Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 15 ANALISIS PENERAPAN PROSEDUR AUDIT KAS
PADA PT SEMEN TONASA DI PANGKEP Oleh : Selfiana Email : ak.a_selfiana@yahoo.co.id Pembimbing I : Firman Menne Email : firman@universitasbosowa.ac.id Pembimbing II : Thanwain Email : thanwainak@yahoo.com Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Bosowa ABSTRACT
Selfiana. 2016. Thesis. Analysis of application of Audit procedures in PT Semen Tonasa Cash in Pangkep (guided by the word of Menne, SE., m. Si., Ak., CA as a supervisor I and Thanwain, SE., M.Si as supervisor II).
This research was carried out in June to July 2016 in the town of Pangkep, considering PT Semen Tonasa in Pangkep cement-producing companies one of which controlled the market in eastern part of Indonesia.
This research aims to (1) See to what extent the application of cash audit procedures undertaken by the company. (2) compare between the cash audit procedures according to the standards of the auditing company with .
The research method used is the method of comparative analysis, i.e. Comparing the cash audit procedures undertaken by the company with a cash audit procedures according to the theory.
"The results showed that (1) the internal audit function Efktifitas cash acceptance especially in the field of procurement and spending on supplies of cement which is quite effective. It is based on interviews and the results of the questionnaire, respondents list seen around 75% which gives a positive answer and 25% who replied negatively. (2) the effectiveness of the internal audit function accounts payable at PT Semen Tonasa, were inaccordance with the internal control that looks 66.67% who responded positively and 33.33% who answered negative.
---
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 16 PENDAHULUAN
Dewasa ini tujuan dan sasaran dari setiap perusahaan ada untuk menentukan laba dalam menentukan kelangsungan hidupnya. Hal ini dapat terlaksana jika ditunjang oleh adanya peranan kas dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sebab tanpa kas yang dimiliki oleh perusahaan maka tidaklah mungkin peusahaan dapat melaksanakan aktivitas sebagai distrributor motor.
Untuk menunjang penyesuaian kas dalam laporan keuangan yang terjadi dalam suatu usaha maka salah satu upaya yang dilakukan perusahaan adalah melihat bagaimana cara melaksanakan audit yang digunakan.
Audit merupakan sistem kontrol yang penting suatu perusahaan di dalam menyajikan informasi yang wajar dan tepat suatu laporan keuangan yang telah disusun oleh bagian akuntansi dalam suatu perusahaan. Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan.
PT. Semen Tonasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi yang dari tahun ke tahun mengalami perkembangan dalam penjualan semen.
Dengan adanya perkembangan dalam penjualan semen maka diperlukan suatu data akuntansi yang akurat dalam periode akuntansi sehingga diperlukan analisis prosedur audit intern atas kas. Untuk memudahkan perusahaan dalam menyajikan nilai kas yang wajar dalam laporan keuangan, perlunya peranan internal audit kas. Untuk dapat mengetahui sejauh mana pelaksanaan prosedur audit kas yang dilakukan oleh perusahaan, maka perlunya evaluasi atas prosedur audit kas. Perlunya prosedur audit kas yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk melihat apakah prosedur audit kas yang dilakukan oleh peusahaan telah sesuai dengan teori yang berlaku. Sebab prosedur audit kas yang dilakukan oleh perusahaan belum sesuai dengan standar auditing. Dimana dalam proses audit kas yang dilakukan oleh perusahaan belum
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 17 menggunakan kertas kerja, sehingga perlunya upaya bagi perusahaan untuk melihat apakah prosedur audit kas telah sesuai dengan standar auditing.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Audit
Untuk mempelajari auditing dan profesi akuntan publik dengan mendalam perlu kiranya diketahui definisi audit. Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo (trial balance), buku besar (general ledger), buku harian (special journal), bukti-bukti pembukuan (documents) dan sub buku besar (saldo ledger).
Definisi audit secara umum menurut Sekar Mayangsari (2013 : 7) mendefinisikan bahwa :
Audit adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan secara umum menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Pann (2012 : 4)auditing adalah :
Auditing adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik yang independen. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan akuntansi dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, dan dengan memeriksa dokumen, mengamati aset, membuat bertanya dalam dan di luar perusahaan, dan melakukan prosedur audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan apakah laporan
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 18 keuangan menyediakan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan kegiatan selama periode yang diaudit.
Pengertian Prosedur Audit
Definisi prosedur audit menurut Narko(2000 : 3) adalah sebagai berikut : “Prosedur audit adalah suatu urutan-urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang, yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap penanganan transaksi perusahaan yang berulang-ulang.”
Hal serupa juga dikemukakan oleh Mulyadi(2001 : 5) bahwa : “Prosedur audit adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.”
Berkaitan dengan pengertian prosedur yang dikemukakan di atas, maka akan memudahkan untuk memahami apa dan bagaimana dengan prosedur audit yang sebenarnya jika dikaitkan dengan upaya mendapatkan bahan-bahan bukti yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan.
Menurut Agoes Soekrisno (2001 : 105) bahwa : “Prosedur audit adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif.”
Kemudian menurut Sunarso (2003 : 80) bahwa : “Prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan oleh audit dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.”
Pengertian Kas
Kas merupakan suatu unsur terpenting dalam neraca sebagai elemen dari aktiva lancar yang paling likuid bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu dalam pengelolaan kas membutuhkan penanganan yang serius bagi semua pihak yang ada dalam perusahaan, terutama bagi pimpinan perusahaan (manajer) harus mempunyai peranan untuk mengontrol dan mengendalikan segala persoalan yang berhubungan dengan
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 19 kas. Karena kas sangat mudah untuk diselewengkan atau dimanipulasi maka perlu pengadministrasian yang baik.
Menurut Munawir (2010 : 14) berpendapat bahwa : Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan.
Dalam pengertian di atas kas meliputi yang tunai dan instrument/alat-alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada di dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank. Terdapat dua kriteria yang harus dipenuhi, agar suatu alat pembayaran dapat diklasifikasikan sebagai kas yaitu :
1. Harus diterima oleh umum sebagai alat pembayaran atau di terima oleh bank sebagai simpanan, sebesar nilai nominalnya.
2. Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan perusahaan sehari-hari
Dari berbagai ragam yang dilakukan perusahaan, transaksi yang sering atau paling banyak adalah transaksi penerimaan dan pengeluaran uang kas. Semua transaksi akhirnya akan menjadi uang tunai. Penjualan barang atau jasa dengan tunai akan menambah kas.
Adapun sifat-sifat uang (kas) adalah sebagai berikut : 1. Dapat segera diguanakan sebagai alat pembayaran 2. Kecil dan ringan, karena itu mudah dipindahkan 3. Mudah ditukarkan dengan barang lain
4. Nilai mata uang itu sendiri lebih tinggi dari pada bahan kertas atau logam yang digunakan.
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 20 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Untuk merancang unsur-unsur pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem penjualan kredit, elemen-elemen dalam pengendalian intern sebagai berikut: 1. Organisasi
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas
d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.
2. Sistem Organisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.
b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman).
c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman.
d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan
f. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit).
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 21 g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang
didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat. 3. Praktek yang sehat
a. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar.
METODE PENELITIAN
Adapun metode analisis yang digunakan dalam penyusunan penelitian skripsi ini adalah : Metode analisis komparatif, yaitu membandingkan prosedur audit kas yang dilakukan oleh perusahaan dengan prosedur audit kas menurut teori.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kuisioner
Kuisioner dan tanggapan dari beberapa responden atas sistem dan prosedur penerimaan kas yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 22 TABEL 1
KUISIONER PENERIMAAN KAS PT. SEMEN TONASA DI PANGKEP
No. Pertanyaan Y=Ya T=Tidak KT=Keterangan
Y T KT 1. Organisasi
- Apakah dalam penerimaan kas telah dilakukan
pemisahan dalam struktur organisasi √ - - - Apakah fungsi kasir terpisah dengan fungsi
Keuangan √ - -
- Apakah fungsi kasir terpisah dengan fungsi
Akuntansi - √ -
2. Sistem otoritas
- Apakah dalam mencatat penerimaan kas telah
diotorisasi oleh perusahaan. √ - - - Apakah dalam pencatatan penerimaan kas
telah diotorisasi oleh kepala perusahaan √ - - 3. Praktek-praktek yang sehat
- Apakah dalam penerimaan kas telah dicatat
formulir dalam pencatatan √ - - - Apakah dalam penerimaan kas telah dicatat
oleh bagian akuntansi √ - - 4. Karyawan yang terampil
-Apakah perusahaan telah mencerminkan
internal control yang baik - √ - Sumber : Hasil interview dengan staf personil pada PT. Semen Tonasa di Pangkep, 2016
Berdasarkan jawaban daftar kuisioner di atas, penulis merumuskan prosentase responden terhadap jawaban kuisioner tersebut sebagai berikut :
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 23 TABEL 2
PROSENTASE RESPONDEN DAFTAR KUISIONER
SISTEM PENERIMAAN KAS PT. SEMEN TONASA DI PANGKEP Jumlah Pertanyaan dan % Responden
Ya 6 = 75 %
Tidak 2 = 25 %
Total 8 = 100 % Sumber : Data telah diolah
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas sistem penerimaan kas pada PT. Semen Tonasa cukup efektif (75%).
Dari hasil analisis tersebut di atas, menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern kas telah menunjukkan elemen-elemen internal control sebab :
a. Telah dilakukan pemisahan fungsi dalam struktur organisasi b. Dalam pencatatan atas penerimaan kas telah dilakukan otorisasi c. Telah digunakan formulir-formulir dalam pencatatan kas
Dari Kuisioner yang menjawab tidak ada dua yaitu fungsi kasir terpisah dengan fungsi akuntansi hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Apakah karyawan perusahaan telah mencerminkan internal control yang baik? Tidak, Karena tingkat kecakapan karyawan mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengendalian intern. Apabila sudah disusun struktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta bisa diharapkan bahwa sistem pengawasan intern juga tidak akan berhasil dengan baik.
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 24 Adapun kuesioner dan tanggapan pengendalian intern atas sistem dan prosedur pengeluaran kas, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 3
KUISIONER PENGELUARAN KAS PT. SEMEN TONASA DI PANGKEP
No. Pertanyaan Y=Ya T=Tidak KT=Keterangan
Y T KT 1. Organisasi
- Apakah fungsi kasir dalam pengeluaran kas terpisah dengan fungsi lainnya dalam
perusahaan - √ -
- Apakah fungsi keuangan terpisah dengan
fungsi akuntansi √ - - 2. Sistem otoritas
- Apakah dalam pengeluaran kas telah
diotorisasi oleh perusahaan √ - - - Apakah dalam pencatatan pengeluaran kas
telah diotorisasi √ - - 3. Praktek-praktek yang sehat
- Apakah transaksi pengeluaran kas telah
dicatat berdasarkan bukti kas keluar √ - - 4. Karyawan yang terampil
-Apakah perusahaan telah menerapkan sesuai
Dengan elemen-elemen internal control - √ - Sumber : Hasil interview dengan staf personil pada PT. Semen Tonasa di Pangkep, 2016
Berdasarkan jawaban daftar kuesioner di atas, maka penulis merumuskan prosentase responden terhadap jawaban kuesioner tersebut sebagai berikut :
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 25 TABEL 4
PROSENTASE RESPONDEN DAFTAR KUISIONER
SISTEM PENGELUARAN KAS PT. SEMEN TONASA DI PANGKEP Jumlah Pertanyaan dan % Responden
Ya 4 = 66,67 %
Tidak 2 = 33,33 %
Total 6 = 100 % Sumber : Data telah diolah
Berdasarkan tanggapan di atas sistem pengendalian intern atas prosedur pengeluaran kas dalam perusahaan maka dapatlah dikatakan bahwa sistem pengeluaran kas telah sesuai dengan elemen-elemen internal control hal ini dapat dilihat :
1. Adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam prosedur pengeluaran kas dalam PT. Semen Tonasa di Pangkep
2. Adanya formulir-formulir pencatatan dalam pengeluaran kas seperti : a. Voucher kas
b. Bukti kas keluar
c. Laporan pengeluaran kas d. Buku besar pengeluaran kas
3. Adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam perusahaan.
Daftar kuisioner yang menjawab tidak, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan, menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Sebagai karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur, maka tujuan sistem pengendalian intern tidak akan tercapai.
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 26 Analisis Prosedur Audit kas
Salah satu faktor yang menunjang suksesnya pada masing-masing tujuan adalah perlunya pelaksanaan akuntansi kas. Sehingga dengan adanya akuntansi kas maka perusahaan dapat menyajikan informasi yang tepat dalam penggunaan kas khususnya dalam laporan keuangan sehingga memungkinkan perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam kegiatan operasional.
Kas dalam peusahaan merupakan suatu unsur yang terpenting sehingga biasanya ditampilkan pada posisi paling lancar dalam neraca. Oleh karena itu di dalam pengelolaan kas membutuhkan penanganan yang serius oleh semua pihak yang ada dalam perusahaan utamanya pimpinan (manajer) tentunya harus mempunyai peranan utama untuk mengontrol dan mengendalikan segala persoalan yang berkaitan dengan kas. Hal ini disebabkan karena kas mudah diselewengkan dan dimanipulisir.
Untuk menunjang pelaksanaan akuntansi agar dapat menyajikan informasi yang benar mengenai kas yang dimiliki oleh perusahaan maka diperlukan suatu prosedur audit kas, dimana prosedur audit kas adalah suatu langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor intern untuk memberikan perkiraan kas dalam perusahaan.
Tujuan dalam prosedur audit kas adalah untuk menentukan bahwa kas tersebut benar-benar ada dan menentukan kewajaran saldo kas dalam buku besar.
Dalam upaya mengendalikan dan mengontrol penerimaan dan pengeluaran kasnya dapat kita lihat dalam prosedur audit intern terhadap kas sebagai berikut : 1. Semua kas dan alat-alat likuid lainnya yang akan dihitung harus ada di bawah
pengawasan bagian auditor, hal ini dimaksudkan agar semua pemindahan dari kas satu ke kas lainnya dapat dipantau dan diketahui.
2. Menghitung semua uang tunai dan bukti pengeluaran kas yang ada.
3. Bagian audit harus mendapatkan tanda tangan dari pemegang dana yang dihitung. Pemegang kas di dalam menandatangani kertas kerja berita acara perhitungan kas akan menyatakan bahwa selama perhitungan kas dilakukan, ia selalu hadir (tidak meninggalkan tempat perhitungan), dan seluruh dana baik yang berupa uang tunai,
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 27 cek dan bukti-bukti pengeluaran kas dan lainnya dikembalikan kepada pemegang kas sebagaimana diterima seperti semula.
4. Mendapatkan persetujuan tertulis atas bukti-bukti pengeluaran kas kecil dari bagian keuangan.
5. Kalau prosedur nomor 4 di atas tidak ingin dilakukan, auditor dapat membuat catatan bahwa semua bukti pengeluaran kas kecil yang ada pada saat perhitungan kas adalah sah dan dikembalikan kepada bagian keuangan seperti semula.
6. Di samping pemeriksaan di atas, maka pemeriksaan dilakukan pula atas pengeluaran cek untuk pengisian kembali setelah tanggal perhitungan uang kas. Auditor harus juga meneliti pengisian kembali yang terakhir sebelum perhitungan kas kecil dilakukan.
7. Mencocokkan jumlah kas kecil yang dihitung dengan saldo yang terdapat dalam buku besarnya.
8. Kalau perhitungan uang kas dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca, adakan rekonsiliasi kembali ke tanggal neraca.
9. Melakukan rekonsiliasi kas dalam perusahaan, sehingga dapat diperoleh penyajian saldo kas yang benar.
KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian pada PT Semen Tonasa dan melihat dari data-data, pembahasan dan masalah yang terjadi pada perusahaan, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa :
1. Efktifitas fungsi internal audit penerimaan kas khususnya di bidang pengadaan dan pengeluaran persediaan semen yang cukup efektif. Hal ini berdasarkan wawancara dan hasil responden daftar kuisioner, terlihat sekitar 75% yang memberikan jawaban positif dan 25 % yang menjawab negatif.
2. Efektifitas fungsi internal audit pengeluaran kas pada PT Semen Tonasa, telah sesuai dengan internal control yang terlihat 66,67 % yang menjawab positif dan 33,33 % yang menjawab negatif.
Vol 3, No. 001 (2017) Selfiana 28 DAFTAR PUSTAKA
Agoes Seokrisno. 2001. Auditing (Pemeriksaan Akuntan). jilid satu, Lembaga Penerbit : Liberty, Yogyakarta.
Arens, Alvin A, Elder, Randal J, Mark S. Beasley. 2011. Auditing and Assurance Service, An Integrated Approach. Edition, Prentice Hall, Englewood Clifts, New Jersey.
Danang Sunyoto. 2014. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Penerbit Cempaka Putih, Yogyakarta.
Hery. 2014. Pengendalian Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama, Penerbit Kencana, Jakarta.
Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. edisi ketiga, cetakan ketiga, Penerbit : Bagian Salemba Empat, Yogyakarta..
Narko. 2000. Sistem Akuntansi. Penerbit : Yayasan Pustaka Nusatama, Jakarta. Sunarso. 2003. Auditing. Penerbit Pena Persada, Jakarta
Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima, Jilid Pertama, Salemba Empat, Jakarta.