Learning
di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung
Oleh Ari Saputra Npm : 1113043009
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Halaman
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan penelitian ...6
1.4 Manfaat Penelitian ...7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ...9
2.1.1 Metode Pembelajaran ...9
2.1.2 Pembelajaran kooperatif ...10
2.2 Model PembelajaranQuantum Learning...10
2.2.1 Kelebihan Dan Kelemahan Model PembelajaranQuantum Learning...11
2.2.2 Sintaks Model PembelajaranQuantum Learning...13
2.2.3 Implementasi Pembelajaran Tari BedanaDengan Menggunakan Model Quantum Learning...13
2.3 Ekstrakurikuler...14
2.3.1 Pengertian KegiatanEkstrakurikuler...15
2.3.2 Tujuan dan Ruang Lingkup KegiatanEkstrakurikuler...15
2.3.3 Jenis KegiatanEkstrakurikuler...15
2.3.4 Prinsip-prinsip programEkstrakurikuler...16
2.3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan KegiatanEkstrakurikuler ...16
2.4 Aktivitas Belajar...17
2.4.1 Belajar Gerak ...17
2.5 Tari Bedana... 18
2.5.1 Ragam GerakTari Bedana ...20
2.5.2 Pengertian Kemampuan GerakTari Bedana...38
3.1 Desain Penelitian ...40
3.1.1 Langkah-langkah Desain Penelitian ... 40
3.2 Sumber Data ...41
3.3 Teknik pengumpulan Data ...41
3.3.1 Observasi ...41
3.3.2 Wawancara ...42
3.3.3 Dokumentasi...42
3.3.4 Tes Praktik...42
3.3.5 Nontes...47
3.4 Instrumen Penelitian ...55
3.5 Teknik Analisis Data ...56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...58
4.1.1 Identitas Sekolah ...58
4.1.2 Visi Misi Sekolah ...59
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ...62
4.2.1 Laporan Hasil Penelitian Pendahuluan ...62
4.2.2 Pertemuan Pertama ...64
4.2.3 Pertemuan Kedua ...79
4.2.4 Pertemuan Ketiga ...95
4.2.4.1 Pembahasan Instrumen (Rata-rata Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning)...110
4.2.5 Pertemuan Keempat ...112
4.2.6 Pertemuan Kelima ...116
4.2.6.1 Pembahasan Instrumen Nontes (Rata-rata Aktivitas Siswa) ...120
4.2.7 Pertemuan Keenam...122
4.2.7.1 Pembahasan Instrumen Tes Praktik 1 dan 2 (Rata-rata Tes Praktik 1 dan 2 Berdasarkan Kode Sampel) ...125
4.3 Pembahasan ...127
4.3.1 Implementasi PembelajaranTari Bedanadengan Menggunakan Model Quantum Learning...128
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...134
5.2 Saran ...136
1.1 Latar Belakang
Pada pasal 1 ayat 2 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa
pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1
ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
suatu bangsa, karena melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang
pembangunan pendidikan yang terarah dan terpadu serta sejalan dengan
pembangunan dibidang lainnya. Berbagai upaya pembaharuan telah
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, baik
pembaharuan yang menyangkut kurikulum maupun peningkatan kualitas
tenaga pendidik.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa
(Suryosubroto,2009: 287).
Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas
baru(Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono,2006: 2010). Sedangkan
pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar di
lakukan oleh peserta didik atau murid.
UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang di bangun
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di
pergunakan sebagai dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran seperti buku-buku, film, komputer, kurikuler dan
lain-lain(Joyce dan Weil dalam Trianto 1992: 4). Seorang guru sebaiknya
merancang pembelajaran yang baik sehingga siswa dapat meresap mati
dengan maksimal dan guru dapat menimbulkan suasana belajar yang
aktif dan menyenangkan sehingga siswa tidak menjadi kaku dalam
belajar. Terdapat banyak model pembelajaran yang salah satunya adalah
model pembelajaranQuantum Learning.
Pembelajaran kuantum merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu
Quantum Learning.Quantum Learningadalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya
ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan
dan bermanfaat (Bobbi DePorter & Mike Hernacki, 2011:16). Model
pembelajaran ini sederhana namun dapat bermanfaat dan dapat di
gunakan pada mata pelajaran praktik seperti seni budaya yang mencakup
Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama
sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat
unsur keindahan gerak, ketepatan irama dan ekspresi(Mustika, 2012:22).
Seni tari sebagai ekpresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian
tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh
makna (meaning).keindahan tari tidak hanya keselarasan
gerakan-gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh
ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang di
bawakan(Hadi 2007:13). Tari dapat di golongkan menjadi tarian
tradisional dan tarian kreasi. Tari tradisional adalah tarian yang berasal
dari daerah yang memiliki makna tertentu dan menjadi sebuah identitas
sebuah daerah, seperti tari Bedana yang berasaal dari Lampung. Tari Bedana merupakan tarian khas daerah Lampung yang menggambarkan pergaulan daerah Lampung. Pada awalnyatari Bedanadi bawa oleh para pedagang dari Gujarat Arab dan Timur Tengah yang ingin menyebarkan
agama islam(Firmansah,Hasan,dan Kamsadi:1996:3). Seiring dengan
perkembangan zaman tari Bedana beralih fungsi menjadi tarian muda-mudi masyarakat Lampung.Tari Bedanajuga banyak di pelajari sekolah-sekolah di Lampung.
SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah di
Bandar Lampung yang menerapkan pembelajaran tari ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan ekstrkurikuler adalah kegiatan pembelajaran tambahan
dalam berbagai bidang, misalnya, olah raga, kesenian, berbagai macam
keterampilan dan kepramukaan di selenggarakan di sekolah. Penelitian
ini di fokuskan pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA AL-AZHAR 3
Bandar Lampung karena minat pada ekstrakurikuler pada seni budaya
khususnya tari di SMA AL-AZHAR 3 masih rendah, siswa cenderung
beranggapan bahwa mempelajari tari tradisi itu sangat membosankan dan
ragam gerak dalam tari tradisi sangat monoton. Hal tersebut yang
menjadi permasalahan nya. Di samping itu model pembelajaran yang
kurang bervariasi menjadi bagian faktor utama yang membuat siswa
kurang berminat mengikuti ektrakurikuler tari.
Pembelajaran seni tari di ekstrakurikuler SMA AL-AZHAR 3 Bandar
Lampung sudah mengajarkan tari bedana namun tarian yang
menggambarkan pergaulan muda-mudi Lampung ini masih sangat sedikit
siswa yang mau mempelajarinya, ragam gerak pada tari bedana tidak sulit untuk dipelajari siswa seharusnya siswa dapat mempelajarinya
dengan baik.
Dari permasalahan tersebut yang menjadi faktor utamanya adalah model
pembelajaran, yang hanya berpusat kepada guru sehingga siswa kurang
aktif karna tidak di libatkan dalam pembelajaran maka di butuhkan
model pembelajaran yang dapat di gunakan untuk membantu proses
Berdasarkan permasalahan tersebut, di butuhkan penelitian yang berjudul
“Penerapan model pembelajaran Quantum Learningdalam pembelajaran
tari bedana di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka dapat di
rumuskan masalah yaitu, yaitu:
1.2.1 Bagaimanakah penerapan model pembelajaranQuantum
Learning dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan
ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 ?
1.2.2 Bagaimanakah hasil pembelajarantari bedanadengan
menggunakan model pembejaran Quantum Learning dalam pembelajarantari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 ?
1.3 Tujuan Penelitian
berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian pada
penelitian ini yaitu:
1.3.1 Mendiskripsikan penerapan model pembelajaranQuantum Learning dalam pembelajaran tari bedana di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.
menggunakan model pembelajaranQuantum Learning di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik
maupun praktik, yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Hasil penelitian ini dapat menjadi model pembelajaran yang
dapat memecahkan masalah belajar siswa dalam bentuk
keterampilan dan membutuhkan pemahaman dan latian.
1.4.2 Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat merangsang siswa dalam
pemahaman dan mempertajam daya ingat.
1.4.3 Bagi guru, hasil penelitian ini menjadi gambaran bahwa jenis
Pembelajaran kooperatif menuntut partisipasi siswa untuk
tahu, menciptakan suasana senang dalam belajar
,meningkatkan kreatifitas siswa dan bermanfaat
meningkatkan dalam pengajaran seni budaya khususnya seni
tari.
1.4.4 Bagi kepala sekolah, sebagai masukan bahan pertimbangan
Pendekatan model pembelajaran untuk pembelajaran seni
tari di sekolah.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan
1.5.1 Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
Quantum Learning pada pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
1.5.2 Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, XII
yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler tari tahun pelajaran
2014/2015 berjumlah 12 siswa.
1.5.3 Tempat penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMA AL-AZHAR 3 Bandar
Lampung.
1.5.4 Waktu penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik (guru) dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai suatu
proses yang dibangun oleh guru sebagai untuk mengembangkan kreatifitas
berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang
baik terhadap materi pembelajaran (Sagala,2011:62).
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid (Sagala, 2011:61)
2.1.1 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang
dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
2.1.2 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat di definisikan sebagai pembentukan kelompok
kecil agar para pelajar dapat bekerja sama untuk memaksimalkan proses
pembelajaran masing-masing dan pembelajaran satu sama lain (Smith, 1996:7).
2.2 Model PembelajaranQuantum Learning
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa
belajar dan bekerja dengan cara berkelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini
tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang di
lakukan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa (Rusman, 2011:202).
Quantum Learning adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang di gunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas SuperCamp. Diciptakan
berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov),
Multiple Intelligences (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler),Experiential Learning(Hahn),Socratic Inquiry,Cooperative Learning
(Johnson dan Johnson), danElements of Effective Instruction(Hunter),Quantum Learning merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket yang multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang
pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan
kempuan murid untuk berprestasi. Sebagai pendekatan belajar yang segar,
mengalir, praktis, dan mudah diterapkan.
serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat. Quantum Learning ini berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya
suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi
hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau
negatif. Tokoh utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Ia adalah perintis, pencetus dan pengembang utamaQuantum Learning.
2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan dari model pembelajaranQuantum
Learning :
(a.) Kelebihan model pembelajaran Quantum Learning (Bobbi DePorter & Mike Henarki 2011:18-19),yaitu:
1. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan
fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum
dipakai.
2. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis
3. Pembelajaran kuantum lebih konstruktivis(tis)
4. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang
bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
5. Pembelajaran kuantum sangatmenekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
6. Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan
kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan
7. Pembelajaran kuantum sangat menekantan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran.
8. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks
dan isi pembelajaran.
9. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi
fisikal atau material.
10. Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai
bagian penting proses pembelajaran.
11. Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan
kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
12. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan
pikiran dalam proses pembelajaran.
(b) Kelemahan
1. Membutuhkan pengalaman yang nyata
2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam
Belajar.
3. Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa
Serta karakteristik yang terdapat pada siswa, karena pembelajaran
2.2.2 Sintaks Model PembelajaranQuantum LearningDengan Sebutan
TANDUR :
1. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya Bagiku”
(AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar.
2. Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat di mengerti
semua pelajar.
3. Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah
“masukan”.
4. Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka
tahu”.
5. Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku
tahu bahwa aku memang tahu ini”.
6. Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan.
2.2.3 Implementasi Pembelajarantari bedanaDengan Menggunakan
ModelQuantum Learning:
1. Guru menstimulasi siswa
2. Memberi pertanyaan kepada siswa mengenai cakupan tari bedana.
- Kegiatan inti
1. Pembelajaran di awali dengan pemanasan
2. Guru mengajari ragam geraktari bedanasecara bertahap 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
4. Guru memberi tugas siswa untuk menghafal dan memahami
ragam gerak yang telah di berikan
5. Guru memberi waktu seluruh siswa untuk berdiskusi dan
berlatih bersama kelompoknya
6. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil latihan ragam
gerak yang telah diajarkan bersama kelompoknya
7. Memberikan pujian dan masukan kepada siswa
8. Pengambilan nilai kelompok
9. Guru memberi apresiasi kepada siswa
2.3 Ekstrakurikuler
2.3.1 Pengertian kegiatanekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan Ekstrakurikuler
dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati
keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran
biasa (Suryosubroto, 2009: 286).
2.3.2 Tujuan dan Ruang Lingkup kegiatanekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun
tujuan dari pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah (Suryosubroto, 2009: 287) adalah:
1. Kegiatan Ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor;
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif;
3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Jadi, ruang lingkup kegiatan Ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program
intrakurikuler.
2.3.3 Jenis KegiatanEkstrakurikuler
Jenis-jenis kegiatan Ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis (Suryosubroto, 2009: 290), yaitu
1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program
2. Kegiatan Ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatanEkstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.
2.3.4 Prinsip-prinsip programEkstrakurikuler
Prinsip-prinsip programEkstrakurikuler (Suryosubroto, 2009: 291) adalah 1. Semua murid, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta
dalam usaha meningkatkan program;
2. Kerjasama dalam tim adalah fundamental;
3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan;
4. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasil
5. Program hendaknya cukup konprehensif dan seimbang dapat memenuhi
kebutuhan dan minat siswa;
6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah;
7. Prograam harus dinilai berdasarkan sumbangannya pada nilai-nilai
pendidikan di sekolah dan efisiensi pelakanaannya;
8. Kegitan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya
bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga
menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid;
9. Kegiatan Ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau
sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.
2.3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan KegiatanEkstrakurikuler
Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan minat
siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru atau
petugas untuk itu, bilamana kegiatan trsebut memerlukannya.
2. Kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya
diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi sosial
budaya setempat.
2.4 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam
interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang
berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern.
Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru , sedangkan
pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa, kemudian untuk
aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain:visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activitiesdan emotional activities (Sadirman, 2011: 101).
2.4.1 Belajar Gerak
Gerak dalam tari adalah bahasa yang dibentuk menjadi pola-pola gerak dari
seorang penari. Prinsip yang sangat penting dalam bentuk gerak mengandung
pengertian menjadi satu yang utuh. Kesatuan aspek-aspek gerak, ruang, dan
Pembelajaran gerak tari seorang siswa tidak boleh lepas dari pengawasan dan
bimbingan seorang guru agar mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa dapat
mempraktikan gerak atau menari dengan tepat sesuai dengan tugas yang
disampaikan melalui media berupa kertas, siswa melakukan gerak itu sendiri
lalu didiskusikan dengan pasangan, guru mengarahkan gerak dengan tepat dan
dengan teknik yang benar sehingga pembelajaran gerak akan memperoleh hasil
yang baik.
2.5 Tari Bedana
Tari merupakan gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi
musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari
(Soeryodiningrat dalam Mustika, 2012:22).
Tari Bedana adalah tari tradisional yang hidup dan berkembang di daerah Lampung yang merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus
dipelihara, dibina, dan dikembangkan. Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama,
etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Diperkirakan pada
awalnyatari Bedanaditarikan oleh pria yang dibawa oleh kaum pedagang atau para pemuka agama Islam dari Gujarat maupun dari Timur Tengah yang
berfungsi untuk syiar agama Islam (Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi, 1996:3).
Tari Bedana yang pada awalnya sebagai sarana syiar agama islam mengalami pergeseran fungsi menjadi tari pergaulan sebagai sarana hiburan. Perkembangan
tari bedana bahkan sekarang sudah ditarikan dengan berpasangan antara pria dengan wanita.
Tari bedana hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam, tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia ada
yang memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, serta memiliki fungsi
yang sama sebagai tari pergaulan. Di daerah Sumatra bagian timur termasuk
Kalimantan Barat, tari ini terkenal denganZapin atau Jepen, di daerah Sumatra Selatan dan Bengkulu dengan tari Dana, sedangkan di Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Barat dan Maluku tari ini dikenal dengan nama tari
Dana-Dini(Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi, 1996:3).
Gerak dasar tari bedanadimulai dengan salam diakhiri pula dengan salam yang mana setiap gerakan dilakukan dengan sopan dan santun disertai dengan
kelembutan yang diibaratkan ketika kaki melangkah tidak membuat kusut tikar
atau karpet yang dipakai sebagai alas mereka menari. Makna filosofis yang
terkandung dari gerak tari Bedana melambangkan sebagai bentuk dari kepedulian dengan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari gerak pembuka.
Penari mengawali dengan tahtim kemudian memberi salam dan melangkah maju
dan mundur. Langkah dan gerak tari berikutnya memasuki penyampaian misi
dari tari yaitu ajaran dan nasehat kehidupan yang berasal dari agama Islam.
Sedangkan keseluruhan gerak melambangkan falsafah tentang kehidupan.
mengekspresikan dengan baik penari mampu mengenali dan menghayati
unsur-unsur geraknya.
2.5.1 Ragam GerakTari Bedana Tabel 2.1
Ragam GerakTari Bedana
No Nama Gerak Foto Deskripsi Gerak
1 Tahtim
1 2 3 4
5 6 7 8
1. Kaki kanan melangkah ke
2. Kaki kiri melangkah ke
mengarah ke depan dan tersenyum.
4. Mundur kaki kiri, tangan dengan badan ke kiri dan tersenyum.
5. Langkah kaki kanan dengan sedikit mendak (merendah), tangan kanan memutar ke depan, pandangan
mengarah ke depan dan tersenyum.
6. Membalikan badan ke kiri angkat kaki kanan jinjit, tangan dengan sikap
menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.
8. Menarik kaki kanan ke sebelah kiri diteruskan
2 Khesek Gantung
1 2 3 4
1. Langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan
2. Langkah kaki kiri, tangan dengan
3. Ayunkan kaki kanan ke samping kanan dengan sikap kaki jinjit, sikap tangan disikukan ke arah kanan sejajar bahu, badan tegak
kanan dan tersenyum.
4. Sikap kaki kanan ditekuk ke depan disikukan rata-rata air, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan tegak dan tersenyum.
3 Khesek Injing
1 2 3 4
1. Langkah kaki kanan ke depan, langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan
2. Langkah kaki kiri, langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan
3. Sikap kaki kanan jinjit dan
badan tegak dan
4. Sikap kaki kanan dibuka ke samping kanan, tangan
1. Langkah kaki kanan, tangan
2. Langkah kaki kiri ke arah diagonal kanan, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.
5 6 7 8 arah kaki dengan ekspresi senyum.
4. Angkat kaki kiri lalu diayunkan ke atas, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.
5. Langkah kaki kiri, tangan dengan arah kaki dengan ekspresi senyum.
arah kaki dengan ekspresi senyum.
7. Mundur kaki kiri, tangan dengan arah kaki dengan ekspresi senyum.
8. Angkat kaki kanan lalu diayunkan ke atas, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.
5 Ayun Gantung
1 2 3 4
1. Langkah kaki kanan, tangan
5 6 7 8 arah kaki dengan ekspresi senyum.
3. Mundur kaki kanan, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.
4. Angkat kaki kiri lalu diayunkan ke atas rata-rata air, tangan dengan arah kaki dengan ekspresi senyum.
menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.
6. Kaki diayunkan ke atas, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.
7. Kaki diayunkan ke bawah, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum. 8. Kaki diayunkan ke
6 Humbak Moloh
1 2 3 4
5 6 7 8
1. Kaki kanan
melangkah ke arah kanan, tangan berbentuk ‘L’ ke arah kanan dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.
2. Kaki kiri melangkah mengikuti di belakang kaki kanan lalu berjinjit, tangan berbentuk ‘L’ ke arah kanan hingga dibawah bahu dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah bertemu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.
3. Kaki kanan
melangkah ke arah kanan, tangan berbentuk ‘L’ ke arah kanan dengan posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu , sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.
samping kaki kanan lalu berjinjit, tangan berbentuk ‘L’ ke arah kanan hingga sejajar bahu dengan telapak tangan mengarah ke depan dan mengarah ke kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.
5. Kaki kiri
melangkah ke arah kiri, tangan
berbentuk ‘L’ ke arah kiri dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.
6. Kaki kanan melangkah mengikuti di belakang kaki kiri lalu berjinjit, mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah
bertemu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.
7. Kaki kiri
berbentuk ‘L’ ke arah kiri dengan posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu , sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.
8. Kaki kanan melangkah mengikuti di samping kaki kiri lalu berjinjit, kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 7 Gelek
1 2 3 4
1. Angkat lalu
mengayunkan kaki kanan ke atas, tangan dengan
5 6 7 8
3. Langkah kaki kiri, tangan dengan
4. Langkah kaki kanan membuka ke arah kanan, tangan dengan
5. Mundur kaki kiri, tangan dengan
lemah gemulai 7. Langkah kaki kiri,
tangan dengan
8. Kaki kanan merapat kaki kiri kemudian berjinjit. Sikap badan ke depan dengan ekspresi senyum. 8 Belitut
1 2 3 4
1. Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan
5 6 7 8
3. Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan
4. Kaki kanan membuka ke
mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.
6. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri, tangan dengan sikap
7. Langkah kaki kanan, tangan
9 Jimpang
1 2 3 4
5 6 7 8
1. Langkah kaki kanan ke arah diagonal kanan,
2. Langkah kaki kiri, tangan dengan
3. Mundur kaki kanan, tangan
kaki dengan ekspresi senyum.
5. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri belakang, tangan dengan
6. Langkah kaki kiri menghadap ke
7. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri
kiri berjinjit. tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), Sikap badan ke arah depan dengan ekspresi senyum. Dokumentasi: (Devielia, November 2014)
2.5.2 Pengertian Kemampuan gerakTari Bedana
Kemampuan adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk menguasai
keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan gerak tari bedana dalam penelitian ini adalah hasil proses belajar tari Bedana. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian hasil belajar padaEkstrakurikuler
khususnya seni tari berkenaan dengan hasil belajar tari bedana yaitu melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran tariBedana.
2.6 Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran,
sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum,
sebagai upaya untuk menciptakan belajar di kelas. Fungsi utama evaluasi dalam
kelas adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil dicapai
langsung berkaitan dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target. Selain
rancangan pengajaran. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peranan
guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum dan prinsip-prinsip belajar
untuk diterapkan dalam pengajaran. Tujuan evaluasi untuk memperbaiki
pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu dalam kelas. Fungsi evaluasi adalah
mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajaran itu sendiri, dengan evaluasi dapat diketahui
sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah mengalami
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu penerapan model pembelajaran Quantum Learning
pada pembelajarantari bedanadi SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung maka metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teori belajar adalah deskriptif karena
tujuan utamanya menjelaskan proses belajar (Mustofa dan Thobroni, 2011: 59).
Dipilihnya metode deskriptif kualitatif karena peneliti kualitatif bersifat holistik dan
lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar
variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi
(reciprocal/interaksi) (Sugiyono, 2012: 11).
Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan
model pembelajaran Quantum Learning dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari bedanapada kegiatanEkstrakurikulertari SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
3.1.1 Langkah-langkah Desain Penelitian
ketercapaian pelaksanaan implementasi model pembelajaranQuantum Learningyang di lakukan oleh guru menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru. Kelima
menjelaskan hasil proses belajartari bedana dengan menggunakan lembar pengamatan tes praktik 2 yaitu hafalan urutan gerak dan ketepatan gerak dan musik, menjelaskan
hasil aktivitas siswa dan aktivitas guru yang kemudian dibuat kesimpulan menggunakan
persentase dengan skala lima.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalahtari bedana,guru seni budaya sekaligus pelatih tari dalam kegiatanEkstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung dan siswa yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tari kelas X, XI, XII yang seluruhnya berjumlah 12 siswa perempuan untuk memperoleh data tentang proses pembelajarantari Bedanadengan menggunakan modelQuantum Learning.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,
wawancara, dokumentasi, tes praktik dan nontes.
3.3.1 Observasi
Observasi dilaksanakan sebelum studi pendahuluan untuk mengetahui masalah yang
akan diteliti, dan mengetahui keadaan subyek yang sebenarnya. Pengamatan atau
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikhologis (Hadi dalam Sugiyono, 2012: 145). Observasi
ini peneliti tidak partisipan atau terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang
yang akan di amati, melainkan non partisipan. Peneliti mengamati guru yang
Dengan objek yang akan di teliti adalah siswa siswi kelas X, XI, XII yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung yang berjumlah
12 orang.
3.3.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2012:137). Wawancara dilakukan
dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dari informan yaitu guru seni
budaya dan pembimbing kegiatanekstrakurikuleryang berupa pembelajaran tari.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya.
Penelitian ini dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa tulisan, gambar, dan video.
Setelah mendapatkan hasil peneltian dari observasi akan lebih akurat dengan didukung
oleh catatan-catatan atau data mengenai penggunaan model pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran tari bedana di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung. Penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan, berupa
laporan maupun gambar.
3.3.4 Tes Praktik
Konsep tujuan pembelajaran yang menitikberatkan pada tingkah laku siswa (perbuatan)
sebagai output siswa yang dapat diamati (Sagala, 2011: 25). Jenis tes yang digunakan
mendemonstrasikantari bedanamenggunakan model pembelajaranQuantum Learning. Perolehan data tentang hasil belajar siswa digunakan instrumen yang berupa lembar
pengamatan tes praktik, seperti yang di bawah ini.
Tabel 3.1
Lembar Pengamatan Tes Praktik (Individu) 1
No Aspek Ragam GerakTari bedana Skor
Maksimum
r1 r2 r3 r4 r5 r6 r7 r8 r9
Bentuk Gerak a. Siswa mampu
memeragakan geraktari bedana
dengan 3 ketentuan gerak dengan benar (kaki, tangan, dan sikap badan)
5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 b. Siswa mampu
memeragakan geraktari bedana
dengan 1
kesalahan dari 3 ketentuan gerak yang telah ditentukan(kaki, tangan, dan sikap badan)
4 4 4 4 4 4 4 4 4
c. Siswa mampu memeragakan geraktari bedana
dengan 2
kesalahan dari 3 ketentuan gerak yang telah ditentukan (kaki, tangan, dan sikap badan)
3 3 3 3 3 3 3 3 3
d. Siswa tidak mampu memeragakan geraktari bedana
dengan 3 ketentuan gerak dengan
benar (kaki, tangan, dan sikap badan)
Keterangan :
r1 = Tahtim r6 = Ayun
r2 = khesek Gantung r7 = Ayun Gantun
r3 = Khesek Injing r8 = Gelek
r4 = Khumbak Muloh r9 = Jimpang
r5 = Belitut
Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan akumulasi 9 ragam gerak untuk siswa
berdasarkan aspek bentuk gerak yang akan dijadikan indikator dengan pemberian skor yang
sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik 1 yang memiliki skor maksimal 5.
Selanjutnya, setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
Contoh siswa dengan kode WW memperoleh skor dari tes praktik 1 yaitu akumulasi dari 9
ragam gerak adalah 40. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus
perhitungan tes.
Nilai siswa= x 100 = 89.
Penilian tersebut untuk mengetahui nilai pada aspek bentuk geraktari Bedanadengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, yang terdapat dalam lembar pengamatan tes
praktik 1 yang memiliki skor maksimal 5. Dari contoh nilai siswa di dapat hasil 89 dengan
Tabel 3.2
Lembar Pengamatan Tes Praktik (Indivudu) 2
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
1. Hafalan Urutan gerak
) Siswa mampu memeragakan 9 ragam geraktari bedanadari awal sampai akhir tanpa kesalahan
)
5 Baik sekali
) Siswa mampu memperagakan 8 ragam geraktari bedanaakan tetapi masih mengalami
kesalahan 1-2 kali pada sembilan ragam gerak
)
4 Baik
) Siswa mampu memperagakan 7 ragam geraktari bedanaakan tetapi masih mengalami
kesalahan 3-4 kali pada sembilan ragam gerak
)
3 Cukup
) Siswa mampu memperagakan 6 ragam geraktari bedanaakan tetapi masih mengalami
kesalahan 5-6 kali pada sembilan ragam gerak
)
2 Kurang
) Siswa tidak hafal kurang dari 6 ragam geraktari bedana
sehingga siswa terlihat tidak tertib gerak dan tidak beraturan
1 Gagal
2. Ketepatan gerak dan musik
) Siswa mampu memeragakan 9 ragam geraktari bedanadengan tepat hitungan gerak dan musik
5
Baik sekali
) Siswa mampu memeragakan 8 ragam geraktari bedana1-2 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.
)
4 Baik
) Siswa mampu memeragakan 7 ragam geraktari bedana3-4 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.
)
) Siswa mampu memeragakan 6 raganm geraktari bedana5-6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.
)
2 Kurang
) Siswa mampu memeragakan kurang dari 6 ragam geraktari bedanalebih dari 6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.
)
1 Gagal
Total Skor Maksimum 10
Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan dua aspek yang
akan dijadikan indikator penilaian yaitu hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak dengan
musik pada saat menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar
pengamatan tes praktik 2 yang memiliki skor maksimal 10. Selanjutnya, setelah skor siswa
diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
Contoh siswa dengan kode WW memperoleh skor dari tes praktik yaitu 9. Untuk menghitung
nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus perhitungan tes.
Nilai siswa= x 100 = 90
Dapat di jabarkan bahwa contoh nilai siswa pada lembar tes praktik 2 diatas adalah 90
dengan rumus Nilai siswa= x 100 = 90
Hasil belajar geraktari bedanadapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik 1 dan 2 dengan total skor seluruhnya berjumlah 55 sehingga hasil belajar siswa dapat dilihat
Tabel 3.3
Penentuan Patokan Nilai dengan Skala Lima
Interval Nilai Tingkat kemampuan Keterangan
85-100 Baik sekali
75-84 Baik
60-74 Cukup
40-59 Kurang
0-39 Gagal
(Arikunto, 2008:246).
Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan tiga aspek yang
akan dijadikan indikator penilaian yaitu bentuk gerak dari 9 ragam gerak, hafalan ragam
gerak dan ketepatan gerak dengan musik pada saat menari dengan pemberian skor yang
sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 55.
Selanjutnya, setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
Contoh siswa dengan kode WW memperoleh skor dari tes praktik yaitu 50. Untuk
menghitung nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus perhitungan tes.
Nilai siswa= x100 = 91
Dengan demikian, jika disandingkan dengan tolok ukur patokan dengan perhitungan
persentase untuk skala lima maka WW mendapat persentase baik sekali.
3.3.5 Nontes
Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswa dalam
lembar pengamatan aktivitas siswa, instruman pengamatan proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaranQuantum Learningdan aktivitas guru, sebagai berikut.
Tabel 3.4
Lembar Penilaian Aktivitas Siswa
No Aspek Diskriptor Skor Kriteria
1 Visual Activities
Seluruh siswa memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan
menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
5 Baik Sekali
Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
4 Baik
Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
3 Cukup
Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
2 Kurang
Seluruh siswa tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana
1 Gagal
2 Motor Activities
Seluruh siswa memeragakan geraktari
bedana 5 Baik Sekali
Dari 12 siswa terdapat 1-3 yang
memeragakan geraktari bedana 4 Baik Dari 12 siswa terdapat 4-6 yang
memeragakan geraktari bedana 3 Cukup Dari 12 siswa terdapat 7-9 yang
Dari 12 siswa seluruhnya tidak memeragakan geraktari bedana
1 Gagal
3 Oral Activities
Seluruh siswa memberi pendapat saat berlatih bersama kelompoknya masing-masing
5 Baik Sekali
Dari 12 siswa terdapat 1-3 yang tidak memberi pendapat saat berlatih
bersama kelompoknya 4 Baik
Dari 12 siswa terdapat 4-6 yang tidak memberi pendapat saat berlatih
bersama kelompoknya 3 Cukup
Dari 12 siswa terdapat 7-9 yang tidak memberi pendapat saat berlatih
bersama kelompoknya 2 Kurang
Dari 12 siswa seluruhnya tidak memberi pendapat saat berlatih
bersama kelompoknya 1 Gagal
Total Skor Maksimum 15
Setelah skor aktivitas siswa didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai
aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian aktivitas siswa yaitu
visual activities, oral activities, dan motor activitiespada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas
siswa yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh
maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
Lembar pengamatan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaranQuantum Learningdigunakan untuk mengecek dan melihat keefektifan penerapan model pembelajaran
Tabel 3.5
Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning Dengan Sebutan TANDUR
No Aspek Keterangan Skor Kriteria
1 Tumbuhkan a. Seluruh siswa
memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana
b. Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak
memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana
c. Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak
memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana
d. Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak
memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana
e. Seluruh siswa tidak mampu memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana
5
2 Alami a. Seluruh siswa memahami tentang materitari bedana
yang di sampaikan oleh guru
b. Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak memahami tentang materitari bedana
yang di sampaikan oleh guru
c. Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak memahami tentang materitari bedana
yang di sampaikan oleh guru
d. Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak memahami tentangtari bedanayang di sampaikan oleh guru
e. Seluruh siswa tidak
memahami tentangtari bedanayang di sampaikan oleh guru
3 Namai a. Seluruh siswa mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
b. Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
c. Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
d. Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
e. Seluruh siswa tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana
5
4 Demonstrasikan a. Seluruh kelompok
mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas
b. Dari 4 kelompok terdapat 1 kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas
c. Dari 4 kelompok terdapat 2 kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas
d. Dari 4 kelompok terdapat 3 kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas
e. Seluruh kelompok tidak
dapat mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana
yang telah dipelajari di depan kelas
5 Ulangi a. Seluruh kelompok berlatih ragam geraktari bedana
yang telah dipelajari bersama kelompoknya masing-masing
b. Dari 4 kelompok terdapat 1 kelompok yang tidak berlatih ragam geraktari bedana
yang telah dipelajari bersama kelompoknya
c. Dari 4 kelompok terdapat 2 kelompok yang tidak berlatih ragam geraktari bedana
yang telah dipelajari bersama kelompoknya
d. Dari 4 kelompok terdapat 3 kelompok yang tidak berlatih ragam geraktari bedana
yang telah dipelajari bersama kelompoknya
e. Seluruh kelompok tidak berlatih ragam geraktari bedanayang telah dipelajari bersama kelompoknya
6 Rayakan a. Seluruh kelompok bertepuk tangan ketika kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari
b. Dari 4 kelompok terdapat 1 kelompok yang tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari
c. Dari 4 kelompok terdapat 2 kelompok yang tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari
d. Dari 4 kelompok terdapat 3 kelompok yang tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari
e. Seluruh kelompok tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari
2
1
Kurang
Gagal
Lembar pengamatan aktiviras guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru di
dalam kelas. Guru berperan aktif dalam pembelajaran di dalam kelas, yang terangkai dalam
urutan belajar di dalam kelas sehingga dapat terlihat efektif atau tidak modelQuantum Learningyang digunakan oleh guru dalam pembelajaran kelasEkstrakurikulertari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
Tabel 3.6
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (Kunandar, 2011: 97)
No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6
I
II A.
B.
PRA PEMBELAJARAN 1. -Memeriksa kesiapan siswa 2. -Melakukan kegiatan apersepsi
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Tumbuhkan
-Menumbuhkan minat siswa sehingga termotivasi untuk belajar
-Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar
3. -Menjelaskan apa manfaatnya siswa belajar tari bedana
Alami
C.
-Memberikan kata kunci materi sehingga menumbuhkan partisipasi aktif siswa - Memancing pengetahuan siswa tentang tari bedana
Demonstrasikan
-Memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu tentang tari bedana
-Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan tari bedana dengan pengetahuan yang dia tahu
Ulangi
-Penegasan ragam gerak pokok tari bedana
-Memberikan kesempatan siswa untuk berlatih bersama kelompoknya masing-masing
-Meluruskan gerak tari bedana yang di praktikkan siswa
Rayakan
-Pemberian apresiasi kepada siswa dengan tepuk tangan
Penutup
-Melakukan refleksi dengan membuat rangkuman materi dengan melibatkan siswa
-Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan dalam bentuk tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
Keterangan :
P.1 = Pertemuan Pertama P.4 = Pertemuan Keempat
P.2 = Pertemuan Kedua P.5 = Pertemuan Kelima
Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru pada saat sebelum dan sesudah
pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini
akan diberichek listsebagai penanda.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada observasi,
wawancara, dokumentasi, catatan harian, tes praktik dan nontes dilakukan oleh peneliti itu
sendiri.
1. Panduan Observasi
Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang
hasil penguasaan materi tari bedana dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
2. Panduan Dokumentasi
Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dan
video yang menggunakan alat bantu kamera foto.
3. Lembar Pengamatan Tes Praktik
Lembar pengamatan tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil
belajar tari bedana dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning. Lembar tes praktik yang digunakan instrumen yang berupa aspek-aspek penilaian
yang sudah ditentukan.
4. Nontes
Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Learning, aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran tari bedana melalui penggunaan model pembelajaran
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau
interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau
katagori. Data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian. Data-data
yang terkumpul pada penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaranQuantum Learning dan hasil belajar pada pembelajaran tari bedana siswa kelas Ekstrakurikuler
tari, SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.
Langkah-langkah dalam analisis data antara lain:
1) Menerapkan model pembelajaran Quantum Learning pada pembelajaran tari bedana dalam kegiatan Ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015;
2) Mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran tari bedana
dengan menggunakan model pembelajaranQuantum Learning;
3) Menganalisis hasil tes tari bedana dengan menggunakan model pembelajaran
Quantum Learning yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik 1 dan 2 dengan baik dan benar;
4) Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan mrnggunakan rumus presentasi
sebagai berikut.
Nilai siswa= x skor ideal
5) Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil
Tabel 3.3 Penentuan Patokan Nilai dengan Skala Lima Interval Nilai Tingkat
kemampuan Keterangan
85-100 Baik sekali
75-84 Baik
60-74 Cukup
40-59 Kurang
0-39 Gagal
(Arikunto, 2008:246).
6) Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang
pokok yang sesuai untuk dianalisis;
7) Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif kualitatif data pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa.
1. Proses penerapan modelQuantum Learningpada pembelajaran tari bedana dalam kegiatanEkstrakurikulertari dapat mempermudah siswa dalam mempelajari ragam gerak tari melalui 6 aspek inti yang terdapat
pada modelQuantum Learningdengan sebutan TANDUR, 6 aspek tersebut yaitu:
a. AspekTumbuhkan,pada tahap ini rata-rata siswa dapat
memperhatikan dengan baik ketika guru sedang menjelaskan cakupan
materitari bedana, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami tentang materi yang di jelaskan oleh guru.
b. AspekAlami,secara keseluruhan pada tahap ini dari seluruh siswa yang berjumlah 12 terdapat satu siswa dengan kode sampel ML tidak
memahami tentang materitari bedana yang di sampaikan oleh guru.
c. AspekNamai,pada tahap ini rata-rata siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana, mereka
d. AspekDemonstrasikan,pada tahap ini rata-rata dari empat kelompok terdapat satu kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam gerak
tari bedanayang telah dipelajari di depan kelas dengan alasan tidak berani/malu.
e. AspekUlangi,pada tahap ini rata-rata dari empat kelompok terdapat 1 kelompok yang tidak berlatih bersama kelompoknya
masing-masing. Faktor dalam hal tersebut dikarenakan terdapat siswa yang
tidak serius berlatih dan memilih untuk bermain.
f. AspekRayakan,pada tahap ini seluruh kelompok bertepuk tangan ketika kelompok lain telah menampilkantari bedana yang telah dipelajari.
2. Hasil pembelajaran tari bedana pada siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikulertari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dengan sebutan TANDUR yaitu. Aspek Tumbuhkan, pada tahap ini siswa mendapat nilai rata-rata 100 dengan kriteria baik sekali, aspek Alami rata-rata siswa memperoleh nilai 93 dengan kriteria baik sekali, aspek Namai rata-rata siswa memperoleh nilai 87 dengan kriteria baik sekali, aspek
Dilihat dari penilaian tes praktik 1 dan 2 yaitu bentuk gerak, hafalan ragam
gerak dan ketepatan gerak dengan musik memperoleh nilai 93 dengan
kriteria baik sekali, karena rata-rata siswa mampu menarikan tari bedana
berdasarkan bentuk gerak, hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak
dengan musik. Ditinjau dari pengamatan siswa per aspek yaitu aspek
bentuk gerak memperoleh nilai 96 dengan kriteria baik sekali, hafalan
ragam gerak memperoleh nilai rata-rata 88 dengan kriteria baik sekali.
Aspek ketepatan gerak dengan musik memperoleh nilai rata-rata 82
dengan kriteria baik. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran tari bedana pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning memperoleh nilai rata-rata 88 dengan kriteria baik sekali, karena seluruh siswa mengikuti proses pembelajaran
dengan baik.
5.2 Saran
B. Untuk kepentingan penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut.
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan dapat menambah
referensi bagi guruEkstrakurikulertari dan pembinaEkstrakurikulertari yang juga merupakan guru seni budaya tentang model pembelajaran tari
yang tepat dalam proses pembelajaran seni tari.
dalam pelestarian budaya yaitu yang berkaitan dengan bentuk gerak tari
Lampung.
3. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kecintaan
siswa mengenai bentuk gerak tari Lampung yang dalam penelitian ini adalah
ragam geraktari Bedana.
4. Bagi pihak sekolah diharapkan membuat ruang khusus untuk berlatih tari
dengan sarana (sound) yang memadai agar pembelajaran tari dapat lebih
Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
Bobbi DePorter, Mike Henarcki. 2011.Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Bandung:Kaifa.
Dimyati, Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.
Firmansyah, Hasan, Kamsadi. 1996.Mengenal Tari Bedana.Bandar Lampung:Gunung Pesagi. Hamalik. 2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kunandar. 2011.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mustofa, Arif, and Thobroni, 2011.Belajar dan Pembelajaran . Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Mustika, I Wayan. 2012.Tari Muli Siger. Lampung: Anugrah Utama Raharja.
Rusman, 2011.Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Sagala, Syaiful. 2011.Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A.M. 2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Smith, 1996.Collaborative Learning Techniques.Bandung : Nusa Media
Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sumandiyo, Y Hadi, 2007.Kajian Tari Teks & Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Suryosubroto, 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.