasan utang itu dapat dipandang sebagai suatu tjorak dari pada kooperasi produksi, jang hendak dibebaskan dari utang ialah orang-orang jang menghasilkan padi atau buah-buahan, iaitu kaum produsen. Djalannja ialah mendjual bersama hasil sawah dan kebun dan menahan sebagian dari pada harga pendjualan itu sebagai pen- tjitjil utang, sehingga hasil usaha mereka tidak lagi djatuh ketangan pengidjon. Sebenarnja idjon itu tidak hanja harus diperangi dengan kooperasi, tetapi djuga dengan undang-undang sosial jang radikal, misalnja dengan melarang orang membajar utang idjon kem bali dan merampas harta sipengidjon seluruhnja apabila ia - meneruskan djuga perbuatan jang anti-sosial itu. Peme­ rintah nasional jang berpedoman dengan pantjasila tidak

(22)

sadja berhak berbuat begitu, malahan w ad jib dan harus. Bukankah pantjasila udjudnja, antara lain, m elaksana­ kan kebahagiaan dan kesedjahteraan dalam m asjarakat dan negara-hukum Indonesia M erdeka jang berdaulat penuh?

Kooperasi lum bung didirikan berm ula dengan udjud jang sama dengan kooperasi pembebasan utang, tetapi terbatas kepada mereka jang m enghasilkan padi sadja. M ereka jang ditolong oleh kooperasi itu m em bajar tjitjilan utangnja dengan padi, dan padi tjitjilan itu disim pan dalam sebuah lum bung. Kooperasi m endjual padi itu waktu harganja mahal, jang pada galibnja seke­ tika dengan w aktu orang turun kesawah. Anggota jang perlu kredit, diberi pindjam an dari uang jang diperoleh dari pendjualan padi. Ia m em bajar kem bali utangnja dengan padi.

M argono Djojohadikoesoem o m enerangkan dalam bu- kunja , , i o T ahun Kooperasi” ( 1 9 4 1 ) , bahwa ada em pat m atjam kooperasi lum bung, ja itu :

1 . Lumbung bibit, dibangunkan dibawah penilikan D ja- batan Penerangan Pertanian, jang udjudnja ialah m em ­ perbaiki b ib it benih dengan djalan seleksi.

2. Lumbung kredit, jang m ulanja didirikan pada beberapa tem pat sebagai pengganti lum bung desa jang dihapuskan oleh Pemerintah untuk diganti dengan bank desa. T im - bulnja kooperasi lum bung itu m enjatakan betapa per- lunja lum bung desa bagi rakjat tani.

3. Lumbung-idjon, jang udjudnja m em berantas idjon, seperti jang diuraikan diatas.

4. Lumbung padjak, jang m ula-m ula didirikan dengan

(23)

m engandjurkan, supaja orang m enjim pan padi pada lu m b u n a itu jang harga pendjualannja kem udian dapar dipergunakan untuk pem bajar padjak.

Berbagai m atjam organisasi lum bung itu m enjatakan betap a besar gunanja lum bung bagi perekonom ian desa. Ia sesuai benar dengan suasana desa, istim ew a un tuk m eratakan m asa berkelebihan padi dengan masa patje- k lik . D engan persediaan lum bung padi itu rak jat dengan djalan usaha bersama beladjar m em perbaiki ekonom inja jang telah ditim pa penjakit idjon. O leh karena itu organisasi lum bung ini harus diperkuat. T ia p -tia p desa harus m em punjai lum bung jang dapat m em enuhi berbagai keperluan kredit dan pem eliharaan hidup penduduk sedesa. D alam m engatur autonomi

desa barangkali ada baiknja apabila ditentukan bahwa pem eliharaan lum bung itu adalah salah suatu tugasnja jang terpenting. H al m engurusnja dapat diserahkan kepada suatu badan autonom i seperti kooperasi, akan tetapi ia berdiri dibaw ah penilikan pem erintah desa. Perkem bangan kooperasi jang berbagai rupa itu di Indonesia m em punjai tjorak sendiri, jang sering-sering m erupakan suatu kegandjilan bagi orang Barat jang datang m enindjau kem ari. T jo ra k itu ialah tjorak m asjarakat Indonesia. D iu ku r dengan patokan koope­ rasi didunia Barat, pada kooperasi Indonesia m asih banjak terdapat sifat sosial, sem angat gotong-rojong. Keuntungan sesudah dibagikan

sebagian

kepada para anggota m enurut djasanja kepada kooperasi, tidak se­ m ata-mata didjadikan tjadangan un tuk m em perkuat

(24)

modal kooperasi jang m asih lemah, m elainkan sebagian diuntukkan buat amal. M isaln ja untuk m endirikan p o li­ klinik, m esdjid, untuk m enjunat-rasulkan anak-anak jatim atau anak-anak kaum buruh kooperasi dan lain - lain. Pada kooperasi simpanan dan kredit - kata M argono - orang mengadakan berbagai dana sosial, seperti dana kem atian, dana sekolah, dana beasiswa. U n tu k m entjapai itu sipem indjam m em bajar rente jang lebih besar. Se- m uanja itu untuk keperluan ,,orang lain ” , keperluan jang tidak bersangkutan dengan kepentingan kooperasi. M en urut paham barat perbuatan itu tid ak ,,econo- m isch ” , tidak sesuai dengan sifat ke-ekonom ian. Sebab, kooperasi terutam a gunanja untuk m em perkuat eko­ nom i jang lem ah. Pem bentukan tjadangan tjepat-tjepat adalah suatu keharusan. Sebab itu belum pada tem - patnja kooperasi berojal-rojal dengan m em berikan am al. Akan tetapi, kooperasi Indonesia m enganggap d irin ja bagian dari m asjarakat Indonesia, dan karena itu m e­ rasa banjak sedikit bertanggung djaw ab atas keselam atan m asjarakat sekitarnja. Karena itu pula sifat kem asjara- katan, sifat sosial, m asih tebal m elekat pada kooperasi ekonom i Indonesia. M u n gk in in i m engurangkan effek- t i f ekonom inja, akan tetapi sebaliknja m em perkuat kedudukannja dalam m asjarakat. D jik a d itilik b etul- betul, kooperasi pada dasarnja bukanlah persekutuan orang k e tjil jang egois, m elainkan persekutuan jang m em bela kepentingan orang k e tjil um um nja. Sego­ longan k e tjil jang m em punjai sem angat dan in isia tif berm ula dahulu, jang lain m en g ik u t dibelakang. K a ­ rena itu segala usaha, jang dapat m em perbesar m in at

(25)

orang kepada kooperasi, sekalipun perbuatan itu semata- mata bersifat sosial, patut dikerdjakan. Asal sadja

usaha ekonomi dari pada kooperasi tidak teralang karena itu!

A pabila perkembangan kooperasi sampai sekarang dinegeri kita ditindjau dari djurusan tjita-tjita kita, jang terpantjang dalam Undang-Undang Dasar pasal 3 8, semuanja itu belum lagi besar artinja. Gerakan koo­ perasi kita masih sedikit sekali dibanding dengan tu- djuan jang begitu besar. K ita masih sadja pada perm u­ laan djalan. Langkah kita belum djauh kemuka, dan tegak kita belum tegap benar. Tetapi jang menggem­ birakan ialah bahwa semangat kooperasi telah terta­ nam, in isiatif rakjat disana-sini sudah kelihatan. Ke­ mauan untuk m adju dengan usaha sendiri telah tam­ pak. Inilah suatu keuntungan besar jang dibawa oleh Indonesia Merdeka. T erbukti, dari pada kemadjuan kooperasi pada masa jang achir ini, apa jang kita utjap- kan dimasa jang lampau, bahwa kemerdekaan politik akan menimbulkan aktivitet ekonomi, menimbulkan kesanggupan untuk memperbaiki nasib sendiri. Sebab itu, sebagai suatu bangsa jang merdeka, djanganlah orang hidup dengan menuntut dan meminta sadja. Tundjukkanlah inisiatif sendiri dan kesanggupan sen­ diri, seperti jang telah diperlihatkan disana-sini. Kewadjiban kita jang terbesar sekarang, setelah kita kuasa mengatur negara kita menurut tjita-tjita dan kemauan kita sendiri, ialah m embimbing pergerakan kooperasi itu sebaik-baiknja menurut susunan dan organisasi jang teratur. T jita-tjita kita ialah supaja

(26)

tiap-tiap golongan masjarakat dapat m em ungut dan m em ilik i hasil usahanja bersama, dan tiap-tiap go­ longan m asjarakat menunaikan djasanja kepada se- m uanja. D alam m entjapai keperluan hidupnja tiap-tiap orang hendaklah menambahkan kemakm uran kepada m asjarakat seluruhnja. M asjarakat Indonesia hendaknja m erupakan organisme jang hidup, dimana djentera jang satu berdjasa kepada djentera jang lain, dalam hu­ bungan tim bal-balik. Persekutuan sem atjam itu akan ter- tjapai, apabila desa nelajan, desa tani, desa keradjinan, desa pertukangan sudah merupai badan-badan kooperasi disebelah funksi politiknja dan apabila tiap-tiap kota te­ lah merupakan pula persekutuan kooperasi berbagai rupa. Dem okrasi menghendaki bahwa tiap-tiap golongan, be­ sar dan k etjil, dapat mengatur kepentingannja sendiri dengan keinsafan bertanggung djawab kepada semuanja. T iap -tiap golongan hendaklah dapat m engam bil ini­ s ia tif dalam hal m enjelenggarakan kepentingan bersama atas d asar: seorang buat semua dan sem ua buat seorang. D alam urusan ekonomi, hanja kooperasilah jang dapat m em enuhi sjarat ini, karena pada kooperasi tiap-tiap anggotanja iku t serta bekerdja atau berbuat dan ber­ tanggung djawab.

Kesulitan jang selalu kita hadapi ialah bahwa tjita -tjita k ita lebih tjepat djalannja dari kem am puan kita. O leh karena itu, salah suatu tugas kita jang terpenting ialah m em bim bing rakjat berlatih diri untuk m engim bangi tjita -tjita kita jang m urni itu dengan kesanggupan kita berbuat. Kalau tidak, kita akan m ati dengan angan- angan sadja. T jita -tjita gunanja untuk dilaksanakan!

(27)

2 . M E M B A N G U N K O O P E R A S I D A N K O O P E R A S I M E M B A N G U N

Besok tanggal 1 2 D juli adalah H ari Kooperasi! Pada malam mendjelang besok ini inginlah saja me- njampaikan sepatah dua patah kata kepada saudara- saudaraku pentjinta kooperasi jang akan berkumpul besok pada berbagai tempat seluruh Indonesia untuk memperingati H ari Kooperasi itu.

Apa gunanja hari peringatan? Bukanlah untuk beramai- ramai serta memperbanjak hari libur jang sudah terlalu banjak djumlahnja, melainkan untuk djadi pendorong bekerdja lebih giat menudju tjita-tjita. H ari peringatan bukanlah semata-mata suatu hari jang diadakan sekali setahun untuk menoleh kebelakang, guna memperingati apa jang telah dikerdjakan. H ari peringatan hendaklah terutama dipahamkan sebagai suatu saat memandang kehadapan, kemasa datang. Suatu saat untuk menginsjafi diri tentang apa jang belum terlaksana dari pada tjita- tjita. Saat untuk membarui tenaga dan memperkuat semangat, guna mentjapai tjita-tjita itu.

Sebagai suatu bangsa jang berpuluh-puluh tahun ber- djoang menentang imperialisme dan kolonialisme, kita mempunjai ideal, tjita-tjita tinggi, tentang dasar hidup kita. Kita ingin melihat bangsa kita hidup m akm ur dan sedjahtera, bebas dari kesengsaraan hidup. Ideal kita 20

(28)

itu terpantjang dalam Undang-U ndang D asar: „P e re k o ­ nomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan.” Asas kekeluargaan itu ialah koope­

rasi! Perkataan Undang-U ndang Dasar ini bukanlah

hanja suatu pernjataan dari pada ideal bangsa kita, tetapi djuga suruhan untuk bekerdja kedjurusan itu. Suatu perekonom ian nasional jang berdasar atas koope­ rasi, inilah ideal kita. T etap i bagaimana realitet? R eali- tet ialah bahwa kita m asih djauh dari pada tjita-tjita k ita itu, bahwa kem akm uran rakjat tidak lahir sekaligus dengan kemerdekaan dan kedaulatan, bahwa kooperasi tid ak tim bul sendirinja dengan tjiptaan. Sem uanja itu harus diusahakan, diselenggarakan dengan kerdja jang sungguh-sungguh D unia jang lahir berlainan dari pada alam tjita -tjita. T etap i k ita harus m em punjai tjita- tjita, karena tjita-tjita itulah jang m endjadi pegangan bagi kita untuk m erintis djalan ke gerbang kem akm uran rakjat jang kita tjiptakan itu.

L ebih penting dari pada tjita-tjita kita tentang kese- djahteraan hidup rakjat dimasa datang dengan dasar kekeluargaan, ialah desakan rakjat untuk m endapat perbaikan hidup sekarang djuga. R a k ja t djelata tidak bisa hidup dengan tjita-tjita sadja, tak sabar m enunggu terlaksananja m asjarakat kooperasi Indonesia, jang hanja dapat diselenggarakan berangsur-angsur dalam w ak tu jang agak pandjang. Ia m engehendaki tindakan apapun djuga, jang bisa m eringankan hidupnja sekarang ini. Sebab itu , dalam keadaan kekurangan kem akm uran pada rakjat sekarang, jang terpenting ialah bagaim ana m engatasi kekurangan itu sedapat-dapatnja dalam w ak ­

(29)

tu jang singkat. Sekalipun sebagian sadja dari pada kekurangan kemakmuran itu jang dapat diatasi dalam djangka pendek, tiap-tiap perbaikan penghidupan - betapa djuga ketjilnja - tampak lumajan djuga dim ata rakjat jang menderita.

Oleh karena itu, politik kemakmuran jang realis harus dapat memisahkan politik perekonomian dalam djang­ ka pandjang dan politik perekonomian dalam djangka

pendek. Antara kedua tjabang politik kemakm uran itu

harus ada koordinasinja, perhubungannja. P o litik pere­ konomian berdjangka pandjang m eliputi segala usaha dan rentjana untuk menjelenggarakan berangsur-angsur ekonomi Indonesia jang berdasarkan kooperasi. O leh karena kooperasi hanja bisa subur diatas pangkuan masjarakat jang bersemangat kooperasi, m aka usaha menghidupkan dan m enumbuhkan semangat koope­ rasi itu adalah tugas jang pertama. Usaha ini menghen­ daki waktu, kesabaran dan kejakinan jang tak kundjung gontjang.

Disebelah menunggu tertjapainja hasil po litik pereko­ nomian berdjangka pandjang ini, perlu ada p o litik kemakmuran berdjangka pendek, jang realisasinja ber­ sandar kepada bukti-bukti jang njata. Sekalipun sifatnja berlainan dari pada ideal kita bagi masa datang, apa­ bila buahnja njata m em perbaiki keadaan rakjat dan mengetjilkan kekurangan kem akm uran k in i djuga, tindakan itu sementara waktu harus dilakukan. D ila­ kukan oleh mereka jang sanggup mendjalankannja. R akjat kita umumnja menderita kekurangan makanan, kekurangan pakaian, kekurangan rum ah jang lajak

(30)

didiam i oleh manusia, kekurangan barang-barang keper­ luan sehari-hari, kekurangan alac usaha, ja kekurangan dalam berbagai-bagai hal lagi. T iap-tiap tindakan se­ w aktu dan sementara, dari pehak manapun djuga, jang dapat mengurangkan kekurangan itu, terasa lumajan oleh rakjat. Karena itu harus dihidupkan! Memang, antara ideal dan penjelenggaraannja terdapat alam jang lahir, realitet jang njata, jang tak dapat kita elakkan. Pcrdjoangan didunia bukanlah sikap jang mengelakkan kesukaran dan m entjari djalan lari kealam tjita-tjita, m elainkan tenang dan tegas menghadapi kesukaran itu dengan maksud merobah realitet itu berangsur-angsur kedjurusan tjita-tjita kita.

D jalan jang kita rintis memang sukar dan sulit. Sung­ guhpun begitu, kita djangan gusar apabila disebelah

kooperasi jang m endjadi ideal kita, terdapat bangunan-

bangunan perusahaan jang berpedoman pada keuntungan dan berdasarkan inisiatif partikulir, diawasi atau tidak oleh negara. Adanja usaha-usaha partikulir itu adalah sesuai dengan keadaan masa, berkenaan dengan tudjuan kemakm uran dalam djangka pendek. Selam a negara dan kooperasi belum lagi mempunjai alat untuk me­ m im pin ekonomi nasional, in isiatif partikulir itu memenuhi tugasnja dalam masjarakat untuk menghi­ dupkan ekonomi dan membuka mata pentjaharian bagi beribu-ribu rakjat jang masuk golongan tak punja. T id a k dapat disangkal bahwa pada masa ini banjak sekali diantara perusahaan-perusahaan partikulir itu jang memenuhi tuntutan ekonomi, jaitu mengurangkan kekurangan kemakmuran. Tugas Pemerintah dalam

(31)

keadaan seperti itu ialah melindungi ekonomi rakjat jang lemah dari pada tindisan ekonomi asing dan m em ­ perbaiki dasar pembagian hasil, produk sosial, dengan m emperbanjak bagian jang djatuh kepada tani dan buruh. Pemerintah dari pada suatu negara jang merdeka berkuasa, mempunjai kekuasaan, untuk merobah dasar pembagian pendapatan, tetapi luasnja kekuasaan itu ditentukan oleh hukum ekonomi. Selama kekuasaan sosial

itu dilakukan dengan melalui hukum ekonomi jang < menentukan pembagian hasil, tindakan itu dapat dila­

kukan dengan menguntungkan kaum buruh. Akan te­

tap i, apabila kekuasaan sosial itu dilakukan keluar dari ; djalan jang ditentukan oleh hukum ekonomi, maka

akibatnja merugikan kepada negara dan kaum buruh kedua-duanja.

Dengan perkataan biasa jang barangkali lebih mudah memahamkannja: selama masih ada hasil jang tinggal bagi kaum usawan setelah Pemerintah m enaikkan upah dengan dasar m inim um , selama itu kaum usawan ber­ sedia meneruskan produksi. Usawan partikulir beru­ saha untuk memperoleh keuntungan. Selam a ada keun­ tungan, sekalipun telah diperketjil dengan berbagai

peraturan upah dan sosial dari Pemerintah, selama itu ia ' sanggup bekerdja. Usahanja untuk m em perbaiki keun-

tungannja akan ditjapainja dengan djalan rasionalisasi perusahaan. Akan tetapi, apabila tindakan Pemerintah dan tuntutan buruh m eliwati batas kemungkinan, se­ hingga pelaksanaannja itu m enim bulkan kerugian bagi perusahaan partikulir tadi, maka berusaha baginja tidak menurut ekonomi lagi dan ia akan m enutup perusa-24

(32)

haannja. A kibatnja ialah hidup buruh akan terlantar. Pemerintah sendiri akan kerugian padjak, negara akan kekurangan produksi jang pada gilirannja merugikan balans pembajaran terhadap luar negeri.

M au tak mau, kita harus akui realitet bahwa perusa­ haan partikulir itu, jang dikemudikan oleh bangsa asing m aupun oleh bangsa kita sendiri, m asih m empunjai djawatan ekonomi dalam penghasilan nasional di Indo­ nesia sekarang. Selam a mereka masih menjumbangkan usaha jang positif dalam produksi dengan tambahan hasil jang p o sitif pula, selama itu kedudukan mereka sukar diusik dengan tiada merugikan pendapatan nasional sendiri. Kedudukan mereka hanja mungkin diganti dengan menguntungkan negara dan rakjat, apabila dapat diadakan organisasi ekonomi jang lebih baik dan lebih sempurna dari itu.

Disebelah perusahaan-perusahaan partikulir jang njata itu, kooperasi harus memenuhi kewadjibannja dengan m emberi tjontoh jang patut mendjadi teladan. H anja dengan tjontoh jang baik dan jang patut ditiru dapat dilaksanakan lambat-laun tjita-tjita jang tertjantum dalam Undang-Undang Dasar Negara kita. Dengan tjontoh jang patut ditiru itu sadjalah kooperasi dapat mengalahkan kedudukan firma, perseroan anonim (N .V .) dan lain-lainnja itu. Kooperasi hendaklah me- nundjukkan dan m embuktikan kelebihannja dari pada perusahaan-perusahaan jang berpedoman dengan ke­ untungan, dan dengan sendirinja pengaruhnja lam bat- laun akan bertambah besar dan dasarnja akan berkem­ bang diseluruh Indonesia.

(33)

Kelebihan kooperasi dari pada bangun perusahaan jang lain itu tidak dapat dibuktikan dengan sembojan, m elainkan dengan buktinja sendiri dalam praktik. D a­ lam teori kelebihan kooperasi tjukup dikem ukakan. Pada kooperasi tak ada madjikan dan buruh jang ke- pentingannja bertentangan. Jang bekerdja semuanja anggota jang sama-sama bertanggung djawab atas kese­ lamatan kooperasinja. Pada kooperasi jang terutama ialah menjelenggarakan keperluan hidup bersama dengan sebaik-baiknja, bukan mengedjar keuntungan seperti pada firma, perseroan anonim dan lain-lainnja itu. Sungguhpun perusahaan memperoleh keuntungan d ju ­ ga, keuntungan itu bukanlah tudjuan. Jang m endjadi pokok ialah memelihara kepentingan bersama, m enje­ lenggarakan keperluan hidup bersama. Berbeda dengan perseroan anonim dimana ahli pesertanja jang terbanjak tidak ikut berusaha m elainkan menunggu pembagian keuntungan sadja habis tahun, anggota kooperasi rata- rata ikut berusaha dan bertanggung djawab. Tanggung djawabnja tak serentak putus dengan berhentinja seba­ gai anggota kooperasi, melainkan terus berlangsung, misalnja sampai setahun sesudah itu. Pada perseroan anonim perhubungan ahli peserta biasa dengan perusa­ haan sangat longgar dan dapat diputus setiap w aktu dengan mendjual andilnja kepada orang lain. Pada kooperasi anggota itu adalah djiw a dari pada koopera­ sinja. Kooperasi berdasarkan tjita-tjita!

Ini semuanja diketahui. Jang penting sekarang ialah membuktikannja dalam praktik. Karena praktiklah jang akan m embuktikan apa benarkah kooperasi lebih 26

(34)

ulung dari pada bangunan jang berdasarkan inisiatif sendiri-sendiri. Sebab itu besar tugas dan tanggung djawab pengandjur-pengandjur kooperasi untuk meme­ lihara pelaksanaan kooperasi jang baik dalam masjara- kat, m em perbaiki organisasinja senantiasa dan membe­ tulkan tindakan dan praktik jang salah.

Sem bojan jang m uluk-m uluk sudah banjak diham­ burkan, demonstrasi sudah banjak dilakukan, tinggal lagi sekarang menjelenggarakan semuanja itu dengan

organisasi. Kalau kita akan bersembojan djuga, am billah

sekarang sebagai gem bojan: ,,dari demonstrasi ke organi­

sasi” . Organisasi adalah pangkal kekuatan. Organisasi

jang dibangunkan oleh kapitalism e kolonial hanja dapat kita lawan dengan organisasi pula, jaitu organisasi kooperasi.

D uapuluh satu tahun jang lalu, untuk pertama kalinja kam i andjurkan kepada rakjat sembojan tadi, dari demonstrasi ke organisasi, dan sekarang kam i ulangi lagi. D ahulu sembojan ini kam i m adjukan untuk m em ­ perkuat organisasi politik. Sekarang kum adjukan lagi untuk m em perkuat organisasi ekonomi rakjat. Sem ­ bojan ini bukanlah sembojan jang mengemukakan tjita- tjita atau tuntutan, m elainkan semata-mata sembojan bekerdja.

Setelah kita sekarang m endjadi suatu bangsa jang mer­ deka dan berdaulat, bukan lagi sembojan jang utama m elainkan bukti jang diperbuat. Bukti jang menun- djukkan bahwa kita sebagai bangsa sanggup menentukan nasib kita sendiri, sanggup ^berbuat dalam -arti meno-. long diri sendiri. Alat^gan dari kapitalism e hanja bisa

(35)

'l

diatasi dengan organisasi, dan organisasi itu ialah kooperasi.

M em ang, kita berada dalam segala kekurangan. K ita perlu akan bantuan kapital dan bantuan tenaga-ahli dari luar-negeri. Semuanja itu dapat kita datangkan dengan menguntungkan kepada negara dan rakjat, asal rentjana datang dari kita dan in isia tif ada pada kita. Kolonialism e setjara pemerintah djadjahan sudah le- njap, sudah kita runtuhkan. T etapi kapitalism e kolonial sebagai suatu kekuasaan organisasi ekonomi m asih kuat duduknja. Kekuasaannja itu hanja dapat dipatahkan dengan membangun perekonomian rakjat diatas dasar kooperasi. Kooperasi menjusun tenaga jang lem ah jang tersebar itu m endjadi suatu organisasi jang kuat. K e­ kuatan kooperasi terletak pada sifat persekutuannja jang berdasarkan tolong-m enolong serta tanggung dja- wab bersama. Bukan mengadakan perm usuhan keluar jang m endjadi sifatnja jang utama, m elainkan m em per­ kuat solidaritet kedalam, m endidik orang in saf akan harga dirinja serta menaman rasa pertjaja pada diri sendiri.

Salah satu sisa kolonialism e jang m engham bat kem a- djuan, jang m esti disapu selekas-lekasnja, ialah injeriori-

teitscomplex, jaitu rasa-diri-rendah. Rasa-diri-rendah inilah jang sering-sering m endjadi sebab bahwa orang mengelakkan perdjoangan ekonomi jang njata dan m entjari djalan lari kepada sembojan.

Berapa banjakkah utjapan jang kita dengar menentang pindjam an dari luar negeri, seolah-olah pem bangunan Indonesia ini dapat didjalankan dengan dua kerat 28

(36)

lengan dan sebuah patjol sadja, dengan tiada bantuan kapital dan alat-alat bekerdja modern. Orang takut, kalau kita m emindjam kapital luar negeri itu, kita akan terdjadjah lagi. Semua utjapan ini tak lain dari pada suara dari hati ketjil jang mengeluarkan rasa- diri-rendah terhadap bangsa dan kapital asing, suatu pernjataan dari inferioriteitscom plex tadi. Tanda tak pertjaja kepada diri sendiri. Tanda tak pertjaja bahwa kita sanggup mempertahankan dan mendjaga kemer­ dekaan kita.

Rasa-diri-rendah itu, jang ditanam dalam djiw a rakjat kita oleh pendjadjahan jang berabad-abad lamanja, harus kita berantas sehabis-habisnja dengan djalan organisasi kooperasi. Kooperasi sanggup m engikis peninggalan kolonialisme itu dari djiw a bangsa kita, karena dalam kooperasi terpadu mendjadi satu: pertjaja pada diri sendiri, idealisme dan organisasi jang didu­ kung oleh seluruh anggotanja.

Masjarakat senantiasa dalam kekurangan kemakmuran. Inilah jang mendjadi sebab tim bulnja ilm u ekonomi. Kekurangan kemakmuran hanja dapat diketjilkan de­ ngan djalan produksi, penghasilan. Dan oleh karena alat pemuaskan keperluan hidup tidak m entjukupi untuk me­ muaskan segala keperluan hidup jang dikehendaki oleh manusia, maka tim bullah sebagai pusat masalah dari pada ekonomi tjara bagaimana menjusun dan memper­ gunakan faktor penghasilan, supaja dengan persediaan faktor produksi jang ada itu tertjapai pemuasan keper­ luan rakjat jang sebesar-besarnja. A rtinja tjara bagai­ 29

(37)

m ana berekonom i dengan tenaga p ro d u k tif jang ada supaja kekurangan kem akm uran dapat diperketjil sam­ pai seketjil-ketjilnja.

K ita di Indonesia menghadapi soal kekurangan kem ak­ m uran jang hebat sekali, jang sebagian besar berakar dalam sedjarah. T atkala kedaulatan atas Indonesia diserahkan kepada bangsa kita, kita peroleh Indonesia ini kem bali dalam keadaan chaos, katjau, dan ham pir pula bankrut.

T ig a hal jang negatif perlu disebutkan disini.

Pertam a, Indonesia kita dapati dalam segala rusak se­ bagai akibat dari pada peperangan, pertempuran dan politik bum i angus. Sudahlah harta dan kapital banjak antjur, keamanan diganggu pula oleh gerombolan- gerombolan pendjahat dan pengatjau jang tim bul di- masa jang lampau beserta kaum gerilja lam a dan baru, jang menganggap tiap-tiap perobahan dan keinginan harus ditjapai dengan djalan pemberontakan.

Kedua, kas kosong. Bukan sadja kosong, malahan rentja- na perbelandjaan negara menjatakan defisit terus- menerus sedjak lim a tahun jang achir. Kekurangan untuk tahun 19 5 0 ditaksir R p . 1.5 0 0 djuta.

Ketiga, rakjat m iskin, sehingga sukar m endapat kapital dari rakjat untuk m em belandjai pembangunan. Ini adalah hasil dari pada pendjadjahan jang menekan rakjat kita m endjadi ,,een volk van koelies en koelie onder de volken” . M enurut penjelidikan ,,Statistical office o f the U nited N ation s D epartm ent o f Econom ic Affairs tahun 19 4 9 . jang m em eriksa pendapatan nasional dari pada 7 0 bangsa didunia ini, pendapatan rakjat kita

(38)

hanja kira-kira 200 0 djuta dollar setahun, atau d ip u ­ kul rata 2 5 dollar seorang setahun. Bangsa Indonesia term asuk dalam golongan bangsa jang term iskin di- dunia ini. D jika dibandingkan dengan pendapatan na­ sional A m erika Serikat, jang berdjum lah ham pir 2 17 .0 0 0 djuta atau 1.4 5 3 dollar seorang setahun, m aka perbe- daannja itu sangat m endjolok m ata. Sekalipun diam bil sebagai perbandingan negeri jang kurang kaja, m i- salnja Nederland, m asih sadja pendapatan nasionalnja 5000 djuta dollar atau 500 dollar seorang setahun. Pen­ dapatan rakjat Belanda seorang setahun adalah dua puluh kali sebanjak pendapatan rakjat Indonesia. Alangkah sengsaranja kelihatan bangsa kita, apalagi djika dipikirkan bahwa tanah air kita term asuk go­ longan tanah jang terkaja didunia ini. R a k ja t kita hidup m iskin ditengah-tengah kekajaannja jang me­ lim pah.

Dem ikianlah tim pangnja keadaan itu ! A kan tetapi keadaan jang sekarang tim pang itu pulalah jang m en- djadi harapan bagi bangsa kita untuk m endjadi bangsa jang m akm ur dimasa datang. A sal bangsa kita m au bekerdja, pertjaja pada diri sendiri, pandai m em per­ gunakan kemerdekaan jang telah diperoleh untuk m em bina kekajaan alam kita m endjadi sum ber kem ak­ muran, bangsa kita pasti akan m akm ur, djasm ani m au­ pun rohani. Kem akm uran tidak datang dengan sendi- rinja, betapa djuga kajanja tanah air kita, m aunja diusahakan. A lam hanja m em berikan kesempatan ke­ pada m anusia untuk berekonomi, ekonomi itu sendiri haruslah ditim bulkan oleh manusia.

(39)

Demikianlah keadaan jang njata jang kita hadapi tatkala menerima kembali kedaulatan atas Tanah A ir kita Indonesia. K ita djumpai segala negatif, segala rusak dan katjau, kas kosong, malahan kekurangan, rakjat m iskin tak punja kapital simpanan untuk membangun. Negeri-negeri lain seperti di Eropah Barat djuga men­ derita kerusakan hebat dalam perang dunia kedua, akan tetapi rakjatnja mempunjai kapital nasional jang dapat dipergunakan sebagai permulaan untuk memba­ ngun. Tetapi kita? Kita tak dapat menundjukkan perse­ diaan jang po sitif untuk membangun ekonomi rakjat. M em ang ada djuga tenaga produktif bangsa kita, te­ tapi semuanja itu masih terpendam dalam kemung­ kinan, baru berada dalam potensi. M asih berupakan tenaga pekerdja dari pada rakjat kita jang 7 5 djuta djum lahnja dan kekajaan alam kita jang tidak ber­ hingga.

Semuanja ini adalah kemungkinan untuk masa datang, jang memungkinkan kita pula mempunjai tjita-tjita tentang kemakmuran rakjat. Tetapi realitet jang kita hadapi adalah pahit, kekurangan kemakmuran sangat hebat, ditambah pula dengan kekurangan alat dan tenaga-ahli untuk bekerdja. Sering-sering djuga keli­ hatan kurang kemauan untuk bekerdja. Orang lebih suka malas dari pada tjapek. Lebih suka bersembojan dari berdjuang.

Oleh karena itu, disebelah tjita-tjita sebagai pendorong, kita harus kenal realitet, mengetahui data tem pat ber­ tolak kelapang pembangunan. Pendek kata, kita harus merealisir kesulitan jang kita hadapi, jang m endjadi

(40)

rintangan dalam pembangunan negara dan masjarakat. U ntuk membangun kemakmuran perlu ada faktor- faktor produksi dalam persediaan dan kombinasi jang tertentu, jaitu tenaga pekerdja, alam, kapital dan pan­ dai organisasi jang mendjadi pembawaan pertindak, ondernemer. Seperti diketahui, tentang semuanja itu kita berada dalam kekurangan. Ada alam jang kaja, te­ tapi terbengkalai, ketjuali sebagian jang telah diusaha­ kan bangsa asing. Ada tenaga, tetapi masih dalam po­ tensi, belum teratur. T ak ada kapital, karena rakjat m iskin. Ada usawan tetapi organisator kurang sekali. Pertindak kurang, sebab kita baru merdeka dan bangsa kita belum mempunjai pengalaman dalam perusahaan modern.

Kalau kita pikirkan segala kekurangan itu, maka ter­ batas pulalah langkah kita dalam menjelenggarakan usaha jang effektif. Sering-sering terasa „kehendak hati m em eluk gunung, apa daja tangan tak sampai” . Oleh karena kekurangan kapital, berbagai rentjana Peme­ rintah tentang pembangunan tinggal rentjana sadja, belum dapat diselenggarakan. D juga kooperasi dapat di­ kemudikan dengan segala besar. Dalam plan Panitia Pem ikir Siasat Ekonom i tahun 19 4 7 ada kemungkinan mendirikan kooperasi tjampuran jang disertai kapital asing, buruh Indonesia dan Pemerintah. Kooperasi sematjam itu misalnja dapat menjelenggarakan peru­ sahaan industri. Akan tetapi njatalah bahwa jang sema­ tjam itu belum m ungkin diwaktu sekarang. Kaum pe­ kerdja jang akan m endjadi terasnja belum lagi ada, dasar kapitalnja pun sukar diperoleh dari mereka jang

(41)

mendjadi inti kooperasi itu. Belum lagi tenaga pim pin­ an jang sukar didapat, karena pemimpin kooperasi sematjam itu mestilah pertindak jang mempunjai tjita-tjita kemasjarakatan, berlainan dari ondernemer biasa. Tetapi, apa jang belum ada sekarang mungkin datang, asal rakjat kita sabar menunggu dan giat bekerdja.

Pada saat sekarang ini usaha gerakan kooperasi Indo­ nesia jang terutama ialah memperkuat fondamen, dasar, tempat perumahan kooperasi didirikan. Oleh karena pokok kooperasi ialah auto-aktivitet disebelah tanggung djawab bersama, maka kooperasi rakjat haruslah ber­ dasar pada kombinasi jang baik antara faktor-faktor produksi jang ada dalam masjarakat kita. Berapa mungkin besarnja, hal ini ditentukan oleh persediaan faktor pro­ duksi jang terpenting dalam satu-satu kombinasi. Se­ kalipun misalnja ada banjak pekerdja jang bersemangat kooperasi, apabila kapitalnja tak ada, maka terpaksalah kooperasi itu bermula dengan serba ketjil. Selangkah demi selangkah diadakan pembinaan kapital dari tja- dangan jang diadakan tiap-tiap tahun, dan dengan itu diperbesar perusahaan. Apabila kooperasi sudah mulai besar dengan tenaga sendiri, barulah mungkin menarik modal dari luar. Bantuan Pemerintah pun dapat diha­ rapkan untuk memperbesar usaha, apabila sendi koope­ rasi sudah kuat.

Demikian djuga, apabila tenaga pem impin belum ada, maka kooperasi tak dapat diadakan lebih besar dari pada jang dapat dipertanggung djawabkan. Apabila kooperasi itu bermula dengan sederhana, maka tenaga

(42)

pem im pin lambat-laun akan m untjul dari kalangan ahli kooperasi sendiri. Karakter dan ketjakapan jang berguna untuk m emim pin akan terpadu dalam usaha berkooperasi sehari-hari. ,,M a n ’s character has been moulded b y his everyday w ork” , demikianlah kata A lfred M arshall pada permulaan peladjarannja. D jikalau kita tindjau sedalam-dalamnja kedalam masja- rakat kita, maka ternjatalah bahwa kurang sekali faktor-

faktor kooperasi, jaitu modal, tenaga pem impin dan pe-

kerdja jang bersemangat kooperasi. Kooperasi sosial banjak terdapat sebagai pembawaan dari pada desa Indonesia. Jang penting ialah memasukkan sifat ke-

ekonomian kedalam bangunan sosial tadi. M aka itu,

propaganda dan latihan harus berdjalan seiring untuk menanam dasar jang kokoh bagi bangunan kooperasi. Dengan propaganda dan latihan diperluas dasar untuk berkembangnja kooperasi tani, kooperasi nelajan, koo­ perasi keradjinan, kooperasi perkebunan, kooperasi kredit, kooperasi pertukangan, kooperasi konsumsi dikota-kota, istimewa diantara kaum buruh, .dan lain sebagainja. Kooperasi tani bisa kembang djadi koope­ rasi desa, kooperasi nelajan djadi kooperasi perikanan, kooperasi keradjinan djadi kooperasi industri, koope­ rasi kredit djadi bank kooperasi.

D jika daftar kemungkinan ini kita bandingkan dengan kooperasi-kooperasi jang telah ada dalam masjarakat kita, maka njatalah bahwa padang kooperasi jang harus diusahakan dimasa datang masih luas sekali. Batasnja lebih djauh dari pandangan mata kita sekarang. T ad i kuperingatkan bahwa kekurangan kemakmuran

(43)

sangat hebat di Indonesia. Berhubung dengan ini sadja dapatlah disebutkan disini beberapa tugas dari pada

kooperasi menurut tempat, waktu dan keadaan.

Pertama, memperbanjak produksi, terutama produksi barang

makanan dan barang keradjinan dan pertukangan jang diperlukan sehari-hari oleh rakjat kita dalam rumah tangganja. Bukan sadja peluasan tanah dan pekerdjaan jang harus diusahakan, tetapi djuga intensitet dari pada pekerdjaan. Kita harus mengusahakan supaja sesudah beberapa tahun tak perlu lagi kita mendatangkan beras dari luar negeri. Bukti mendatangkan beras dari luar negeri itu sadja adalah suatu penghinaan bagi bangsa kita jang menduduki tanah air jang begitu luas dan subur. Sementara waktu hal ini dapat dim aafkan, ber­ hubung dengan berbagai kerusakan jang terdjadi di Indonesia beserta kekurangan alat pengangkutan.

Kedua, tugas kooperasi ialah memperbaiki kwalitet barang

jang dihasilkan rakjat. A m billah m isalnja getah jang dihasilkan di D jam bi dan lain-lain daerah jang disebut dalam perniagaan dengan nama ,,slabs” . D em ikian rendah kwalitetnja sehingga getah ini perlu d igilin g kembali di Singapur supaja laku dipasar dunia. Dengan perbaikan kwalitet sedikit sadja di Singapur harganja mendjadi tiga kali lipat. Berapakah rakjat kita kehi­ langan pendapatan karena itu? Sebetulnja, perbaikan kwalitet itu dapat diusahakan sendiri. Apabila dian- tara pengusaha karet dapat didirikan kooperasi, m aka dapatlah dibangunkan rumah-rumah pengasap karet kepunjaan bersama. Apabila karet mentah tadi diasap, maka dengan mudah diperoleh sekurang-kurangnja

(44)

sheet kelas lim a dan karet itu sudah laku dipasar

dunia. Harganja meningkat sampai tiga kali harga karet mentah tadi. Tiap-tiap pengusaha masing-masing tentu tak sanggup mengadakan rumah pengasap sendiri. Dan tak perlu pula ada rumah pengasap begitu banjak. T e­ tapi dengan kooperasi dapat mereka mengadakan rumah pengasap kepunjaan bersama, jang djumlahnja dapat diatur menurut keperluan. Karena itu kvvalitet barang bertambah baik, pendapatan nasional bertambah besar dan produksi lebih rasionil.

Banjak lagi m atjam barang penghasilan rakjat kita jang perlu diperbaiki kwalitetnja. Malahan kwalitet dari pada tiap-tiap produksi nasional harus diperbaiki se­ nantiasa, supaja pendapatan nasional bertambah besar selalu. Kooperasi jang berdasarkan usaha bersama dan tanggung djawab bersama dapat mendorong kedju- rusan perbaikan kwalitet itu.

T ugas kooperasi jang ketiga ialah memperbaiki distribusi, pembagian barang kepada rakjat. Kooperasi jang tu- djuannja ialah memenuhi atau melengkapi keperluan bersama lebih mudah mentjapai perbaikan distribusi itu dari pada warong dagang, asal sadja tjukup alat- alatnja. Istim ew a pada masa barang kurang, orang dagang suka mempermainkan barang, dengan menum- puknja dan m endjualnja berdikit-dikit, untuk mem­ peroleh keuntungan jang sebesar-besarnja.

T ugas kooperasi jang ke-empat ialah memperbaiki harga, jang menguntungkan bagi masjarakat. M asjarakat jang kekurangan kemakmuran merasa beruntung, apabila harga barang karena kurang persediaan tidak memuntjak

(45)

setinggi-tingginja. Apabila pendjualan barang semata- mata ditangan orang dagang, m aka usaha m ereka - bersalahan dengan tudjuan dagang jang sebenarnja - ialah mendjual semahal-mahalnja. M aka perlulah ada tindakan kooperasi untuk mengadakan perbaikan harga. Kooperasi jang tudjuannja m emenuhi keperluan hidup dapat memperimbangkan kepentingan m asjarakat dan perbaikan hidup orang-seorang sebagai anggota m asja­ rakat.

Tugas kooperasi jang kelima ialah menjingkirkan penghi­

sapan oleh lintah darat. Kalau desa mau m akm ur, maka

sistem idjon dan berbagai m atjam penghisapan rakjat oleh silintah darat harus dilenjapkan selekas-lekasnja. Pengalaman pada beberapa desa pada w aktu jang achir ini membuktikan bahwa kooperasi memang sanggup memberantas idjon. Karena itu pemberantasan idjon dan riba itu didesa-desa dengan djalan kooperasi harus diperhebat.

Tugas kooperasi jang ke-enam ialah m em perkuat pema­

duan kapital. Oleh karena masjarakat kita kekurangan

sangat akan kapital jang diperlukan untuk produksi, maka pemaduan kapital itu oleh kooperasi harus diper­ hebat. Djalan untuk m entjapainja ialah m em pergiat kemauan menjimpan. Kooperasi lebih m udah m enger- djakannja, karena anggotanja jang bertjita-tjita itu dapat merasakan keharusan m enjim pan itu sebagai suatu ke- wadjiban m oril. Dan apabila kegiatan m enjim pan itu diperlihatkan oleh anggota-anggota kooperasi, m aka orang banjak akan m engikuti teladan itu.

Tugas jang ketudjuh dari pada kooperasi ialah m emelihara

(46)

lumbung simpanan padi atau mendorong supaja tiap-

tiap desa menghidupkan kembali lumbung desa. Sis- tim lumbung itu dibarui, disesuaikan dengan tuntu­ tan masa. Lum bung itu harus mendjadi alat untuk menjesuaikan produksi dan konsumsi sepandjang masa dan djuga mendjadi alat pendjaga penetapan harga padi. Dengan adanja lumbung itu diusahakan, supaja pada waktu panen kelebihan produksi dari keperluan kon­ sumsi sementara tidak habis didjual dan harga padi tidak turun dari pada biasa. Dengan persediaan padi dilum bung, tjukup untuk makanan rakjat dari panen ke panen dan untuk bibit, maka masa patjeklik dapat diatasi. Kelebihan produksi padi didesa dari keperluan konsumsi dari panen ke panen diusahakan oleh koope­ rasi mendjualnja dikota atau dibawakan kedaerah lain jang berkekurangan. Dan kooperasi itu pulalah seboleh- bolehnja mengusahakan supaja rakjat desa memperoleh berbagai barang keperluan hidup lainnja sebagai tukaran padinja jang didjual.

Demikianlah beberapa tugas jang dapat diselenggarakan oleh kooperasi untuk mengurangkan kekurangan ke­ makmuran. Usaha ini tidak mudah, akan tetapi harus dimasukkan kedalam daftar usaha untuk masa datang. K ita membangun kooperasi, supaja kooperasi mem­ bangun kemakmuran masjarakat.

Sebagai penutup pidato ini kuharapkan supaja pega­ wai-pegawai negeri didaerah-daerah, istimewa Pa­ mong Pradja, menumpahkan m inatnja kepada pem­ bangunan kooperasi, lebih besar dari sediakala. Supaja

(47)

diantara pengandjur-pengandjur kooperasi dan anggota Pamong Pradja terdapat kerdjasama jang erat untuk membangun ekonomi rakjat. Pedoman untuk bekerdja dan kerdjasama ialah suruhan Undang-Undang Dasar Negara k ita; „perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” . Kekuatan untuk bekerdja terletak pada derasnja darah kebang- saan jang mengalir dalam urat dan tubuh saudara, jang setiap detik memperingatkan saudara kepada perta- njaan: sanggupkah kita memperkokoh perumahan nasio­ nal kita?

Pidato radio,

11

D ju li 19 j l .

(48)

3. A M A N A T

Pada Hari Kooperasi jang pertama 12 D ju li 1 9 3 1

Apabila kita membuka Undang-Undang Dasar Negara kita, dan membatja dan merenungkan isi pasal 38, maka tampaklah disana tertjantum dua matjam ke- wadjiban atas tudjuan jang satu.

Tudjuan ialah menjelenggarakan kemakmuran rakjat, dengan djalan menjusun perekonomian „sebagai usaha

bersama berdasar atas asas ,,kekeluargaan” .

Perekonom ian sebagai usaha bersama dengan berda­ sarkan kekeluargaan adalah kooperasi! Karena koopera­ silah jang menjatakan kerdja-sama antara mereka jang berusaha sebagai suatu keluarga. Disini tak ada perten­ tangan antara madjikan dan buruh, antara pemimpin dan pekerdja. Segala jang bekerdja adalah anggota dari pada kooperasinja, sama-sama bertanggung djawab atas keselamatan kooperasinja itu. Sebagaimana orang sekeluarga bertanggung djawab atas keselamatan rumah- tangganja, demikian pula para anggota kooperasi sama- sama bertanggung djawab atas kooperasi mereka. M ak ­ m ur kooperasi, makmurlah hidup mereka bersama. R u sak kooperasi, rusaklah hidup mereka bersama. Sudah tentu, pada tiap-tiap

usaha

jang dikerdjakan ber­ sama oleh orang banjak,

ada

jang

memimpin

dan ada jang dipim pin, ada jang mengatur dan memberi pe-41

(49)

tundjuk dan ada jang bekerdja sadja menurut aturan dan petundjuk tadi. Demikian djuga pada perusahaan koo­ perasi ! Sekalipun segala jang berusaha sama-sama m em punjai kooperasi, dalam mengerdjakan usaha kooperasi ada jang m emim pin dan ada jang bekerdja sadja mendjalankan kewadjiban. Dan sekalipun tang­ gung djawab pemimpin lebih besar dari pada mereka jang hanja mendjalankan pekerdjaan, kewadjiban se- muanja untuk mendjaga keselamatan kooperasi adalah

sama berat.

Disinilah letaknja kelebihan kooperasi dari pada bangun perusahaan lainnja jang merupakan perpisahan antara modal dan pekerdja, antara m adjikan dan buruh. Pada kooperasi tak ada m adjikan dan tak ada buruh, se- muanja pekerdja jang kerdja-sama untuk menjeleng- garakan keperluan bersama. Persekutuan kooperasi ada­ lah persekutuan sekeluarga, jang m enim bulkan tang­ gung djawab bersama!

Sebagaimana keselamatan keluarga banjak bergantung kepada keinsjafan dan tjita-tjita dan keluhuran budi anggota-anggota sekeluarga terhadap keselamatan mere­ ka bersama, demikian djuga suburnja hidup kooperasi bergantung kepada keinsjafan dan tjita-tjita dan kelu­ huran budi dari pada anggota kooperasi seluruhnja. Kooperasi hanja bisa m adju dengan tjita-tjita jang hidup dalam djiwa anggotanja, tjita-tjita jang berdasar kejakinan bahwa masjarakat Indonesia harus dibangun selekas-lekasnja dengan usaha gotong-rojong. T ia p -tiap anggota harus merasakan tanggung djawabnja terhadap masjarakat Indonesia. T iap-tiap tenaga jang dipergu­

42

Referensi

Dokumen terkait

Pipa kapiler yang memiliki jari-jari sebesar 0,6mm di masukkan tegak lurus ke dalam bejana berisi cairan raksa dengan tegangan permukaan 0,5N/m. Jika sudut kontak cairan dengan

Bagi kabupaten/kota yang mendapatkan alokasi DAU tambahan Bantuan Penyetaraan Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa tetapi belum mencukupi; dan/atau yang tidak

Seluruh amal ketaatan itu disaksikan dan dilihat oleh makhluk sedangkan puasa hanya dilihat oleh Allah Azza wa Jalla, karena puasa itu amal batin dengan semata-mata

Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam 1 detik, dinyatakan dalam meter per detik atau sentimeter per detik (m/s atau cm/s) Hubungan antara

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Madrasah Tsanawiyah Menurut Desa .... Banyaknya Sekolah, Guru dan

Peran ekonomi Islam tidak semata-mata terletak pada perubahan bentuk Peran ekonomi Islam tidak semata-mata terletak pada perubahan bentuk akadnya yang sesuai dengan

Diagram lingkaran dibawah ini menggambarkan mata pel yang digemari 144 siswa, maka banyaknya prosentase siswa yang gemar Matematika adalah ..... Diagram lingkaran pada gambar

Pada awalnya terdakwa I dan terdakwa II datang ke rumah korban dengan maksud minta diberikan barang-barang dengan alasan akan dijual kembali di Girian dan