6 2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian yang membahas tentang penilaian kinerja pegawai pernah dilakukan oleh Sulistyawan, dkk (2013). metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode Graphic Rating Scales dan 360 derajat. Kriteria utama dari penilaian tersebut yaitu kedisiplinan, pekerjaan, dan kemampuan pribadi.
Penelitian yang dilakukan oleh Utomo, dkk (2014), membahas tentang peracangan sistem informasi penilaian kinerja berdasarkan Sasaran Kerja Individu. Dalam penelitian tersebut, terdapat dua kriteria utama yaitu sasaran kerja individu dan perilaku kerja. Sasaran kerja individu terdiri atas aspek kualitas, kuantitas, waktu dan biaya. Perilaku kerja terdiri atas aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan.
Metode assesment center pernah digunakan oleh Astuti (2006) untuk menciptakan sistem penilaian kinerja yang efektif. Target yang diukur dalam penelitian tersebut adalah keanggotaan tim dan kepemimpinan tim, persuasi (pengaruh), keterampian sosial (kepekaan), komunikasi, komitmen dan fleksibilitas. Pengumpulan data dalam penelitian tersebut dilakukan dengan tiga simulasi yaitu simulasi tertulis, simulasi interaktif kelompok, dan simulasi individu.
Penelitian yang dilakukan oleh Agustina, dkk (2013) membahas tentang sistem informasi penilaian kinerja pada badan kepegawaian dan diklat surabaya.
Penilaian kinerja dalam penelitian tersebut merujuk pada peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1979. metode penilaian kinerja yang digunakan adalah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3). kriteria yang digunakan adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.
Penelitian selanjutnya yang membahas tentang penilaian kinerja juga pernah dilakukan oleh Sestri (2013). Penelitian tersebut mengambil objek di STIE Ahmad Dahlan Jakarta. Semua Dosen yang mengajar di kampus tersebut merupakan alternatif dalam penilaian. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode Analytic Hierarchy Process (AHP). kriteria dari penilaian meliputi pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, aktivitas internal dan penilaian mahasiswa.
Penelitian yang akan dilakukan kali ini tentang sistem penilaian perilaku kerja dan sasaran kerja pegawai. Terdapat dua unsur utama yang akan dinilai yaitu perilaku kerja dan sasaran kerja pegawai. Kriteria unsur sasaran kerja pegawai meliput kuantitas, kualitas, waktu dan biaya. Kriteria unsur perilaku kerja meliputi Orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan. Penelitian merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Perbandingan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitan sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian
Peneliti Lokasi Target Metode
Sulistyawan, dkk (2013)
PT. ALP Petro Industri
kedisiplinan, pekerjaan dan kemampuan pribadi Graphic Rating Scales dan 360 drajat Utomo, dkk (2014) Politeknik Negeri Samarinda
Sasaran Kerja Individu (SKI): kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya; Perilaku Kerja (PK): Orientasi, pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan
Sasaran Kerja Individu (SKI)
Astuti (2006) - keanggotaan tim dan kepemimpinan tim, persuasi (pengaruh), keterampilan sosial (kepekaan), komunikasi, komitmen dan fleksibilitas
assesment center Agustina, dkk (2013) Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya
kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3)
Sestri (2013) STIE Ahmad Dahlan Jakarta
pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, aktivitas internal dan penilaian mahasiswa Analytic Hierarchy Process (AHP) Tiotimus (2018) STMIK AKAKOM YOGYAKARTA
SKP: kuantitas, kualitas, waktu dan biaya
PK: Orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja (PK) 2.2 Dasar teori 2.2.1 Penilaian Kinerja
Menurut Simanjuntak (2005) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Sementara itu Zainal, dkk (2009) mengatakan bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Dari kedua pernyataan tersebut maka disimpulkan bahwa kinerja adalah sebuah hasil pencapaian pegawai yang diukur dari tingkat kemampuan pribadi pegawai.
2.2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011
PP.No.46 tahun 2011 merupakan pembaharuan dari PP.No.10 tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Pembaharuan dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pembinaan pegawai. Dalam PP.No.46 tahun 2011 terdapat dua unsur utama dalam penilaian yaitu: Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja (KP).
Sasaran kerja pegawai atau yang disingkat SKP merupaakan proses penilaian yang dilakukan oleh pegawai dan atasan pegawai yang bersangkutan. Proses penilaian SKP dimulai dari pegawai membuat target SKP diawal periode penilaian. Proses selanjutnya adalah atasan pegawai melakukan pengsahan terhadap target yang telah dibuat pegawai. Langkah terakhir adalah pegawai membuat realisasi dari target yang telah disahkan.
Perilaku Kerja atau yang disinkat menjadi PK merupakan proses penilaian yang dilakukan oleh Pegawai, atasan pegawai yang disebut penilai, dan atasan penilai. Proses penilaian PK memiliki kesamaan dengan proses penilaian DP3. Proses penilaian PK dimulai dari penilai menilai pegawai berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. selanjutnya, pegawai dapat meyetujui atau tidak menyetuji nilai yang diberikan penilai. Penilai dan atasan penilai dapat melakukan pengesahan terhadap hasil penilaian PK jika pegawai telah menyetujui semua nilai yang diberikan.
Hasil penilaian kinerja diperoleh dari hasil penilaian SKP dan penilaian PK. Bobot nilai untuk hasil penilaian SKP sebesar 60% sedangkan untuk
penilaian PK sebesar 40%. Hasil penilaian kinerja dihitung dengan persamaan:
( ) ( ) (2.1)
a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
SKP adalah rencana kerja dan target kerja yang akan dicapai oleh pegawai. Pegawai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua dosen aktif yang mengajar di STMIK AKAKOM YOGYAKARTA pada jenjang S1 (Strata satu) dan D3 (Diploma tiga). Target kerja adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap butir-butir kegiatan. Target kerja yang dimaksud disesuaikan pada kualifikasi dosen berdasarkan jenjang mengajarnya.
Target kerja ditentukan berdasarkan PP.No.46.Tahun 2011 pasal 5 ayat 2 bagian B (bagian penjelasan) menyatakan bahwa Target dalam SKP pada prinsipnya berlaku bagi pemegang jabatan struktural maupun fungsional, dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Bagi pemegang jabatan struktural maupun fungsional umum dengan sifat tugas yang input/bahan kerjanya berasal dari unit organisasi bersangkutan, maka penetapan target didasarkan pada rencana kerja tahunan yang telah ditetapkan; (2) Bagi pemegang jabatan struktural maupun fungsional umum dengan sifat tugas yang input/bahan kerjanya berasal dari output/hasil kerja unit organisasi lain, penetapan target didasarkan asumsi rata-rata tahun sebelumnya; dan (3) Bagi pemegang jabatan fungsional tertentu, penetapan target berdasarkan pada angka kredit yang dipersyaratkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Target yang akan dicapai berupa kuantitas, kualitas, waktu dan biaya.
Rencana kerja diambil dari tugas pokok akademik dosen yang tertuang dalam PERATURAN BERSAMA MENDIKBUD NOMOR 4 TAHUN 2014 DAN KEPALA BKN NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2013 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DAN ANGKA KREDITNYA. Berdasarkan peraturan diatas, tugas pokok akademik dosen adalah melakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Rencana kerja ditentukan berdasarkan unsur-unsur dari ketiga tugas pokok dosen tersebut, yang nantinya digunakan dalam penyusunan butir-butir kegiatan penilaian SKP. Rencana kerja adalah butir-butir kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun. Setiap butir kegiatan memiliki empat aspek yang dinilai yaitu kuantitas, kualitas, waktu dan biaya. Hasil dari keempat butir aspek yang dinilai dijumlahkan untuk memperoleh akumulasi kegiatan. Akumulasi kegiatan selanjutnya dibagi dengan jumlah aspek yang dinilai untuk memperoleh capaian kegiatan. Semua capaian kegiatan selanjutnya
dijumlahkan dan dibagi jumlah capaian untuk memperoleh capaian SKP. Adapun aspek dari buti-butir kegiatan yang dinilai dijabarkan dibawah ini.
1) Aspek Kuantitas:
Penilaian capaian SKP diukur dari aspek kuantitas dilakukan dengan membandingkan antara Realisasi Output (RO) dengan Target Output (TO) dikalikan 100. Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi realisasi output dari target output yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin baik atau sebaliknya semakin rendah realisasi output dari target output yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk. Penghitungan capaian SKP berdasarkan aspek kuantitas dihitung dengan persamaan :
( ) ( ) (2.2) 2) Aspek Kualitas:
Penilaian capaian SKP diukur dari aspek kualitas dilakukan dengan membandingkan antara Realisasi Kualitas (RK) dengan Target Kualitas (TK) dikalikan 100. Hasil dari perhitungan ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi realisasi kualitas dari target kualitas yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin baik, atau sebaliknya semakin rendah realisasi kualitas dari target kualitas yang direncanakan menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk. Capaian kegiatan berdasarkan aspek kualitas dihitung dengan persamaan :
( ) ( ) (2.3) Untuk mengukur apakah output berkualitas atau tidak dengan menggunakan pedoman pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Pedoman Pengukuran Output Berkualitas.
Kriteria Nilai Keterangan
91-100 Hasil kerja sempurna tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan di atas standar yang ditentukan dan lain-lain. 76-90
Hasil kerja mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan dan lain-lain.
61-75
Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan kecil, dan tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain. 51-60
Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.
50 ke bawah
Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar yang ditentukan dan lain-lain.
3) Aspek Waktu
Penilaian capaian SKP diukur dari aspek waktu dihitung dari nilai tertimbang (NT=1,76) dikalikan dengan Target Waktu (TW) dikurangi Realisasi Waktu (RW) dibagi Target Waktu (TW) dikalikan 100. Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan bahwa semakin lama realisasi waktu yang dipergunakan dari target waktu yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk atau sebaliknya semakin cepat realisasi waktu dari target waktu yang direncanakan (maksimal efisiensi waktu sampai dengan 24%), menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin baik atau sangat baik .
a) Dalam hal kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol), penghitungannya persamaan :
- (2.4) b) Untuk aspek waktu tingkat efisiensi yang dapat ditoleransikan
≤ 24% (kurang dari atau sama dengan dua puluh empat persen) diberikan nilai baik sampai dengan sangat baik. Dalam tingkat efisiensi waktu ≤ 24% (kurang dari atau sama dengan dua puluh empat persen) dari target yang ditentukan maka untuk menghitung nilai capaian SKP dengan persamaan:
- (2.5) c) Untuk aspek waktu tingkat efisiensi >24% (lebih dari dua
puluh empat persen) diberikan nilai cukup sampai dengan buruk. Dalam hal tingkan efisiensi waktu >24% (lebih dari dua puluh empat persen) dari target yang ditentukan maka untuk menghitung nilai capaian SKP dengan persamaan : - ,* - + - - (2.6) d) Untuk menghitung presentase tingkat efisiensi waktu dari
target waktu sebagaimana dimaksud pada angka 2) dan angka 3), penghitungannya persamaan :
- (
) (2.7)
Ket :
RW : Realisasi Waktu
4) Aspek Biaya
Penilaian capaian SKP diukur dari aspek biaya dihitung dari nilai tertimbang (NT=1,76) dikalikan dengan Target Biaya (TB) dikurangi Realisasi Biaya (RB) dibagi Target Biaya (TB) dikalikan 100. Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan bahwa semakin besar realisasi biaya yang dipergunakan dari target Biaya yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk atau sebaliknya semakin kecil realisasi biaya dari target biaya yang direncanakan (maksimal efisiensi biaya sampai dengan 24%), menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin baik atau sangat baik.
a) Dalam hal kegiatan tidak dilakukan maka realisasi biaya 0
(nol), penghitungan menggunakan persamaan : -
(2.8)
b) Untuk aspek biaya tingkat efisien yang dapat ditoleransikan ≤ 24% (kurang dari atau sama dengan dua puluh empat persen) diberikan nilai baik sampai dengan sangat baik. Dalam hal tingkat efisien biaya ≤ 24% (kurang dari atau sama dengan dua puluh empat persen) dari target yang
ditentukan maka untuk menghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan persamaan :
- (2.9) c) Untuk aspek biaya tingkat efisien >24% (lebih dari dua
puluh empat persen) diberikan nilai cukup sampai dengan buruk. Dalam hal tingkat efisien biaya >24% (lebih dari dua puluh empat persen) dari target yang ditentukan maka untuk menghitung nilai capaian SKP dengan persamaan : - ,* - + - - (2.10) d) Untuk menghitung presentase tingkat efisien biaya dari target biaya sebagaimana dimaksud pada angka 2) dan angka 3), penghitungannya menggunakan persamaan : - ( ) (2.11)
Ket :
TB : Target Biaya RB : Realisasi Biaya
Nilai angka terhadap tingkat capaian SKP diuraikan pada tabel 2.3.
Tabel 3. Nilai Angka Capaian SKP
Angka Nilai
91 ke atas Sangat Baik
76-90 Baik
61-75 Cukup
51-60 Kurang
b. Perilaku Kerja (PK)
Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap dan tindakan yang dilakukan oleh pegawai. Dalam penilian kinerja, perilaku kerja memiliki bobot 40% (empat puluh persen). Keriteria yang digunakan dalam penilaian prilaku kerja yaitu: Orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan. Hasil capain perilaku kerja diperoleh dengan menggunakan persamaan :
(2.12)
Ket.
N Kriteria = Jumlah Kriteria yang diinput
Penilaian pada perilaku kerja dilakukan oleh atasan setiap pegawai. Pemberian nilai didasarkan pada sikap, tindakan dan tingkah laku pegawai selama satu tahun kerja. Dalam proses penilaian perilaku kerja setiap pegawai berhak melakukan komplen terhadap hasil penilaian. Komplen dilakukan ketika nilai yang diberi oleh atasan dianggap tidak sesuai oleh pegawai. Komplen yang dilakukan juga disertai dengan bukti-bukti yang membuktikan bahwa penilaian yang dilakukan tidak sesuai.
1) Orientasi Pelayanan
Kriteria orientasi pelayanan diuraiakan dalam bentuk angka dan nilai seperti pada tabel 2.4
Tabel 2.4. Uraian Kriteria Orientasi Pelayanan
Uraian Nilai
Angka Penilaian Selalu memberikan pelayanan terbaik kepada yang
dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
91-100 Sangat Baik Pada umumnya memberikan pelayanan terbaik kepada
yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
76-90 Baik Ada kalanya memberikan pelayanan terbaik kepada yang
dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
61-75 Cukup Jarang memberikan pelayanan terbaik kepada yang
dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
51-60 Kurang Tidak pernah memberikan pelayanan terbaik kepada
yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
50 ke
bawah Buruk
2) Integritas
Kriteria integritas diuraiakan dalam bentuk angka dan nilai seperti pada tabel 2.5
Tabel 2.5. Uraian Kriteria Integritas
Uraian
Nilai
Angka Penilaian selalu bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika
dalam organisasi. 91-100
Sangat Baik Pada umumnya bertindak sesuai dengan nilai, norma dan
etika dalam organisasi. 76-90 Baik
Ada kalanya bertindak sesuai dengan nilai, norma dan
etika dalam organisasi. 61-75 Cukup
Jarang bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika
dalam organisasi. 51-60 Kurang
Tidak pernah bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika dalam organisasi.
50 ke
3) Komitmen
Kriteria komitmen diuraiakan dalam bentuk angka dan nilai seperti pada tabel 2.6.
Tabel 2.6. Uraian kriteria Komitmen
Uraian Nilai
Angka Penilaian Selalu menyelaraskan sikap dan tindakan untuk
mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan /atau golongan.
91-100 Sangat Baik Pada umumnya menyelaraskan sikap dan tindakan untuk
mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan /atau golongan.
76-90 Baik
Ada kalanya menyelaraskan sikap dan tindakan untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan / atau golongan.
61-75 Cukup
Jarang menyelaraskan sikap dan tindakan untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan /atau golongan.
51-60 Kurang
Tidak pernah menyelaraskan sikap dan tindakan untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan/atau golongan.
50 ke
bawah Buruk
4) Disiplin
Kriteria disiplin diuraiakan dalam bentuk angka dan nilai seperti pada tabel 2.7
Tabel 2.7. Uraian kriteria Disiplin
Uraian Nilai
Angka Penilaian Selalu menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan instansi terkait yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
91-100 Sangat Baik
Tabel 2.7. (Lanjut)
Uraian Nilai
Angka Penilaian Pada umumnya menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan instansi terkait yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
76-90 Baik
Selalu menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan instansi terkait yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
91-100 Sangat Baik Pada umumnya menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan instansi terkait yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
76-90 Baik
Ada kalanya menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan instansi terkait yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
61-75 Cukup
Jarang menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan instansi terkait yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
51-60 Kurang
Tidak pernah menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan instansi terkait yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
50 ke
bawah Buruk
5) Kerjasama
Kriteria kerjasama diuraiakan dalam bentuk angka dan nilai seperti pada tabel 8
Tabel 8. Uraian kriteria Kerjasama
Uraian Nilai
Angka Penilaian Selalu bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan,
bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan.
91-100 Sangat Baik Pada umumnya bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan,
bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan.
76-90 Baik
Ada kalanya bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan, bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan.
Tabel 8. (Lanjut)
Uraian Nilai
Angka Penilaian Jarang bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan,
bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan.
51-60 Kurang
Tidak pernah bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan, bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan.
50 ke
bawah Buruk
6) Kepemimpinan
Kriteria orientasi pelayanan diuraiakan dalam bentuk angka dan nilai seperti pada tabel 9
Tabel 9. Uraian kriteria Kepemimpinan
Uraian Nilai
Angka Penilaian Selalu memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang
lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi.
91-100 Sangat Baik Pada umumnya memotivasi dan mempengaruhi bawahan
atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi.
76-90 Baik Ada kalanya memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau
orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi.
61-75 Cukup Jarang memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang
lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi.
51-60 Kurang Tidak pernah memotivasi dan mempengaruhi bawahan
atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi.
50 ke
bawah Buruk
2.2.1 MySQL
2.2.3 MySQL
Menurut Sidik (2005) MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database Management System-DBMS) yang sangat populer dikalangan
pemograman web, terutama dilingkungan yang menggunakan script PHP. Kepopuleran MySQL dimungkinkan karena kemudahannya untuk digunakan, cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan sekala menengah kecil. MySQL merupakan database yang digunakan oleh situs-situs terkemuka di internet untuk menyimpan datanya.
2.2.4 PHP
PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP-Personal Home Page, FI adalah Form Interface. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff. PHP, awalnya merupakan CGI yang dikususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web. PHP secara resmi merupakan kependekan dari
PHP:Hyper Text Preprocessor, merupakan bahasa script server-side yang
disisipkan pada HTML. Sidik (2002) menyetakan bahwa PHP merupakan script untuk pemrograman script web server-side, script yang membuat dokumen HTML secara On The Fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML. Dengan menggunakan PHP maka Maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah.