• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2013/2014

Oleh

HANNA DIFETRA ALFATH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

ABSTRAK

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA

KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

HANNA DIFETRA ALFATH

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Subyek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa perempuan kelas VIII. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori tentang pembelajaran, peranan guru, seni budaya, seni tari Bedana,

aktivitas siswa dan evaluasi hasil belajar.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan 3 instrumen penilaian. Instrumen penilaian peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Data dianalisis dengan cara reduksi, penyajian data, dan data kesimpulan.

(4)
(5)
(6)
(7)

Halaman

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP MOTTO

PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 6

I.3 Tujuan Penelitian ... 6

I.4 Manfaat Penelitian ... 7

I.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ... 8

(8)

2.7 Evaluasi Hasil Belajar Siswa... 31

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 32

3.2 Sumber Data ... 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4 Analisis Data ... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 46

1. Peranan Guru ... 48

2. Aktivitas Siswa ... 62

2. Hasil Belajar Siswa ... 78

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(9)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan UUR.I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1, pendidikan adalah usaha

sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau

latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Salah satu fungsi pendidikan

yaitu adalah untuk menyiapkan siswa yang baik dan berkualitas untuk

membangun bangsa dan negara yang baik. Oleh karena itu, pendidikan berfungsi

untuk menyiapkan siswa yang pada hakikatnya belum siap dan perlu disiapkan.

Untuk memersiapkan siswa yang berkualitas baik, maka diperlukan peran seorang

guru yaitu guru yang dapat memberikan bimbingan, pengajaran ataupun latihan

(Hamalik, 2012: 2).

Guru adalah seseorang yang memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan

mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan

pelayanan teknis dalam bidang pendidikan, selain itu guru juga memiliki

wewenang mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga pengajar (Hamalik,

2012: 9). Sebagai tenaga pengajar, maka seorang guru harus memiliki

kemampuan profesional dalam bidang proses belajar mengajar atau pembelajaran.

Tugas dan peranan guru sebagai guru profesional sangat kompleks, tidak terbatas

(10)

disebut proses belajar mengajar (Suryosubroto, 2009: 2). Peranan guru dalam

proses belajar mengajar dan pembelajaran adalah sebagai korektor, inspirator,

informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demostrator,

pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator (Djamarah, 2010:43).

Peranan guru tersebut hendaknya dapat dilakukan oleh guru dengan maksimal

guna menciptakan proses belajar mengajar dan pembelajaran yang baik. Proses

belajar mengajar dan pembelajaran hendaknya dilaksanakan pula dengan

rencana-rencana yang jelas, lengkap, dan menyeluruh karena proses belajar mengajar dan

pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.

Seorang guru diharapkan dapat menjadi seseorang profesional dibidang belajar

mengajar dan pembelajaran, dengan cara memberikan langkah-langkah belajar

yang sesuai dengan penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga dapat

memberikan kenyamanan bagi siswa dalam belajar dan pada akhirnya akan

tercapai hasil belajar yang memuaskan dalam proses belajar. Penyusunan

perencanaan pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi

(SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar

(Rusman, 2012: 4). Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disesuaikan

(11)

Penyusunan perencanaan pembelajaran diaplikasikan dalam pendidikan seni yaitu

mata pelajaran seni budaya. Pendidikan seni adalah sarana untuk pengembangan

individu di sekolah (Zakarias Soeteja dkk, 2009: 1.1.9). Terkait dalam pendidikan

seni yaitu mengajarkan siswa untuk lebih terampil, kreatif dan inovatif.

Pendidikan seni juga dapat mengenalkan siswa tentang kebudayaan dan kesenian

di Indonesia, baik dalam konteks penghayatan seni maupun keterampilan seni.

Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan seni adalah seni budaya,

sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, seni budaya tidak

hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi

segala aspek kehidupan. Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi,

mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang

berbasis budaya. Pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan di sekolah

karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan

perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam

bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan:

“belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”

“Peranan Guru Dalam Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa Kelas VIII Di SMP

Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” dipilih sebagai judul

penelitian, karena dalam pembelajaran seni budaya, guru diharapkan dapat

berperan dengan baik dalam memberikan pengajaran. Guru seni budaya

diharapkan mampu mengajarkan keempat cabang seni budaya yaitu seni musik,

(12)

yang hanya khusus pada satu bidang seni atau bahkan bukan dari pendidikan seni.

Hal inilah yang menjadikan alasan untuk memilih judul penelitian tersebut. Pada

tahun 2012 dan 2013, judul penelitian dari Eka Mayasari, S.Pd dan Elishabet

Hesti, S.Pd membahas tentang peranan guru dalam pembelajaran tari, namun pada

penelitian yang dituliskan oleh Eka Mayasari, S.Pd hanya membahas 12 aspek

peranan guru, dan oleh Elishabet Hesti, S.Pd hanya membahas tentang peranan

guru dan tidak melakukan penilaian hasil belajar dari penggabungan guru dan

peneliti. Penelitian ini membahas 13 peranan guru dengan dikaitkan pada aktivitas

siswa dan hasil belajar siswa serta wawancara dari siswa dan guru untuk lebih

mengetahui hasil penelitian.

SMP Wiyatama Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah swasta di Bandar

Lampung yang melaksanakan pembelajaran seni budaya. Pembelajaran seni

budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung terdiri dari seni rupa, seni musik, seni

tari dan seni teater. Guru seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung adalah

ibu Sri Rahayu Ningsih, beliau merupakan guru yang berlatar belakang

pendidikan seni musik, namun beliau mengajarkan keseluruhan pembelajaran seni

budaya dan telah mengajar selama 22 tahun.

Pada tahun pelajaran 2013/2014 semester ganjil, pembelajaran seni budaya

disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Seni Tari merupakan

salah satu cabang seni budaya yang diajarkan kepada siswa kelas VII, VIII, dan

IX. Pada kelas VII dan IX, dalam pembelajaran seni tari hanya diberikan

(13)

ekstrakurikuler, sedangkan pada kelas VIII pembelajaran seni tari diberikan materi dan praktik tari Lampung di dalam kelas. Pada kelas VIII semester ganjil

terdapat standar kompetensi, sebagai berikut.

1. Mengapresiasi karya seni tari

2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari

Kompetensi dasar, sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi jenis karya seni tari tunggal Nusantara

2. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari tunggal Nusantara

3. Mengeksplorasi pola lantai gerak tari tunggal Nusantara

4. Memeragakan tari tunggal Nusantara

Pembelajaran seni tari di SMP Wiyatama Bandar Lampung pada kelas VIII

semester ganjil adalah tari Bedana yaitu tari berpasangan daerah Lampung. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian antara materi dengan SK KD yang ada, guru

seni budaya hanya memberikan pembelajaran tari Bedana pada kelas VIII semester ganjil. Pembelajaran tari Bedana juga hanya diberikan pembelajaran gerak saja. Musik pengiring dan pola lantai diberikan pada kegiatan

ekstrakurikuler, pembelajaran tari Bedana diberikan kepada siswa perempuan saja, hal ini dikarenakan setiap hari Sabtu, SMP Wiyatama Bandar Lampung

mengadakan kegiatan penampilan bakat dan minat siswa, masing-masing kelas

dan ekstrakurikuler diharapkan dapat menampilkan penampilan hasil karya seni budaya maupun jenis kegiatan lainnya, minat siswa laki-laki juga sangat kurang

(14)

diajarkan pembelajaran seni musik dan seni rupa, sehingga masing-masing siswa

memeroleh pembelajaran seni budaya yang beragam dan diharapkan siswa yang

lain untuk tetap mempelajari cabang seni yang lainnya. Bagi siswa perempuan

yang kurang memiliki bakat dan minat dalam menari, mereka kurang

memerhatikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Guru diharapkan mampu

memberikan peranannya dengan baik kepada siswa dalam pembelajaran. Peranan

guru yaitu sebagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator,

inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator,

supervisor, dan evaluator juga dibutuhkan dalam pembelajaran tari Bedana, sehingga siswa mampu mencapai KKM dengan hasil yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut maka dipilih pembelajaran seni tari kelas VIII pada

semester ganjil dan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan peranan guru,

aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Judul penelitian yang akan diteliti yaitu

“Peranan Guru Dalam Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa Kelas VIII Di SMP

Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan guru dalam

pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 ?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang :

(15)

2. Aktivitas Siswa

3. Hasil Belajar Siswa

I.4 Manfaat Penelitian

1. Guru seni budaya SMP Wiyatama Bandar Lampung dapat menggunakan

hasil penelitian sebagai referensi tambahan, supaya pembelajaran seni

budaya lebih efektif.

2. Bagi guru dan siswa diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah

referensi dalam pembelajaran tari Bedana.

3. Mahasiswa pendidikan seni tari diharapkan dapat memanfaatkan hasil

penelitian ini sebagai pengetahuan tambahan untuk menjadi referensi

dalam pembelajaran.

I.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa perempuan

kelas VIII C di SMP Wiyatama Bandar Lampung.

2. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah peranan guru dalam pembelajaran tari

Bedana.

3. Ruang Lingkup Tempat

Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Wiyatama Bandar Lampung.

4. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Oktober-November

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem

pembelajaran terdiri dari siswa, guru, tenaga lainnya, misalnya tenaga

laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide

dan film, audio dan video tipe. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan

kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan

metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. (Hamalik,

2012: 57)

Terdapat tiga ciri khas yang terkandung dalam pembelajaran :

1. Rencana, ialah penataan, ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan

unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

2. Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi

dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing

(17)

3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan

sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh manusia, seperti: sistem

transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki

tujuan. Sistem alami (natural) seperti sistem ekologi, sistem kehidupan hewan,

memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain disusun

dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan

sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran

agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi

tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.

Dengan proses mendesain sistem pembelajaran, perancang membuat

rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mecapai tujuan sistem

pembelajaran tersebut (Hamalik, 2012: 66).

Guru memiliki peranan sumbangsih kepada siswa dalam proses belajar dan

menyelenggarakan pengajaran dalam pembelajaran seni tari di dalam kelas.

Proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses formal di sekolah di

dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran.

Komponen-komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu :

1. Guru,

2. Isi atau materi pelajaran,

3. Siswa.

Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti

(18)

belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan

sebelumnya. Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam

proses belajar mengajar, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam tugas utama,

yaitu merencanakan, melaksanakan pengajaran, dan memberikan balikan (Ali,

2008: 4).

1.2 Peranan Guru

Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu

profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan

nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak

didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan

menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik (Djamarah, 2010:

37). Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “guru” dan

“pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan

guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan

dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru,

maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar

dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya, sebab baik disadari atau tidak

bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk

menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya (Sardiman,

(19)

Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.

1) Korektor

Guru sebagai korektor yaitu harus mampu membedakan nilai yang baik dan nilai

yang buruk. Kedua nilai ini mungkin telah ada di dalam masing-masing siswa,

karena latar belakang yang mereka miliki. Hal yang harus dilakukan seorang guru

guna melaksanakan peranannya sebagai korektor adalah mempertahankan nilai

yang baik yang dimiliki siswa dan mampu menghilangkan nilai yang buruk yang

ada pada siswa, apabila guru membiarkan siswanya memiliki nilai yang buruk,

maka itu berarti guru tersebut telah mengabaikan peranannya sebagai seorang

korektor (Djamarah, 2010: 43-44).

2) Inspirator

Guru sebagai inspirator harus memberikan petunjuk dan inspirasi kepada siswa.

Persoalan belajar selalu dihadapi oleh siswa, oleh karena itu guru memberikan

petunjuk tentang cara belajar yang baik, tidak harus teori-teori saja, melainkan

solusi untuk melepaskan siswa dari masalah belajar yang dihadapi siswa

(Djamarah, 2010: 44).

3) Informator

Guru sebagai informator yaitu sebagai pemberi informasi bagi siswa. Guru harus

dapat memberikan siswa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang

terkait dalam masing-masing mata pelajaran. Informasi yang baik dan efektif

(20)

racun bagi siswa. Informator yang baik adalah guru yang memberikan informasi

sesuai dengan kebutuhan siswa, dan menjadi informator yang mengabdi untuk

anak didik (Djamarah, 2010: 44).

4) Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan

belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat

mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa (Sardiman, 2012:

144). Peranan guru yang di mana guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan

akademik, seperti tata tertib, penyusunan kalender akademik, dan bahan ajar serta

perangkat mengajar. Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai

efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik (Djamarah, 2010: 45).

Peranan guru sebagai organisator meliputi pembuatan Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pebelajaran

(RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK),

Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,

materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

5) Motivator

Guru hendaknya dapat memberikan motivasi, dalam upaya menganalisis latar

(21)

Motivasi dapat efektif apabila bila dilakukan dengan memerhatikan kebutuhan

siswa (Djamarah, 2010: 45). Peranan guru sebagai motivator juga penting artinya

dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar

siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta

reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam

proses belajar mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah

lama dikenal dengan istilah “ing madya mangun karsa”. Peranan guru sebagai

motivator ini sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut

esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut

performance dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri (Sardiman, 2012: 145)

6) Inisiator

Guru sebagai inisiator dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan pendidikan dan

pengajaran. Sebagai inisiator guru sebaiknya mengikuti perkembangan zaman

dalam menggunakan keterampilan media pendidikan dan pengajaran. Hal ini

dimaksudkan agar interaksi edukatif dapat berkembang sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Djamarah, 2010: 45-46). Guru

dalam hal ini juga sebagai pencetus ide-ide merupakan ide kratif yang dapat

dicontoh oleh anak didiknya. Jadi termasuk pula dalam lingkup semboyan “ing

(22)

7) Fasilitator

Guru sebagai fasilitator diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas guna

memberikan kemudahan dalam kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang tidak

menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang

berantakan, serta fasilitas belajar yang kurang memadai, mengakibatkan siswa

malas belajar. Oleh karena itu, diharapkan guru mampu menjadi fasilitator yang

baik, guna memberikan kenyamanan kepada siswa dalam belajar (Djamarah,

2010: 46). Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan

fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan

menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa serasi dengan

perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara

efektif. Hal ini bergayut dengan semboyan “Tut Wuri Handayani” (Sardiman,

2012: 146).

8) Pembimbing

Guru dalam peranannya sangat penting menjadi seorang pembimbing. Guru

diharapkan mampu memberikan bimbingan agar supaya anak menjadi mandiri.

Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan

potensi dirinya (Djamarah, 2010: 46).

9) Demonstrator

Pada interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami dengan baik.

(23)

sehingga apa yang guru inginkan sesuai dengan kemauan siswa, tidak terjadi

kesalahan pengertian antara guru dan siswa. Tujuan pengajaran pun dapat tercapai

dengan efektif dan efisien (Djamarah, 2010: 46-47). Guru hendaknya menguasai

bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan mengembangkannya,

karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

Sebagai pengajar ia harus membantu perkembangan siswa untuk dapat menerima,

memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya

menyampaikan fakta-fakta atau cara-cara secara tepat dan menarik kepada siswa,

sehingga penyampaian materi pelajaran oleh siswa dapat lebih optimal (Rusman,

2012: 62).

10)Pengelola Kelas

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik

untuk menunjang jalannya interaksi edukatif di dalam kelas. Maksud dari guru

sebagai pengelola kelas hendaknya guru dapat menciptakan suasana kelas yang

baik agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk

belajar di dalamnya (Djamarah, 2010: 47). Guru sebagai pengelola kelas

hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan

lingkungan yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar

kegiatan pembelajaran terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan

terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut

menjadi lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat

(24)

kepuasan dalam mencapai tujuan. Kualitas dan kuantitas belajar siswa dalam

kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi

antara siswa dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. Tujuan

umum mengelola kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk

berbagai kegiatan pembelajaran agar mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan

tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam

menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan

siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang

diharapkan (Rusman, 2012: 63).

11)Mediator

Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar

anak didik. Diharapkan guru mampu menjadi pengatur lalu lintas jalannya diskusi.

Apabila dalam diskusi terdapat kendala masalah, maka guru diharapkan mampu

menjadi mediator untuk membantu menganalisis permasalahan. Guru sebagai

mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media (Djamarah, 2010: 47).

12)Supervisor

Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara tepat dan

akurat terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus guru kuasai

dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar

menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya

karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena

(25)

yang dimilikinya, atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol

daripada orang-orang yang disupervisinya. Dengan semua kelebihan yang

dimiliki, ia dapat melihat, menilai atau mengadakan pengawasan terhadap orang

atau sesuatu yang disupervisi (Djamarah, 2010: 48).

13)Evaluator

Sebagai seorang evaluator, guru diharapkan dapat memberikan penilaian yang

menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih

menyentuh kepada aspek kepribadian anak didik, yakni aspek nilai (value). Sebagai evaluator, guru tidak hanya memiliki produk (hasil belajar), tetapi juga

menilai proses (jalannya pengajaran) (Djamarah, 2010 : 48).

2.3Seni Budaya

Seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi

segala aspek kehidupan. Pada mata pelajaran seni budaya, aspek budaya tidak

dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Oleh karena itu, mata

pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis

budaya. Berdasarkan UU No 21 tahun 2006 tentang Standar Isi, pendidikan seni

budaya dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan,

dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada

pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan

(26)

“belajar tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.

Bidang seni rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai

dengan kaidah keilmuan masing-masing.

Pada pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan

tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi,

apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen,

prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang

beragam.

Mata pelajaran seni budaya bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

berikut :

1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya

2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya

3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya

4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional,

maupun global.

Mata pelajaran seni budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam

menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan

sebagainya.

2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan

(27)

3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan

tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

4. Seni teater, mencakup keterampilan, olah tubuh, olah pikir, dan olah suara

yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.

2.4 Seni Tari

Tari merupakan salah satu cabang seni yang diekspresikan melalui ungkapan

gerak. Gerak-gerak yang diuntai dalam sebuah tarian merupakan ekspresi sang

seniman sebagai alat komunikasi kepada orang lain, sehingga orang lain yang

menikmatinya memiliki kepekaan terhadap sesuatu yang ada dalam dirinya

maupun yang terjadi di sekitarnya (Syafii, 2000 dalam Zakarias Soetedja dkk,

2009: 2.3.1). Tari merupakan seni gerak yang termasuk ke dalam seni visual yang

dimana dapat dinikmati melalui indera penglihatan. Gerakan yang dimaksud

adalah gerakan yang telah distilirisasi dan didistorsi, sehingga bukan merupakan

tarian yang hanya gerak sembarangan. Pembelajaran seni tari di sekolah bertujuan

untuk melatih sensori motorik, melatih kepekaannya dan mengkoordinasikan

antara gerakan dan bunyi, menginterpretasikan pengalaman disekitarnya dalam

gerak dan sebagainya. Memelajari seni tari itu berarti merupakan suatu sarana

untuk mengenal dan melestarikan jenis-jenis tarian yang ada di daerah.

2.5 Tari Bedana

Dari sekian banyak ragam dan bentuk tari tradisional yang hidup dan berkembang

di daerah Lampung, sekaligus merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat

(28)

merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata

kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat,

agama, etika yang telah menyatu dan kehidupan masyarakat. Menurut sejarah,

diperkirakan tari Bedana ini hidup berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain

di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang juga

memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan.

Di daerah Sumatera bagian timur (Riau, Jambi) termasuk Kalimantan Barat, tari

ini terkenal dengan tari Zapin atau Jepen. Sedangkan di daerah Sumatera Selatan dan Bengkulu di kenal dengan tari Dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku, tari ini dikenal dengan nama tari

Dana-Dini. Dari penjelasan di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan tari Bedana adalah:

1. Tari tradisional kerakyatan yang telah berakar dirasakan sebagai suatu hasil

budaya bernapaskan Islam, yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya,

sebagai suatu simbol tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam

lingkungan yang ramah dan terbuka.

2. Merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai

budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan,

persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris

(29)

Untuk mengiringi musik tari Bedana masih digunakan alat musik tradisional yang sederhana walaupun tidak menutup kemungkinan dipakainya alat musik sebagai

musik tambahan atau sarana untuk menunjang, selama tidak mengurangi nilai dan

ciri khas daerah Lampung. Alat musik pengiring tari Bedana yang lazim dipakai, yaitu alat musik gambus lunik, ketipung, karenceng, gong kecil, alat musik

tambahan seperti biola dan acordion, serta vokalis (Junaidi dkk, 1996: 5-7).

2. Lagu Pengiring Tari Bedana

Lagu dalam tari Bedana merupakan suatu keharusan, karena disamping keharmonisan dalam tari lagu-lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga merupakan

panduan untuk perubahan gerakan atau komposisi tari. Seperti yang telah

diuraikan terdahulu, bahwa lagu-lagu yang mengiringi tari Bedana adalah lagu-lagu yang bersifat gembira yang bersumber dari sagata, adi-adi, wayak atau

pantun (pattun) seperti lagu penayuhan, lagu mata kipit, lagu bedana dan lain-lain.

(Junaidi dkk, 1996: 7-8).

[image:29.595.110.526.552.719.2]

3. Busana, Tata Rias dan Ragam Gerak Tari Bedana Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Tari Bedana

Pria Wanita

1. Kikat akinan/peci sebagai ikat kepala

2. Kawai teluk belanga/belah buluh

3. Kain bidak

gantung/betumpal sebatas lutut

4. Bulu sarattei/bebiting

1. Penekan Rambut

2. Belattung tebak/sanggul malang 3. Gaharu kembang goyang/sual kira 4. Kembang melati/kembang melur 5. Subang giwir/anting-anting 6. Buah jukum/bulan temanggal 7. Bulan serattei/bebitting 8. Gelang Kano/gelang bibit 9. Kawai kurung

(30)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

1

Tahtim/ Tahto/ Ngesit

1. Kaki kanan melangkah ke depan pandangan ke depan gerakan tangan kimbang. 2. Kaki kiri

melangkah ke depan kemudian pandangan ke depan.

3. Kaki kanan melangkah ke depan setengah meloncat, kaki kiri diangkat

4. Balik badan kearah kiri dengan kaki kiri di depan. 5. Kaki kanan

melangkah ke depan setengah meloncat dan kaki kiri diangkat kemudian pandangan ke bawah.

6. Balik badan ke arah kiri dengan kaki kiri diangkat kemudian

pandangan serong ke bawah dengan tangan kimbang 7. Maju kaki kiri

badan merendah kemudian pandangan ke depan.

8. Menarik kaki kanan ke sebelah kaki kiri dalam posisi jijit (perempuan )

( 1 )

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

(7) ( 8 )

[image:30.595.101.545.108.726.2]
(31)

2 Khesek Gantung

1. Langkah kaki kanan ke depan 2. Langkah kaki kiri

ke depan

3. Ayun kaki kanan geser ke samping kanan 30 derajat , kepala menghadap kearah kanan 4. Tarik kaki kanan

merapat kaki kiri

(angkat) (Gerak kaki kanan bisa dilakukan dengan kaki kiri atau sebaliknya gerak tangan berkelai )

( 1 ) ( 2 )

( 3 ) ( 4 )

3 Khesek Injing

1. Langkah kaki kanan

2. Langkah kaki kiri 3. Mengangkat kaki

kanan diletakkan sebelah kanan kaki kiri jinjit (badan merendah) dan kepala

menunduk 4. Hitungan 4

mengayun kaki kanan ke samping kanan 30 derajat (gerak tangan berkelai)

( 1 ) ( 2 )

(32)

4 Jimpang 1. Langkah kaki kanan tangan kimbang 2. Langkah kaki kiri,

tangan kimbang 3. Mundur kaki

kanan tangan kimbang 4. Langkah kaki kiri

ke kiri (gerak

tangan kimbang) 5. Langkah kaki

kanan 6. Putar kaki kiri ke

samping kiri 7

7. Diikuti kaki kanan balik putar ke

kanan (sembokh) 8. Angkat kaki kiri

ke samping kiri kaki kanan dengan pasti kaki kiri jinjit (Gerak angan kimbang)

\

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

( 7 ) ( 8 )

(33)

Gerak

5 Humbak

Muloh

1. Kaki kanan

melangkah ke arah

kanan,

2. Kaki kiri melangkah

mengikuti dengan

alunan lalu berjinjit

3&4 Mengulangi

kembali gerak

pada hitungan ke-1

dan ke-2

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

(34)

Gerak Uraian Gerak Foto

6 Ayun 1. Langkah kaki kanan,

2. Langkah kaki kiri ke

arah diagonal kanan,

3. Mundur kaki kanan,

4. Angkat kaki kiri lalu

diayunkan

Ket :Sikap tangan pada

ragam ini yaitu kimbang

dengan sikap mengepal

akan tetapi lemah

gemulai dan tersenyum.

Ragam gerak ayun

mempunyai ketepatan

empat hitungan ke arah

kanan kemudian ke arah

kiri.

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5) (6)

(35)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

7 Ayun

Gantung

1. Langkah kaki

kanan,

2. Langkah kaki kiri

ke arah diagonal

kanan,

3. Mundur kaki kanan,

4. Angkat kaki kiri

lalu diayunkan,

diayunkan ke

bawah dan ke atas

sebanyak dua kali.

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

(36)

8 Belitut 1. Langkah kaki

kiri menyilang

kaki kanan ke

samping kanan,

2. Kaki kanan

membuka ke

samping kanan,

3&4Mengulang

gerakan

hitungan ke-1

dan ke-2,

5. Langkah kaki

kiri ke arah kiri,

6. Langkah kaki

kanan berputar

ke arah kiri,

7. Langkah kaki

kanan,

8. Jinjit kaki kiri di samping kaki kanan, sikap badan mendak, kemudian diikuti gerakan ke samping kiri.

(1) (2) (3)

(4) (5) (6)

(37)

Gerak

9 Gelek 1. Angkat lalu

mengayunkan

kaki kanan ke

atas,

2. Langkah kaki

kanan,

3. Langkah kaki

kiri,

4. Langkah kaki

kanan membuka

ke arah kanan,

5. Mundur kaki

kiri,

6. Langkah kaki

kanan menyilang

kaki kiri depan

7. Langkah kaki

kiri,

8. Kaki kanan merapat kaki kiri kemudian

berjinjit.

(1) (2) (3)

(4) (5) (6)

(7) (8)

(38)

2.6 Aktivitas Siswa dalam Belajar

Banyak jenis aktivitas siswa yang dapat dilakukan dalam belajar di sekolah.

Aktivitas siswa tidak cukup hanya menerangkan dan membaca. Beberapa aktivitas

siswa yang akan dinilai guna menunjukkan peranan guru dalam mempengaruhi

aktivitas siswa dalam pembelajaran tari Bedana sebagai berikut.

1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan, orang lain. Visual activities ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang memerhatikan penjelasan guru ketika guru menerangkan materi tari Bedana.

2. Oral Activities, ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang aktif dalam menjawab maupun bertanya serta mengeluarkan pendapat tentang

pembelajaran tari Bedana di kelas.

3. Motor Activites, ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang melakukan percobaan menggerakkan ragam gerak tari Bedana yang telah diajarkan oleh guru.

4. Emotional Activites, aktivitas siswa diilihat dari minatnya dalam pembelajaran tari Bedana di kelas. Dan dapat dilihat pula tentang aktivitas siswa yang senang, semangat, bergairah, berani, tenang atau bahkan gugup dalam

(39)

Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh

mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai (Ralph

Tyler dalam Siregar dan Nara, 2010: 143).

Tes hasil belajar digolongkan ke dalam unjuk kerja maksimum yang digunakan

untuk menentukan kemampuan perorangan siswa. Prosedur unjuk kerja

maksimum ditekankan pada seberapa bagus penampilan individu ketika mereka

termotivasi untuk memperoleh skor setinggi mungkin (Cronbach dalam Siregar

(40)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini

mengumpulkan data berdasarkan informasi atau keterangan dari hasil pengamatan

selama proses penelitian. Dipilihnya metode deskriptif kualitatif karena dalam

penelitian ini menjabarkan tentang segala informasi dan hasil dari pengamatan

secara apa adanya. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan

untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang

hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Peneliti hanya memotret apa

yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa

yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian lugas, seperti apa adanya (Arikunto,

2010: 3). Penelitian kualitatif sering juga disebut dengan metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (Sugiyono,

2012: 8). Karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut.

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen),

langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk

(41)

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau

outcame.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penlitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

(Sugiyono, 2012: 13-14).

Berdasarkan uraian tentang penelitian deskriptif dan kualitatif, maka dalam

penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini akan

memaparkan tentang peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas

VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung.

1.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa perempuan

kelas VIII C di SMP Wiyatama Bandar Lampung.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya :

1. Interview/Wawancara yaitu digunakan sebagai salah satu teknik

pengumpulan data untuk mengetahui lebih mendalam tentang guru seni

budaya, agar mendapatkan informasi yang tidak dapat ditemukan dalam

observasi. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semi structured, dalam hal ini maka mula-mula interviwer menanyakan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam

dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang

(42)

dan mendalam (Arikunto, 2010: 270). Wawancara yang dilaksanakan pada

penelitian ini, digunakan untuk memeroleh studi pendahuluan. Wawancara

ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 Oktober 2013 pukul 14.00 WIB

dengan Ibu Sri Rahayu Ningsih, wawancara juga dilakukan kepada siswa

perempuan kelas VIII C untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam

pembelajaran.

2. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan foto dan video

untuk menguatkan tentang data-data penelitian dan apa yang terjadi di

lapangan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa

dan lain-lain. Dokumen yang berbetuk karya misalnya karya seni, yang

dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012: 240). Penelitian ini

menggunakan dokumen berbentuk tulisan, foto dan video untuk merekam

pembelajaran yang dilaksanakan pada saat penelitian.

3. Observasi digunakan untuk mendapatkan observasi secara langsung

(43)

teknik pengumpulan data observasi. Cara metode observasi yang paling

efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan

sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian

atau tingkah laku yang terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh

suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat,

tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke

dalam suatu skala bertingkat (Arikunto, 2010: 272).

Pedoman penulisan instrumen perlu disusun untuk memperjelas

pengamat. Dalam mengamati kejadian, gerak atau proses bukanlah hal

yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan

kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya. Padahal hasil

pengamatan harus sama dengan kejadian yang terjadi, pengamat harus

objektif (Arikunto, 2010: 273). Observasi dilakukan untuk mengetahui

peranan guru dan hasil belajar siswa. Berikut adalah instrumen penilaian

(44)
[image:44.595.109.535.136.721.2]

Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Peranan Guru :

No Aspek Peranan Guru NILAI Skor

Maks P1 P2 P3 P4 P5

1 Korektor

Guru menilai dan mengoreksi sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa dalam pembelajaran di kelas.

2 Inspirator

Guru memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar siswa.

3 Informator

Guru memberikan informasi tentang tari

Bedana serta menguasai bahan dan bahasa yang baik.

4 Organisator

Guru membuat perangkat pembelajaran dan memberikan materi pelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

5 Motivator

Guru memotivasi siswa agar bisa bersemangat dalam pembelajaran tari

Bedana.

6 Inisiator

Guru dapat mencetukan ide-ide inovasi bagi kemajuan pembelajaran tari Bedana.

7 Fasilitator

Guru menyediakan fasilitas untuk kemudahan kegiatan belajar siswa.

8 Pembimbing

Guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa yang sedang

mengalami kesulitan maupun ketika tidak sedang mengalami kesulitan belajar.

9 Demonstrator

Guru dapat memeragakan materi pendukung pembelajaran tari Bedana

(45)

No Aspek Peranan Guru NILAI Skor Maks P1 P2 P3 P4 P5

10 Pengelola Kelas

Guru dapat menunjang jalannya interaksi dengan siswa selama pembelajaran.

11 Mediator

Guru dapat menjadi penengah dan pengatur jalannya pembelajaran saat siswa melakukan masalah.

12 Supervisor

Guru membantu, memerbaiki dan menilai secara kritis terhadap pembelajaran tari

Bedana. 13 Evaluator

Guru menilai secara produk (hasil pengajaran) dan proses (jalannya pengajaran).

TOTAL SKOR MAKSIMUM Kriteria Penilaian =

1= Gagal, 2=Kurang, 3=Cukup, 4= Baik, 5= Baik Sekali

Keterangan =

P1 = Pertemuan 1 P2 = Pertemuan 2 P5 = Pertemuan 5

(46)

Maks

1 Visual Activities

Siswa yang memperhatikan guru pada

saat proses pembelajaran tari Bedana ada 15-18 siswa.

5

Siswa yang memperhatikan guru pada

saat proses pembelajaran tari Bedana ada 11-14 siswa.

4

Siswa yang memperhatikan guru pada

saat proses pembelajaran tari Bedana ada 7-10 siswa.

3

Siswa yang memperhatikan guru pada

saat proses pembelajaran tari Bedana ada 3-6 siswa.

2

Siswa yang memperhatikan guru pada

saat proses pembelajaran tari ada 1-2

siswa.

1

2 Oral Activities

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya

dalam proses pembelajaran ada 15-18

siswa.

5

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya

dalam proses pembelajaran ada 11-14

siswa.

4

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya

dalam proses pembelajaran ada 7-10

siswa.

3

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya

dalam proses pembelajaran ada 3-6

siswa.

2

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya

[image:46.595.109.518.92.752.2]
(47)

Maks

3 Motor Activities

Siswa yang melakukan kegiatan praktik

dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 15-18

siswa.

5

Siswa yang melakukan kegiatan praktik

dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 11-14

siswa.

4

Siswa yang melakukan kegiatan praktik

dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 7-10

siswa.

3

Siswa yang melakukan kegiatan praktik

dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 3-6 siswa 2

Siswa yang melakukan kegiatan praktik

dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 1-2 siswa 1

4 Emotional Activities

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 15-18 siswa. 5

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 11-14 siswa. 4

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 7-10 siswa. 3

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 3-6 siswa. 2

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 1-2 siswa 1

TOTAL SKOR

(48)

No Aspek Skor Skor Maks 1 Bentuk Gerak

Siswa mampu memeragakan 9 ragam

gerak tari Bedana.

5

Siswa mampu memeragakan 7 ragam

gerak tari Bedana.

4

Siswa mampu memeragakan 5 ragam

gerak tari Bedana.

3

Siswa mampu memeragakan 3 ragam

gerak tari Bedana.

2

Siswa mampu memeragakan <3 ragam

gerak tari Bedana.

1

2 Hafalan Ragam Gerak

Siswa yang hafal dalam memeragakan

9 ragam gerak tari Bedana.

5

Siswa yang hafal dalam memeragakan

7 ragam gerak tari Bedana.

4

Siswa yang hafal dalam memeragakan

5 ragam gerak tari Bedana.

3

Siswa yang hafal dalam memeragakan

3 ragam gerak tari Bedana.

2

Siswa yang hafal dalam memeragakan

<3 ragam gerak tari Bedana.

1

3 Ekspresi Saat Menari

Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana dengan senyum dan pandangan ke depan.

[image:48.595.106.475.130.721.2]
(49)

No Aspek Skor Skor Maks

Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana dengan senyum namun menunduk.

4

Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana tidak senyum namun pandangan ke depan.

3

Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana tidak senyum dan menunduk.

2

Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana dengan takut dan tidak percaya diri.

1

Kriteria Penilaian =

(50)

3.4 Teknik Analisis Data

Data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan

data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus

sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2012: 243). Analisis data dalam penelitian

deskriptif kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Langkah - langkah analisis data :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, melihat hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

3. ConclusionDrawing/Verification

Tahap terakhir pada analisis data adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi,

kesimpulan tersebut nerupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah

ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau

(51)

Dan dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi

2. Membuat instrumen penilaian untuk menilai peranan guru, aktivitas siswa dan

hasil belajar siswa.

3. Mengamati peranan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa serta kondisi

yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan.

4. Memberi nilai pada instrumen penilaian peranan guru, aktivitas siswa dan

hasil belajar siswa dengan rumus :

Skor

N = x Skor Ideal Skor Maksimum

Skor Seluruh Pertemuan

ƩN = x Skor Ideal Skor Maksimum Seluruh Pertemuan

5. Menganalisis nilai dari instrumen penilaian peranan guru, aktivitas siswa dan

hasil belajar siswa.

6. Menentukan nilai hasil dari masing-masing instrumen penilaian, kemudian

(52)

Interval Tingkat Penguasaan Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

[image:52.595.106.519.113.246.2]
(53)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa

hal yang berkaitan dengan peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

adalah sebagai berikut.

1. Peranan Guru

Peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 mendapatkan kriteria

cukup dengan nilai 60 dari 13 aspek peranan guru, 3 aspek memeroleh kriteria

nilai baik sekali yaitu aspek korektor, organisator dan evaluator. Kriteria nilai

cukup untuk lima aspek yaitu inspirator, informator, motivator, fasilitator, dan

pengelola kelas. Kriteria kurang untuk lima aspek yaitu inisiator, pembimbing,

demonstrator, mediator, dan supervisor.

2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Pada pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 aktivitas belajar siswa sesuai dengan

(54)

Penilaian hasil belajar merupakan penggabungan dari penilaian oleh peneliti dan

guru seni budaya

5.2 Saran

1. Guru seni budaya SMP Wiyatama Bandar Lampung dapat menggunakan

hasil penelitian sebagai referensi tambahan, supaya pembelajaran seni

budaya lebih efektif dan mengikuti pelatihan maupun workshop untuk menambah ilmu pengetahuan tentang seni.

2. Bagi guru dan siswa diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah ilmu

referensi dalam pembelajaran tariBedana.

3. Mahasiswa pendidikan seni tari diharapkan dapat memanfaatkan hasil

penelitian ini sebagai pengetahuan tambahan untuk menjadi referensi

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Sinar baru Algesido

A.M, Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Djamarah, Saiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Firmansyah, dkk. 1996. “ Mengenal Tari Bedana”.Bandar Lampung: Gunung Persagi

Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Satori, Djam’an. 2012. Profesi Keguruan. Penerbit Universitas Terbuka

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Bogor: PT Ghalia Indonesia

Soeteja, Zakarias. 2009. Pendidikan Seni. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: PT Alfabeta

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta

(56)

PANDUAN OBSERVASI

1. Tujuan

Tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Pembatasan

Penelitian ini membatasai observasi pada peranan guru dalam

pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Kisi-kisi Observasi.

1) Peranan Guru dalam pembelajaran tari Bedana.

2) Aktivitas Siswa

(57)

Panduan Wawancara Terhadap Guru Seni Budaya

Nama Guru : Sri Rahayu Ningsih

Waktu Wawancara : 14.00 WIB

Tempat Wawancara : Aula Seni Tari SMP Wiyatama Bandar Lampung

Pertanyaan

1. Bagaimanakah pembelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar

Lampung?

Jawab : Pembelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater.

2. Kurikulum apakah yang menjadi acuan dalam pembelajaran seni budaya

di SMP Wiyatama Bandar Lampung?

Jawab : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

3. Adakah pembelajaran tari pada mata pelajaran seni budaya di SMP

Wiyatama Bandar Lampung?\

Jawab : Ada.

4. Bagaimanakah pembelajaran tari pada mata pelajaran seni budaya di SMP

(58)

yang diajarkan kepada siswa kelas VII, VIII, dan IX. Pada kelas VII dan

IX, dalam pembelajaran seni tari hanya diberikan materi-materi dari LKS

dan buku cetak, untuk praktiknya diberikan pada kegiatan Ekstrakurikuler,

sedangkan pada kelas VIII pembelajaran seni tari diberikan materi dan

praktik tari Lampung di dalam kelas, pada kelas VIII pembelajaran seni

tari diberikan pembelajaran tari Bedana, namun dikarenakan adanya kegiatan serba serbi pada setiap hari sabtu yang dimana semua siswa

diharapkan bisa menampilkan seni budaya, maka siswa laki-laki untuk

kelas VIII mempelajari seni musik dan siswinya mempelajari tari Bedana.

Tari Bedana yang dipelajari di kelas hanya 9 ragam gerak saja tanpa adanya musik pengiring, untuk penggunaan musik dan kipas itu di

ekstrakurikuler.

5. Bagaimanakah dengan minat siswa yang dalam pembelajaran tari di kelas?

Jawab : Untuk minat siswa dalam menari, terutama laki-laki, sangat kurang sekali untuk itu maka siswa laki-laki diajarkan seni lainnya karena

mereka harus tetap mendapatkan pembelajaran seni budaya. Untuk

siswinya, beberapa siswi yang memang sudah hobi dan memiliki minat

menari, mereka mudah memahami dan mengikuti, namun bagi yang

(59)

Pertanyaan

1. Bagaimanakah pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar

Lampung?

Jawab : Pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater.

2. Bagaimana pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung?

Jawab : Pelajaran seni budaya adalah pelajaran yang menyenangkan, namun terkadang untuk pelajaran seni tari dan teater kurang memeroleh

pengajaran yang detail, tetapi pelajaran seni tari di ekstrakurikuler yang banyak memeroleh pengajaran karena guru yang mengajarkan memang

difokuskan guru yang ahli tari.

3. Bagaimana tentang cara mengajar guru seni budaya (ibu Sri Rahayu

Ningsih) di kelas ?

Jawab : Ibu ayu mengajarnya asyik dan seru, dekat dengan siswa terutama untuk pelajaran seni musik. Untuk pelajaran seni tari ibu ayu bisa

mengajarkannya namun lebih banyak meminta siswa yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler untuk maju memimpin teman, walaupun ibu ayu juga tetap memberikan arahan. Namun memang tidak memberikan

(60)

mengajari.

4. Bagaimana hasil penilaian yang diberikan ibu Sri Rahayu Ningsih?

Jawab : Ibu ayu adil dalam memberikan penilaian, kalau memang siswanya ada yang jarang masuk, beliau memberikan sangsi. Kemudian

kalau memang kami semangat dan mau belajar nilainya juga baik yang

diberikan sesuai.

5. Apa kritik dan saran bagi ibu Sri Rahayu Ningsih ?

Jawab : Ibu ayu harus tetap jadi guru yang tegas dan asyik dan seru, untuk pelajaran seni semoga ibu semakin bisa memberikan sesuatu yang terbaik

(61)

PANDUAN DOKUMENTASI

1. Tujuan

Tujuan dokumentasi adalah untuk mengetahui gambaran pada peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Pembatasan

Penelitian ini membatasai dokumentasi gambaran pada peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Kisi-kisi Observasi

1) Video

Video hasil rekaman pada saat pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2) Foto

Gambaran pada saat pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3) Buku-buku

(62)

(Siswa mempelajari sejarah dan materi tari Bedana) (Foto, Hanna: 2013)

(63)

(Siswa melakukan pemanasan) (Foto, Hanna: 2013)

(64)

(65)

( RPP )

Sekolah : SMP Wiyatama Bandar Lampung

Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari

Kelas / Semester : VIII / 1

Standar Kompetensi : 5. Mengapresiasi Karya Seni Tari

Kompetensi Dasar : 5.1. Mengidentifikasi jenis karya seni tari Bedana

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1x Pertemuan)

Indikator :

1. Siswa dapat menjelaskan tentang sejarah tari Bedana

2. Siswa dapat menjelaskan tentang musik iringan tari Bedana

3. Siswa dapat menjelaskan tentang kostum tari Bedana

4. Siswa dapat menyebutkan tentang ragam gerak tari Bedana

Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu :

1. Menjelaskan sejarah, musik iringan, kostum dan ragam gerak tari Bedana

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)

Kerja sama ( Cooperation ) Percaya diri ( Confidence ) Kecintaan ( Lovely )

Materi Pembelajaran

(66)

Ceramah, tanya jawab, kooperatif dan demonstrasi

Langkah-Langkah Kegiatan

a) Kegiatan Pendahuluan

Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan siswa,motivasi,persepsi dan

apresiasi

b) Kegiatan Inti

a.Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. Menjelaskan sejarah, musik iringan, kostum dan ragam gerak tari

Bedana

2. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan dipelajari

3. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain;

4. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara peserta

didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

5. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

dan

6. Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di studio, atau lapangan.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam

melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2. memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3. Mendiskusikan tari Bedana

4. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

(67)

6. memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar;

7. memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

8. memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual maupun

kelompok;

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

peserta didik melalui berbagai sumber,

3. memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

c) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1. bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran;

2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau

memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai

dengan hasil belajar peserta didik

5. Menanyakan kesulitan siswa selama proses pembelajaran

(68)

Buku Referensi,Rekaman audio, guru/model

Penilaian

Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Indikator Pencap

Gambar

Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Tari Bedana
Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Bedana
Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Peranan Guru :
Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat kesesuaian antara perolehan proses gerak tari bedana terhadap perolehan hasil pengamatan nilai-nilai afektif pada pembelajaran tari bedana di kelas X.MIA 3 SMA YP

Proses pembelajaran gerak tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMA Negeri 15 Bandar Lampung yang dilakukan guru menggunakan metode demonstrasi ada 4

Yang menjadi asumsi dalam penelitian ini yaitu melalui pendekatan tari bertema dapat meningkatkan minat siswa kelas VIII terhadap pembelajaran Seni Tari di

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk media video interaktif tari Bedana untuk pembelajaran tari nusantara di SMP yang tervalidasi oleh ahli materi, ahli

Extended Analytical. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat berpikir statistis dan karakteristik dari tingkat berpikir statistis siswa kelas VIII SMP

Berdasarkan hasil penelitian studi evaluasi tentang evaluasi pem- belajaran Tari Bedana pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014,

Proses pembelajaran gerak tari bedana yang dilakukan guru menggunakan metode demonstrasi ada 4 langkah yaitu, pertama, siswa disarankan untuk melakukan pemanasan

Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirama pada aspek kesesuaian gerak tari bedana dengan iringan musik tergolong dalam kriteria baik dengan persentase