• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN RAGAM GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN (DRILL) PADA SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI 4 GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 20142015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN RAGAM GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN (DRILL) PADA SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI 4 GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 20142015"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN AJARAN 2014/2015 (Skripsi)

Oleh

ZENY PUTRI SANJAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Diagram Halaman

Diagram 4.1 Pengamatan proses belajar siswa menggunakan metodedrill pertemuan pertama... 51 Diagram 4.2 Pengamatan proses belajar siswa menggunakan metodedrill pertemuan kedua ... 59 Diagram 4.3 Pengamatan proses belajar siswa menggunakan metodedrill pertemuan ketiga... 67 Diagram 4.4 Pengamatan proses belajar siswa menggunakan metodedrill pertemuan keempat... 74 Diagram 4.5 Pengamatan proses belajar siswa menggunakan metodedrill pertemuan kelima... 83 Diagram 4.6 Pengamatan proses belajar siswa menggunakan metodedrill pertemuan keenam... 89 Diagram 4.7 Pengamatan proses belajar siswa menggunakan metodedrill pertemuan ketujuh... 98 Diagram 4.8 Pengamatan proses belajar siswa menggunakan metodedrill

(3)

Tabel Halaman

3.1 Lembar pengamatan tes praktik individu ... 35

3.2 Lembar pengamatan aspek intelek ... 37

3.3 Lembar pengamatan aspek motorik ... 37

3.4 Kategori Perolehan Nilai... 38

3.5 Lembar pengamatan aktivitas guru ... 38

4.1 Sarana dan prasarana... 43

4.2 Pengamatan aktivitas motorik siswa menggunakan metodedrill pertemuan pertama ... 50

4.3 Hasil pengamatan proses belajar siswa pertemuan pertama ... 50

4.4 Lembar pengamatan aktivitas guru pertemuan pertama ... 52

4.5 Pengamatan aktivitas motorik siswa menggunakan metodedrill pertemuan kedua ... 58

4.6 Pengamatan proses belajar siswa pertemuan kedua... 58

4.7 Lembar pengamatan aktivitas guru pertemuan kedua... 59

4.8 Pengamatan aspek intelektual siswa menggunakan metodedrill pertemuan ketiga ... 66

4.9 Pengamatan proses belajar siswa pertemuan ketiga... 67

4.10 Lembar pengamatan aktivitas guru pertemuan ketiga ... 68

4.11 Pengamatan aktivitas motorik siswa menggunakan metodedrill pertemuan keempat ... 72

4.12 Pengamatan proses belajar siswa pertemuan keempat... 73

4.13 Lembar pengamatan aktivitas guru pertemuan keempat... 74

4.14 Pengamatan aspek intelektual siswa menggunakan metodedrill pertemuan kelima ... 81

4.15 Pengamatan proses belajar siswa pertemuan kelima ... 82

4.16 Lembar pengamatan aktivitas guru pertemuan kelima ... 83

4.17 Pengamatan aktivitas motorik siswa menggunakan metodedrill pertemuan keenam ... 88

4.18 Pengamatan proses belajar siswa pertemuan keenam ... 88

(4)

4.22 Lembar pengamatan aktivitas guru pertemuan ketujuh ... 98

4.23 Tes praktik ragam gerak taribedana... 100

4.24 Lembar pengamatan tes praktik individu ... 102

4.25 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan kedelapan ... 103

(5)

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dan pengajaran merupakan salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Perubahan-perubahan itu menunjukkan suatu proses yang harus dilalui. Tanpa proses itu tujuan tidak dapat tercapai. Proses yang dimaksud itu adalah proses pendidikan dan pengajaran (Sadirman, 2011:12). Sekolah dituntut agar mampu memberikan bekal kepada anak didiknya sehingga ketika anak didik tersebut telah lulus, maka si anak mampu mempertanggung jawabkan dan memanfaatkan ilmu yang telah didapatkan dimasyarakat. Sekolah harus mampu mengakomodasi setiap kebutuhan siswa bukan hanya menjalankan kurikulum dari pemerintah, karena terkadang setiap daerah memiliki keberagaman latar belakang sosial, sehingga menimbulkan keanekaragaman kebutuhan pendidikan. Hal ini tidak terkecuali pada pendidikan seni budaya, khususnya seni tari.

(6)

pelajaran (materi) dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Metode latihan (drill) atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Disamping itu sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan (Sagala, 2013:217). Penggunaan metode ini bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang baik dalam pembelajaran seni tari agar guru mengetahui kemampuan anak dalam belajar menari serta faktor apa saja yang menghambat dan mendukung, sehingga anak dapat mengikuti dan menerima pelajaran dengan cepat dengan menirukan gerak, menghafal gerak, gerak yang berirama dan merasakan gerak, meningkatkan kemampuan, daya kreatifitas dan kemandirian.

Tari bedana merupakan salah satu tarian tradisional khas daerah Lampung yang

sudah banyak dikenal masyarakat dan sudah mulai dipelajari di beberapa sekolah.

Tari bedana mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam

menginterpretasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris dari generasi ke generasi. Tari bedana ditarikan oleh muli

mekhanai (gadis dan bujang) Lampung secara berpasangan. Tari ini

menggambarkan tentang keceriaan dalam pergaulan muli mekhanai Lampung (Firmansyah, 1996:3).

(7)

perpisahan kelas IX. Dengan begitu siswa tidak perlu lagi mempelajari tarian baru, siswa cukup mendalami materi tari yang telah diajarkan oleh guru. SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah menerapkan pembelajaran tari kedalam pembelajaran intrakulikuler seni budaya, dan guru bidang studi bukan dari berlatar belakang seni. Karena itu peneliti ingin melihat bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dan bagaimanakah penggunaan metode latihan (drill) pada pembelajaran tari di kelas. Akan tetapi pembelajaran di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah ini hanya sebatas aspek wiraga, yaitu pembelajaran ragam gerak tarinya saja, tidak mencakup aspek wirama dan wirasa.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran ragam gerak tari bedana menggunakan metode latihan (drill) pada siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran ragam gerak tari bedana menggunakan latihan (drill) pada siswa SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(8)

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru-guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang optimal dan sesuai bakatnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dipaparkan, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian, yaitu:

1. Subjek : Guru seni budaya dan siswa kelas VII.1 yang berjumlah 33 siswa di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

2. Objek : Pembelajaran ragam gerak tari bedana menggunakan metode latihan

(drill) pada siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

(9)

2.1 Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan hasil penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Ratna Juwita (2013), penelitian berjudul pembelajaran tari muli siger

menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 8 Kota Metro. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilaksanakan peneliti itu sendiri, peneliti sebagai guru dan sebagai sumber data. Dalam penelitian ini penilaian terdiri dari tiga aspek yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan iringan, dan ekspresi saat menari. Hasil pembelajaran yang didapatkan dari penelitian ini menunjukan bahwa siswi rata-rata sudah mampu memperagakan tari muli siger dengan kriteria penilaian cukup sesuai dengan yang telah diajarkan.

(10)

dalam penelitian ini peneliti tidak mengevaluasi hasil dari tiap pertemuan, peneliti hanya mendeskripsikan tahapan dan tidak mendeskripsikan keadaan kelas pada saat proses pembelajaran, sehingga dalam penelitian ini tidak terlihat perkembangan siswa ditiap pertemuan.

Penelitian ini berjudul pembelajaran ragam gerak tari bedana menggunakan metode latihan (drill) pada siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini dilakukan saat proses belajar mengajar dengan materi tari bedana, peneliti hanya mengamati dan mencatat aktivitas yang dilakukan siswa dan guru. Sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratna Juwita dalam kegiatan ekstrakulikuler, peneliti terjun langsung dalam proses pembelajaran. Lalu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Febrilyan Sakuntala Dewi dilakukan dalam kegiatan intrakulikuler akan tetapi hanya melampirkan tahapan pembelajaran, tidak mendeskripsikan keadaan kelas pada saat proses pembelajaran.

2.2 Teori Belajar dan Pembelajaran

(11)

untuk dimunculkan karena adanya perangsang. Supaya tercapai adanya stimulus dan respon, perlu adanya usaha percobaan dan kegagalan terlebih dahulu (trial

and error learning). Menurut pandangan ini maka belajar berarti membentuk

hubungan-hubungan stimulus response dan melatih hubungan-hubungan itu agar

bertalian erat.

Belajar demikian sifatnya mekanis, seperti mesin, dan akhirnya akan terbentuk kebiasaan-kebiasaan, dan setumpukan ilmu pengetahuan. Ada beberapa ciri dari rumpun teori behavior yaitu: (1) selalu mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil; (2) bersifat mekanistis; (3) menekankan peranan lingkungan; (4) mementingkan pembentukan reaksi atau respon; dan (5) menekankan pentingnya latihan (Syaodih Sukmadinata dalam Sagala, 2013:42). Penggunaan teori ini berhubungan dengan penggunaan metode latihan (drill) karena sama-sama memerlukan peranan lingkungan, reaksi respon antara guru dan murid, serta latihan. Sehingga dalam pembelajaran tari ini siswa tidak dituntut untuk langsung bisa menari pada saat itu juga, akan tetapi setidaknya siswa sudah berusaha walaupun awalnya menemui kegagalan.

(12)

Dalam suatu pembelajaran, terdapat ciri-ciri belajar yaitu: 1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. 2. Perubahan perilaku relatif permanen.

3. Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

4. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman. 5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

Dalam suatu kegiatan pasti ada tujuan yang akan dicapai, begitu pula dengan pembelajaran. Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari dengan tujuan yang telah ditetapkan (Suryosubroto, 2009:44).

2.3 Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Menengah Pertama

(13)

diterapkan atau diajarkan agar siswa dapat mengembangkan bakatnya. Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni.

Target yang hendak dicapai pada pembelajaran tari di sekolah bukan hanya menjadikan anak bisa menari. Akan tetapi bagaimana bisa menumbuhkan apresiasi siswa terhadap tari serta tumbuhnya kepercayaan diri sebagai unsur penting dalam mengembangkan kepribadian. Jadi yang diperlukan dalam proses pembelajaran adalah mengasah minat dan keberanian siswa untuk mengeksplorasi pengalaman estetis tanpa dibebani persoalan teknis (Kemendikbud, 2014:83).

2.3.1 Tujuan Pembelajaran

Dalam suatu pembelajaran pasti ada tujuan yang akan dicapai, tujuan (goals) merupakan rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Didalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran (Hamalik, 2009:76). Tujuan memiliki tingkatan atau jenjang mulai dari yang paling umum sampai yang paling khusus. Tujuan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk dirumuskan agar sesuai dengan keinginan yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran harus berpusat pada perubahan perilaku peserta didik, oleh karena itu harus dirumuskan secara operasional, dapat diukur dan dapat diamati pencapaiannya.

(14)

2.3.2 Proses Pembelajaran

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk memahami suatu proses pembelajaran diperlukan kajian terhadap proses itu secara unsuriah. Dengan kata lain, setiap proses pembelajaran mengandung beberapa unsur, yang sifatnya dinamis. Unsur-unsur tersebut dapat dikatakan dinamis, karena dapat berubah-ubah, dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau menjadi lemah. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang ada dalam diri siswa dan yang ada di luar diri siswa yang bersangkutan (Suryosubroto, 2009:16)

Perubahan unsur-unsur tersebut sudah tentu ada pengaruhnya terhadap kegiatan belajar dan hasil yang diperoleh. Menurut Hamalik (2009:50-52) berikut adalah unsur-unsur yang mempengaruhi proses proses pembelajaran yaitu:

1. Motivasi Siswa

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar. Motivasi tersebut dapat timbul dari diri siswa itu sendiri maupun dari luar.

2. Bahan Belajar

(15)

3. Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan proses pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

4. Suasana Belajar

Suasana belajar penting artinya dalam kegiatan belajar. Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tak tenang, dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu, guru dan siswa senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan.

5. Kondisi Subjek Belajar

Kondisi siswa turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar. Siswa dapat belajar secara efisien dan efektif aapabila berbadan sehat, memiliki intelegensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar.

2.4 Metode Pembelajaran

(16)

Setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar guru harus mengetahui fungsi dan langkah-langkah pelaksanaan metode mengajar (Sagala, 2013:201).

2.5 Metode Pembelajaran Latihan (Drill)

Metode latihan (drill) merupakan suatu cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan. Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat atau inisiatif siswa untuk berfikir, maka hendaknya latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan motorik yang sebelumnya dilakukan diagnosis agar kegiatan itu bermanfaat bagi pengembangan motorik siswa (Sagala, 2013:217). Seorang anak perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam melakukan sesuatu, misalnya dalam menari, berkemah, berenang, atau berkebun. karena itu untuk memperoleh suatu keterampilan, anak harus dibiasakan latihan dalam proses belajar mengajar, dan salah satu teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau drill. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

(17)

berprestasi dalam suatu bidang tertentu. Dengan demikian penggunaan metode

drill dalam pembelajaran seni tari di sekolah diharapkan agar siswa mampu

mengasah keterampilan motorik dan dapat menghafal gerakan-gerakan yang diajarkan dengan baik. Penggunaan metode latihan (drill) memiliki tujuan tertentu, berikut tujuan penggunaan metodedrill (Roestiyah, 2008:125) :

a. Memiliki keterampilan motorik atau gerak, seperti menglafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda, melaksanakan gerak dalam olahraga atau tari.

b. Mengembangkan kecakapan intelektual, seperti menghafalkan urutan, mengalikan, membagi, menjumlah dan mengurangi. Mengenal benda atau bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat banyak hujan –banjir; antara tanda huruf dan bunyi – ng –ny dan sebagainya; penggunaan lambang atau simbol di dalam peta dan lain-lain.

2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Latihan (Drill) a. Kelebihan Metode Latihan (Drill)

Menurut Sagala (2013:217), Metode latihan (drill) mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu:

1. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

(18)

3. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi otomatis.

b. Kekurangan Metode Latihan (Drill)

adapun kelemahan-kelemahan metode ini antara lain:

1. Metode ini dapat menghambat bakat dan insiatif murid, karena murid lebih banyak dibawa kepada komformitas dan diarahkan kepada unformitas.

2. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.

3. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak ditujukan untuk mendapat kecakapan memberikan respon secara otomatis, tanpa menggunakan intelegensia.

4. Dapat menimbulkan verbalisme karena murid-murid lebih banyak dilatih menghapal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.

c. Langkah-langkah proses penggunaan metode latihan (drill)

Menurut Roestiyah (2008:126) agar penggunaan metode latihan (drill) berhasil dalam proses pembelajaran, guru perlu memperhatikan langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.

(19)

3) Dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna.

4) Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat. 5) Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak

meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan yang lain.

6) Guru dan peserta didik mengutamakan proses yang pokok atau inti.

7) Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/ dikembangkan.

2.6 Seni Tari

Kata “seni” berasal dari bahasa sansekerta yaitu sani dalam bahasa sansekerta yang berarti pemujaan, pelayanan, donasi, permintaan atau pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam perkembangan selanjutnya dari asal kata seni muncul berbagai pengertian seni yaitu: (a) seni sebagai karya seni (work of art); (b) seni sebagai kemahiran (skill); (c) dan seni sebagai kegiatan manusia (Soedarso dalam buku Pekerti dkk, 2013:1.6).

(20)

hidup dengan melibatkan kepekaan indra dan rasa, kreativitas serta keterampilan teknik yang dimiliki seseorang (Tim Estetika dalam Pekerti dkk 2013:5.3).

Seni tari dibagi menjadi 2 cabang, yaitu seni tari tradisional dan seni tari non-tradisional atau biasa disebut tari modern. Tari non-tradisional merupakan tari yang tumbuh dan berkembang pada kelompok masyarakat disuatu daerah tertentu. Ciri-ciri tarian ini adalah: (1) hidup dan berkembang disuatu masyarakat tertentu; (2) diselenggarakan untuk keperluan masyarakat yang memiliki tarian tersebut; (3) pola gerak, rias, busana, perlengkapan tari, musik, pementasan, mencerminkan ciri khas dari budaya dan adat masyarakat yang memiliki tarian itu. Sedangkan tari non-tradisional atau modern berasal dari kata modo yang berarti baru. Tarian ini di awal pembentukannya didasari oleh keinginan koreografer (pencipta tari), melepaskan dari pola-pola tari tradisional. Ciri yang menonjol dalam tari modern merupakan penemuan baru dalam hal tema, bentuk dan penyajian tari (Pekerti dkk, 2013:5.13).

2.7 TariBedana

Taribedanamerupakan tari tradisional yang telah berakar dan berkembang dalam

(21)

Dahulu tari bedana hanya ditarikan oleh kaum pria saja, namun seiring dengan berkembangnya zaman pada akhirnya tarian ini mengalami pergeseran fungsi dari tari sebagai penyiaran agama menjadi tari pergaulan yang bersifat sebagai hiburan yang ditarikan berpasangan. Tari bedana merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris generasi ke generasi (Firmansyah, 1996:4).

2.7.1 Musik Pengiring

Iringan musik pada tari bedana adalah rebana sebagai ansambel. Bentuk iringannya sendiri dibagi menjadi dua, yaitu tabuh gupek dan tari. Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat, digunakan pada awal dan akhir tari. Tari adalah iringan yang memiliki tempo yang lambat, digunakan pada pokok atau inti tari. Pembawa lagu/vokalis harus dapat membawakan lagu dengan nada atau irama yang tepat seiring dengan musik taribedanatersebut (Firmansyah, 1996:3). Musik dan tari adalah alat komunikasi melalui bunyi dan gerak bagi setiap insan. Alat musik pengiring tari bedana yang lazim dipakai yaitu gambus lunik,

ketipung,kerenceng, dan alat musik tambahan biasanya dipakai gong kecil bahkan

untuk lebih semaraknya dapat pula juga dipakai alat-alat musik modern seperti

biola,accordion, dan lain-lain (Firmansyah, 1996:6).

(22)

ataupun bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh perlengkapan penari yang dipakai, bahkan ada kalanya menghasilkan teriakan-teriakan (vokal) atau lagu-lagu (Firmansyah, 1996:4).

2.7.2 Busana

Tari bedana menggunakan busana tari maupun aksesoris khas daerah Lampung. Hal ini perlu dikemukakan agar masyarakat mengetahui bahwa tari bedana memiliki identitas tersendiri dan agar tidak diklaim oleh budaya ataupun negara asing. Menurut Firmansyah (1996:11) berikut adalah busana wanita dan pria yang dikenakan dalam taribedana:

1. Busana Wanita Tabel gambar 2.1

No. Nama Gambar

1. Penekan Rambut (diikatkan dikepala penari penari, posisi motif berada didahi)

2. Gaharu kembang goyang/sual kira (dipakai diatas sanggul)

3. Belattung tebak/

(23)

4. Kembang melati/ kembang melur (diletakkan diatas sanggul hingga menjuntai kebawah)

5. Subang giwir/

anting-anting

6. Buah jukum/bulan temanggul

(dikalungkan dileher penari)

7. Buluserattei/

bebitting(dipakai

sebagai ikat pinggang penari)

(24)

9. Kawaikurung

10. Tapis/betuppal

(Foto, Zeny Putri Sanjaya:2015)

2. Busana Pria Tabel gambar 2.2

No. Nama Gambar

(25)

2. Kainbidak/betumpel (dipakai setelah memakai celana)

3. Buluserattei/

bebitting(dipakai

sebagai ikat pinggang penari)

4. Ikat kepala/ peci

(26)

2.7.3 Ragam Gerak TariBedana Tabel 2.3 Ragam Gerak Tari Bedana

No. Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Hit Uraian Gerak Keterangan 1. Ragam Gerak Tahtim

1 2

3 4

5 6

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kaki kanan melangkah kedepan. Kaki kiri melangkah kedepan. Kaki kanan melangkah kedepan.

Mundur kaki kiri balik badan ke kiri.

Langkah kaki kanan.

(27)

7 8

(Foto: Zeny Putri Sanjaya, 2015) 2. Ragam Gerak Khesek Gantung

1 2

3 4

(Foto: Zeny Putri Sanjaya, 2015)

1. 2. 3.

4.

Langkah kaki kanan ke depan. Langkah kaki kiri. Ayun kaki kanan dan geser ke samping kanan. Tarik kaki kanan merapat dengan kaki kiri (angkat).

-Gerakan kaki kanan bisa dilakukan dengan kaki kiri

(sebaliknya) -Gerakan tangan

(28)

3. Ragam Gerak Khesek Injing

1 2

3 4

(Foto: Zeny Putri Sanjaya, 2015)

1. 2. 3. 4. Langkah kaki kanan.

Langkah kaki kiri. Mengangkat kaki kanan diletakkan di sebelah kanan, kaki kiri jinjit (badan merendah). Mengayun kaki kanan ke samping kanan.

-Gerakan tangan berkelai.

4. Ragam Gerak Ayun

1 2

1. 2. 3. 4. Langkah kaki kanan.

Langkah kaki kiri ke arah diagonal kanan.

Mundur kaki kanan.

(29)

3 4 (Foto: Zeny Putri Sanjaya, 2015) 5. Ragam Gerak Ayun Gantung

1 2

3 4

1. 2. 3. 4. 5. Langkah kaki kanan.

Langkah kaki kiri kearah diagonal kanan.

Mundur kaki kanan.

(30)

5 6

(Foto: Zeny Putri Sanjaya, 2015) 6. Ragam Gerak Humbak Moloh

1 2

(Foto: Zeny Putri Sanjaya, 2015)

1.

2.

Kaki kanan melangkah kearah kanan.

Kaki kiri melangkah mengikuti alunan kemudian

berjinjit.

-Gerakan tangan dan kaki

mengalun. Hitungan empat kali kearah kanan dan empat kali kearah kiri. -Gerakan tangan

diukel, tangan kiri dan kanan ke arah

(31)

7. Ragam Gerak Gelek

1 2

3 4

5 6

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Angkat lalu mengayunkan kaki kanan keatas. Langkah kaki kanan.

Langkah kaki kiri. Langkah kaki kanan membuka kearah kanan. Mundur kaki kiri. Langkah kaki kanan menyilang kaki kiri depan. Kaki kanan merapat kemudian kaki kiri berjinjit.

(32)

7 8

(Foto: Zeny Putri Sanjaya, 2015)

8. Ragam Gerak Belitut

1 2

3 4

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan. Kaki kanan membuka kesamping kanan. Mengulang gerakan hitungan 1 dan 2.

Langkah kaki kiri kearah kiri. Langkah kaki kanan berputar kearah kiri. Langkah kaki kanan.

Jinjit kaki kiri disamping kaki kanan sikap badanmendhak, kemudian diikuti gerakan

kesamping kiri.

(33)

5 6

7

(Foto: Zeny Putri Sanjaya, 2015) 9. Ragam Gerak Jimpang

1 2

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Langkah kaki kanan kearah diagonal kanan. Langkah kaki kiri. Mundur kaki kanan.

Langkah kaki kiri. Langkah kaki kanan berputar kearah kiri belakang.

Langkah kaki kiri menghadap kebelakang. Langkah kaki kanan berputar ke

(34)

3 4

5 6

7 8 (Foto: Zeny Putri Sanjaya, 2015)

arah kiri menghadap ke depan, angkat kaki kiri merapat kaki kanan dengan kaki kiri berjinjit.

(35)

3.1 Desain Penelitian

Pendekatan deskriptif kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran ragam gerak tari bedana pada siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau situasi, peristiwa atau hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian dan memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas seperti apa adanya (Arikunto, 2010:3).

Hal yang dideskripsikan adalah pembelajaran ragam gerak tari bedana menggunakan metode latihan (drill) pada siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2014/2015.

Adapun rancangan atau desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

(36)

2. Mengamati proses pembelajaran ragam gerak tari bedana dengan menggunakan metode latihan(drill)pada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan pengamatan kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data-data yang diperoleh dari informan, yaitu guru bidang studi dan siswa-siswi kelas VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih. Menurut Arikunto (2005:87-88) untuk memperoleh data penelitian, diidentifikasikan terlebih dahulu subjek penelitian, responden penelitian, dan sumber data sebagai berikut:

Variabel 1 : Pembelajaran ragam gerak taribedana Variabel 2 : Metode Latihan (drill)

Variabel 3 : Kelas VII.1 SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

1. Subjek Penelitian : Guru dan siswa kelas VII.1 SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 33 siswa yaitu 20 siswa perempuan, 13 siswa laki-laki.

2. Objek Penelitian : Pembelajaran ragam gerak taribedana.

3. Responden : Guru seni budaya dan benda, hal, atau orang yang dapat memberikan data atau informasi pada penelitian.

(37)

Sumber data diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a. Person(orang) : Guru seni budaya dan orang yang dapat

memberikan informasi.

b.Paper(kertas) : Surat izin penelitian, surat izin permohonan, dokumen, dan

RPP.

c.Place(tempat) : Kelas VII.1 SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013: 308). Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

3.3.1 Observasi

Bertindak sebagai pengamat (observer) pada proses pembelajaran ragam gerak

taribedanadi SMP Negeri 4 Gunung Sugih guna mendapatkan data dan informasi

untuk menunjang proses penelitian. Observasi dituntut keterlibatan dan keikut sertaan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi ini maka data yang didapat akan lebih lengkap, sampai mengetahui pada tingkat makna setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2013:204).

(38)

sarana dan prasarana ataupun metode yang digunakan. Oleh karena itu melalui observasi ini diharapkan dapat diperoleh data proses pembelajaran ragam gerak seni tari pada siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih sesuai dengan batasan masalah penelitian. Pada proses observasi lebih ditekankan pada pengamatan siswa saat melakukan proses pembelajaran dikelas.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila dalam penelitian ingin dilakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. (Sugiyono, 2013:194). Untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang akan diteliti, observer melakukan sesi wawancara terlebih dahulu terhadap guru bidang studi.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan dalam proses penelitian ini sebagai data tambahan berupa laporan gambar, foto, dan video. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Dalam penelitian di SMP Negeri 4 Gunung Sugih ini data yang digunakan dalam pendokumentasian yaitu berupa video proses pembelajaran, dan foto.

3.4 Instrumen Penelitian

(39)

Pada penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Pada penelitian ini digunakan beberapa panduan, diantaranya:

3.4.1 Panduan Observasi

Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini berupa lembar pengamatan yang berisi kisi-kisi yang akan diamati dalam proses penelitian. Agar dapat memperoleh data yang akurat dan terpercaya, maka peneliti melakukan pencatatan atas apa yang dilihat dan didengar secara langsung pada saat pengamatan penelitian.

3.4.2 Panduan wawancara

Panduan wawancara dilakukan peneliti pada saat melakukan wawancara. Panduan ini berupa catatan lapangan yang berisi kisi-kisi pertanyaan mengenai data yang dibutuhkan selama penelitian.

3.4.3 Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data berupa foto dan video yang berkaitan dengan data penelitian.

3.4.4 Tes Praktik

[image:39.595.109.513.702.753.2]

Dalam penilitian ini jenis tes yang digunakan berupa tes praktik. Kegiatan tes praktik di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah hanya sebatas aspek kemampuan hafalan urutan gerak saja.

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik Individu

No Aspek Deskriptor Nilai Kriteria

1 Hafalan Urutan Siswa mampu memeragakan 9

(40)

Gerak urutan ragam gerak taribedanadari awal sampai akhir tanpa kesalahan Siswa mampu memeragakan urutan gerak taribedanaakan tetapi masih mengalami kesalahan 1-3 kali dari sembilan ragam gerak

84-70 Baik

Siswa mampu memeragakan urutan gerak taribedanaakan tetapi masih mengalami kesalahan 4-6 kali pada sembilan ragam gerak

69-60 Cukup

Siswa mampu memeragakan urutan gerak taribedanaakan tetapi masih mengalami kesalahan 7-9 kali pada sembilan ragam gerak

59-50 Kurang

Siswa tidak hafal urutan gerak tari

bedana sehingga siswa tidak tertib

gerak dan tidak beraturan

49-0 Gagal

(Sumber: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru)

3.4.5 Non Tes

(41)

Tabel 3.2 Lembar Penggunaan Metode Latihan (Drill) Aspek Kecakapan Intelek (Individu)

Nilai Kriteria Keterangan

100-85 Baik Sekali

Siswa mampu menghafal dan memeragakan seluruh ragam gerak yang telah dipelajari tanpa kesalahan

84-70 Baik

Siswa mampu menghafal dan memeragakan seluruh ragam gerak yang telah dipelajari dengan 1-2 kali kesalahan

69-60 Cukup

Siswa mampu menghafal dan memeragakan seluruh ragam gerak yang telah dipelajari dengan 3-4 kali kesalahan

59-50 Kurang

Siswa mampu menghafal dan memeragakan seluruh ragam gerak yang telah dipelajari dengan 5-6 kali kesalahan

49-0 Gagal Siswa tak mampu menghafal dan

[image:41.595.109.487.121.376.2]

memeragakan seluruh ragam gerak (Sumber: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru)

Tabel 3.3 Lembar Penggunaan Metode Latihan (Drill)Motorik

Nilai Keterangan

100 Seluruh siswa mampu menirukan ragam gerak

taribedanasaat proses pembelajaran.

80

Dari 33 siswa terdapat 25-32 siswa yang mampu menirukan ragam gerak tari bedana saat proses pembelajaran.

60

Dari 33 siswa terdapat 17-24 siswa yang mampu menirukan ragam gerak tari bedana saat proses pembelajaran.

40

Dari 33 siswa terdapat 9-16 siswa mampu menirukan ragam gerak tari bedana saat proses pembelajaran.

20

Dari 33 siswa 0-8 siswa yang mampu menirukan ragam gerak tari bedana saat proses pembelajaran.

[image:41.595.105.486.427.671.2]
(42)
[image:42.595.108.338.141.265.2]

Hasil perolehan akan dikategorikan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Perolehan Penilaian Interval

Persentasen Tingkat Penguasaan

Keterangan

100 Baik Sekali

80 Baik

60 Cukup

40 Kurang

20 Gagal

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Menggunakan Metode Latihan (Drill)

No Instrumen Kegiatan P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8

1. Menyediakan peralatan yang diperlukan/ mempersiapkan kelas

2.

Menciptakan kondisi anak untuk belajar/ melakukan pemanasan sebelum latihan

3.

Memberikan penjelasan sebelum latihan dimulai/ memberitahukan tujuan pembelajaran

4. Menyampaikan materi

5. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran

6. Memberi siswa kesempatan mengadakan latihan

7. Guru bertanya kepada siswa/ menyimpulkan hasil belajar (Djamarah, 2010: 104)

Keterangan:

[image:42.595.112.551.318.648.2]
(43)

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat awal pembelajaran berlangsung hingga pembelajaran selesai pada setiap pertemuannya apakah telah sesuai dengan prosedur atau tidak, dengan cara memberichek listpada kolom-kolom yang telah disediakan sebagai penanda.

3.5 Analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2013:244). Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan pembelajaran ragam gerak tari bedana menggunakan metode latihan (drill) pada siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2014/2015.

Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada pembelajaran ragam gerak

tari bedana, pembelajaran diawali dengan perencanaan sebelum memasuki

langkah pelaksanaan.

2. Melaksanakan pembelajaran ragam gerak tari bedana menggunakan metode latihan (drill) pada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran ragam gerak tari bedana menggunakan metode latihan (drill).

4. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan.

(44)
(45)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian pembelajaran ragam gerak tari bedana menggunakan metode latihan (drill) pada siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah tahun ajaran 2014/2015, didapatkan kesimpulan dari proses pembelajaran menggunakan metode latihan (drill) pada kelas VII.1 yaitu pembelajaran terdiri dari aspek kemampuan motorik dan aspek kemampuan intelektual. Guru telah melakukan kegiatan pembelajaran ragam gerak taribedana dengan langkah-langkah penerapannya, pertama guru mempersiapkan kelas agar dapat digunakan menjadi tempat berlatih. Kedua, menyiapkan kondisi anak untuk menerima materi ragam gerak seperti pemanasan. Ketiga, menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum memulai pembelajaran yaitu siswa diharapkan mampu memperagakan 9 ragam gerak taribedanayang diajarkan oleh guru. Keempat menyampaikan materi pembelajaran yaitu 9 ragam gerak tari

bedana yang terdiri dari tahtim, khesek gantung, khesek injing, ayun, ayun

gantung,humbak moloh, belitut, gelek, dan jimpang. Kelima, melibatkan siswa

(46)

kesempatan untuk berlatih. Ketujuh, saling melakukan reaksi dan respon antara guru dan siswa.

Penerapan metode latihan pada pembelajaran ragam gerak tari bedana di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah sudah berjalan dengan baik, cara mengajar guru yang tidak begitu formal membuat siswa lebih rileks saat menerima materi, interaksi antara siswa dan guru pada saat proses pembelajaran juga sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi proses pembelajaran ragam gerak

tari bedana ini guru melewatkan poin kedua, yaitu guru tidak mempersiapkan

kondisi siswa sebelum memulai pembelajaran yaitu kegiatan pemanasan, padahal tujuan pemanasan adalah untuk meningkatkan suhu tubuh dan otot, mempersiapkan tubuh dan otot agar tidak kaget saat melakukan rutinitas gerakan yang cukup berat. Selain itu, pemanasan yang dilakukan secara baik dan tepat dapat mencegah terjadinya cedera dan meminimalisir kelelahan fisik. Hal tersebut tidak dilakukan karena guru yang bukan berlatar belakang seni tidak mengetahui pentingnya pemanasan sebelum menari. Penggunaan metode latihan (drill)dalam pembelajaran tari bedana di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah dirasakan siswa terlalu monoton, guru tidak memperhitungkan waktu/masa latihan dan siswa diharuskan untuk terus menerus berlatih dan hal tersebut membuat siswa merasa bosan, sehingga dalam beberapa kali pertemuan siswa tidak fokus dalam proses pembelajaran.

5.2 Saran

(47)

VII.1 di SMP Negeri 4 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, maka disarankan sebagai berikut.

1. Sebaiknya guru juga mempelajari tahapan-tahapan dalam pembelajaran tari, contohnya melakukan pemanasan, walaupun guru ataupun siswa tidak dituntut untuk bisa menari secara profesional setidaknya siswa dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam belajar menari dan dapat menjadi bekal dimasa yang akan datang.

2. Sebaiknya guru menentukan strategi pembelajaran, contohnya seperti memberikan selingan game namun tetap dalam konteks pembelajaran agar siswa tidak bosan karena diharuskan latihan terus menerus.

3. Sebaiknya guru dan siswa menggunakan pakaian praktik atau olahraga setiap proses praktik sehingga saat melakukan gerak lebih leluasa.

(48)

Arikunto, Suharsimi. 2005.Manjemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dewi, Febrilyan Sakuntala. 2013. Penggunaan Metode Ceramah dan Demonstrasi Pada Pembelajaran Tari Bedana Siswa Kelas VIII.1 SMP

Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur. Lampung: Universitas

Lampung.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Firmansyah, Junaidi. 1996.Mengenal Tari Bedana. Lampung: Gunung Pesagi.

Hamalik, Oemar. 2009.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kemendikbud. 2014. Buku Guru Seni Budaya SMP Kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.

Mukhtar. 2013.Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif.Jakarta: GP Press Group.

Mustika, I Wayan. 2013.Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Lampung: Aura. Pekerti dkk, Widia. 2013. Metode Pengembangan Seni. Tanggerang:

(49)

Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sagala, Syaiful. 2013.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011.Belajar dan Pembelajaran. Pengembangan Wacanadan Praktik Pembelajaran dalam Pembangun

Nasional.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Thorndike, Edward Lee.Teori-teori Belajar(Online). Tersedia:

http://aristwn.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2014/09/teori-belajar-behavioristik.pdf/. (19 Desember 2015)

Gambar

Tabel gambar 2.1
Tabel gambar 2.2
Tabel 2.3 Ragam Gerak Tari Bedana
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik Individu
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran seni tari yaitu guru, sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari, dan siswa kelas XI.MIA.1 SMA Negeri 9 Bandar

dalam pelaksanaan pembelajaran tari sigeh pengunten , sedangkan instrumen penilaian aktivitas siswa digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa. 3.5.2.1

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tari bedana pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning memperoleh nilai rata-rata 88

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran seni tari yaitu guru, sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari, dan siswa kelas XI.MIA.1 SMA Negeri 9 Bandar

Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan ekstrakulikuler dengan menggunakan

Peserta didik setelah melakukan kegiatan pengamatan tayangan video dan tutorial Tari Ragam Gerak Dasar Betawi yang difasilitasi oleh Guru, dapat menganalisis 3 (Tiga) bentuk

Proses pembelajaran gerak tari bedana yang dilakukan guru menggunakan metode demonstrasi ada 4 langkah yaitu, pertama, siswa disarankan untuk melakukan pemanasan