• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION KELAS XI IPA 1 SMA FRANSISKUS BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION KELAS XI IPA 1 SMA FRANSISKUS BANDAR LAMPUNG"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

LEARNING MODEL AT CLASS XI IPA 1 IN SENIOR HIGH SCHOOL FRANSISKUS BANDAR LAMPUNG

By

Afriyani Dwi Susanti

The problem in this research was student capability of student in bedana dance that still under minimum completely criteria called KKM, the score is 75. The aimed of this research was to describe planning, processing, evaluating system and increasing the student capability in bedana dancing of model learning by cooperative model STAD.

This research was class act research which is done in class XI IPA 1 at Senior High School Fransiskus Bandar Lampung as many as 30 students. Data collecting technique used observation and practice test. Research was done in two cycles. Cycle I applied STAD method to increase the student capability in bedana dancing by cooperative learning using STAD method. Cycle II still used STAD method.

The conclusion of this research happened increasing on complete level of student in cycle I as many as 26 persons or 86,67%, increasing in cycle II as many as 30 students complete or 100%. All values had achieve KKM as many as 75. On cycle II research stopped, because the value of students had completed and average value achieved up to 85. It means that average value of capability student in bedana dancing was increasing in every cycle.

(2)

i

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION

KELAS XI IPA 1 SMA FRANSISKUS BANDAR LAMPUNG

Oleh

Afriyani Dwi Susanti

Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa menari bedana masih ada yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perencanaan, proses pelaksanaan, sistem evaluasi, dan peningkatan kemampuan siswa menari bedana dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Fransiskus Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes praktik. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I menerapkan metode STAD untuk meningkatan kemampuan siswa menari bedana dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD. Siklus II tetap menerapkan metode STAD.

Kesimpulan penelitian ini terjadi peningkatan pada tingkat ketuntasan siswa yaitu pada siklus I siswa tuntas sebanyak 26 orang dengan prosentase 86,67% meningkat pada siklus II 30 siswa tuntas dengan prosentase 100% Semua nilai siswa sudah mencapai KKM yaitu 75. Pada siklus II penelitian dihentikan karena nilai semua siswa sudah tuntas dan nilai rata-rata mencapai 85. Berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata mencapai 85 ke atas. Berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata kemampuan menari bedana siswa pada setiap siklusnya.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif metode STAD, hasil belajar.

(3)

ii Nama Mahasiswa : Afriyani Dwi Susanti No. Pokok Mahasiswa: 0813043002

Program Studi : Pendidikan Seni Tari

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Fitri Daryanti, S. Sn., M. Sn. Dra. Ni Nyoman Wetty S., M. Pd. NIP19801001 200501 2 002 NIP 195106141 198103 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

(4)

iii 1. Tim Penguji

Ketua. : Fitri Daryanti, S. Sn., M. Sn. ...

Sekretaris : Dra. Ni Nyoman Wetty S., M. Pd. ...

Penguji Anggota : Agung Kurniawan, S. Sn., M. Sn. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian : 27 Oktober 2012

(5)

iv

Peneliti menempuh jenjang pendidikan dimulai dari TK PKK Yosomulyo lulus 1993, SD Negeri 7 Metro Pusat lulus 2001, SMP Negeri 3 Metro lulus 2004, SMA Negeri 1 Metro lulus 2007.

Pada 2008 peneliti diterima di Fakultas Keguruan dan Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Seni Tari melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada Juli-September Peneliti telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pengalaman Praktik Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Tanjung Raya dan Desa Bujung Buring, Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Mesuji.

Pada 4 Januari 2011 mulai mengajar di SMA Fransiskus Bandar Lampung hingga sekarang, Pada 14 Januari 2012 mengajar di SMA Kristen 3 Terbanggi Besar hingga sekarang. Mengajar kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen 1 Metro dan SD Kristen 1 Metro. Mengajar kegiatan ekstrakurikuler di SD Sejahtera Sindangsari Tanjung Bintang.

Pernyataan Skripsi Mahasiswa

(6)

v Program Studi : Pendidikan Seni Tari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juha tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 12 Oktober 2012 Pembuat Penyataan

(7)

vi Ora et Labora.

Guru yang biasa-biasa,berbicara. Guru yang bagus menerangkan. Guru yang hebat mendemonstrasikan Guru yang agung memberi inspirasi (Wiliam Arthur Ward)

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. (Amsal 3: 5)

Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan. (Amsal 3:7)

The only good is knowledge, and the only evil is ignorance(Diogenes Laertius)

(8)

vii

1. Kedua orang tua yang sudah sedari peneliti kecil mengasuh dan mendidik serta mengenalkanku pada Yesus Kristus untuk selalu mensyukuri berkat-Nya. Kedua orang tua yang tidak pernah meninggalkanku dalam doanya. Hanya doa yang dapat peneliti balaskan untuk kebaikan kedua orang tua.

2. Kedua saudaraku terkasih Natallusia Eka Puspa Sari, S.Pd. dan Merry Anggraeni Tunggal Putri terima kasih untuk dukungan doanya dan motivasinya serta kebersamaan yang tak dapat ditukar dengan apapun. 3. Kang Masku terkasih Kawuryan Sabdo Lumadyo yang selalu setia

mendampingiku dalam setiap keadaanku, terimakasih atas doa yang selalu kau panjatkan, pengorbanan, motivasi, dan kesabaran yang semuanya belum bisa terbalaskan.

4. Keluarga besar dari almarhum Mbah Kakung tercinta Suwidato Puspo Widagdo, keluarga besar Mbah Kakung Gito Mulyono yang ada di Jawa terima kasih untuk setiap doa dan dukungan yang diberikan pada peneliti.

5. Almamater tercinta Unversitas Lampung.

(9)

viii

metode Student Teams Achevement Division Pada Kelas XI IPA 1 SMA Dalam menyelesaikan skripsi ini semua tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu peneliti menyampaiakan terima kasih.

1. Ibu Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn., pembimbing I terimakasih atas bimbingan, motivasi dan dukungannya serta kekompakan dan suasana kekeluargaan yang telah dibangun dalam seni tari angkatan 2008.

2. Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd. yang sungguh sangat sabar dalam membimbing peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn. pembimbing akademik terima kasih atas bimbingannya selama peneliti menempuh jenjang perkuliahan serta kerendahatian yang sudah ditanamkan kepada peneliti.

4. Ibu Dwiyana Habsary, S.Sn., M.Hum terimakasih atas bimbingan serta kebersamaan sejak awal mula angkatan seni tari 2008 aktif berkuliah.

5. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. terimakasih untuk segala motivasi, nasihat serta ilmu-ilmu baru dalam seni tari kepada peneliti.

6. Bapak Hasyimkan, S.Sn., M.A. terimakasih untuk segala motivasi yang diberikan kepada peneliti.

7. Dra.Titik Hurhayati sumber inspirasiku dalam berkarya, suatu kehormatan dan kebanggaan bagi peneliti mendapat motivasi, nasihat serta jalinan persaudaran.

8. Dr. Muhammad Fuad, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unila.

9. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. Dekan FKIP Universitas Lampung.

10. Mas Martinus Miroto terimakasih untuk dukungan serta doa yang diberikan. 11. Keluarga besar Mas Ayok, keluarga besar almarhum Mas Ang, Mas Didik,

Mas Wid terimakasih atas doa dan harapannya kepada peneliti.

(10)

ix

Tari 2008 kalian teman seperjuangan, detik-detik perjuangan awal dan akhir menapaki dan menjelajahi seni tari, kebersamaan dan kenangan yang tak tergantikan. Mas Jaya, Pak Mariman, Mbah Bahri, Pak Heru yang juga menajadi bagian STAR PRODUCTION terimakasih untuk dukungan serta bantuan yang diberikan selama peneliti menuntut ilmu.

14. Rekan kerja dan sahabatku M.G Winarni Yuliafitri, Amd., dan seluruh guru SMA Fransiskus Bandar Lampung, rekan kerja Ruguntina Simanjuntak, S. Pd., Indah Setyorini, S.Pd. seluruh guru dan staf SMA Kristen 3 Terbaggi Besar.

15. Kelas XI IPA 1 serta seluruh murid SMA Fransiskus Bandar Lampung dan seluruh murid SMA Kristen 3 Terbaggi Besar yang sering peneliti tinggalkan selama peneliti menyelesaikan skripsi, terima kasih atas pengertian dan dukungannya.

16. Murid-muridku yang selalu mendukung dan memberi keceriaan bagi peneliti, Cecil, Dana, Joko Triono, Hendi, Sevina, Rudy, Angga Febian, Onky JC, Tri Widagdyo, Zefan Imanuel, Yosafat Wisnu P.W, Heru, Wayan Bindo, seluruh anggota ekskul dance Fransiba serta seluruh muridku yang tidak dapat dituliskan satu persatu.

(11)

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Adanya persiapan sedini mungkin diharapkan akan memberikan kualitas peserta didik yang lebih baik. Majunya suatu bangsa bergantung pada tingkat kecerdasan manusianya. Di Indonesia, usaha pemerintah dalam mencerdaskan bangsa dapat kita lihat dalam pembukaan UUD 1945, yang berbunyi.

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

(12)

Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu. Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, model pembelajaran, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu (Ihsan, 2008:110).

Setiap unsur-unsur dalam sistem pendidikan akan saling mempengaruhi satu sama lain. Jika salah satu unsur dalam sistem pendidikan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik maka akan berpengaruh terhadap keseluruhan sistem pendidikan itu. Siswa merupakan salah satu faktor yang berpangaruh dalam sistem pembelajaran.

Guru sebagai pengajar, bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas). Guru menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain dari itu guru juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu maka guru perlu memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik metode dan teknik mengajar (Hamalik, 2001: 123). Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang akan digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2009:173).

(13)

kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri anak (Sanjaya, 2009:52).

Karakter anak yang berbeda-beda memengaruhi cara belajar mereka. Misalnya saja anak yang memiliki karakter yang keras akan merasa bosan saat dituntut untuk berlatih dengan sabar saat mempelajari gerak tari terutama siswa yang tidak suka menari. Pembelajaran seni tari pada SMA Fransiskus Bandar Lampung sebenarnya bukan menjadi salah satu pelajaran yang harus dihindari oleh siswa, karena siswa cukup memiliki respon yang baik terhadap pelajaran seni tari. Tetapi beberapa siswa merasa kesulitan untuk menerima bahkan mempraktikan gerak tari bedana. Selain itu juga ada beberapa siswa yang benar-benar kurang meminati pelajaran seni tari. Hal ini dapat dilihat dengan hasil uji blok siswa kelas XI IPA 1 yang dilaksanakan pada 28 September 2011 tentang kemampuan menari bedana dapat dilihat dari daftar nilai berikut.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Mata Pelajaran Seni Tari Siswa Kelas XI IPA 1 No. Hasil Belajar Jumlah Siswa Persentase (%)

1. Tuntas 9 30%

2. Tidak Tuntas 21 70%

Sumber : Hasil Uji Blok 28 September 2011

(14)

pelajaran seni tari di SMA Fransiskus Bandar Lampung minimal 75 yang ditentukan berdasarkan standar kriteria ketuntasan minimal yaitu kompleksitas, daya dukung, dan inteks. Perolehan nilai 75 ke bawah masih lebih banyak dibandingkan perolehan nilai 75 atau lebih dan perolehan nilai kurang dari KKM dinyatakan belum tuntas. Nilai KKM yaitu 75 diperoleh dari hasil perhitungan berdasarkan standar KKM yaitu sebagai berikut.

Ketuntasan siswa dalam mencapai tujuan belajar melalui proses belajar salah satunya dipengaruhi oleh karakteristik siswa yang masing-masing individu berbeda-beda. Karakteristik siswa di SMA Fransiskus Bandar Lampung kebanyakan siswa belum termotivasi untuk lebih aktif dalam bertanya dan berpendapat terutama dalam pelajaran seni tari. Siswa masih terbiasa dengan metode pembelajaran konvensional. Siswa belum mempunyai tenggang rasa yang tinggi. Siswa biasanya berkelompok yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang pintar dengan yang kurang pintar. Siswa yang pintar enggan membantu siswa yang kurang pintar karena merasa terbebani, dan kadang siswa yang kurang pintar sering melakukan aktivitas negatif.

(15)

lainnya yang dengan mudah mengikuti pelajaran seni tari, mengikuti setiap gerak-gerak yang diberikan oleh guru karena memiliki bakat dalam menari. Namun ada pula siswa yang tidak memiliki bakat namun memiliki keinginan untuk belajar dan ingin bisa menari, sehingga terlihat jelas dari kegigihannya berlatih dan bertanya jika ada gerakan yang dirasa sulit dilakukan. Berdasarkan standar kompetensi yaitu mengapresiasikan karya seni tari dan Kompetensi dasar yaitu mengidentifikasi gagasan untuk disusunnya ke dalam tari kreasi daerah setempat dalam bentuk tari berpasangan.

Guru mata pelajaran seni tari memilih tari berpasangan yang merupakan tari berkelompok yang ada di Lampung yaitu tari bedana dalam mata pelajaran seni tari. Dalam tari berpasangan atau berkelompok pada tari bedana, siswa diharapkan dapat menganalisis gerak yang diberikan oleh guru. Siswa dapat menganalisis gerak baik dari hitungannya maupun kesesuaian dengan irama iringan musik. Siswa dalam kelompok juga dapat bekerjasama untuk saling mengoreksi apakah antara gerak siswa yang satu dengan yang lain sudah tepat dengan hitungan dan iringan musik. Melalui tari berpasangan atau kelompok ini siswa bebas memahami ragam gerak tari bedana menurut cara pandang mereka dan kreativitas siswa tidak hanya selalu mengikuti guru. Hal ini berdasarkan pandangan kontruktivis.

(16)

pandangan kontruktivis siswa diberi kesempatan untuk membangun pemahamannya sendiri terhadap materi yang diajarkan serta guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Dengan demikian siswa akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pandangan kontruktivis adalah model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dikelompokkan ke dalam suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu tugas dan mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Saat menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator.

(17)

Dengan memanfaatkan model pembelajaran kooperatif melalui metode Student Teams Achievment Division (STAD), diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran tari bedana. Metode STAD merupakan salah satu metode pembelajaran sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Pendekatan ini sangat menuntut aktivitas siswa. Melalui proses pembelajaran perkembangan peserta didik akan meningkat, baik pembelajaran tentang keterampilan, pengetahuan umum, dan pengetahuannya yang spesifik. Penerapan tipe STAD diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami gerak tari bedana. Karena masing-masing siswa dapat bekerja sama dalam memahami gerak tari bedana.

Untuk menguasai ragam gerak tari bedana diperlukan banyak latihan praktik. Metode STAD memberikan kesempatan yang baik kepada siswa untuk saling bertanya dan berpendapat dalam mempraktikan ragam gerak tari bedana. Pemberian penghargaan membuat siswa termotivasi untuk menguasi ragam gerak tari bedana. Materi ragam gerak bedana sangat cocok disampaikan dengan kooperatif tipe STAD karena STAD menuntut pemahaman seluruh anggota kelompok dan semua siswa harus bertanggung jawab atas keberhasilan pembelajaran bagi semua anggota kelompoknya. Berdasarkan uraian di atas yang melatarbelakangi penelitian ini sebagai berikut. 1. Pembelajaran seni tari masih menggunakan metode demonstrasi. Beberapa siswa

(18)

2. Fasilitas ruang praktik menari yang disediakan oleh pihak sekolah ini membuktikan adanya kepedulian yang sangat tinggi dari sekolah terhadap mata pelajaran seni tari, dengan harapan siswa mampu berprestasi baik dibidang mata pelajaran sains maupun dalam mata pelajaran kesenian khususnya seni tari. Hal ini yang sudah selayaknya menjadi perhatian khusus bagi guru agar dapat memanfaatkan sarana dan prasarana belajar yang ada di sekolah.

3. Kemampuan menari siswa belum optimal, masih terdapat beberapa orang siswa yang belum menguasi materi ragam gerak tari bedana. Materi ragam gerak tari bedana yang disampaikan dengan metode demonstrasi hanya membuat beberapa siswa yang memperhatikan dan tidak sedikit siswa yang merasa jenuh dan bosan karena mereka kurang memiliki niat dalam menari, sehingga mereka cenderung akan melakukan kegiatan yang lain seperti mengobrol.

1.2 RumusanMasalah

Bertitik tolok dari uraian di atas peneliti merumuskan dalam bentuk pertayaan berikut.

1. Bagaimana proses perencanaan pembelajaran tari bedana melalui metode kooperatif STAD untuk meningkatkan kemampuan menari siswa pada SMA Fransiskus Bandarlampung?

2. Bagaimana sistem evaluasi hasil pembelajaran menari bedana melalui metode kooperatif STAD dalam meningkatkan kemampuan siswa menari bedana pada SMA Fransiskus Bandarlampung?

(19)

Berdasarkan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah.

1. Mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran tari bedana dengan menggunakan metode kooperatif STAD.

2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa menari bedana melalui metode kooperatif STAD.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis untuk beberapa pihak seperti di bawah ini.

1. Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.

2. Guru

Sebagai sumber informasi dan refrensi dalam pengembangan penelitian tindak kelas dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran. 3. Siswa

Menigkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan, menigkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan model pembelajaran inovatif.

(20)
(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kemampuan Siswa

Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat ditunjukkan atau dilihat melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Ada tiga ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (keterampilan). Contoh ranah kognitif adalah kemampuan siswa dalam menganalisis suatu masalah berdasarkan pemahaman yang dimilikinya. Contoh ranah afektif adalah siswa mampu menentukan sikap untuk menerima atau menolak suatu objek. Contoh ranah psikomotorik adalah siswa mampu berekspresi dengan baik.

(22)

sulit menerima pelajaran sehingga kurang optimal kemampuan belajarnya. Contoh faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar adalah lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga yang mendukung akan membuat siswa mudah untuk menerima pelajaran, sebaliknya lingkungan keluarga yang tidak mendukung, akan membuat siswa tidak tenang dalam belajar sehingga kemampuan siswa menjadi tidak optimal. Faktor pendekatan belajar yang berbeda juga akan memberikan kemampuan belajar yang berbeda. Siswa yang belajar secara mendalam akan memiliki kemampuan belajar yang lebih baik daripada siswa yang hanya belajar sambil lalu saja (tidak mendalam).

2.2 Teori Belajar dan Pembelajaran

Ada beberapa teori belajar dan pembelajaran seperti; teori deskriptif dan preskriptif, behavioristik, kognitif, konstruktivistik, humanistik, sibernetik, revolusi sosiokultural, kecerdasan majemuk. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori belajar konstruktivistik dari Driver dan Bell (Thobroni dkk., 2011:111). Driver dan Bell mengajukan karakteristik teori belajar konstruktivistik sebagai berikut.

1) Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif, tetapi memiliki tujuan. 2) Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa. 3) Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar, melainkan dikonstruksi

secara personal.

(23)

5) Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber.

2.3 Pengertian Belajar

Belajar bukanlah tingkah laku yang tampak, melainkan yang utama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru. Hubungan-hubungan baru tersebut dapat berupa antara perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi menurut Purwanto (Thobroni dkk., 2011 : 16). Riyanto (2009:5) belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Hal ini berarti peserta didik akan menghubung-hubungkan pengetahuan yang telah tersimpan dalam memorinya kemudian menghubungkan dengan pengetahuan baru.

(24)

ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya dalam arti seseorang telah mengalami perubahan dari tidak bisa menjadi bisa.

Pada hakikatnya belajar adalah persoalan perubahan mental kejiwaan yang bersangkut-paut dengan pengetahuan dan pemahaman. Oleh karena itu, proses belajar dapat berlangsung di manapun dan kapanpun selama ia berinterksi aktif dengan lingkungannya. Pemahaman seseorang menjadi lebih baik, sebaiknya pada saat seseorang tidak belajar maka respon seseorang menjadi lebih baik, sebaliknya pada saat seseorang tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya.

1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar. 2. Respon si pembelajar.

3. Konsekuensinya yang bersifat menguatkan respon tersebut.

(25)

Menurut peneliti, belajar pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku seseorang. Perubahan yang terjadi bukan hanya untuk kepentingan individu namun untuk kedepannya juga bermanfaat untuk lingkungan belajarnya. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar seseorang tidak hanya bergelut dengan dirinya sendiri namun memperoleh pengalaman dari lingkungan yang ada di sekitarnya.

2.4 Pengertian Pembelajaran

Kimble dan Garmezy (Thobroni ddk., 2011 : 18), pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa atau disebut juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar. Siswa sebagai subjek belajar dituntut aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu masalah.

Miarso (Reliani, 2011 : 37) pembelajaran adalah kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pembelajar. Pembelajaran diartikan sebagai bahan ajaran yang dilakukan oleh seseorang pembelajar. Pelaksanaan pembelajaran harus melalui beberapa tahapan. Tahapan ini merupakan rincian kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran. Tahap ini dapat dibagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran yaitu tahap kegiatan awal, tahap kegiatan inti, dan tahap penutup. 1. Tahap Kegiatan Awal Pembelajaran.

(26)

dapat memberikan tes dengan cara lisan ataupun tertulis dan kondisi pembelajaran.

2. Tahap Kegiatan Inti Pembelajaran.

Guru dapat mengelola pembelajaran inti adalah dengan menjelaskan suatu konsep atau prinsip atau dalil topik tertentu. Namun demikian, guru dapat memulai dengan tanya jawab atau meminta siswa secara berkelompok untuk mendiskusikan suatu masalah. Inti pada tahapan ini diisi dengan aktivitas belajar siswa, guru bertindak sebagai fasilitator agar tujuan yang dirumuskan tercapai.

3. Tahap Kegiatan Penutup Pembelajaran.

Guru dapat menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa tentang apa yang sudah dikuasai. Pekerjaan rumah juga harus diberikan kepada siswa agar di rumah siswa termotivasi untuk mengulang pelajaran yang sudah diterimanya dari guru. Selain itu guru juga harus menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

(27)

dengan sebaik-baiknya dan memperhatikan berbagai aspek yang ada dalam proses pembelajaran.

2.5 Tari Bedana

Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dan kehidupan masyarakat. Tari bedana berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam ke Indonesia. Sehingga terjadi adanya kesamaan baik ragam maupun gerak tari bedana yang juga memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai tari pergaulan. Di daerah Sumatera bagian Timur (Riau, Jambi), Kalimantan Barat, tari ini terkenal dengan tari Zapin atau Jepen. Sedangkan di daerah Sumatera Selatan dan Bengkulu dikenal dengan tari dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku tari ini dikenal dengan nama tari dana-dini. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa tari bedana merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterprestasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris generasi ke generasi (Firmansyah, 1996: 3).

2.5.1 Lagu Pengiring Tari Bedana

(28)

sagata, adi-adi, wayak atau pantun (pattun) seperti lagu Penayuhan yang syairnya tertulis di bawah ini.

Penayuhan C. Minor

4/4 Moderato

2 3 3 4 3 2 1 7 6 7 1 2

2 1 7

Ki- ta- pun Ki ta-pun ja-ma ja-ma kitapun ja-ma ja-ma de-lom-ne ma-sa sinji Bu-gukhau bu-gukhau lalang wa-ya bugukhau lalang wa-ya ja-ja-ma seneng hati

2 3 3 4 3 2 1 7 6 7 1 2

2 1 7

Ki- ta- pun Ki ta-pun ja-ma ja-ma kitapun ja-ma ja-ma de-lom-ne ma-sa sinji Bu-gukhau bu-gukhau lalang wa-ya bugukhau lalang wa-ya ja-ja-ma seneng hati

6 7 1 1 1 2 1 7 6 5 6 1 7 6 5 4 3

Bu-gukhau bu-gukhau lalang wa-ya tok- ko-na se-bik ha-ti Ngulah takhi ngu-lah takhi be-da-na si kedau kham unyin-ne

3 4 6 6 7 6 5 4 3 2 2 2 3 4 5 6 6 5 4 3 5 4 5

Bu-gukh bu-gukhau lalang wa-ya bugukhau lalang wa-ya tok- ko-na se-bik ha-ti Ngulah ta- khi ngu ta-khi be-da-na ngu-lah takhi beda-na sikedau kham u-nyi-na

Artinya

Kita bersama-sama, pada saat ini Bersenang hati, tak usah sedih hati

Mari bersenang hati, bersama-sama bergembira

Ngulah tari bedana milik kita bersama (Firmansyah, 1996: 9) 2.5.2 Busana Tari Bedana

(29)

1. Penekan rambut

2. Belattung tebak/ sanggul malam 3. Gaharu kembang goyang

4. Kembang melati

5. Subang giwir/ anting-anting 6. Buah jukum

7. Buluh serattei 8. Gelang kano 9. Kawai kurung 10. Tapis/ betuppal b) Busana Tari Bedana Pria

1. Kikat akinan/ Peci sebagai ikat kepala 2. Kawai teluk belanga/ belah buluh 3. Celana

4. Kain bisak gantung/ betumppal sebatas lutut 5. Bulu serattei

6. Kalung buah jukum

Berikut ini merupakan gambar dan penjelasan cara memakai busana bedana wanita dan pria.

Tabel 2.1 Busana Tari Bedana

No. Nama Gambar Cara pemakaian

Busana wanita. 1. Sanggul

malang

(30)

sanggul lalu jepit da pastikan kencang.

2. Penekan Diikat melingkar pada dahi

sampai bagian belakang kepala.

3. Kembang melati

Dililitkan pada sanggul

4. Gaharu kembang goyang

Disematkan di atas dan di antara sanggul dan rambut penari.

No. Nama Gambar Cara pemakaian

5. Subbang giwir/ anting-anting

Dipakai pada kedua telinga penari.

6. Kalung buah jukum

[image:30.595.112.516.82.463.2]
(31)

7. Gelang kano Dipakai pada lengan bawah penari

8. Buluh serattei Dipakai sebagai ikat

pinggang setelah memakai kawai kurung.

9. Kawai kurung

Dipakai sebagai baju oleh penari wanita.

10. Tapis/ Betuppal

Digunakan sebagai rok dan model sesuai kreasi

seseorang

No. Nama Gambar Cara pemakaian

1. Kikat akinan/ peci pengikat kepala

Dipakai sebagai peci pada kepala penari pria.

2. Kawai teluk belanga

[image:31.595.107.501.76.781.2]
(32)

3. Celana Celana yang dikenakan pada penari pria.

4. Betumppal Dipakai pada bagian luar

setelah memakai celana lalu dilipat membentuk belahan dibagian depan.

5. Buluh serettei Dipakai pada bagian

pinggang sebagai ban pinggang.

6. Kalung buah jukum

Dikalungkan pada leher penari pia.

2.5.3 Ragam Gerak Tari Bedana

Ragam gerak tari bedana terdiri dari sembilan ragam gerak. Ragam gerak dan hitungan (Hit.) dapat dilihat padaTabel 2.2 Ragam Gerak Tari Bedana

No Nama dan Rangkaian Gerak Tari Hit. Uraian gerak Keterangan

1. Ragam Gerak Tahtim 1

2

Kaki kanan melangkah ke depan.

Kaki kiri melangkah ke depan

Hit. 3

Kaki melangkah selangkah meloncat, posisi badan tengah tegak gerakan tangan

(33)

Hit. 1 2

3 4

5 6

7 8

3 4 5 6 7 8 Kaki kanan melangkah ke depan kaki kiri diangkat Mundur kaki kiri balik badan ke kiri Kaki kanan melagkah Maju kaki kiri diikuti kaki kanan jinjit sebelah kiri Maju kaki kiri badan merendah Menarik kaki kanan sebelah kaki kiri langsung menarik jongkok (berdiri stengah badan untuk putri) berlawanan dengan gerak kaki, padangan ke depan mengikuti arah gerakan kaki. Gerakan tangan mengayuh.

No Nama dan Rangkaian Gerak Tari Hit. Uraian gerak Keterangan 2. Ragam Gerak Khesek Gantung

1 2

1 2 3 4 Kaki kanan melangkah ke depan. Kaki kiri melangkah. Ayun kaki kanan geser ke samping kanan (30º)

Tarik kaki kanan merapat ke kaki kiri (kaki kanan diangkat)

Gerak tangan mengayuh. Hitungan ke 3 kepala

(34)

3 4

3. Ragam Geerak Khesek Injing

1 2

1 2 3 4 Kaki kanan melangkah ke depan. Kaki kiri melangkah. Mengangkat kaki kanan kemudian diletakkan jinjit (badan merendah) Mengayun kaki kanan geser ke samping kanan (30º) Gerakkan tangan mengayun. Hitungan ke 4 kepala

menunduk ke bawah.

No Nama dan Rangkaian Gerak Tari Hit. Uraian gerak Keterangan 3. Ragam Gerak Jimpang

1 2

3 4

1 2 3 4 5 6 Kaki kanan melangkah ke depan. Kaki kiri melangkah ke depan. Mundur kaki kanan. Langkahkan kaki kiri. Langkahkan kaki kanan. Putar kaki kiri ke samping

(35)

5 6

7 8

7

8

kiri.

Diikuti kaki kanan,balik putar ke kanan. Angkat kaki kiri ke samping kaki kanan dengan posisi jinjit.

No Nama dan Rangkaian Gerak Tari Hit. Uraian gerak Keterangan 5. Ragam Hombak Moloh

1 2

3 4

1.

2.

3.

4.

Kaki kanan ke samping kanan. Kaki kiri ke samping kanan (mengikuti kaki kanan). Kaki kanan ke samping kanan. Kaki kiri diayun ke depan. Hitungan 5,6,7,8 Kebalikan dari gerak hitunga 1,2,3,4

(36)

1 2

3 4

2. 3. 4. melangkah. Kaki kiri melangkah. Kaki kanan melangkah Angkat kiri sambil diayun tangan mengayun Hitungan 5,6,7,8 dilakukan gerakan kebalikan dari 1,2,3,4

No Nama dan Rangkaian Gerak Tari Hit. Uraian gerak Keterangan 7. Ragam Gerak Ayun Gantung

1 2

3 4

(37)

5 6

7 8

No Nama dan Rangkaian Gerak Tari Hit. Uraian gerak Keterangan 8. Ragam Gerak Belitut

1 2

3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Langkah kaki kanan silang ke kiri. Diikuti kaki kiri di

belakang kaki kanan.

Langkah kaki kanan silang ke kiri. Diikuti kaki kiri di

belakang kaki kanan.

Maju kaki kanan.

Silang kaki kiri ke kanan putar badan.

Mundur kaki

(38)

5 6

7 8

8.

kanan.

Ayun kaki kiri ke depan dan diletakkan di samping kaki kanan.

No Nama dan Rangkaian Gerak Tari Hit. Uraian gerak Keterangan 9. Ragam Gerak Gelek

1 2

3 4

(39)

5 6

7 8

8.

kiri

dilangkahkan namun tetap berada di belakang kaki kanan.

Kaki kiri diletakka di samping kaki kanan.

2.6 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang mengupayakan peserta didik untuk mampu mengajarkan kepada peserta lain. Pengorganisasian pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka akan berbagi penghargaan bila mereka berhasil sebagai kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu metode pembelajaran yang mengupayakan peserta didik untuk mampu mengajarakan kepada peserta lain. Pembelajaran kooperatif mengacu kepada metode pengajaran yang menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.

(40)

Rustarmadi dkk., (2000: 6-7), Pembelajaran kooperatif memiliki ciri khusus sebagai berikut.

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3. Siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kesamaan dan perbedaan.

4. Pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antarsesama siswa, sebagai latihan hidup bermasyarakat.

5. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial. Pembelajaran kooperatif memunyai banyak manfaat bagi siswa. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut (Reliani, 2011:42).

1. Siswa dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama.

2. Siswa memunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan. 3. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

4. Mengurangi kecemasan siswa.

(41)

2.6.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja lebih berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Hasil pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi selama pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

(42)

2.7 Pembelajaran Kooperatif Metode STAD

Kooperatif metode STAD memiliki sifat etnik jauh lebih baik dari pada para siswa yang berada dalam kelas-kelas tradisional menurut Slavin (2010: 108). Dalam sistem penilaian STAD menggunakan sistem skor yang lebih menekankan pencapaian kemajuan dari pada sekedar presentase jawaban benar.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam praktik pembelajarannya siswa dibentuk ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari 4 atau 5 anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda. Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompok masing-masing untuk memastikan bahwa anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang diberikan. Kemudian siswa melaksanakan tes tentang materi yang diberikan dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya.

(43)

Nur dan Wikandari (Reliani 2011:47), STAD terdiri dari siklus kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

1. Mengajar : menyajikan pelajaran.

2. Belajar dalam tim : untuk menuntaskan materi pelajaran. 3. Tes: siswa mempraktikan gerak bedana.

4. Penghargaan tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota tim, dan sertifikat, laporan berkala kelas, atau papan pengumuman digunakan untuk memberi penghargaan kepada tim yang berhasil mencetak skor tinggi.

[image:43.595.114.505.468.746.2]

Menurut Trianto, langkah-langkah pembelajaran metode STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase. Fase-fase dalam pembelajaran ini seperti disajikan dalam table berikut ini.

Tabel 2.3 Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif Metode STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan/ menyampaikan informasi.

menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kelompok belajar.

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 Evaluasi.

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mepresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan.

(44)

individu dan kelompok. Trianto (2007: 48 49)

2.7.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Metode STAD.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD menurut Nur dan Wikandari, (2000:32-35) adalah sebagai berikut.

1. Bagilah kelompok ke dalam kelompok-kelompok, masing-masing terdiri dari empat atau lima anggota. Sebaiknya empat anggota; membuat tim terdiri dari empat atau lima anggota hanya apabila kelas tidak dapat dibagi habis dengan empat anggota. Untuk menempatkan kinerja akademik tertentu dan bagilah daftar siswa yang telah urut itu menjadi empat. Kemudian ambil satu siswa dari tiap perempatan itu sebagai anggota tiap tim, pastikan bahwa tim-tim yang terbentuk itu berimbang menurut jenis kelamin dan asal suku.

2. Selama belajar kelompok (satu atau dua periode kelas) tugas anggota adalah menguasai secara tuntas materi yang dipresentasikan dan membantu anggoa tim mereka menguasai secara tuntas materi tersebut.

3. Pada saat guru menjelaskan STAD, kepada siswa, bacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan tim, kemudian lakukanlah hal berikut.

(45)

b. Guru menyampaikan materi pelajaran. Kemudian siswa berlatih pada masing-masing kelompok. Siswa saling memerhatikan ragam gerak yang dipraktikan anggota keolompoknya, hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah masing-masing anggota sudah menguasai ragam gerak tari bedana. c. Beri penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri

kegiatan belajar sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota tim mereka mampu mempraktikan kesembilan ragam gerak tari bedana berdasarkan kriteria penilaian pada guru.

d. Pastikan siswa telah memahami. Oleh karena itu, penting bagi siswa pada akhirnya mengecek pekerjaan mereka sendiri dan teman satu tim mereka pada saat mereka berlatih menari bedana.

e. Berikan kesempatan kepada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka mengenai mempraktikan tiap ragam gerak tari bedana.

f. Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman satu timnya sebelum mengajukan kepada kelompok lain.

g. Pada saat siswa sedang bekerja dalam tim, berkelilinglah di dalam kelas, berikanlah pujian kepada tim yang bekerja baik dan secara bergantian duduklah bersama tiap tim untuk memerhatikan bagaimana anggota-anggota tim itu bekerja.

(46)

temannya pada saat tes praktik, mereka harus menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu.

5. Pengakuan kepada prestasi tim. Segera setelah Anda memberi penilaian praktik merekapitulasi nilai yang diperoleh siswa. Anda hendaknya mempersiapkan semacam pengakuan kepada tiap tim yang mencapai rata-rata untuk tiap anggota telah mencapai KKM. Anda dapat memberikan penghargaan melalui pujian dan hadiah kecil lainnya yang berfungsi untuk memotivasi para siswa dalam belajar tari bedana.

2.7.2 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD

Setiap model-model pembelajaran, pasti memunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD. Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut. 1. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

2. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Dapat meningkatkan kreativitas siswa.

4. Dapat mendengar, menghormati, serta menerima pendapat siswa lain. 5. Dapat mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

6. Dapat mengidentifikasikan perasaannya juga perasaan siswa lain.

7. Dapat meyakinkan dirirnya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan saling mengerti.

(47)

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran kooperatif metode STAD ini juga memiliki kekurangan sebagai berikut.

1. Setiap siswa harus berani berpendapat atau menjelaskan kepada teman-temannya

2. Siswa akan sedikit ramai.

3. Sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran kooperatif metode STAD ini harus lengkap.

4. Pembelajaran kooperatif metode STAD harus mengacu pada pedoman pelaksanaan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Slavin sebagai berikut.

1. Buatlah agar para siswa mengerjakan tiap persoalan atau contoh, atau mempersiapkan jawaban terhadap pertanyaan yang Anda berikan

2. Panggil siswa secara acak. Ini akan membuat para siswa selalu mempersiapkan diri mereka untuk menjawab.

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menari bedana dapat meningkat dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD. Hal ini didukung dengan adaya hasil dari penelitian tindak kelas yang dilakukan selama dua siklus.

Kemampuan peneliti dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran menari bedana meningkat. Pada siklus I kualitas RPP yang dibuat peneliti mencapai 77,5% kategori baik. Pada siklus II mencapai 100% dengan kategori baik sekali setelah penilaian RPP untuk setiap indikator mencapai skor tertinggi yaitu 5 dan memeroleh skor maksimum yaitu 40. Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklusnya.

(49)

Hasil kemampuan menari bedana pada kelas XI IPA 1 siklus I siswa yang telah mencapai KKM dan dapat dikatakan tuntas sebanyak 26 orang siswa dengan presentasi 86,67% meningkat pada siklus II dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 30 orang dengan presentasi 100%. Dengan demikian peningkatan siswa yang telah tuntas pada siklus I ke siklus II sebsar 13,33%. Semua nilai siswa sudah mencapai KKM yaitu 75. Pada siklus II penelitian dihentikan karena nilai semua siswa sudah tuntas dan nilai rata-rata mencapai 85.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan menari bedana melalui pembelajaran kooperatif metode STAD.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang diberikan adalah sebagai berikut.

1. Guru

a. Guru sebaiknya memvariasikan metode pembelajaran sehingga suasana kelas tidak membosankan dan proses pembelajaran di kelas lebih mudah diterima siswa, dan suasana belajar di dalam kelas menyenangkan.

b. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran menari bedana. Metode ini mudah dilakukan, murah dan efektif sehingga berpotensi untuk digunakan di sekolah-sekolah lain. c. Meningkatkan kemampuan menari bedana dan aktivitas siswa dalam

(50)

2. Sekolah

(51)

Gambar Halaman

3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindak Kelas ... 41

4.1 Grafik Hasil Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Bedana Siklus I ... 70

4.2 Grafik Hasil Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Bedana Siklus II ... 86

4.3 Peningkatan Kemampuan Pencapaian Ketuntasan Siswa dalam Kemampuan Menari Bedana Tiap Siklus ... 90

4.4 Peningkatan Gerak Tahtim ... 93

4.5 Peningkatan Gerak Khesek Gantung ... 94

4.6 Peningkatan Gerak Khesek Injing ... 94

4.7 Peningkatan Gerak Jimpang ... 95

4.8 Peningkatan Gerak Hombak Moloh ... 96

4.9 Peningkatan Gerak Ayun ... 96

4.10 Peningkatan Gerak Ayun Gantung ... 97

4.11Peningkatan Gerak Belitut ... 98

(52)

i Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR FOTO ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan penelitian ... 9

1.4 Manfaat penelitian ... 9

II. LANDASAN TEORI 2.1 Kemampuan Siswa ... 11

2.2 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 12

2.3 Pengertian Belajar ... 13

2.4 Pengertian Pembelajaran ... 15

2.5 Tari Bedana ... 17

2.5.1 Lagu Pengiring Tari Bedana ... 18

2.5.2 Busana Tari Bedana ... 19

2.5.3 Ragam Gerak Tari Bedana ... 23

2.6 Pembelajaran Kooperatif ... 30

2.6.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 31

2.7 Pembelajaran Kooperatif Metode STAD ... 32

2.7.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Metode STAD ... 35

2.7.2 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD ... 37

2.7.3 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Metode STAD ... 37

III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Lokasi ... 44

3.3 Sumber Data ... 44

3.4 Instrumen Penelitian ... 44

3.4.1 Observasi ... 45

(53)

ii

3.5.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 51

3.5.3 Lembar Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Menari Bedana ... 51

3.6 Teknik Ananlis Data ... 51

IV. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Siklus I ... 54

4.1.2 Siklus II ... 73

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

V. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 104

(54)

iii

Tabel Halaman

1.1 Daftar Nilai Mata Pelajaran Seni Tari

Siswa Kelas XI IPA 1 ... 4 2.1 Busana Tari Bedana ... 20 2.2 Tabel Ragam Gerak Tari Bedana ... 23 2.3 Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif

Metode STAD ... 34 3.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 39 3.2 Data Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Fransiskus

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2001-2012 ... 49 3.3 Pedoman Observasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran ... 45 3.4 Pedoman Observasi Akftifitas Siswa ... 46 3.5 Tolok Ukur Observasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dan Aktivitas Siswa ... 47 3.6 Penilaian Kemampuan Siswa Dalam

Menari Bedana ... 47 3.7 Kriteria tingkat kemampuan siswa

dalam menari bedana ... 52 4.1 Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

pada Siklus I ... 59 4.2 Hasil Observasi Akftifitas Siswa Siklus I ... 60 4.3 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Tahtim Siklus I... 63 4.4 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Gantung Siklus I ... 63 4.5 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Injing Siklus I... 64 4.6 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Jimpang Siklus I ... 65 4.7 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Hombak Moloh Siklus I ... 65 4.8 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Ayun Siklus I ... 66 4.9 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Ayun Gantung Siklus I ... 66 4.10Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Belitut Siklus I ... 67 4.11Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Gelek Siklus I ... 67 4.12 Hasil Penilaian Kemampuan Siswa dalam Menari

[image:54.595.157.503.184.757.2]
(55)

iv Gerak Tahtim Siklus II ... 80 4.16Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Gantung Siklus II ... 80 4.17Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Injing Siklus II ... 81 4.18Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Jimpang Siklus II ... 81 4.19Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Hombak Moloh Siklus II ... 82 4.20Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Ayun Siklus II ... 82 4.21Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Ayun Gantung Siklus II ... 83 4.22Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Belitut Siklus II ... 83 4.23Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Gelek Siklus II ... 84 4.24 Hasil Penilaian Kemampuan Siswa dalam Menari

Bedana Siklus II KKM 75 ... 85 4.25 Peningkatan Kemampuan Pencapaian Ketuntasan

Siswa dalam Kemampuan Menari Bedana ... 90 4.26 Peningkatan Hasil Penilaian Kemampuan Menari Bedana

Pada Siswa Kelas XI IPA 1 ... 92 4.27 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menari Bedana

(56)

v

Gambar Halaman

3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindak Kelas ... 41

4.1 Grafik Hasil Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Bedana Siklus I ... 70

4.2 Grafik Hasil Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Bedana Siklus II ... 86

4.3 Peningkatan Kemampuan Pencapaian Ketuntasan Siswa dalam Kemampuan Menari Bedana Tiap Siklus ... 90

4.4 Peningkatan Gerak Tahtim ... 93

4.5 Peningkatan Gerak Khesek Gantung ... 94

4.6 Peningkatan Gerak Khesek Injing ... 94

4.7 Peningkatan Gerak Jimpang ... 95

4.8 Peningkatan Gerak Hombak Moloh ... 96

4.9 Peningkatan Gerak Ayun ... 96

4.10 Peningkatan Gerak Ayun Gantung ... 97

4.11Peningkatan Gerak Belitut ... 98

4.12Peningkatan Gerak Gelek ... 98

(57)

vi kelompoknya ... 55

4.3 Dua kelompok yang sedang berlatih

menari bedana ... 56 4.4 Siswa mempresentasikan ragam gerak

tari bedana ... 89

(58)

vii 2. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam

gerak tahtim Siklus I ... 108

3. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak khesek gantung Siklus I... 109

4. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak khesek gantung Siklus I... 110

5. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak jimpang Siklus I... 111

6. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak hombak moloh Siklus I... 112

7. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak ayun Siklus I ... 113

8. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak ayun gantung Siklus I ... 114

9. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak belitut Siklus I ... 115

10. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak gelek Siklus I ... 116

11. Rincian Hasil Penilaian Aktifitas Siswa dalam Menari Bedana Siklus I ... 117

12. Keterangan Indikator Siklus I... 118

13. Rincian Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 117

14. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak tahtim Siklus II ... 118

15. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak khesek gantung Siklus II ... 119

16. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak khesek gantung Siklus II ... 120

17. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak jimpang Siklus II ... 121

18. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak hombak moloh Siklus II ... 122

19. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak ayun Siklus II... 123

20. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak ayun gantung Siklus II ... 124

21. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak belitut Siklus II ... 125

22. Tabulasi data hasil penilaian kemampuan siswa dalam gerak gelek Siklus II... 126

23. Rincian Hasil Penilaian Aktifitas Siswa dalam Menari Bedana Siklus II... 127

24. Keterangan Indikator Siklus II ... 128

25. RPP ... 129

(59)

Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR FOTO ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan penelitian ... 9

1.4 Manfaat penelitian ... 9

II. LANDASAN TEORI 2.1 Kemampuan Siswa ... 11

2.2 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 12

2.3 Pengertian Belajar ... 13

2.4 Pengertian Pembelajaran ... 15

2.5 Tari Bedana ... 17

2.5.1 Lagu Pengiring Tari Bedana ... 18

2.5.2 Busana Tari Bedana ... 19

2.5.3 Ragam Gerak Tari Bedana ... 23

2.6 Pembelajaran Kooperatif ... 30

2.6.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 31

2.7 Pembelajaran Kooperatif Metode STAD ... 32

2.7.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Metode STAD ... 35

2.7.2 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD ... 37

2.7.3 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Metode STAD ... 37

III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Lokasi ... 44

3.3 Sumber Data ... 44

3.4 Instrumen Penelitian ... 44

3.4.1 Observasi ... 45

(60)

3.5.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 51

3.5.3 Lembar Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Menari Bedana ... 51

3.6 Teknik Ananlis Data ... 51

IV. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Siklus I ... 54

4.1.2 Siklus II ... 73

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

V. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 104

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Akasara.

Basrowi, Dr.2006.Prosedur Penelitian Tindakan Kelas.Kediri: Jenggala Pustaka Utama.

Daryanto. 2009.Panduan Proses Pembelajaran. Jakarta: AV Publiser.

Firmansyah, Junaidi. dkk. 1996. Mengenal Tari Bedana.Bandar Lampung: Gunung Pesagi.

Hamalik, Oemar, Prof. Dr. 2001.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta : Bumi Aksara.

Ihsan, Fuad, Drs. H. 2008.Dasar-Dasar Kependidikan.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Miarso, Yusufhadi. 2005.Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Natallusia, 2011.Profil Kemampuan Mengajar Guru Biologi Kelas XII Pada SMA Kategori Rintisan Sekolah Standar Nasional(RSSN) Di Bandar Lampun.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Reliani, 2011.Peningkatan Pemahaman Unsur Intrinsik Cerita Pendek Melalui Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievment Division (STAD)Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Lampung.Universitas Lampung. Bandar Lampung Riyanto, Yatim.2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

(62)

Pendidikan.Bandung : Kencana.

Shadiq, Fadjar. 2000. Implikasi Kontruktivisme dalam Proses Pembelajaran.Buletin Depdiknas. Jakarta.

Slavin,R.E. 1995.Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Allyn and Bacon. Boston.

Sudjana, D. 2001.Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production.

Sumiati dan Arsa. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Thobroni dan Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran:

Pengembangan Pembelajaran Wacana dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka.

(63)

Tabel Halaman 1.1 Daftar Nilai Mata Pelajaran Seni Tari

Siswa Kelas XI IPA 1 ... 4 2.1 Busana Tari Bedana ... 20 2.2 Tabel Ragam Gerak Tari Bedana ... 23 2.3 Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif

Metode STAD ... 34 3.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 39 3.2 Data Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Fransiskus

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2001-2012 ... 49 3.3 Pedoman Observasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran ... 45 3.4 Pedoman Observasi Akftifitas Siswa ... 46 3.5 Tolok Ukur Observasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dan Aktivitas Siswa ... 47 3.6 Penilaian Kemampuan Siswa Dalam

Menari Bedana ... 47 3.7 Kriteria tingkat kemampuan siswa

dalam menari bedana ... 52 4.1 Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

pada Siklus I ... 59 4.2 Hasil Observasi Akftifitas Siswa Siklus I ... 60 4.3 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Tahtim Siklus I... 63 4.4 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Gantung Siklus I ... 63 4.5 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Injing Siklus I... 64 4.6 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Jimpang Siklus I ... 65 4.7 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Hombak Moloh Siklus I ... 65 4.8 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Ayun Siklus I ... 66 4.9 Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Ayun Gantung Siklus I ... 66 4.10Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

(64)

4.13Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

pada Siklus II ... 76 4.14Hasil Observasi Akftifitas Siswa Siklus II ... 78 4.15Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Tahtim Siklus II ... 80 4.16Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Gantung Siklus II ... 80 4.17Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Injing Siklus II ... 81 4.18Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Jimpang Siklus II ... 81 4.19Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Hombak Moloh Siklus II ... 82 4.20Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Ayun Siklus II ... 82 4.21Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Ayun Gantung Siklus II ... 83 4.22Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Belitut Siklus II ... 83 4.23Tabel Hasil Peolehan Skor Siswa Pada

Gerak Khesek Gelek Siklus II ... 84 4.24 Hasil Penilaian Kemampuan Siswa dalam Menari

Bedana Siklus II KKM 75 ... 85 4.25 Peningkatan Kemampuan Pencapaian Ketuntasan

Siswa dalam Kemampuan Menari Bedana ... 90 4.26 Peningkatan Hasil Penilaian Kemampuan Menari Bedana

Pada Siswa Kelas XI IPA 1 ... 92 4.27 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menari Bedana

Gambar

GambarCara pemakaian
GambarCara pemakaian
Tabel 2.3 Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
TabelHalaman

Referensi

Dokumen terkait

Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang. 1

Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran ragam gerak tari bedana dengan menggunakan metode latihan (

Berdasarkan hasil penelitian ditinjau dari proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten yang dibagi menjadi empat aspek yaitu

Data yang diperoleh dari pelaksana- an siklus I adalah secara keseluruhan ber- dasarkan hasil pengamatan aktifitas siswa mengenai pembelajaran model kooperatif STAD pada

terlihat lebih baik dibandingkan pertemuan sebelumnya, meskipun masih ada beberapa siswa yang bercanda dan masih ada siswa yang memanfaatkan waktu diskusi untuk

Pada pertemuan ketujuh pelatih meminta siswa untuk melakuka ragam gerak tari bedana yang telah diajarkan dari awal sampai terakhir, sesuai dengan pola lantai

Untuk mengetahui besarnya efektifitas atau peningkatan siswa yang diberikan perlakuan metode massed practice, jika diketahui Md adalah selisih rata- rata yaitu 1,38 dan Mpre

204 mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda. Penggunaan model pembelajaran kooperatif yaitu