• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

54

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian meliputi analisis produk, pembahasan akan mengulas mengenai hasil dari uji produk beserta revisiannya, dan temuan penelitian berisikan validasi serta hasil dari uji coba produk. Setiap bagian akan dibahas secara rinci sebagai berikut. 4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di SD N Bergas Kidul 03 tahun pelajaran 2016/2017. Sesuai dengan tahap pengembangan ADDIE. langkah-langkah pembuatan LKS yaitu dimulai dari Analisis, Perancangan, Pengembangan, Implementasi dan Produk Akhir. Ulasannya akan dibahas sebagai berikut.

4.1.1 Analysis

Pembahasan tahap analisis terdapat beberapa tahapan yang akan dijabarkan sebagai berikut.

4.1.1.1 Analisis Kebutuhan

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas 3 di SD Salatiga 05 dan SD N Bergas Kidul 03. Didapatkan kesimpulan dari informasi yang ada bahwa, belum semua siswa dapat memahami jenis-jenis soal yang biasa mereka kerjakan, seperti pilihan ganda, isisan singkat, dan uraian. Sehingga mengakibatkan pemenuhan KD dan indikator sulit terpenuhi. Buku pegangan siswa yang yang diterbitkan pemerintah, belum mencakup latihan soal yang digunakan dalam penilaian akhir seperti test tengah semester ataupun ujian kahir sekolah.

Sumber belajar yang sesuai dengan referansi K13 dinilai masih bersifat minimal. Guru perlu mencari sumber belajar lain untuk mendukung ketercapaian kompetensi siswa. Buku yang diterbitkan oleh pemerintah pada dasarnya sudah cukup, namun untuk latihan soal dan pendalaman materi belum tercantum di dalamnya secara lengkap. Tambahan sumber belajar lain yang dimiliki oleh

(2)

Menanggapi hal tersebut, maka sangat perlu untuk melakukan pengembangan LKS, khususnya adalah matei Bumi dan Alam Semesta subtema Bumi bagian dari Alam Semesta. LKS yang dikembangkan didisain secara tematik terintegrasi dengan pendekatan saintifik, materi yang lebih dalam dan padat, serta jenis-jenis soal yang dapat mendorong keaktifan siswa dalam berfikir.

4.1.1.2 Analisis Materi

Hasil analisis materi dilakukan untuk menentukan kemapuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa, khususnya materi yang akan diajarkan pada bulan April. Materi tersebut adalah materi Tema 8 Bumi dan Alam Semesta, Subtema 1 Bumi bagian dari Alam Semesta. Materi dalam Subtema ini dibagi ke dalam enam mapel yaitu : Bahasa Indonesia yang mencakup muatan Tata Surya, Matematika yang mencakup pengenalan bangun datar dan bangun ruang, PPKn mencakup pengamalan pancasila sila ke-5, PJOK mencakup praktek gerakan lokomotor dan permainan sederhana, serta SBdP yang mencakup keterampilan dalam menempel dan menggunting.

Indikator sesuai dengan spesifikasi materi yaitu : A. Bahasa Indonesia

1. Siswa mengetahui Tata Surya

2. Siswa mengetahui hubungan antara Bumi, Bulan, dan Matahari. 3. Siswa memahami bentuk permukaan Bumi

4. Siswa memahami fase-fase pada Bulan B. Matematika

1. Siswa mengetahui pengenalan bangun datar 2. Siswa memahami hubungan antar bangun datar 3. Siswa memahami pengenalan bangun ruang 4. Siswa mamhami jaring-jaring bangun ruang

(3)

C. PPKn

1. Siswa memahami hak dan kewajiban sesuai sila ke-5 Pancasila 2. Siswa mengetahui pengamalan sikap adil sesuai sila ke-5 Pancasila

D. PJOK

1. Siswa mengetahui konsep gerak lokomotor dalam permainan tradisional 2. Siswa mempraktikkan gerak lokomotor dalam permainan tradisional 3. Siswa mengetahui konsep gerak kombinasi

4. Siswa mempraktikkan konsep gerak kombinasi E. SBdP

1. Siswa membuat karya seni dekoratif

2. Siswa merancang karya seni dengan teknik meronce 4.1.1.3 Analisis Karakteristik Siswa

Hasil analisis karakteristik siswa dilakukan melalui observasi pada SD N Salatiga 05 selama peneliti melaksanakan PPL dan observasi sekaligus wawancara secara langsung dengan wali kelas III SD N Bergas Kidul 03. Didapatkan hasil bahwa, pembelajaran yang disesuaikan K13 siswa menjadi lebih aktif. Namun pada usia anak kelas 3 SD, siswa kurang dapat mengasosiasikan semua mata pelajaran menjadi 1 tema atau subtema, apabila tidak didampingi atau dibimbing secara berkelanjutan oleh guru. Minimnya latihan soal dan ringkasan materi yang sesuai dengan buku siswa terbitan pemerintah, menyebabkan proses pemahaman terhadap konsep menjadi kurang.

Bahan ajar yang praktis dan sesuai dengan tingkat berfikir siswa yang disesuaiakan dengan kompetensi serta indikator, merupakan salah satu solusi untuk memmelatih kemandidrian belajar siswa. Selain itu, dengan adanya bahan ajar yang memuat banyak latihan soal dan ringkasan materi, akan membuat siswa terbiasa untuk memecahkan masalah dan berfikir kritis. Dengan mengerjakan latihan soal, siswa juga akan terbiasa untuk memahami maksud dari pertanyaan pada soal, dan membuat mereka lebih mudah untuk memahami suatu permasalahan. Dengan adanya LKS ini, diharapkan dapat melatih siswa untuk berfikir secara ilmiah, sesuai dengan pendektan pembelajaran yang digunakan pada K13 yaitu Saintifik. Sehingga dengan adanya LKS yang berbasis saintitifk

(4)

4.1.2 Design

Pada tahap perencanaan ini akan membahas mengenai penyususnan draft awal LKS, yang akan dijabarkan sebagai berikut.

4.1.2.1 Mengumpulkan Referensi Materi

Tahap awal dari pengembangan produk yaitu terlebih dahulu melakukan pengumpulan referansi dan materi yang terkait dengan tema serta subtema kelas 3. Materi yang terkait dengan Tata Surya, konsep bangun datar dan bangun ruang, pengamalan sila ke-5 Pancasila, praktek gerakan lokomotor dan permainan sederhanaketerampilan dalam menempel dan menggunting. Materi didaptkan dari berbagai referensi buku yaitu: Buku Guru Kelas 3 Tema Bumi dan Alam Semesta.

Buku Siswa Kelas 3 Bumi dan Alam Semesta. Smart Mathematics 2 karya Sharon

Teoh, Smart Science 6 karya Norashikin Nazri. IPA Aktif 6 karya Ita Syuri,Haryanto. Sains untuk SD/MI Kelas VI karya Nurhasanah. Pandai Berhitung Matematika 2 karya Sulardi dan lain-lain.

4.1.2.2 Menyusun Kerangka LKS

Penyusunan LKS diawali dengan pemetaan KD dan Indikator sesuai dengan tema dan subtema, yang kemudian disesuaikan juga dengan tujuan pembelajaran yang terdapat pada buku guru terbitan Pemerintah. Kemudian KD, Indikatro dan tujuan pembelajaran yang sudah seragam, barulah membuat rancangan LKS yang berbasis tematik dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik. Pada LKS ini juga memiliki tokoh utama yang penulis buat sendiri, hal ini bertujuan untuk merangsang rasa ingin tahu siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Konsep pembelajaran pada LKS ini juga berkaitan dengan kehidupan keseharian siswa, yang dituangkan dalam percakapan yang dilakukan tokoh dalam LKS. Dengan demikian siswa akan lebih mudah untuk mengasosiasikan setiap materi pada mata pelajaran yang harus mereka kuasai. Langkah pembelajaran dalam LKS, juga disesuaika dengan standar pembuatan

(5)

LKS, yaitu adanya ringkasan materi, uji kompetensi, latihan soal secara individu, kegiatan kelompok, kegiatan uji coba, refleksi, dan latihan ulangan harian.

4.1.2.3 Merancang Pembelajaran sesuai Tujuan Pembuatan LKS

Perancangan pembelajaran dalam LKS, disesuaikan dengan tujuan pembuatannya, yaitu LKS dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintitifk. Karena LKS ini memuat 1 subtema, yaitu terdiri dari 6 pembelajaran, maka penyusunan pada setiap pembelajaran disesuaikan dengan KD, Indikator serta tujuan pada setiap kali pertemuan. Pengintegrasian setiap mata pelajaran juga tidak terlepas dari pendekatan saintifik yang terdiri dari 5 tahapan. Yaitu Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan, Setiap pembelajaran pada LKS ini memuat ke lima tahapan saintifik secara runtut. Materi yang disajikan juga diintegrasikan sedemikian rupa dengan menggunakan kegiatan dan percakapan yang dilakukan pada tokoh utamanya. Sehingga pergantian mata pelajaran dalam satu pembelajaran tidak terkesan terpisah-pisah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mengintegrasikan materi yang sudah diintegrasikan. Kemudian disusunlah rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan LKS tema 8 subtema 1, sebagai tambahan bahan ajar guru dalam pengimplementasian LKS. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlampir.

4.1.2.4 Menyusun LKS sesuai Kerangka dan Alur Pembelajaran

Pada setiap pembelajaran dalam 1 subtema memuat pendekatan 5M, yang diawali oleh tahap mengamati, baik itu pengamatan gambar maupun membaca teks yang berkaitan dengan materi. Tahapan pembelajaran ke dua adalah Menanya, pada tahap ini siswa diminta untuk menjawab pertanyaan maupun membuat pertanyaan sesuai dengan hasil pengamatan. Kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan informasi, yang bertujuan untuk mendorong siswa mencari informasi dalam LKS maupun mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi, untuk memperjelas pemahaman konsep pada setiap pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah mengasosiasi, yang berisikan latihan-latihan soal, kegiatan percobaan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Kemudian tahapan terakhir adalah Mengkomunikasikan, pada tahap ini siswa

(6)

Pelengkapan unsur-unsur LKS, dilakukan dengan penambahan gambar dan latihan soal yang disesuaikan dengan tahapan saintitifk. Unsur lain yang tidak kalah penting, yaitu melengkapi karakter tokoh utama LKS untuk pengintegrasian setiap mata pelajaran. Selain itu pengecekan lebih lanjut mengenai soal-soal yang terdapat dalam LKS beserta kunci jawaban.

4.1.2.6 Merancang Tampilan

LKS yang sudah memuat materi, latihan soal, dan gambar belum dapat diimplementasikan dalam pembelajaran maupun dikerjakan oleh siswa. Apabila tata letak dari ketiga hal tersebut, kurang baik dan menarik. Kemudian untuk menarik perhatian dan minat siswa agar lebih bersemangat untuk memahami materi dalam satu subtema, dilakukanlah penataan tampilan materi, latihan soal, dan gambar pada LKS.

4.1.3 Development

Pada tahap ini, dikembangkan LKS dengan pendekatan saintifik. Tahapan dalam proses pengembangan dijelaskan sebagai berikut.

4.1.3.1 Pembuatan LKS Awal a. Berbentuk media cetak

Pada tahapan ini, semua langkah-lamgkah pembuatan dan penyusunan LKS yang sudah dipenuhi. Maka berhasil menghasilkan LKS dengan judul LKS Subtema 1 Bumi Bagian dari Alam Semesta untuk kelas 3 SD/MI Sesuai dengan Kurikulum 2013. Pembuatan LKS ini menggunakan Microsoft office word 2010 dan Xiu-xiu untuk mendesain tokoh utama. LKS ini merupakan desain sementara yang kemudian materi dan layoutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing , guru kelas SD N Bergas Kidul 03. Hasil dari konsultasi digunakan untuk merevisi produk lalu dilakukan validasi.

(7)

b. Komponen-komponen dalam LKS dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik

1) Pedoman guru

Pedoman guru berupa kunci jawaban LKS dan beserta RPP yang telah disesuaiakan dengan pemetaan KD dan Indikator. Hal ini diperlukan untuk membantu kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS Subtema 1 Bumi Bagian dari Alam Semesta.

2) Petunjuk penggunaan

Petunjuk penggunaan merupakan lembar yang berisi mengenai konsep pembelajaran saintifik yang terdapat dalam LKS. Serta petunjuk belajar yang harus diikuti siswa, terlebih lagi LKS ini dikhususkan untuk melatih siswa dalam belajar secara mandiri. Petunjuk penggunaan dapat dilihat pada gambar 4.

(8)
(9)

3) Pemataan KD dan Indikator

Lembar ini berisikan pemetaan dan pemenuhan KD serta Indikator pada setiap pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Tampilan pemetaan KD dan Indikator tampak pada Gambar 5.

Gambar 5 Pemetaan KD dan Indikator

4) Lembar LKS pembelajaran

LKS subtema 1 Bumi Bagian dari Alam Semesta telah diatur layout yang disesuiakan dengan tingkat perkembangan berfikir siswa serta tahapan

(10)

pada Gambar 7, tahap Mengumpulkan Informasi pada Gambar 8, tahap Mengasosiasi pada Gambar 9, dan tahap Mengkomunikasikan pada Gambar 10, sebagai berikut ini.

(11)

Gambar 7 Tahap Menanya

(12)

Gambar 8 Tahap Mengumpulkan Informasi

(13)

Gambar 9 Tahap Mengasosiasi 5) Refleksi diri

Lembar refleksi diri adalah petunjuk untuk siswa, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan, penguasaan materi dan ketertarikan siswa dalam setiap pembelajaran. Tampilan refelski tampak pada gambar 10.

(14)
(15)

c. Ditampilkan dengan layout

LKS dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik, juga dilengkapi dengan tampilan yang berwarna dan memuat gembar yang sesuai dengan konten materi sebagai ilustrasi. Agar memudahkan siswa dalam memahami konsep awal maupun materi. Kebutuhan penggunaan gambar ilustrasi terlihat pada Gambar 12.

(16)
(17)

Tabel 17

Saran Perbaikan dari Pakar Materi

No Bagian yang Perlu Perbaikan Saran Perbaikan 1. Ada beberapa teks bacaan yang

isinya terlalu banyak, khusunya bagi anak kelas 3 SD

Teks perlu lebih diringkas, tanpa mengurangi isinya.

2. Jumlah soal pada beberapa bagian uji kompetensi baik dalam tahap mengumpulkan informasi, maupun mengasosiasi terlalu banyak.

Kurangi jumlah soal, buat soal yang padat muatan materi.

3. Bntuk bangun ruang balok dan kubus harus diperhatikan ukurannya, supaya siswa tidak bingung untuk membedakannya.

Bangun balok lebih diperpanjang, dan bangun kubus ukuran sisinya harus sama.

4. Penggunaan huruf besar, ejaan, dan tanda baca perlu diperhatikan kembali.

Nama orang, nama tempat harus huruf besar. Penggunaan titik, koma, dan tanda baca lain pada bacaan perlu dibenahi sedikit.

Dalam media pembelajaran yang memuat indikator kegrafikan, isi media dan bahasa, divalidasi oleh Anri Septiawan, S.Ds. Saran yang diberikan oleh pakar media dapat dilihat pada Tabel 18 berikut.

Tabel 18

Saran Perbaikan dari Pakar Media

No Bagian yang Perlu Perbaikan Saran Perbaikan 1. Cover kurang menarik perhatian,

karena backgrounnya masih menggunakan warna soft.

Harus lebih menarik dan penulisan yang jelas. Usahakan menggunakan warna background yang mencolok atau agak gelap.

2. Warna dan bentuk gambar pada LKS masih banyak yang besar kecilnya tidak seragam.

Warna dan bentuk pada LKS

diberikan batasan atau diseragamkan agar mempermudah siswa dalam mengasosiasikan materi dengan gambar.

3. Shape yang digunakan

menyebabkan tampilan terlihat penuh dan terkesan kurang bebas.

Kurangi shape yang berbentuk kotak-kotak dan outline yang menonjol, tambahkan warna pada shape.

(18)

pakar.

a. Revisi Pakar Materi

Berikut ini disajikan perbaikan produk sesuai saran perbaikan pakar materi, yang memerlukan peringkasan teks bacaan dapat dilihat pada Tebel 19 sebagi berikut.

Tebel 19 Peringkasan Teks Bacaan

Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi

Pada beberapa bagian dalam LKS terlalu banyak mengandung latihan soal. Sehingga ada beberapa perubahan di dalam LKS setelah dilakukan revisi pengurangan jumlah soal sesuai saran perbaikan, yang ditunjukkan pada Tabel 20.

(19)

Tabel 20 Pengurangan Jumlah Soal

(20)
(21)
(22)
(23)

Tabel 25 Bentuk dan Warna Shape

(24)

pada pembelajaran tema 8 sub tema 1, di SD N Bergas Kidul 03. Pemilihan sekolah memperhatikan penerapan kurikulum yang dijalankan SD N Bergas Kidul 03 dari awal pelaksanaan K13. Sekolah yang di gunakan masih menggunakan LKS yang diterbitkan secara mandiri oleh perusahaan percetakan, yang kebanyakan isinya tidak jauh beda dengan buku terbitan pemerintah. Hal ini menyebabkan materi dan pembelajaran yang menggunakan suplemen materi lain, tidak mengalami banyak perbedaan dengan rancangan dari buku terbitan pemerintah. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk menggunakan SD N Bergas Kidul 03 sebagai subjek implementasi LKS. Implementasi dilaksanakan selam 6 hari, sesuai dengan pertemuan dalam 1 subtema yaitu 6 pembelajaran. Pelaksanaan implementasi dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26 Pelaksanaan Implementasi

Tahap Waktu Pelaksanaan

Pre Test Senin, 25 April 2016 Pukul 07.30-08.25 Pembelajaran 1 Senin, 25 April 2016

Pukul 08.30-12.00 Pembelajaran 2 Selasa, 26 April 2016

Pukul 07.00-12.00 Pembelajarann 3 Rabu, 27 April 2016

Pukul 07.00-12.00 Pembelajaran 4 Kamis, 28 April 2016

Pukul 07.30-12.00 Pembelajaran 5 Jum’at, 29 April 2016

Pukul 07.00-11.30 Pembelajaran 6 Sabtu, 30 April 2016

Pukul 07.00-10.00 Post Test Sabtu, 30 April 2016

(25)

Persiapan yang dilakukan sebelum implementasi LKS dalam pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberi tahukan kepada guru kelas III SD N Bergas Kidul 03, bahwa selama saru minggu terhitung tanggal 25-30 April akan dilakukan implementasi produk oleh peneliti.

b. Memperbanyak LKS sebnyak 12 eksemplar untuk pembelajran siswa dalam bentuk kelompok.

c. Memperbanyak lembar soal pre test dan post test sebanyak 44 lembar, sesuai dengan jumlah siswa.

d. Mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan dalam pengimplementasian LKS.

Pelaksanaan implementasi LKS dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik, dimulai dengan perkenalan diri kepada siswa serta menginformasikan bahwa selama satu minggu ke depan pembelajaran akan ditemani oleh peneliti. Sebelum memulai pembelajaran dengan menggunakan produk, siswa terlebih dahulu mengerjakan soal pre test tema 7 Energi dan Perubahannya, Subtema 3 Energi Alternatif yang berjumlah 30 soal berbentuk isian singkat. Pemberian soal pre test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi sebelumnya pada tema 7 subtema3. Pelaksanaan Pre Test terlihat pada gambar 4.10.

Mata pelajaran yang diajarkan pada Pembelajaran 1 yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan SBdP. Materi yang harus siswa kuasai pada Pembelajaran 1 adalah pengenalan anggota Tata Surya, konsep bangun datar, dan kegiatan prakarya membuat bentuk suatu benda menggunakan macam-macam bangun datar. Pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan dan manfaat dari pembelajaran, serta memancing perhatian siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Setelah semua siswa memusatkan perhatian pada materi, kemudian guru meminta siswa memulai pengerjaan LKS sesuai dengan tahapan saintifik. Tahap yang pertama yaitu Mengamati, siswa yang dibentuk dalam kelompok mengamati gambar pada LKS, dan kelompok yang ditunjuk guru menyebutkan hasil pengamatan. Kemudian semua siswa

(26)

berkelompok, siswa mulai Mengasosiasikan ciri-ciri bangun ruang yang ada di sekitar, dan mencari tahu macamnya. Setelah kegiatan mengasosiasi, barulah siswa masuk ke tahap yang terakhir yaitu Mengkomunikasikan, Pada tahap ini siswa membuat bentuk sebuah benda dari kertas lipat warna yang sudah di gunting yang terbentuk dari macam-macam bangun datar. Setelah hasil kerjanya selesai, bebrapa kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada tahap ini guru juga memberikan umpan balik mengenai pembelajaran dalam satu hari, dan siswa pun juga diberikan kesempatan untuk merefleksi pembelajaran. Setelah semua tahapan saintitfik dilalui, guru membagikan soal evaluasi Pembelajaran 1. Hambatan pada Pembelajaran 1, adalah masih banyak siswa yang terlalu bersemangat dalam bekerja kelompok, hal tersebut menyebabkan keributan dengan adanya diskusi kelompok.

Mata pelajaran pada Pembelajaran 2 adalah Bahasa Indonesia, PPKn, dan PJOK. Sedangkan materinya mencakup terjadinya siang dan malam, hak dan kewajiban terkait sila ke-5 Pancasila, dan permainan sederhana. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran, dan siswa menyanyikan yel-yel untuk menambah semangat sebelum memulai pembelajaran. Guru mengulas kembali materi yang kemarin sudah dipelajari, kemudian memulai pembelajaran dengan tahapan saintifik. Tahap Mengamati, siswa diminta untuk menuliskan benda-benda angkasa apa saja yang mereka ketahui, kemudian mendeskripsikannya dalam satu paragraf. Tahap Menanya, secara bekelompok siswa membuat 3 pertanyaan terkait benda angkasa yang sudah mereka amati dan diskusikan, kemudian perwakilan kelompok mengajukan pertanyaan yang sduah dibuat. Kelompok lain yang bisa menjawab atau menanggapi akan mendapatkan poin tambahan. Setelah tahap menanya, siswa masuk tahap Mengumpulkan Informasi, dengan membaca teks dan melakukan percobaan tentang terjadinya siang dan malam. Kemudian menyimpulkan hasilnya dalam diskusi kelompok.

(27)

Tahap Mengasosiasi dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang telah didapatkan dari hasil membaca kegiatan yang dilakukan tokoh pada LKS, dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban. Tahap yang terakhir adalah Mengkomunikasikan, pada tahap ini siswa secara berkelompok membuat beberapa gerakan sederhana yang dirangkai menjadi satu kesatuan, dan diperagakan sesuai dengan lagu “Bintang Kecil”. Setiap kelompok akan maju ke depan kelas untuk menampilkan hasil rangkaian gerakannya. Setelah penampilan masing-masing kelompok, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran, kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran 2.

Pada Pembelajaran 3, terdapat mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan SBdP. Sedangkan materinya adalah rotasi dan revolusi Bumi, macam-macam bangun datar yang ada di sekitar, dan prakarya membuat tirai dari kertas. Pembelajaran 3 dimulai dengan penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran, kemudian guru melontarkan beberapa pertanyaan terkait materi sebelumnya dan materi yang akan siswa pelajari. Setelah semua siswa terfokus pada kegiatan yang akan dilaksanakan, barulah tahapan saintifik pada LKS dilakukan. Tahap Mengamati dilakukan dengan kegiatan pengamatan gambar dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar kerja yang sudah disediakan, siswa juga membaca sebuah teks yang berhubungan dengan rotasi dan revolusi Bumi. Setelah mengamati dan membaca, pada tahap Menanya siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hasil pengamatan dan bacaan. Siswa yang belum jelas dipersilahkan membuat pertanyaan yang kemudian dibacakan, dan bagi siswa lain yang dapat menjawab akan mendapatkan poin tambahan. Tahap Mengumpulkan Informasi dimulai dari pengamatan kegiatan yang dilakukan tokoh dalam LKS yang berkaitan dengan bangun datar. Tahap mengasosiasi dilakukan siswa dengan mencari benda-benda di sekolah yang menyerupai bangun datar, sesuai dengan perintah yang ada dalam LKS. Tahap yang terakhir yaitu Mengkomunikasikan, siswa membuat tirai dari kertas warna-warni yang di bentuk menjadi bintang, bulan, maupun bentuk-bentuk bangun datar, kemudian hasil karya setiap kelompok di presentasikan ke depan kelas. Pada tahap ini guru juga meminta siswa untuk memberikan tanggapan ataupun pertanyaan yang

(28)

PJOK yang memuat materi penyusunan jadwal kegiatan sehari-hari, kelebihan planet Bumi, contoh sikap adil sesuai sila ke-5 Pancasila, dan permainan sederhana. Sebelum memasukki materi pembelajaran, guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan siswa terima. Kemudian guru bersama siswa menyanyikan lagu untuk memusatkan perhatian siswa dalam kegiatan. Setelah semua siswa siap menerima pembelajaran, barulah tahapan saintifik dalam LKS dilaksanakan. Tahap Mengamati dilakukan dengan mengamati gambar tohoh pada LKS, dan menuliskan nama kegiatan tersebut. Kemudian siswa berdiskusi untuk membuat jadwal kegiatan keseharian. Siswa juga membaca teks yang berkaitan dengan tata surya, yaitu kelebihan planet Bumi. Pada tahap yang ke dua, yaitu tahap Menanya. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan hasil pengamatan dan bacaan. Selanjutnya pada tahap Mengumpulkan Informasi, kegiatan yang dilakukan siswa adalah bermain lempar bola Koran ke dalam keranjang yang memanfaatkan gaya gravitasi sebagai salah satu kelebihan planet Bumi. Pada tahap Mengasosiasi siswa mulai berdiskusi, sikap adil terhadap diri sendiri dan orang lain apa yang harus dimiliki saat bekerja dalam kelompok. Selanjutnya pada tahap Mengkomunikasikan, siswa mengerjakan soal Teka Teki Silang (TTS), kemudian di bahas secara bersama-sama dengan guru. Pada akhir pembelajaran dilakukan refeleksi dan siswa mengerjakan soal evaluasi.

Pembelajaran 5 memuat tiga mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan PPKn. Materi penyusunnya adalah bentuk muka bumi, bangun sifat-sifat ruang, dan sikap adil pada diri sendiri. Pada kegiatan pembukaan guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dengan tanya jawab mengenai tempat wisata alam yang pernah dikunjungi siswa. Setelah perhatian siswa tertuju pada pembelajaran, pembelajaran mulai ke dalam tahap saintitifk.Tahap Mengamati dilakukan dengan pengamatan gambar pantai dan membaca teks bentuk muka bumi. Siswa dan guru

(29)

bertanya jawab mengenai hasil pengamatan, kemudian masuk ke tahap Menanya. Pada tahap ini, siswa menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar pertanyaan pada LKS. Selanjutnya pada tahap Mengasosiasi, siswa mengamati benda di sekitar yang menyerupai bentuk bangun ruang. Setelah mengetahui macam-macam bentuk bangun ruang, siswa mengelompokkan benda-benda yang menyerupai bangun ruang pada LKS yang sudah disediakan. Selanjutnya tahap Mengumpulkan Informasi, siwa mencari sifat dari macam-acam bangun ruang. Setelah mengetahui sifat-sifat bangun ruang, pada tahap Mengasosiasi siswa menggambar macam-macam bangun ruang. Tahap terakhir pada Pembelajaran 5 adalah Mengkomunikasikan, pada tahap ini siswa berdiskusi secara kelompok untuk mencari tahu contoh sikap adil yang dapat merka lakukan, baik itu di rumah maupun di sekolah. Pada tahap ini setiap kelompok akan maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi, guru juga melakukan umpan balik pembelajaran selama 1 hari. Selanjutnya dilakukan refleksi pembelajaran dan siswa mengerjakan test evaluasi Pembelajaran 5.

Materi pada pembelajaran 6 adalah fase Bulan, jaring-jaring bangun ruang, sikap adil terhadap diri sendiri untuk mencapai cita-cita, yang terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan PPKn. Awal pembelajaran dimulai dengan penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran oleh guru, seanjutnya apresepsi guru menanyakan materi yang sudah dipelajari siswa dan dianalogikan dengan materi pada Pembelajaran 6. Setelah penyampaian tujuan, manfaat, dan apersepsi barulah masuk pada tahap saintifik. Tahap Mengamti dilakukan dengan melengkapi teks rumpang yang berkitan dengan fase-fase Bulan, dan hasil jawaban siswa langung di bahas dengan guru. Selanjutnya tahap Menanya, dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS. Pada tahap Mengumpulkan Informasi, siswa menncari informasi pada gambar di LKS, dan mencari bangun ruang apa saja yang ada di dalamnya. Selanjtunya siswa mencari tahu jaring-jaring pada setiap bangun ruang, dan pada tahap Mengasosiasi siswa membuat jaring-jaring bangun ruang dari kertas asturo dan di bentuk menjadi bentuk bangun ruang. Sesudah membuat bangun ruang dengan jaring-jaring, siswa masuk tahap Mengkomunikasikan. Pada tahap ini siswa menuliskan

(30)

cita-tabel kesimpulan hasil observasi selama 6 Pembelajaran berlangsung pada Tabel 27 berikut ini.

Tabel 27 Hasil Observasi Peneliti

No. Instrumen PB 1 PB 2 PB 3 PB 4 PB 5 PB 6 1. Guru menyampaikan materi pembelajaran

sesuai dengan materi yang terdapat dalam LKS

√ √ √ √ √ √

2. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah yang terdapat dalam LKS

√ √ √ √ √ √

3. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran

√ √ x √ x √

4. Guru memfasilitasi siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam LKS

√ √ √ √ x x

5. Guru mendorong siswa untuk bekerja sama sesuai dengan petunjuk dalam LKS

X √ √ √ √ √

6. Siswa mampu bekerja sama dan berdiskusi sesuai dengan materi yang sedang

didiskusikan

X √ √ √ √ √

7. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari

√ x x x √ x

8. Guru meminta siswa untuk mengerjakan evaluasi

√ √ √ √ √ √

9. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan antusias

√ √ √ √ √ √

10. Siswa bersama guru membahas soal evaluasi √ x √ x √ √ 11. Guru memberikan umpan balik sesuai

dengan yang terdapat dalam LKS

√ √ √ √ √ √

12. Siswa menanggapi umpan balik yang diberikan oleh guru

(31)

Implementasi terakhir yaitu melakukan posttest untuk mengukur hasil belajar dengan menggunakan LKS dengan konsep tematik terintegasi dan pendekatan saintifik, selama 6 kali Pembelajaran. Tujuan dari pelaksanaan posttest adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dengan menggunakan produk.

4.1.5 Evaluation

Tahap terakhir dalam pengembangan LKS konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik adalah tahap evaluasi penggunaan yang sudah dihasilkan dan diujicobakan. Hasil evaluasi LKS sebagai berikut.

4.1.5.1 Analisis Data Kevalidan

Analisis data kevalidan dilakukan berdasarkan hasil penilaiadn dari pakar pada lembar penilaian LKS konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik. Analisis data kevalidan ini meliputi aspek materi dan media pembelajaran, yang akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Aspek Materi

Revisi aspek materi pada LKS konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik dari pakar materi yaitu pada bagian teks bacaan dibuat lebih ringkas, dan penggunaan tanda baca serta huruf besar harus di cek kembali. Produk LKS kemudian di revisi sesuai dengan saran oleh pakar materi, hasil validasi pakar materi dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28

Hasil Validasi Pakar Materi

No. Aspek Rata-rata Kategori

1. Materi 4,33 Baik

2. Bahasa 4 Baik

Rata-rata Keseluruhan 4,16 Baik

Berdasarkan hasil validasi pakar materi, maka diperoleh rata-ratanya adalah 4,16. Jadi berdasarkan hasil rata-rata tersebut, materi dan kebahasaan dalam LKS dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik sudah baik dan layak untuk diimplementasikan.

(32)

dikurangi supaya tampilan tidak terlihat penuh, dan ukuran gambar per tahap saintifik harus sama. Kemudian LKS konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik direvisi sesuai dengan saran perbaikan dari pakar media. Hasil validasi pakar media dapat dilihat pada Tabel 29 sebagai berikut.

Tabel 29

Hasil Validasi Pakar Media

No. Aspek Rata-rata Kategori

1. Tampilan 3,71 Sedang

2. Isi Media 4 Baik

3. Bahasa 3,66 Sedang

4. Kepraktisan dalam pengguaan 4 Baik

Rata-rata Keseluruhan 3.84 Sedang

Berdasarkan hasil validasi pakar media, maka diperoleh rata-ratanya adalah 3.84. Jadi berdasarkan hasil rata-rata tersebut, aspek tampilan, isi media, bahasa, dan kepraktisan penggunaan dalam LKS dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik, sudah baik dan layak untuk diimplementasikan.

4.1.5.2 Analisis Data Keefektifan

Keefektifan LKS dengan konsep tematik terintegrasi dilihat dari perbedaan hasil belajar pretest dan posttest serta hasil analisis respon guru dan respon siswa. Keefektifaan LKS akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Data Hasil Pretest

Data hasil tes tersebut disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mempermudah dalam membuat interval kelas. Cara menghitung interval kelas adalah sebagai berikut.

K = 1+3,3 log n

Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1 Panjang kelas = rentang : jumlah kelas

(33)

Keterangan

K = Jumlah kelas interval n = banyaknya data

Data hasil pretest diolah berdasarkan rumus yang telah disajikan, sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 42

=1 + 3,3 x log (2 x 21) = 1 + 3,3 x log (2 x 3 x 7)

= 1 + 3,3 x (log 2 + log 3 + log 7) = 1 + 3,3 x ( 0,301 + 0,477 + 0,854) = 1+3,3 x 1,62

= 1+4,92 = 6,34 = 6 atau 7

Sedangkan rentang data dihitung dengan rumus sebagai berikut Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1

= 90 – 43 + 1 = 48

Panjang kelas = rentang : jumlah kelas = 48:7

= 6,85 = 6 atau 7

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, data disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi menggunakan 7 kelas dengan panjang kelas 7. Tabel distribusi frekuensi hasil pretest dapat dilihat pada Tabel 30 berikut ini.

(34)

57 – 63 10 19,05% 64 – 70 7 21,43% 71 -77 3 16,67% 78 – 84 5 14,29% 85 – 91 2 9,52% Jumlah 42 100% Nilai Rata-rata 62,70 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 43

Berdasarkan distribusi hasil pretest sesuai tabel tersebut, dapat dilihat persebaran data hasil pretest dalam grafik Gambar 13 berikut ini.

Gambar 13 Grafik Frekuensi Hasil Pretest

b. Data Hasil Posttest

Selain data hasil pretest, data hasil posttest juga diolah berdasarkan rumus yang telah disajikan, sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut. K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 42 =1 + 3,3 x log (2 x 21) 0 2 4 6 8 10 12 43 – 49 50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 -77 78 – 84 85 - 91 Series1

(35)

= 1 + 3,3 x log (2 x 3 x 7)

= 1 + 3,3 x (log 2 + log 3 + log 7) = 1 + 3,3 x ( 0,301 + 0,477 + 0,854) = 1+3,3 x 1,62

= 1+4,92 = 6,34 = 6 atau 7

Sedangkan rentang data dihitung dengan rumus sebagai berikut Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1

= 93 - 43 + 1 = 51

Panjang kelas = rentang : jumlah kelas = 51:6

= 8,5 = 8 atau 9

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, data disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi menggunakan 6 kelas dengan panjang kelas 9. Tabel distribusi frekuensi hasil posttest dapat dilihat pada Tabel 31 berikut ini.

Tabel 31

Distribusi Frekuensi Posttest

Kelas Interval Frekuensi (f) Persentase

43 – 51 3 7,14% 52 – 60 5 11,90% 61 – 69 9 21,43% 70 – 78 11 26,19% 79 – 87 8 19,05% 88 - 97 6 14,29% Jumlah 42 Nilai Rata-rata 76.42 Nilai Tertinggi 93 Nilai Terendah 43

Berdasarkan distribusi hasil posttest pada tabel diatas, dapat dilihat persebaran data hasil pretets dalam Gambar 14 grafik berikut ini.

(36)

Gambar 14 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Posttes

c. Data Deskriptif Hasil Pretest dan Posttest

Data deskriptif menampilkan nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), dan rata-rata (mean) skor hasil pretest dan posttest. Data deskriptif diolah dengan aplikasi IMB SPSS Statistics 22 yang disajikan dalam Tabel 32 berikut ini.

Tabel 32

Deskriptif Statistik Hasil Pretest dan Postest

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pretest 42 43 90 62.67 13.021

Posttest 42 43 93 72.76 13.369

Valid N (listwise) 42

Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa nilai terendah dari pretest adalah 43 dan nilai tertinggi adalah 90 dengan rata-rata 68,40%. Sedangkan nilai terendah posttest adalah 43 dengan nilai tertinggi 93 dan rata 72,76%. Gambar 15 rata-rata hasil pretest dan posttest berikut ini.

0 2 4 6 8 43-51 52-60 61-69 70-78 79-87 88-96 Series1

(37)

Gambar 15 Grafik Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest

d. Data Ketuntasan Hasil Pretest dan Posttest

Selain disajikan data skor rata-rata hasil pretest dan posttest, disajikan pula data ketuntasan hasil pretest dan posttest dengan nilai ketuntasan yang dutetapkan sebesar 66. Data ketuntasan dapat dilihat pada Tabel 33 sebagai berikut.

Tabel 33

Ketuntasan Hasil Pretest dan Posttest

Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa saat dilakukan pretest jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas 67 sebanyak 12 siswa atau 28,57% dan yang memperoleh nilai dibawah 67 adalah 30 siswa atau sebesar 71,42%. Sedangkan setelah dilakukan posttest, jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas 67 sebanyak 30 siswa atau 71,42% dan yang memperoleh nilai di bawah 67 sebanyak 12 siswa atau 28,57%. Data ketuntasan hasil pretest dan posttest disajikan dalam Gambar 16 grafik berikut.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pretest Postets Column1

Ketuntasan Pretest Posttest

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tuntas 12 28,57 % 30 71,42 %

(38)

Gambar 16 Grafik Hasil Ketuntasan Pretest dan Posttest

e. Analisis Hasil Prestets dan Posttest

Analisis hasil pretest dan posttest diuji secara statistik dengan uji beda rerata. Uji beda rerata bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan rerata antara hasil pretest dan posttest. Sebelum dilakukan uji beda rerata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas pretest dapat dilihat pada Tabel 34 berikut ini.

Tabel 34

Uji Normalitas Hasil Pretest

Pretest

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai pretest .128 42 .080 .954 42 .090

a. Lilliefors Significance Correction

Dari uji normalitas hasil pretets, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Shapiro-Wilk menunjukkan angka 0.291. Hal ini menunjukkan bahwa, data

0% 10% 20% 30% 40% 50% Pretest Posttest Tuntas Tidak Tuntas

(39)

tersebut berdistribusi normal. Karena nilai signifikansi > 0.05. Sedangkan uji normalitas posttest dapat dilihat pada Tabel 35 sebagai berikut ini.

Tabel 35

Uji Normalitas Hasil Posttest

Dari uji normalitas hasil posttest, diketahui bahwa nilai signifikansi Shapiro-Walk menunjukkan angka 0.225. Hal ini menunjukkan bahwa, data tersebut berdistribusi normal. Stelah diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji beda rerata, yaitu Uji T berpasangan (Paired Sample T-Test) Hasil uji T berpasangan dapat dilihat pada Tabel 36 berikut ini.

Tabel 36 Hasil T Berpasangan Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pretest - Postets -10.095 18.594 2.869 -15.890 -4.301 -3.519 41 .001

Berdasarkan hasil uji T berpasangan tersebut, Sig. (2-tailed) menunjukkan angka 0,001. Karena 0,0001 < 0,05 berarti terdapat perbedaan antara pretest dan posttest.

4.1.5.3 Analisis Data Kepraktisan

Analisis data kepraktisan dilakukan berdasarkan penilaian guru kelas terhadap LKS konsep tematik erintegrasi dan pendekatan saintifik melalui

Posttest

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nama Posttest .101 42 .200* .965 42 .225

a. Lilliefors Significance Correction

(40)

bahwa, LKS konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik memudahkan mereka dalam memahami materi. Berikut adalah penilaian dari observer dan respon dari siswa terhadap aspek kepraktisan multimedia interaktif :

a. Penilaian Guru Kelas

Lembar penilaian pada 6 pembelajaran yang diimplementasikan peneliti, meliputi duabelas indikator yang harus dipenuhi. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 37 sebagai berikut.

Tabel 37

Hasil Observasi Pembelajaran

No Indikator Skor Kategori

1 Pembelajaran menggunakan LKS lebih mudah

4 Sesuai

2 LKS sangat membantu dalam proses pembelajaran

5 Sesuai

3 Pembelajaran dengan LKS membuat evaluasi lebih mudah

5 Sesuai

4 Pembelajaran dengan LKS membuat anak lebih mandiri

4 Sesuai

5 Pembelajaran dengan LKS membuat anak lebih memahami materi

5 Sangat

Sesuai 6 Pembelajaran dengan LKS memfasiltasi

anak menjadi lebih aktif dan kreatif

4 Sesuai

7 Pembelajaran dengan LKS dapat meningkatkan tanggung jawab anak

5 Sangat sesuai 8. Pembelajaran dengan LKS dapat

meningkatkan rasa ingin tahu siswa

5 Sangat sesuai

Rata-rata 4,62 Sangat

Sesuai

Berdasarkan penilaian guru kelas, diperoleh skor rata-rata 4,62 dengan persentase 92%, kriteria penilaian sesuai dengan Tabel 29 menunjukkan guru sangat setuju penggunaan LKS dalam pembelajaran.

(41)

b. Respon Siswa

Respon siswa didapatkan dari angket yang dibagikan oleh peneliti kepada siswa setelah mereka melakukan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Pernyataan dalam angket respon siswa tersebut terdiri dari 7 poin pernyataan yaitu (1) LKS ini membuatku lebih semangat dalam belajar; (2)Isi LKS yang sesuai dengan kondisi di sekitarku, membuatku lebih mudah untuk memahami isi materi; (3) Gambar-gambar ilustrasi di LKS ini membuatku lebih mudah untuk memahami materi; (4) Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam LKS ini membuatku lebih aktif dalam belajar; (5) Kalimat-kalimat dalam LKS mudah untuk aku pahami; (6) Petunjuk-petunjuk dalam dalam mudah untuk dipahami; dan (7) Soal-soal yang terdapat dalam LKS membuatku mengetahui materi yang telah dibahas. Hasil angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 38 berikut ini.

Tabel 38

Hasil Angket Respon Siswa

No Indikator

Rata-rata

Ketegori

1 LKS ini membuatku lebih bersemangat dalam belajar

4,93 Sangat Sesuai 2 Isi LKS sesuai dengan kondisi di sekitarku,

membuatku lebih mudah untuk memahami materi

4,21 Sesuai

3 Gambar-gambar dalam LKS ini membuatku lebih mudah untuk memahami materi

4,29 Sangat Sesuai 4 Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam

modul ini membuatku semakin aktif dalam belajar

4,44 Sesuai

5 Kalimat-kalimat di dalam modul ini mudah dipahami

4,24 Sesuai 6 Petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam LKS

ini mudah dipahami

4,45 Sangat Sesuai 7 Soal-soal yang terdapat dalam LKS ini

membantuku dalam penguasaan materi

4,45

Rata-rata Keseluruhan 4,47 Sangat Sesuai Dari hasil angket respon siswa di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata keseluruhan adalah 4,47 dengan presentase 89,31% menunjukkan kategori sangat setuju dengan penggunaan LKS.

(42)

2013. Proses pembuatan dari penelitian ini adalah menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 langkah yaitu (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Bahan ajar dan pembelajaran dalam LKS ini sudah divalidasi dan disetujui oleh validator. Hasil validasi tersebut kemudian diuji cobakan.Pengujicobaan dilaksanakan sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan uji terbatas. Uji terbatas dilakukan pada anak kelas 3 SD yang berjumlah 4 orang, dan dilaksanakan pada tanggal 23 April 2016. Kemudian yang ke dua kali diuji cobakan saat implementasi dengan 42 siswa kelas III.

LKS yang baik merupakan bahan ajar yang dapat digunakan sebagai pendamping bahan ajar yang digunakan guru, ditulis dengan menggunakan bahasa yang mudah difahami siswa, disajikan secra menarik sesuai dengan tingkat berfikir siswa, isi materi dan latihan soal dalam LKS pun juga harus dapat membantu siswa untuk aktif serta kritis dalam pembelajaran. Revisi pada LKS meliputi revisi materi meliputi penulisan teks, pembuatan latihan soal, dan rangkuman materi. Revisi media pembelajaran pada LKS terkait dengan cover, tampilan gambar, dan penggunaan shape.

Revisi materi pada LKS, dimulai dengan perubahan LKS yang semula penuh dengan teks bacaan dan masih terlihat seperti LKS pada umumnya. Sesuai pendapat pakar materi, teks pada LKS mengalami perubahan, yaitu pengurangan isi teks bacaan tanpa menghilangkan ide pokok setiap paragrafnya. Pemilihan soal juga dijadikan bahan revisi. Jenis soal yang terlalu panjang dan banyak, direvisi menjadi soal yang singkat namun bermakna dan dapat menjadikan siswa berfikir secara saintifik. Pemilihan gambar dan kalimat dalam rangkuman materi dijadikan lebih sederhana, agar mudah dipahami siswa.

Berdasarkan beberapa kali revisi materi, sehingga diperoleh hasil uji pakar materi pada aspek materi dan bahasa. Didapatkatkan hasil skor rata-rata keseluruhan 4,16 dan termasuk kategori baik.

(43)

Revisi LKS terkait dengan kevalidan apek media, meliputi tampilan, isi media, bahada, dan kepraktisan. Pada aspek ini revisi dimulai dengan perubahan cover LKS, agar terlihat menonjolkan isi dan tokoh dalam LKS. Gambar yang ukurannya berbeda-beda dan kurang menonjol juga dilakukan revisi, dengan menghapus atau mengganti dengan gambar lain. Perbaikkan shape yang terlalu banyak dan menyebabkan halaman LKS menjadi penuh juga dilakukan agar tampilan LKS menjadi lebih proporsional. Berdasarkan beberapa kali revisi pada aspek media, diperoleh hasil penilaian dengan skor rata-rata keseluruhan 3,84 dan masuk kategori sedang. Secara keseluruhan berdasarkan aspek materi dan media, LKS dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik valid.

Proses pembuatan LKS, bertujuan sebagai bahan ajar tambahan yang dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri dan dapat melatih kemampuan berfikir secara saintifik dan kritis.Pembuatan dan revisi yang dilakukan pada LKS, bertujuan untuk menghasilkan sumber belajar dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik yang sesuai dengan Kurikulum 2013.

4.2.2 Keefektifan Pembuatan LKS

Berdasarkan analisis hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0,001 <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan diterimanya Ha, LKS yang dikembangkan efektif dalam pembelajaran. Keefektifan tersebut juga terlihat dari rata-rata hasil posttest lebih besar dari hasil pretets. Dimana rata-rata posttest adalah 76,42 dan rata-rata pretest adalah 62,7. Selain itu, kefektifan tersebut juga terlihat dari presentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM saat posttest yang lebih besar dari pretestnya. Saat posttest presentase jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebesar 28,57 % sedangkan pretest sebesar 71,42 %.

Adanya peningkatan rata-rata hasil posttest dari jumlah keseluruhan siswa, setelah melakukan pembelajaran dengan LKS yang dikembangkan, selaras dengan tujuan dari penelitian.

(44)

pembelajaran. Hasil penilaian dan pendapat siswa sebagai berikut. 1. Penilaian Guru Kelas

Berdasarkan penilaian guru kelas terhadap pembelajaran yang menggunakan LKS, mendapatkan skor rata-rata 4,62 dengan persentase 92%, dengan demikian guru sangat setuju penggunaan LKS dalam pembelajaran. Hal ini karena selama pembelajaran berlangsung, siswa mendapatkan kesempatan untuk berfikir secara saintifik dan kelas dapat dikelola dengan baik serta langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RPP. LKS ini juga dinilai oleh guru kelas sudah baik dan pembelajaran tematik terintegrasi sudah sesuai dengan K13, serta langkah saintifiknya terlihat jelas dan dapat diikuti siswa dengan baik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok terlaksana dengan baik serta memberikan kesempatan siswa untuk saling bekerjasama untuk menemukan memhami materi dan membuat siswa antusias selama proses pembelajaran.

2. Respon Siswa

Berdasarkan angket yang sudah diisi siswa, diketahui bahwa rata-rata keseluruhan adalah 4,47 dengan presentase 89,31%. Hal ini menunjukkan bahwa, siswa sangat setuju dengan pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan. Angket tersebut terdiri dari 7 pertanyaan, dimana siswa dibebaska untuk menilai LKS sesuai dengan pengelaman belajar yang mereka dapatkan. Berdasarkan butir pertanyaan tersebut, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan LKS, rata-rata siswa menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran. Secara umum dapat disimpulkan bahwa respon siswa sangat positif dengan

4.3 Temuan Penelitian

Berdasarkan obeservasi penelitian penggunaak LKS dengan konsep tematik terintegrasi dan pendekatan saintifik yang telah dilakukan peneliti. Maka mendapatkan beberapa hal yang dapat dijadikan temuan penelitian antara lain:

(45)

1. Pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok, membuat siswa dapat bekerja sama dan menyelesaikan kegiatan dalam LKS dengan baik. Siswa yang awalnya kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya, dengan berkelompok akhrinya dapat beradaptasi dan mengungkapkan pendapatnya dengan lancar.

2. Respon siswa terhadap penggunaan LKS yang dikembangkan dalam pembelajaran sangat antusias. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mau bertanya dan menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh guru maupun dari siswa lain. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik juga membuat siswa lebih aktif dalam berfikir, yang ditunjukkan dengan pengerjaan semua latihan soal dengan tepat waktu dan dengan jawaban yang benar.

3. Siswa tidak jenuh dengan LKS yang mereka kerjakan, yang berwarna-warni dan terdapat tohoh yang seolah-olah mengajak mereka untuk belajar melalui percakapan yang dilakukan tokoh. Siswa juga antusias dalam pengerjaan soal-soal latihan, karena soal dalam LKS terbentuk dari tahapan saintifik yang dikemas dalam percakapan dan pemikiran tokoh pada LKS.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem

paling berperan dalam pembelajaran mendapat pengalaman yang sangat berharga terkait dengan pengembangan pembelajaran ABK ; Siklus I pembelajaran ABK dalam seting kelas khusus ,

93 Tabel 4.2 Usiaو…………...………..ووووووو94 Tabel 4.3 Statusو…………...………ووووووو95 Tabel 4.4 PendidikanوTerakhirو…………...……….ووووووو96 Tabel

[r]

Berdasarkan pembahasan dan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa identitas diri remaja masih belum memperoleh ketercapaian yang tinggi, demikian pula dengan komunikasi

Hal ini ditunjukkan oleh nilai konduktivitas proton tertinggi sebesar 1.2377 × 10 -3 S/cm yang hampir mendekati nilai konduktivitas proton membran Nafion sebesar 8.2000 × 10 -2

Praktik Pengalaman Lapangan diharapkan dapat memberi bekal kepada mahasiswa sebagai wahana pembentukan tenaga kependidikan profesional yang siap memasuki dunia

Untuk menunjang pelaksanaan akuntansi agar dapat menyajikan informasi yang benar mengenai kas yang dimiliki oleh perusahaan maka diperlukan suatu prosedur audit kas,