PembelajaranTari BedanaDengan Menggunakan ModelQuantum Learning di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2014/2015
Oleh Ari Saputra
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimanakah penerapan dan bagaimanakah hasil pembelajarantari bedanamenggunakan modelQuantum Learningpada kegiatanEkstrakurikulerdi SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
Metode penelitian yang digunakan adalahdeskriptif kualitatif. Teori yang di gunakan yaitu model pembelajaranQuantum Learning, pembelajaran,tari bedana,Ekstrakurikuler, dan evaluasi belajar. Sumber data dalam penelitian ini adalahtari bedana, pelatih tari dan 12 siswi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, tes praktik dan non tes sebagai instrumen panduan yaitu
pengamatan penerapan modelQuantum Learning, pengamatan proses belajar siswa, pengamatan aktivitas siswa dan tes praktik untuk melihat hasil belajar siswa.
Prosedur inti pelaksanaan modelQuantum Learningmemiliki 6 aspek dengan sebutanTanduryaituTumbuhkan,siswa dapat memperhatikan guru ketika guru memberikan materitari bedana. Alami,siswa dapat memahami materitari bedanayang di sampaikan oleh guru.Namai,siswa dapat mengetahui nama sembilan ragam geraktari bedana.Demonstrasikan, siswa dapat mempraktikkan hasil ragam geraktari bedanayang telah dipelajari dan di tampilkan di depan kelas bersama kelompoknya masing-masing.Ulangi,seluruh siswa dapat berlatih bersama kelompoknya masing-masing untuk mempelajari ragam geraktari bedana.Rayakan,seluruh siswa bertepuk tangan ketika melihat temannya menampilkantari bedanadi depan kelas.
LEARNING OF BEDANA DANCE BY USING QUANTUM MODEL OF LEARNING AT SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG IN THE ACADEMIC YEAR 2014/2015
By Ari Saputra
The purpose of this research is to describe how the application of quantum models of learning and how the result of learning Bedana dance in extracurricular activities at SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung in the academic year 2014/2015. This research used descriptive qualitative method. The theory used is quantum model of learning, learning, Bedana dance, extracurricular, and evaluation of learning. Source of data in this study were Bedana dance, trainer of dance and the application of quantum models of learnin. Data collecting technique used in this study was observation, interview, field notes, documentation, test practice and non test as the instrument guide was observation of the application of quantum models of learning, observation of students’ learning process, observation of students’
activities, and test practice to observe the result of students learning.
The core procedure in realization the application of quantum models of learning has 6 aspects called Tandur is grow, students could pay attention when teacher explain material about Bedana dance. Natural, students could comprehended the material about Bedana dance who delivered by teacher. Naming, students could know the name of nine variety dance movement of Bedana dance. Demonstrated, students could practice result of variety dance movement of Bedana dance that they learned before and present it in front of class with their group. Repeated, students could practising with their own group to learn variety of Bedana dance movement that has given before. Celebrated, students could give applause when watched their friends presenting Bedana dance in front of class.
Oleh Ari Saputra Npm : 1113043009
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada 27 Agustus 1992, yang merupakan anak kedua dari 4 bersaudara pasangan Bapak Murni Basri dan Ibu Fatmawati.
Segala puji bagi Allah, atas rahmat dan karunianya, Sholawat serta salam selalu tercurah kepada suritoladanku Rasulullah Muhammad SAW dan dari lubuk hati yang paling dalam kupersembahkan karya terbaik ini sebagai bukti kasih sayang
dan cintaku kepada:
Teristimewa Mama dan Papa, yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, bimbingan, nasihat-nasihat, serta kebutuhan rohani dan jasmani yang selama ini
diberikan untuk kami anaknya, hanya ucapan kecil dari bibirku yang dapat
kupersembahkan “TERIMA KASIH”Mama, “TERIMA KASIH”Papa, dengan
keringat kalianlah aku bisa mencapai ini semua. Do’a ku tak kan henti-hentinya mengiringimu dalam menempuh hidup ini.
Atu Ayah dan Atu Mamah terimakasih ku ucapkan untuk do'a dan bimbingannya serta nasihat-nasihat yang selalu akan ku jaga selama hidup.
Adik-adikku tercinta, Aris Munandar dan Anisa Fitri yang telah memberikan dukungan dan perhatian dalam mengerjakan penelitian dan pengerjaan skripsi ini.
Mba saya tercinta Mutiara Wati ,S.Pd yang selalu memberikan semangat dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Seseorang yang selalu membantuku, memberi dukungan, motivasi, semangat yang luar biasa kepadakuselama ini “Afilla Leoni Yunanda”terimakasih kuucapkan untuk perjuangan dan kebersamaan kita yang amat terasa dan terkenang sampai
saat ini.
Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata,
“Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi.”
(QS. AL-KAHF: 14)
(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit.
Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsiini berjudul “Pembelajaran TariBedana Dengan Menggunakan Model PembelajaranQuantum Learningdi SMA AL-AZHAR 3
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai hak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan nasehat demi terselesaikannya Skripsi ini. 2. Agung Kurniawan, S.Sn, M.Sn. selaku Pembimbing II atas bimbingan, kesabaran, dan
masukannya kepada penulis.
3. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn.sebagai pembahas dan Ketua Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, terima kasih atas saran-saran dan nasehat yang diberikan.
4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.
5. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
6. Drs. Hi. Ma’arifuddin, Mz M.Pd.Iselaku Kepala Sekolah SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung, Ibu Eka Putrika Mutia, S.Pd selaku Guru Seni Budaya sekaligus pelatih tari. 7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswa SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung atas
kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.
Martaliza, Yudho Suhendro terimakasih atas doa dan perjuangan kita.
10. Mas Jaya, Mbak Eva, Pak Heru, dan seluruh Staf Kampus Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP Universitas Lampung atas dukungan serta partisipasinya.
11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis berharap semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT, dan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda, dan diberi kebahagiaan dunia maupun di akhirat kelak. Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Mei 2015 Penulis
HALAMAN JUDUL
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan penelitian ...6
1.4 Manfaat Penelitian ...7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ...9
2.1.1 Metode Pembelajaran ...9
2.1.2 Pembelajaran kooperatif ...10
2.2 Model PembelajaranQuantum Learning...10
2.2.1 Kelebihan Dan Kelemahan Model PembelajaranQuantum Learning...11
2.2.2 Sintaks Model PembelajaranQuantum Learning...13
2.2.3 Implementasi Pembelajaran Tari BedanaDengan Menggunakan Model Quantum Learning...13
2.3 Ekstrakurikuler...14
2.3.1 Pengertian KegiatanEkstrakurikuler...15
2.3.2 Tujuan dan Ruang Lingkup KegiatanEkstrakurikuler...15
2.3.3 Jenis KegiatanEkstrakurikuler...15
2.3.4 Prinsip-prinsip programEkstrakurikuler...16
2.3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan KegiatanEkstrakurikuler ...16
2.4 Aktivitas Belajar...17
2.4.1 Belajar Gerak ...17
2.5 Tari Bedana... 18
2.5.1 Ragam GerakTari Bedana ...20
2.5.2 Pengertian Kemampuan GerakTari Bedana...38
3.1.1 Langkah-langkah Desain Penelitian ... 40
3.2 Sumber Data ...41
3.3 Teknik pengumpulan Data ...41
3.3.1 Observasi ...41
3.3.2 Wawancara ...42
3.3.3 Dokumentasi...42
3.3.4 Tes Praktik...42
3.3.5 Nontes...47
3.4 Instrumen Penelitian ...55
3.5 Teknik Analisis Data ...56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...58
4.1.1 Identitas Sekolah ...58
4.1.2 Visi Misi Sekolah ...59
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ...62
4.2.1 Laporan Hasil Penelitian Pendahuluan ...62
4.2.2 Pertemuan Pertama ...64
4.2.3 Pertemuan Kedua ...79
4.2.4 Pertemuan Ketiga ...95
4.2.4.1 Pembahasan Instrumen (Rata-rata Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning)...110
4.2.5 Pertemuan Keempat ...112
4.2.6 Pertemuan Kelima ...116
4.2.6.1 Pembahasan Instrumen Nontes (Rata-rata Aktivitas Siswa) ...120
4.2.7 Pertemuan Keenam...122
4.2.7.1 Pembahasan Instrumen Tes Praktik 1 dan 2 (Rata-rata Tes Praktik 1 dan 2 Berdasarkan Kode Sampel) ...125
4.3 Pembahasan ...127
Tabel 2.1 Ragam GerakTari Bedana...20
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik (Individu) 1...43
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Tes Praktik (Individu) 2 ...45
Tabel 3.3 Penentuan Patokan dengan Skala Lima ...47
Tabel 3.4 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ...48
Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunkan Model Quantum Learning...50
Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ...53
Tabel 3.3 Penentuan Patokan dengan Skala Lima ...57
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Tes Praktik 1, Bentuk GerakKhesek Gantung ...66
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Tes Praktik 1, Bentuk GerakKhesek Injing ...67
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Tes Praktik 1, Bentuk GerakAyun...69
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ...71
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning...73
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Tes Praktik 1, Bentuk GerakAyun Gantung ...80
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Tes Praktik 1, Bentuk GerakHumbak Muloh...82
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Tes Praktik 1, Bentuk GerakBlitut...85
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ...87
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning...90
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Tes Praktik 1, Bentuk GerakJimpang...97
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Tes Praktik 1, Bentuk GerakGelek ...99
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Tes Praktik 1, Bentuk GerakTahtim...101
Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ...102
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning ...105
Tabel 4.16 Rata-rata Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning ...111
Tabel 4.17 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa...112
Tabel 4.18 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ...117
Tabel 4.19 Rata-rata Aktivitas Siswa ...121
Tabel 4.20 Hasil Pengamatan Tes Praktik 2...122
Tabel 4.21 Nilai Rata-rata Siswa Dalam Memeragakan Ragam Gerak Tari Bedana Berdasarkan Lembar Pengamatan Tes Praktik 1 dan 2 ...126
Tabel 4.22 Pencapaian Rata-rata Penerapan ModelQuantum LearningDalam PembelajaranTari BedanaBerdasarkan Indikatornya ...129
Lampiran 1
Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Pertama...138
Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Kedua ...143
Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Ketiga ...149
Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Keempat ...155
Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Kelima ...158
Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Keenam...161
Lampiran II Lembar Pengamatan Tes Praktik 1 Yaitu Bentuk Gerak Siswa Kelas Ekstrakurikuler Tari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung...164
Lembar Pengamatan Tes Praktik 2 Kelas Ekstrakurikuler Tari SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung...165
Lembar Pengamatan Nilai Tes Praktik Siswa...166
Nilai Tes Praktik Siswa Menggunakan Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Skala Lima...167
Pengamatan Aktivitas Siswa Menggunakan Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima ...168
Penilaian Aktivitas Siswa Menggunakan Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima...168
Lembar Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan Model Quantum Learning...169
Penilaian Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning ...169
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru...170
Lampiran III Busana Dan AksesorisTari Bedana...173
Diagram 4.1 Ragam GerakKhesek Gantung...66
Diagram 4.2 Ragam GerakKhesek Injing ...68
Diagram 4.3 Ragam GerakAyun ...70
Diagram 4.4 Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama...72
Diagram 4.5 Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum LearningPada Pertemuan Pertama ... 76
Diagram 4.6 Ragam GerakAyun Gantung ...81
Diagram 4.7 Ragam GerakHumbak Muloh ...84
Diagram 4.8 Ragam GerakBlitut ...86
Diagram 4.9 Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua...89
Diagram 4.10 Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum LearningPada Pertemuan Kedua ... 92
Diagram 4.11 Ragam GerakJimpang...98
Diagram 4.12 Ragam GerakGelek... 100
Diagram 4.13 Ragam GerakTahtim... 101
Diagram 4.14 Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Ketiga ...104
Diagram 4.15 Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum LearningPada Pertemuan Ketiga... 107
Diagram 4.16 Rata-rata Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning... 111
Diagram 4.17 Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keempat ...114
Diagram 4.18 Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kelima...118
Diagram 4.19 Rata-rata Aktivitas Siswa...121
Diagram 4.20 Pengamatan Tes Praktik 2...123
1.1 Latar Belakang
Pada pasal 1 ayat 2 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
pembangunan pendidikan yang terarah dan terpadu serta sejalan dengan pembangunan dibidang lainnya. Berbagai upaya pembaharuan telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, baik pembaharuan yang menyangkut kurikulum maupun peningkatan kualitas tenaga pendidik.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa (Suryosubroto,2009: 287).
Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru(Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono,2006: 2010). Sedangkan pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar di lakukan oleh peserta didik atau murid.
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di pergunakan sebagai dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran seperti buku-buku, film, komputer, kurikuler dan lain-lain(Joyce dan Weil dalam Trianto 1992: 4). Seorang guru sebaiknya merancang pembelajaran yang baik sehingga siswa dapat meresap mati dengan maksimal dan guru dapat menimbulkan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa tidak menjadi kaku dalam belajar. Terdapat banyak model pembelajaran yang salah satunya adalah model pembelajaranQuantum Learning.
Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama dan ekspresi(Mustika, 2012:22). Seni tari sebagai ekpresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna (meaning).keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang di bawakan(Hadi 2007:13). Tari dapat di golongkan menjadi tarian tradisional dan tarian kreasi. Tari tradisional adalah tarian yang berasal dari daerah yang memiliki makna tertentu dan menjadi sebuah identitas sebuah daerah, seperti tari Bedana yang berasaal dari Lampung. Tari Bedana merupakan tarian khas daerah Lampung yang menggambarkan pergaulan daerah Lampung. Pada awalnyatari Bedanadi bawa oleh para pedagang dari Gujarat Arab dan Timur Tengah yang ingin menyebarkan agama islam(Firmansah,Hasan,dan Kamsadi:1996:3). Seiring dengan perkembangan zaman tari Bedana beralih fungsi menjadi tarian muda-mudi masyarakat Lampung.Tari Bedanajuga banyak di pelajari sekolah-sekolah di Lampung.
dalam berbagai bidang, misalnya, olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan di selenggarakan di sekolah. Penelitian ini di fokuskan pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung karena minat pada ekstrakurikuler pada seni budaya khususnya tari di SMA AL-AZHAR 3 masih rendah, siswa cenderung beranggapan bahwa mempelajari tari tradisi itu sangat membosankan dan ragam gerak dalam tari tradisi sangat monoton. Hal tersebut yang menjadi permasalahan nya. Di samping itu model pembelajaran yang kurang bervariasi menjadi bagian faktor utama yang membuat siswa kurang berminat mengikuti ektrakurikuler tari.
Pembelajaran seni tari di ekstrakurikuler SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung sudah mengajarkan tari bedana namun tarian yang menggambarkan pergaulan muda-mudi Lampung ini masih sangat sedikit siswa yang mau mempelajarinya, ragam gerak pada tari bedana tidak sulit untuk dipelajari siswa seharusnya siswa dapat mempelajarinya dengan baik.
Berdasarkan permasalahan tersebut, di butuhkan penelitian yang berjudul
“Penerapan model pembelajaran Quantum Learningdalam pembelajaran tari bedana di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran
2014/2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka dapat di rumuskan masalah yaitu, yaitu:
1.2.1 Bagaimanakah penerapan model pembelajaranQuantum
Learning dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 ?
1.2.2 Bagaimanakah hasil pembelajarantari bedanadengan
menggunakan model pembejaran Quantum Learning dalam pembelajarantari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 ?
1.3 Tujuan Penelitian
berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian pada penelitian ini yaitu:
1.3.1 Mendiskripsikan penerapan model pembelajaranQuantum Learning dalam pembelajaran tari bedana di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.
menggunakan model pembelajaranQuantum Learning di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik maupun praktik, yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Hasil penelitian ini dapat menjadi model pembelajaran yang dapat memecahkan masalah belajar siswa dalam bentuk keterampilan dan membutuhkan pemahaman dan latian. 1.4.2 Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat merangsang siswa dalam
pemahaman dan mempertajam daya ingat.
1.4.3 Bagi guru, hasil penelitian ini menjadi gambaran bahwa jenis Pembelajaran kooperatif menuntut partisipasi siswa untuk tahu, menciptakan suasana senang dalam belajar ,meningkatkan kreatifitas siswa dan bermanfaat meningkatkan dalam pengajaran seni budaya khususnya seni tari.
1.4.4 Bagi kepala sekolah, sebagai masukan bahan pertimbangan Pendekatan model pembelajaran untuk pembelajaran seni tari di sekolah.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Quantum Learning pada pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
1.5.2 Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, XII yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler tari tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 12 siswa.
1.5.3 Tempat penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
1.5.4 Waktu penelitian
2.1 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik (guru) dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai suatu proses yang dibangun oleh guru sebagai untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran (Sagala,2011:62).
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2011:61)
2.1.1 Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif dapat di definisikan sebagai pembentukan kelompok kecil agar para pelajar dapat bekerja sama untuk memaksimalkan proses pembelajaran masing-masing dan pembelajaran satu sama lain (Smith, 1996:7).
2.2 Model PembelajaranQuantum Learning
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dengan cara berkelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang di lakukan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa (Rusman, 2011:202).
Quantum Learning adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang di gunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intelligences (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler),Experiential Learning(Hahn),Socratic Inquiry,Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), danElements of Effective Instruction(Hunter),Quantum Learning merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket yang multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kempuan murid untuk berprestasi. Sebagai pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis, dan mudah diterapkan.
bermanfaat. Quantum Learning ini berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau negatif. Tokoh utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Ia adalah perintis, pencetus dan pengembang utamaQuantum Learning.
2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan dari model pembelajaranQuantum
Learning :
(a.) Kelebihan model pembelajaran Quantum Learning (Bobbi DePorter & Mike Henarki 2011:18-19),yaitu:
1. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
2. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis 3. Pembelajaran kuantum lebih konstruktivis(tis)
4. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
5. Pembelajaran kuantum sangatmenekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
kebermutuan proses pembelajaran.
8. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
9. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material.
10. Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
11. Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
12. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
(b) Kelemahan
1. Membutuhkan pengalaman yang nyata
2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam
Belajar.
3. Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa
TANDUR :
1. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya Bagiku”
(AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar. 2. Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat di mengerti semua pelajar.
3. Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah
“masukan”.
4. Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.
5. Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
6. Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
2.2.3 Implementasi Pembelajarantari bedanaDengan Menggunakan
ModelQuantum Learning:
2. Memberi pertanyaan kepada siswa mengenai cakupan tari bedana.
- Kegiatan inti
1. Pembelajaran di awali dengan pemanasan
2. Guru mengajari ragam geraktari bedanasecara bertahap 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
4. Guru memberi tugas siswa untuk menghafal dan memahami ragam gerak yang telah di berikan
5. Guru memberi waktu seluruh siswa untuk berdiskusi dan berlatih bersama kelompoknya
6. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil latihan ragam gerak yang telah diajarkan bersama kelompoknya
7. Memberikan pujian dan masukan kepada siswa 8. Pengambilan nilai kelompok
9. Guru memberi apresiasi kepada siswa
2.3 Ekstrakurikuler
2.3.1 Pengertian kegiatanekstrakurikuler
biasa (Suryosubroto, 2009: 286).
2.3.2 Tujuan dan Ruang Lingkup kegiatanekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah (Suryosubroto, 2009: 287) adalah:
1. Kegiatan Ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor;
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif;
3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Jadi, ruang lingkup kegiatan Ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler.
2.3.3 Jenis KegiatanEkstrakurikuler
Jenis-jenis kegiatan Ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis (Suryosubroto, 2009: 290), yaitu
kegiatanEkstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.
2.3.4 Prinsip-prinsip programEkstrakurikuler
Prinsip-prinsip programEkstrakurikuler (Suryosubroto, 2009: 291) adalah 1. Semua murid, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta
dalam usaha meningkatkan program; 2. Kerjasama dalam tim adalah fundamental;
3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan; 4. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasil
5. Program hendaknya cukup konprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat siswa;
6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah; 7. Prograam harus dinilai berdasarkan sumbangannya pada nilai-nilai
pendidikan di sekolah dan efisiensi pelakanaannya;
8. Kegitan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid;
9. Kegiatan Ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.
2.3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan KegiatanEkstrakurikuler
perseorangan atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan minat siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru atau petugas untuk itu, bilamana kegiatan trsebut memerlukannya.
2. Kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi sosial budaya setempat.
2.4 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru , sedangkan pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa, kemudian untuk aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain:visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activitiesdan emotional activities (Sadirman, 2011: 101).
2.4.1 Belajar Gerak
bimbingan seorang guru agar mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa dapat mempraktikan gerak atau menari dengan tepat sesuai dengan tugas yang disampaikan melalui media berupa kertas, siswa melakukan gerak itu sendiri lalu didiskusikan dengan pasangan, guru mengarahkan gerak dengan tepat dan dengan teknik yang benar sehingga pembelajaran gerak akan memperoleh hasil yang baik.
2.5 Tari Bedana
Tari merupakan gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari (Soeryodiningrat dalam Mustika, 2012:22).
Tari Bedana adalah tari tradisional yang hidup dan berkembang di daerah Lampung yang merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus dipelihara, dibina, dan dikembangkan. Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Diperkirakan pada awalnyatari Bedanaditarikan oleh pria yang dibawa oleh kaum pedagang atau para pemuka agama Islam dari Gujarat maupun dari Timur Tengah yang berfungsi untuk syiar agama Islam (Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi, 1996:3).
dengan wanita.
Tari bedana hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam, tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia ada yang memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, serta memiliki fungsi yang sama sebagai tari pergaulan. Di daerah Sumatra bagian timur termasuk Kalimantan Barat, tari ini terkenal dengan Zapin atau Jepen, di daerah Sumatra Selatan dan Bengkulu dengan tari Dana, sedangkan di Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Barat dan Maluku tari ini dikenal dengan nama tari Dana-Dini(Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi, 1996:3).
Gerak dasar tari bedanadimulai dengan salam diakhiri pula dengan salam yang mana setiap gerakan dilakukan dengan sopan dan santun disertai dengan kelembutan yang diibaratkan ketika kaki melangkah tidak membuat kusut tikar atau karpet yang dipakai sebagai alas mereka menari. Makna filosofis yang terkandung dari gerak tari Bedana melambangkan sebagai bentuk dari kepedulian dengan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari gerak pembuka.
unsur geraknya.
2.5.1 Ragam GerakTari Bedana Tabel 2.1
Ragam GerakTari Bedana
No Nama Gerak Foto Deskripsi Gerak
depan dan tersenyum. 4. Mundur kaki kiri,
tangan dengan badan ke kiri dan tersenyum. ke kiri angkat kaki kanan jinjit, tangan 7. Maju kaki kiri
depan dengan 2. Langkah kaki kiri,
tersenyum. 4. Sikap kaki kanan
ditekuk ke depan 2. Langkah kaki kiri,
langkah kaki 3. Sikap kaki kanan
pandangan mengarah ke bawah atau menunduk dan tersenyum. 4. Sikap kaki kanan
dibuka ke samping 2. Langkah kaki kiri
5 6 7 8 4. Angkat kaki kiri
lalu diayunkan ke 5. Langkah kaki kiri,
ekspresi senyum. 7. Mundur kaki kiri,
tangan dengan
8. Angkat kaki kanan lalu diayunkan ke 2. Langkah kaki kiri
5 6 7 8
4. Angkat kaki kiri lalu diayunkan ke 5. Kaki diayunkan ke
depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 6. Kaki diayunkan ke
atas, tangan 7. Kaki diayunkan ke
bawah, tangan 8. Kaki diayunkan ke
5 6 7 8
Sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 3. Langkah kaki kiri,
tangan dengan 5. Mundur kaki kiri,
sesuai dengan 7. Langkah kaki kiri,
tangan dengan
5 6 7 8
3. Langkah kaki kiri menyilang kaki 5. Langkah kaki kiri
kaki dengan 8. Jinjit kaki kiri di
9 Jimpang 2. Langkah kaki kiri,
tangan dengan 4. Langkah kaki kiri,
ekspresi senyum. 6. Langkah kaki kiri
menghadap ke 8. Angkat kaki kiri
tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), Sikap badan ke arah depan dengan ekspresi senyum. Dokumentasi: (Devielia, November 2014)
2.5.2 Pengertian Kemampuan gerakTari Bedana
Kemampuan adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan gerak tari bedana dalam penelitian ini adalah hasil proses belajar tari Bedana. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian hasil belajar padaEkstrakurikuler khususnya seni tari berkenaan dengan hasil belajar tari bedana yaitu melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran tariBedana.
2.6 Evaluasi Belajar
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu penerapan model pembelajaran Quantum Learning pada pembelajarantari bedanadi SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung maka metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teori belajar adalah deskriptif karena tujuan utamanya menjelaskan proses belajar (Mustofa dan Thobroni, 2011: 59). Dipilihnya metode deskriptif kualitatif karena peneliti kualitatif bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/interaksi) (Sugiyono, 2012: 11).
Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Quantum Learning dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari bedanapada kegiatanEkstrakurikulertari SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
3.1.1 Langkah-langkah Desain Penelitian
lakukan oleh guru menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru. Kelima menjelaskan hasil proses belajartari bedana dengan menggunakan lembar pengamatan tes praktik 2 yaitu hafalan urutan gerak dan ketepatan gerak dan musik, menjelaskan hasil aktivitas siswa dan aktivitas guru yang kemudian dibuat kesimpulan menggunakan persentase dengan skala lima.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalahtari bedana,guru seni budaya sekaligus pelatih tari dalam kegiatanEkstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung dan siswa yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tari kelas X, XI, XII yang seluruhnya berjumlah 12 siswa perempuan untuk memperoleh data tentang proses pembelajarantari Bedanadengan menggunakan modelQuantum Learning.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan nontes.
3.3.1 Observasi
kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung yang berjumlah 12 orang.
3.3.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2012:137). Wawancara dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dari informan yaitu guru seni budaya dan pembimbing kegiatanekstrakurikuleryang berupa pembelajaran tari.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya.
Penelitian ini dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa tulisan, gambar, dan video. Setelah mendapatkan hasil peneltian dari observasi akan lebih akurat dengan didukung oleh catatan-catatan atau data mengenai penggunaan model pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran tari bedana di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung. Penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan, berupa laporan maupun gambar.
3.3.4 Tes Praktik
Perolehan data tentang hasil belajar siswa digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti yang di bawah ini.
Tabel 3.1
Lembar Pengamatan Tes Praktik (Individu) 1
No Aspek Ragam GerakTari bedana Skor
tangan, dan sikap badan)
Keterangan :
r1 = Tahtim r6 = Ayun
r2 = khesek Gantung r7 = Ayun Gantun
r3 = Khesek Injing r8 = Gelek
r4 = Khumbak Muloh r9 = Jimpang
r5 = Belitut
Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan akumulasi 9 ragam gerak untuk siswa berdasarkan aspek bentuk gerak yang akan dijadikan indikator dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik 1 yang memiliki skor maksimal 5. Selanjutnya, setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
Contoh siswa dengan kode WW memperoleh skor dari tes praktik 1 yaitu akumulasi dari 9 ragam gerak adalah 40. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus perhitungan tes.
Nilai siswa= x 100 = 89.
Penilian tersebut untuk mengetahui nilai pada aspek bentuk geraktari Bedanadengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, yang terdapat dalam lembar pengamatan tes praktik 1 yang memiliki skor maksimal 5. Dari contoh nilai siswa di dapat hasil 89 dengan
Tabel 3.2
Lembar Pengamatan Tes Praktik (Indivudu) 2
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
1. Hafalan Urutan gerak
) Siswa mampu memeragakan 9 ragam geraktari bedanadari awal sampai akhir tanpa kesalahan
)
5 Baik sekali
) Siswa mampu memperagakan 8 ragam geraktari bedanaakan tetapi masih mengalami
kesalahan 1-2 kali pada sembilan ragam gerak
)
4 Baik
) Siswa mampu memperagakan 7 ragam geraktari bedanaakan tetapi masih mengalami
kesalahan 3-4 kali pada sembilan ragam gerak
)
3 Cukup
) Siswa mampu memperagakan 6 ragam geraktari bedanaakan tetapi masih mengalami
kesalahan 5-6 kali pada sembilan ragam gerak
)
2 Kurang
) Siswa tidak hafal kurang dari 6 ragam geraktari bedana sehingga siswa terlihat tidak tertib gerak dan tidak beraturan
1 Gagal
2. Ketepatan gerak dan musik
) Siswa mampu memeragakan 9 ragam geraktari bedanadengan tepat hitungan gerak dan musik
5
Baik sekali ) Siswa mampu memeragakan 8
ragam geraktari bedana1-2 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.
)
4 Baik
) Siswa mampu memeragakan 7 ragam geraktari bedana3-4 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.
)
raganm geraktari bedana5-6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.
)
2 Kurang
) Siswa mampu memeragakan kurang dari 6 ragam geraktari bedanalebih dari 6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.
)
1 Gagal
Total Skor Maksimum 10
Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan dua aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak dengan musik pada saat menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik 2 yang memiliki skor maksimal 10. Selanjutnya, setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
Contoh siswa dengan kode WW memperoleh skor dari tes praktik yaitu 9. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus perhitungan tes.
Nilai siswa= x 100 = 90
Dapat di jabarkan bahwa contoh nilai siswa pada lembar tes praktik 2 diatas adalah 90
dengan rumus Nilai siswa= x 100 = 90
Hasil belajar geraktari bedanadapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik 1 dan 2 dengan total skor seluruhnya berjumlah 55 sehingga hasil belajar siswa dapat dilihat
Tabel 3.3
Penentuan Patokan Nilai dengan Skala Lima
Interval Nilai Tingkat kemampuan Keterangan
85-100 Baik sekali
75-84 Baik
60-74 Cukup
40-59 Kurang
0-39 Gagal
(Arikunto, 2008:246).
Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu bentuk gerak dari 9 ragam gerak, hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak dengan musik pada saat menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 55. Selanjutnya, setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
Contoh siswa dengan kode WW memperoleh skor dari tes praktik yaitu 50. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus perhitungan tes.
Nilai siswa= x100 = 91
Dengan demikian, jika disandingkan dengan tolok ukur patokan dengan perhitungan persentase untuk skala lima maka WW mendapat persentase baik sekali.
3.3.5 Nontes
menggunakan model pembelajaranQuantum Learningdan aktivitas guru, sebagai berikut.
Tabel 3.4
Lembar Penilaian Aktivitas Siswa
No Aspek Diskriptor Skor Kriteria
1 Visual Activities
Seluruh siswa memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan
menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
5 Baik Sekali
Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
4 Baik
Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
3 Cukup
Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
2 Kurang
Seluruh siswa tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
1 Gagal
2 Motor
Activities
Seluruh siswa memeragakan geraktari
bedana 5 Baik Sekali
Dari 12 siswa terdapat 1-3 yang
memeragakan geraktari bedana 4 Baik Dari 12 siswa terdapat 4-6 yang
memeragakan geraktari bedana 3 Cukup Dari 12 siswa terdapat 7-9 yang
memeragakan geraktari bedana
1 Gagal
3 Oral Activities
Seluruh siswa memberi pendapat saat berlatih bersama kelompoknya masing-masing
5 Baik Sekali Dari 12 siswa terdapat 1-3 yang tidak
memberi pendapat saat berlatih
bersama kelompoknya 4 Baik
Dari 12 siswa terdapat 4-6 yang tidak memberi pendapat saat berlatih
bersama kelompoknya 3 Cukup
Dari 12 siswa terdapat 7-9 yang tidak memberi pendapat saat berlatih
bersama kelompoknya 2 Kurang
Dari 12 siswa seluruhnya tidak memberi pendapat saat berlatih
bersama kelompoknya 1 Gagal
Total Skor Maksimum 15
Setelah skor aktivitas siswa didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian aktivitas siswa yaitu visual activities, oral activities, dan motor activitiespada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
Tabel 3.5
Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning Dengan Sebutan TANDUR
No Aspek Keterangan Skor Kriteria
1 Tumbuhkan a. Seluruh siswa
memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana b. Dari 12 siswa terdapat 1-3
siswa yang tidak
memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana c. Dari 12 siswa terdapat 4-6
siswa yang tidak
memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana d. Dari 12 siswa terdapat 7-9
siswa yang tidak
memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana e. Seluruh siswa tidak mampu
memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana
5
2 Alami a. Seluruh siswa memahami tentang materitari bedana yang di sampaikan oleh guru b. Dari 12 siswa terdapat 1-3
siswa yang tidak memahami tentang materitari bedana yang di sampaikan oleh guru c. Dari 12 siswa terdapat 4-6
siswa yang tidak memahami tentang materitari bedana yang di sampaikan oleh guru d. Dari 12 siswa terdapat 7-9
siswa yang tidak memahami tentangtari bedanayang di sampaikan oleh guru e. Seluruh siswa tidak
bedanayang di sampaikan oleh guru
3 Namai a. Seluruh siswa mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
b. Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
c. Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
d. Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
e. Seluruh siswa tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
4 Demonstrasikan a. Seluruh kelompok
mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas b. Dari 4 kelompok terdapat 1
kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas c. Dari 4 kelompok terdapat 2
kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas d. Dari 4 kelompok terdapat 3
kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas e. Seluruh kelompok tidak
ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas
5 Ulangi a. Seluruh kelompok berlatih ragam geraktari bedana yang telah dipelajari bersama kelompoknya masing-masing b. Dari 4 kelompok terdapat 1
kelompok yang tidak berlatih ragam geraktari bedana yang telah dipelajari bersama kelompoknya
c. Dari 4 kelompok terdapat 2 kelompok yang tidak berlatih ragam geraktari bedana yang telah dipelajari bersama kelompoknya
d. Dari 4 kelompok terdapat 3 kelompok yang tidak berlatih ragam geraktari bedana yang telah dipelajari bersama kelompoknya
e. Seluruh kelompok tidak berlatih ragam geraktari bedanayang telah dipelajari bersama kelompoknya
6 Rayakan a. Seluruh kelompok bertepuk tangan ketika kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari b. Dari 4 kelompok terdapat 1
kelompok yang tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari
d. Dari 4 kelompok terdapat 3 kelompok yang tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari e. Seluruh kelompok tidak
bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana
Lembar pengamatan aktiviras guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru di dalam kelas. Guru berperan aktif dalam pembelajaran di dalam kelas, yang terangkai dalam urutan belajar di dalam kelas sehingga dapat terlihat efektif atau tidak modelQuantum Learningyang digunakan oleh guru dalam pembelajaran kelasEkstrakurikulertari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
Tabel 3.6
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (Kunandar, 2011: 97)
No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6
I
II A.
B.
PRA PEMBELAJARAN 1. -Memeriksa kesiapan siswa 2. -Melakukan kegiatan apersepsi
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Tumbuhkan
-Menumbuhkan minat siswa sehingga termotivasi untuk belajar
-Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar
3. -Menjelaskan apa manfaatnya siswa belajar tari bedana
Alami
C.
-Memberikan kata kunci materi sehingga menumbuhkan partisipasi aktif siswa - Memancing pengetahuan siswa tentang tari bedana
Demonstrasikan
-Memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu tentang tari bedana
-Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan tari bedana dengan pengetahuan yang dia tahu
Ulangi
-Penegasan ragam gerak pokok tari bedana
-Memberikan kesempatan siswa untuk berlatih bersama kelompoknya masing-masing
-Meluruskan gerak tari bedana yang di praktikkan siswa
Rayakan
-Pemberian apresiasi kepada siswa dengan tepuk tangan
Penutup
-Melakukan refleksi dengan membuat rangkuman materi dengan melibatkan siswa
-Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan dalam bentuk tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
Keterangan :
pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberichek listsebagai penanda.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada observasi, wawancara, dokumentasi, catatan harian, tes praktik dan nontes dilakukan oleh peneliti itu sendiri.
1. Panduan Observasi
Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang hasil penguasaan materi tari bedana dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
2. Panduan Dokumentasi
Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dan video yang menggunakan alat bantu kamera foto.
3. Lembar Pengamatan Tes Praktik
Lembar pengamatan tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tari bedana dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning. Lembar tes praktik yang digunakan instrumen yang berupa aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan.
4. Nontes
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau katagori. Data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian. Data-data yang terkumpul pada penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaranQuantum Learning dan hasil belajar pada pembelajaran tari bedana siswa kelas Ekstrakurikuler tari, SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
Langkah-langkah dalam analisis data antara lain:
1) Menerapkan model pembelajaran Quantum Learning pada pembelajaran tari bedana dalam kegiatan Ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015;
2) Mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran tari bedana dengan menggunakan model pembelajaranQuantum Learning;
3) Menganalisis hasil tes tari bedana dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik 1 dan 2 dengan baik dan benar;
4) Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan mrnggunakan rumus presentasi sebagai berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
Interval Nilai Tingkat
kemampuan Keterangan
85-100 Baik sekali
75-84 Baik
60-74 Cukup
40-59 Kurang
0-39 Gagal
(Arikunto, 2008:246).
6) Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis;
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif kualitatif data pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa.
1. Proses penerapan modelQuantum Learningpada pembelajaran tari bedana dalam kegiatanEkstrakurikulertari dapat mempermudah siswa dalam mempelajari ragam gerak tari melalui 6 aspek inti yang terdapat pada modelQuantum Learningdengan sebutan TANDUR, 6 aspek tersebut yaitu:
a. AspekTumbuhkan,pada tahap ini rata-rata siswa dapat
memperhatikan dengan baik ketika guru sedang menjelaskan cakupan materitari bedana, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami tentang materi yang di jelaskan oleh guru.
b. AspekAlami,secara keseluruhan pada tahap ini dari seluruh siswa yang berjumlah 12 terdapat satu siswa dengan kode sampel ML tidak memahami tentang materitari bedana yang di sampaikan oleh guru. c. AspekNamai,pada tahap ini rata-rata siswa terdapat 1-3 siswa yang
d. AspekDemonstrasikan,pada tahap ini rata-rata dari empat kelompok terdapat satu kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam gerak tari bedanayang telah dipelajari di depan kelas dengan alasan tidak berani/malu.
e. AspekUlangi,pada tahap ini rata-rata dari empat kelompok terdapat 1 kelompok yang tidak berlatih bersama kelompoknya masing-masing. Faktor dalam hal tersebut dikarenakan terdapat siswa yang tidak serius berlatih dan memilih untuk bermain.
f. AspekRayakan,pada tahap ini seluruh kelompok bertepuk tangan ketika kelompok lain telah menampilkantari bedana yang telah dipelajari.
Dilihat dari penilaian tes praktik 1 dan 2 yaitu bentuk gerak, hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak dengan musik memperoleh nilai 93 dengan kriteria baik sekali, karena rata-rata siswa mampu menarikan tari bedana berdasarkan bentuk gerak, hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak dengan musik. Ditinjau dari pengamatan siswa per aspek yaitu aspek bentuk gerak memperoleh nilai 96 dengan kriteria baik sekali, hafalan ragam gerak memperoleh nilai rata-rata 88 dengan kriteria baik sekali. Aspek ketepatan gerak dengan musik memperoleh nilai rata-rata 82 dengan kriteria baik. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tari bedana pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning memperoleh nilai rata-rata 88 dengan kriteria baik sekali, karena seluruh siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
5.2 Saran
B. Untuk kepentingan penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut.
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan dapat menambah referensi bagi guruEkstrakurikulertari dan pembinaEkstrakurikulertari yang juga merupakan guru seni budaya tentang model pembelajaran tari yang tepat dalam proses pembelajaran seni tari.
dalam pelestarian budaya yaitu yang berkaitan dengan bentuk gerak tari Lampung.
3. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kecintaan siswa mengenai bentuk gerak tari Lampung yang dalam penelitian ini adalah ragam geraktari Bedana.
Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
Bobbi DePorter, Mike Henarcki. 2011.Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Bandung:Kaifa.
Dimyati, Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.
Firmansyah, Hasan, Kamsadi. 1996.Mengenal Tari Bedana.Bandar Lampung:Gunung Pesagi. Hamalik. 2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kunandar. 2011.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mustofa, Arif, and Thobroni, 2011.Belajar dan Pembelajaran . Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Mustika, I Wayan. 2012.Tari Muli Siger. Lampung: Anugrah Utama Raharja.
Rusman, 2011.Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Sagala, Syaiful. 2011.Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A.M. 2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Smith, 1996.Collaborative Learning Techniques.Bandung : Nusa Media
Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sumandiyo, Y Hadi, 2007.Kajian Tari Teks & Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Suryosubroto, 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.