• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL SAVI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL SAVI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL SAVI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 10 BANDAR

LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

MIFTHA ILHAMSYAH PUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL SAVI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA

PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

MIFTHA ILHAMSYAH PUTRA

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana

pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2013/2014. Subyek dalam penelitian ini adalah siswi yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler seni tari berjumlah 12 orang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket dengan menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan 3 instrumen penilaian. Instrumen penilaian tentang penerapan model SAVI, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pada penelitian ini data dianalisis dengan cara reduksi, penyajian data, dan data kesimpulan. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa penerapan model SAVI yaitu tentang aspek somatis dapat dilihat ketika siswa menggerakkan kembali contoh gerakan yang diberikan oleh guru, maupun hasil pengamatan dari kelompok lain. Aspek auditori merupakan penerapan aspek berbicara dan mendengar, yaitu penerapan aspek ketika siswa dapat mendengar contoh musik sederhana maupun musik pengiring tari dengan baik dipadukan dengan gerakan. Aspek visual merupakan penerapan aspek mengamati materi yang dipelajari, sedangkan aspek intelektual dapat dilihat dari cara siswa berdiskusi maupun bertanya dan memecahkan masalah ketika proses belajar memeroleh kriteria baik dengan nilai 72.

Pada penelitian ini penerapan model SAVI juga melibatkan aktivitas guru dan

siswa, aktivitas guru mengajarkan pembelajaran tari Bedana pada kegiatan

(3)
(4)
(5)
(6)

Halaman

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP MOTTO

PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 5

I.3 Tujuan Penelitian ... 5

I.4 Manfaat Penelitian ... 5

I.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran... 7

2.2 Model Pembelajaran SAVI ... 8

2.3 Pengertian Belajar dan Pembelajaran... 11

2.4 Tari Bedana ... 11

(7)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 26

3.2 Sumber Data ... 27

3.3 Langkah-langkah pelaksanaan Model SAVI ... 27

3.4 Teknik pengumpulan data ... 28

3.5 Teknik analisis data ... 37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39

4.2 Pra Penelitian ... 43

4.3 Hasil dan Pembahasan... 43

4.3.1 Pertemuan I ... 43

4.3.2 Pertemuan II. ... 53

4.3.3 Pertemuan III ... 64

4.3.4 Pertemuan IV ... 72

4.3.5 Pertemuan V ... 79

4.3.6 Pertemuan VI ... 86

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 93

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap

jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

yang integral (Djamarah, 2010: 22). Dalam sistem pendidikan, proses belajar dan

pembelajaran harus seimbang. Keseimbangan dalam proses tersebut akan

membuat peserta didik menjadi lebih nyaman dalam mengembangkan potensi

yang ada. Pengembangan potensi itu diupayakan karena mengingat siswa

memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam setiap individunya.

Pengembangan potensi siswa yang merupakan upaya pendidikan tersebut harus

pula diperkuat oleh tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang dimaksud adalah guru.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru

dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di

tempat-tempat tertentu (Djamarah, 2010: 31). Seorang guru diharapkan juga dapat

menjadi figur yang berperan penting dalam pendidikan, terutama dalam

(9)

sesuai keinginan individu dan siswa juga dapat memahami materi pelajaran

dengan baik. Dalam penyampaian materi pelajaran, model pembelajaran yang

baik juga perlu diperhatikan oleh guru. Model pembelajaran adalah pola umum

perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Rusman, 2012:

133). Model pembelajaran juga merupakan suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),

merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas

atau yang lain. (Joyce & Weil dalam Rusman, 2012: 133)

Model pembelajaran juga diharapkan dapat digunakan oleh guru dalam

pendidikan seni di sekolah untuk menciptakan peserta didik yang kreatif, inovatif

dan memiliki keterampilan dalam bidang seni. Pendidikan seni di sekolah, juga

dapat pula sebagai wadah bagi masing-masing individu untuk menyalurkan

bakatnya.

Di SMP Negeri 10 Bandar Lampung diadakan pembelajaran Intrakurikuler seni

budaya. Dalam setiap tahunnya guru mata pelajaran seni budaya mengajarkan tiga

cabang seni, yaitu seni rupa, seni musik, dan seni tari. Seni tari yang diajarkan

adalah tari tradisional Lampung, salah satunya yaitu tari Bedana. Berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tari Bedana diajarkan pada kelas VII

semester genap, karena sesuai dengan standar kompetensi, sebagai berikut.

a) Mengapresiasi karya seni tari,

(10)

Kompetensi dasar seni tari kelas VII semester genap, sebagai berikut.

a) Mengidentifikasi jenis karya seni tari berpasangan/kelompok daerah

setempat,

b) Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari

berpasangan/kelompok daerah setempat,

c) Mengeksplorasi pola lantai gerak tari berpasangan/kelompok daerah

setempat.

d) Memeragakan tari tunggal dan berpasangan/ kelompok daerah setempat.

Pembelajaran tari Bedana di sekolah, hanya diperkenalkan materi tentang sejarah,

pola lantai, kostum tari, dan memerlihatkan video tari Bedana, untuk praktiknya

hanya diajarkan 9 ragam gerak tari Bedana, tidak dengan memraktikkan

keseluruhan penampilan tari Bedana dengan rangkaian musik iringan dan pola

lantai dalam tarian. Hal tersebut dikarenakan alokasi waktu pembelajaran yang

terbatas. Pada tahun pelajaran 2013/2014 semester ganjil, praktik tari Bedana

dengan menggunakan musik pengiring tari dan pola lantai diajarkan kepada siswa

kelas VII, VIII dan IX pada kegiatan Ekstrakurikuler seni tari. Pada pembelajaran

seni tari seharusnya siswa mendapatkan pembelajaran tentang gerak, musik

maupun pola lantai, untuk mewujudkannya diharapkan guru dapat memberikan

pembelajaran tari Bedana secara detail dan baik, dan dengan model pembelajaran

yang tepat agar siswa yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler seni tari

mendapatkan hasil yang maksimal dari proses belajar tambahan pada kegiatan

Ekstrakurikuler tersebut. Model pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa

(11)

pengiring dan komposisi pola lantai dengan baik. Model pembelajaran SAVI

dapat diterapkan dalam pembelajaran tari Bedana tersebut. Model pembelajaran

SAVI yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual. Somatis artinya belajar

dengan bergerak dan berbuat. Auditori, belajar dengan berbicara dan mendengar.

Visual, artinya belajar mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya

belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan (Dave Meier, 2002:

91-92).

Model pembelajaran SAVI dapat diterapkan dalam pembelajaran tari Bedana

karena akan membantu guru dalam penyampaian pembelajaran tari Bedana

kepada siswa, dan memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran yang telah

diajarkan guru. Tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10

Bandar Lampung hanya ditarikan oleh siswa saja, karena siswa laki-laki kurang

berminat mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler seni tari. Tari Bedana di sekolah ini

tetap ditarikan secara berpasangan walaupun sesama penari putri.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan diteliti bagaimanakah penerapan model

SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP

(12)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu bagaimanakah penerapan model

SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP

Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan penerapan model SAVI

dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat yaitu :

1. Bagi guru seni budaya khususnya seni tari dapat memberikan gambaran

tentang penerapan model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran tari

Bedana.

2. Mengenalkan tentang tari Lampung yaitu tari Bedana kepada semua pihak

yang terlibat baik bagi guru maupun siswa.

3. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa seni tari tentang penerapan

(13)

I.5 Ruang Lingkup Penelitian

a. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan

Ekstrakurikuler seni tari di SMP Negeri 10 Bandar Lampung berjumlah 12

orang.

b. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model SAVI dalam pembelajaran

tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar

Lampung.

c. Ruang Lingkup Tempat

Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.

d. Ruang Lingkup Waktu

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran

Fenomena pembelajaran yang pernah dialami oleh setiap individu hingga saat ini

adalah model belajar yang cenderung hanya guru berbicara, siswa mendengar.

Model ini dianggap paling hebat, kalau tidak mau dikatakan sebagai satu-satunya

cara untuk memersiapkan pekerja menjalani kehidupan yang membosankan dalam

pekerjaan di lingkungan industri (Rusman, 2012: 372). Model belajar seperti

menjadikan pembelajaran jadi produk yang penurut, kurang kritis, menghafal

materi pelajaran. Akibatnya, kadang-kadang muncul ketegangan dalam diri

siswa, kecemasan akan masa depan, kurang percaya diri, minder, muncul

ketakutan yang berlebihan, dan lain-lain. Gejala-gejala ini muncul sebagai akibat

dari beberapa masalah yang bisa diamati dan dirasakan, yaitu kebanyakan siswa

tidak tahu bagaimana cara terbaik mengikuti proses belajar, membaca buku,

memantapkan pelajaran, menggunakan perpustakaan,dan mengikuti ujian. Hal-hal

tersebut di atas tidak dapat dikatakan sebagai kekurangan atau kelemahan

(15)

pembelajaran saat itu sudah terbakukan. Proses pembelajaran harus sesuai dengan

perkembangan siswa. Oleh karena itu, setiap siswa hendaknya memahami strategi

pembelajaran yang mampu menciptakan kemandirian. Salah satu jenis strategi

pembelajaran yang mampu menciptakan kemandirian adalah strategi

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI.

2.2 Model Pembelajaran SAVI

Dave Meier sebagai penemu model pembelajaran SAVI mengatakan bahwa

menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera dan emosi

dalam proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang dikenal

dengan model pembelajaran SAVI. Somatis artinya belajar dengan bergerak dan

berbuat. Auditori, belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual, artinya belajar

mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya belajar dengan memecahkan

masalah dan menerangkan. Strategi pendekatan SAVI ini dilaksanakan dalam

siklus pembelajaran empat tahap (Dave Meier, 2002 : 91).

a) Pertama, persiapan.

Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat siswa, memberikan

mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan

(16)

b) Kedua, penyampaian.

Tujuan tahap ini adalah membantu siswa menemukan materi belajar yang

baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca

indera, dan cocok untuk semua gaya belajar.

c) Ketiga, pelatihan.

Tujuan tahap ini adalah membantu pembelajar mengintegerasikan dan

menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara.

d) Keempat, penampilan hasil.

Tujuan tahap ini, membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan

atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan

melekat dan terus meningkat (Rusman, 2012 : 373).

1. Langkah- Langkah Penggunaan Model Pembelajaran SAVI

A. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1. merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa, yaitu menimbulkan

minat siswa, memberikan mereka perasaan positif mengenai

pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka

kedalam situasi optimal untuk belajar.

2. memersiapkan garis besar langkah-langkah model pembelajaran SAVI.

(17)

B. Tahap Pelaksanaan

Sebelum proses uji coba model pembelajaran SAVI, beberapa hal yang harus

dilakukan, yaitu:

1) menyiapkan ruangan tempat proses belajar, menyiapkan sarana dan prasana

yang mendukung dalam proses belajar seperti media audio visual.

2) memberitahukan kepada siswa tentang model pembelajaran SAVI yang

akan digunakan.

3) memberitahukan kepada siswa tentang pembelajaran seni tari yaitu tari

Bedana sebelum siswa melaksanakan proses belajar selanjutnya.

4) memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang ragam gerak

yang diberikan.

5) setelah semua ragam sudah diberikan, siswa dikenalkan musik iringan tari

Bedana yang sesungguhnya menggunakan media pembelajaran dalam

bentuk video.

6) memberikan contoh pola lantai, tata rias dan busana tari Bedana.

2. Langkah Mengakhiri Model Pembelajaran SAVI.

Apabila model pembelajaran SAVI telah selesai dilakukan, diberikan tugas-tugas

tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran SAVI dan proses

pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini berguna untuk meyakinkan siswa apakah

siswa memahami proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran SAVI.

Selanjutnya untuk mengevaluasi hasil belajar akhir maka siswa dibagi kelompok

untuk menampilkan tari Bedana secara keseluruhan yaitu dengan menggunakan

(18)

2.3 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang

dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan)

hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu

adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku

tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan

ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif)

(Siregar dan Nara, 2010 : 3). Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang

dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan

kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel dalam Siregar

dan Nara, 1991 : 17).

Pada pembelajaran tari, salah satu perubahan tingkah laku yang akan diamati

dalam penelitian ini adalah perubahan tingkah laku keterampilan, yaitu

pembelajaran ranah psikomotor. Perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja

fungsi tubuh manusia merupakan ranah psikomotor berbentuk gerakan tubuh.

2.4Tari Bedana

Dari sekian banyak ragam dan bentuk tari tradisional yang hidup dan berkembang

di daerah Lampung, sekaligus merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat

yang harus dipelihara, dibina, dan dikembangkan adalah tari Bedana.Tari Bedana

merupakan tari tradisonal kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata

kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat,

(19)

diperkirakan tari Bedana ini hidup berkembang di daerah Lampung seiring

dengan masuknya agama islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain

di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang juga

memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan.

Di daerah Sumatera bagian timur (Riau, Jambi) termasuk Kalimantan Barat, tari

ini terkenal dengan tari Zapin atau Jepen. Sedangkan di daerah Sumatera Selatan

dan Bengkulu di kenal dengan tari Dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa

Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku, tari ini dikenal dengan nama tari

Dana-Dini. Dari penjelasan di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan bahwa

yang dimaksud dengan tari Bedana adalah:

1. Tari tradisional kerakyatan yang telah berakar dirasakan sebagai suatu hasil

budaya bernapaskan Islam, yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya,

sebagai suatu simbol tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam

lingkungan yang ramah dan terbuka.

2. Merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai

budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan,

persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris

generasi ke generasi (Junaidi dkk, 1996: 3-4).

1. Musik Pengiring Tari Bedana

Untuk mengiringi musik tari Bedana masih digunakan alat musik tradisional yang

(20)

musik tambahan atau sarana untuk menunjang, selama tidak mengurangi nilai dan

ciri khas daerah Lampung. Alat musik pengiring tari Bedana yang lazim dipakai,

yaitu alat musik gambus lunik, ketipung, karenceng, gong kecil, alat musik

tambahan seperti biola dan acordion, serta vokalis (Junaidi dkk, 1996: 5-7). Ada

dua jenis pukulan terbangan pada tari Bedana yaitu Tandoh dan pukulan Cang

Dung.

2. Lagu Pengiring Tari Bedana

Lagu dalam tari Bedana merupakan suatu keharusan, karena disamping

keharmonisan dalam tari lagu-lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga merupakan

panduan untuk perubahan gerakan atau komposisi tari. Seperti yang telah

diuraikan terdahulu, bahwa lagu-lagu yang mengiringi tari Bedana adalah

lagu-lagu yang bersifat gembira yang bersumber dari sagata, adi-adi, wayak atau

pantun (pattun) seperti lagu penayuhan, lagu mata kipit, lagu bedana dan lain-lain.

Lirik lagu Tari Bedana:

Kitapun-kitapun jama-jama,

Kitapun jama-jama delomni masa sinji,

Bugukhau-bugukhau lalang waya,

Bugukhau lalang waya jejama senang hati,

Bugukhau-bugukhau lalang waya tok kona sebik hati,

Ngulah takhi-ngulah takhi Bedana si kedau gham unyinni.

Takhi Bedana, takhi Bedana takhi kham tumbai,

(21)

Ngajimpang waya, ngajimpang waya culuk bu kelai,

Dali sagata, dali sagata lagu tayuhan. Lapah kham andan, ulah jejama

Tiguai helau, kham lestakhiko,

Dana kham ganta, takhi kham saka,

Takhi kham tumbai, ya togok tanno 2x (Junaidi dkk, 1996: 7-8).

[image:21.595.109.527.326.556.2]

3. Busana, Tata Rias dan Ragam Gerak Tari Bedana

Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Tari Bedana

Pria Wanita

1. Kikat akinan/peci sebagai

ikat kepala

2. Kawai teluk belanga/belah

buluh

3. Kain bidak

gantung/betumpal sebatas

lutut

4. Bulu sarattei/bebiting

1. Penekan Rambut

2. Belattung tebak/sanggul malang

3. Gaharu kembang goyang/sual kira

4. Kembang melati/kembang melur

5. Subang giwir/anting-anting

6. Buah jukum/bulan temanggal

7. Bulan serattei/bebitting

8. Gelang Kano/gelang bibit

9. Kawai kurung

10.Tapis/betuppal

(22)
[image:22.595.108.544.100.718.2]

Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Bedana

No

Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

1

Tahtim/ Tahto/ Ngesit

1. Kaki kanan

melangkah ke depan pandangan ke depan gerakan tangan kimbang. 2. Kaki kiri

melangkah ke depan kemudian pandangan ke depan.

3. Kaki kanan

melangkah ke depan setengah meloncat, kaki kiri diangkat

4. Balik badan kearah

kiri dengan kaki kiri di depan.

5. Kaki kanan

melangkah ke depan setengah meloncat dan kaki kiri diangkat kemudian pandangan ke bawah.

6. Balik badan ke arah

kiri dengan kaki kiri diangkat kemudian

pandangan serong ke bawah dengan tangan kimbang

7. Maju kaki kiri

badan merendah kemudian pandangan ke depan.

8. Menarik kaki kanan

ke sebelah kaki kiri dalam posisi jijit (perempuan )

( 1 )

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

(7) ( 8 )

(23)

No

Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

2 Khesek

Gantung

1. Langkah kaki

kanan ke depan

2. Langkah kaki kiri

ke depan

3. Ayun kaki kanan

geser ke samping kanan 30 derajat , kepala menghadap kearah kanan

4. Tarik kaki kanan

merapat kaki kiri

(angkat) (Gerak kaki kanan bisa dilakukan dengan kaki kiri atau sebaliknya gerak tangan berkelai )

( 1 ) ( 2 )

( 3 ) ( 4 )

3 Khesek

Injing

1. Langkah kaki

kanan

2. Langkah kaki kiri

3. Mengangkat kaki

kanan diletakkan sebelah kanan kaki kiri jinjit (badan merendah) dan kepala

menunduk

4. Hitungan 4

mengayun kaki kanan ke samping kanan 30 derajat (gerak tangan berkelai)

( 1 ) ( 2 )

(24)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

4 Jimpang 1. Langkah kaki

kanan tangan kimbang

2. Langkah kaki kiri,

tangan kimbang

3. Mundur kaki

kanan tangan kimbang

4. Langkah kaki kiri

ke kiri (gerak

tangan kimbang)

5. Langkah kaki

kanan 6. Putar kaki kiri ke

samping kiri 7

7. Diikuti kaki kanan

balik putar ke

kanan (sembokh)

8. Angkat kaki kiri

ke samping kiri kaki kanan dengan pasti kaki kiri jinjit (Gerak angan kimbang)

\

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

( 7 ) ( 8 )

(25)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

5 Humbak

Muloh

1. Kaki kanan

melangkah ke arah kanan,

2. Kaki kiri melangkah

mengikuti dengan

alunan lalu berjinjit

3&4Mengulangi

kembali gerak

pada hitungan ke-1

dan ke-2

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

(26)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

6 Ayun 1. Langkah kaki kanan,

2. Langkah kaki kiri ke

arah diagonal kanan,

3. Mundur kaki kanan,

4. Angkat kaki kiri lalu

diayunkan

Ket :Sikap tangan pada

ragam ini yaitu kimbang

dengan sikap mengepal

akan tetapi lemah

gemulai dan tersenyum.

Ragam gerak ayun

mempunyai ketepatan

empat hitungan ke arah

kanan kemudian ke arah

kiri.

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5) (6)

(27)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

7 Ayun

Gantung

1. Langkah kaki

kanan,

2. Langkah kaki kiri

ke arah diagonal

kanan,

3. Mundur kaki kanan,

4. Angkat kaki kiri

lalu diayunkan, diayunkan ke bawah dan ke atas sebanyak dua kali.

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

(28)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

8 Belitut 1. Langkah kaki

kiri menyilang kaki kanan ke

samping kanan,

2. Kaki kanan

membuka ke

samping kanan,

3&4Mengulang

gerakan

hitungan ke-1

dan ke-2,

5. Langkah kaki

kiri ke arah kiri,

6. Langkah kaki

kanan berputar

ke arah kiri,

7. Langkah kaki

kanan,

8. Jinjit kaki kiri di samping kaki kanan, sikap badan mendak, kemudian diikuti gerakan ke samping kiri.

(1) (2) (3)

(4) (5) (6)

(29)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

9 Gelek 1. Angkat lalu

mengayunkan kaki kanan ke

atas,

2. Langkah kaki

kanan,

3. Langkah kaki

kiri,

4. Langkah kaki

kanan membuka

ke arah kanan,

5. Mundur kaki

kiri,

6. Langkah kaki

kanan menyilang

kaki kiri depan

7. Langkah kaki

kiri,

8. Kaki kanan

merapat kaki kiri kemudian

berjinjit.

(1) (2) (3)

(4) (5) (6)

(7) (8)

(30)

2.5 Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang

pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian,

berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di

luar jam pelajaran biasa. Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler antara satu sekolah

dan sekolah yang lain saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh

kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah (Sutisna dalam Suryosubroto,

2009: 286).

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang

pada umumnya merupakan kegiatan pilihan (Suharsimi dalam Suryobroto, 2009 :

287). Berdasarkan kurikulum SMK tahun 1984 Depdikbud Ekstrakurikuler juga

merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka,

dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dan

berbagai mata pelajaran dalam kurikulum (Suryobroto, 2009: 287).

A) Tujuan dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler

Berdasarkan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, tujuan Ekstrakurikuler

adalah :

1. Kegiatan Ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa

beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi

(31)

3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu

pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Lebih lanjut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menegaskan bahwa ruang

lingkup kegiatan Ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat

menunjang serta dapat mendukung program Intrakurikuler dan program

Kokurikuler (Suryobroto, 2009: 288).

2.6 Penilaian Observasi Aktivitas Siswa

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah

merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang

dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya

mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah

tradisional. Kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,

memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan, orang lain. yang

memperhatikan penjelasan guru ketika guru menerangkan materi tari

bedana.

2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, musik, pidato.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

(32)

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat , bergairah, berani, tenang, gugup.

Dari delapan aktivitas siswa dalam belajar di atas, hanya tiga aktivitas yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu visual activities, motor activities dan

emotional activities. Pada penilaian aktivitas siswa digunakan penilaian unjuk

kerja atau perbuatan (performance test). Penilaian perbuatan atau unjuk kerja

adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan

untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk

perilaku yang diharapkan muncul dalam diri siswa (keterampilan)

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dimana dalam

penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah “deskriptif”

berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau

menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,

kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam

bentuk laporan penelitian. (Arikunto, 2010: 3).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga

metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan

untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode kualitatif, karena data

(34)

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang mengikuti kegiatan

Ekstrakurikuler seni tari berjumlah 12 orang siswa perempuan.

3.3 Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran SAVI

1) Menjelaskan pengertian seni, seni tari, tari Bedana

2) Membagi siswa yang berada dikelas menjadi 2(dua) kelompok, misalnya

kelompok A dan B.

3) Memberikan 1 ragam gerak tari Bedana kepada kelompok A, lalu

memberikan 1 ragam gerak lainnya kepada kelompok B.

4) Memberikan waktu kepada siswa untuk mempelajari ragam gerak yang

telah diberikan.

5) Mengatur kelompok A dan B untuk saling berhadapan.

6) Mengajarkan bunyi musik sederhana iringan tari Bedana (Tandoh)

menggunakan vocal. Misalnya ( Dung Tak Tak Dung Tak Dung ).

7) Semua anggota kelompok A menampilkan ragam gerak yang telah

dipelajari, kemudian semua anggota kelompok B mengamati ragam gerak

yang diperagakan oleh kelompok A sembari mengiringi dengan musik

sederhana yang telah di ajarkan menggunakan vocal, begitupun

sebaliknya.

8) Setelah kedua kelompok saling mengamati, masing-masing kelompok

(35)

9) Memberikan perbaikan gerak kepada siswa yang kurang mampu

melakukan ragam gerak yang telah diberikan.

3.4Teknik Pengumpulan Data

A) Observasi

Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipatif. Pada hal ini

dituntut untuk keterlibatan dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati

atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan

maka data yang diteliti akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada

tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2012 : 227). Dalam

penelitian ini, bertindak sebagai pengamat sekaligus pengajar guna untuk

mengetahui secara lengkap informasi yang berkaitan tentang aktivitas siswa

dalam proses belajar tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler seni tari.

B. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila akan dilakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, tetapi juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

(Sugiyono, 2012 : 231).

Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru seni budaya yang menjadi

pembina Ekstrakurikuler seni tari guna mendapatkan informasi pendahuluan

(36)

A. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

(Sugiyono, 2012 : 240). Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya apabila

didukung oleh dokumentasi dalam setiap kejadiannya. Dalam hal ini, dokumentasi

juga diperlukan sebagai laporan hasil dari setiap pertemuannya, baik berupa foto

maupun video.

B. Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden (Sugiyono, 2012: 142)

Pada penelitian ini, digunakan teknik angket yang diberikan kepada siswa yang

mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler. Angket yang digunakan adalah angket untuk

penilaian terhadap guru, dalam memberikan pembelajaran. Angket terdiri dari 10

(37)

C. Instrumen Penilaian

Pada penelitian ini perolehan data tentang model pembelajaran SAVI, aktivitas

siswa dinilai oleh penilai 2 (peneliti). Aktivitas guru dinilai berdasarkan hasil

angket dan penilaian dari penilai 1 (pembina Ekstrakurikuler), sedangkan hasil

(38)
[image:38.595.109.459.123.710.2]

Tabel 3.1 Instrumen Penilaian SAVI (Individu)

NO ASPEK SAVI NILAI

P1 P2 P3 P4 P5 P6 I Somatis (Bergerak dan

Berbuat)

5) Bergerak dengan teknik yang baik dan benar dan semangat

4) Bergerak dengan teknik yang baik dan benar namun kurang bersemangat

3) Bergerak dengan semangat namun terkadang teknik gerakan kurang baik dan benar.

2)Teknik gerakan kurang baik dan benar serta kurang

bersemangat

1) Tidak bergerak dengan baik dan benar serta tidak bersemangat

II Auditori (Berbicara dan Mendengar)

5) Melafalkan musik tandoh dengan baik dan benar serta semangat

4) Melafalkan musik tandoh dengan baik dan benar namun kurang bersemangat

3) Bersemangat namun kurang baik dan benar dalam melafalkan musik tandoh

(39)

Ket:

P1 = Pertemuan 1 P4 = Pertemuan 4

P2 = Pertemuan 2 P5 = Pertemuan 5

P3 = Pertemuan 3 P6 = Pertemuan 6

NO ASPEK SAVI P1 P2 P3 P4 P5 P6

III Visual (Mengamati dan Menggambarkan)

5) Memerhatikan dengan serius

dan teliti dalam memahami pelajaran yang diberikan.

4) Memerhatikan guru dengan

teliti namun terkadang kurang serius

3) Memerhatikan guru meskipun

terkadang kurang serius dan kurang teliti.

2) Kurang memerhatikan, kurang

teliti dan tidak serius

1) .Tidak memerhatikan, tidak

serius dan tidak teliti

IV Intelektual (Memecahkan masalah dan menerangkan)

5)Bertanya dan saling berdiskusi 4)Terkadang ikut berdiskusi dan terkadang bertanya.

3)Ikut berdiskusi namun tidak bertanya

2)Tidak berdiskusi namun kadang bertanya

(40)
[image:40.595.112.516.138.714.2]

Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Skor Skor

Maks

1 Visual

Activities

Siswa yang memerhatikan

penjelasan guru pada saat

pembelajaran tari Bedana ada

11-12 siswa.

5

Siswa yang memerhatikan

penjelasan guru pada saat

pembelajaran tari Bedana ada 9-10

siswa

4

Siswa yang memerhatikan

penjelasan guru pada saat

pembelajaran tari Bedana ada 7-8

siswa.

3

Siswa yang memerhatikan

penjelasan guru pada saat

pembelajaran tari Bedana ada 5-6

siswa.

2

Siswa yang memerhatikan

penjelasan guru pada saat

pembelajaran tari Bedana ada 1-4

siswa.

1

2 Motor

Activities

Siswa yang melakukan percobaan gerak tari Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan guru pada

saat pembelajaran tari ada 11-12

siswa.

(41)

Siswa yang melakukan percobaan

gerak tari Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan guru pada

saat pembelajaran tari ada 9-10

siswa.

4

Siswa yang melakukan percobaan

gerak tari Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan guru pada

saat pembelajaran tari ada 7-8 siswa. 3

Siswa yang melakukan percobaan

gerak tari Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan guru pada

saat pembelajaran tari ada 5-6 siswa. 2

Siswa yang melakukan percobaan

gerak tari Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan guru pada

saat pembelajaran tari ada 1-4 siswa. 1

3 Emotional

Activities

Siswa yang melakukan

percobaan gerak tari Bedana

dengan semangat dan serius saat

pembelajaran tari ada 11-12

siswa.

5

Siswa yang melakukan

percobaan gerak tari Bedana

dengan semangat dan serius saat

pembelajaran tari ada 9-10

siswa.

4

Siswa yang melakukan

percobaan gerak tari Bedana

dengan semangat dan serius

saat pembelajaran tari ada 7-8

siswa.

(42)

Siswa yang melakukan

percobaan gerak tari Bedana

dengan semangat dan serius saat

pembelajaran tari ada 5-6 siswa.

2

Siswa yang melakukan

percobaan gerak tari Bedana

dengan semangat dan serius saat

pembelajaran tari ada 1-4 siswa.

1

Total Skor Maksimum 15

Keterangan =

1= Gagal, 2=Kurang, 3=Cukup, 4=Baik, 5=Baik Sekali

Instrumen penilaian aktivitas siswa, diukur menggunakan instrumen penilaian

dengan total skor maksimum 15.

Skor

(43)
[image:43.595.86.516.126.755.2]

Tabel : 3.3 Instrumen Penilaian Aktivitas Guru

No Aspek yang dinilai

Skor 1 2 3 4 5

1 Kesesuaian pembuatan rencana kegiatan harian dengan

pelaksanaannya.

2 Kejelasan langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal,

inti, dan penutup.

3

Pengorganisasian materi ajar (keruntunan, sistematika materi

dan sejarah, musik pengiring, tata rias dan busana, dan

ragam gerak tari Bedana)

4 Pemilihan sumber atau media pembelajaran (sesuai dengan

tujuan, materi dan karakteristik siswa)

5 Kejelasan model pembelajaran yang digunakan.

6 Kerincian model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran

tari Bedana.

7 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek

Somatis.

8 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek

Auditori.

9 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek

Visual.

10 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek

Intelektual

(44)

Keterangan =

1= Gagal, 2=Kurang, 3=Cukup, 4=Baik, 5=Baik Sekali

Instrumen Penilaian Aktivitas Guru diukur menggunakan instrumen penilaian

dengan total skor maksimum 50.

Skor

NS ( Nilai Skor ) = x Skor Ideal

Skor Maksimum

Skor Seluruh Pertemuan

ƩN = x Skor Ideal Skor Maksimum Seluruh Pertemuan

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat mudah dipahami, temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain

(Sugiyono, 2011:334).

Langkah – langkah analisis data adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan angket dengan

baik dan benar.

2. Menganalisis hasil pengamatan model SAVI, aktivitas guru dan aktivitas

(45)
[image:45.595.105.520.150.281.2]

Tabel 3.4 Penentuan Patokan Dengan Perhitungan Skala Lima

Interval Tingkat Penguasaan Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

(Arikunto, 2008: 246)

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian

No Hari/Tanggal Alokasi

Waktu

Keterangan

1 Selasa/29 Oktober 2013 12.30

Wib (90 Menit)

Pengenalan model pembelajaran dan

Praktik Ragam Gerak Khesek Gantung,

khesek injing, ayun dan ayung gantung.

2 Jumat/8 November 2013 13.00

Wib (90 Menit)

Praktik Ragam Gerak Belitut, Humbak

Muloh, Jimpag, Gelek dan Tahtim

3 Selasa/12 November 2013 12.30

Wib (90 Menit)

Pengenalan musik pengiring tari

Bedana, komposisi ragam gerak tari

Bedana dan pembuatan pola lantai.

4 Jumat/15 November 2013 13.00

Wib (90 Menit)

Praktik komposisi tari Bedana dengan musik pengiring tari dan pola lantai.

5 Selasa/19 November 2013 13.00

Wib (90 Menit)

Praktik komposisi tari Bedana dengan musik pengiring tari dan pola lantai.

6 Jumat/22 November 2013 13.00

Wib (90 Menit)

Pengenalan Sejarah tari Bedana, tata rias dan kostum, praktik komposisi tari

[image:45.595.115.547.374.741.2]
(46)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan

Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung memeroleh kriteria baik

dengan nilai 72. Pada penelitian ini penerapan model SAVI yaitu aspek

somatis dapat dilihat dari 12 siswa kelas VII, VIII, dan IX yang mengikuti

kegiatan Ekstrakurikuler. Pelaksanaan model SAVI ini membagi siswa

menjadi 2 kelompok, dan penerapannya ketika siswa menggerakkan kembali

contoh gerakan yang diberikan oleh guru, maupun hasil pengamatan dari

kelompok lain. Aspek auditori merupakan penerapan aspek berbicara dan

mendengar, yaitu penerapan aspek ketika siswa dapat mendengar contoh

musik sederhana maupun musik pengiring tari dengan baik dipadukan dengan

gerakan. Aspek visual merupakan penerapan aspek mengamati materi yang

dipelajari, sedangkan aspek intelektual dapat dilihat dari cara siswa berdiskusi

(47)

5.2 Saran

1. Guru Seni Budaya hendaknya lebih memerhatikan model pembelajaran

yang digunakan agar siswa dapat memeroleh pembelajaran dengan

maksimal dan efektif.

2. Siswa diharapkan lebih serius dan bersemangat dalam pembelajaran tari

di Ekstrakurikuler agar memeroleh hasil yang maksimal.

3. Untuk peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan bisa meneliti kesenian

lainnya khususnya seni tari tradisi. Masih banyak seni tari tradisi setempat

yang bisa dipelajari supaya siswa di sekolah dapat mengenal tradisi dari

(48)

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Djamarah, Saiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Firmansyah, dkk. 1996. “ Mengenal Tari Bedana”.Bandar Lampung: Gunung Persagi

Meier, Dave. 2003. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: PT Kaifa

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Bogor: PT Ghalia Indonesia

Soeteja, Zakarias. 2009. Pendidikan Seni. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: PT Alfabeta

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Unila. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Universitas Lampung

(49)

LAMPIRAN 1

PANDUAN OBSERVASI

1. Tujuan

Tujuan observasi adalah untuk mengetahui penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.

2. Pembatasan

Penelitian ini membatasi observasi pada penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.

3. Kisi-kisi Observasi

(50)

LAMPIRAN 2

Panduan Wawancara Terhadap Pembina Ekstrakurikuler Seni Tari

Nama : Destriana, S.Pd

Waktu Wawancara : 13.00 wib

Tempat Wawancara : Kantor Guru SMP Negeri 10 Bandar Lampung

Pertanyaan

1. Bagaimanakah pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 10 Bandar

Lampung?

Pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 10 Bandar Lampung diajarkan 3 cabang

seni dalam setiap tahunnya, yaitu seni musik, seni rupa dan seni teater.

2. Adakah pembelajaran tari pada mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 10

Bandar Lampung?

Ya, ada.

3. Bagaimanakah pembelajaran tari dalam kegiatan Ekstrakurikuler di SMP

Negeri 10 Bandar Lampung?

Pada semester ganjil, pembelajaran tari di Ekstrakurikuler seni tari diadakan

(51)

4. Kelas berapa saja yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10

Bandar Lampung?

Yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler seni tari adalah siswa kelas VII, VIII

dan IX.

5. Bagaimanakah dengan minat siswa yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler

di SMP Negeri 10 Bandar Lampung?

Ekstrakurikuler seni tari diminati oleh siswa perempuan. Dulu ada siswa

(52)

LAMPIRAN 3

PANDUAN DOKUMENTASI

1. Tujuan

Tujuan dokumentasi adalah untuk mengetahui penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.

2. Pembatasan

Penelitian ini membatasai dokumentasi gambaran pada penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.

3. Kisi-kisi Observasi

1) Video

Video hasil rekaman pada saat pembelajaran tari Bedana pada kegiatan

Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung menggunakan model

SAVI.

2) Foto

Gambaran pada saat pembelajaran tari Bedana pada kegiatan

Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung menggunakan model

SAVI.

3) Buku-buku

(53)

(Siswa melaksanakan Model Pembelajaran SAVI Aspek Somatis dan Auditori)

(Foto, Hanna: 2013)

(54)

(Guru mengajarkan ragam gerak kepada siswa aspek visual dan intelektual) (Foto, Hanna: 2013)

(55)

(Siswa menampilkan pola lantai dalam tarian) (Foto, Hanna: 2013)

(56)

Lampiran 4

Hasil Penilaian Model SAVI

No Nama Somatis Audiotori Visual Intelektual Skor Nilai

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1-P6 P1-P6

1 FD 5 5 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 97 81

2 DI 5 5 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 102 85

3 YO 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 94 78

4 AM 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 97 81

5 RE 4 4 3 3 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 97 81

6 NA 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85 71

7 CA 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85 71

8 ND 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 72 60

9 RA 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 72 60

10 CI 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 72 60

11 NU 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 72 60

12 AN 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 70 58

TOTAL 38 38 35 37 43 43 37 37 31 34 43 43 44 44 41 48 48 48 48 48 43 48 48 48 72

Nilai 63 63 58 62 72 72 67 62 62 57 72 72 73 73 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

(57)

LAMPIRAN 5

Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Skor

Skor Perolehan I II III IV V VI

1 Visual

Activities

Siswa yang

memperhatikan

penjelasan guru pada saat

pembelajaran tari

Bedana ada 11-12 siswa.

5

4 4 4 4 4 4

Siswa yang

memperhatikan

penjelasan guru pada saat

pembelajaran tari

Bedana ada 9-10 siswa

4

Siswa yang

memperhatikan

penjelasan guru pada saat

pembelajaran tari

Bedana ada 7-8 siswa.

3

Siswa yang

memperhatikan

penjelasan guru pada saat

pembelajaran tari

Bedana ada 5-6 siswa.

2

Siswa yang

memperhatikan

(58)

pembelajaran tari

Bedana ada 1-4 siswa.

2 Motor

Activities

Siswa yang melakukan

percobaan gerak tari

Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan

guru pada saat

pembelajaran tari ada

11-12 siswa.

5

5 5

4

4 5 5

Siswa yang melakukan

percobaan gerak tari

Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan

guru pada saat

pembelajaran tari ada 9-10

siswa.

4

Siswa yang melakukan

percobaan gerak tari

Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan

guru pada saat

pembelajaran tari ada 7-8

siswa.

3

Siswa yang melakukan

percobaan gerak tari

Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan

guru pada saat

pembelajaran tari ada 5-6

siswa.

2

Siswa yang melakukan

(59)

Bedana dengan baik

seperti yang disampaikan

guru pada saat

pembelajaran tari ada 1-4

siswa.

3 Emotional

Activities

Siswa yang

melakukan percobaan

gerak tari Bedana

dengan semangat dan serius saat

pembelajaran tari ada

11-12 siswa.

5

4

4

4 4 4 4

Siswa yang

melakukan percobaan

gerak tari Bedana

dengan semangat dan

serius saat

pembelajaran tari ada

9-10 siswa.

4

Siswa yang

melakukan percobaan

gerak tari Bedana

dengan semangat dan

serius saat

pembelajaran tari ada

7-8 siswa.

3

Siswa yang

melakukan percobaan

gerak tari Bedana

dengan semangat dan

serius saat

pembelajaran tari ada

(60)

5-6 siswa.

Siswa yang

melakukan percobaan

gerak tari Bedana

dengan semangat dan

serius saat

pembelajaran tari ada

1-4 siswa.

1

Total Skor 13 13 12 12 13 13

Nilai 87 87 80 80 87 87

(61)

No Pertemuan Jumlah Siswa yang Hadir ASPEK VISUAL ACTIVITIES MOTOR ACTIVITIS EMOTIONAL ACTIVITIES

1 I 12 FD, DI, YO,

AM, RE, NA, CA, ND, RA

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI, NU, AN

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA

2 II 12 FD, DI, YO,

AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI, NU, AN

FD, DI, YO, AM, RE, NA,

CA, ND,

RA,CI

3 III 12 FD, DI, YO,

AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

4 IV 12 FD, DI, YO,

AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

5 V 12 FD, DI, YO,

AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI, NU, AN

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

6 VI 12 FD, DI, YO,

AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI

FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI, NU, AN

(62)

LAMPIRAN 6

Instrumen Penilaian Aktivitas Guru

No Aspek yang dinilai

PERTEMUAN 1 2 3 4 5 6

1 Kesesuaian pembuatan rencana kegiatan harian

dengan pelaksanaannya. 4 4 4 4 4 4

2 Kejelasan langkah-langkah kegiatan pembelajaran :

awal, inti, dan penutup. 4 4 4 3 3 3

3

Pengorganisasian materi ajar (keruntunan, sistematika materi dan sejarah, musik pengiring, tata rias dan

busana, dan ragam gerak tari Bedana) 4 4 4 4 4 4

4 Pemilihan sumber atau media pembelajaran (sesuai

dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa) 4 4 4 4 4 4

5 Kejelasan model pembelajaran yang digunakan. 5 5 5 5 5 5

6 Kerincian model pembelajaran SAVI dalam

pembelajaran tari Bedana. 5 5 5 5 5 5

7 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek

Somatis. 5 5 5 5 5 5

8 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek

Auditori. 5 5 5 5 5 5

9 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek

Visual. 5 5 5 5 5 5

10 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek

Intelektual 5 5 5 5 5 5

Total Skor Maksimum 92 92 92 90 90 90

(63)

LAMPIRAN 7

PENERAPAN MODEL SAVI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 10 BANDAR

LAMPUNG A. Pengantar

Nama Peneliti adalah Miftha Ilhamsyah Putra, peneliti berstatus sebagai Mahasiswa Universitas Lampung Jurusan FKIP SENI TARI. Angket ini bertujuan sebagai alat pengumpul data peneliti. Dalam angket ini Anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan benar sesuai dengan apa yang dialami dan telah Anda lakukan dengan sebenarnya. Adapun jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai apapun dan kerahasiaannya terjamin.

Kesediaan Anda dalam mengisi angket ini merupakan jasa yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas kesediaannya penulis mengucapkan terima kasih.

B. Petunjuk Pengisisan

1. Tulislah data identitas Anda secara lengkap.

2. Bacalah semua pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan

penilaian Anda sendiri.

3. Berilah tanda checklist (√) pada angka yang Anda yakini sesuai dengan

keinginan dan keyakinan Anda.

4. Sebelum Anda kembalikan kepada kami, periksalah kembali kuisioner

Anda apakah semua pertanyaan telah dijawab.

5. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, namun jawaban yang jujur

sangat diharapkan.

Keterangan/arti angka-angka

Skor 5 berarti baik sekali = persepsi siswa sangat positif

Skor 4 berarti baik = persepsi siswa positif

Skor 3 berarti cukup = persepsi siswa netral

Skor 2 berarti kurang = persepsi siswa negatif

(64)

C. Daftar Pernyataan

1. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Kegiatan Ekstrakurikuler :

Nama : Kelas :

No. Pernyataan Interval Jawaban

1. guru berpenampilan baik saat mengajar 5 4 3 2 1

2. guru disiplin waktu dalam memulai dan mengakhiri

pelajaran

5 4 3 2 1

3. guru menggunakan tutur kata dan gaya bahasa yang baik dalam menyampaikan materi

5 4 3 2 1

4. guru sebelum memulai pelajaran menjelaskan

perencanaan pembelajaran

5 4 3 2 1

5. guru menjelaskan materi pelajaran dengan baik 5 4 3 2 1

6. metode pembelajaran yang digunakan sudah efektif 5 4 3 2 1

7. guru memberikan arahan dan bimbingan kepada

seluruh siswa dengan baik

5 4 3 2 1

8. guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum jelas

5 4 3 2 1

9. guru memberikan kesimpulan dalam pembelajaran 5 4 3 2 1

10. materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa

5 4 3 2 1

(65)
[image:65.595.114.561.140.405.2]

Lampiran 8

Tabel hasil penilaian angket

No Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Skor

Perolehan Nilai

1 FD 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49 98

2 DI 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 47 94

3 AM 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48 96

4 YO 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 48 96

5 RE 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 47 94

6 NA 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48 96

7 CA 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48 96

8 ND 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 49 98

9 RA 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 47 94

10 CI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 100

11 NU 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 47 94

12 AN 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 46 92

Jumlah 58 60 60 50 57 60 55 60 54 60

96

Rata-rata 97 100 100 83 95 100 92 100 90 100 Ket

(66)
[image:66.595.113.466.156.271.2]

Lampiran 9

Tabel Penilaian aktivitas guru dari guru seni budaya dan angket

No Penilai

Skor

perolehan Kriteria

1 Guru Seni Budaya 91

Baik Sekali

2

Angket(siswa) yang mengikuti

ekstrakurikuler 96

Baik Sekali

Rata-rata 94

(67)

RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Bandar Lampung (Ekstrakurikuler Seni Tari)

Mengapresiasi karya seni tari

Indikator

1. Mengidentifikasi ragam gerak tari Bedana (Khesek Gantung, Khesek Injing,

Ayun, dan Ayun Gantung)

Tujuan Pembelajaran

1. Setelah pembelajaran siswa dapat mengidentifikasi gerak tari Bedana (Khesek

Gantung, Khesek Injing, Ayun, dan Ayun Gantung)

Materi Pembelajaran

Tari Bedana

Model Pembelajaran

SAVI

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran I. Pertemuan Awal

1) Apersepsi

2) Pemanasan

(68)

II. Inti

No Kelompok A Kelompok B

1 1. Mengamati dan mempelajari gerak

Khesek Gantung yang diajarkan guru (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)

2. Mempelajari musik sederhana tandoh

(Aspek Auditori)

1. Mengamati kelompok A (Aspek

Visual)

2. Mengamati kelompok A (Aspek

Visual)

2 1. Berdiskusi tentang Khesek Gantung

dengan teman kelompoknya (Aspek Intelektual)

2. Mengamati kelompok B (Aspek Visual)

1. Mengamati dan mempelajari gerak

Khesek Injing yang diajarkan guru (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)

2. Mempelajari musik sederhana

tandoh.

3 1. Menampilkan gerak khesek gantung

(Aspek Somatis)

1. Menyanyikan musik tandoh

dengan memadukan gerak khesek

gantung pada kelompok A (Aspek

Auditori) dan mengamati gerakan

khesek gantung (Aspek Visual)

4 1. Menyanyikan musik tandoh dengan

memadukan gerak khesek injing (Aspek

Auditori) dan mengamati gerakan khesek

injing (Aspek Visual)

1. Menampilkan gerak khesek injing

(Aspek Somatis)

5 1. Menampilkan gerak khesek injing (Aspek

Somatis)

1. Menyanyikan musik tandoh

dengan memadukan gerak khesek

injing pada kelompok A (Aspek Auditori) dan mengamati gerakan

khesek injing (Aspek Visual)

6 1. Menyanyikan musik tandoh dengan

memadukan gerak khesek gantung (Aspek

Auditori) dan mengamati gerakan khesek

gantung (Aspek Visual)

2. Menampilkan gerak khesek

gantung (Aspek Somatis)

7 1. Mengamati dan mempelajari gerak Ayun

yang diajarkan guru (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)

2. Mempelajari musik sederhana tandoh

(Aspek Auditori)

1. Mengamati kelompok A (Aspek

Visual)

2. Mengamati kelompok A (Aspek

Visual)

8 1. Berdiskusi dengan teman kelompoknya

(Aspek Intelektual)

1. Mengamati dan mempelajari gerak

(69)

2. Mengamati kelompok B (Aspek Visual) (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)

2. Mempelajari musik sederhana

tandoh.

9 1. Menampilkan gerak Ayun (Aspek

Somatis)

1. Menyanyikan musik tandoh

dengan memadukan gerak Ayun

pada kelompok A (Aspek

Auditori) dan mengamati gerakan

khesek gantung (Aspek Visual)

10 1. Menyanyikan musik tandoh dengan

memadukan gerak ayun gantung (Aspek

Auditori) dan mengamati gerakan ayun

gantung (Aspek Visual)

1. Menampilkan gerak ayun gantung

(Aspek Somatis)

11 1. Menampilkan gerak ayun gantung (Aspek

Somatis)

1. Menyanyikan musik tandoh

dengan memadukan gerak ayun

gantung pada kelompok A (Aspek

Auditori) dan mengamati gerakan

ayun gantung (Aspek Visual)

12 1. Menyanyikan musik tandoh dengan

memadukan gerak ayun (Aspek Auditori)

dan mengamati gerakan ayun (Aspek

Visual)

1. Menampilkan gerak ayun (Aspek

Somatis)

III. Penutup

1) Tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya

Sumber Belajar

Sumber : Buku Mengenal Tari Bedana. Percetakan Gunung Pesagi

Bahan/Alat : Speaker dan Laptop

(70)

RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Kedua

Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Bandar Lampung (Ekstrakurikuler Seni Tari)

Mengapresiasi karya seni tari

Indikator

1. Mengidentifikasi ragam gerak tari Bedana (Belitut,Umbak Muloh,

Jimpang, Gelek dan Tahtim)

Tujuan Pembelajaran

1. Setelah pembelajaran siswa dapat mengidentifikasi gerak tari Bedana

(Khesek Belitut, Umbak Muloh, Jimpang, Gelek dan Tahtim)

Materi Pembelajaran

Tari Bedana

Model Pembelajaran

SAVI

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran I. Pertemuan Awal

(71)

II. Inti

No Kelompok A Kelompok B

1 1. Mengamati dan mempelajari gerak belitut

yang diajarkan guru (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)

2. Mempelajari musik sederhana tandoh

(Aspek Auditori)

1. Mengamati kelompok A (Aspek

Visual)

2. Mengamati kelompok A (Aspek

Visual)

2 1. Berdiskusi dengan teman kelompoknya

(Aspek Intelektual)

2. Mengamati kelompok B (Aspek Visual)

1. Meng

Gambar

Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Tari Bedana
Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Bedana
Tabel 3.1 Instrumen Penilaian SAVI (Individu)
Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Proses pembelajaran Tari Bedana pada siswa-siswi kelas VIII.A SMP Negeri 7 Bandar

Terdapat kesesuaian antara perolehan proses gerak tari bedana terhadap perolehan hasil pengamatan nilai-nilai afektif pada pembelajaran tari bedana di kelas X.MIA 3 SMA YP

Hasil penelitian pembelajaran gerak tari bedana menggunakan metode imitasi di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung menunjukan bahwa, siswi mampu menirukan gerak tari bedana yang

Sumber data pada peneliti ini adalah data pembelajaran tari bedana yang dilakukan di SD Ar-Raudah Bandar Lampung dengan menggunakan pembelajaran metode problem solving

Hasil pembelajaran Tari Bedana cukup baik walaupun terkadang kegiatan ekstrakurikuler sering libur karena bertabrakan dengan kegiatan lain dan bentuk tubuh masih

Hasil pembelajaran gerak tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi pada kelas ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung

Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirama pada aspek kesesuaian gerak tari bedana dengan iringan musik tergolong dalam kriteria baik dengan persentase