PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
Oleh
HANNA DIFETRA ALFATH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA
KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
HANNA DIFETRA ALFATH
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Subyek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa perempuan kelas VIII. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori tentang pembelajaran, peranan guru, seni budaya, seni tari Bedana,
aktivitas siswa dan evaluasi hasil belajar.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan 3 instrumen penilaian. Instrumen penilaian peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Data dianalisis dengan cara reduksi, penyajian data, dan data kesimpulan.
Halaman
HALAMAN JUDUL ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP MOTTO
PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Rumusan Masalah ... 6
I.3 Tujuan Penelitian ... 6
I.4 Manfaat Penelitian ... 7
I.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ... 8
2.7 Evaluasi Hasil Belajar Siswa... 31
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 32
3.2 Sumber Data ... 33
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4 Analisis Data ... 42
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 46
1. Peranan Guru ... 48
2. Aktivitas Siswa ... 62
2. Hasil Belajar Siswa ... 78
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 82
5.2 Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UUR.I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1, pendidikan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Salah satu fungsi pendidikan
yaitu adalah untuk menyiapkan siswa yang baik dan berkualitas untuk
membangun bangsa dan negara yang baik. Oleh karena itu, pendidikan berfungsi
untuk menyiapkan siswa yang pada hakikatnya belum siap dan perlu disiapkan.
Untuk memersiapkan siswa yang berkualitas baik, maka diperlukan peran seorang
guru yaitu guru yang dapat memberikan bimbingan, pengajaran ataupun latihan
(Hamalik, 2012: 2).
Guru adalah seseorang yang memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan
pelayanan teknis dalam bidang pendidikan, selain itu guru juga memiliki
wewenang mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga pengajar (Hamalik,
2012: 9). Sebagai tenaga pengajar, maka seorang guru harus memiliki
kemampuan profesional dalam bidang proses belajar mengajar atau pembelajaran.
Tugas dan peranan guru sebagai guru profesional sangat kompleks, tidak terbatas
disebut proses belajar mengajar (Suryosubroto, 2009: 2). Peranan guru dalam
proses belajar mengajar dan pembelajaran adalah sebagai korektor, inspirator,
informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demostrator,
pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator (Djamarah, 2010:43).
Peranan guru tersebut hendaknya dapat dilakukan oleh guru dengan maksimal
guna menciptakan proses belajar mengajar dan pembelajaran yang baik. Proses
belajar mengajar dan pembelajaran hendaknya dilaksanakan pula dengan
rencana-rencana yang jelas, lengkap, dan menyeluruh karena proses belajar mengajar dan
pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.
Seorang guru diharapkan dapat menjadi seseorang profesional dibidang belajar
mengajar dan pembelajaran, dengan cara memberikan langkah-langkah belajar
yang sesuai dengan penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga dapat
memberikan kenyamanan bagi siswa dalam belajar dan pada akhirnya akan
tercapai hasil belajar yang memuaskan dalam proses belajar. Penyusunan
perencanaan pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar
(Rusman, 2012: 4). Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disesuaikan
Penyusunan perencanaan pembelajaran diaplikasikan dalam pendidikan seni yaitu
mata pelajaran seni budaya. Pendidikan seni adalah sarana untuk pengembangan
individu di sekolah (Zakarias Soeteja dkk, 2009: 1.1.9). Terkait dalam pendidikan
seni yaitu mengajarkan siswa untuk lebih terampil, kreatif dan inovatif.
Pendidikan seni juga dapat mengenalkan siswa tentang kebudayaan dan kesenian
di Indonesia, baik dalam konteks penghayatan seni maupun keterampilan seni.
Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan seni adalah seni budaya,
sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, seni budaya tidak
hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi
segala aspek kehidupan. Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi,
mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang
berbasis budaya. Pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan di sekolah
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam
bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan:
“belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”
“Peranan Guru Dalam Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa Kelas VIII Di SMP
Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” dipilih sebagai judul
penelitian, karena dalam pembelajaran seni budaya, guru diharapkan dapat
berperan dengan baik dalam memberikan pengajaran. Guru seni budaya
diharapkan mampu mengajarkan keempat cabang seni budaya yaitu seni musik,
yang hanya khusus pada satu bidang seni atau bahkan bukan dari pendidikan seni.
Hal inilah yang menjadikan alasan untuk memilih judul penelitian tersebut. Pada
tahun 2012 dan 2013, judul penelitian dari Eka Mayasari, S.Pd dan Elishabet
Hesti, S.Pd membahas tentang peranan guru dalam pembelajaran tari, namun pada
penelitian yang dituliskan oleh Eka Mayasari, S.Pd hanya membahas 12 aspek
peranan guru, dan oleh Elishabet Hesti, S.Pd hanya membahas tentang peranan
guru dan tidak melakukan penilaian hasil belajar dari penggabungan guru dan
peneliti. Penelitian ini membahas 13 peranan guru dengan dikaitkan pada aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa serta wawancara dari siswa dan guru untuk lebih
mengetahui hasil penelitian.
SMP Wiyatama Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah swasta di Bandar
Lampung yang melaksanakan pembelajaran seni budaya. Pembelajaran seni
budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung terdiri dari seni rupa, seni musik, seni
tari dan seni teater. Guru seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung adalah
ibu Sri Rahayu Ningsih, beliau merupakan guru yang berlatar belakang
pendidikan seni musik, namun beliau mengajarkan keseluruhan pembelajaran seni
budaya dan telah mengajar selama 22 tahun.
Pada tahun pelajaran 2013/2014 semester ganjil, pembelajaran seni budaya
disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Seni Tari merupakan
salah satu cabang seni budaya yang diajarkan kepada siswa kelas VII, VIII, dan
IX. Pada kelas VII dan IX, dalam pembelajaran seni tari hanya diberikan
ekstrakurikuler, sedangkan pada kelas VIII pembelajaran seni tari diberikan materi dan praktik tari Lampung di dalam kelas. Pada kelas VIII semester ganjil
terdapat standar kompetensi, sebagai berikut.
1. Mengapresiasi karya seni tari
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi dasar, sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi jenis karya seni tari tunggal Nusantara
2. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari tunggal Nusantara
3. Mengeksplorasi pola lantai gerak tari tunggal Nusantara
4. Memeragakan tari tunggal Nusantara
Pembelajaran seni tari di SMP Wiyatama Bandar Lampung pada kelas VIII
semester ganjil adalah tari Bedana yaitu tari berpasangan daerah Lampung. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian antara materi dengan SK KD yang ada, guru
seni budaya hanya memberikan pembelajaran tari Bedana pada kelas VIII semester ganjil. Pembelajaran tari Bedana juga hanya diberikan pembelajaran gerak saja. Musik pengiring dan pola lantai diberikan pada kegiatan
ekstrakurikuler, pembelajaran tari Bedana diberikan kepada siswa perempuan saja, hal ini dikarenakan setiap hari Sabtu, SMP Wiyatama Bandar Lampung
mengadakan kegiatan penampilan bakat dan minat siswa, masing-masing kelas
dan ekstrakurikuler diharapkan dapat menampilkan penampilan hasil karya seni budaya maupun jenis kegiatan lainnya, minat siswa laki-laki juga sangat kurang
diajarkan pembelajaran seni musik dan seni rupa, sehingga masing-masing siswa
memeroleh pembelajaran seni budaya yang beragam dan diharapkan siswa yang
lain untuk tetap mempelajari cabang seni yang lainnya. Bagi siswa perempuan
yang kurang memiliki bakat dan minat dalam menari, mereka kurang
memerhatikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Guru diharapkan mampu
memberikan peranannya dengan baik kepada siswa dalam pembelajaran. Peranan
guru yaitu sebagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator,
inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator,
supervisor, dan evaluator juga dibutuhkan dalam pembelajaran tari Bedana, sehingga siswa mampu mencapai KKM dengan hasil yang baik.
Berdasarkan uraian tersebut maka dipilih pembelajaran seni tari kelas VIII pada
semester ganjil dan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan peranan guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Judul penelitian yang akan diteliti yaitu
“Peranan Guru Dalam Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa Kelas VIII Di SMP
Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan guru dalam
pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 ?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang :
2. Aktivitas Siswa
3. Hasil Belajar Siswa
I.4 Manfaat Penelitian
1. Guru seni budaya SMP Wiyatama Bandar Lampung dapat menggunakan
hasil penelitian sebagai referensi tambahan, supaya pembelajaran seni
budaya lebih efektif.
2. Bagi guru dan siswa diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
referensi dalam pembelajaran tari Bedana.
3. Mahasiswa pendidikan seni tari diharapkan dapat memanfaatkan hasil
penelitian ini sebagai pengetahuan tambahan untuk menjadi referensi
dalam pembelajaran.
I.5 Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa perempuan
kelas VIII C di SMP Wiyatama Bandar Lampung.
2. Ruang Lingkup Objek
Objek dalam penelitian ini adalah peranan guru dalam pembelajaran tari
Bedana.
3. Ruang Lingkup Tempat
Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Wiyatama Bandar Lampung.
4. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Oktober-November
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem
pembelajaran terdiri dari siswa, guru, tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide
dan film, audio dan video tipe. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan
kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan
metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. (Hamalik,
2012: 57)
Terdapat tiga ciri khas yang terkandung dalam pembelajaran :
1. Rencana, ialah penataan, ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan
unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
2. Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi
dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing
3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan
sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh manusia, seperti: sistem
transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki
tujuan. Sistem alami (natural) seperti sistem ekologi, sistem kehidupan hewan,
memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain disusun
dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran
agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi
tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.
Dengan proses mendesain sistem pembelajaran, perancang membuat
rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mecapai tujuan sistem
pembelajaran tersebut (Hamalik, 2012: 66).
Guru memiliki peranan sumbangsih kepada siswa dalam proses belajar dan
menyelenggarakan pengajaran dalam pembelajaran seni tari di dalam kelas.
Proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses formal di sekolah di
dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran.
Komponen-komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu :
1. Guru,
2. Isi atau materi pelajaran,
3. Siswa.
Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti
belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam
proses belajar mengajar, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam tugas utama,
yaitu merencanakan, melaksanakan pengajaran, dan memberikan balikan (Ali,
2008: 4).
1.2 Peranan Guru
Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu
profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak
didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan
menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik (Djamarah, 2010:
37). Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “guru” dan
“pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan
guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan
dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru,
maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar
dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya, sebab baik disadari atau tidak
bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk
menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya (Sardiman,
Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.
1) Korektor
Guru sebagai korektor yaitu harus mampu membedakan nilai yang baik dan nilai
yang buruk. Kedua nilai ini mungkin telah ada di dalam masing-masing siswa,
karena latar belakang yang mereka miliki. Hal yang harus dilakukan seorang guru
guna melaksanakan peranannya sebagai korektor adalah mempertahankan nilai
yang baik yang dimiliki siswa dan mampu menghilangkan nilai yang buruk yang
ada pada siswa, apabila guru membiarkan siswanya memiliki nilai yang buruk,
maka itu berarti guru tersebut telah mengabaikan peranannya sebagai seorang
korektor (Djamarah, 2010: 43-44).
2) Inspirator
Guru sebagai inspirator harus memberikan petunjuk dan inspirasi kepada siswa.
Persoalan belajar selalu dihadapi oleh siswa, oleh karena itu guru memberikan
petunjuk tentang cara belajar yang baik, tidak harus teori-teori saja, melainkan
solusi untuk melepaskan siswa dari masalah belajar yang dihadapi siswa
(Djamarah, 2010: 44).
3) Informator
Guru sebagai informator yaitu sebagai pemberi informasi bagi siswa. Guru harus
dapat memberikan siswa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
terkait dalam masing-masing mata pelajaran. Informasi yang baik dan efektif
racun bagi siswa. Informator yang baik adalah guru yang memberikan informasi
sesuai dengan kebutuhan siswa, dan menjadi informator yang mengabdi untuk
anak didik (Djamarah, 2010: 44).
4) Organisator
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan
belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat
mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa (Sardiman, 2012:
144). Peranan guru yang di mana guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan
akademik, seperti tata tertib, penyusunan kalender akademik, dan bahan ajar serta
perangkat mengajar. Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik (Djamarah, 2010: 45).
Peranan guru sebagai organisator meliputi pembuatan Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pebelajaran
(RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
5) Motivator
Guru hendaknya dapat memberikan motivasi, dalam upaya menganalisis latar
Motivasi dapat efektif apabila bila dilakukan dengan memerhatikan kebutuhan
siswa (Djamarah, 2010: 45). Peranan guru sebagai motivator juga penting artinya
dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar
siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam
proses belajar mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah
lama dikenal dengan istilah “ing madya mangun karsa”. Peranan guru sebagai
motivator ini sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut
esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut
performance dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri (Sardiman, 2012: 145)
6) Inisiator
Guru sebagai inisiator dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan pendidikan dan
pengajaran. Sebagai inisiator guru sebaiknya mengikuti perkembangan zaman
dalam menggunakan keterampilan media pendidikan dan pengajaran. Hal ini
dimaksudkan agar interaksi edukatif dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Djamarah, 2010: 45-46). Guru
dalam hal ini juga sebagai pencetus ide-ide merupakan ide kratif yang dapat
dicontoh oleh anak didiknya. Jadi termasuk pula dalam lingkup semboyan “ing
7) Fasilitator
Guru sebagai fasilitator diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas guna
memberikan kemudahan dalam kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang tidak
menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang
berantakan, serta fasilitas belajar yang kurang memadai, mengakibatkan siswa
malas belajar. Oleh karena itu, diharapkan guru mampu menjadi fasilitator yang
baik, guna memberikan kenyamanan kepada siswa dalam belajar (Djamarah,
2010: 46). Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan
fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan
menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa serasi dengan
perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara
efektif. Hal ini bergayut dengan semboyan “Tut Wuri Handayani” (Sardiman,
2012: 146).
8) Pembimbing
Guru dalam peranannya sangat penting menjadi seorang pembimbing. Guru
diharapkan mampu memberikan bimbingan agar supaya anak menjadi mandiri.
Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan
potensi dirinya (Djamarah, 2010: 46).
9) Demonstrator
Pada interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami dengan baik.
sehingga apa yang guru inginkan sesuai dengan kemauan siswa, tidak terjadi
kesalahan pengertian antara guru dan siswa. Tujuan pengajaran pun dapat tercapai
dengan efektif dan efisien (Djamarah, 2010: 46-47). Guru hendaknya menguasai
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan mengembangkannya,
karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
Sebagai pengajar ia harus membantu perkembangan siswa untuk dapat menerima,
memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya
menyampaikan fakta-fakta atau cara-cara secara tepat dan menarik kepada siswa,
sehingga penyampaian materi pelajaran oleh siswa dapat lebih optimal (Rusman,
2012: 62).
10)Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik
untuk menunjang jalannya interaksi edukatif di dalam kelas. Maksud dari guru
sebagai pengelola kelas hendaknya guru dapat menciptakan suasana kelas yang
baik agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk
belajar di dalamnya (Djamarah, 2010: 47). Guru sebagai pengelola kelas
hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan
lingkungan yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar
kegiatan pembelajaran terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan
terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut
menjadi lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat
kepuasan dalam mencapai tujuan. Kualitas dan kuantitas belajar siswa dalam
kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi
antara siswa dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. Tujuan
umum mengelola kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
berbagai kegiatan pembelajaran agar mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan
tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan
siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang
diharapkan (Rusman, 2012: 63).
11)Mediator
Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar
anak didik. Diharapkan guru mampu menjadi pengatur lalu lintas jalannya diskusi.
Apabila dalam diskusi terdapat kendala masalah, maka guru diharapkan mampu
menjadi mediator untuk membantu menganalisis permasalahan. Guru sebagai
mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media (Djamarah, 2010: 47).
12)Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara tepat dan
akurat terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus guru kuasai
dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar
menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya
karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena
yang dimilikinya, atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol
daripada orang-orang yang disupervisinya. Dengan semua kelebihan yang
dimiliki, ia dapat melihat, menilai atau mengadakan pengawasan terhadap orang
atau sesuatu yang disupervisi (Djamarah, 2010: 48).
13)Evaluator
Sebagai seorang evaluator, guru diharapkan dapat memberikan penilaian yang
menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih
menyentuh kepada aspek kepribadian anak didik, yakni aspek nilai (value). Sebagai evaluator, guru tidak hanya memiliki produk (hasil belajar), tetapi juga
menilai proses (jalannya pengajaran) (Djamarah, 2010 : 48).
2.3Seni Budaya
Seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi
segala aspek kehidupan. Pada mata pelajaran seni budaya, aspek budaya tidak
dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Oleh karena itu, mata
pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis
budaya. Berdasarkan UU No 21 tahun 2006 tentang Standar Isi, pendidikan seni
budaya dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan,
dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada
pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan
“belajar tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.
Bidang seni rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai
dengan kaidah keilmuan masing-masing.
Pada pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan
tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi,
apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen,
prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang
beragam.
Mata pelajaran seni budaya bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya
2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya
4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional,
maupun global.
Mata pelajaran seni budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan
sebagainya.
2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan
3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
4. Seni teater, mencakup keterampilan, olah tubuh, olah pikir, dan olah suara
yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
2.4 Seni Tari
Tari merupakan salah satu cabang seni yang diekspresikan melalui ungkapan
gerak. Gerak-gerak yang diuntai dalam sebuah tarian merupakan ekspresi sang
seniman sebagai alat komunikasi kepada orang lain, sehingga orang lain yang
menikmatinya memiliki kepekaan terhadap sesuatu yang ada dalam dirinya
maupun yang terjadi di sekitarnya (Syafii, 2000 dalam Zakarias Soetedja dkk,
2009: 2.3.1). Tari merupakan seni gerak yang termasuk ke dalam seni visual yang
dimana dapat dinikmati melalui indera penglihatan. Gerakan yang dimaksud
adalah gerakan yang telah distilirisasi dan didistorsi, sehingga bukan merupakan
tarian yang hanya gerak sembarangan. Pembelajaran seni tari di sekolah bertujuan
untuk melatih sensori motorik, melatih kepekaannya dan mengkoordinasikan
antara gerakan dan bunyi, menginterpretasikan pengalaman disekitarnya dalam
gerak dan sebagainya. Memelajari seni tari itu berarti merupakan suatu sarana
untuk mengenal dan melestarikan jenis-jenis tarian yang ada di daerah.
2.5 Tari Bedana
Dari sekian banyak ragam dan bentuk tari tradisional yang hidup dan berkembang
di daerah Lampung, sekaligus merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat
merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata
kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat,
agama, etika yang telah menyatu dan kehidupan masyarakat. Menurut sejarah,
diperkirakan tari Bedana ini hidup berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain
di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang juga
memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan.
Di daerah Sumatera bagian timur (Riau, Jambi) termasuk Kalimantan Barat, tari
ini terkenal dengan tari Zapin atau Jepen. Sedangkan di daerah Sumatera Selatan dan Bengkulu di kenal dengan tari Dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku, tari ini dikenal dengan nama tari
Dana-Dini. Dari penjelasan di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan tari Bedana adalah:
1. Tari tradisional kerakyatan yang telah berakar dirasakan sebagai suatu hasil
budaya bernapaskan Islam, yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya,
sebagai suatu simbol tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam
lingkungan yang ramah dan terbuka.
2. Merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai
budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan,
persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris
Untuk mengiringi musik tari Bedana masih digunakan alat musik tradisional yang sederhana walaupun tidak menutup kemungkinan dipakainya alat musik sebagai
musik tambahan atau sarana untuk menunjang, selama tidak mengurangi nilai dan
ciri khas daerah Lampung. Alat musik pengiring tari Bedana yang lazim dipakai, yaitu alat musik gambus lunik, ketipung, karenceng, gong kecil, alat musik
tambahan seperti biola dan acordion, serta vokalis (Junaidi dkk, 1996: 5-7).
2. Lagu Pengiring Tari Bedana
Lagu dalam tari Bedana merupakan suatu keharusan, karena disamping keharmonisan dalam tari lagu-lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga merupakan
panduan untuk perubahan gerakan atau komposisi tari. Seperti yang telah
diuraikan terdahulu, bahwa lagu-lagu yang mengiringi tari Bedana adalah lagu-lagu yang bersifat gembira yang bersumber dari sagata, adi-adi, wayak atau
pantun (pattun) seperti lagu penayuhan, lagu mata kipit, lagu bedana dan lain-lain.
(Junaidi dkk, 1996: 7-8).
[image:29.595.110.526.552.719.2]3. Busana, Tata Rias dan Ragam Gerak Tari Bedana Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Tari Bedana
Pria Wanita
1. Kikat akinan/peci sebagai ikat kepala
2. Kawai teluk belanga/belah buluh
3. Kain bidak
gantung/betumpal sebatas lutut
4. Bulu sarattei/bebiting
1. Penekan Rambut
2. Belattung tebak/sanggul malang 3. Gaharu kembang goyang/sual kira 4. Kembang melati/kembang melur 5. Subang giwir/anting-anting 6. Buah jukum/bulan temanggal 7. Bulan serattei/bebitting 8. Gelang Kano/gelang bibit 9. Kawai kurung
No Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
1
Tahtim/ Tahto/ Ngesit
1. Kaki kanan melangkah ke depan pandangan ke depan gerakan tangan kimbang. 2. Kaki kiri
melangkah ke depan kemudian pandangan ke depan.
3. Kaki kanan melangkah ke depan setengah meloncat, kaki kiri diangkat
4. Balik badan kearah kiri dengan kaki kiri di depan. 5. Kaki kanan
melangkah ke depan setengah meloncat dan kaki kiri diangkat kemudian pandangan ke bawah.
6. Balik badan ke arah kiri dengan kaki kiri diangkat kemudian
pandangan serong ke bawah dengan tangan kimbang 7. Maju kaki kiri
badan merendah kemudian pandangan ke depan.
8. Menarik kaki kanan ke sebelah kaki kiri dalam posisi jijit (perempuan )
( 1 )
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5 ) ( 6 )
(7) ( 8 )
[image:30.595.101.545.108.726.2]2 Khesek Gantung
1. Langkah kaki kanan ke depan 2. Langkah kaki kiri
ke depan
3. Ayun kaki kanan geser ke samping kanan 30 derajat , kepala menghadap kearah kanan 4. Tarik kaki kanan
merapat kaki kiri
(angkat) (Gerak kaki kanan bisa dilakukan dengan kaki kiri atau sebaliknya gerak tangan berkelai )
( 1 ) ( 2 )
( 3 ) ( 4 )
3 Khesek Injing
1. Langkah kaki kanan
2. Langkah kaki kiri 3. Mengangkat kaki
kanan diletakkan sebelah kanan kaki kiri jinjit (badan merendah) dan kepala
menunduk 4. Hitungan 4
mengayun kaki kanan ke samping kanan 30 derajat (gerak tangan berkelai)
( 1 ) ( 2 )
4 Jimpang 1. Langkah kaki kanan tangan kimbang 2. Langkah kaki kiri,
tangan kimbang 3. Mundur kaki
kanan tangan kimbang 4. Langkah kaki kiri
ke kiri (gerak
tangan kimbang) 5. Langkah kaki
kanan 6. Putar kaki kiri ke
samping kiri 7
7. Diikuti kaki kanan balik putar ke
kanan (sembokh) 8. Angkat kaki kiri
ke samping kiri kaki kanan dengan pasti kaki kiri jinjit (Gerak angan kimbang)
\
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5 ) ( 6 )
( 7 ) ( 8 )
Gerak
5 Humbak
Muloh
1. Kaki kanan
melangkah ke arah
kanan,
2. Kaki kiri melangkah
mengikuti dengan
alunan lalu berjinjit
3&4 Mengulangi
kembali gerak
pada hitungan ke-1
dan ke-2
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5 ) ( 6 )
Gerak Uraian Gerak Foto
6 Ayun 1. Langkah kaki kanan,
2. Langkah kaki kiri ke
arah diagonal kanan,
3. Mundur kaki kanan,
4. Angkat kaki kiri lalu
diayunkan
Ket :Sikap tangan pada
ragam ini yaitu kimbang
dengan sikap mengepal
akan tetapi lemah
gemulai dan tersenyum.
Ragam gerak ayun
mempunyai ketepatan
empat hitungan ke arah
kanan kemudian ke arah
kiri.
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5) (6)
No Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
7 Ayun
Gantung
1. Langkah kaki
kanan,
2. Langkah kaki kiri
ke arah diagonal
kanan,
3. Mundur kaki kanan,
4. Angkat kaki kiri
lalu diayunkan,
diayunkan ke
bawah dan ke atas
sebanyak dua kali.
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5 ) ( 6 )
8 Belitut 1. Langkah kaki
kiri menyilang
kaki kanan ke
samping kanan,
2. Kaki kanan
membuka ke
samping kanan,
3&4Mengulang
gerakan
hitungan ke-1
dan ke-2,
5. Langkah kaki
kiri ke arah kiri,
6. Langkah kaki
kanan berputar
ke arah kiri,
7. Langkah kaki
kanan,
8. Jinjit kaki kiri di samping kaki kanan, sikap badan mendak, kemudian diikuti gerakan ke samping kiri.
(1) (2) (3)
(4) (5) (6)
Gerak
9 Gelek 1. Angkat lalu
mengayunkan
kaki kanan ke
atas,
2. Langkah kaki
kanan,
3. Langkah kaki
kiri,
4. Langkah kaki
kanan membuka
ke arah kanan,
5. Mundur kaki
kiri,
6. Langkah kaki
kanan menyilang
kaki kiri depan
7. Langkah kaki
kiri,
8. Kaki kanan merapat kaki kiri kemudian
berjinjit.
(1) (2) (3)
(4) (5) (6)
(7) (8)
2.6 Aktivitas Siswa dalam Belajar
Banyak jenis aktivitas siswa yang dapat dilakukan dalam belajar di sekolah.
Aktivitas siswa tidak cukup hanya menerangkan dan membaca. Beberapa aktivitas
siswa yang akan dinilai guna menunjukkan peranan guru dalam mempengaruhi
aktivitas siswa dalam pembelajaran tari Bedana sebagai berikut.
1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan, orang lain. Visual activities ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang memerhatikan penjelasan guru ketika guru menerangkan materi tari Bedana.
2. Oral Activities, ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang aktif dalam menjawab maupun bertanya serta mengeluarkan pendapat tentang
pembelajaran tari Bedana di kelas.
3. Motor Activites, ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang melakukan percobaan menggerakkan ragam gerak tari Bedana yang telah diajarkan oleh guru.
4. Emotional Activites, aktivitas siswa diilihat dari minatnya dalam pembelajaran tari Bedana di kelas. Dan dapat dilihat pula tentang aktivitas siswa yang senang, semangat, bergairah, berani, tenang atau bahkan gugup dalam
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh
mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai (Ralph
Tyler dalam Siregar dan Nara, 2010: 143).
Tes hasil belajar digolongkan ke dalam unjuk kerja maksimum yang digunakan
untuk menentukan kemampuan perorangan siswa. Prosedur unjuk kerja
maksimum ditekankan pada seberapa bagus penampilan individu ketika mereka
termotivasi untuk memperoleh skor setinggi mungkin (Cronbach dalam Siregar
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini
mengumpulkan data berdasarkan informasi atau keterangan dari hasil pengamatan
selama proses penelitian. Dipilihnya metode deskriptif kualitatif karena dalam
penelitian ini menjabarkan tentang segala informasi dan hasil dari pengamatan
secara apa adanya. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang
hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Peneliti hanya memotret apa
yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa
yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian lugas, seperti apa adanya (Arikunto,
2010: 3). Penelitian kualitatif sering juga disebut dengan metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (Sugiyono,
2012: 8). Karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut.
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen),
langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau
outcame.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5. Penlitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
(Sugiyono, 2012: 13-14).
Berdasarkan uraian tentang penelitian deskriptif dan kualitatif, maka dalam
penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini akan
memaparkan tentang peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas
VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung.
1.2Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa perempuan
kelas VIII C di SMP Wiyatama Bandar Lampung.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya :
1. Interview/Wawancara yaitu digunakan sebagai salah satu teknik
pengumpulan data untuk mengetahui lebih mendalam tentang guru seni
budaya, agar mendapatkan informasi yang tidak dapat ditemukan dalam
observasi. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semi structured, dalam hal ini maka mula-mula interviwer menanyakan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang
dan mendalam (Arikunto, 2010: 270). Wawancara yang dilaksanakan pada
penelitian ini, digunakan untuk memeroleh studi pendahuluan. Wawancara
ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 Oktober 2013 pukul 14.00 WIB
dengan Ibu Sri Rahayu Ningsih, wawancara juga dilakukan kepada siswa
perempuan kelas VIII C untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam
pembelajaran.
2. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan foto dan video
untuk menguatkan tentang data-data penelitian dan apa yang terjadi di
lapangan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbetuk karya misalnya karya seni, yang
dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012: 240). Penelitian ini
menggunakan dokumen berbentuk tulisan, foto dan video untuk merekam
pembelajaran yang dilaksanakan pada saat penelitian.
3. Observasi digunakan untuk mendapatkan observasi secara langsung
teknik pengumpulan data observasi. Cara metode observasi yang paling
efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan
sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian
atau tingkah laku yang terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh
suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat,
tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke
dalam suatu skala bertingkat (Arikunto, 2010: 272).
Pedoman penulisan instrumen perlu disusun untuk memperjelas
pengamat. Dalam mengamati kejadian, gerak atau proses bukanlah hal
yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan
kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya. Padahal hasil
pengamatan harus sama dengan kejadian yang terjadi, pengamat harus
objektif (Arikunto, 2010: 273). Observasi dilakukan untuk mengetahui
peranan guru dan hasil belajar siswa. Berikut adalah instrumen penilaian
Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Peranan Guru :
No Aspek Peranan Guru NILAI Skor
Maks P1 P2 P3 P4 P5
1 Korektor
Guru menilai dan mengoreksi sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa dalam pembelajaran di kelas.
2 Inspirator
Guru memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar siswa.
3 Informator
Guru memberikan informasi tentang tari
Bedana serta menguasai bahan dan bahasa yang baik.
4 Organisator
Guru membuat perangkat pembelajaran dan memberikan materi pelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
5 Motivator
Guru memotivasi siswa agar bisa bersemangat dalam pembelajaran tari
Bedana.
6 Inisiator
Guru dapat mencetukan ide-ide inovasi bagi kemajuan pembelajaran tari Bedana.
7 Fasilitator
Guru menyediakan fasilitas untuk kemudahan kegiatan belajar siswa.
8 Pembimbing
Guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa yang sedang
mengalami kesulitan maupun ketika tidak sedang mengalami kesulitan belajar.
9 Demonstrator
Guru dapat memeragakan materi pendukung pembelajaran tari Bedana
No Aspek Peranan Guru NILAI Skor Maks P1 P2 P3 P4 P5
10 Pengelola Kelas
Guru dapat menunjang jalannya interaksi dengan siswa selama pembelajaran.
11 Mediator
Guru dapat menjadi penengah dan pengatur jalannya pembelajaran saat siswa melakukan masalah.
12 Supervisor
Guru membantu, memerbaiki dan menilai secara kritis terhadap pembelajaran tari
Bedana. 13 Evaluator
Guru menilai secara produk (hasil pengajaran) dan proses (jalannya pengajaran).
TOTAL SKOR MAKSIMUM Kriteria Penilaian =
1= Gagal, 2=Kurang, 3=Cukup, 4= Baik, 5= Baik Sekali
Keterangan =
P1 = Pertemuan 1 P2 = Pertemuan 2 P5 = Pertemuan 5
Maks
1 Visual Activities
Siswa yang memperhatikan guru pada
saat proses pembelajaran tari Bedana ada 15-18 siswa.
5
Siswa yang memperhatikan guru pada
saat proses pembelajaran tari Bedana ada 11-14 siswa.
4
Siswa yang memperhatikan guru pada
saat proses pembelajaran tari Bedana ada 7-10 siswa.
3
Siswa yang memperhatikan guru pada
saat proses pembelajaran tari Bedana ada 3-6 siswa.
2
Siswa yang memperhatikan guru pada
saat proses pembelajaran tari ada 1-2
siswa.
1
2 Oral Activities
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
dalam proses pembelajaran ada 15-18
siswa.
5
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
dalam proses pembelajaran ada 11-14
siswa.
4
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
dalam proses pembelajaran ada 7-10
siswa.
3
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
dalam proses pembelajaran ada 3-6
siswa.
2
Siswa yang aktif menjawab dan bertanya
[image:46.595.109.518.92.752.2]Maks
3 Motor Activities
Siswa yang melakukan kegiatan praktik
dan mempelajari gerakan tari Bedana
dalam proses pembelajaran ada 15-18
siswa.
5
Siswa yang melakukan kegiatan praktik
dan mempelajari gerakan tari Bedana
dalam proses pembelajaran ada 11-14
siswa.
4
Siswa yang melakukan kegiatan praktik
dan mempelajari gerakan tari Bedana
dalam proses pembelajaran ada 7-10
siswa.
3
Siswa yang melakukan kegiatan praktik
dan mempelajari gerakan tari Bedana
dalam proses pembelajaran ada 3-6 siswa 2
Siswa yang melakukan kegiatan praktik
dan mempelajari gerakan tari Bedana
dalam proses pembelajaran ada 1-2 siswa 1
4 Emotional Activities
Siswa yang semangat dan serius dalam
proses pembelajaran ada 15-18 siswa. 5
Siswa yang semangat dan serius dalam
proses pembelajaran ada 11-14 siswa. 4
Siswa yang semangat dan serius dalam
proses pembelajaran ada 7-10 siswa. 3
Siswa yang semangat dan serius dalam
proses pembelajaran ada 3-6 siswa. 2
Siswa yang semangat dan serius dalam
proses pembelajaran ada 1-2 siswa 1
TOTAL SKOR
No Aspek Skor Skor Maks 1 Bentuk Gerak
Siswa mampu memeragakan 9 ragam
gerak tari Bedana.
5
Siswa mampu memeragakan 7 ragam
gerak tari Bedana.
4
Siswa mampu memeragakan 5 ragam
gerak tari Bedana.
3
Siswa mampu memeragakan 3 ragam
gerak tari Bedana.
2
Siswa mampu memeragakan <3 ragam
gerak tari Bedana.
1
2 Hafalan Ragam Gerak
Siswa yang hafal dalam memeragakan
9 ragam gerak tari Bedana.
5
Siswa yang hafal dalam memeragakan
7 ragam gerak tari Bedana.
4
Siswa yang hafal dalam memeragakan
5 ragam gerak tari Bedana.
3
Siswa yang hafal dalam memeragakan
3 ragam gerak tari Bedana.
2
Siswa yang hafal dalam memeragakan
<3 ragam gerak tari Bedana.
1
3 Ekspresi Saat Menari
Siswa memeragakan ragam gerak tari
Bedana dengan senyum dan pandangan ke depan.
[image:48.595.106.475.130.721.2]No Aspek Skor Skor Maks
Siswa memeragakan ragam gerak tari
Bedana dengan senyum namun menunduk.
4
Siswa memeragakan ragam gerak tari
Bedana tidak senyum namun pandangan ke depan.
3
Siswa memeragakan ragam gerak tari
Bedana tidak senyum dan menunduk.
2
Siswa memeragakan ragam gerak tari
Bedana dengan takut dan tidak percaya diri.
1
Kriteria Penilaian =
3.4 Teknik Analisis Data
Data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus
sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2012: 243). Analisis data dalam penelitian
deskriptif kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Langkah - langkah analisis data :
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, melihat hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
2. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
3. ConclusionDrawing/Verification
Tahap terakhir pada analisis data adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi,
kesimpulan tersebut nerupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
Dan dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi
2. Membuat instrumen penilaian untuk menilai peranan guru, aktivitas siswa dan
hasil belajar siswa.
3. Mengamati peranan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa serta kondisi
yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan.
4. Memberi nilai pada instrumen penilaian peranan guru, aktivitas siswa dan
hasil belajar siswa dengan rumus :
Skor
N = x Skor Ideal Skor Maksimum
Skor Seluruh Pertemuan
ƩN = x Skor Ideal Skor Maksimum Seluruh Pertemuan
5. Menganalisis nilai dari instrumen penilaian peranan guru, aktivitas siswa dan
hasil belajar siswa.
6. Menentukan nilai hasil dari masing-masing instrumen penilaian, kemudian
Interval Tingkat Penguasaan Keterangan
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
[image:52.595.106.519.113.246.2]V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa
hal yang berkaitan dengan peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
adalah sebagai berikut.
1. Peranan Guru
Peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 mendapatkan kriteria
cukup dengan nilai 60 dari 13 aspek peranan guru, 3 aspek memeroleh kriteria
nilai baik sekali yaitu aspek korektor, organisator dan evaluator. Kriteria nilai
cukup untuk lima aspek yaitu inspirator, informator, motivator, fasilitator, dan
pengelola kelas. Kriteria kurang untuk lima aspek yaitu inisiator, pembimbing,
demonstrator, mediator, dan supervisor.
2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Pada pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 aktivitas belajar siswa sesuai dengan
Penilaian hasil belajar merupakan penggabungan dari penilaian oleh peneliti dan
guru seni budaya
5.2 Saran
1. Guru seni budaya SMP Wiyatama Bandar Lampung dapat menggunakan
hasil penelitian sebagai referensi tambahan, supaya pembelajaran seni
budaya lebih efektif dan mengikuti pelatihan maupun workshop untuk menambah ilmu pengetahuan tentang seni.
2. Bagi guru dan siswa diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah ilmu
referensi dalam pembelajaran tariBedana.
3. Mahasiswa pendidikan seni tari diharapkan dapat memanfaatkan hasil
penelitian ini sebagai pengetahuan tambahan untuk menjadi referensi
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Sinar baru Algesido
A.M, Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Djamarah, Saiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Firmansyah, dkk. 1996. “ Mengenal Tari Bedana”.Bandar Lampung: Gunung Persagi
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Satori, Djam’an. 2012. Profesi Keguruan. Penerbit Universitas Terbuka
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: PT Ghalia Indonesia
Soeteja, Zakarias. 2009. Pendidikan Seni. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: PT Alfabeta
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
PANDUAN OBSERVASI
1. Tujuan
Tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Pembatasan
Penelitian ini membatasai observasi pada peranan guru dalam
pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
3. Kisi-kisi Observasi.
1) Peranan Guru dalam pembelajaran tari Bedana.
2) Aktivitas Siswa
Panduan Wawancara Terhadap Guru Seni Budaya
Nama Guru : Sri Rahayu Ningsih
Waktu Wawancara : 14.00 WIB
Tempat Wawancara : Aula Seni Tari SMP Wiyatama Bandar Lampung
Pertanyaan
1. Bagaimanakah pembelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar
Lampung?
Jawab : Pembelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater.
2. Kurikulum apakah yang menjadi acuan dalam pembelajaran seni budaya
di SMP Wiyatama Bandar Lampung?
Jawab : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Adakah pembelajaran tari pada mata pelajaran seni budaya di SMP
Wiyatama Bandar Lampung?\
Jawab : Ada.
4. Bagaimanakah pembelajaran tari pada mata pelajaran seni budaya di SMP
yang diajarkan kepada siswa kelas VII, VIII, dan IX. Pada kelas VII dan
IX, dalam pembelajaran seni tari hanya diberikan materi-materi dari LKS
dan buku cetak, untuk praktiknya diberikan pada kegiatan Ekstrakurikuler,
sedangkan pada kelas VIII pembelajaran seni tari diberikan materi dan
praktik tari Lampung di dalam kelas, pada kelas VIII pembelajaran seni
tari diberikan pembelajaran tari Bedana, namun dikarenakan adanya kegiatan serba serbi pada setiap hari sabtu yang dimana semua siswa
diharapkan bisa menampilkan seni budaya, maka siswa laki-laki untuk
kelas VIII mempelajari seni musik dan siswinya mempelajari tari Bedana.
Tari Bedana yang dipelajari di kelas hanya 9 ragam gerak saja tanpa adanya musik pengiring, untuk penggunaan musik dan kipas itu di
ekstrakurikuler.
5. Bagaimanakah dengan minat siswa yang dalam pembelajaran tari di kelas?
Jawab : Untuk minat siswa dalam menari, terutama laki-laki, sangat kurang sekali untuk itu maka siswa laki-laki diajarkan seni lainnya karena
mereka harus tetap mendapatkan pembelajaran seni budaya. Untuk
siswinya, beberapa siswi yang memang sudah hobi dan memiliki minat
menari, mereka mudah memahami dan mengikuti, namun bagi yang
Pertanyaan
1. Bagaimanakah pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar
Lampung?
Jawab : Pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater.
2. Bagaimana pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung?
Jawab : Pelajaran seni budaya adalah pelajaran yang menyenangkan, namun terkadang untuk pelajaran seni tari dan teater kurang memeroleh
pengajaran yang detail, tetapi pelajaran seni tari di ekstrakurikuler yang banyak memeroleh pengajaran karena guru yang mengajarkan memang
difokuskan guru yang ahli tari.
3. Bagaimana tentang cara mengajar guru seni budaya (ibu Sri Rahayu
Ningsih) di kelas ?
Jawab : Ibu ayu mengajarnya asyik dan seru, dekat dengan siswa terutama untuk pelajaran seni musik. Untuk pelajaran seni tari ibu ayu bisa
mengajarkannya namun lebih banyak meminta siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler untuk maju memimpin teman, walaupun ibu ayu juga tetap memberikan arahan. Namun memang tidak memberikan
mengajari.
4. Bagaimana hasil penilaian yang diberikan ibu Sri Rahayu Ningsih?
Jawab : Ibu ayu adil dalam memberikan penilaian, kalau memang siswanya ada yang jarang masuk, beliau memberikan sangsi. Kemudian
kalau memang kami semangat dan mau belajar nilainya juga baik yang
diberikan sesuai.
5. Apa kritik dan saran bagi ibu Sri Rahayu Ningsih ?
Jawab : Ibu ayu harus tetap jadi guru yang tegas dan asyik dan seru, untuk pelajaran seni semoga ibu semakin bisa memberikan sesuatu yang terbaik
PANDUAN DOKUMENTASI
1. Tujuan
Tujuan dokumentasi adalah untuk mengetahui gambaran pada peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Pembatasan
Penelitian ini membatasai dokumentasi gambaran pada peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
3. Kisi-kisi Observasi
1) Video
Video hasil rekaman pada saat pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
2) Foto
Gambaran pada saat pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
3) Buku-buku
(Siswa mempelajari sejarah dan materi tari Bedana) (Foto, Hanna: 2013)
(Siswa melakukan pemanasan) (Foto, Hanna: 2013)
( RPP )
Sekolah : SMP Wiyatama Bandar Lampung
Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari
Kelas / Semester : VIII / 1
Standar Kompetensi : 5. Mengapresiasi Karya Seni Tari
Kompetensi Dasar : 5.1. Mengidentifikasi jenis karya seni tari Bedana
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1x Pertemuan)
Indikator :
1. Siswa dapat menjelaskan tentang sejarah tari Bedana
2. Siswa dapat menjelaskan tentang musik iringan tari Bedana
3. Siswa dapat menjelaskan tentang kostum tari Bedana
4. Siswa dapat menyebutkan tentang ragam gerak tari Bedana
Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu :
1. Menjelaskan sejarah, musik iringan, kostum dan ragam gerak tari Bedana
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation ) Percaya diri ( Confidence ) Kecintaan ( Lovely )
Materi Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, kooperatif dan demonstrasi
Langkah-Langkah Kegiatan
a) Kegiatan Pendahuluan
Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan siswa,motivasi,persepsi dan
apresiasi
b) Kegiatan Inti
a.Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Menjelaskan sejarah, musik iringan, kostum dan ragam gerak tari
Bedana
2. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari
3. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
4. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
5. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
6. Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di studio, atau lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2. memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3. Mendiskusikan tari Bedana
4. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
6. memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
7. memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
8. memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
3. memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik
5. Menanyakan kesulitan siswa selama proses pembelajaran
Buku Referensi,Rekaman audio, guru/model
Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Indikator Pencap