PENERAPAN MODEL SAVI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 10 BANDAR
LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
MIFTHA ILHAMSYAH PUTRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL SAVI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA
PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
MIFTHA ILHAMSYAH PUTRA
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana
pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2013/2014. Subyek dalam penelitian ini adalah siswi yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler seni tari berjumlah 12 orang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket dengan menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan 3 instrumen penilaian. Instrumen penilaian tentang penerapan model SAVI, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pada penelitian ini data dianalisis dengan cara reduksi, penyajian data, dan data kesimpulan. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa penerapan model SAVI yaitu tentang aspek somatis dapat dilihat ketika siswa menggerakkan kembali contoh gerakan yang diberikan oleh guru, maupun hasil pengamatan dari kelompok lain. Aspek auditori merupakan penerapan aspek berbicara dan mendengar, yaitu penerapan aspek ketika siswa dapat mendengar contoh musik sederhana maupun musik pengiring tari dengan baik dipadukan dengan gerakan. Aspek visual merupakan penerapan aspek mengamati materi yang dipelajari, sedangkan aspek intelektual dapat dilihat dari cara siswa berdiskusi maupun bertanya dan memecahkan masalah ketika proses belajar memeroleh kriteria baik dengan nilai 72.
Pada penelitian ini penerapan model SAVI juga melibatkan aktivitas guru dan
siswa, aktivitas guru mengajarkan pembelajaran tari Bedana pada kegiatan
Halaman
HALAMAN JUDUL ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP MOTTO
PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Rumusan Masalah ... 5
I.3 Tujuan Penelitian ... 5
I.4 Manfaat Penelitian ... 5
I.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran... 7
2.2 Model Pembelajaran SAVI ... 8
2.3 Pengertian Belajar dan Pembelajaran... 11
2.4 Tari Bedana ... 11
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ... 26
3.2 Sumber Data ... 27
3.3 Langkah-langkah pelaksanaan Model SAVI ... 27
3.4 Teknik pengumpulan data ... 28
3.5 Teknik analisis data ... 37
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39
4.2 Pra Penelitian ... 43
4.3 Hasil dan Pembahasan... 43
4.3.1 Pertemuan I ... 43
4.3.2 Pertemuan II. ... 53
4.3.3 Pertemuan III ... 64
4.3.4 Pertemuan IV ... 72
4.3.5 Pertemuan V ... 79
4.3.6 Pertemuan VI ... 86
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 93
5.2 Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas
manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam
pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan
yang integral (Djamarah, 2010: 22). Dalam sistem pendidikan, proses belajar dan
pembelajaran harus seimbang. Keseimbangan dalam proses tersebut akan
membuat peserta didik menjadi lebih nyaman dalam mengembangkan potensi
yang ada. Pengembangan potensi itu diupayakan karena mengingat siswa
memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam setiap individunya.
Pengembangan potensi siswa yang merupakan upaya pendidikan tersebut harus
pula diperkuat oleh tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang dimaksud adalah guru.
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru
dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat-tempat tertentu (Djamarah, 2010: 31). Seorang guru diharapkan juga dapat
menjadi figur yang berperan penting dalam pendidikan, terutama dalam
sesuai keinginan individu dan siswa juga dapat memahami materi pelajaran
dengan baik. Dalam penyampaian materi pelajaran, model pembelajaran yang
baik juga perlu diperhatikan oleh guru. Model pembelajaran adalah pola umum
perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Rusman, 2012:
133). Model pembelajaran juga merupakan suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas
atau yang lain. (Joyce & Weil dalam Rusman, 2012: 133)
Model pembelajaran juga diharapkan dapat digunakan oleh guru dalam
pendidikan seni di sekolah untuk menciptakan peserta didik yang kreatif, inovatif
dan memiliki keterampilan dalam bidang seni. Pendidikan seni di sekolah, juga
dapat pula sebagai wadah bagi masing-masing individu untuk menyalurkan
bakatnya.
Di SMP Negeri 10 Bandar Lampung diadakan pembelajaran Intrakurikuler seni
budaya. Dalam setiap tahunnya guru mata pelajaran seni budaya mengajarkan tiga
cabang seni, yaitu seni rupa, seni musik, dan seni tari. Seni tari yang diajarkan
adalah tari tradisional Lampung, salah satunya yaitu tari Bedana. Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tari Bedana diajarkan pada kelas VII
semester genap, karena sesuai dengan standar kompetensi, sebagai berikut.
a) Mengapresiasi karya seni tari,
Kompetensi dasar seni tari kelas VII semester genap, sebagai berikut.
a) Mengidentifikasi jenis karya seni tari berpasangan/kelompok daerah
setempat,
b) Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari
berpasangan/kelompok daerah setempat,
c) Mengeksplorasi pola lantai gerak tari berpasangan/kelompok daerah
setempat.
d) Memeragakan tari tunggal dan berpasangan/ kelompok daerah setempat.
Pembelajaran tari Bedana di sekolah, hanya diperkenalkan materi tentang sejarah,
pola lantai, kostum tari, dan memerlihatkan video tari Bedana, untuk praktiknya
hanya diajarkan 9 ragam gerak tari Bedana, tidak dengan memraktikkan
keseluruhan penampilan tari Bedana dengan rangkaian musik iringan dan pola
lantai dalam tarian. Hal tersebut dikarenakan alokasi waktu pembelajaran yang
terbatas. Pada tahun pelajaran 2013/2014 semester ganjil, praktik tari Bedana
dengan menggunakan musik pengiring tari dan pola lantai diajarkan kepada siswa
kelas VII, VIII dan IX pada kegiatan Ekstrakurikuler seni tari. Pada pembelajaran
seni tari seharusnya siswa mendapatkan pembelajaran tentang gerak, musik
maupun pola lantai, untuk mewujudkannya diharapkan guru dapat memberikan
pembelajaran tari Bedana secara detail dan baik, dan dengan model pembelajaran
yang tepat agar siswa yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler seni tari
mendapatkan hasil yang maksimal dari proses belajar tambahan pada kegiatan
Ekstrakurikuler tersebut. Model pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa
pengiring dan komposisi pola lantai dengan baik. Model pembelajaran SAVI
dapat diterapkan dalam pembelajaran tari Bedana tersebut. Model pembelajaran
SAVI yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual. Somatis artinya belajar
dengan bergerak dan berbuat. Auditori, belajar dengan berbicara dan mendengar.
Visual, artinya belajar mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya
belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan (Dave Meier, 2002:
91-92).
Model pembelajaran SAVI dapat diterapkan dalam pembelajaran tari Bedana
karena akan membantu guru dalam penyampaian pembelajaran tari Bedana
kepada siswa, dan memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran yang telah
diajarkan guru. Tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10
Bandar Lampung hanya ditarikan oleh siswa saja, karena siswa laki-laki kurang
berminat mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler seni tari. Tari Bedana di sekolah ini
tetap ditarikan secara berpasangan walaupun sesama penari putri.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan diteliti bagaimanakah penerapan model
SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu bagaimanakah penerapan model
SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP
Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan penerapan model SAVI
dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
I.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat yaitu :
1. Bagi guru seni budaya khususnya seni tari dapat memberikan gambaran
tentang penerapan model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran tari
Bedana.
2. Mengenalkan tentang tari Lampung yaitu tari Bedana kepada semua pihak
yang terlibat baik bagi guru maupun siswa.
3. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa seni tari tentang penerapan
I.5 Ruang Lingkup Penelitian
a. Ruang Lingkup Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan
Ekstrakurikuler seni tari di SMP Negeri 10 Bandar Lampung berjumlah 12
orang.
b. Ruang Lingkup Objek
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model SAVI dalam pembelajaran
tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar
Lampung.
c. Ruang Lingkup Tempat
Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.
d. Ruang Lingkup Waktu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran
Fenomena pembelajaran yang pernah dialami oleh setiap individu hingga saat ini
adalah model belajar yang cenderung hanya guru berbicara, siswa mendengar.
Model ini dianggap paling hebat, kalau tidak mau dikatakan sebagai satu-satunya
cara untuk memersiapkan pekerja menjalani kehidupan yang membosankan dalam
pekerjaan di lingkungan industri (Rusman, 2012: 372). Model belajar seperti
menjadikan pembelajaran jadi produk yang penurut, kurang kritis, menghafal
materi pelajaran. Akibatnya, kadang-kadang muncul ketegangan dalam diri
siswa, kecemasan akan masa depan, kurang percaya diri, minder, muncul
ketakutan yang berlebihan, dan lain-lain. Gejala-gejala ini muncul sebagai akibat
dari beberapa masalah yang bisa diamati dan dirasakan, yaitu kebanyakan siswa
tidak tahu bagaimana cara terbaik mengikuti proses belajar, membaca buku,
memantapkan pelajaran, menggunakan perpustakaan,dan mengikuti ujian. Hal-hal
tersebut di atas tidak dapat dikatakan sebagai kekurangan atau kelemahan
pembelajaran saat itu sudah terbakukan. Proses pembelajaran harus sesuai dengan
perkembangan siswa. Oleh karena itu, setiap siswa hendaknya memahami strategi
pembelajaran yang mampu menciptakan kemandirian. Salah satu jenis strategi
pembelajaran yang mampu menciptakan kemandirian adalah strategi
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI.
2.2 Model Pembelajaran SAVI
Dave Meier sebagai penemu model pembelajaran SAVI mengatakan bahwa
menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera dan emosi
dalam proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang dikenal
dengan model pembelajaran SAVI. Somatis artinya belajar dengan bergerak dan
berbuat. Auditori, belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual, artinya belajar
mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya belajar dengan memecahkan
masalah dan menerangkan. Strategi pendekatan SAVI ini dilaksanakan dalam
siklus pembelajaran empat tahap (Dave Meier, 2002 : 91).
a) Pertama, persiapan.
Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat siswa, memberikan
mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan
b) Kedua, penyampaian.
Tujuan tahap ini adalah membantu siswa menemukan materi belajar yang
baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca
indera, dan cocok untuk semua gaya belajar.
c) Ketiga, pelatihan.
Tujuan tahap ini adalah membantu pembelajar mengintegerasikan dan
menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara.
d) Keempat, penampilan hasil.
Tujuan tahap ini, membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan
atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan
melekat dan terus meningkat (Rusman, 2012 : 373).
1. Langkah- Langkah Penggunaan Model Pembelajaran SAVI
A. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1. merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa, yaitu menimbulkan
minat siswa, memberikan mereka perasaan positif mengenai
pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka
kedalam situasi optimal untuk belajar.
2. memersiapkan garis besar langkah-langkah model pembelajaran SAVI.
B. Tahap Pelaksanaan
Sebelum proses uji coba model pembelajaran SAVI, beberapa hal yang harus
dilakukan, yaitu:
1) menyiapkan ruangan tempat proses belajar, menyiapkan sarana dan prasana
yang mendukung dalam proses belajar seperti media audio visual.
2) memberitahukan kepada siswa tentang model pembelajaran SAVI yang
akan digunakan.
3) memberitahukan kepada siswa tentang pembelajaran seni tari yaitu tari
Bedana sebelum siswa melaksanakan proses belajar selanjutnya.
4) memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang ragam gerak
yang diberikan.
5) setelah semua ragam sudah diberikan, siswa dikenalkan musik iringan tari
Bedana yang sesungguhnya menggunakan media pembelajaran dalam
bentuk video.
6) memberikan contoh pola lantai, tata rias dan busana tari Bedana.
2. Langkah Mengakhiri Model Pembelajaran SAVI.
Apabila model pembelajaran SAVI telah selesai dilakukan, diberikan tugas-tugas
tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran SAVI dan proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini berguna untuk meyakinkan siswa apakah
siswa memahami proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran SAVI.
Selanjutnya untuk mengevaluasi hasil belajar akhir maka siswa dibagi kelompok
untuk menampilkan tari Bedana secara keseluruhan yaitu dengan menggunakan
2.3 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan)
hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu
adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif)
(Siregar dan Nara, 2010 : 3). Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel dalam Siregar
dan Nara, 1991 : 17).
Pada pembelajaran tari, salah satu perubahan tingkah laku yang akan diamati
dalam penelitian ini adalah perubahan tingkah laku keterampilan, yaitu
pembelajaran ranah psikomotor. Perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja
fungsi tubuh manusia merupakan ranah psikomotor berbentuk gerakan tubuh.
2.4Tari Bedana
Dari sekian banyak ragam dan bentuk tari tradisional yang hidup dan berkembang
di daerah Lampung, sekaligus merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat
yang harus dipelihara, dibina, dan dikembangkan adalah tari Bedana.Tari Bedana
merupakan tari tradisonal kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata
kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat,
diperkirakan tari Bedana ini hidup berkembang di daerah Lampung seiring
dengan masuknya agama islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain
di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang juga
memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan.
Di daerah Sumatera bagian timur (Riau, Jambi) termasuk Kalimantan Barat, tari
ini terkenal dengan tari Zapin atau Jepen. Sedangkan di daerah Sumatera Selatan
dan Bengkulu di kenal dengan tari Dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa
Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku, tari ini dikenal dengan nama tari
Dana-Dini. Dari penjelasan di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan tari Bedana adalah:
1. Tari tradisional kerakyatan yang telah berakar dirasakan sebagai suatu hasil
budaya bernapaskan Islam, yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya,
sebagai suatu simbol tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam
lingkungan yang ramah dan terbuka.
2. Merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai
budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan,
persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris
generasi ke generasi (Junaidi dkk, 1996: 3-4).
1. Musik Pengiring Tari Bedana
Untuk mengiringi musik tari Bedana masih digunakan alat musik tradisional yang
musik tambahan atau sarana untuk menunjang, selama tidak mengurangi nilai dan
ciri khas daerah Lampung. Alat musik pengiring tari Bedana yang lazim dipakai,
yaitu alat musik gambus lunik, ketipung, karenceng, gong kecil, alat musik
tambahan seperti biola dan acordion, serta vokalis (Junaidi dkk, 1996: 5-7). Ada
dua jenis pukulan terbangan pada tari Bedana yaitu Tandoh dan pukulan Cang
Dung.
2. Lagu Pengiring Tari Bedana
Lagu dalam tari Bedana merupakan suatu keharusan, karena disamping
keharmonisan dalam tari lagu-lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga merupakan
panduan untuk perubahan gerakan atau komposisi tari. Seperti yang telah
diuraikan terdahulu, bahwa lagu-lagu yang mengiringi tari Bedana adalah
lagu-lagu yang bersifat gembira yang bersumber dari sagata, adi-adi, wayak atau
pantun (pattun) seperti lagu penayuhan, lagu mata kipit, lagu bedana dan lain-lain.
Lirik lagu Tari Bedana:
Kitapun-kitapun jama-jama,
Kitapun jama-jama delomni masa sinji,
Bugukhau-bugukhau lalang waya,
Bugukhau lalang waya jejama senang hati,
Bugukhau-bugukhau lalang waya tok kona sebik hati,
Ngulah takhi-ngulah takhi Bedana si kedau gham unyinni.
Takhi Bedana, takhi Bedana takhi kham tumbai,
Ngajimpang waya, ngajimpang waya culuk bu kelai,
Dali sagata, dali sagata lagu tayuhan. Lapah kham andan, ulah jejama
Tiguai helau, kham lestakhiko,
Dana kham ganta, takhi kham saka,
Takhi kham tumbai, ya togok tanno 2x (Junaidi dkk, 1996: 7-8).
[image:21.595.109.527.326.556.2]3. Busana, Tata Rias dan Ragam Gerak Tari Bedana
Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Tari Bedana
Pria Wanita
1. Kikat akinan/peci sebagai
ikat kepala
2. Kawai teluk belanga/belah
buluh
3. Kain bidak
gantung/betumpal sebatas
lutut
4. Bulu sarattei/bebiting
1. Penekan Rambut
2. Belattung tebak/sanggul malang
3. Gaharu kembang goyang/sual kira
4. Kembang melati/kembang melur
5. Subang giwir/anting-anting
6. Buah jukum/bulan temanggal
7. Bulan serattei/bebitting
8. Gelang Kano/gelang bibit
9. Kawai kurung
10.Tapis/betuppal
Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Bedana
No
Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
1
Tahtim/ Tahto/ Ngesit
1. Kaki kanan
melangkah ke depan pandangan ke depan gerakan tangan kimbang. 2. Kaki kiri
melangkah ke depan kemudian pandangan ke depan.
3. Kaki kanan
melangkah ke depan setengah meloncat, kaki kiri diangkat
4. Balik badan kearah
kiri dengan kaki kiri di depan.
5. Kaki kanan
melangkah ke depan setengah meloncat dan kaki kiri diangkat kemudian pandangan ke bawah.
6. Balik badan ke arah
kiri dengan kaki kiri diangkat kemudian
pandangan serong ke bawah dengan tangan kimbang
7. Maju kaki kiri
badan merendah kemudian pandangan ke depan.
8. Menarik kaki kanan
ke sebelah kaki kiri dalam posisi jijit (perempuan )
( 1 )
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5 ) ( 6 )
(7) ( 8 )
No
Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
2 Khesek
Gantung
1. Langkah kaki
kanan ke depan
2. Langkah kaki kiri
ke depan
3. Ayun kaki kanan
geser ke samping kanan 30 derajat , kepala menghadap kearah kanan
4. Tarik kaki kanan
merapat kaki kiri
(angkat) (Gerak kaki kanan bisa dilakukan dengan kaki kiri atau sebaliknya gerak tangan berkelai )
( 1 ) ( 2 )
( 3 ) ( 4 )
3 Khesek
Injing
1. Langkah kaki
kanan
2. Langkah kaki kiri
3. Mengangkat kaki
kanan diletakkan sebelah kanan kaki kiri jinjit (badan merendah) dan kepala
menunduk
4. Hitungan 4
mengayun kaki kanan ke samping kanan 30 derajat (gerak tangan berkelai)
( 1 ) ( 2 )
No Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
4 Jimpang 1. Langkah kaki
kanan tangan kimbang
2. Langkah kaki kiri,
tangan kimbang
3. Mundur kaki
kanan tangan kimbang
4. Langkah kaki kiri
ke kiri (gerak
tangan kimbang)
5. Langkah kaki
kanan 6. Putar kaki kiri ke
samping kiri 7
7. Diikuti kaki kanan
balik putar ke
kanan (sembokh)
8. Angkat kaki kiri
ke samping kiri kaki kanan dengan pasti kaki kiri jinjit (Gerak angan kimbang)
\
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5 ) ( 6 )
( 7 ) ( 8 )
No Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
5 Humbak
Muloh
1. Kaki kanan
melangkah ke arah kanan,
2. Kaki kiri melangkah
mengikuti dengan
alunan lalu berjinjit
3&4Mengulangi
kembali gerak
pada hitungan ke-1
dan ke-2
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5 ) ( 6 )
No Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
6 Ayun 1. Langkah kaki kanan,
2. Langkah kaki kiri ke
arah diagonal kanan,
3. Mundur kaki kanan,
4. Angkat kaki kiri lalu
diayunkan
Ket :Sikap tangan pada
ragam ini yaitu kimbang
dengan sikap mengepal
akan tetapi lemah
gemulai dan tersenyum.
Ragam gerak ayun
mempunyai ketepatan
empat hitungan ke arah
kanan kemudian ke arah
kiri.
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5) (6)
No Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
7 Ayun
Gantung
1. Langkah kaki
kanan,
2. Langkah kaki kiri
ke arah diagonal
kanan,
3. Mundur kaki kanan,
4. Angkat kaki kiri
lalu diayunkan, diayunkan ke bawah dan ke atas sebanyak dua kali.
( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
( 4 ) ( 5 ) ( 6 )
No Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
8 Belitut 1. Langkah kaki
kiri menyilang kaki kanan ke
samping kanan,
2. Kaki kanan
membuka ke
samping kanan,
3&4Mengulang
gerakan
hitungan ke-1
dan ke-2,
5. Langkah kaki
kiri ke arah kiri,
6. Langkah kaki
kanan berputar
ke arah kiri,
7. Langkah kaki
kanan,
8. Jinjit kaki kiri di samping kaki kanan, sikap badan mendak, kemudian diikuti gerakan ke samping kiri.
(1) (2) (3)
(4) (5) (6)
No Ragam
Gerak Uraian Gerak Foto
9 Gelek 1. Angkat lalu
mengayunkan kaki kanan ke
atas,
2. Langkah kaki
kanan,
3. Langkah kaki
kiri,
4. Langkah kaki
kanan membuka
ke arah kanan,
5. Mundur kaki
kiri,
6. Langkah kaki
kanan menyilang
kaki kiri depan
7. Langkah kaki
kiri,
8. Kaki kanan
merapat kaki kiri kemudian
berjinjit.
(1) (2) (3)
(4) (5) (6)
(7) (8)
2.5 Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang
pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian,
berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di
luar jam pelajaran biasa. Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler antara satu sekolah
dan sekolah yang lain saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh
kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah (Sutisna dalam Suryosubroto,
2009: 286).
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang
pada umumnya merupakan kegiatan pilihan (Suharsimi dalam Suryobroto, 2009 :
287). Berdasarkan kurikulum SMK tahun 1984 Depdikbud Ekstrakurikuler juga
merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka,
dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dan
berbagai mata pelajaran dalam kurikulum (Suryobroto, 2009: 287).
A) Tujuan dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler
Berdasarkan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, tujuan Ekstrakurikuler
adalah :
1. Kegiatan Ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa
beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Lebih lanjut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menegaskan bahwa ruang
lingkup kegiatan Ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat
menunjang serta dapat mendukung program Intrakurikuler dan program
Kokurikuler (Suryobroto, 2009: 288).
2.6 Penilaian Observasi Aktivitas Siswa
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah
merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang
dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya
mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah
tradisional. Kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan, orang lain. yang
memperhatikan penjelasan guru ketika guru menerangkan materi tari
bedana.
2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, musik, pidato.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
beternak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat , bergairah, berani, tenang, gugup.
Dari delapan aktivitas siswa dalam belajar di atas, hanya tiga aktivitas yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu visual activities, motor activities dan
emotional activities. Pada penilaian aktivitas siswa digunakan penilaian unjuk
kerja atau perbuatan (performance test). Penilaian perbuatan atau unjuk kerja
adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan
untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk
perilaku yang diharapkan muncul dalam diri siswa (keterampilan)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dimana dalam
penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah “deskriptif”
berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau
menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,
kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. (Arikunto, 2010: 3).
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga
metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode kualitatif, karena data
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang mengikuti kegiatan
Ekstrakurikuler seni tari berjumlah 12 orang siswa perempuan.
3.3 Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran SAVI
1) Menjelaskan pengertian seni, seni tari, tari Bedana
2) Membagi siswa yang berada dikelas menjadi 2(dua) kelompok, misalnya
kelompok A dan B.
3) Memberikan 1 ragam gerak tari Bedana kepada kelompok A, lalu
memberikan 1 ragam gerak lainnya kepada kelompok B.
4) Memberikan waktu kepada siswa untuk mempelajari ragam gerak yang
telah diberikan.
5) Mengatur kelompok A dan B untuk saling berhadapan.
6) Mengajarkan bunyi musik sederhana iringan tari Bedana (Tandoh)
menggunakan vocal. Misalnya ( Dung Tak Tak Dung Tak Dung ).
7) Semua anggota kelompok A menampilkan ragam gerak yang telah
dipelajari, kemudian semua anggota kelompok B mengamati ragam gerak
yang diperagakan oleh kelompok A sembari mengiringi dengan musik
sederhana yang telah di ajarkan menggunakan vocal, begitupun
sebaliknya.
8) Setelah kedua kelompok saling mengamati, masing-masing kelompok
9) Memberikan perbaikan gerak kepada siswa yang kurang mampu
melakukan ragam gerak yang telah diberikan.
3.4Teknik Pengumpulan Data
A) Observasi
Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipatif. Pada hal ini
dituntut untuk keterlibatan dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan
maka data yang diteliti akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2012 : 227). Dalam
penelitian ini, bertindak sebagai pengamat sekaligus pengajar guna untuk
mengetahui secara lengkap informasi yang berkaitan tentang aktivitas siswa
dalam proses belajar tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler seni tari.
B. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila akan dilakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
(Sugiyono, 2012 : 231).
Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru seni budaya yang menjadi
pembina Ekstrakurikuler seni tari guna mendapatkan informasi pendahuluan
A. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2012 : 240). Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya apabila
didukung oleh dokumentasi dalam setiap kejadiannya. Dalam hal ini, dokumentasi
juga diperlukan sebagai laporan hasil dari setiap pertemuannya, baik berupa foto
maupun video.
B. Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden (Sugiyono, 2012: 142)
Pada penelitian ini, digunakan teknik angket yang diberikan kepada siswa yang
mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler. Angket yang digunakan adalah angket untuk
penilaian terhadap guru, dalam memberikan pembelajaran. Angket terdiri dari 10
C. Instrumen Penilaian
Pada penelitian ini perolehan data tentang model pembelajaran SAVI, aktivitas
siswa dinilai oleh penilai 2 (peneliti). Aktivitas guru dinilai berdasarkan hasil
angket dan penilaian dari penilai 1 (pembina Ekstrakurikuler), sedangkan hasil
Tabel 3.1 Instrumen Penilaian SAVI (Individu)
NO ASPEK SAVI NILAI
P1 P2 P3 P4 P5 P6 I Somatis (Bergerak dan
Berbuat)
5) Bergerak dengan teknik yang baik dan benar dan semangat
4) Bergerak dengan teknik yang baik dan benar namun kurang bersemangat
3) Bergerak dengan semangat namun terkadang teknik gerakan kurang baik dan benar.
2)Teknik gerakan kurang baik dan benar serta kurang
bersemangat
1) Tidak bergerak dengan baik dan benar serta tidak bersemangat
II Auditori (Berbicara dan Mendengar)
5) Melafalkan musik tandoh dengan baik dan benar serta semangat
4) Melafalkan musik tandoh dengan baik dan benar namun kurang bersemangat
3) Bersemangat namun kurang baik dan benar dalam melafalkan musik tandoh
Ket:
P1 = Pertemuan 1 P4 = Pertemuan 4
P2 = Pertemuan 2 P5 = Pertemuan 5
P3 = Pertemuan 3 P6 = Pertemuan 6
NO ASPEK SAVI P1 P2 P3 P4 P5 P6
III Visual (Mengamati dan Menggambarkan)
5) Memerhatikan dengan serius
dan teliti dalam memahami pelajaran yang diberikan.
4) Memerhatikan guru dengan
teliti namun terkadang kurang serius
3) Memerhatikan guru meskipun
terkadang kurang serius dan kurang teliti.
2) Kurang memerhatikan, kurang
teliti dan tidak serius
1) .Tidak memerhatikan, tidak
serius dan tidak teliti
IV Intelektual (Memecahkan masalah dan menerangkan)
5)Bertanya dan saling berdiskusi 4)Terkadang ikut berdiskusi dan terkadang bertanya.
3)Ikut berdiskusi namun tidak bertanya
2)Tidak berdiskusi namun kadang bertanya
Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa
No Aspek Indikator Skor Skor
Maks
1 Visual
Activities
Siswa yang memerhatikan
penjelasan guru pada saat
pembelajaran tari Bedana ada
11-12 siswa.
5
Siswa yang memerhatikan
penjelasan guru pada saat
pembelajaran tari Bedana ada 9-10
siswa
4
Siswa yang memerhatikan
penjelasan guru pada saat
pembelajaran tari Bedana ada 7-8
siswa.
3
Siswa yang memerhatikan
penjelasan guru pada saat
pembelajaran tari Bedana ada 5-6
siswa.
2
Siswa yang memerhatikan
penjelasan guru pada saat
pembelajaran tari Bedana ada 1-4
siswa.
1
2 Motor
Activities
Siswa yang melakukan percobaan gerak tari Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan guru pada
saat pembelajaran tari ada 11-12
siswa.
Siswa yang melakukan percobaan
gerak tari Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan guru pada
saat pembelajaran tari ada 9-10
siswa.
4
Siswa yang melakukan percobaan
gerak tari Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan guru pada
saat pembelajaran tari ada 7-8 siswa. 3
Siswa yang melakukan percobaan
gerak tari Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan guru pada
saat pembelajaran tari ada 5-6 siswa. 2
Siswa yang melakukan percobaan
gerak tari Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan guru pada
saat pembelajaran tari ada 1-4 siswa. 1
3 Emotional
Activities
Siswa yang melakukan
percobaan gerak tari Bedana
dengan semangat dan serius saat
pembelajaran tari ada 11-12
siswa.
5
Siswa yang melakukan
percobaan gerak tari Bedana
dengan semangat dan serius saat
pembelajaran tari ada 9-10
siswa.
4
Siswa yang melakukan
percobaan gerak tari Bedana
dengan semangat dan serius
saat pembelajaran tari ada 7-8
siswa.
Siswa yang melakukan
percobaan gerak tari Bedana
dengan semangat dan serius saat
pembelajaran tari ada 5-6 siswa.
2
Siswa yang melakukan
percobaan gerak tari Bedana
dengan semangat dan serius saat
pembelajaran tari ada 1-4 siswa.
1
Total Skor Maksimum 15
Keterangan =
1= Gagal, 2=Kurang, 3=Cukup, 4=Baik, 5=Baik Sekali
Instrumen penilaian aktivitas siswa, diukur menggunakan instrumen penilaian
dengan total skor maksimum 15.
Skor
Tabel : 3.3 Instrumen Penilaian Aktivitas Guru
No Aspek yang dinilai
Skor 1 2 3 4 5
1 Kesesuaian pembuatan rencana kegiatan harian dengan
pelaksanaannya.
2 Kejelasan langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal,
inti, dan penutup.
3
Pengorganisasian materi ajar (keruntunan, sistematika materi
dan sejarah, musik pengiring, tata rias dan busana, dan
ragam gerak tari Bedana)
4 Pemilihan sumber atau media pembelajaran (sesuai dengan
tujuan, materi dan karakteristik siswa)
5 Kejelasan model pembelajaran yang digunakan.
6 Kerincian model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran
tari Bedana.
7 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek
Somatis.
8 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek
Auditori.
9 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek
Visual.
10 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek
Intelektual
Keterangan =
1= Gagal, 2=Kurang, 3=Cukup, 4=Baik, 5=Baik Sekali
Instrumen Penilaian Aktivitas Guru diukur menggunakan instrumen penilaian
dengan total skor maksimum 50.
Skor
NS ( Nilai Skor ) = x Skor Ideal
Skor Maksimum
Skor Seluruh Pertemuan
ƩN = x Skor Ideal Skor Maksimum Seluruh Pertemuan
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah dipahami, temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain
(Sugiyono, 2011:334).
Langkah – langkah analisis data adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan angket dengan
baik dan benar.
2. Menganalisis hasil pengamatan model SAVI, aktivitas guru dan aktivitas
Tabel 3.4 Penentuan Patokan Dengan Perhitungan Skala Lima
Interval Tingkat Penguasaan Keterangan
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
(Arikunto, 2008: 246)
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian
No Hari/Tanggal Alokasi
Waktu
Keterangan
1 Selasa/29 Oktober 2013 12.30
Wib (90 Menit)
Pengenalan model pembelajaran dan
Praktik Ragam Gerak Khesek Gantung,
khesek injing, ayun dan ayung gantung.
2 Jumat/8 November 2013 13.00
Wib (90 Menit)
Praktik Ragam Gerak Belitut, Humbak
Muloh, Jimpag, Gelek dan Tahtim
3 Selasa/12 November 2013 12.30
Wib (90 Menit)
Pengenalan musik pengiring tari
Bedana, komposisi ragam gerak tari
Bedana dan pembuatan pola lantai.
4 Jumat/15 November 2013 13.00
Wib (90 Menit)
Praktik komposisi tari Bedana dengan musik pengiring tari dan pola lantai.
5 Selasa/19 November 2013 13.00
Wib (90 Menit)
Praktik komposisi tari Bedana dengan musik pengiring tari dan pola lantai.
6 Jumat/22 November 2013 13.00
Wib (90 Menit)
Pengenalan Sejarah tari Bedana, tata rias dan kostum, praktik komposisi tari
[image:45.595.115.547.374.741.2]BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan
Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung memeroleh kriteria baik
dengan nilai 72. Pada penelitian ini penerapan model SAVI yaitu aspek
somatis dapat dilihat dari 12 siswa kelas VII, VIII, dan IX yang mengikuti
kegiatan Ekstrakurikuler. Pelaksanaan model SAVI ini membagi siswa
menjadi 2 kelompok, dan penerapannya ketika siswa menggerakkan kembali
contoh gerakan yang diberikan oleh guru, maupun hasil pengamatan dari
kelompok lain. Aspek auditori merupakan penerapan aspek berbicara dan
mendengar, yaitu penerapan aspek ketika siswa dapat mendengar contoh
musik sederhana maupun musik pengiring tari dengan baik dipadukan dengan
gerakan. Aspek visual merupakan penerapan aspek mengamati materi yang
dipelajari, sedangkan aspek intelektual dapat dilihat dari cara siswa berdiskusi
5.2 Saran
1. Guru Seni Budaya hendaknya lebih memerhatikan model pembelajaran
yang digunakan agar siswa dapat memeroleh pembelajaran dengan
maksimal dan efektif.
2. Siswa diharapkan lebih serius dan bersemangat dalam pembelajaran tari
di Ekstrakurikuler agar memeroleh hasil yang maksimal.
3. Untuk peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan bisa meneliti kesenian
lainnya khususnya seni tari tradisi. Masih banyak seni tari tradisi setempat
yang bisa dipelajari supaya siswa di sekolah dapat mengenal tradisi dari
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Djamarah, Saiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Firmansyah, dkk. 1996. “ Mengenal Tari Bedana”.Bandar Lampung: Gunung Persagi
Meier, Dave. 2003. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: PT Kaifa
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: PT Ghalia Indonesia
Soeteja, Zakarias. 2009. Pendidikan Seni. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: PT Alfabeta
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
Unila. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Universitas Lampung
LAMPIRAN 1
PANDUAN OBSERVASI
1. Tujuan
Tujuan observasi adalah untuk mengetahui penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.
2. Pembatasan
Penelitian ini membatasi observasi pada penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.
3. Kisi-kisi Observasi
LAMPIRAN 2
Panduan Wawancara Terhadap Pembina Ekstrakurikuler Seni Tari
Nama : Destriana, S.Pd
Waktu Wawancara : 13.00 wib
Tempat Wawancara : Kantor Guru SMP Negeri 10 Bandar Lampung
Pertanyaan
1. Bagaimanakah pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 10 Bandar
Lampung?
Pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 10 Bandar Lampung diajarkan 3 cabang
seni dalam setiap tahunnya, yaitu seni musik, seni rupa dan seni teater.
2. Adakah pembelajaran tari pada mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 10
Bandar Lampung?
Ya, ada.
3. Bagaimanakah pembelajaran tari dalam kegiatan Ekstrakurikuler di SMP
Negeri 10 Bandar Lampung?
Pada semester ganjil, pembelajaran tari di Ekstrakurikuler seni tari diadakan
4. Kelas berapa saja yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10
Bandar Lampung?
Yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler seni tari adalah siswa kelas VII, VIII
dan IX.
5. Bagaimanakah dengan minat siswa yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler
di SMP Negeri 10 Bandar Lampung?
Ekstrakurikuler seni tari diminati oleh siswa perempuan. Dulu ada siswa
LAMPIRAN 3
PANDUAN DOKUMENTASI
1. Tujuan
Tujuan dokumentasi adalah untuk mengetahui penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.
2. Pembatasan
Penelitian ini membatasai dokumentasi gambaran pada penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung.
3. Kisi-kisi Observasi
1) Video
Video hasil rekaman pada saat pembelajaran tari Bedana pada kegiatan
Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung menggunakan model
SAVI.
2) Foto
Gambaran pada saat pembelajaran tari Bedana pada kegiatan
Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10 Bandar Lampung menggunakan model
SAVI.
3) Buku-buku
(Siswa melaksanakan Model Pembelajaran SAVI Aspek Somatis dan Auditori)
(Foto, Hanna: 2013)
(Guru mengajarkan ragam gerak kepada siswa aspek visual dan intelektual) (Foto, Hanna: 2013)
(Siswa menampilkan pola lantai dalam tarian) (Foto, Hanna: 2013)
Lampiran 4
Hasil Penilaian Model SAVI
No Nama Somatis Audiotori Visual Intelektual Skor Nilai
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1-P6 P1-P6
1 FD 5 5 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 97 81
2 DI 5 5 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 102 85
3 YO 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 94 78
4 AM 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 97 81
5 RE 4 4 3 3 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 97 81
6 NA 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85 71
7 CA 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85 71
8 ND 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 72 60
9 RA 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 72 60
10 CI 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 72 60
11 NU 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 72 60
12 AN 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 70 58
TOTAL 38 38 35 37 43 43 37 37 31 34 43 43 44 44 41 48 48 48 48 48 43 48 48 48 72
Nilai 63 63 58 62 72 72 67 62 62 57 72 72 73 73 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
LAMPIRAN 5
Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa
No Aspek Indikator Skor
Skor Perolehan I II III IV V VI
1 Visual
Activities
Siswa yang
memperhatikan
penjelasan guru pada saat
pembelajaran tari
Bedana ada 11-12 siswa.
5
4 4 4 4 4 4
Siswa yang
memperhatikan
penjelasan guru pada saat
pembelajaran tari
Bedana ada 9-10 siswa
4
Siswa yang
memperhatikan
penjelasan guru pada saat
pembelajaran tari
Bedana ada 7-8 siswa.
3
Siswa yang
memperhatikan
penjelasan guru pada saat
pembelajaran tari
Bedana ada 5-6 siswa.
2
Siswa yang
memperhatikan
pembelajaran tari
Bedana ada 1-4 siswa.
2 Motor
Activities
Siswa yang melakukan
percobaan gerak tari
Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan
guru pada saat
pembelajaran tari ada
11-12 siswa.
5
5 5
4
4 5 5
Siswa yang melakukan
percobaan gerak tari
Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan
guru pada saat
pembelajaran tari ada 9-10
siswa.
4
Siswa yang melakukan
percobaan gerak tari
Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan
guru pada saat
pembelajaran tari ada 7-8
siswa.
3
Siswa yang melakukan
percobaan gerak tari
Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan
guru pada saat
pembelajaran tari ada 5-6
siswa.
2
Siswa yang melakukan
Bedana dengan baik
seperti yang disampaikan
guru pada saat
pembelajaran tari ada 1-4
siswa.
3 Emotional
Activities
Siswa yang
melakukan percobaan
gerak tari Bedana
dengan semangat dan serius saat
pembelajaran tari ada
11-12 siswa.
5
4
4
4 4 4 4
Siswa yang
melakukan percobaan
gerak tari Bedana
dengan semangat dan
serius saat
pembelajaran tari ada
9-10 siswa.
4
Siswa yang
melakukan percobaan
gerak tari Bedana
dengan semangat dan
serius saat
pembelajaran tari ada
7-8 siswa.
3
Siswa yang
melakukan percobaan
gerak tari Bedana
dengan semangat dan
serius saat
pembelajaran tari ada
5-6 siswa.
Siswa yang
melakukan percobaan
gerak tari Bedana
dengan semangat dan
serius saat
pembelajaran tari ada
1-4 siswa.
1
Total Skor 13 13 12 12 13 13
Nilai 87 87 80 80 87 87
No Pertemuan Jumlah Siswa yang Hadir ASPEK VISUAL ACTIVITIES MOTOR ACTIVITIS EMOTIONAL ACTIVITIES
1 I 12 FD, DI, YO,
AM, RE, NA, CA, ND, RA
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI, NU, AN
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA
2 II 12 FD, DI, YO,
AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI, NU, AN
FD, DI, YO, AM, RE, NA,
CA, ND,
RA,CI
3 III 12 FD, DI, YO,
AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
4 IV 12 FD, DI, YO,
AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
5 V 12 FD, DI, YO,
AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI, NU, AN
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
6 VI 12 FD, DI, YO,
AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI
FD, DI, YO, AM, RE, NA, CA, ND, RA, CI, NU, AN
LAMPIRAN 6
Instrumen Penilaian Aktivitas Guru
No Aspek yang dinilai
PERTEMUAN 1 2 3 4 5 6
1 Kesesuaian pembuatan rencana kegiatan harian
dengan pelaksanaannya. 4 4 4 4 4 4
2 Kejelasan langkah-langkah kegiatan pembelajaran :
awal, inti, dan penutup. 4 4 4 3 3 3
3
Pengorganisasian materi ajar (keruntunan, sistematika materi dan sejarah, musik pengiring, tata rias dan
busana, dan ragam gerak tari Bedana) 4 4 4 4 4 4
4 Pemilihan sumber atau media pembelajaran (sesuai
dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa) 4 4 4 4 4 4
5 Kejelasan model pembelajaran yang digunakan. 5 5 5 5 5 5
6 Kerincian model pembelajaran SAVI dalam
pembelajaran tari Bedana. 5 5 5 5 5 5
7 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek
Somatis. 5 5 5 5 5 5
8 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek
Auditori. 5 5 5 5 5 5
9 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek
Visual. 5 5 5 5 5 5
10 Kejelasan dalam penyampaian dan pelaksanaan aspek
Intelektual 5 5 5 5 5 5
Total Skor Maksimum 92 92 92 90 90 90
LAMPIRAN 7
PENERAPAN MODEL SAVI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 10 BANDAR
LAMPUNG A. Pengantar
Nama Peneliti adalah Miftha Ilhamsyah Putra, peneliti berstatus sebagai Mahasiswa Universitas Lampung Jurusan FKIP SENI TARI. Angket ini bertujuan sebagai alat pengumpul data peneliti. Dalam angket ini Anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan benar sesuai dengan apa yang dialami dan telah Anda lakukan dengan sebenarnya. Adapun jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai apapun dan kerahasiaannya terjamin.
Kesediaan Anda dalam mengisi angket ini merupakan jasa yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas kesediaannya penulis mengucapkan terima kasih.
B. Petunjuk Pengisisan
1. Tulislah data identitas Anda secara lengkap.
2. Bacalah semua pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan
penilaian Anda sendiri.
3. Berilah tanda checklist (√) pada angka yang Anda yakini sesuai dengan
keinginan dan keyakinan Anda.
4. Sebelum Anda kembalikan kepada kami, periksalah kembali kuisioner
Anda apakah semua pertanyaan telah dijawab.
5. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, namun jawaban yang jujur
sangat diharapkan.
Keterangan/arti angka-angka
Skor 5 berarti baik sekali = persepsi siswa sangat positif
Skor 4 berarti baik = persepsi siswa positif
Skor 3 berarti cukup = persepsi siswa netral
Skor 2 berarti kurang = persepsi siswa negatif
C. Daftar Pernyataan
1. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Kegiatan Ekstrakurikuler :
Nama : Kelas :
No. Pernyataan Interval Jawaban
1. guru berpenampilan baik saat mengajar 5 4 3 2 1
2. guru disiplin waktu dalam memulai dan mengakhiri
pelajaran
5 4 3 2 1
3. guru menggunakan tutur kata dan gaya bahasa yang baik dalam menyampaikan materi
5 4 3 2 1
4. guru sebelum memulai pelajaran menjelaskan
perencanaan pembelajaran
5 4 3 2 1
5. guru menjelaskan materi pelajaran dengan baik 5 4 3 2 1
6. metode pembelajaran yang digunakan sudah efektif 5 4 3 2 1
7. guru memberikan arahan dan bimbingan kepada
seluruh siswa dengan baik
5 4 3 2 1
8. guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum jelas
5 4 3 2 1
9. guru memberikan kesimpulan dalam pembelajaran 5 4 3 2 1
10. materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa
5 4 3 2 1
Lampiran 8
Tabel hasil penilaian angket
No Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Skor
Perolehan Nilai
1 FD 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49 98
2 DI 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 47 94
3 AM 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48 96
4 YO 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 48 96
5 RE 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 47 94
6 NA 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48 96
7 CA 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 48 96
8 ND 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 49 98
9 RA 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 47 94
10 CI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 100
11 NU 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 47 94
12 AN 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 46 92
Jumlah 58 60 60 50 57 60 55 60 54 60
96
Rata-rata 97 100 100 83 95 100 92 100 90 100 Ket
Lampiran 9
Tabel Penilaian aktivitas guru dari guru seni budaya dan angket
No Penilai
Skor
perolehan Kriteria
1 Guru Seni Budaya 91
Baik Sekali
2
Angket(siswa) yang mengikuti
ekstrakurikuler 96
Baik Sekali
Rata-rata 94
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Bandar Lampung (Ekstrakurikuler Seni Tari)
Mengapresiasi karya seni tari
Indikator
1. Mengidentifikasi ragam gerak tari Bedana (Khesek Gantung, Khesek Injing,
Ayun, dan Ayun Gantung)
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah pembelajaran siswa dapat mengidentifikasi gerak tari Bedana (Khesek
Gantung, Khesek Injing, Ayun, dan Ayun Gantung)
Materi Pembelajaran
Tari Bedana
Model Pembelajaran
SAVI
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran I. Pertemuan Awal
1) Apersepsi
2) Pemanasan
II. Inti
No Kelompok A Kelompok B
1 1. Mengamati dan mempelajari gerak
Khesek Gantung yang diajarkan guru (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)
2. Mempelajari musik sederhana tandoh
(Aspek Auditori)
1. Mengamati kelompok A (Aspek
Visual)
2. Mengamati kelompok A (Aspek
Visual)
2 1. Berdiskusi tentang Khesek Gantung
dengan teman kelompoknya (Aspek Intelektual)
2. Mengamati kelompok B (Aspek Visual)
1. Mengamati dan mempelajari gerak
Khesek Injing yang diajarkan guru (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)
2. Mempelajari musik sederhana
tandoh.
3 1. Menampilkan gerak khesek gantung
(Aspek Somatis)
1. Menyanyikan musik tandoh
dengan memadukan gerak khesek
gantung pada kelompok A (Aspek
Auditori) dan mengamati gerakan
khesek gantung (Aspek Visual)
4 1. Menyanyikan musik tandoh dengan
memadukan gerak khesek injing (Aspek
Auditori) dan mengamati gerakan khesek
injing (Aspek Visual)
1. Menampilkan gerak khesek injing
(Aspek Somatis)
5 1. Menampilkan gerak khesek injing (Aspek
Somatis)
1. Menyanyikan musik tandoh
dengan memadukan gerak khesek
injing pada kelompok A (Aspek Auditori) dan mengamati gerakan
khesek injing (Aspek Visual)
6 1. Menyanyikan musik tandoh dengan
memadukan gerak khesek gantung (Aspek
Auditori) dan mengamati gerakan khesek
gantung (Aspek Visual)
2. Menampilkan gerak khesek
gantung (Aspek Somatis)
7 1. Mengamati dan mempelajari gerak Ayun
yang diajarkan guru (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)
2. Mempelajari musik sederhana tandoh
(Aspek Auditori)
1. Mengamati kelompok A (Aspek
Visual)
2. Mengamati kelompok A (Aspek
Visual)
8 1. Berdiskusi dengan teman kelompoknya
(Aspek Intelektual)
1. Mengamati dan mempelajari gerak
2. Mengamati kelompok B (Aspek Visual) (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)
2. Mempelajari musik sederhana
tandoh.
9 1. Menampilkan gerak Ayun (Aspek
Somatis)
1. Menyanyikan musik tandoh
dengan memadukan gerak Ayun
pada kelompok A (Aspek
Auditori) dan mengamati gerakan
khesek gantung (Aspek Visual)
10 1. Menyanyikan musik tandoh dengan
memadukan gerak ayun gantung (Aspek
Auditori) dan mengamati gerakan ayun
gantung (Aspek Visual)
1. Menampilkan gerak ayun gantung
(Aspek Somatis)
11 1. Menampilkan gerak ayun gantung (Aspek
Somatis)
1. Menyanyikan musik tandoh
dengan memadukan gerak ayun
gantung pada kelompok A (Aspek
Auditori) dan mengamati gerakan
ayun gantung (Aspek Visual)
12 1. Menyanyikan musik tandoh dengan
memadukan gerak ayun (Aspek Auditori)
dan mengamati gerakan ayun (Aspek
Visual)
1. Menampilkan gerak ayun (Aspek
Somatis)
III. Penutup
1) Tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya
Sumber Belajar
Sumber : Buku Mengenal Tari Bedana. Percetakan Gunung Pesagi
Bahan/Alat : Speaker dan Laptop
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Kedua
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Bandar Lampung (Ekstrakurikuler Seni Tari)
Mengapresiasi karya seni tari
Indikator
1. Mengidentifikasi ragam gerak tari Bedana (Belitut,Umbak Muloh,
Jimpang, Gelek dan Tahtim)
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah pembelajaran siswa dapat mengidentifikasi gerak tari Bedana
(Khesek Belitut, Umbak Muloh, Jimpang, Gelek dan Tahtim)
Materi Pembelajaran
Tari Bedana
Model Pembelajaran
SAVI
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran I. Pertemuan Awal
II. Inti
No Kelompok A Kelompok B
1 1. Mengamati dan mempelajari gerak belitut
yang diajarkan guru (Aspek Intelektual, Somatis dan Visual)
2. Mempelajari musik sederhana tandoh
(Aspek Auditori)
1. Mengamati kelompok A (Aspek
Visual)
2. Mengamati kelompok A (Aspek
Visual)
2 1. Berdiskusi dengan teman kelompoknya
(Aspek Intelektual)
2. Mengamati kelompok B (Aspek Visual)
1. Meng