PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 1 MARGA TIGA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
OLEH
FEBRILYAN SAKUNTALA DEVI
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan metode ceramah dan demontrasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari Bedana siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori pembelajaran, metode ceramah dan metode demontrasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa kelas VIII.1 yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 22 siswa putri. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Instrumen penelitian berupa tes praktik, pengamatan aktivitas siswa dan pengamatan aktivitas guru.
Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran tari Bedana digunakan guru dalam menjelaskan materi sejarah, fungsi dan perkembangan tari Bedana, sedangkan metode demontrasi digunakan guru dalam mendemontrasikan 9 ragam gerak tari Bedanayaitu tahtim, khesek gantung, khesek injing, jimpang, humbak molo, ayun, gantung, belitut dan gelek. Dalam pelaksanaan metode ceramah dan demontrasi pada pembelajaran tari Bedana memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ceramah dan demontrasi yaitu pembelajaran lebih mudah dan menarik, sedangkan kekurangan metode ceramah dan demontrasi yaitu pembelajaran memerlukan penguasaan materi dan persiapan yang matang.
METHOD IN TEACHING BEDANA DANCE AT THE VIII.1 CLASS OF SMPN 1 MARGA TIGA EAST LAMPUNG
BY
FEBRILYAN SAKUNTALA DEVI
This research aimed to describe the implementation of lecturing and demonstration method and the its result on Bedanadance teaching learning at the VIII.1 class of SMPN 1 Marga Tiga, East Lampung.
The research method used in this research was qualitative descriptive by using lecturing and demonstration method. The data in this research was taken from the art and culture teacher in that school and from the VIII.1 class which consisted of total 36 students, in which there were 14 male students and 22 female students, The collecting data techniques used in this research were observation, documentation, and interview. The research instruments of this research were practical test, students’ activities observation, and teacher’s activities observation. Use lecturing method in teaching Bedana dance was used by the teacher in explaining history material, function and developing Bedana dance, meanwhile demonstration method to be used for demonstrating 9 gesture kinds of Bedana dance that istahtim, khesek gantung, khesek injing, jimpang, humbak molo, ayun, gantung, belitut dan gelek. In conducting lecturing and demonstration method in teaching Bedana dance have more and lack. The more of lecturing and demonstration method was the learning is easier and interesting. Meanwhile, the lack of lecturing and demonstration method were the learning process which need of covering the material and a good preparation.
FEBRILYAN SAKU
Sebagai Salah Satu Sya
Program Studi Pendidikan Seni Jurusan Pendidikan Bahas
FAKULTAS K
Oleh
FEBRILYAN SAKUNTALA DEVI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi
Jurusan Fakultas
Pembimbing I,
Hasyimkan, S.Sn., M.A. NIP 19710213 200212 1 001
Lampung Timur
:
Febrilyan Sakuntala Devi
ahasiswa : 0913043012: Pendidikan Seni Tari : Pendidikan Bahasa dan Seni : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing II,
. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd
12 1 001 NIP 19840421 200812 2
2. Mengetahui Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni,
Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. NIP 19590722 198603 1 003
S.Pd., M.Pd. 2 001
Ketua : Has
Sekretaris :
Penguji
Bukan Pembimbing :
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M. NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi
Hasyimkan, S.Sn., M.A. ...
: Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. ...
Bukan Pembimbing : Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. ...
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. 19600315 198503 1 003
an Skripsi : ………..
...
...
Yang bertanda tangan di bawah ini:
nama : Febrilyan Sakuntala Devi
nomor pokok mahasiswa : 0913043012
program studi : Pendidikan Seni Tari
jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar hasil pekerjaan sendiri. Sepengetahuan saya, tulisan di dalam laporan penelitian ini belum pernah ditulis atau dipergunakan oleh orang lain dan tidak berisi materi yang ditulis dari orang lain, kecuali bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan cara mengikuti tata cara penulisan skripsi yang lazim.
Bandar Lampung, April 2013
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 6 Februari 1992 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, buah hati pasangan Bapak Mashuri dan Ibu Ripnatul Kasanah, S.Pd.
Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Negeri Katon Kecamatan Margatiga Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 21 Juni 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Sekampung Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 26 Juni 2006 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Metro pada tanggal 13 Juni 2009.
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
(Q.S Al-Baqarah 153)
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaannya sendiri.
Dengan Menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang segala puji hanya milik Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga. Solawat serta salam selalu tercurah kepada Rosululloh Muhammad SAW.
Terikat dengan kekuatan cinta dan kasih kupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku kepada
Ayah dan ibuku tersayang yang senantiasa menyayangi dan dengan penuh kesabaran membesarkan, mendidik, berkorban, memberi semangat, dan senantiasa berdoa untuk keberhasilanku;
Adik-adikku tersayang (Reynaldi Ihza Mahendra dan Rafki Enggar Mahendra) yang selalu membuatku bersemangat untuk menuju keberhasilan;
Keluarga besarku yang senantiasa menyayangi, mendoakan dan memberi dukungan, serta semangat;
Sahabat-sahabatku yang senantiasa ada untukku;
Guru-guruku yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagiku;
Seseorang yang telah dipilih Allah SWT untukku yang Insya Allah kelak akan menjadi imamku
JUDUL ... i
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelajaran ... 8
2.2 Metode Pembelajaran ... 11
2.3 Metode Ceramah ... 13
2.3.1 Kelebihan Metode Ceramah ... 13
2.3.2 Kekurangan Metode Ceramah ... 14
2.3.3 Pelaksanaan Metode Ceramah ... 15
2.4 Metode Demontrasi ... 18
2.4.1 Kelebihan Metode Demontrasi ... 19
2.4.2 Kekurangan Metode Demontrasi ... 19
2.4.3 Pelaksanaan Metode Demontrasi ... 20
2.5 Tari ... 22
2.5.1 Tari Bedana ... 24
2.5.2 Musik Pengiring Tari Bedana ... 25
2.5.3 Lagu Pengiring TariBedana... 26
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.3.1 Observasi ... 35
3.3.2 Wawancara ... 35
3.3.3 Dokumentasi ... 36
3.4 Instrumen Penelitian ... 36
3.4.2 Panduan Observasi ... 36
3.4.3 Panduan Wawancara ... 37
3.4.4 Panduan Dokumentasi ... 37
3.4.5 Tes Praktik ... 37
3.4.6 Non Tes ... 40
3.4 Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah SMP Negeri 1 Margatiga ... 47
4.1.1 Visi dan Misi sekolah ... 47
4.1.2 Situasi Umum Pengelolaan sekolah ... 48
4.1.3 Data Siswa dan Data Guru ... 48
4.1.4 Sarana dan Prasarana ... 49
4.2 Hasil Penelitian ... 49
4.2.1 Laporan Hasil Penelitian ... 50
4.2.2 Penyajian Data ... 68
4.3 Pembahasan ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 88
5.2 Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA
Tabel
2.1 Detail ragam gerak tari Bedana... 30
3.1 Indikator penilaian tes praktik siswa dalam pembelajaran tari Bedana... 37
3.2 Lembar pengamatan aktivitas siswa... 41
3.3 Lembar pengamatan aktivitas guru ... 43
3.4 Tolok ukur penilaian ... 46
4.1 Tabel sarana dan prasarana ... 49
4.2 Pengamatan tes praktik aspek teknik gerak kepala ... 69
4.3 Pengamatan tes praktik aspek teknik gerak tangan... 70
4.4 Pengamatan tes praktik aspek teknik gerak kaki ... 72
4.5 Pengamatan tes praktik aspek ketepatan hitungan ... 73
4.6 Pengamatan tes praktik aspek hafalan gerak... 75
4.7 Pengamatan tes praktik aspek aktivitas visual ... 76
4.8 Pengamatan tes praktik aspek aktivitas mendengarkan ... 78
4.9 Pengamatan tes praktik aspek aktivitas motorik ... 79
4.10 Lembar pengamatan aktivitas guru ... 80
Gambar
4.1 Guru menjelaskan materi tari Bedanamenggunakan metode ceramah ... 53
4.2 Guru mendemontrasikan ragam gerak tari Bedanayaitu khesek injing... 55
4.3 Guru mengamati siswa dalam mendemontrasikan sikap ragam gerak tari Bedana yaitu khesek gantung ... 55
4.4 Guru mengamati siswa dalam mendemontrasikan sikap ragam gerak humbak molo... 57
4.5 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam mendemontrasikan ragam gerak tahtim... 58
4.6 Guru memberi pengarahan kepada siswa dalam mendemontrasikan ragam gerak ayun ... 60
4.7 Guru memberi pengarahan kepada siswa dalam mendemontrasikan ragam gerak gantung... 60
4.8 Guru mendemontrasikan ragam gerak jimpangbersama siswa... 62
4.9 Siswa mendemontrasikan ragam gerak gelek ... 63
4.10 Guru menjelaskan urutan ragam gerak tari Bedana... 64
4.11 Siswa mengamati video... 65
4.12 Siswa memperagakan tari Bedana ... 66
4.13 Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok... 67
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat
penting. Metode pembelajaran menurut Slameto (2010: 65) adalah salah satu cara
atau jalan yang harus dilalui dalam pembelajaran. Ketepatan dan kesesuaian
pemilihan metode pembelajaran merupakan penentu keberhasilan suatu
pembelajaran. Guru tidak hanya dituntut untuk lebih teliti dalam pemilihan
metode pembelajaran tetapi guru juga dituntut untuk inovatif dalam pemilihan dan
pengembangan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
Metode ceramah dan metode demonstrasi merupakan metode yang lazim
digunakan dalam setiap pembelajaran. Menurut Sagala (2011: 210) dalam
bukunya yang berjudul Konsep dan Makna Pembelajaran, metode ceramah
merupakan sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari
guru kepada siswa. Sedangkan metode demontrasi adalah pertunjukan tentang
proses terjadinya peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang
dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atau
tiruannya. Metode demontrasi merupakan metode pembelajaran yang paling
Metode pembelajaran inilah yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya
khususnya seni tari di SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur.
Dipilihnya metode ceramah dan demontrasi karena metode pembelajaran ini
dianggap dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan praktik gerak
tari Bedana. Penggunaan metode ceramah dan demontrasi dalam pembelajaran
tari Bedana berkenaan dengan tujuan untuk mencapai kompetensi akademik yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang disesuaikan dengan tingkat
kematangan siswa.
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pembangunan
diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Proses pendidikan tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya
yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu dilihat dari segi pendidikan.
UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Sagala, 2011: 11).
Penentu keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari pembelajarannya yaitu
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar yang dilakukan oleh siswa.
Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
Pembelajaran adalah proses mengajak belajar yang di dalamnya ada dua subjek
yaitu guru dan siswa. Tugas dan tanggung jawab utama guru adalah mengelola
pembelajaran dengan efektif, dinamis, efisien dan positif yang ditandai dengan
adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subjek pembelajaran. Guru
sebagai pengarah serta pembimbing, sedangkan siswa sebagai yang mengalami
dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran (Rohani,
2010: 1).
Unsur-unsur minimal yang harus ada dalam sistem pembelajaran adalah seorang
siswa, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Guru tidak
termasuk dalam sistem pembelajaran dikarenakan fungsi guru dapat digantikan
dan dialihkan kepada media sebagai pengganti seperti buku dan sebagainya
(Hamalik, 2011: 66).
Tari merupakan salah satu media pembelajaran setidaknya dapat disandarkan pada
tujuan pendidikan yaitu sebuah strategi atau cara mengembangkan sensitivitas dan
kreativitas, memberi peluang seluas-luasnya pada siswa untuk berekspresi dan
mengembangkan pribadi anak kearah pembentukan pribadi yang utuh dan
menyeluruh baik secara individu, sosial maupun budaya (Hidayat, 2005: 7).
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diketahui bahwa pada
jenjang pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA siswa dituntut untuk menguasai
salah satu tari daerah setempat. Daerah setempat ini adalah daerah Lampung,
untuk menguasai salah satu tari tradisional daerah Lampung. Seni budaya
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum 2006
dijelaskan bahwa mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan
pendidikan seni yang berbasis budaya (Soeteja, 2009: 3.3.14-3.3.15). Demikian
halnya yang terdapat dalam silabus SMP kelas VIII mengenai strandar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD). Standar kompetensi (SK) yaitu mengapresiasi
karya seni tari dan kompetensi dasar (KD) yaitu mengidentifikasi jenis karya seni
tari berpasangan atau kelompok Nusantara daerah setempat.
Tari Bedana merupakan salah satu tari trasisional rakyat Lampung yang akrab dan
bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam
menginterpretasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat
diterima oleh pewaris generasi ke generasi. Tari Bedana ditarikan oleh muli
mekhanai Lampung secara berpasangan. Tari ini menggambarkan tentang
keceriaan dalam pergaulan muli mekhanai Lampung (Firmansyah, 2009: 3).
SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu
sekolah yang mempelajari seni tari dalam pembelajaran seni budaya mulai dari
kelas VII hingga kelas IX. Pembelajaran seni tari masuk ke dalam pembelajaran
intrakulikuler. Pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten
Lampung Timur disesuaikan dengan tingkatan kelas. Pada siswa kelas VII
pada siswa kelas IX diajarkan tari kreasi. SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten
Lampung Timur memiliki dua guru seni budaya yang bukan berlatar belakang
sarjana seni melainkan berlatar belakang sarjana PKn yaitu Bapak Sugianto, S.Pd
dan Ibu Ripnatul Kasanah, S.Pd. Hal ini yang menjadikan alasan untuk memilih
SMP Negeri 1 Marga Tiga sebagai tempat penelitian karena pembelajaran seni
budaya khususnya seni tari diajarkan oleh guru yang bukan berlatar belakang
sarjana seni. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti bagaimana proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru seni budaya yang bukan berlatar belakang
seni dan bagaimanakah penggunaan metode ceramah dan demontrasi pada
pembelajaran tari di kelas.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII dikarenakan materi yang diajarkan
adalah tari Bedana. Tari Bedana merupakan tari berpasangan yang dapat ditarikan
oleh siswa putra maupun siswa putri. Atas rekomendasi guru seni budaya yaitu
Ibu Ripnatul Kasanah, S.Pd penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII.1.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran tari Bedana
pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur
yang meliputi deskripsi penggunaan metode dalam pembelajaran tari Bedana dan
hasil belajar siswa.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan metode
ceramah dan metode demontrasi pada pembelajaran tari Bedana siswa kelas
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah penggunaan metode ceramah dan
metode demontrasi pada pembelajaran tari Bedana siswa kelas VIII.1 SMP
Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur.
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari Bedana
dengan menggunakan metode ceramah dan metode demontrasi siswa kelas
VIII.1 SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur.
1.4Manfaat Penelitian
1. Memberikan referensi kepada mahasiswa pendidikan seni tari dengan
memanfaatkan hasil penelitian sebagai tambahan pengetahuan dalam
pembelajaran seni budaya.
2. Memberikan referensi kepada guru seni budaya khususnya seni tari dengan
memanfaatkan hasil penelitian sebagai tambahan pengetahuan agar
pembelajaran tari lebih efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan lebih baik.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian adalah guru seni budaya dan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri
1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur dalam pembelajaran.
2. Objek penelitian adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam
3. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung
Timur.
4. Waktu dalam penelitian ini adalah satu bulan penelitian pada bulan Januari
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien (Rusman, 2011: 3). Kesiapan guru untuk mengenal
karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan
menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Konsep pembelajaran menurut Corey (1986: 195) adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Peranan guru bukan semata-mata
memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberikan fasilitas belajar (directing
and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadahi (Sagala, 2003: 61).
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang merupakan pendekatan mengajar
sehingga menekankan hubungan sistematik antara berbagai komponen belajar. Tanpa adanya
berjalan dengan baik atau optimal (Sanjaya, 2011: 58-61). Komponen-komponen pembelajaran
tersebut meliputi:
1. Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran. Sesuai
dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum
berbasis kompetensi. Dalam kurikulum yang demikian, tujuan yang diharapkan dapat dicapai
adalah sejumlah kompetensi yang tergambar baik dalam kompetensi dasar maupun dalam
standar kompetensi.
2. Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam
konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam pembelajaran. Artinya, sering terjadi
pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi.
3. Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat
menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini.
Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui
strategi yang tepat, maka komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses
pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi
metode dan strategi dalam pembelajaran.
4. Alat dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki peran yang
tidak kalah pentingnya. Melalui penggunaan berbagai sumber diharapkan kualitas
pembelajaran semakin meningkat.
5. Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam pembelajaran. Evaluasi bukan hanya
berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, tetapi juga berfungsi
evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem
pembelajaran.
Menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok dalam pembelajaran tersebut, akan
membantu dalam memprediksi keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan berbagai
komponen yang mendukungnya. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat
penting dalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar mengajar ada beberapa prinsip
yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut
pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan pandangan ilmu jiwa
modern aktivitas didominasi oleh siswa. Ada delapan golongan aktivitas belajar berdasarkan
pendapat Denrick dan diuraikan seperti dibawah ini (Sardiman, 2011:101).
1. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, memperhatikan, gambar demontrasi dan
memperhatikan orang bekerja.
2. Aktivitas lisan (oral activities) seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan intruksi.
3. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik dan pidato.
4. Aktivitas menulis (writing activities) seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket dan
menyalin.
5. Aktivitas menggambar (drawing activities) seperti menggambar, membuat grafik, peta dan
6. Aktivitas motorik (motor activities) yang termasuk didalamnya antara lain melakukan
percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun dan berternak.
7. Aktivitas mental (mental activities) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8. Aktivitas emosi (emotional activities) seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Dari kedelapan golongan ini yang mendukung aktivitas dalam pembelajaran tari Bedana yaitu
aktivitas visual, aktivitas mendengarkan dan aktivitas motorik. Aktivitas visual dibutuhkan untuk
melihat bagaimana kegiatan siswa pada saat guru sedang mendemontrasikan tari Bedana. Pada
aktivitas mendengarkan bagaimana siswa mendengarkan pada saat guru sedang menjelaskan
materi tari Bedana. Sedangkan aktivitas motorik digunakan untuk melihat apakah siswa mampu
menarikan tari Bedana.
2.2Metode Pembelajaran
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode. Metode
pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan
pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Trianto, 2010:
132-133).
Metode dalam rangka rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru
menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat
diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2011: 147). Metode
pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara atau teknik belajar mengajar yang
sistematis yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran membicarakan bagaimana membelajarkan siswa dengan
harapan-harapan dan mewujudkan perubahan yang positif. Makin baik metode pembelajaran,
makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajarannya. Tujuan dari metode pembelajaran adalah
untuk merencanakan dan melaksanakan cara-cara yang efektif untuk mencapai tujuan. Dasar
pemilihan metode yang tepat atau cocok adalah relevansinya dengan tujuan atau sasarannya yang
dirumuskan. Ketetapan memilih dan ketetapan metode indikatornya adalah kualitas hasil
pembelajaran siswa dalam pembelajarannya (Soeteja, 2009: 11.1.12-11.2.1).
2.3Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara
lisan atau penjelasan langsung kepada kelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode
yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini disebabkan oleh
Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran ekspositori (Sanjaya, 2011: 147-148).
Alat utama dalam metode ceramah adalah berhubungan dengan siswa menggunakan bahasa
lisan. Peranan siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat
pokok penting yang dikemukakan oleh guru. Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah metode
ceramah paling populer dikalangan guru. Sebelum metode lain yang dipakai untuk mengajar,
metode ceramah yang dulu digunakan (Sagala, 2011: 201-202).
2.3.1 Kelebihan Metode Ceramah
Menurut Sanjaya ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan. Alasan ini sekaligus
merupakan keunggulan metode ceramah (Sanjaya, 2011: 148).
1. Ceramah merupakan metode yang „murah‟ dan „mudah‟ untuk dilakukan. Murah dalam hal
ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan perlengkapan yang lengkap. Sedangkan
mudah, dikarenakan ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu
memerlukan persiapan guru.
2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran yang banyak
dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat
mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, karena sepenuhnya kelas merupakan
5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dengan dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
2.3.2 Kekurangan Metode Ceramah
Menurut Sanjaya (2011: 149) ada beberapa kekurangan metode ceramah diantaranya:
1. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang
diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan
tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan yang dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh proses
ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan kemampuan
auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama,
termasuk dalam ketajaman menagkap materi pembelajaran melalui pendengarannya.
3. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada didalam
kelas namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran,
pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru
4. Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan
tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah
paham.
2.3.3 Pelaksanaan Metode Ceramah
Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tahap
persiapan maupun pada tahap pelaksanaan (Sanjaya, 2011: 149-150).
1. Tahap persiapan
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang
bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang
harus dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
dengan ceramah berakhir.
b. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan suatu ceramah
sangat tergantung pada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan.
Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam penentuan pokok-pokok
ini juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi
yang akan disampaikan.
c. Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan
persepsi dari siswa. Alat bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
a. Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.
Keberhasilan pelaksanaan cermah sangat ditentukan oleh langkah ini. Ada beberapa yang harus
diperhatiakan dalam langkah pembukaan ini (Sanjaya, 2011: 150).
1) Yakin bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu
mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai siswa untuk mengarahkan
segala aktivitas siswa. Tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi mengikuti
proses pembelajaran melalui ceramah.
2) Lakukan langkah apersepsi yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah
pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan mental agar siswa mampu dan dapat
menerima materi pembelajaran.
b. Langkah penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Dalam
pembelajaran guru menyampaikan materi pembelajaran mengenai tari Bedana yang meliputi
sejarah, fungsi dan perkembangan tari Bedana. Agar ceramah berkualitas sebagai metode
pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi
pembelajaran yang sedang disampaikan (Sanjaya, 2011: 151). Untuk menjaga perhatian ini ada
beberapa hal yang dapat dilakukan:
1) Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa.
3) Menyajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah
ditangkap siswa.
4) Menanggapi respons siswa dengan segera.
5) Menjaga kelas agar tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
c. Langkah mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak
terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat
materi pembelajaran (Sanjaya, 2011: 152). Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan
tersebut di antaranya:
1) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang
baru saja disampaikan.
2) Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
3) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
pembelajaran yang baru saja disampaikan.
2.4Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demontrasi tidak terlepas dari
penjelasan lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demontrasi peran siswa hanya sekedar
Dalam strategi pembelajaran, demontrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri (Sanjaya, 2011: 152).
Metode demontrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan dengan
metode-metode mengajar lainnya. Metode demontrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu
peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat
diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata dan tiruan. Dengan metode demontrasi siswa
berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat
dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Dalam
demontrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemontrasikan itu dapat
dilihat dengan mudah oleh siswa melalui prosedur yang benar dan dapat pula dimengerti materi
yang diajarkan (Sagala, 2011: 210-211).
2.4.1 Kelebihan Metode Demontrasi
Menurut Sanjaya (2011: 152) dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan metode pembelajaran demontrasi memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
1. Melalui metode demontrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa langsung
memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini
2.4.2 Kekurangan Metode Demontrasi
Disamping memiliki kelebihan, metode demontrasi juga memiliki kekurangan. Kekurangan
metode demontrasi menurut Sanjaya (2011: 153) dalam bukunya Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, diantaranya:
1. Metode demontrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadahi demontrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
2. Demontrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadahi yang berarti
metode demontrasi memerlukan pembiayaan yang lebih mahal.
3. Demontrasi memerlukan kemapuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru
dituntut untut bekerja lebih professional. Disamping itu demontrasi juga memerlukan
kemampuan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
2.4.3 Pelaksanaan Metode Demontrasi
Keberhasilan metode demontrasi menurut Sanjaya (2011: 153) dalam bukunya Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan harus melalui langkah-langkah,
diantaranya:
1. Tahap persiapan
a. Rumusan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demontrasi berakhir.
Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
tertentu.
b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demontrasi yang akan dilakukan sebagai panduan
c. Lakukan uji coba demontrasi meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
1) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan
dengan jelas apa yang didemontrasikan. Dalam pembelajaran guru mendemontrasikan
9 ragam gerak tari Bedana.
2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa.
3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
b. Langkah pelaksanaan demontrasi
1) Memulai mendemontrasikan 9 ragam gerak tari Bedana dengan kegiatan yang
merangsang siswa untuk berfikir.
2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
3) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demontrasi yang memerhatikan
reaksi seluruh siswa.
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demontrasi dan mendemontrasikan
kembali 9 ragam gerak tari Bedana.
c. Langkah mengakhiri demontrasi
Apabila proses demontrasi selesai dilakukan, pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demontrasi dan
proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses
demontrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. Dalam pembelajaran guru memberikan
evaluasi berupa tes praktik yaitu mendemontrasikan kembali 9 ragam gerak tari Bedana
yang telah dipelajari bersama.
2.5Tari
Tari merupakan salah satu jenis seni yang direkomendasikan digunakan dalam proses pendidikan
di sekolah. Melalui tari anak dilatih untuk menggerakkan berbagai sensori motoriknya, melatih
kepekaannya mengkordinasikan antara gerak dan bunyi, meginterpretasikan pengalaman
disekitarnya dalam gerak dan sebagainya. Tari sebagai bentuk pengungkapan yang bersahaja dan
sangat tunduk pada kepentingan adat dan religi. Perkembangan selanjutnya tari tidak lagi
menjadi bagian dari aktivitas adat atau religi, tetapi kehadiran tari menjadi berdiri sendiri sebagai
sebuah ekspresi seni yang mandiri, seperti bentuk-bentuk seni tari yang dipelajari diberbagai
pusat pelatihan tari, sanggar tari dan sekolah-sekolah. Memperlihatkan hal tersebut, tari sebagai
bentuk seni tidak hanya sebagai ungkapan gerak. Tetapi telah membawa serta nilai rasa irama
yang mampu memberikan sentuhan rasa estetik (Hidayat, 2005: 1).
Unsur- unsur tari terdiri dari beberapa jenis dan unsur-unsur itu merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat diabaikan dan tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya. Dalam tari unsur-unsur
tersebut adalah gerak, tenaga, irama atau ritme dan ruang. Dalam tarian selain unsur-unsur dasar
secara konvensional. Namun tidak menutup kemungkinan dapat digunakan pula untuk tari-tari
non konvensional. Keberhasilan penari di atas panggung, memerlukan penguasaan yang
maksimal dari keempat kriteria ini karena keempatnya saling terkait satu dengan yang lainnya
(Soeteja, 2009: 2.3.7).
1. Wiraga yaitu kemampuan penari membawakan tari dari penguasaan teknik gerak,
kemampuan secara koreografi, tarian dari awal sampai akhir tarian dengan mulus tanpa cacat
termasuk hafalan, ketepatan (teknik) melakukan atau menarikan gerak dengan baik dan
benar.
2. Wirama yaitu penguasaan kemampuan penari dalam melakukan gerakan sesuai atau tepat
dengan irama musik pengiringnya. Selain ketepatan tempo dan ritme juga rasa musikal
penari dituntut karena kemampuan penghayatan secara musikal penari akan terlihat oleh
penonton.
3. Wirasa yaitu kemampuan penari dalam mengekpresikan dan menghayati tarian yang
dibawakan, sehingga tarian mampu secara total dibawakan oleh penari. Ekpresi dalam tarian
merupakan salah satu yang menentukan sifat atau karakter tarian. Penari dituntut mampu
melakukan berbagai ekspresi.
4. Harmonis yaitu keserasian serta keterpaduan dari seluruh komponen tari yaitu wiraga,
wirama dan wirasa ketika penari menari diatas panggung.
Keempat unsur penguasaan kriteria tari sangat penting dipahami dan dikuasai sebelumnya oleh
penari, bagaimana penari agar dapat menguasainya, diperlukan keseriusan dan ketekunan
berlatih merupakan faktor utama, agar pada saat penampilannya dapat membawakan tarian
dan enak dilihat sehingga penonton atau penikmat dapat merasakan kepuasan (Soeteja, 2009:
2.3.7).
2.5.1 Tari Bedana
Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan Lampung yang mencerminkan tatanan
kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolik adat istiadat, agama, etika yang
telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Lampung. Menurut sejarah konon tari Bedana ini
hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam. Sehingga
tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam
maupun geraknya, yang juga memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan. Di
daerah Sumatra bagiun timur (Riau, Jambi) termasuk Kalimantan Barat, tari ini terkenal dengan
tari Zapin atau Japen. Sedangkan di daerah Sumatra Selatan dan Bengkulu dikenal dengan tari
Dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku
tari ini dikenal dengan sebutan tari Dana-Dini (Firmansyah, 2009: 3). Dari penjelasan tersebut
dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa yang dimaksud tari Bedana adalah:
1. Tari tradisional kerakyatan yang telah berakar serta dirasakan sebagai suatu hasil budaya
bernafaskan Islam, yang dimiliki oleh masyarakat penduduknya sebagai suatu simbol tradisi
yang luas tentang pandangan hidup serta alam lingkungan yang ramah dan terbuka.
2. Merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang
dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang
2.5.2 Musik Pengiring Tari Bedana
Musik pengiring yang digunakan dalam tari Bedana masih digunakan alat-alat musik tradisional
yang masih sederhana walaupun tidak menutup kemungkinan dipakainya alat musik modern
seperti musik barat atau sarana untuk menunjang, selama tidak mengurangi nilai dan ciri khas
daerah Lampung (Firmansyah, 2009: 5-7). Alat musik pengiring tari Bedana yang lazim
digunakan adalah:
1. Alat musik Gambus lunik, yaitu sebuah alat musik tradisional daerah Lampung yang dipetik,
dawainya berjumlah empat sehingga menghasilkan nada yang dominan, yang biasanya
mengiringi lagu-lagu tari Bedana seperti lagu lalang waya, lagu bedana dan lain-lain
Gambus lunik (gambus anak buha) yaitu alat musik yang biasa dimainkan atau dipetik
sekaligus membawakan lagu yang berirama bedana. Alat ini dibuat dari kayu nangka yang
berdawai dengan urutan dibawah ini:
a. Tali Kuint
b. Tali Genda
c. Tari Goro
d. Tali Tala
2. Ketipung, yaitu alat musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi tari Bedana dan
lagu-lagu tradisional
3. Karenceng (terbangan) yaitu alat musik yang dibuat dari kayu nangka yang fungsinya sama
(terbangan) dan ketipung berfungsi sebagai gendang atau pengatur tempo dalam gerakan tari
Bedana. Simbol notasi kerenceng atau ketipung adalah:
a. t …. Berbunyi : tak (pukulan bagian samping)
b. d …. Berbunyi : dung (pukulan bagian tengah)
c. c …. Berbunyi : cang (untuk pukulan tahto atau tahtim)
4. Biola dan accordion sebagai pengiring vokal dan filter (isian)
5. Vokal membawakan melodi pokok dan lagu-lagu yang ada dalam tari Bedana.
2.5.3 Lagu Pengiring Tari Bedana
Lagu dalam tari Bedana merupakan suatu keharusan, karena disamping keharmonisan dalam tari
lagu-lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga merupakan panduan untuk perubahan gerak atau
komposisi tari. Lagu-lagu yang mengiringi tari Bedana adalah lagu-lagu yang bersifat gembira
yang bersumber dari sagata, adi-adi, wayak atau pantun (pattun) seperti lagu lalang waya, lagu
1. Lagu Lalang Waya
Notasi: Firmansyah C Minor
4/4 Moderato
. . . . . . . . . . . . . 1 2 3 3 . 4 3 2 1 7 6 . . 6 6 7 1 2 3
Ki-ta-pun ki - ta-pun ja -ma ja-ma kitapun ja-ma ja-ma Bu-gukhau bu-gukhau lalang wa-ya bugukhau lalang wa-ya
. . . . . 4 . 3 2 1 2 1 7 De-lom-ne ma-sa sin-ji Je- ja - ma seneng ha-ti
. . . . . . . . . . . . . 1 2 3 3 . 4 3 2 1 7 6 . . 6 6 7 1 2 3
Ki-ta-pun ki - ta-pun ja -ma ja-ma kitapun ja-ma ja-ma Bu-gukhau bu-gukhau lalang wa-ya bugukhau lalang wa-ya
. . . . . 4 . 3 2 1 2 1 7 De-lom-ne ma-sa sin-ji Je- ja - ma seneng ha-ti
.
. . 6 7 1 1 . 3 2 1 7 6 5 6 . 1 7 6 5 4 3 Bu-gukhau bu-gukhau lalang wa-ya tok - ko-no se-bik ha - ti Ngulah takhi ngulah takhi ba-da-na si - kedau kham unyin-ne
. . . .
6 . 5 4 3 5 4 3 Tok - ko- na se-bik ha-ti Si - kedau kham u-nyi-na
(Firmansyah, 2009: 9). 2. Lagu Bedana
Notasi: Firmansyah C Minor
4/4 Moderat
. . . .
. . 3 5 6 7 . 7 . . 7 3 3 3 . 2 7 6 . 7 1 . 7 Ta - khi be -da - na ta - khi be-da . na takhi kham tum-bai Ta - khi be -da - na ta - khi be-da . na sa - ka ti - an - dan
. . . .
. . . .
. . 3 5 6 7 . 7 . . 7 3 3 3 . 2 7 6 . 7 1 . 7 Ta - khi be -da - na ta - khi be-da . na takhi kham tum-bai Ta - khi be -da - na ta - khi be-da . na sa - ka ti - an - dan
. . . .
. . . .
. . 6 7 1 2 7 1 6 . 1 7 6 5 4 3 6 5 . 6 . 7 6 Nga-jimpang wa - ya nga - jimpang wa - ya cu - luk bu - ke - lai Da - ling sa - ga - ta da - li sa - ga - ta la - gu ta - yu - han
. . . .
. . . .
. . . .
(Firmansyah, 2009: 11).
3. Lagu Bedana
Notasi: Hasyimkan
. . . . . . . . . . . . 6 : 3 3 3 3 . 1 2 3 2 7 . 6 7 1 3 2 . 6
La pah kham an dhan u lah je ja ma ti gu ai he lau kham
1 2
6 6 1 7 6 . 6 : 6 6 1 7 6 . 6 :
Les ta ri ko la Les ta ri ko da
. . . .
: 1 1 1 7 1 . 5 5 5 5 4 5 . 3 4 5 6 6 . 5
Na kham gan ta ta ri kham sa ka ta ri kham tum bai ya
1 2
4 3 5 4 3 . 1 : 4 3 5 4 3
To gok ta no dan to gok ta no
(Hasyimkan, 2013).
2.5.4 Ragam Gerak Tari Bedana
Ragam gerak tari Bedana baku atau asli yang biasanya digunakan atau dipelajarai oleh
Firmansyah dkk. Termasuk juga tari Bedana yang dipelajari di SMP Negeri 1 Marga Tiga
Kabupaten Lampung Timur.
Tabel 2.1 Detail Ragam Gerak Tari Bedana
No Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Hit Uraian Gerak Keterangan
1 2 3 4
3. Ragam Gerak Khesek Injing
1 2 3 4
4. Ragam Gerak Jimpang
5. Ragam Gerak Humbak Molo kanan dan kaki kiri poin
Kaki kanan kesamping kanan (mengikuti kaki kanan)
Kaki kanan kesamping kanan dan kaki kiri poin
Kaki kiri ayun kedepan
7. Ragam Gerak Gantung
1 2 3 4
8. Ragam Gerak Belitut
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Metode Penelitian
Deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah ataupun
rekayasa manusia. Data yang dikumpulkan juga berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka (Sukmadinata, 2007: 72). Pada penelitian ini metode deskriptif kualitatif
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan metode ceramah dan metode
demontrasi dalam pembelajaran tari Bedana siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Marga
Tiga Kabupaten Lampung Timur.
3.2Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran seni
budaya dan siswa kelas VIII.1 yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 14 siswa putra
3.3Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian merupakan hal yang esensial. Teknik
pengumpulan data adalah langkah yang strategis, karena tujuan pokok penelitian
adalah mengumpulkan data. Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
3.3.1 Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung
(Sukmadinata, 2007: 220). Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan
langsung terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru seni budaya dalam
pembelajaran tari Bedana menggunakan metode ceramah dan metode demontrasi
pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur.
Sebelum melakukan observasi, peneliti terlebih dahulu melakukan pra observasi
kesekolah.
Pra observasi merupakan observasi atau pengamatan yang dilakukan sebelum
penelitian berlangsung. Pra observasi dalam penelitian ini yaitu kunjungan secara
langsung kesekolah sebelum penelitian untuk mengetahui pembelajaran dan
mengidentifikasi masalah yang terjadi sehingga memudahkan peneliti untuk
3.3.2 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak
digunakan dalam penelitian deksriptif kualitatif maupun kuantitatif. Wawancara
dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka baik secara individual maupun
kelompok (Sukmadinata, 2007: 216). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan
dengan Ibu Ripnatul Kasanah, S.Pd selaku guru seni budaya siswa kelas VIII.1 SMP
Negeri 1 Marga Tiga, untuk menggali data yang berkaitan dengan pembelajaran seni
tari di SMP tersebut.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik
(Sukmadinata, 2007: 222). Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa
foto dan video yang digunakan untuk mendokumentasikan pembelajaran tari Bedana
siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur
menggunakan metode ceramah dan metode demontrasi. Dokumentasi ini digunakan
untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis hasil penelitian.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Pengumpulan data
3.4.1 Panduan Observasi
Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan
yang berisi kisi-kisi yang akan diamati dalam proses penelitian. Agar dapat
memperoleh data yang otentik, maka peneliti melakukan pencatatan atas apa yang
dilihat dan didengar secara langsung pada saat pengamatan baik pada saat pra
penelitian maupun penelitian.
3.4.2 Panduan Wawancara
Panduan wawancara dilakukan peneliti pada saat melakukan wawancara. Panduan ini
berupa catatan lapangan berisi kisi-kisi pertanyaan mengenai data yang dibutuhkan
selama penelitian. Alat bantu yang digunakan pada saat wawancara berupa alat tulis
yaitu buku dan pena.
3.4.3 Panduan Dokumentasi
Panduan dokumentasi digunakan peneliti dalam mengumpulkan dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan data penelitian berupa foto dan video yang menggunakan alat
bantu berupa handphone.
3.4.4 Tes Praktik
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa test praktik. Tes ini digunakan
untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan mengenai
praktik siswa yang dinilai menggunakan pedoman penskoran dengan menggunakan
panduan indikator penilaian yang ada.
Tabel 3.1 Indikator penilaian tes praktik siswa dalam pembelajaran tari Bedana
No Aspek Deskriptor Penilaian Skor Tingkat
kemampuan tari Bedana dengan teknik gerak kepala yang tepat
memperagakan 1-2 dari 9 ragam gerak tari Bedana Bedana dengan teknik gerak kepala yang tepat sesuai tari Bedana dengan teknik gerak tangan yang tepat sesuai dengan yang diajarkan
Siswa mampu
memperagakan 6-8 dari 9 ragam gerak tari Bedana Bedana dengan teknik gerak tangan yang tepat sesuai tari Bedana dengan teknik gerak kaki ragam gerak gerak tari Bedana dengan teknik gerak kaki yang tepat sesuai dengan yang diajarkan
4 Baik
Siswa mampu
memperagakan 3-5 dari 9 ragam gerak gerak tari Bedana dengan teknik gerak kaki yang tepat sesuai dengan yang diajarkan
Siswa mampu
memperagakan 1-2 dari 9 ragam gerak gerak tari Bedana dengan teknik gerak kaki yang tepat sesuai dengan yang diajarkan
2 Kurang
Siswa tidak mampu memperagakan gerak tari Bedana dengan teknik gerak kaki yang tepat sesuai
Siswa mampu menarikan ragam gerak tari Bedana 5 dari 9 ragam gerak tari Bedana dengan hitungan yang tepat sesuai dengan yang diajarkan
3 Cukup
Siswa mampu menarikan 1-2 dari ragam gerak tari
Bedana dengan hitungan yang tepat sesuai dengan yang diajarkan
2 Kurang
Siswa tidak mampu
menarikan ragam gerak tari Bedana dengan hitungan gerak tari Bedana akan tetapi tingkat kesalahan 1-2 kali
pada 9 ragam gerak tari Bedana
Siswa mampu
memperagakan urutan ragam gerak tari Bedana akan tetapi tingkat kesalahan 3-5 kali pada 9 ragam gerak tari Bedana
3 Cukup
Siswa mampu
memperagakan urutan ragam gerak tari Bedana akan tetapi tingkat kesalahan 6-8 kali pada 9 ragam gerak tari Bedana
2 kurang
Siswa tidak mampu
memperagakan urutan gerak tari Bedana sehingga siswa terlihat tidak tertib dan tidak beraturan
1 Kurang
sekali
Skor maksimal 25
3.4.5 Non Tes
Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam
pembelajaran tari Bedana dikelas dan aktivitas guru dalam mengajar dikelas
menggunakan metode ceramah dan demontrasi.
Tabel 3.2 Lembar pengamatan aktivitas siswa
No Aspek Deskriptor Penilaian Skor Tingkat
Semua siswa
Semua siswa mampu baik dan tidak sesuai
2 Kurang
Instrument ini digunakan untuk memperoleh data mengenai aktifitas siswa dalam
pembelajaran tari Bedana.
Tabel 3.3 Lembar pengamatan aktivitas guru
No Instrument kegiatan guru P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
1 Memberi apersepsi dan motivasi
2 Memberitahukan KD untuk pembelajaran hari ini
3 Memberitahukan indikator atau tujuan pembelajaran
4 Menjelaskan kegiatan atau tugas yang harus dilakukan siswa
5 Menerapkan metode ceramah dan demontrasi dalam
pembelajaran
6 Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru dan atau siswa dengan berbagai sumber belajar 7 Melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran 8 Memfasilitasi siswa untuk
9 Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
10 Memberi umpan balik positif kepada siswa
11 Memberi konfirmasi melalui berbagai sumber terhadap pembelajaran siswa
12 Berperan sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang
mengalami kesulitan dengan bahasa baik dan santun 13 Memberi acuan agar siswa
dapat melakukan pengecekan hasil pembelajaran
14 Memberi motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif
15 Guru mengajukan pertanyaan untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran
16 Menyimpulkan hasil belajar 17 Memberi tugas untuk
pertemuan berikutnya
(Sumber: Instrumen Supervise Akademik Sertifikasi Guru)
Keterangan:
P1 = Pertemuan kesatu P5 = Pertemuan kelima
P2 = Pertemuan kedua P6 = Pertemuan keenam
P3 = Pertemuan ketiga P7 = Pertemuan ketuju
Instrument ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat
sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan. Apabila telah
dilaksanakan maka kolom-kolom ini akan diberi check list sebagai penanda.
3.4Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Semua data
dari pra penelitian hingga penelitian yang terkumpul selama penelitian selanjutnya
akan dianalisis secara desriptif kualitatif guna mengetahui penguasaan tari Bedana
siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur.
Langkah-langkah dalam analisis data antara lain:
1. Mengamati pembelajaran tari Bedana menggunakan metode ceramah dan
demontrasi.
2. Mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan lembar
pengamatan aktivitas siswa dan mengamati aktivitas guru selama pembelajaran
menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru.
3. Menganalisis hasil pembelajaran siswa menggunakan lembar indikator penilaian
tes praktik siswa dalam pembelajaran tari Bedana.
4. Menskor atau mempresentasikan hasil tes praktik siswa dalam pembelajaran tari
Bedana menggunakan metode ceramah dan demontrasi menggunakan rumus dan
tolok ukur sebagai berikut:
Skor siswa
NS = x Skor ideal %
Keterangan:
NS = Nilai Siswa
Skor ideal = 100 %
Tabel 3.4 Tolok ukur penilaian
Interval Persentasi Tingkat Penguasaan Keterangan
85%-100% Baik sekali
75%-84% Baik
60%-74% Cukup
40%-59% Kurang
0%-39% Kurang sekali
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan metode ceramah dan demontrasi dalam
pembelajaran tari Bedana siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Marga Tiga
Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut.
a. Dalam pelaksanaannya metode ceramah dan metode demontrasi saling
berkaitan. Penggunaan metode ceramah dan demontrasi dalam pembelajaran
tari Bedana memiliki peranan masing-masing. Metode ceramah digunakan
guru dalam menyampaikan materi tari Bedana berupa sejarah, fungsi,
perkembangan tari Bedana dan menjelaskan 9 ragam gerak tari Bedana,
sedangkan pada metode demontrasi digunakan guru untuk mendemontrasikan
9 ragam gerak tari Bedana. Dalam pelaksanaannya metode ceramah dan
demontrasi pada pembelajaran tari Bedana memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan metode ceramah dan demontrasi yaitu pembelajaran
lebih mudah dan menarik, sedangkan kekurangannya yaitu pembelajaran
memerlukan penguasaan materi dan persiapan yang matang.
b. Penggunaan metode ceramah dan demontrasi pada pembelajaran tari Bedana
untuk tiap-tiap aspek yaitu aspek teknik gerak tergolong cukup yakni siswa
mampu memperagakan 3-5 dari 9 ragam gerak tari Bedana dengan teknik
gerak kepala, tangan dan kaki yang tepat sesuai dengan yang diajarkan. Aspek
ketepatan hitungan tergolong dalam kategori cukup yakni siswa mampu
menarikan 3-5 dari 9 ragam gerak tari Bedana dengan hitungan yang tepat
sesuai dengan yang diajarkan. Aspek hafalan gerak tergolong dalam kategori
baik yakni siswa mampu memperagakan urutan ragam gerak tari Bedana akan
tetapi tingkat kesalahan 1-2 kali pada 9 ragam gerak tari Bedana.
5.2Saran
Dengan melihat kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian penggunaan metode
ceramah dan demontrasi dalam pembelajaran tari Bedana siswa kelas VIII.1 SMP
Negeri 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur, maka disarankan:
1. Kepada guru untuk lebih meningkatkan penguasaan materi dan persiapan
yang matang dalam pembelajaran serta melakukan variasi dalam penggunaan
metode pembelajaran seni budaya khususnya seni tari agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Guru juga dapat menggunakan
media pembelajaran berupa audio visual sehingga dapat membantu dalam
pembelajaran.
2. Kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak hanya menerima
materi pembelajaran yang diberikan guru tetapi juga mencari sumber materi
pembelajaran yang lain seperti buku ataupun video tari yang berhubungan
Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.
Firmansyah, Junaidi. 1996. “Mengenal Tari Bedana”. Bandar Lampung: Gunung Pesagi.
Ghony, Jdunaidi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hidayat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari. Malang: Jurusan Seni dan Desain
Fakultas Sastra Universitas Malang.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Potensi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Premada Media.
Slameto. 2010. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soeteja, Zakarias. 2009. Pendidikan Seni. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.