• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Tari Bedana Dengan Menggunakan Model Quantum Learning di SMA AL AZHAR 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20142015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembelajaran Tari Bedana Dengan Menggunakan Model Quantum Learning di SMA AL AZHAR 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20142015"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Learning

di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung

Oleh Ari Saputra Npm : 1113043009

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Halaman

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan penelitian ...6

1.4 Manfaat Penelitian ...7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ...9

2.1.1 Metode Pembelajaran ...9

2.1.2 Pembelajaran kooperatif ...10

2.2 Model PembelajaranQuantum Learning...10

2.2.1 Kelebihan Dan Kelemahan Model PembelajaranQuantum Learning...11

2.2.2 Sintaks Model PembelajaranQuantum Learning...13

2.2.3 Implementasi Pembelajaran Tari BedanaDengan Menggunakan Model Quantum Learning...13

2.3 Ekstrakurikuler...14

2.3.1 Pengertian KegiatanEkstrakurikuler...15

2.3.2 Tujuan dan Ruang Lingkup KegiatanEkstrakurikuler...15

2.3.3 Jenis KegiatanEkstrakurikuler...15

2.3.4 Prinsip-prinsip programEkstrakurikuler...16

2.3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan KegiatanEkstrakurikuler ...16

2.4 Aktivitas Belajar...17

2.4.1 Belajar Gerak ...17

2.5 Tari Bedana... 18

2.5.1 Ragam GerakTari Bedana ...20

2.5.2 Pengertian Kemampuan GerakTari Bedana...38

(3)

3.1 Desain Penelitian ...40

3.1.1 Langkah-langkah Desain Penelitian ... 40

3.2 Sumber Data ...41

3.3 Teknik pengumpulan Data ...41

3.3.1 Observasi ...41

3.3.2 Wawancara ...42

3.3.3 Dokumentasi...42

3.3.4 Tes Praktik...42

3.3.5 Nontes...47

3.4 Instrumen Penelitian ...55

3.5 Teknik Analisis Data ...56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...58

4.1.1 Identitas Sekolah ...58

4.1.2 Visi Misi Sekolah ...59

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ...62

4.2.1 Laporan Hasil Penelitian Pendahuluan ...62

4.2.2 Pertemuan Pertama ...64

4.2.3 Pertemuan Kedua ...79

4.2.4 Pertemuan Ketiga ...95

4.2.4.1 Pembahasan Instrumen (Rata-rata Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning)...110

4.2.5 Pertemuan Keempat ...112

4.2.6 Pertemuan Kelima ...116

4.2.6.1 Pembahasan Instrumen Nontes (Rata-rata Aktivitas Siswa) ...120

4.2.7 Pertemuan Keenam...122

4.2.7.1 Pembahasan Instrumen Tes Praktik 1 dan 2 (Rata-rata Tes Praktik 1 dan 2 Berdasarkan Kode Sampel) ...125

4.3 Pembahasan ...127

4.3.1 Implementasi PembelajaranTari Bedanadengan Menggunakan Model Quantum Learning...128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...134

5.2 Saran ...136

(4)

1.1 Latar Belakang

Pada pasal 1 ayat 2 UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa

pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang

berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan

tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan

peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam

lingkungan tertentu. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1

ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

suatu bangsa, karena melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang

(5)

pembangunan pendidikan yang terarah dan terpadu serta sejalan dengan

pembangunan dibidang lainnya. Berbagai upaya pembaharuan telah

dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, baik

pembaharuan yang menyangkut kurikulum maupun peningkatan kualitas

tenaga pendidik.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa

(Suryosubroto,2009: 287).

Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi

lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas

baru(Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono,2006: 2010). Sedangkan

pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar di

lakukan oleh peserta didik atau murid.

UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang di bangun

(6)

meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan

kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di

pergunakan sebagai dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran seperti buku-buku, film, komputer, kurikuler dan

lain-lain(Joyce dan Weil dalam Trianto 1992: 4). Seorang guru sebaiknya

merancang pembelajaran yang baik sehingga siswa dapat meresap mati

dengan maksimal dan guru dapat menimbulkan suasana belajar yang

aktif dan menyenangkan sehingga siswa tidak menjadi kaku dalam

belajar. Terdapat banyak model pembelajaran yang salah satunya adalah

model pembelajaranQuantum Learning.

Pembelajaran kuantum merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu

Quantum Learning.Quantum Learningadalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya

ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan

dan bermanfaat (Bobbi DePorter & Mike Hernacki, 2011:16). Model

pembelajaran ini sederhana namun dapat bermanfaat dan dapat di

gunakan pada mata pelajaran praktik seperti seni budaya yang mencakup

(7)

Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama

sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat

unsur keindahan gerak, ketepatan irama dan ekspresi(Mustika, 2012:22).

Seni tari sebagai ekpresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian

tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh

makna (meaning).keindahan tari tidak hanya keselarasan

gerakan-gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh

ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang di

bawakan(Hadi 2007:13). Tari dapat di golongkan menjadi tarian

tradisional dan tarian kreasi. Tari tradisional adalah tarian yang berasal

dari daerah yang memiliki makna tertentu dan menjadi sebuah identitas

sebuah daerah, seperti tari Bedana yang berasaal dari Lampung. Tari Bedana merupakan tarian khas daerah Lampung yang menggambarkan pergaulan daerah Lampung. Pada awalnyatari Bedanadi bawa oleh para pedagang dari Gujarat Arab dan Timur Tengah yang ingin menyebarkan

agama islam(Firmansah,Hasan,dan Kamsadi:1996:3). Seiring dengan

perkembangan zaman tari Bedana beralih fungsi menjadi tarian muda-mudi masyarakat Lampung.Tari Bedanajuga banyak di pelajari sekolah-sekolah di Lampung.

SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah di

Bandar Lampung yang menerapkan pembelajaran tari ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan ekstrkurikuler adalah kegiatan pembelajaran tambahan

(8)

dalam berbagai bidang, misalnya, olah raga, kesenian, berbagai macam

keterampilan dan kepramukaan di selenggarakan di sekolah. Penelitian

ini di fokuskan pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA AL-AZHAR 3

Bandar Lampung karena minat pada ekstrakurikuler pada seni budaya

khususnya tari di SMA AL-AZHAR 3 masih rendah, siswa cenderung

beranggapan bahwa mempelajari tari tradisi itu sangat membosankan dan

ragam gerak dalam tari tradisi sangat monoton. Hal tersebut yang

menjadi permasalahan nya. Di samping itu model pembelajaran yang

kurang bervariasi menjadi bagian faktor utama yang membuat siswa

kurang berminat mengikuti ektrakurikuler tari.

Pembelajaran seni tari di ekstrakurikuler SMA AL-AZHAR 3 Bandar

Lampung sudah mengajarkan tari bedana namun tarian yang

menggambarkan pergaulan muda-mudi Lampung ini masih sangat sedikit

siswa yang mau mempelajarinya, ragam gerak pada tari bedana tidak sulit untuk dipelajari siswa seharusnya siswa dapat mempelajarinya

dengan baik.

Dari permasalahan tersebut yang menjadi faktor utamanya adalah model

pembelajaran, yang hanya berpusat kepada guru sehingga siswa kurang

aktif karna tidak di libatkan dalam pembelajaran maka di butuhkan

model pembelajaran yang dapat di gunakan untuk membantu proses

(9)

Berdasarkan permasalahan tersebut, di butuhkan penelitian yang berjudul

“Penerapan model pembelajaran Quantum Learningdalam pembelajaran

tari bedana di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka dapat di

rumuskan masalah yaitu, yaitu:

1.2.1 Bagaimanakah penerapan model pembelajaranQuantum

Learning dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan

ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 ?

1.2.2 Bagaimanakah hasil pembelajarantari bedanadengan

menggunakan model pembejaran Quantum Learning dalam pembelajarantari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 ?

1.3 Tujuan Penelitian

berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian pada

penelitian ini yaitu:

1.3.1 Mendiskripsikan penerapan model pembelajaranQuantum Learning dalam pembelajaran tari bedana di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

(10)

menggunakan model pembelajaranQuantum Learning di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik

maupun praktik, yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Hasil penelitian ini dapat menjadi model pembelajaran yang

dapat memecahkan masalah belajar siswa dalam bentuk

keterampilan dan membutuhkan pemahaman dan latian.

1.4.2 Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat merangsang siswa dalam

pemahaman dan mempertajam daya ingat.

1.4.3 Bagi guru, hasil penelitian ini menjadi gambaran bahwa jenis

Pembelajaran kooperatif menuntut partisipasi siswa untuk

tahu, menciptakan suasana senang dalam belajar

,meningkatkan kreatifitas siswa dan bermanfaat

meningkatkan dalam pengajaran seni budaya khususnya seni

tari.

1.4.4 Bagi kepala sekolah, sebagai masukan bahan pertimbangan

Pendekatan model pembelajaran untuk pembelajaran seni

tari di sekolah.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan

(11)

1.5.1 Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

Quantum Learning pada pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.

1.5.2 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, XII

yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler tari tahun pelajaran

2014/2015 berjumlah 12 siswa.

1.5.3 Tempat penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMA AL-AZHAR 3 Bandar

Lampung.

1.5.4 Waktu penelitian

(12)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik (guru) dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai suatu

proses yang dibangun oleh guru sebagai untuk mengembangkan kreatifitas

berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang

baik terhadap materi pembelajaran (Sagala,2011:62).

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh

pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik

atau murid (Sagala, 2011:61)

2.1.1 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang

dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan

(13)

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dapat di definisikan sebagai pembentukan kelompok

kecil agar para pelajar dapat bekerja sama untuk memaksimalkan proses

pembelajaran masing-masing dan pembelajaran satu sama lain (Smith, 1996:7).

2.2 Model PembelajaranQuantum Learning

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa

belajar dan bekerja dengan cara berkelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini

tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang di

lakukan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa (Rusman, 2011:202).

Quantum Learning adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang di gunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas SuperCamp. Diciptakan

berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov),

Multiple Intelligences (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler),Experiential Learning(Hahn),Socratic Inquiry,Cooperative Learning

(Johnson dan Johnson), danElements of Effective Instruction(Hunter),Quantum Learning merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket yang multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang

pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan

kempuan murid untuk berprestasi. Sebagai pendekatan belajar yang segar,

mengalir, praktis, dan mudah diterapkan.

(14)

serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan

bermanfaat. Quantum Learning ini berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya

suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi

hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau

negatif. Tokoh utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Ia adalah perintis, pencetus dan pengembang utamaQuantum Learning.

2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan dari model pembelajaranQuantum

Learning :

(a.) Kelebihan model pembelajaran Quantum Learning (Bobbi DePorter & Mike Henarki 2011:18-19),yaitu:

1. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan

fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum

dipakai.

2. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis

3. Pembelajaran kuantum lebih konstruktivis(tis)

4. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang

bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.

5. Pembelajaran kuantum sangatmenekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.

6. Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan

kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan

(15)

7. Pembelajaran kuantum sangat menekantan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran.

8. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks

dan isi pembelajaran.

9. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi

fisikal atau material.

10. Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai

bagian penting proses pembelajaran.

11. Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan

kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.

12. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan

pikiran dalam proses pembelajaran.

(b) Kelemahan

1. Membutuhkan pengalaman yang nyata

2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam

Belajar.

3. Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa

Serta karakteristik yang terdapat pada siswa, karena pembelajaran

(16)

2.2.2 Sintaks Model PembelajaranQuantum LearningDengan Sebutan

TANDUR :

1. Tumbuhkan

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya Bagiku”

(AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar.

2. Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat di mengerti

semua pelajar.

3. Namai

Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah

“masukan”.

4. Demonstrasikan

Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka

tahu”.

5. Ulangi

Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku

tahu bahwa aku memang tahu ini”.

6. Rayakan

Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan

keterampilan dan ilmu pengetahuan.

2.2.3 Implementasi Pembelajarantari bedanaDengan Menggunakan

ModelQuantum Learning:

(17)

1. Guru menstimulasi siswa

2. Memberi pertanyaan kepada siswa mengenai cakupan tari bedana.

- Kegiatan inti

1. Pembelajaran di awali dengan pemanasan

2. Guru mengajari ragam geraktari bedanasecara bertahap 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

4. Guru memberi tugas siswa untuk menghafal dan memahami

ragam gerak yang telah di berikan

5. Guru memberi waktu seluruh siswa untuk berdiskusi dan

berlatih bersama kelompoknya

6. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil latihan ragam

gerak yang telah diajarkan bersama kelompoknya

7. Memberikan pujian dan masukan kepada siswa

8. Pengambilan nilai kelompok

9. Guru memberi apresiasi kepada siswa

2.3 Ekstrakurikuler

2.3.1 Pengertian kegiatanekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas

wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan Ekstrakurikuler

dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati

(18)

keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran

biasa (Suryosubroto, 2009: 286).

2.3.2 Tujuan dan Ruang Lingkup kegiatanekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun

tujuan dari pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah (Suryosubroto, 2009: 287) adalah:

1. Kegiatan Ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor;

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi

menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif;

3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu

pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Jadi, ruang lingkup kegiatan Ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program

intrakurikuler.

2.3.3 Jenis KegiatanEkstrakurikuler

Jenis-jenis kegiatan Ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis (Suryosubroto, 2009: 290), yaitu

1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program

(19)

2. Kegiatan Ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatanEkstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.

2.3.4 Prinsip-prinsip programEkstrakurikuler

Prinsip-prinsip programEkstrakurikuler (Suryosubroto, 2009: 291) adalah 1. Semua murid, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta

dalam usaha meningkatkan program;

2. Kerjasama dalam tim adalah fundamental;

3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan;

4. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasil

5. Program hendaknya cukup konprehensif dan seimbang dapat memenuhi

kebutuhan dan minat siswa;

6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah;

7. Prograam harus dinilai berdasarkan sumbangannya pada nilai-nilai

pendidikan di sekolah dan efisiensi pelakanaannya;

8. Kegitan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya

bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga

menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid;

9. Kegiatan Ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau

sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.

2.3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan KegiatanEkstrakurikuler

Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

(20)

1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan minat

siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru atau

petugas untuk itu, bilamana kegiatan trsebut memerlukannya.

2. Kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya

diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi sosial

budaya setempat.

2.4 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam

interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang

berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern.

Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru , sedangkan

pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa, kemudian untuk

aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain:visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activitiesdan emotional activities (Sadirman, 2011: 101).

2.4.1 Belajar Gerak

Gerak dalam tari adalah bahasa yang dibentuk menjadi pola-pola gerak dari

seorang penari. Prinsip yang sangat penting dalam bentuk gerak mengandung

pengertian menjadi satu yang utuh. Kesatuan aspek-aspek gerak, ruang, dan

(21)

Pembelajaran gerak tari seorang siswa tidak boleh lepas dari pengawasan dan

bimbingan seorang guru agar mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa dapat

mempraktikan gerak atau menari dengan tepat sesuai dengan tugas yang

disampaikan melalui media berupa kertas, siswa melakukan gerak itu sendiri

lalu didiskusikan dengan pasangan, guru mengarahkan gerak dengan tepat dan

dengan teknik yang benar sehingga pembelajaran gerak akan memperoleh hasil

yang baik.

2.5 Tari Bedana

Tari merupakan gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi

musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari

(Soeryodiningrat dalam Mustika, 2012:22).

Tari Bedana adalah tari tradisional yang hidup dan berkembang di daerah Lampung yang merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus

dipelihara, dibina, dan dikembangkan. Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama,

etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Diperkirakan pada

awalnyatari Bedanaditarikan oleh pria yang dibawa oleh kaum pedagang atau para pemuka agama Islam dari Gujarat maupun dari Timur Tengah yang

berfungsi untuk syiar agama Islam (Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi, 1996:3).

Tari Bedana yang pada awalnya sebagai sarana syiar agama islam mengalami pergeseran fungsi menjadi tari pergaulan sebagai sarana hiburan. Perkembangan

(22)

tari bedana bahkan sekarang sudah ditarikan dengan berpasangan antara pria dengan wanita.

Tari bedana hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam, tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia ada

yang memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, serta memiliki fungsi

yang sama sebagai tari pergaulan. Di daerah Sumatra bagian timur termasuk

Kalimantan Barat, tari ini terkenal denganZapin atau Jepen, di daerah Sumatra Selatan dan Bengkulu dengan tari Dana, sedangkan di Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Barat dan Maluku tari ini dikenal dengan nama tari

Dana-Dini(Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi, 1996:3).

Gerak dasar tari bedanadimulai dengan salam diakhiri pula dengan salam yang mana setiap gerakan dilakukan dengan sopan dan santun disertai dengan

kelembutan yang diibaratkan ketika kaki melangkah tidak membuat kusut tikar

atau karpet yang dipakai sebagai alas mereka menari. Makna filosofis yang

terkandung dari gerak tari Bedana melambangkan sebagai bentuk dari kepedulian dengan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari gerak pembuka.

Penari mengawali dengan tahtim kemudian memberi salam dan melangkah maju

dan mundur. Langkah dan gerak tari berikutnya memasuki penyampaian misi

dari tari yaitu ajaran dan nasehat kehidupan yang berasal dari agama Islam.

Sedangkan keseluruhan gerak melambangkan falsafah tentang kehidupan.

(23)

mengekspresikan dengan baik penari mampu mengenali dan menghayati

unsur-unsur geraknya.

2.5.1 Ragam GerakTari Bedana Tabel 2.1

Ragam GerakTari Bedana

No Nama Gerak Foto Deskripsi Gerak

1 Tahtim

1 2 3 4

5 6 7 8

1. Kaki kanan melangkah ke

2. Kaki kiri melangkah ke

(24)

mengarah ke depan dan tersenyum.

4. Mundur kaki kiri, tangan dengan badan ke kiri dan tersenyum.

5. Langkah kaki kanan dengan sedikit mendak (merendah), tangan kanan memutar ke depan, pandangan

mengarah ke depan dan tersenyum.

6. Membalikan badan ke kiri angkat kaki kanan jinjit, tangan dengan sikap

(25)

menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

8. Menarik kaki kanan ke sebelah kiri diteruskan

2 Khesek Gantung

1 2 3 4

1. Langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan

2. Langkah kaki kiri, tangan dengan

3. Ayunkan kaki kanan ke samping kanan dengan sikap kaki jinjit, sikap tangan disikukan ke arah kanan sejajar bahu, badan tegak

(26)

kanan dan tersenyum.

4. Sikap kaki kanan ditekuk ke depan disikukan rata-rata air, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan tegak dan tersenyum.

3 Khesek Injing

1 2 3 4

1. Langkah kaki kanan ke depan, langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan

2. Langkah kaki kiri, langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan

3. Sikap kaki kanan jinjit dan

(27)

badan tegak dan

4. Sikap kaki kanan dibuka ke samping kanan, tangan

1. Langkah kaki kanan, tangan

2. Langkah kaki kiri ke arah diagonal kanan, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.

(28)

5 6 7 8 arah kaki dengan ekspresi senyum.

4. Angkat kaki kiri lalu diayunkan ke atas, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.

5. Langkah kaki kiri, tangan dengan arah kaki dengan ekspresi senyum.

(29)

arah kaki dengan ekspresi senyum.

7. Mundur kaki kiri, tangan dengan arah kaki dengan ekspresi senyum.

8. Angkat kaki kanan lalu diayunkan ke atas, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.

5 Ayun Gantung

1 2 3 4

1. Langkah kaki kanan, tangan

(30)

5 6 7 8 arah kaki dengan ekspresi senyum.

3. Mundur kaki kanan, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.

4. Angkat kaki kiri lalu diayunkan ke atas rata-rata air, tangan dengan arah kaki dengan ekspresi senyum.

(31)

menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

6. Kaki diayunkan ke atas, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum.

7. Kaki diayunkan ke bawah, tangan arah kaki dengan ekspresi senyum. 8. Kaki diayunkan ke

(32)

6 Humbak Moloh

1 2 3 4

5 6 7 8

1. Kaki kanan

melangkah ke arah kanan, tangan berbentuk ‘L’ ke arah kanan dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

2. Kaki kiri melangkah mengikuti di belakang kaki kanan lalu berjinjit, tangan berbentuk ‘L’ ke arah kanan hingga dibawah bahu dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah bertemu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

3. Kaki kanan

melangkah ke arah kanan, tangan berbentuk ‘L’ ke arah kanan dengan posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu , sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

(33)

samping kaki kanan lalu berjinjit, tangan berbentuk ‘L’ ke arah kanan hingga sejajar bahu dengan telapak tangan mengarah ke depan dan mengarah ke kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

5. Kaki kiri

melangkah ke arah kiri, tangan

berbentuk ‘L’ ke arah kiri dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

6. Kaki kanan melangkah mengikuti di belakang kaki kiri lalu berjinjit, mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah

bertemu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

7. Kaki kiri

(34)

berbentuk ‘L’ ke arah kiri dengan posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu , sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

8. Kaki kanan melangkah mengikuti di samping kaki kiri lalu berjinjit, kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 7 Gelek

1 2 3 4

1. Angkat lalu

mengayunkan kaki kanan ke atas, tangan dengan

(35)

5 6 7 8

3. Langkah kaki kiri, tangan dengan

4. Langkah kaki kanan membuka ke arah kanan, tangan dengan

5. Mundur kaki kiri, tangan dengan

(36)

lemah gemulai 7. Langkah kaki kiri,

tangan dengan

8. Kaki kanan merapat kaki kiri kemudian berjinjit. Sikap badan ke depan dengan ekspresi senyum. 8 Belitut

1 2 3 4

1. Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan

(37)

5 6 7 8

3. Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan

4. Kaki kanan membuka ke

(38)

mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

6. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri, tangan dengan sikap

7. Langkah kaki kanan, tangan

(39)

9 Jimpang

1 2 3 4

5 6 7 8

1. Langkah kaki kanan ke arah diagonal kanan,

2. Langkah kaki kiri, tangan dengan

3. Mundur kaki kanan, tangan

(40)

kaki dengan ekspresi senyum.

5. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri belakang, tangan dengan

6. Langkah kaki kiri menghadap ke

7. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri

(41)

kiri berjinjit. tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), Sikap badan ke arah depan dengan ekspresi senyum. Dokumentasi: (Devielia, November 2014)

2.5.2 Pengertian Kemampuan gerakTari Bedana

Kemampuan adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk menguasai

keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu

pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan gerak tari bedana dalam penelitian ini adalah hasil proses belajar tari Bedana. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal

penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian hasil belajar padaEkstrakurikuler

khususnya seni tari berkenaan dengan hasil belajar tari bedana yaitu melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran tariBedana.

2.6 Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran,

sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum,

sebagai upaya untuk menciptakan belajar di kelas. Fungsi utama evaluasi dalam

kelas adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil dicapai

langsung berkaitan dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target. Selain

(42)

rancangan pengajaran. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peranan

guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum dan prinsip-prinsip belajar

untuk diterapkan dalam pengajaran. Tujuan evaluasi untuk memperbaiki

pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu dalam kelas. Fungsi evaluasi adalah

mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajaran itu sendiri, dengan evaluasi dapat diketahui

sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah mengalami

(43)

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu penerapan model pembelajaran Quantum Learning

pada pembelajarantari bedanadi SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung maka metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teori belajar adalah deskriptif karena

tujuan utamanya menjelaskan proses belajar (Mustofa dan Thobroni, 2011: 59).

Dipilihnya metode deskriptif kualitatif karena peneliti kualitatif bersifat holistik dan

lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar

variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi

(reciprocal/interaksi) (Sugiyono, 2012: 11).

Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan

model pembelajaran Quantum Learning dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari bedanapada kegiatanEkstrakurikulertari SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.

3.1.1 Langkah-langkah Desain Penelitian

(44)

ketercapaian pelaksanaan implementasi model pembelajaranQuantum Learningyang di lakukan oleh guru menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru. Kelima

menjelaskan hasil proses belajartari bedana dengan menggunakan lembar pengamatan tes praktik 2 yaitu hafalan urutan gerak dan ketepatan gerak dan musik, menjelaskan

hasil aktivitas siswa dan aktivitas guru yang kemudian dibuat kesimpulan menggunakan

persentase dengan skala lima.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalahtari bedana,guru seni budaya sekaligus pelatih tari dalam kegiatanEkstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung dan siswa yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tari kelas X, XI, XII yang seluruhnya berjumlah 12 siswa perempuan untuk memperoleh data tentang proses pembelajarantari Bedanadengan menggunakan modelQuantum Learning.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,

wawancara, dokumentasi, tes praktik dan nontes.

3.3.1 Observasi

Observasi dilaksanakan sebelum studi pendahuluan untuk mengetahui masalah yang

akan diteliti, dan mengetahui keadaan subyek yang sebenarnya. Pengamatan atau

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikhologis (Hadi dalam Sugiyono, 2012: 145). Observasi

ini peneliti tidak partisipan atau terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang

yang akan di amati, melainkan non partisipan. Peneliti mengamati guru yang

(45)

Dengan objek yang akan di teliti adalah siswa siswi kelas X, XI, XII yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung yang berjumlah

12 orang.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2012:137). Wawancara dilakukan

dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dari informan yaitu guru seni

budaya dan pembimbing kegiatanekstrakurikuleryang berupa pembelajaran tari.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya.

Penelitian ini dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa tulisan, gambar, dan video.

Setelah mendapatkan hasil peneltian dari observasi akan lebih akurat dengan didukung

oleh catatan-catatan atau data mengenai penggunaan model pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran tari bedana di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung. Penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan, berupa

laporan maupun gambar.

3.3.4 Tes Praktik

Konsep tujuan pembelajaran yang menitikberatkan pada tingkah laku siswa (perbuatan)

sebagai output siswa yang dapat diamati (Sagala, 2011: 25). Jenis tes yang digunakan

(46)

mendemonstrasikantari bedanamenggunakan model pembelajaranQuantum Learning. Perolehan data tentang hasil belajar siswa digunakan instrumen yang berupa lembar

pengamatan tes praktik, seperti yang di bawah ini.

Tabel 3.1

Lembar Pengamatan Tes Praktik (Individu) 1

No Aspek Ragam GerakTari bedana Skor

Maksimum

r1 r2 r3 r4 r5 r6 r7 r8 r9

Bentuk Gerak a. Siswa mampu

memeragakan geraktari bedana

dengan 3 ketentuan gerak dengan benar (kaki, tangan, dan sikap badan)

5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 b. Siswa mampu

memeragakan geraktari bedana

dengan 1

kesalahan dari 3 ketentuan gerak yang telah ditentukan(kaki, tangan, dan sikap badan)

4 4 4 4 4 4 4 4 4

c. Siswa mampu memeragakan geraktari bedana

dengan 2

kesalahan dari 3 ketentuan gerak yang telah ditentukan (kaki, tangan, dan sikap badan)

3 3 3 3 3 3 3 3 3

d. Siswa tidak mampu memeragakan geraktari bedana

dengan 3 ketentuan gerak dengan

(47)

benar (kaki, tangan, dan sikap badan)

Keterangan :

r1 = Tahtim r6 = Ayun

r2 = khesek Gantung r7 = Ayun Gantun

r3 = Khesek Injing r8 = Gelek

r4 = Khumbak Muloh r9 = Jimpang

r5 = Belitut

Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan akumulasi 9 ragam gerak untuk siswa

berdasarkan aspek bentuk gerak yang akan dijadikan indikator dengan pemberian skor yang

sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik 1 yang memiliki skor maksimal 5.

Selanjutnya, setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Nilai siswa= x skor ideal

Contoh siswa dengan kode WW memperoleh skor dari tes praktik 1 yaitu akumulasi dari 9

ragam gerak adalah 40. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus

perhitungan tes.

Nilai siswa= x 100 = 89.

Penilian tersebut untuk mengetahui nilai pada aspek bentuk geraktari Bedanadengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, yang terdapat dalam lembar pengamatan tes

praktik 1 yang memiliki skor maksimal 5. Dari contoh nilai siswa di dapat hasil 89 dengan

(48)

Tabel 3.2

Lembar Pengamatan Tes Praktik (Indivudu) 2

No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria

1. Hafalan Urutan gerak

) Siswa mampu memeragakan 9 ragam geraktari bedanadari awal sampai akhir tanpa kesalahan

)

5 Baik sekali

) Siswa mampu memperagakan 8 ragam geraktari bedanaakan tetapi masih mengalami

kesalahan 1-2 kali pada sembilan ragam gerak

)

4 Baik

) Siswa mampu memperagakan 7 ragam geraktari bedanaakan tetapi masih mengalami

kesalahan 3-4 kali pada sembilan ragam gerak

)

3 Cukup

) Siswa mampu memperagakan 6 ragam geraktari bedanaakan tetapi masih mengalami

kesalahan 5-6 kali pada sembilan ragam gerak

)

2 Kurang

) Siswa tidak hafal kurang dari 6 ragam geraktari bedana

sehingga siswa terlihat tidak tertib gerak dan tidak beraturan

1 Gagal

2. Ketepatan gerak dan musik

) Siswa mampu memeragakan 9 ragam geraktari bedanadengan tepat hitungan gerak dan musik

5

Baik sekali

) Siswa mampu memeragakan 8 ragam geraktari bedana1-2 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

)

4 Baik

) Siswa mampu memeragakan 7 ragam geraktari bedana3-4 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

)

(49)

) Siswa mampu memeragakan 6 raganm geraktari bedana5-6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

)

2 Kurang

) Siswa mampu memeragakan kurang dari 6 ragam geraktari bedanalebih dari 6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

)

1 Gagal

Total Skor Maksimum 10

Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan dua aspek yang

akan dijadikan indikator penilaian yaitu hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak dengan

musik pada saat menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar

pengamatan tes praktik 2 yang memiliki skor maksimal 10. Selanjutnya, setelah skor siswa

diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Nilai siswa= x skor ideal

Contoh siswa dengan kode WW memperoleh skor dari tes praktik yaitu 9. Untuk menghitung

nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus perhitungan tes.

Nilai siswa= x 100 = 90

Dapat di jabarkan bahwa contoh nilai siswa pada lembar tes praktik 2 diatas adalah 90

dengan rumus Nilai siswa= x 100 = 90

Hasil belajar geraktari bedanadapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik 1 dan 2 dengan total skor seluruhnya berjumlah 55 sehingga hasil belajar siswa dapat dilihat

(50)

Tabel 3.3

Penentuan Patokan Nilai dengan Skala Lima

Interval Nilai Tingkat kemampuan Keterangan

85-100 Baik sekali

75-84 Baik

60-74 Cukup

40-59 Kurang

0-39 Gagal

(Arikunto, 2008:246).

Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan tiga aspek yang

akan dijadikan indikator penilaian yaitu bentuk gerak dari 9 ragam gerak, hafalan ragam

gerak dan ketepatan gerak dengan musik pada saat menari dengan pemberian skor yang

sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 55.

Selanjutnya, setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Nilai siswa= x skor ideal

Contoh siswa dengan kode WW memperoleh skor dari tes praktik yaitu 50. Untuk

menghitung nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus perhitungan tes.

Nilai siswa= x100 = 91

Dengan demikian, jika disandingkan dengan tolok ukur patokan dengan perhitungan

persentase untuk skala lima maka WW mendapat persentase baik sekali.

3.3.5 Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswa dalam

(51)

lembar pengamatan aktivitas siswa, instruman pengamatan proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaranQuantum Learningdan aktivitas guru, sebagai berikut.

Tabel 3.4

Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No Aspek Diskriptor Skor Kriteria

1 Visual Activities

Seluruh siswa memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan

menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana

5 Baik Sekali

Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana

4 Baik

Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana

3 Cukup

Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana

2 Kurang

Seluruh siswa tidak memerhatikan guru saat guru memberikan instruksi dan menjelaskan tugas pada awal pembelajarantari bedana

1 Gagal

2 Motor Activities

Seluruh siswa memeragakan geraktari

bedana 5 Baik Sekali

Dari 12 siswa terdapat 1-3 yang

memeragakan geraktari bedana 4 Baik Dari 12 siswa terdapat 4-6 yang

memeragakan geraktari bedana 3 Cukup Dari 12 siswa terdapat 7-9 yang

(52)

Dari 12 siswa seluruhnya tidak memeragakan geraktari bedana

1 Gagal

3 Oral Activities

Seluruh siswa memberi pendapat saat berlatih bersama kelompoknya masing-masing

5 Baik Sekali

Dari 12 siswa terdapat 1-3 yang tidak memberi pendapat saat berlatih

bersama kelompoknya 4 Baik

Dari 12 siswa terdapat 4-6 yang tidak memberi pendapat saat berlatih

bersama kelompoknya 3 Cukup

Dari 12 siswa terdapat 7-9 yang tidak memberi pendapat saat berlatih

bersama kelompoknya 2 Kurang

Dari 12 siswa seluruhnya tidak memberi pendapat saat berlatih

bersama kelompoknya 1 Gagal

Total Skor Maksimum 15

Setelah skor aktivitas siswa didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai

aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian aktivitas siswa yaitu

visual activities, oral activities, dan motor activitiespada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas

siswa yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh

maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Nilai siswa= x skor ideal

Lembar pengamatan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaranQuantum Learningdigunakan untuk mengecek dan melihat keefektifan penerapan model pembelajaran

(53)

Tabel 3.5

Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan ModelQuantum Learning Dengan Sebutan TANDUR

No Aspek Keterangan Skor Kriteria

1 Tumbuhkan a. Seluruh siswa

memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana

b. Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak

memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana

c. Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak

memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana

d. Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak

memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana

e. Seluruh siswa tidak mampu memperhatikan guru saat di terangkan materitari bedana

5

2 Alami a. Seluruh siswa memahami tentang materitari bedana

yang di sampaikan oleh guru

b. Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak memahami tentang materitari bedana

yang di sampaikan oleh guru

c. Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak memahami tentang materitari bedana

yang di sampaikan oleh guru

d. Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak memahami tentangtari bedanayang di sampaikan oleh guru

e. Seluruh siswa tidak

(54)

memahami tentangtari bedanayang di sampaikan oleh guru

3 Namai a. Seluruh siswa mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana

b. Dari 12 siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana

c. Dari 12 siswa terdapat 4-6 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana

d. Dari 12 siswa terdapat 7-9 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana

e. Seluruh siswa tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana

5

4 Demonstrasikan a. Seluruh kelompok

mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas

b. Dari 4 kelompok terdapat 1 kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas

c. Dari 4 kelompok terdapat 2 kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas

d. Dari 4 kelompok terdapat 3 kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana yang telah dipelajari di depan kelas

e. Seluruh kelompok tidak

(55)

dapat mempraktikkan hasil ragam geraktari bedana

yang telah dipelajari di depan kelas

5 Ulangi a. Seluruh kelompok berlatih ragam geraktari bedana

yang telah dipelajari bersama kelompoknya masing-masing

b. Dari 4 kelompok terdapat 1 kelompok yang tidak berlatih ragam geraktari bedana

yang telah dipelajari bersama kelompoknya

c. Dari 4 kelompok terdapat 2 kelompok yang tidak berlatih ragam geraktari bedana

yang telah dipelajari bersama kelompoknya

d. Dari 4 kelompok terdapat 3 kelompok yang tidak berlatih ragam geraktari bedana

yang telah dipelajari bersama kelompoknya

e. Seluruh kelompok tidak berlatih ragam geraktari bedanayang telah dipelajari bersama kelompoknya

6 Rayakan a. Seluruh kelompok bertepuk tangan ketika kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari

b. Dari 4 kelompok terdapat 1 kelompok yang tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari

c. Dari 4 kelompok terdapat 2 kelompok yang tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari

(56)

d. Dari 4 kelompok terdapat 3 kelompok yang tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari

e. Seluruh kelompok tidak bertepuk tangan ketika melihat kelompok lain telah menampilkan tari bedana yang telah dipelajari

2

1

Kurang

Gagal

Lembar pengamatan aktiviras guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru di

dalam kelas. Guru berperan aktif dalam pembelajaran di dalam kelas, yang terangkai dalam

urutan belajar di dalam kelas sehingga dapat terlihat efektif atau tidak modelQuantum Learningyang digunakan oleh guru dalam pembelajaran kelasEkstrakurikulertari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.

Tabel 3.6

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (Kunandar, 2011: 97)

No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6

I

II A.

B.

PRA PEMBELAJARAN 1. -Memeriksa kesiapan siswa 2. -Melakukan kegiatan apersepsi

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Tumbuhkan

-Menumbuhkan minat siswa sehingga termotivasi untuk belajar

-Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar

3. -Menjelaskan apa manfaatnya siswa belajar tari bedana

Alami

(57)

C.

-Memberikan kata kunci materi sehingga menumbuhkan partisipasi aktif siswa - Memancing pengetahuan siswa tentang tari bedana

Demonstrasikan

-Memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu tentang tari bedana

-Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan tari bedana dengan pengetahuan yang dia tahu

Ulangi

-Penegasan ragam gerak pokok tari bedana

-Memberikan kesempatan siswa untuk berlatih bersama kelompoknya masing-masing

-Meluruskan gerak tari bedana yang di praktikkan siswa

Rayakan

-Pemberian apresiasi kepada siswa dengan tepuk tangan

Penutup

-Melakukan refleksi dengan membuat rangkuman materi dengan melibatkan siswa

-Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan dalam bentuk tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

Keterangan :

P.1 = Pertemuan Pertama P.4 = Pertemuan Keempat

P.2 = Pertemuan Kedua P.5 = Pertemuan Kelima

(58)

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru pada saat sebelum dan sesudah

pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini

akan diberichek listsebagai penanda.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada observasi,

wawancara, dokumentasi, catatan harian, tes praktik dan nontes dilakukan oleh peneliti itu

sendiri.

1. Panduan Observasi

Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang

hasil penguasaan materi tari bedana dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.

2. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dan

video yang menggunakan alat bantu kamera foto.

3. Lembar Pengamatan Tes Praktik

Lembar pengamatan tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil

belajar tari bedana dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning. Lembar tes praktik yang digunakan instrumen yang berupa aspek-aspek penilaian

yang sudah ditentukan.

4. Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Learning, aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran tari bedana melalui penggunaan model pembelajaran

(59)

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau

interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau

katagori. Data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian. Data-data

yang terkumpul pada penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaranQuantum Learning dan hasil belajar pada pembelajaran tari bedana siswa kelas Ekstrakurikuler

tari, SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung.

Langkah-langkah dalam analisis data antara lain:

1) Menerapkan model pembelajaran Quantum Learning pada pembelajaran tari bedana dalam kegiatan Ekstrakurikuler di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015;

2) Mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran tari bedana

dengan menggunakan model pembelajaranQuantum Learning;

3) Menganalisis hasil tes tari bedana dengan menggunakan model pembelajaran

Quantum Learning yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik 1 dan 2 dengan baik dan benar;

4) Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan mrnggunakan rumus presentasi

sebagai berikut.

Nilai siswa= x skor ideal

5) Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil

(60)

Tabel 3.3 Penentuan Patokan Nilai dengan Skala Lima Interval Nilai Tingkat

kemampuan Keterangan

85-100 Baik sekali

75-84 Baik

60-74 Cukup

40-59 Kurang

0-39 Gagal

(Arikunto, 2008:246).

6) Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang

pokok yang sesuai untuk dianalisis;

7) Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat

(61)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif kualitatif data pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa.

1. Proses penerapan modelQuantum Learningpada pembelajaran tari bedana dalam kegiatanEkstrakurikulertari dapat mempermudah siswa dalam mempelajari ragam gerak tari melalui 6 aspek inti yang terdapat

pada modelQuantum Learningdengan sebutan TANDUR, 6 aspek tersebut yaitu:

a. AspekTumbuhkan,pada tahap ini rata-rata siswa dapat

memperhatikan dengan baik ketika guru sedang menjelaskan cakupan

materitari bedana, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami tentang materi yang di jelaskan oleh guru.

b. AspekAlami,secara keseluruhan pada tahap ini dari seluruh siswa yang berjumlah 12 terdapat satu siswa dengan kode sampel ML tidak

memahami tentang materitari bedana yang di sampaikan oleh guru.

c. AspekNamai,pada tahap ini rata-rata siswa terdapat 1-3 siswa yang tidak mengetahui nama 9 ragam geraktari bedana, mereka

(62)

d. AspekDemonstrasikan,pada tahap ini rata-rata dari empat kelompok terdapat satu kelompok yang tidak mempraktikkan hasil ragam gerak

tari bedanayang telah dipelajari di depan kelas dengan alasan tidak berani/malu.

e. AspekUlangi,pada tahap ini rata-rata dari empat kelompok terdapat 1 kelompok yang tidak berlatih bersama kelompoknya

masing-masing. Faktor dalam hal tersebut dikarenakan terdapat siswa yang

tidak serius berlatih dan memilih untuk bermain.

f. AspekRayakan,pada tahap ini seluruh kelompok bertepuk tangan ketika kelompok lain telah menampilkantari bedana yang telah dipelajari.

2. Hasil pembelajaran tari bedana pada siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikulertari di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dengan sebutan TANDUR yaitu. Aspek Tumbuhkan, pada tahap ini siswa mendapat nilai rata-rata 100 dengan kriteria baik sekali, aspek Alami rata-rata siswa memperoleh nilai 93 dengan kriteria baik sekali, aspek Namai rata-rata siswa memperoleh nilai 87 dengan kriteria baik sekali, aspek

(63)

Dilihat dari penilaian tes praktik 1 dan 2 yaitu bentuk gerak, hafalan ragam

gerak dan ketepatan gerak dengan musik memperoleh nilai 93 dengan

kriteria baik sekali, karena rata-rata siswa mampu menarikan tari bedana

berdasarkan bentuk gerak, hafalan ragam gerak dan ketepatan gerak

dengan musik. Ditinjau dari pengamatan siswa per aspek yaitu aspek

bentuk gerak memperoleh nilai 96 dengan kriteria baik sekali, hafalan

ragam gerak memperoleh nilai rata-rata 88 dengan kriteria baik sekali.

Aspek ketepatan gerak dengan musik memperoleh nilai rata-rata 82

dengan kriteria baik. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran tari bedana pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning memperoleh nilai rata-rata 88 dengan kriteria baik sekali, karena seluruh siswa mengikuti proses pembelajaran

dengan baik.

5.2 Saran

B. Untuk kepentingan penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut.

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan dapat menambah

referensi bagi guruEkstrakurikulertari dan pembinaEkstrakurikulertari yang juga merupakan guru seni budaya tentang model pembelajaran tari

yang tepat dalam proses pembelajaran seni tari.

(64)

dalam pelestarian budaya yaitu yang berkaitan dengan bentuk gerak tari

Lampung.

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kecintaan

siswa mengenai bentuk gerak tari Lampung yang dalam penelitian ini adalah

ragam geraktari Bedana.

4. Bagi pihak sekolah diharapkan membuat ruang khusus untuk berlatih tari

dengan sarana (sound) yang memadai agar pembelajaran tari dapat lebih

(65)

Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Bobbi DePorter, Mike Henarcki. 2011.Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Bandung:Kaifa.

Dimyati, Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

Firmansyah, Hasan, Kamsadi. 1996.Mengenal Tari Bedana.Bandar Lampung:Gunung Pesagi. Hamalik. 2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kunandar. 2011.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mustofa, Arif, and Thobroni, 2011.Belajar dan Pembelajaran . Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Mustika, I Wayan. 2012.Tari Muli Siger. Lampung: Anugrah Utama Raharja.

Rusman, 2011.Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.

Sagala, Syaiful. 2011.Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, A.M. 2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Smith, 1996.Collaborative Learning Techniques.Bandung : Nusa Media

Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sumandiyo, Y Hadi, 2007.Kajian Tari Teks & Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Suryosubroto, 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 2.1Ragam Gerak Tari Bedana
Tabel 3.1
Tabel 3.2Lembar Pengamatan Tes Praktik (Indivudu) 2
Tabel 3.3Penentuan Patokan Nilai dengan Skala Lima
+5

Referensi

Dokumen terkait

Lab CPIS-370 P a g e | 16 Lab 3 OSI Model and TCP/IP Practical Visual Simulation In Packet Tracer Objectives:  Describe the OSI Model and TCP/IP  Explain how Layer Model

หากพิจารณาจากประวัติศาสตรพระพุทธศาสนาของไทย จะเห็นไดวา ในแตละยุค จะมีวรรณกรรมที่ เปนที่นิยมของชาวพุทธที่แตกตางกันออกไป

สาขาคมนาคมขนส่ง ได ้มีการจัดลําดับความสําคัญของ เส ้นทางทางบอก ดังนี้ เส ้นทาง R-1 กรุงเทพฯ – อรัญประเทศ – พนมเปญ – นครโฮชิมินห์ – วังเตา ธนาคารเพื่อการพัฒนาเส ้น

Namun perbedaan varietas jagung berpengaruh nyata terhadap keterjadian penyakit bulai, varietas lokal mempunyai sifat ketahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

4.6 Menggambarkan tindak tutur untuk menyatakan karakteristik atau sifat orang dan benda (décrire une personne ou une chose) dengan memperhatikan fungsi sosial,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) Perbedaan pengaruh strategi pembelajaran Missouri Mathematics Project dan Penemuan terbimbing terhadap hasil belajar matematika.

Dalam penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh dari adanya mekanisme good corporate governance yang diproksikan melalui kepemilikan manajerial, proporsi komisaris

4.8 Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prnsip saling menghormati, dan menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender..

KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan permasalahan pada penelitian adalah apakah ada hubungan antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan posyandu

(2011) Perbedaan Tingkat Kemandirian Activity Of Daily Living (Adl) Pada Lansia Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten